Oleh:
Nama : EKO SUGIYANTO
NIM : 823681319
E-mail : eko.sg27@gmail.com
ABSTRAK
Kata kunci: Hasil belajar matematika, Penelitian Tindakan Kelas, model pembelajaran STAD
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Terkait dengan hal tersebut, Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Sehingga pendekatan tematik digunakan untuk peserta didik kelas I sampai kelas III.
Dengan pertimbangan waktu dan luasnya kajian permasalahan, maka penelitian ini dibatasi
pada kajian permasalahan pembelajaran matematika di sekolah dasar.
Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui
latihan bertindak atas pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efisien
(Puskur, 2002).
Berdasarkan hasil refleksi peneliti yang dilakukan sebelumnya dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2016, menunjukkan bahwa kualitas
pembelajaran matematika kelas III SDN 1 Tanggungharjo Kecamatan Grobogan relatif
rendah. Selain itu, hasil ulangan harian mata pelajaran metematika pada materi menghitung
luas bangun datar sebelumnya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masuh rendah.
Terdapat 7 siswa (41,18%) yang nilainya diatas KKM dan 10 siswa (58,82%) belum
mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65.
Berdasarkan dari kenyataan diatas maka perlu dilakukan suatau tindakan yang dapat
menyelesaikan permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas terutama dalam
pembelajaran matematika materi pokok menghitung luas bangun datar. Dalam menyikapi
permasalahan ini peneliti mencoba mengaktifkan siswa dengan mengajak siswa untuk
belajar secara kelompok atau cooperative learning. Pembelajaran kooperatif ini
menempatkan guru sebagai fasillitator.
Metode kooperatif yang paling sederhana adalah STAD (Student Team Achievement
Division). Dimana kelas dibagi menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 3 – 5 siswa. Pembelajaran ini menawarkan suatu model pembelajaran yang
akan menghasilkan individu selain menguasai materi juga mempunyai ketrampilan
kooperatif. Dengan bekal tersebut siswa akan siap menghadapi tantangan jaman yang
membutuhkan sikap saling kerjasama dan mampu bersaing dengan sehat.
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut, peneliti mengadakan
penelitian tentang “Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Luas Bangun Datar
Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Bagi Siswa Kelas III Semester 2 SDN
1 Tanggungharjo Tahun 2015/2016”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian
ini, adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi menghitung luas bangun datar.
2. Kurangnya pemahaman guru terhadap metode/strategi dan pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran, sehingga siswa kurang memahami terhadap materi yang disajikan oleh
guru.
3. Pembelajaran yang disajikan sangat membosankan, guru sangat oteritas dalam menjelaskan
materi pembelajaran.
4. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru.
5. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
C. ANALISIS MASALAH
Setelah diadakan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, maka ada beberapa
faktor yang menyebabkan siswa tidak berhasil dalam pembelajaran, diantaranya :
1. Guru terlalu cepat dalam memberikan konsep pembelajaran.
2. Guru kurang variasi dalam menyampaikan materi.
3. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam kelas.
4. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III semester 2
SDN 1 Tanggungharjo tahun 2015/2016?.
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
matematika tentang luas bangun datar pada siswa kelas III semester 2 SDN 1 Tanggungharjo
tahun 2015/2016?.
E. INDIKATOR KEBERHASILAN
Penelitian dikatakan berhasil dan ada peningkatan apabila keterampilan guru dalam
pembelajaran dapat meningkat serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
mencapai ketuntasan 75% dengan nilai KKM 65. Jadi apabila dalam kelas tersebut hasil yang
diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil
tersebut dicapai.
e. Guru perlu mengajak siswa untuk lebih aktif dalam berpendapat, bertanya dan menanggapi,
baik saat diskusi maupun diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
f. Guru perlu membimbing siswa secara berkelompok dengan mengadakan pendekatan secara
pribadi.
g. Pada akhir pembelajaran guru perlu melibatkan siswa secara aktif dalam menyimpulkan dan
merefleksi kegiatan pembalajaran pada hari tersebut. Kemudian mengajak siswa untuk
berdoa.
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Hasil perencanaan berupa merancang pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD serta penggunaan media kertas berpetak, membuat
rencana perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, dan merancang tes formatif.
b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada Jum’at, 15 April 2016 di kelas III SDN 1 Tanggungharjo
Grobogan dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 17 siswa. Pokok
bahasan pada siklus II yaitu mengenai menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
persegi dan persegi panjang dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan siklus ini
merupakan penerapan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD serta penggunaan
media pembelajaran kertas berpetak yang meliputi pra-kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan awal
Guru masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam, meminta siswa untuk duduk di
tempat duduknya masing-masing, dan mempersiapkan diri. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin teman-temannya berdoa, selanjutnya melakukan presensi dan menyiapkan
perangkat pembelajaran. Guru menanyakan kabar siswa dilanjutkan dengan mengulas materi
sebelumnya dengan bertanya jawab pada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan manfaat materi yang dipelajari pada hari tersebut.
b) Kegiatan inti
Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi pelajaran dan mengadakan tanya
jawab dengan siswa mengenai materi tersebut. Guru memberikan membentuk kelompok
diskusi, memberikan lembar materi, lembar kerja siswa dan meminta siswa untuk
mendiskusikan permasalahan yang diberikan. Tiap kelompok maju ke depan kelas untuk
melaporkan hasil diskusinya dan siswa lainnya diminta untuk memperhatikan. Guru
memberikan konfirmasi tentang jawaban dari setiap permasalahan yang diberikan,
melaporkan hasil diskusi dan menyimpulkan hasil diskusi kelas.
c) Kegiatan akhir
Guru memberi kesempatan bertanya pada seluruh siswa kemudian mengajak siswa
menyimpulkan dan merefleksi kegiatan pembelajaran pada hari tersebut. Guru memberikan
soal evaluasi untuk dikerjakan. Setelah soal evaluasi dikumpulkan, guru memberi tindak
lanjut berupa arahan pada siswa untuk belajar kembali tentang materi yang dipelajari. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
c. Pengamatan / observasi
Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format lembar observasi.
Observasi di tekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penggunaan media kertas berpetak, serta
partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut :
a) Hasil Observasi Kegiatan Guru
Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II yang dilakukan oleh teman sejawat
dapat diuraikan sebagai berikut :
Ketika pra pembelajaran sudah mempersiapkan alat dan media yang diperlukan dalam
pembelajaran, termasuk memeriksa kesiapan siswa.
Pada waktu membuka pelajaran guru memberi pertanyaan apersepsi terkait dengan
materi ajar, menyampaikan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran sehingga dapat
mengaitkan antara materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan, dan
disampaikan dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa.
Terhadap model pembelajaran kooperatif, guru melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kooperatif sesuai dengan langkah kegiatan yang direncanakan, sesuai dengan
tujuan/kompetensi yang hendak dicapai, menumbuhkan partisipasi aktif siswa, memfasilitasi
terjadinya interaksi antara siswa dengan sumber belajar, menggunakan bahasa lisan dan
tertulis dengan baik.
Dalam hal penilaian proses dan hasil belajar, guru sudah cukup baik memantau kemajuan
belajar siswa selama proses pembelajaran dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang telah dibuat, penyampaian pesan pembelajaran dengan bahasa lisan
dan tulis secara jelas, baik, dan benar.
Kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan merangkum materi bersama siswa,
melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan dan tugas pekerjaan rumah.
b) Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II diperoleh hasil observasi ketika proses
pembelajaran berlangsung, sebagai berikut :
Pada kegiatan pra pembelajaran siswa menerima pembelajaran, dan mendengarkan
secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang akan dicapai.
Pada waktu kegiatan inti, siswa memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi
pelajaran, aktif bertanya saat proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara siswa-
siswa-guru, siswa-materi pelajaran. Siswa mengerjakan tugas kerja kelompok dengan tenang
.
Kegiatan akhir, siswa turut aktif merangkum kesimpulan dari materi pelajaran, dan siap
menerima tugas pekerjaan rumah.
c) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II merupakan hasil tes individu pada
pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif STAD dan penggunaan
alat peraga kertas berpetak. Nilai dari setiap siswa dapat diketahui dari hasil pengerjaan tes
tertulis yang berjumlah 8 soal uraian. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus II adalah 17
siswa. Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa
dalam pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif STAD dan
penggunaan media kertas berpetak adalah 68,82, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah
40. Jumlah siswa tuntas 13 siswa dan belum tuntas 4 siswa, sehingga persentase ketuntasan
belajar klasikal adalah 76,47%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif siswa
pada siklus II telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu 75%.
d. Refleksi Siklus II
Data yang diperoleh pada penelitian siklus II berupa keterampilan guru, aktivitas siswa,
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran pembelajaran matematika kompetensi dasar
menghitung luas bangun datar dengan Metode kooperatif tipe STAD. Selanjutnya peneliti
bersama kolaborator menetapkan refleksi.
Hasil tes evaluasi siswa menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa
pada siklus II adalah 68,82. Siswa yang memenuhi KKM berjumlah 13 siswa dan siswa yang
belum memenuhi KKM sebanyak 4 siswa. Sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal
sebesar 76,47%. Dengan demikian, hasil belajar ranah kognitif siswa telah memenuhi kriteria
ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 75%.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka pembelajaran matematika kompetensi dasar
menghitung luas bangun datar dengan metode kooperatif tipe STAD sudah meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Terbukti dengan tercapainya
indikator keberhasilan yang diharapkan pada aspek tersebut. Mengacu pada hasil tersebut,
penelitian diberhentikan hanya sampai pada siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri dkk. (2011). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
_________. ( 2007). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. (2011). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nasution, (2006). Berbagai pendekatan dalam proses belajar & mengajar. Bandung: PT Bumi
Aksara.
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (2005). Jakarta:
Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. (2006). Jakarta: Menteri Pendidikan
Nasional.
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses: untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. (2007). Jakarta: BSNP
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Jakarta:
Lembaga Negara Republik Indonesia.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sri Anitah, W . (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana. (2009). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Suryanto, Adi dkk. (2011). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK dkk. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wina Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
ABSTRAK
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Perubahan Energi Bunyi Melalui Alat Musik
Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SDN Plakpak 3 Kec. Pegantenan
Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2016/2017”.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .......................................................................................
Halaman Pengesahan .............................................................................
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat .........................................................
Kata Pengantar .......................................................................................
Abstrak ...................................................................................................
Daftar Isi ................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................... 5
E. Batasan Masalah ...................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran .............................................. 6
B. Proses Belajar Mengajar IPA ................................... 7
C. Prestasi Belajar IPA ................................................. 8
D. Metode demonstrasi ................................................. 9
E. Motivasi Belajar ....................................................... 12
F. Gaya Belajar ............................................................. 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian ................... 18
B. Rancangan Penelitian ............................................... 19
C. Instrumen Penelitian ................................................. 22
D. Metode Pengumpulan Data ...................................... 26
E. Teknik Analisis Data ................................................ 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Item Butir Soal ........................................... 28
B. Analisis Data penelitian Persiklus ............................ 30
C. Pembahasan .............................................................. 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 41
B. Saran ......................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 43
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru
sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang
peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi
yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu
guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik
sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan
dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan
dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu
adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara
keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan
pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki
cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani
yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi
menjadi tujuan kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci
menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran ( Purwanto, 1988
Sekolah Dasar, khususnya di kelas IV masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini
terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran IPA, karena metode yang digunakan
adalah klasikal yaitu metode ceramah yang mana pembelajaran IPA tidak hanya
pemahaman materi saja, namun lebih kepada praktek atau demonstrasi, sehingga
pemahaman konsep pemelajaran IPA lebih dipahami oleh siswa. bertitik tolak dari hal
tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata pelajaran ipa dapat tercapai
dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. oleh sebab itu penggunaan
metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep IPA.
Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki
kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau
pokok bahasan yang diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan
IPA diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman siswa
siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu
aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat
secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep
perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan
uraian dari latar belakang tersebut diatas maka dalam penelitian ini memilih judul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Perubahan Energi Bunyi Melalui Alat
Musik Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SDN Plakpak 3 Kec.
B. Rumusan Masalah
melibatkan siswa untuk aktif sehingga siswa akan lebih mudah memahami tentang
pelajaran IPA khususnya materi perubahan energi melalui alat musik. Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
demonstrasi?
C. Tujuan Penelitian
demonstrasi.
demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian
demonstrasi.
2. Bagi guru dapat memberikan tambahan pengayaan cara mengajar dengan bantuan
3. Bagi lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu
E. Batasan Masalah
1. Konsep IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada pokok bahasan
3. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN Plakpak 3 Kec. Pegantenan
Kab. Pamekasan.
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UNIVERSITAS
TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UNIVERSITAS TERBUKA / UT
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,
1996: 14).
mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses
yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
B. Proses Belajar Mengajar IPA
unsur yang terdalam dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling
berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 200:
5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan
yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan
maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti
moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian peruatan guru dan siswa atas
dasar huungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu
2000:4).
mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.
Perubahan ini merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa
belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi
belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai
oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu
melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan
mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Disamping
itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar
IPA adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif
seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif ( pengetahuan ), afektif (sikap)
D. Metode Demonstrasi
Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana
guru melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta
dan di evaluasi oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa tidak melakukan
percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah
sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada apa yang
kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas,
dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda atau
alat seperti bagian tubuh manusia, atau bagian dari mesin jahit. Juga siswa dapat
menyaksikan kerjanya sesuatu alat atau mesin jahit. Bila siswa melakukan sendiri
demonstrasi tersebut, maka ia dapat mengerti juga cara menggunakan sesuatu alat itu
seperti menggunakan gunting untuk memotong kain. Dengan demikian siswa akan
mengerti cara-cara penggunaan sesuatu alat atau perkakas, atau suatu mesin sehingga
mereka dapat memilih dan memperbandingkan cara yang terbaik, juga mereka akan
mengetahui kebenaran dari sesuatu teori didalam praktek. Misalnya cara memasak roti
yang terbaik.
Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu
1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi
4. Apakah anda telah telah meneliti alat-alat, atau telah mencoba terlebih dahulu,
6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila
8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu
siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-
kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu direncanakan dapat diatasi melalui
pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih
mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibatnya selanjutnya memberikan
motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu
siswa dapat berpartisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat
mengembangkan kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga
Bila alatnya terlalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat menyebabkan
demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam hal ini
dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga bila waktu tidak
tersedia dengan cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus , atau tidak
tidak diikutsertakan maka proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa
menyertai dengan teknik yang lain atau mengkombinasikan dengan lain, sehingga
E. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang
lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap
2. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
yang pokok.
3. Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas
dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
2000:29).
Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang
perbuatan.
guru.
5) Minat yang besar : Motif akan timbul jika individu memiliki minat
yang besar.
belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti
dalam kenyataaan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak
ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan
agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan
F. Gaya Belajar
bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya
penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang
dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu
oleh kebisingan. Peserta didik visual ini berbeda dengan peserta didik auditori,
mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka mungkin banyak bicara dan
cenderung Impulsive, semau gue, dan kurang sabaran. Selama pelajaran, mereka
mungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu.
Cara mereka belajar boleh jadi tampak sembarangan dan tidak karuan.
Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis
kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori dan kinistik. Namun, 8
siswa siswanya sedemikian menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua
lainnya. Sehingga mereka mesti berupaya keras untuk memahami pelajaran bila
tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan cara yang
mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat multi
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk
penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan
ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat
Dalam penelitian ini tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai
guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu
kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang se objektif mungkin demi
1. Tempat Penelitian
untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Plakpak 3
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
4. Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN Plakpak 3 Kec. Pegantenan
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih
Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan
yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan dari mereka dalam
itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam
Sedangkan menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian
ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:
6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan
pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan
yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama ) dan membahas satu sub pokok
bahasan yang diakhiri dengan tes formatif diakhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi
4. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan
adalah pilihan guru (obyektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah diuji
coba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan
reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan
memenuhi syarat yang digunakan untuk mengambul data. Langkah-langkah analisis butir
a. Validitas Tes
soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung
( Suharmi Arikunto,
2001:72)
b. Realibilitas
Kriteria realibilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari
c. Taraf Kesukaran
adalah :
berikut :
d. Daya pembeda
Dimana :
D : Indeks diskriminasi
sebagai berikut :
pengolahan belajar dengan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes
formatif.
diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, kualitatif,
yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai
siswa juga untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memerikan evaluasi berupa
dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata
__
X=
Dengan : __
X = Nilai rata-rata
= Jumlah siswa
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor
65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat
85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk
P= x100%
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UNIVERSITAS
TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UNIVERSITAS TERBUKA / UT
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi
aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap
siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul
mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, realibitas,
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba
dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi :
1. Validitas
dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Dari perhitungan 46 soal
diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validitas soal-soal
Tabel 4.1 Soal valid dan tidak valid tes formatif siswa
Soal Valid Soal tidak Valid
2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 1, 5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 32, 33,
21 ,23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 36, 34, 35, 40, 46
37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45
2. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil
perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0,596. Harga ini lebih besar
dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 21) dengan r (95%) = 0,433.
Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.
- 21 soal mudah
- 15 soal sedang
- 10 soal sukar
4. Daya pembeda
rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek
sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 22 soal, berkriteria baik 8 soal. Dengan demikian
soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat-syarat validitas, reliabilitas, taraf
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran
yang mendukung.
tanggal 21 September 2016 di kelas IV dengan jumlah siswa 43 siswa. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I sebagai
berikut :
TT : Tidak tuntas
demonstrasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 78,1 dan ketuntasan
belajar mencapai 65,1% atau ada 28 siswa dari 43 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai > 65 hanya sebesar 65,1% lebih kecil
dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan
karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran
yang mendukung.
tanggal 28 September 2016 di kelas IV dengan jumlah siswa 43 siswa. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II.
TT : Tidak tuntas
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 80,1
dan ketuntasan belajar mencapai 74,4% atau ada 32 siswa dari 43 siswa sudah tuntas
belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya
peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa
setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya
siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa
3. Siklus III
a. Tahap perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran
yang mendukung.
tanggal 03 Oktober 2016 di kelas IV dengan jumlah siswa 43 siswa. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan
atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan
mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III.
TT : Tidak tuntas
Klasikal : Tuntas
Tabel 4.7 Rekapitulasi hasil tes pada siklus III
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 84,4
dan dari 43 siswa yang telah tuntas sebanyak 40 siswa dan 3 siswa belum
mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah
tercapai sebesar 93,02% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini
mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar
pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode
demonstrasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut :
dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses
belajar berlangsung
Pada siklus III guru telah menerapkan belajar dengan metode demonstrasi
dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan
proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi
terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah
memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
tercapai.
C. Pembahasan
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN
Plakpak 3 Kec. Pegantenan Kab. Pamekasan. Hal ini dapat dilihat dari semakin
belajar meningkat dari siklus I, II dan III) yaitu masing-masing 65,1%, 74,4%, dan
93,02%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif
terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
pembelajaran IPA pada pokok perubahan energi bunyi melalui alat musik dengan
penjelasan guru, mempraktekkan dan diskusi antar siswa/ antar siswa dengan guru.
langkah-langkah belajar dengan metode demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari
aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa
balik/evaluasi/ tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UNIVERSITAS
TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UNIVERSITAS TERBUKA / UT
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA / UT UNIVERSITAS TERBUKA /
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,1%, siklus II (74,4%), siklus III
(93,02%).
siswa hasil wawancara yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar
mengajar bahasa Indonesia lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang
melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang sederhana, di mana
yang dihadapinya
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan
Ali, Muhammad. 1996. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teacher. Allin and Bacon, Inc.
Boston
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metode Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin
University Press
Saliwangi, B. 1988. Pengantar Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: IKIP
Malang
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya