Unit Urea 1
Unit Urea 1
1. Unit Sintesa
Urea disintesis dengan mereaksikan NH3 cair dengan gas CO2 dari unit
ammonia dan larutan recycle karbamat dari unit recovery pabrik urea. Larutan dan
sintesa urea dikirim ke unit purifikasi untuk memisahkan ammonium karbamat dan
ammonia berlebih, setelah di Stripping dengan gas CO2 ammonia cair dipompakan
kedalam Reaktor melalui Ammonia Preheater dengan pompa Centrifugal Ammonia
Feed Pump.
Gas CO2 dikompresikan ke tekanan sintesa bersama dengan udara anti korosi
5000 ppm sebagai O2 dengan CO2 Kompresor jenis sentrifugal dengan pegerak
19
Steam Turbin (62-GB-101) bagian terbanyak dari gas CO2 dimasukkan ke Stripper
(62-DA-101) yang berguna untuk CO2 Stripping dan lainnya dikirim ke LP
Decomposer (62-DA-202) juga sebagai Stripping.
Larutan urea sintesa mencapai konversi sekali lewat (once-through) 67% di
dalam Reaktor, mengalir turun melalui pipa didalam Reaktor dan masuk menuju
Stripper secara gravitasi.
Gas dari top Reaktor, mengandung sejumlah kecil ammonia dan CO2, dikirim
ke Scrubber untuk didaur ulang ammonia dan CO2 memakai larutan karbamat
recycle, yang kemudian dikirim ke Reaktor (62-DC-101). Gas yang berasal dari top
Scrubber dikirim ke HP Absorber (62-EA-401) untuk selanjutnya ammonia dan
CO2 daur ulang kembali. Sebagian gas tersebut, yang masih mengandung oksigen
digunakan kembali sebagai udara anti korosi untuk Carbamate Condenser sisi
Shell.
Reaksi sintesa urea yang terjadi adalah :
2NH3(g) + CO2(g) → NH2COONH4(g)
NH2COONH4(l) → NH2CONH2(l) + H2O(g)
Selain reaksi diatas, selama sintesa terjadi juga reaksi samping yaitu
terbentuknya biuret dari urea :
2NH2CONH2(l) → NH2CONHCONH2(l) + NH3(l)
Reaksi antar CO2 dan NH3 menjadi urea berlangsung secara bolak-balik dan
sangat dipengaruhi oleh tekanan, temperatur, komposisi, dan waktu reaksi.
Perubahan ammonium karbamat menjadi urea dalam fase cair, sehingga
dibutuhkan temperatur dan tekanan yang tinggi. Temperatur dan tekanan tinggi
menambah konversi pembentukan urea, kalau temperatur rendah menyebabkan
konversi ammonia karbamat menjadi urea berkurang. Kondisi reaksi yang
optimum pada temperatur 200˚C dan tekanan 250 kg/cm2G, karena sifat-sifat
korosif dari zat-zat pereaksi dan produk di dalam Reaktor maka pada permukaan
yang mengalami kontak dengan campuran reaksi. Reaktor dilapisi dengan titanium,
penambahan sedikit oksigen bertujuan untuk melindungi Reaktor sehingga
diperoleh daya tahan yang lebih lama karena reaksi total pembuatan urea bersifat
eksotermis, maka temperatur Reaktor harus dikontrol benar. Pengontrolan
temperatur dapat diatur dengan :
a. Mengatur kelebihan ammonia yang akan masuk Reaktor;
b. Mengatur jumlah larutan recycle yang akan masuk Reaktor;
c. Memanaskan ammonia yang akan masuk Reaktor;
b. Unit Pencampuran
Umpan yang telah dilarutkan pada tangki Dillution dialirkan ke dalam
tangki Reaktor untuk mereaksikan umpan FeSO4 dan Na2CO3. Waktu
reaksi berlangsung selama 90 menit pada temperatur 50℃ dan kecepatan
pengadukan 200 rpm. Setelah reaksi berlangsung sempurna, produk
berupa slurry dialirkan kedalam tangki penampung slurry (tangki Buffer).
Indikator PH larutan 8 (bersifat normal).
c. Unit Pemisah
Produk slurry yang telah terbentuk berupa padatan FeCO3 dan larutan
Na2CO4 serta impurities bawaan bahan baku, dipisahkan melalui metode
penekanan (press) pada peralatan Filter Press. Pemisahan dilakukan pada
tekanan 7-8 bar untuk memisahkan padatan FeCO3 dan larutan Na2CO4.
Produk yang dihasilkan berupa cakeyang kemudian dicuci dengan
menggunakan air sebanyak 8m3 untuk menghilangkan sisa larutan
Na2CO4.
d. Unit Oksidasi
Produk cake yang telah dihasilkan pada unit pemisahan selanjutnya
dimasukkan ke dalam peralatan Rotary Oxidizer untuk mendapatkan
reaksi oksidasi. Waktu yang dibutuhkan untuk oksidasi selama 4 jam.
Indikator reaksi dapat dilihat melalui perubahan warna padatan dari abu-
abu menjadi coklat terang. Pada unit oksidasi ini, produk yang dihasilkan
sudah berupa adsorbent, namun masih dalam bentuk padatan kasar.
e. Unit Finishing
Produk adsorbent yang berupa padatan kasar selanjutnya dihaluskan
dengan mengggunakan Crusher. Hasil yang didapat berupa serbuk
kemudian dimasukkan ke dalam pencampuran adonan/Mixer dengan
mencampurkanair sebanyak 225 kg. Pencampuran tersebut bertujuan
untuk mengikat partikelpadatan halus/serbuk sehingga memudahkan pada
proses pembuatan pellet. Pellet Fe2O3 yang dihasilkan masih mengandung
air sebesar 40% wt. Untuk mendapatkan produk akhir, Pellet Fe2O3
dikeringkan didalam Tray Dryer pada temperatur 130℃. kandungan air
dalam produk akhir sebesar 2%wt. Produk akhir yang didapat selanjutnya
dikemas di dalam Drum.
b. Unit Pemisah
1. Filter Press (71-FP-1030)
Filter Press (71-FP-1030) berfungsi untuk memisahkan padatan
FeCO3dan larutan Na2CO4 serta impurities bawaan bahan baku.
c. Unit Oksida
1. Rotary Oxidizer (71-OD-1001)
Rotary Oxidizer (71-OD-1001) berfungsi untuk mengoksidasi cake
FeCO3 dengan udara O2. Proses oksidasi dilakukan dengan udara O2
pada temperatur 50℃ selama 4 jam. Udara panas yang didapat melalui
Heater dihembuskan oleh Blower Fan.
d. Unit Finishing
1. Crusher
Crusher berfungsi untuk melembutkan cake yang berasal dari outlet
(71-OD-1001) menjadi powder halus/halus.
2. Mixer
Mixer berfungsi untuk mengikat partikel paatan halus/serbuk dengan
mencampurkan serbuk dengan air sehingga memudahkan pada proses
pembentukan pellet.
3. Pelletizer
Pelletizer berfungsi membentuk produk berupa pellet dengan ukuran
panjang 5-7 mm dan diameter 5-7 mm.
4. Tray Dryer
Tray dryer berfungsi untuk mengeringkan atau menghilangkan
kandungan air yang terdapat didalam pellet. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan Crushing Strenght produk Fe2O3. Proses pengering
dilakukan pada temperatur 130℃ selama 4 jam. Udara panas
didapatkan melalui steam yang dihembuskan oleh fan. Setelah proses
pengeringan selesai, produk siap untuk dikemas.