19
ABSTRAK
Sebuah rangkaian listrik arus searah akan semakin sulit dianalisis seiring
dengan makin kompleksnya rangkaian itu. Hingga pada suatu saat sebuah
rangkaian listrik arus searah tidak dapat lagi dianalisis secara manual. EWB,
adalah program komputer yang dapat menganalisisnya, namun program ini tidak
menampilkan proses analisisnya. Sehingga program ini tidak dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran. Padahal, rangkaian listrik arus searah adalah materi
dasar dalam ilmu elektronika, sehingga harus dipahami dengan baik.
Untuk menganalisis rangkaian listrik arus searah, ada beberaba metode
yang dapat digunakan, salah satunya adalah yang digunakan dalam pembuatan
program komputer ini, yaitu metode Maxwell. Metode ini menggunakan kedua
hukum Kirchoff secara bersamaan pada loop. Loop yang dipilih adalah loop yang
tidak terdapat komponen listrik di dalamnya. Analisis mengguanakan metode ini
akan menghasilkan sebuah sistem persamaan linier.
Sistem persamaan linier di atas kemudian diselesaikan dengan metode
Gauss-Jordan. Metode ini menggunakan operasi baris elementer yang dapat
dicari rumus iterasinya. Sehingga, penyelesaiannya dapat menggunakan
pemrograman komputer dengan perhitungan numerik.
Program komputer yang dihasilkan melalui skripsi ini menganalisis
sebuah rangkaian listrik arus searah dengan menghitung kuat arus yang mengalir
pada tiap-tiap cabang. Selain dapat menampilkan secara langsung kuat arus pada
tiap-tiap cabang, program komputer ini dapat juga menampilkan proses
analisisnya, sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Program komputer ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan
memperbaiki cara pembuatan rangkaian, sehingga rangkaian dapat dibuat lebih
kompleks lagi atau dengan menghitung besaran-besaran lain, seperti: tegangan,
energi atau daya yang diberikan pada tiap-tiap komponen, dan lain-lain.
20
ABSTRAK
21
ABSTRAK
Kata Kunci: Bentuk Daun, Simulasi, Model Cellular Automata Sistem Substitusi.
22
ABSTRAK
Fanani, M Ifan. 2006. Simulasi Penyebaran Virus pada Sel dengan Model
Mobile Cellular Automata. Skripsi. Program Studi Fisika, Jurusan
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Johanis A. Rampisela, M.S, (II)
Drs. Sutrisno, M.T.
Dalam dua dekade yang lalu, banyak pendekatan yang dipilih untuk
memodelkan aspek-aspek yang berbeda dalam sistem kekebalan. Persamaan
diferensial adalah salah satu model yang paling umum dan secara khas digunakan
untuk mensimulasikan proses imunisasi dan penyebaran penyakit tertentu. Model
ini mencoba mengidentifikasi parameter-parameter kritis yang mempengaruhi
kedua proses tersebut.
Salah satu model yang sedang dikembangkan adalah Cellular Automata,
model ini dikembangkan untuk mensimulasikan proses imunisasi dan penyebaran
penyakit. Tujuan pengembangan ini adalah menerapkan model Cellular
Automata untuk menggambarkan proses penyebaran virus pada sel. Model
Cellular Automata tersebut mempunyai ide dasar mengubah suatu lokasi tertentu
dengan berdasarkan keadaan lokasi tetangga yang berdekatan. Pada program,
lokasi diidentikkan dengan sel yang berbentuk persegi. Di dalam tubuh mahkluk
hidup terdapat banyak sel, dimana sel-sel tersebut terbagi menjadi sel hidup, sel
mati, sel teridentifikasi, sel terjangkit, sel terinfeksi, dan sel kebal.
Algoritma dari simulasi penyebaran virus pada sel adalah bergantung
pada kondisi sel tetangganya. Perubahan tiap waktu dari sel bergantung dari
jumlah delapan sel tetangganya. Perubahan sel adalah perubahan angka pada
stringgrid. Pembuatan simulasi penyebaran virus pada sel menggunakan bahasa
pemrograman Borland Delphi 7.0. Hasil akhir dari algoritma Cellular Automata
ternyata menyerupai apa yang terjadi pada proses penyebaran virus pada sel yang
dikembangkan oleh Catherine Beauchemin pada bulan Januari tahun 2006.
Berdasarkan hasil pengembangan model Mobile Cellular Automata
dalam simulasi penyebaran virus pada sel, ternyata masih banyak kekurangan
dalam program. Untuk itu sangat disarankan untuk mengembangkan program
terutama proses perkembangan sel kebal. Selain itu program ini dapat disarankan
untuk pembelajaran dalam bidang Fisika Biologi.
23
ABSTRAK
24
ABSTRAK
Salju merupakan salah satu fenomena alam yang sangat menarik. Salju
terdiri dari beberapa serpihan salju dan kristal salju yang memiliki banyak
macam bentuk yang unik dan cukup indah, diantaranya bentuk piringan
heksagonal sederhana, bentuk jarum, dan banyak lainnya. Simulasi komputer
dapat digunakan untuk membuat banyak macam permodelan baru yang dapat
mensimulasikan fenomena yang terjadi di alam. Salah satunya adalah model
perkembangan kristal salju. Simulasi komputer merupakan salah satu cara untuk
memprediksi bagaimana terjadinya sebuah evolusi, dan sebuah pola
perkembangan satu sel dasar dengan aturan tertentu menjadi bentuk yang
menyerupai perkembangan kristal salju yang ada di alam. Perkembangan kristal
salju dapat disimulasikan menggunakan model Cellular Automata. Program
simulasi yang pernah ada hanya menyediakan petunjuk dan tampilan simulasi,
tanpa menyediakan petunjuk pembuatan. Seperti yang telah dikemukakan
Stephen Wolfram yang mengenalkan Cellular Automata sebagai ilmu
pengetahuan baru yang dapat mensimulasikan banyak macam fenomena yang
terjadi di alam. Penulis berkeinginan untuk membuat program simulasi mengenai
perkembangan kristal salju yang mudah dipahami yang divisualisasikan
menggunakan model Cellular Automata dengan sel heksagonal. Tujuan skripsi
ini adalah mensimulasikan perkembangan kristal salju dengan model Cellular
Automata sel heksagonal. Program Simulasi Perkembangan Kristal Salju dibuat
menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.
Skripsi ini menghasilkan program simulasi yang dapat mensimulasikan
perkembangan kristal salju menjadi beberapa bentuk serpihan salju seperti yang
ada di alam. Serpihan salju yang dapat disimulasikan dalam program ini adalah
serpihan salju yang memiliki bentuk Tipe Prisma Sederhana, Tipe Piringan
Bintang, dan Tipe Piringan Sektor yang memiliki sel heksagonal. Perkembangan
kristal salju sel heksagonal disimulasikan menggunakan Cellular Automata 2
dimensi sel heksagonal dengan menggunakan aturan tertentu yang memperhati-
kan 6 tetangga terdekatnya. Berdasarkan hasil program disarankan agar
dilakukan pengembangan program lebih lanjut untuk mensimulasikan banyak
lagi perkembangan kristal salju yang tidak hanya memiliki sel heksagonal.
25
ABSTRAK
26
ABSTRAK
Anggraeni, Nur B. R. 2006. Simulasi Aliran Fluida dengan Metode Lattice Gas
Automata (LGA). Skripsi. Program Studi Fisika, Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Malang.Pembimbing: (I) Drs. Johanis .A. Rampisela M.S.
(II) Drs. Purbo Swasono, M.Si.
Kata kunci: Aliran fluida, Lattice Gas Automata (LGA), FHP model lain.
27
ABSTRAK
Kata Kunci: Handphone, Kabel Data, COM/USB Port, SMS, Complex mobile
protocol.
29
ABSTRAK
30
ABSTRAK
Persepsi visual merupakan suatu hal yang menarik dan telah dipelajari
selama berabad-abad. Stephen Wolfram telah mengembangkan metode baru yang
dapat menjelaskan pemahamaman tentang persepsi visual yaitu dengan
menggunakan program komputer dengan model cellular automata.
Pada skripsi ini dihasilkan program komputer yang menggunakan model
cellular automata sistem substitusi dengan menggunakan bahasa pemrograman
Borland Delphi 7.0 untuk mensimulasikan persepsi visual. Pada pemrograman
persepsi visual ini terdapat 2 jenis persepsi visual yaitu persepsi warna (respon
sel terhadap warna) dan persepsi bentuk (respon sel terhadap bentuk). Pada
persepsi warna digunakan aturan cellular automata satu dimensi sebagai image
pada retina (keadaan awal program), kemudian direspon oleh salah satu bentuk
dari 16 kemungkinan yang ada dengan mensubstitusikan warna tertentu. Pada
persepsi bentuk digunakan metode representasi wilayah dengan pohon-empatan
yaitu setiap satu sel akan disubstitusi menjadi 4 sel.
Program persepsi warna menghasilkan suatu gambaran dimana suatu
warna yang dominan mempengaruhi warna yang lain. Sedangkan program
persepsi bentuk menghasikan suatu program yang menggambarkan proses
bagaimana sesuatu terlihat dari dekat ke jauh. Bentuk yang dihasilkan merupakan
suatu koleksi dari beberapa pola atau dapat dikatakan merupakan suatu kesatuan
dan tidak independen pada setiap pixel.
31