Anda di halaman 1dari 13

ABSTRAK

Farihah, Tatik. 2006. Aplikasi Database untuk Pengolahan Nilai dan


Pelaksanaan Praktikum di laboratorium Fisika Dasar UM. Skripsi,
Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
Pembimbing: (I) Drs. Purbo Suwasono, M. Si. (II) Drs. Johanis A.
Rampisela, M. S.

Kata kunci: database, data, praktikum, penilaian.

Matakuliah praktikum Fisika Dasar menjadi matakuliah wajib bagi


mahasiswa baru jurusan Fisika semester 1 dan semester 2. Selama pelaksanaan
praktikum, pembimbing praktikum harus mempersiapkan segala hal yang
mendukung diantaranya adalah penilaian praktikum dan segala data yang
berhubungan dengan kegiatan praktikum. Data yang dimaksudkan adalah data
nilai, mahasiswa, asisten, dosen pembimbing praktikum, jenis praktikum, dan
jadwal praktikum. Pengolahan data yang dikerjakan dengan cara manual akan
mengakibatkan sulitnya mendapatkan data secara cepat.
Selama ini pengolahan nilai praktikum di laboratorium Fisika Dasar
menggunakan pemrograman Microsoft Excel. Karena keterbatasan yang dimilki
oleh Microsoft Excel, maka dibuatlah program database praktikum yang
menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0 yang bekerja dalam
sistem operasi Windows. Delphi merupakan bahasa pemrograman yang
mempunyai cakupan kemampuan yang luas dan sangat canggih. Berbagai jenis
aplikasi yang dapat dibuat dengan Delphi, termasuk aplikasi untuk megolah teks,
grafik angka, database dan aplikasi web. Selain itu, Delphi mempunyai kualitas
yang tinggi dalam pengembangan visual, kecepatan compiler yang tinggi, pola
desain dan pemakaiannya bisa dibuat sesuai dengan keinginan pemrogram. Pada
pembuatan program database praktikum ini digunakan batuan paradox karena
kemudahannya untuk berintegrasi dengan Delphi. Hal ini bisa dipahami sebab
sistem yang digunakan paradox adalah Borland Database Engine(BDE). Dengan
kelebihan yang dimiliki oleh Delphi, maka program database praktikum ini dapat
menyajikan data dengan cepat dan tepat.

19
ABSTRAK

Salim, Agus. 2006. Soal-soal Interaktif Rangkaian Listrik Arus Searah


Menggunakan Macromedia Flash. Skripsi. Program Studi Fisika Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Edi
Supriyana, M.Si, (II) Drs. Johanis A. Rampisela, M.S.

Kata Kunci: arus searah, metode Maxwell, eliminasi Gauss-Jordan.

Sebuah rangkaian listrik arus searah akan semakin sulit dianalisis seiring
dengan makin kompleksnya rangkaian itu. Hingga pada suatu saat sebuah
rangkaian listrik arus searah tidak dapat lagi dianalisis secara manual. EWB,
adalah program komputer yang dapat menganalisisnya, namun program ini tidak
menampilkan proses analisisnya. Sehingga program ini tidak dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran. Padahal, rangkaian listrik arus searah adalah materi
dasar dalam ilmu elektronika, sehingga harus dipahami dengan baik.
Untuk menganalisis rangkaian listrik arus searah, ada beberaba metode
yang dapat digunakan, salah satunya adalah yang digunakan dalam pembuatan
program komputer ini, yaitu metode Maxwell. Metode ini menggunakan kedua
hukum Kirchoff secara bersamaan pada loop. Loop yang dipilih adalah loop yang
tidak terdapat komponen listrik di dalamnya. Analisis mengguanakan metode ini
akan menghasilkan sebuah sistem persamaan linier.
Sistem persamaan linier di atas kemudian diselesaikan dengan metode
Gauss-Jordan. Metode ini menggunakan operasi baris elementer yang dapat
dicari rumus iterasinya. Sehingga, penyelesaiannya dapat menggunakan
pemrograman komputer dengan perhitungan numerik.
Program komputer yang dihasilkan melalui skripsi ini menganalisis
sebuah rangkaian listrik arus searah dengan menghitung kuat arus yang mengalir
pada tiap-tiap cabang. Selain dapat menampilkan secara langsung kuat arus pada
tiap-tiap cabang, program komputer ini dapat juga menampilkan proses
analisisnya, sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Program komputer ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan
memperbaiki cara pembuatan rangkaian, sehingga rangkaian dapat dibuat lebih
kompleks lagi atau dengan menghitung besaran-besaran lain, seperti: tegangan,
energi atau daya yang diberikan pada tiap-tiap komponen, dan lain-lain.

20
ABSTRAK

Etikawati, Anida. 2006. Model Cellular Automata Secara Umum. Skripsi.


Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing:
(I) Drs. Johanis A. Rampisela, M.S., (II) Drs. Sutrisno, M.T.

Kata Kunci: Cellular automata, model cellular automata, cellular automata 1


dimensi.

Pada awalnya terdapat suatu pemikiran bahwa semua aturan berdasarkan


pada persamaan matematika yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan segala
keadaan di dunia. Kemudian diperkenalkan sebuah ilmu baru yang bergantung
pada aturan yang lebih umum yang dapat diwujudkan dengan program komputer
yang sederhana. Stephen Wolfram menyatakan bahwa dalam program yang
sederhana tersebut terdapat keuniversalan yang dapat menguraikan sejumlah
fenomena yang ada di alam dengan model cellular automata, misalnya mencari
bentuk daun, bentuk kristal salju, pola kulit binatang, dan bentuk-bentuk artistik.
Berbagai macam model cellular automata dibahas secara lebih mendalam oleh
Stephen Wolfram dalam bukunya A New Kind of Science.
Cellular automata berkembang menurut aturan tertentu dimana aturan
tersebut menentukan warna sel pada langkah selanjutnya yang dipengaruhi oleh
warna dari sel itu sendiri atau warna sel itu sendiri dan warna dari tetangga kanan
dan kiri dari sel tersebut pada langkah sebelumnya. Keadaan awal diperoleh
dengan menempatkan sel tertentu. Perubahan keadaan didasarkan pada keadaan
sel tetangga terdekat serta aturan yang telah ditentukan dan bergerak dari waktu
ke waktu.
Skripsi ini bertujuan untuk membuat program komputer yang dapat
menjelaskan berbagai macam model cellular automata secara umum, dimana
cellular automata yang dibahas adalah cellular automata 1 dimensi. Model-
model tersebut adalah elementary cellular automata, totalistic cellular
automata, mobile automata, turing machines, substitution systems, sequential
substitution systems, tag systems, cyclic tag system, register machines dan
symbolic systems.
Teknik pemrograman yang digunakan pada skripsi ini adalah teknik
pemrograman visual dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi
7. Pada bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0 diperlukan beberapa komponen
dan prosedur untuk menyusun program. Hasil program merupakan gabungan dari
keadaan sistem dari langkah pertama sampai langkah ke-n.
Dengan adanya program cellular automata ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai berbagai macam model
cellular automata secara umum.

21
ABSTRAK

Priyo Sembodo, Bibing. 2006. Simulasi Bentuk Daun dengan Menggunakan


Model Cellular Automata Sistem Substitusi. Skripsi. Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Johanis A.
Rampisela, M.Si. (II) Drs. Sutrisno, M.T.

Kata Kunci: Bentuk Daun, Simulasi, Model Cellular Automata Sistem Substitusi.

Bentuk-bentuk daun sangat beragam. Antara satu tanaman dengan yang


lainnya memiliki bentuk daun yang hampir tidak pernah sama. Stephen Wolfram
dalam bukunya A New Kind of Science melakukan simulasi berbantuan komputer
untuk mendapatkan bentuk-bentuk daun. Dibahas bahwa bentuk daun dibentuk
oleh aturan dasar pertumbuhan yang serupa dengan pembentukan pola
pencabangan pada tanaman (Wolfram, 2002:401). Aturan dasar pertumbuhan
untuk pola pencabangan tanaman disusun dari mengamati pencabangan tanaman
di alam. Model cellular automata sistem substitusi untuk simulasi bentuk daun
disusun dari sistem substitusi untuk mensimulasikan pola pencabangan tanaman.
Aturan dasar pertumbuhan untuk pola pencabangan tanaman digunakan
untuk mensimulasikan bentuk-bentuk daun. Stephen Wolfram mendapatkan
banyak kemiripan dari model yang didapatkan dan garis luar dari sejumlah
bentuk-bentuk daun.
Skripsi ini membahas simulasi berbantuan komputer untuk mendapatkan
bentuk-bentuk daun dengan aturan dasar yang sama dengan yang dilakukan oleh
Stephen Wolfram dan mempraktekkannya secara lanjut. Program skripsi ini
dibuat dengan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.
Nilai jumlah cabang, panjang-panjang dari setiap cabang dan sudut dari
aturan pencabangan dalam simulasi sangat menentukan bentuk yang terjadi untuk
mendapatkan hasil simulasi bentuk daun yang tepat. Hasil-hasil simulasi untuk
bentuk daun dengan menggunakan model cellular automata sistem substitusi dari
program skripsi ini menunjukkan bentuk-bentuk yang bervariasi yang dapat
menyerupai bentuk-bentuk daun yang digunakan sebagai sampel.

22
ABSTRAK

Fanani, M Ifan. 2006. Simulasi Penyebaran Virus pada Sel dengan Model
Mobile Cellular Automata. Skripsi. Program Studi Fisika, Jurusan
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Johanis A. Rampisela, M.S, (II)
Drs. Sutrisno, M.T.

Kata Kunci : Cellular Automata, Mobile Automata, Penyebaran Virus, Simulasi,


Delphi 7.0.

Dalam dua dekade yang lalu, banyak pendekatan yang dipilih untuk
memodelkan aspek-aspek yang berbeda dalam sistem kekebalan. Persamaan
diferensial adalah salah satu model yang paling umum dan secara khas digunakan
untuk mensimulasikan proses imunisasi dan penyebaran penyakit tertentu. Model
ini mencoba mengidentifikasi parameter-parameter kritis yang mempengaruhi
kedua proses tersebut.
Salah satu model yang sedang dikembangkan adalah Cellular Automata,
model ini dikembangkan untuk mensimulasikan proses imunisasi dan penyebaran
penyakit. Tujuan pengembangan ini adalah menerapkan model Cellular
Automata untuk menggambarkan proses penyebaran virus pada sel. Model
Cellular Automata tersebut mempunyai ide dasar mengubah suatu lokasi tertentu
dengan berdasarkan keadaan lokasi tetangga yang berdekatan. Pada program,
lokasi diidentikkan dengan sel yang berbentuk persegi. Di dalam tubuh mahkluk
hidup terdapat banyak sel, dimana sel-sel tersebut terbagi menjadi sel hidup, sel
mati, sel teridentifikasi, sel terjangkit, sel terinfeksi, dan sel kebal.
Algoritma dari simulasi penyebaran virus pada sel adalah bergantung
pada kondisi sel tetangganya. Perubahan tiap waktu dari sel bergantung dari
jumlah delapan sel tetangganya. Perubahan sel adalah perubahan angka pada
stringgrid. Pembuatan simulasi penyebaran virus pada sel menggunakan bahasa
pemrograman Borland Delphi 7.0. Hasil akhir dari algoritma Cellular Automata
ternyata menyerupai apa yang terjadi pada proses penyebaran virus pada sel yang
dikembangkan oleh Catherine Beauchemin pada bulan Januari tahun 2006.
Berdasarkan hasil pengembangan model Mobile Cellular Automata
dalam simulasi penyebaran virus pada sel, ternyata masih banyak kekurangan
dalam program. Untuk itu sangat disarankan untuk mengembangkan program
terutama proses perkembangan sel kebal. Selain itu program ini dapat disarankan
untuk pembelajaran dalam bidang Fisika Biologi.

23
ABSTRAK

Nurhayati. 2006. Simulasi Penyembuhan Luka pada Kulit dengan Model


Substitution Systems Cellular Automata. Skripsi. Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negari Malang. Pembimbing: (I) Drs. Johanis A. Rampisela,
M.S., (II) Drs. Sutrisno, M.T.

Kata Kunci: Substitution Systems Cellular Automata, Penyembuhan luka,


Simulasi

Ketika mengalami luka dan mengeluarkan darah, maka pendarahan akan


terjadi, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun
pulih. Proses penyembuhan luka (dalam hal ini kulit), yang berperan aktif adalah
sel darah (trombosit). Secara teoritis, penyembuhan luka telah banyak
diterangkan dalam buku-buku. Dengan berkembangnya teknologi, maka proses
penyembuhan luka dapat disimulasikan dengan menggunakan bantuan komputer.
Pada program Simulasi Penyembuhan Luka pada Kulit dengan Model
Substitution Systems Cellular Automata ini dapat menggambarkan proses
penyembuhan luka secara umum. Luka pada kulit yang disimulasikan adalah
luka tanpa infeksi. Proses pembekuan darah dan penutupan luka oleh benang
fibrin yang dijelaskan dengan menggunakan cellular automata sistem substitusi
merupakan bagian utama dalam program ini. Program simulasi ini menggunakan
bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0.
Sistem substitusi merupakan salah satu contoh cellular automata yang
dibentuk dengan cara mengubah elemen-elemen awal menjadi blok elemen baru
dengan menggunakan aturan tertentu. Aturan yang digunakan dalam program ini
disesuaikan dengan proses penyembuhan luka, yaitu: pembekuan darah, proses
penutupan luka, pengeringan, dan pengelupasan.
Hasil program simulasi penyembuhan luka pada kulit dengan model
substitution systems cellular automata yang telah dibuat, diharapkan dapat
membantu untuk menjelaskan proses penyembuhan luka. Program ini masih
dapat dikembangkan lebih lanjut misalnya dengan tampilan visualisasi tiga
dimensi, atau dengan menambahkan permasalahan luka kulit dengan terjadi
infeksi.

24
ABSTRAK

Ekowati, Tanti. D. 2006. Simulasi Perkembangan Kristal Salju dengan Model


Cellular Automata Sel Heksagonal. Skripsi. Program Studi Fisika Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing:
(I) Drs. Johanis A. Rampisela, M.S, (II). Drs. Parno, M.Si.

Kata Kunci: Cellular Automata, Salju, Simulasi, Borland Delphi7.

Salju merupakan salah satu fenomena alam yang sangat menarik. Salju
terdiri dari beberapa serpihan salju dan kristal salju yang memiliki banyak
macam bentuk yang unik dan cukup indah, diantaranya bentuk piringan
heksagonal sederhana, bentuk jarum, dan banyak lainnya. Simulasi komputer
dapat digunakan untuk membuat banyak macam permodelan baru yang dapat
mensimulasikan fenomena yang terjadi di alam. Salah satunya adalah model
perkembangan kristal salju. Simulasi komputer merupakan salah satu cara untuk
memprediksi bagaimana terjadinya sebuah evolusi, dan sebuah pola
perkembangan satu sel dasar dengan aturan tertentu menjadi bentuk yang
menyerupai perkembangan kristal salju yang ada di alam. Perkembangan kristal
salju dapat disimulasikan menggunakan model Cellular Automata. Program
simulasi yang pernah ada hanya menyediakan petunjuk dan tampilan simulasi,
tanpa menyediakan petunjuk pembuatan. Seperti yang telah dikemukakan
Stephen Wolfram yang mengenalkan Cellular Automata sebagai ilmu
pengetahuan baru yang dapat mensimulasikan banyak macam fenomena yang
terjadi di alam. Penulis berkeinginan untuk membuat program simulasi mengenai
perkembangan kristal salju yang mudah dipahami yang divisualisasikan
menggunakan model Cellular Automata dengan sel heksagonal. Tujuan skripsi
ini adalah mensimulasikan perkembangan kristal salju dengan model Cellular
Automata sel heksagonal. Program Simulasi Perkembangan Kristal Salju dibuat
menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.
Skripsi ini menghasilkan program simulasi yang dapat mensimulasikan
perkembangan kristal salju menjadi beberapa bentuk serpihan salju seperti yang
ada di alam. Serpihan salju yang dapat disimulasikan dalam program ini adalah
serpihan salju yang memiliki bentuk Tipe Prisma Sederhana, Tipe Piringan
Bintang, dan Tipe Piringan Sektor yang memiliki sel heksagonal. Perkembangan
kristal salju sel heksagonal disimulasikan menggunakan Cellular Automata 2
dimensi sel heksagonal dengan menggunakan aturan tertentu yang memperhati-
kan 6 tetangga terdekatnya. Berdasarkan hasil program disarankan agar
dilakukan pengembangan program lebih lanjut untuk mensimulasikan banyak
lagi perkembangan kristal salju yang tidak hanya memiliki sel heksagonal.

25
ABSTRAK

Wulandari, Catur. 2006. Solusi Persamaan Gelombang dengan Continuous


Cellular Automata. Skripsi. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Malang. Pembimbing: (I) Drs. Johanis A. Rampisela, M.S.,
(II) Drs. Purbo Suwasono, M.Si.

Kata Kunci: solusi, persamaan gelombang, Continuous Cellular Automata.

Persamaan diferensial gelombang dapat dicari solusinya dengan


menggunakan metode analitik maupun numerik. Perkembangan teknologi
dewasa ini, tidak bisa lepas dari komputasi. Pada tahun 2002 Stephen Wolfram
membahas model continuous cellular automata, dimana model tersebut dapat
digunakan untuk memvisualisasikan persamaan diferensial parsial. Continuous
cellular automata merupakan cellular automata satu dimensi dimana tiap sel
tidak hanya hitam atau putih, melainkan rentangan kontinyu dari gradasi warna
yang mungkin. Karena persamaan gelombang disajikan dalam bentuk persamaan
diferensial parsial, maka dapat divisualisasikan dengan model continuous
cellular automata. Skripsi ini bertujuan untuk memvisualisasikan solusi
persamaan gelombang dengan menggunakan model continuous cellular
automata dalam bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0.
Untuk menghasilkan visualisasi solusi persamaan gelombang dengan
menggunakan metode continuous cellular automata, persamaan diferensial
gelombang diubah dalam versi cellular automata dimana tiap sel merupakan
suatu struktur data kecil berisi dua angka-angka real intensitas U dan kecepatan
V. Keadaan awal sel (nilai awal) diperoleh dari gelombang sinus atau deret
Fourier yang membentuk gelombang kotak, segitiga, atau gigi gergaji.
Tampilan yang dihasilkan dari program ini berupa visualisasi solusi
persamaan gelombang satu dimensi u ( x, t ) dalam beberapa waktu update, nilai
u ( x, t ) pada hasil visualisasi, dan grafik u ( x ) terhadap x pada tiap waktu t.
Ada tiga macam gelombang yang dapat divisualisasikan dalam program ini, yaitu
gelombang linier, gelombang nonlinier kuadratik, dan gelombang nonlinier
kubik. Pada hasil visualisasi gelombang nonlinier kuadratik, tampak bahwa
pengaruh nonlinier lebih cepat bila dibandingkan dengan gelombang nonlinier
kubik. Sedangkan pada gelombang nonlinier kubik memiliki hasil yang hampir
sama dengan visualisasi pada gelombang linier. Hasil visualisasi yang diperoleh
dari program ini, sesuai dengan hasil visualisasi program yang sudah ada, yaitu
program CAPOW dan program Searching for 1D CAs by Harry Fu, meskipun
ada beberapa hasil visualisasi program CAPOW yang tidak dapat dihasilkan oleh
program ini.

26
ABSTRAK

Anggraeni, Nur B. R. 2006. Simulasi Aliran Fluida dengan Metode Lattice Gas
Automata (LGA). Skripsi. Program Studi Fisika, Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Malang.Pembimbing: (I) Drs. Johanis .A. Rampisela M.S.
(II) Drs. Purbo Swasono, M.Si.

Kata kunci: Aliran fluida, Lattice Gas Automata (LGA), FHP model lain.

Persamaan Navier-Stokes merupakan persamaan diferensial parsial


nonlinier orde dua untuk aliran fluida. Simulasi aliran fluida dapat dilakukan
dengan mencari solusi dari persamaan Navier-Stokes tersebut. Namun,
persamaan Navier-Stokes sulit diselesaikan dengan metode analitik maupun
metode numerik karena persamaan tersebut merupakan persamaan yang
kompleks.
Pada skripsi ini dihasilkan suatu program komputer bernama Program
LGA yang menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7.0 untuk mensimulasikan
dua sistem fluida, yaitu fluida yang bergerak pada ruang terbatas tanpa plat
penghalang dan fluida yang bergerak pada ruang tak terbatas dengan plat
penghalang, dengan menggunakan metode Lattice Gas Automata (LGA) FHP
model lain. Metode LGA adalah suatu metode yang menganggap fluida sebagai
sekumpulan partikel yang bergerak pada ruang diskrit dan interval waktu yang
diskrit serta mengikuti aturan tumbukan tertentu. Metode LGA ini lebih
sederhana karena tidak melibatkan persamaan matematis yang rumit untuk
mensimulasikan aliran fluida. Hasil simulasi aliran fluida dengan mengunakan
metode Lattice Gas Automata (LGA) FHP model lain ditunjukkan oleh Stephen
wolfram dalam bukunya A New Kind Of Science (Wolfram, 2002:380).
Hasil simulasi Program LGA untuk sistem fluida yang bergerak pada
ruang terbatas tanpa plat penghalang menunjukkan pola-pola yang sama dengan
pola yang dihasilkan dengan menyelesaikan persamaan Navier-Stokes. Kelakuan
partikel pada hasil simulasi aliran fluida untuk sistem fluida yang bergerak pada
ruang tak terbatas dengan plat penghalang pada 10000 interval waktu sama
dengan kelakuan partikel yang ditunjukkan Wolfram, tetapi mempunyai
perbedaan pada jumlah sel, jumlah partikel, dan jarak antar sel yang digunakan.

27
ABSTRAK

Dewi, Rosalia.F. 2006. Solusi Persamaan Laplace dengan Model Cellular


Automata Based on Constraints. Skripsi. Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Johanis A. Rampisela,
M.S., (II) Drs. Purbo Swasono, M.Si.

Kata Kunci: solusi, persamaan Laplace, Cellular Automata Based on


Constraints, Borland Delphi 7.0.

Persamaan Laplace dapat dicari solusinya dengan menggunakan metode


analitik dan numerik. Solusi persamaan Laplace dapat digunakan untuk
mengidentifikasi potensial titik pada setiap daerah, apabila di daerah tersebut
tidak terdapat muatan dan hanya terdapat potensial batas saja. Sistem based on
constraints memiliki syarat batas pada setiap titiknya, sehingga cocok digunakan
untuk menyelesaikan persamaan Laplace yang memerlukan syarat batas. Dalam
beberapa tahun terakhir cellular automata mulai dikenalkan untuk membuat
program visualisasi komputer yang berhubungan dengan ilmu-ilmu alam.
Stephen Wolfram membahas model cellular automata based on constraints
untuk menyelesaikan persamaan Laplace. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk
membuat program yang dapat memvisualisasikan persamaan Laplace dengan
menggunakan cellular automata based on constraints.
Pada skripsi ini dihasilkan program komputer untuk memvisualisasikan
solusi persamaan Laplace dengan menggunakan model cellular automata based
on constraints dalam bahasa pemrograman Delphi 7.0. Ide dari aturan cellular
automata based on constraints menggunakan 8 tetangga terdekat untuk menentu-
kan warna pada sel pusat. Keadaan sel pada tiap langkah mendapatkan pengaruh
dari langkah sebelumnya, nilai yang digunakan didalam program ini tergantung
dari masukan yang diberikan pada nilai potensial daerah dan nilai titik potensial.
Program solusi persamaan Laplace dengan model cellular automata
based on constraints adalah hasil pengembangan dari program yang terdapat
pada (http://www.kw.igs.net/~jackord/bp/g6.html, diakses 20 Januari 2006) yang
menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Pengembangan dari program
ini meliputi, jumlah titik potensial yang dapat diubah, nilai potensial daerah dan
nilai titik potensial dapat divariasi, dan ukuran titik potensial yang dapat
divariasi.
Hasil yang didapat dari program ini adalah bahwa ukuran titik potensial
akan mempengaruhi besar daerah potensial. Semakin besar ukuran titik potensial,
semakin besar pula pengaruhnya terhadap nilai potensial daerah. Hal ini dapat
diamati dari perubahan warna yang menyatukan titik-titik potensial tersebut.
Nilai titik potensial dan nilai potensial daerah juga mempengaruhi perulangan
warna, apabila nilai titik potensial dan nilai potensial daerah semakin besar, maka
semakin banyak perulangan yang terjadi.
28
ABSTRAK

Ifani, Sofan. 2006. Membangun Sistem Informasi Mobile dengan Komunikasi


SMS. Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
Pembimbing: (I) Drs. Johanis A. Rampisela, M.Si (II) Samsul Hidayat
S.Si, M.T.

Kata Kunci: Handphone, Kabel Data, COM/USB Port, SMS, Complex mobile
protocol.

Kebutuhan sistem informasi yang cepat sangat dibutuhkan oleh


masyarakat. Salah satu alternatif untuk memenuhi hal itu adalah mengupayakan
pembangunan dan pengembangan sistem infomasi mobile melalui komunikasi
layanan SMS dengan kendali PC.
Untuk membangun sistem informasi tersebut dibutuhkan sebuah
handphone Nokia GSM 5110, kabel data CF-10 dan USB to RS232 serta
complex mobile protocol. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Visual
Basic 6.0. Database yang digunakan adalah Visual Foxpro 6.0.
Transfer informasi dilakukan dengan mengirimkan pesan (SMS) yang
berisi permintaan data pada operator. Adapun keluaran sistem adalah berupa
konfirmasi dari pihak operator dalam format SMS mengenai informasi atas
request yang diinginkan.
Respon time atau waktu yang dibutuhkan dalam pemrosesan pesan sejak
diterima server sampai dengan dikeluarkannya konfirmasi balasan harus
memenuhi standar pengiriman SMS, yaitu dibawah 10 detik.

29
ABSTRAK

Tahfifah. 2006. Simulasi Keretakan Dengan Model Cellular Automata. Skripsi.


Program Studi Fisika, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
Pembimbing: (I) Drs. Johanis A. Rampisela, M.Si, (II) Drs. Parno, M.Si.

Kata Kunci: Keretakan, random, cellular automata, rule

Keretakan dapat terjadi pada material yang wujudnya padat misalnya


dinding, kayu, dan lantai. Keretakan termasuk salah satu fenomena alam yang
menunjukkan sifat random. Sifat random ini bisa dilihat berdasarkan hasil
keretakan yang terjadi. Stephen Wolfram dalam bukunya A New Kind of Science
membuat simulasi keretakan dengan model cellular automata yang mampu
menggambarkan hasil retak yang terjadi pada suatu material tetapi tidak
menunjukkan aturan yang digunakan dan source code programnya. Hasil
simulasinyapun juga hanya pada rule-rule tertentu. Berdasarkan apa yang telah
dilakukan oleh Stephen Wolfram, dicoba pembuatan simulasi keretakan dengan
model cellular automata dengan lebih banyak memvariasi rule yang digunakan
dan membandingkannya dengan yang ada di alam.
Cellular automata merupakan sistem yang dinamis dalam ruang dan
waktu yang diskrit. Keadaan suatu sel ditentukan oleh keadaan sel sebelumnya
yang juga dipengaruhi oleh keadaan dari tetangga sel kiri dan kanan yang
terdekat. Mobile automata merupakan bagian dari cellular automata dengan
keadaan setiap sel ditentukan oleh perubahan keadaan sel-sel sebelumnya. Pada
mobile automata perubahan keadaan sel sangat ditentukan oleh posisi sel aktif.
Pada simulasi keretakan ini sel aktif menunjukkan titik keretakannya. Posisi titik
keretakan dapat dirubah sesuai dengan keinginan.
Aturan yang diterapkan pada simulasi keretakan dengan model cellular
automata berjumlah 24 aturan yang dikelompokkan menjadi 5 macam yaitu
aturan cellular automata, aturan mobile automata dengan posisi titik retak di
pinggir, aturan mobile automata dengan posisi titik retak di tengah, aturan batas
kanan kiri, dan aturan tambahan. Pada aturan cellular automata nilai rule dapat
dirubah. Nilai rule berkisar antara 0-255.
Simulasi keretakan dengan model cellular automata mampu
menghasilkan gambar retak yang menyerupai dengan retak yang terjadi di alam
walaupun hasilnya tidak sama persis. Gambar retak yang terjadi di alam diambil
fotonya dari retak-retak yang ada di sekitar lingkungan Universitas Negeri
Malang. Ketidaksamaan ini disebabkan karena keretakan merupakan fenomena
alam yang menunjukkan sifat random.

30
ABSTRAK

Zubaidah, Ainuz. 2006. Memahami Persepsi Visual dengan Model Cellular


Automata Sistem Substitusi. Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Johanis A. Rampisela, M.S., (II)
Drs. Sutrisno, M.T.

Kata Kunci: persepsi visual, cellular automata sistem substitusi.

Persepsi visual merupakan suatu hal yang menarik dan telah dipelajari
selama berabad-abad. Stephen Wolfram telah mengembangkan metode baru yang
dapat menjelaskan pemahamaman tentang persepsi visual yaitu dengan
menggunakan program komputer dengan model cellular automata.
Pada skripsi ini dihasilkan program komputer yang menggunakan model
cellular automata sistem substitusi dengan menggunakan bahasa pemrograman
Borland Delphi 7.0 untuk mensimulasikan persepsi visual. Pada pemrograman
persepsi visual ini terdapat 2 jenis persepsi visual yaitu persepsi warna (respon
sel terhadap warna) dan persepsi bentuk (respon sel terhadap bentuk). Pada
persepsi warna digunakan aturan cellular automata satu dimensi sebagai image
pada retina (keadaan awal program), kemudian direspon oleh salah satu bentuk
dari 16 kemungkinan yang ada dengan mensubstitusikan warna tertentu. Pada
persepsi bentuk digunakan metode representasi wilayah dengan pohon-empatan
yaitu setiap satu sel akan disubstitusi menjadi 4 sel.
Program persepsi warna menghasilkan suatu gambaran dimana suatu
warna yang dominan mempengaruhi warna yang lain. Sedangkan program
persepsi bentuk menghasikan suatu program yang menggambarkan proses
bagaimana sesuatu terlihat dari dekat ke jauh. Bentuk yang dihasilkan merupakan
suatu koleksi dari beberapa pola atau dapat dikatakan merupakan suatu kesatuan
dan tidak independen pada setiap pixel.

31

Anda mungkin juga menyukai