Anda di halaman 1dari 28

SISTEM EKONOMI DAN ETIKA BISNIS

ISLAM

Sistem ekonomi kapitaslis


Sistem ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi islam

 Sistem Ekonomi Islam


Acuan Implementasi
Etika Bisnis Islam
SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi adalah suatu aturan
dan tata cara untuk mengoordinasikan
perilaku masyarakat dalam melakukan
kegiatan ekonomi untuk mencapai suatu
tujuan.
Sistem perekonomian di setiap negara
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain ideologi/falsafah hidup
bangsa, sifat dan jati diri bangsa, serta
struktur ekonomi.
SISTEM EKONOMI ISLAM DAN SISTEM
EKONOMI KONVENSIONAL.
 Sistem ekonomi Islam yaitu sebuah sistem
yang dibangun di atas nilai-nilai Islam dengan
prinsip tauhid dan keadilan yang berdasarkan Al
Quran dan Al Hadits / As Sunah.
 Sistem ekonomi konvensional merupakan
sistem yang ditentukan oleh manusia di dalam
suatu masyarakat yang bersifat dinamis
sehingga dapat berubah sesuai ketentuan dan
kebutuhan masyarakat.
FALSAFAH EKONOMI ISLAM SURAT AL-
MUTHAFFIFIN AYAT 1 SAMPAI 6.
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
curang.
2. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.
3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka mengurangi.
4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa
Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.
5. Pada suatu hari yang besar.
6. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap
Tuhan semesta alam.
LANJUTAN AYAT
Ayat di atas menunjukkan adanya
hubungan yang erat antara agama,
keyakinan kepada Allah, keyakinan
kepada hari Akhir, perilaku ekonomi,
dan sistem ekonomi.
Karena itu, dari sisi tujuannya,
ekonomi Islam bertujuan mencapai
kesejahteraan manusia dalam
rangka ibadah kepada Allah.
KONSEP KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
 Pertama, kepemilikan hanya ada dalam area yang
tidak menimbulkan kedzaliman bagi orang lain.
 Kedua, tidak semua barang bisa dimiliki individu.
Barang-barang yang menyangkut kebutuhan orang
banyak tidak bisa dimiliki, seperti padang rumput,
sumber air dan sumber energi.
 Ketiga, terdapat hak milik orang lain atas barang
yang dimiliki oleh seorang muslim, dan harus
ditunaikan sesuai dengan ketentuan Allah (zakat,
infak, shadaqah, dan sebagainya).
 Keempat,kepemilikan harus didapatkan dengan jalan
halal.
KADAR KAPITALISME DAN
SOSIALISME
• 2 Pendekatan untuk mengukurnya :

1. Pendekatan faktual-struktural 
menelaah peranan pemerintah/negara
dalam struktur perekonomian

2. Pendekatan sejarah menelusuri


perekonomian dari waktu ke waktu
KADAR KAPITALISME DAN SOSIALISME (2)

• Pendekatan faktual-struktural
  Ditinjau dari kesamaan Agregat Keynesian {Y = C + I + G
+ (X-M)}  dilihat dari besarnya konsumsi pemerintah (G)
  Peranan pemerintah secara sektoral (keterlibatan
pemerintah mengatur sektor produksi dan kegiatan bisnis)

• Pendekatan sejarah
Indonesia tidak dapat menerima pengelolaan yang terlalu ke
kapitalisme ataupun terlalu sosialisme (sampai sekitar tahun
1959 perekonomian yang kapitalistik runtuh, tahun ’59-’65
perekonomian sosialisme ala Indonesia juga gagal)
SISTEM EKONOMI KAPITALIS
 Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang
memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan
kegiatan perekonomian seperti memproduksi
barang, manjual barang, menyalurkan barang
,dll
 Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil
bagian untuk memastikan kelancaran dan
keberlangsungan kegiatan perekonomian
yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak
ikut campur dalam ekonomi.
CIRI-CIRI SISTEM EKONOMI KAPITALIS

1. Bebas memiliki harta (kapital, tenaga dan alat-lat


produksi) : bebas menjual, membeli atau
memanfaatkan untuk tujuan pribadi; bebas bejkerja
sesuai potensi pribadi, bebas menikmati hak)
2. Bebas bertindak ekonomi, bersaing (bebas
berusaha sesuai kemampuan untuk tujuan pribadi,
negara tidak campur tangan dalam mengatur
mekanisme pasar; modal unsur utama dalam
berprestasi)
3. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-
economicus, yang selalu mengejar kepentingann
(keuntungan) sendiri
SISTEM EKONOMI KAPITALIS
 KEBAIKAN  KEBURUKAN
1. Ada ketimpangan sosial dan
1. Ada
ekonomi diantara pelaku
semangat ekonomi
untuk 2. Nilai moral diabaikan dalam
berprestasi kegiatan ekonomi individu
3. Tidak ada keharonisan antara
2. Persaingan pelaku ekonomi
menimbulkan 4. Gap antara hak majikan dan hak
kreativitas pekerja besar
yang tinggi 5. Konflik kepentingan antara
sesama pekerja dan pelaku
bisnis sangat tajam
LANJUTAN

 Dalam sistem kapitalis, peraturan Tuhan


ditiadakan (retired God).
 Hal ini direfleksikan dalam konsep
“laissez faire” dan “invisible hand”.
 Tujuan ekonomi kapitalis hanya sekadar
pertumbuhan ekonomi.
 Asumsinya dengan pertumbuhan
ekonomi setiap individu dapat melakukan
kegiatan ekonomi demi tercapainya
kepuasan individu.
SISTEM EKONOMI SOSIALIS

 Sistem ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi


dimana ekonomi diatur negara.
 Jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi
tanggung jawab negara atau pemerintah pusat.
 Dalam perekonomia ini yang menjadi dasar
adalah ajaran Karl Marx , dia berpendapat
bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan
maka tidak akan memunculkan masyarakat yang
berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan
semua pihak.
CIRI-CIRI SISTEM EKONOMI SOSIALIS

1. Hak milik individu tidak diakui; tidak punya


kemerdekaan mengelola SDE yang dimiliki
2. Seluruh sumber daya dikuasai negara;
negara mengambil alih aturan produksi dan
distribusi
3. Semua masyarakat adalah karyawan bagi
negara, kebersamaan sosial dalam produksi
dan konsumsi
4. Kebijakan perekonomian disusun dan
dilaksanakan pemerintah.
SISTEM EKONOMI SOSIALIS
 KEBAIKAN  KEBURUKAN
1. Pemerintah lebih 1. Individu tidak
mudah ikut campur mempunyai
dalam pembentukan kebebasan dalam
harga. berusaha
2. Kebutuhan masyarakat 2. Tidak ada
dapat terpenuhi secara
merata. kebebasan untuk
3. Pelaksanaan memiliki sumber
pembangunan lebih daya.
cepat. 3. Potensi dan
4. Pemerintah bebas kreativitas
menentukan produksi masyarakat tidak
sesuai kebutuhan berkembang.
masyarakat.
ETIKA DALAM SISTEM EKONOMI
KAPITALIS??
 Para kapitalis tidak menggunakan etika dalam
sistem ekonomi yang mengedepankan
Keseimbangan dan keadilan artinya perilaku bisnis
harus seimbang dan adil.
 Keseimbangan berarti tidak berlebihan (ekstrim)
dalam mengejar keuntungan ekonomi.
 Kepemilikan individu yang tak terbatas,
sebagaimana dalam sistem kapitalis, tidak
dibenarkan. dalam Islam,
 Harta mempunyai fungsi sosial
PENGERTIAN ETIKA

 K. Bertens merumuskan kepada tiga pengertian


juga;
1. Pertama, etika digunakan dalam pengertian
nilai-niai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Kedua, etika dalam pengertian kumpulan
asas atau nilai-nilai moral atau kode etik.
3. Ketiga, etika sebagai ilmu tentang baik dan
buruk.
SISTEM EKONOMI ISLAM

 Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi


yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam
dalam rangka untuk mencapai kebahagiaan hidup,
baik di dunia maupun di akhirat.
 Sumber dari keseluruhan nilai tersebut adalah Al
Qur’an, Al Sunnah, ijma’ dan qiyas.
 Nilai-nilai sistem ekonomi ini merupakan bagian
integral dari keseluruhan ajaran Islam yang
komprehensif dan telah dinyatakan Allah sebagai
ajaran yang sempurna (QS. Al-Maidah: 3).
KARAKTERISTIK SISTEM EKONOMI ISLAM

1. Harta pada hakekatnya adalah


kepunyaan Allah dan manusia hanyalah
khalifah.
2. Ekonomi terkait dengan aqidah, syari’ah
dan akhlak
3. Keseimbangan antara kerohanian dan
kebendaan
4. Keseimbangan antara kepentingan
individu dan kepentingan umum
5. Kebebasan individu dijamin dalam Islam
SISTEM EKONOMI ISLAM ACUAN
IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM
 Pengakuan atas kebebasan
penggunaan dan pengelolaan Sumber
daya dalam Sistem Ekonomi Islam
cukup longgar, sebatas difungsikan
sebagai bagian kemaslahatan umat.
 Individu butuh masyarakat dan
masyarakat butuh individu yang kreatif,
inovatif dan cerdas.
LANJUTAN
 Etika membangun perekonomian dalam Sistem
Ekonomi Islam berorientasi pada pembangunan
yang berkeadilan diantara seluruh pelaku dan
komponen dalam masyarakat ; ini menjadi tujuan
akhir dari Sistem Ekonomi Islam
 Dalam etika bisnis Sistem Ekonomi Islam, pelaku
bisnis merupakan sub sistemnya.
 Pengelolaan bisnis yang adil, berarti pelaku bisnis
yang terlibat mendapat kontribusi yang adil sesuai
dengan peran, kemampuan dan potensi masing-
masing dan kebersamaan keterlibatan dalam
mencapai keberhasilan atau pertumbuhan ekonomi
QS ANNISA (AYAT 135)

 135.Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu


penegak keadilan[1], menjadi saksi[2] karena Allah
walaupun terhadap dirimu sendiri[3] atau terhadap ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa)
kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatan(kebaikannya)[4]. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran[5]. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-
kata)[6] atau enggan menjadi saksi[7], maka
ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang
kamu kerjakan[8]. –
LANJUTAN
 Dalam pengelolaan bisnis agar tercipta
keharmonisan hubungan antara seluuruh pelaku
ekonomi; negara harus menggunakan landasan
normatif yang tertuang dalam QS At Taubah ayat
103:
 “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
PENUTUP

Prinsip pengelolaan zakat, infak


dan sodaqoh yang dilembagakan
dan dialokasikan sesuai kaidah
yang ditentukan dalan Islam
merupakan implementasi yang
dapat diadopsi oleh etika bisnis
Islam dari sistem Ekonomi Islam
BAHAN REFERENSI
 Muslich. 2010, Etika Bisnis Islami, Edisi 2,
Penerbit Ekonisia
 Ahmad Naufal, Perbedaan Mendasar
Antara Sistem Ekonomi Islam dan Sistem
Ekonomi kapitalis, dalam
http://www.eramuslim.com/
 http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-nisa-
ayat-135-143.html#sthash.PiwqPVfF.dpuf

Anda mungkin juga menyukai