1 LATAR BELAKANG
Sesuai fungsinya, drainase kota merupakan jaringan pembuangan yang digunakan untuk
mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan
air, baik dari hujan, sungai yang melintas didalam kota maupun akibat limpasan pasang surut
air laut. Kondisi pada saat ini menunjukkan bahwa di beberapa lokasi di Kota Dumai masih
terdapat genangan banjir terutama pada saat musim hujan dengan intensitas yang tinggi
ataupun saat hujan yang turun yang terjadi diluar musim hujan yang tidak diprediksi. Kondisi
ini diperparah dengan semakin tidak berfungsinya saluran drainase kota akibat tersumbat
sampah serta berkurangnya resapan air karena pembangunan yang pesat.
Kota Dumai adalah sebuah kota di Provinsi Riau, Indonesia, sekitar 188 km dari Kota
Pekanbaru. Dumai adalah kota dengan wilayah administrasi terluas ketiga di Indonesia. Kota
Dumai terdiri dari beberapa kecamatan dan kelurahan . Sungai Dumai merupakan sungai
yang mengalir melalui wilayah Kota Dumai. Sungai Dumai memiliki panjang lebih kurang
12 km berhulu di Danau Bunga Tujuh Bukit Jin dan daerah aliran sungainya membelah kota,
terdapat lebih kurang 7,9 km atau seluas 52,66 persen bantaran sungai telah menjadi
wilayah hunian dengan beberapa aktifitas penghasil limbah ditambah dengan tekanan alur
keluar masuk angkutan manusia dan barang.
Keadaan eksisting di Kota Dumai pada saat ini dengan tingkat kepadatan penduduk yang
semakin bertambah serta banyaknya bangunan yang menutup muka tanah menyebabkan
aliran permukaan dan limpasan air dari drainase. Sebelumnya dengan kondisi drainase
perkotaan tidak berkerja dengan optimal akibat sampah dan pendangkalan.
Sungai dumai merupakan salah satu ikon kota dumai yang merupakan urat nadi
perekonomian masyarakat. Sungai Dumai saat ini telah difungsikan untuk berbagai
kepentingan penduduk. Disamping untuk pemenuhan air bersih, sungai juga dimanfaatkan
sebagai sarana transportasi baik transportasi jarak pendek atau transportasi jarak jauh
seperti dari laut ke kota Dumai dan sebaliknya. Disamping itu, keberadaannya yang
membelah kota memiliki view yang sangat indah jika ditata dengan baik.
I-1
Namun disebabkan oleh rendahnya kesadaran berbagai pihak dalam menjaga kelestarian
lingkungan, saat ini muncul berbagai permasalahan yang menyebabkan menurunnya fungsi
Sungai Dumai. Diantara beberapa permasalahan yang ada yang paling menonjol adalah
banjir. Banjir di Kota Dumai diyakini terkait erat dengan pertumbuhan kawasan perkotaan
Dumai yang memicu peningkatan jumlah penduduk, aktifitas ekonomi dan perubahan
penggunaan lahan dari lahan terbuka menjadi lahan terbangun. Perubahan penggunaan
lahan terjadi ketika permintaan lahan terbangun melampaui alokasi dan ketersediaan lahan
yang ada, sehingga terjadi intervensi kegiatan perkotaan pada lahan yang seharusnya
berfungsi sebagai daerah konservasi dan ruang terbuka. Akibatnya, daerah resapan air
semakin sempit sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan dan erosi. Hal ini berdampak
pada pendangkalan dan penyempitan sungai, sehingga air meluap dan memicu terjadinya
bencana banjir, khususnya pada daerah hilir.
Maka dari itu, sudah waktunya membangkitkan kesadaran kolektif dari semua pihak di Kota
Dumai untuk lebih memperhatikan kelestarian lingkungan dalam rangka menjaga eksistensi
dan kesinambungan antara drainase-drainase yang ada terhadap Sungai Dumai. Salah satu
kegiatan yang mendesak dalam rangka upaya menanggulangi banjir yang terjadi di Kota
Dumai.
Untuk itu, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Dumai pada tahun 2018 ini
memulai upaya tersebut dengan melaksanakan kegiatan Review Masterplan dan Detail
Engineering Design (DED) Banjir Kota Dumai pada tahun anggaran 2018 ini.
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan Review Masterplan dan Detail Engineering Design (DED) Banjir
Kota Dumai pada tahun anggaran 2018 ini adalah sebagai berikut :
Penyediaan RTH yang disesuaikan dengan peruntukan yang telah ditentukan dalam
rencana tata ruang baik RTRW Kota Dumai .
I-2
Menyiapkan Dokumen Studi dan Detail Desain Pengendalian Banjir dan
Pengamanan Infrastruktur Sungai yang dilengkapi dengan perhitungan teknis, RAB
& BOQ agar dapat dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan konstruksi
bangunan pengendali banjir , Jalan inspeksi pengamanan infrastruktur Sungai
Dumai seperti jalan inspeksi, pengelolaan Danau Bunga Tujuh dan pembuatan
Embung.
1.2.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan Review Masterplan dan Detail Engineering
Design (DED) Banjir Kota Dumai pada tahun anggaran 2018 ini adalah sebagai
berikut :
I-3
Rencana penyediaan jalan inspeksi dan ruang terbuka hijau di sepanjang DAS
Sungai Dumai; dan
Rencana pengembangan embung sebagai bagian dari pengendalian banjir.
1.2.3 Sasaran
Sasaran dari kegiatan Review Masterplan dan Detail Engineering Design (DED) Banjir
Kota Dumai pada tahun anggaran 2018 ini adalah sebagai berikut :
Tersusunnya dokumen desain teknis pengendalian banjir kota Dumai guna penataan
drainase perkotaan dan sungai dengan anggaran biaya yang ekonomis, sehingga
dapat dilaksanakan pekerjaan konstruksi tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu
yang dapat membebaskan daerah tersebut dari permasalahan banjir, khususnya di
daerah kota.
Lingkup Wilayah pada kegiatan Review Masterplan dan Detail Engineering Design
(DED) Banjir Kota Dumai Tahun 2018 ini adalah Wilayah Kota Dumai yang terkena
dampak banjir.
I-4
1.3.2 Lingkup Waktu
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 5 (lima) bulan atau 150 (seratus
lima puluh) hari kalender, terhitung sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
Lingkup pekerjaan Review Masterplan dan Detail Engineering Design (DED) Banjir Kota
Dumai terdiri dari :
Melakukan pembuatan peta areal sistem jaringan drainase eksisting dengan skala
memadai.
Penyusunan RTH yang disesuaikan dengan peruntukan yang telah ditentukan dalam
rencana tata ruang baik RTRW Kota Dumai.
I-5
Inspeksi Lapangan Pendahuluan.
I-6
Pengukuran situasi trase Sungai, potongan memanjang dan potongan
melintang dengan jarak antar profil 50 m untuk bagian yang lurus dan 25 m
atau sesuai kebutuhan untuk bagian kali yang berbelok-belok ;
Patok-patok ukur dibuat dari kayu dolken dengan diameter 5-8 Cm, atau
pangkal bambu yang keras, pada bagian atas patok dicat dengan
warna merah dan ditandai dengan paku;
Perhitungan data hasil survey pengukuran topografi ;
Penggambaran & pemetaan hasil survey pengukuran topografi, dengan
ketentuan :
penggambaran peta indeks, skala : 1 : 20.000;
penggambaran peta situasi trase sungai, skala 1 : 2.000;
penggambaran penampang memanjang sungai, dengan skala
vertikal 1 : 200 dan skala horisontal 1 : 2.000, serta
penggambaran penampang melintang sungai dengan skala vertikal :
skala horisontal = 1: 200, atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan;
Pada gambar penampang memanjang harus digambarkan permukaan
dasar sungai permukaan air normal, permukaan air terendah,
permukaan air tertinggi, permukaan tanah tebing kiri serta permukaan
tanah tebing kanan; dan
Selain permukaan tanah, pada gambar penampang melintang ini harus
digambarkan pula permukaan air normal, terendah dan tertinggi.
I-7
Deskripsi CP beserta Dimensi yang harus di pasang :
I-8
Interval kontur ialah 1 m untuk daerah datar dan 2 m untuk daerah yang
curam.
Tiap lembar peta harus overlap 3 cm.
Pada tiap lembar peta dicantumkan keterangan detail menurut
legenda yang lazim dipergunakan pada peta situasi (hitam putih).
Skala peta ialah 1 : 2.000.
Penggambaran peta petunjuk.
Penggambaran peta petunjuk dibuat untuk mengetahui daerah
genangan yang diukur secara garis besar.
Peta petunjuk dibuat dengan skala 1 : 20.000.
Pada peta petunjuk ini digambarkan letak lembar-lembar peta situasi
skala1 : 2.000.
Hasil Gambar.
Hasil gambar setelah disetujui oleh direksi kemudian dicetak (hard copy)
dijilid rapi kemudian diberi sampul.
Soft copy diserahkan dalam bentuk CD.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan data dasar tentang kondisi
geologi teknik dan parameter mekanika tanah lokasi pekerjaan. Hasil penyelidikan
dapat digunakan untuk acuan dalam perencanaan struktur bangunan air yang
diperlukan (pelindung tebing, tanggul dan sebagainya). Lingkup pekerjaan
kegiatan ini meliputi :
Sondir atau DCP Test (Dutch Cone Penetration Test).
Kemampuan alat sondir maksimum memiliki tekanan konus 200 kg/cm2.
Kecepatan penetrasi ± 1 cm/sec dan contoh tiap 25cm.
Pencatatan harus memuat : tanggal tes, nama percobaan, lokasi, elevasi,
kondisi lapangan, metode dan penjelasan lain yang di anggap perlu.
I-9
Analisa Hidrologi & Hidrolika.
Analisa hidrologi diperlukan untuk perhitungan curah hujan rencana, debit dominan
alur kali dan debit banjir rencana dengan berbagai periode ulang (return periode),
yaitu Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 dan Q100 yang penting untuk digunakan dalam
analisa hidrolika guna mengetahui kemampuan kapasitas tampung sungai. Analisa
hidrologi dilakukan dengan menggunakan 2 buah currentmeter dan 2 buah
pelischaal.
I - 10
Membuat detail desain dan gambar termasuk volume pekerjaan, rencana
anggaran biaya dan spesifikasi teknik untuk peningkatan kapasitas alur Sungai
Dumai sehingga mampu menampung debit banjir rencana periode ulang 50
tahun (Q50), guna menunjang keperluan pelaksanaan fisik.
Perencanaan Teknis Bangunan Air .
Menganalisa kebutuhan bangunan air seperti pintu air, pompa banjir,
dsb.
Menyusun konsep dan desain bangunan air.
Membuat gambar desain, menyusun BOQ, spesifikasi teknik, metode
pelaksanaan, RAB, dan dokumen tender untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi.
Kegiatan ini meliputi gambar desain, menyusun BOQ dan volume pekerjaan,
spesifikasi teknis, metode pelaksanaan, Rencana Anggaran Biaya
(harga satuan, upah & bahan) pada daerah setempat, analisa
harga satuan pekerjaan, dan dokumen tender untuk keperluan
menunjang pelaksanaan konstruksi.
Untuk mengurangi titik banjir di beberapa wilayah perlu bangun jalan inspeksi
salah satu solusi mengatasi banjir.
Gambar Desain harus meliputi existing dan rencana, serta detail-detail
gambar yang harus dilampirkan sesuai dengan RAB yang dibuat dan untuk
keperluan penunjang pelaksanaan konstruksi;
Menyusun BOQ harus sama dengan digambar dan semua item-item
pekerjaan harus jelas, serta dilampirkan back up perhitungannya;
Spesifikasi teknis : item-item pekerjaan yang ada di spesifikasi teknis harus
sesuai dengan item-item yang ada di BOQ dan harus menjelaskan secara
detail dimana pekerjaan tersebut akan dikerjakan, bagaimana
pengerjaannya dan standar-standar bahan/peralatan yang digunakan;
Spesifikasi Khusus : meliputi secara detail cara
pengerjaan/prosespekerjaan tersebut, jangka waktu pelaksanaan konstruksi.
Dan item-item pekerjaan yang ada di metode pelaksanaan harus sesuai/sama
dengan BOQ.
Rencana Anggaran Biaya : meliputi penentuan harga satuan, dan disertai
analisa harga satuan per item, dengan pedoman harga bahan, upah pada
daerah setempat/lokasi pekerjaan;
I - 11
Analisa Harga Satuan : meliputi pembuatan harga satuan dengan koefisien
yang sesuai dengan SNI dan BOW, serta harga bahan, upah sesuai dengan
daerah setempat/lokasi pekerjaan;
Dokumen Tender : meliputi semua isi dokumen yang diperlukan saat lelang
yang isinya sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan
Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan kedua Perpres No.54 thn
2010 untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan.
Penyusunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang disesuaikan dengan peruntukan yang
telah ditentukan dalam rencana tata ruang baik RTRW Kota Dumai.
1.4 KELUARAN
Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada :
2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
I - 12
5) Undang-undang No. 32 Th. 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
12) Permen PUPR No. 26 Tahun 2015 tentang Pengalihan Alur Sungai dan atau
Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai;
13) Permen PUPR No. 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air;
15) Permen PUPR No. 28 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai, dan
Garis Sempadan Danau;
17) Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup Dan Penaatan Hukum Lingkungan Hidup Provinsi Riau;
18) Peraturan Daerah Kota Dumai No. 5/2018 Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
I - 13
1.6 STANDAR TEKNIS
Beberapa standar teknis yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain adalah
sebagai berikut :
2) Pd T-02-2005-A Analisis Daya Dukung tanah Pondasi Dangkal bangunan Air Vol.1.
3) Pd T-02-2005-A Analisis Daya Dukung tanah Pondasi Dangkal bangunan Air Vol.1.
Standar dan pedoman yang digunakan tidak terbatas seperti pada daftar tersebut
diatas tetapi juga menggunakan standar dan pedoman lain yang terkait dan berlaku.
Penyedia Jasa wajib memiliki dan memahami seluruh standar dan pedoman tersebut
dan menjadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan Review Master Plan dan Detail
Engineering Design (DED) Pengendalian Banjir Sungai Dumai.
I - 14