DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
tepat waktu.
Kuliah Elektif “Wound Care”. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Pembimbing Mata Kuliah Elektif “Wound Care”serta pihak yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu karena Beliau banyak membantu dalam proses penulisan,
makalah ini.. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................34
3.1 Kesimpulan.......................................................................................34
3.2 Saran.................................................................................................34
Daftar Pustaka..............................................................................................35
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh.
Intervensi dalam perawatan kulit klien akan menjadi salah satu indikator kualitas
dari luka karena trauma dan pembedahan, namun juga dapat disebabkan karena
tertekannya kulit dalam waktu lama yang menyebabkan iritasi dan akan
berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus. Luka tekan telah lama dikenal di
kalangan perawatan kesehatan dan ini merupakan masalah cukup sulit diatasi bagi
para praktisi perawatan karena memang banyak faktor yang terkait dengan upaya
Hasil penelitian Suheri (2009) menunjukkan bahwa lama hari rawat dalam
terjadinya luka dekubitus pada pasien immobilisasi 88,8% muncul luka dekubitus dengan
rata-rata lama hari rawat pada hari ke lima perawatan, dan menunjukkan bahwa
prevalensi luka tekan/ dekubitus bervariasi, tetapi secara umum dilaporkan bahwa
rumah (home health care). Ulcus dekubitus dapat menjadi progresif dan sulit
kehidupan.
1
2
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada
suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat. Meskipun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari
tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khsus. Area
yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak
dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah
trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.
Terkait dengan peran perawat dalam upaya pencegahan luka tekan, Potter and
Perry (2005) menyatakan ada 3 (tiga) area intervensi keperawatan utama dalam
pencegahan luka tekan yakni (pertama) perawatan kulit yang meliputi perawatan hygiene
dan pemberian topikal, (kedua) pencegahan mekanik dan dukungan permukaan yang
meliputi penggunaan tempat tidur, pemberian posisi dan kasur terapeutik dan (ketiga)
edukasi. Di Indonesia, pekerjaan perawat terikat oleh kode etik profesi dimana terhadap
pasien perawat melaksanakan tugasnya bersumber pada kebutuhan pasien, dan terhadap
tugas perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien serta matang dalam
jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan. Oleh karena itu perlu pengetahuan
cukup tentang dekubitus agar diagnosis dapat ditegakkan secara dini sehingga
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai sumber informasi untuk melaksanakan asuhan keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada
suatu area secata terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi
aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan
dalam jangka waktu lama (National Pressure Ulcer Advisory Panel [NPUAP],
1989a, 1989b).
Sebuah definisi baru telah diajukan di Konferensi Nasional NPUAP ke-4
kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan eksternal
yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh dengan urutan dan
waktu biasa. Selanjutnya, gangguan ini terjadi pada individu yang berada di atas
kursi atau di atas tempat tidur , sering kali pada inkontinensia dan malnutrisi
kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit
5
6
tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya
terjadi akibat tekanan yang sama pada suatu bagian tubuh yang mengganggu
disebabkan penekanan yang terlalu lama pada area tersebut (Ratna Kalijana,
2008).
1. Pengantar :
meningkatkan penyembuhan.
kerusakan seluler yang diakibatkan dari perfusi balik darah ke jaringan iskemik
d. Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab luka dekubitus atau luka tekan perlu
2) Mencegah komplikasi
luka tekan/dekubitus.
a. Pengantar :
1) Siku : 8,8 %
2) Sakrum : 32,6 %
3) Tronchanter : 8,3 %
4) Buttock : 11,4 %
5) Ankles : 9,1 %
6) Heels : 29,7 %
kalau salah satu bagian tubuh berada pada suatu gradient (titik perbedaan antara
dua tekanan). Jaringan yang lebih dalam dekat tulang, terutama jaringan otot
9
dengan suplai darah yang baik akan bergeser kearah gradient yang lebih rendah,
sementara kulit dipertahankan pada permukaan kontak oleh friksi yang semakin
peregangan dan angggulasi pembuluh darah (mikro sirkulasi) darah yang dalam
serta mengalami gaya geser jaringan yang dalam, ini akan menjadi iskemia dan
(lebih dari 2 jam), tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan
daerah tumit mencapai 30-45 mmHg (normal: tekanan daerah pada kapiler
faktor tegangan, ada faktor lain yaitu : Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan
Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus dengan alas
tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainnya (Heri
Sutanto, 2008).
e. Imobilisasi
f. Gangguan sirkulasi
g. Usia
h. Anemia
10
j. Inkontinensia
l. Perokok
sebagai berikut :
anatara lain :
11
berikut :
b. Faktor ekstrinsik :
Faktor ekstrinsik (perubahan lingkungan eksternal) seperti perubahan suhu ruangan,
kenaikan kelembaban kamar, air flow tentunya akan mempengaruhi fisiologi kulit.
Tabel berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk penyebab luka tekan karena faktor
ekstrinsik :
jaringan mengalami
iskemik.
c. Dipengaruhi oleh
faktor intensitas
tekanan, lamanya
tekanan dan toleransi
tekanan.
2. Friksi (pergesekan) Friksi (friction): saat
mobilisasi pasien dan
melakukan hygiene.
3. Shear (pergeseran) a. Trauma karena
pergeseran (shearing).
b. Shear : posisi semi
fowler.
4. Kelembaban a. Kondisi kulit pada
pasien yang sering
mengalami lembab
akan mengkontribusi
kulit menjadi
maserasi, kemudian
dengan adanya
gesekan & pergeseran
memudahkan kulit
mengalami
kerusakan.
b. Kelembaban ini dapat
terjadi akibat dari
inkontinensia urin
dan feses, drain luka,
banyak keringat,
saliva yang keluar.
c. Kelembaban
(moisture) :
1) Terutama dengan
inkontinensia
2) Diaphoresis
3) Cairan luka yang
tidak tertampung
5. Sebab-sebab lain, seperti :
a. Kebersihan tempat tidur, alat dan tenun
yang kusut serta kotor.
b. Peralatan medik yang menyebabkan
pasien terfiksasi pada suatu sikap
tertentu .
c. Duduk yang buruk, posisi yang tidak
tepat, perubahan posisi yang kurang.
16
lebih besar.
2.6 Penc
egah
an
Dekubitus
e. Gunakan prosedur mengangkat dan menggeser dengan benar. Hal ini akan
2) Menjaga kebersihan.
6) Manajemen inkontinensia.
nengurangi penekanan.
18
tekanan).
dan mobilisasi.
3) Menangani inkontinensia.
8) Kelola nyeri.
9) Edukasi klien/keluarga.
tekan/dekubitus.
2.8 Pengkajian
jaringan, status nutrisi, tarikan dan lecet, sumber kelembaban pada kulit dan usia
pasien. Perawat :
1. Kaji resiko individu/klien terhadap terjadinya luka tekan/dekubitus.
2. Kaji adanya faktor-faktor resiko intrinsik/ekstrinsik.
3. Identifikasi lokasi/fasilitas dan kelompok-kelompok yang beresiko tinggi
perburukan kulit/luka.
b. Parameter yang perlu dikaji, antara lain :
1) Saat mulai timbulnya luka tekan, perjalanan dan lamanya luka tekan.
2) Gambaran ulkus/luka tekan :
a) Lokasi
b) Tipe jaringan (epitelisasi, granulasi, hipergranulasi,
slough/eskhar)
c) Bentuk (bulat, oval, tidak beraturan)
20
berkaitan dengan
penggunaan
laksatif/enema), terpasang
kondom kateter atau
terpasang foley kateter
tetapi bisa mengkontrol
buang air besar/ BAB.
c. Sering inkontinensia
(biasanya inkontinensia
urine) : telah mengalami 3
sampai 6 kali inkontinensia
urine atau buang air besar
encer/diare pada 24 jam
sebelumnya.
d. Inkontinensia urine dan
fekal : tidak mampu
mengendalikan fungsi usus
dan kandung kemih,
mempunyai 7 samapi 10
kali dalam 24 jam.
Total Keseluruhan =
“ Susun nilai 1 – 4 pada tiap-tiap kategori
“ Total nilai : jika nilai 16 atau kurang, klien pada resiko tinggi terjadi perkembangan
ulkus tekanan.
trutama jaringan)
4. Hambatan mobilitas fisik b.d pembatasan gerak yang diharuskan, status
mental
25
A. Defenisi
membrane mukosa
2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
3. Mempercepat penyembuhan
4. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
5. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
6. Mencegah penyebaran luka
7. Mencegah pendarahan
8. Mencegah excoriasi sekitar kulit drain
C. Derajat luka dekubitus antara lain :
pigmen kulit.
Derajat III Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak
atau sendi.
E. Persiapan
1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Set steril terdiri atas :
1) Kapas alcohol
2) Kasa steril
3) kom untuk larutan NaCl 0,9%
4) Pinset anatomi
5) Pinset chirurgi
6) Lidi kapas yang steril
b. Derian tule atau cutimed sorbad/salep obat topikal
c. Gunting plester
d. Plester/perekat atau hipafix
e. Alkohol 70 %
f. Larutan NaCl 0.9 %
g. Handscoon bersih
h. Handscoon steril
i. Penggaris millimeter disposable
j. Pencahayaan yang adekuat
2. Persiapan Pasien
31
akan dilakukan
b. Atur posisi klien miring kiri atau kanan (sesuai dengan letak luka
dekubitus)
3. Persiapan Lingkungan
a. Ciptakan suasana yang tenang sebelum pelaksanaan tindakan
b. Pasang sampiran
F. PROSEDUR KERJA
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Tutup ruangan atau pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pakai handscoon bersih
5. Buka balutan dengan menggunakan kapas alcohol dan buang pada
keadaan luka, warna luka, warna sekitar tepi luka, derajat luka dan ada
keluar
12. Buang handscoon bersih
13. Pakai handscoon steril
14. Pakai cutimed sorbad untuk luka yang banyak mengandung eksudat
15. Balut luka dengan menggunakan kasa steril. Jika luka masih basah
atau banyak mengeluarkan cairan maka balut luka dengan kasa sampai
7 lapisan. Dan jika luka sudah mulai kering maka 3 lapis kasa saja.
16. Fiksasi dengan menggunakan plester atau hipafix
17. Buang handscoon dan kasa ditepat yang telah disediakan
18. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman
32
19. Aangkat peralatan dan kantong plastic yang berisi balutan dan
respon pasien
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerusakan integritas kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan
pembedahan, namun juga dapat disebabkan karena tertekannya kulit dalam waktu
lama yang menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau
dekubitus. . Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang
dan tidak dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah
sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah
tumit dan siku.Terkait dengan peran perawat dalam upaya pencegahan luka tekan,
Potter and Perry (2005) menyatakan ada 3 (tiga) area intervensi keperawatan
utama dalam pencegahan luka tekan yakni (pertama) perawatan kulit yang
3.2 Saran
penanganan yang tepat dan sesuai untuk perawatan luka dekubitus. . Oleh karena
itu perlu pengetahuan cukup tentang dekubitus agar diagnosis dapat ditegakkan
34
35
DAFTAR PUSTAKA
35