2.1.1 Definisi Menurut kamus kedokteran Dorland (2012), nevus adalah setiap lesi kongenital kulit; tanda lahir, atau suatu bentuk hamartoma (nodul jinak menyerupai tumor yang terdiri dari sel-sel dan jaringan matur yang tumbuh berlebih, normal terdapat pada bagian yang terkena, tetapi tidak beraturan dan sering didominasi oleh salah satu elemen) berupa malformasi berbatas tegas yang stabil pada kulit dan kadang pada selaput lendir mulut, yang bukan disebabkan oleh penyebab eksternal dan karenanya diduga berasal dari keturunan. Kelebihan (atau kekurangan) jaringan dapat melibatkan unsur epidermis, jaringan penyambung, adneksa, saraf, atau elemen vaskular. Nevus adalah bahas latin untuk “kesan ibu” atau “tanda lahir”. Ini terlihat berbatas tegas, kulit non-neoplastik atau lesi pada mukosa. Istilah ini memenuhi syarat sesuai dengan sel atau jaringan asal. Nevus dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau faktor embriologis dan dapat muncul setiap saat dalam hidup (Putra, 2008). 2.1.2 Etiologi Penyebab dari nevus masih belum diketahui. Nevus adalah tumor yang paling sering dijumpai pada manusia, merupakan tumor yang berasal dari sel-sel melanosit. Nevus umumnya muncul saat lahir atau segera setelah lahir, terbanyak pada dewasa muda, dan menurun pada orang tua. 2.1.3 Klasifikasi Varian Nevus Gambaran Gambaran Makna Klinis Arsitektural Sitologik Diagnostik Diagnostik Nevus Pertumbuhan di Identik dengan Ada sejak lahir, Kongenital dermis bagian dalam nevus didapat varian ukuran dan kadang – kadang biasa besar memiliki di subkutis sekitar resiko lebih besar adneksa,berkas mengalami neurovaskular, dan melanoma dinding pembuluh darah Nevus Biru Infiltrasi di dermis Sel nevus yang Nodul biru – (Blue Nevus) yang tidak sangat dendritik hitam, secara membentuk sarang – dan banyak klinis sering sarang,sering disertai pigmen disangka fibrosis melanoma Nevus sel Pertumbuhan Sel besar gemuk Sering pada anak; gelondong dan fasikular dengan sitoplasma nodul merah epitelioid merah muda biru; muda atau merah; (nevus Spitz) sel fusiform sering disangka hemangioma secara klinis Nevus halo Infiltrasi limfositik di Identik dengan Respons imun sekitar sel nevus nevus didapat pejamu terhadap biasa sel nevus dan melanosit normal di sekitarnya Nevus Sarang – sarang Atipia sitologik Berpotensi displastik intraepidermis yang menjadi besar dan menyatu prekursor melanoma maligna 2.1.4 Manifestasi Klinis Nevus dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh, termasuk membrana mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler, atau papilomatosa, biasanya berukuran 24 mm, namun dapat bervariasi dari sebesar peniti sampai sebesar telapak tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman. Nevus kongenital merupakan nevus yang terdapat sejak lahir atau timbul beberapa bulan setelah kelahiran. Klasifikasi menurut jenisnya: 2.1.4.1 Junction Nevus Secara umum tidak berambut, makulanya terang, sampai coklat kehitaman, ukurannya bervariasi dari 1 mm sampai 1 cm (diameter), permukaan halus dan rata. Lesi bisa berbentuk bulat, elips, ada yang berbentuk kecil, irregular. Lokasi sering di telapak tangan, telapak kaki dan genitalia. Jarang setelah lahir, biasanya berkembang setelah usia 2 tahun. Pembentukan aktif sel nevusnya hanya pada pertemuan epidermis dan dermis. 2.1.4.2 Compound Nevus Hampir sama dengan junctional nevi, tetapi sedikit menonjol dan ada yang berbentuk papillomatous. Warnanya seperti warna kulit sampai warna coklat. Permukaannya halus, lokasi banyak di wajah dan biasanya ditumbuhi rambut. Sel nevusnya berada pada epidermis dan dermis. 2.1.4.3 Intradermal Nevus Bentuk papel (kubah), ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1 cm atau lebih (diameter). Lokasinya di mana – mana tapi paling banyak di kepala, leher, dan biasanya ditumbuhi rambut kasar, berwarna coklat kehitaman. Sel nevusnya berada pada dermis (Putra, 2008). 2.1.4 Patofisiologi Melanosit terdapat di lapisan basal epidermis dan menunjukkan area perbatasan tertentu. Melanosit non – neoplastik secara tipikal menunjukkan inhibisi kontak antara satu sama lain dan sel pigmen biasanya tidak ditemukan sebagai sel penyambung. Namun dengan suatu bentuk stimulasi tertentu, seperti radiasi sinar UV, densitas melanosit di dalam epithelium normal dapat meningkat. Melanosit normal juga dapat melibatkan epithelium adneksal, yang paling mudah terlihat adalah papilla folikular. Nevus berasal dari sel nevus yang merupakan diferensiasi inkomplit dari melanosit di epidermis, dermis dan perbatasan antara epidermis dengan dermis. Nevus sering ditemukan pada margin palpebrae, sering tumbuh menempel pada permukaan okular. Nevus jinak yang asimptomatik tidak memerlukan terapi, tetapi nevi compound dan nevi junctional bisa berubah menjadi ganas. Nevus adalah proliferasi melanosit yang berkontak antara satu sama lain, membentuk suatu kelompok sel yang dikenal sebagai nests. Nevus ini biasanya terbentuk sewaktu masa anak – anak dan onsetnya dipercaya sebagai respon terhadap matahari atau paparan sinar UV. Nevus juga diteliti dapat berkembang atau meluas dengan cepat setelah adanya luka bakar, severe sunburns, atau nekrolisis toksik epidermal (TEN) atau pada orang dengan bula epidermolisis. Dalam hal ini, pembentukan nevus eruptif ini dipropagasi oleh stimulus bersifat traumatik, dengan penyebaran sel – sel nevus pada area yang mengalami trauma. Hormon pertumbuhan, seperti fibroblast growth factor, dipercaya dapat juga menyebabkan proliferasi keratinosit dan dapat mengkontribusi terhadap stimulasi proliferasi melanosit. Secara garis besar, etiologi pasti dari pembentukan dan perkembangan nevus ini adalah kompleks dan bersifat multifaktorial dan tidak difahami sepenuhnya. Nevus didapat dianggap sebagai neoplasma jinak, di mana melanosit berasal dari neural crest, dan dapat ditemui distribusinya di dermis, di sekitar dan di dalam dinding pembuluh darah, sekitar struktur adneksa, seperti folikel rambut, di dalam subkutis dan kadang – kadang di dalam otot rangka, otot polos, saraf dan gandula sebasea. Nevus bisa menyebabkan gejala sekiranya nevus mengenai permukaan okular atau mengalami pembesaran serta mengganggu penglihatan. Terapinya berupa eksisi atau reseksi pada margin palpebrae.Nevus cenderung untuk berubah dalam 3 tahap : junctional yaitu terletak di lapisan basal epidermis dermal, compound yaitu perluasan dari zona transisi ke epidermis sampai ke dermis dan dermal yaitu disebabkan oleh involusi komponen epidermis dan dermis. Pada anak – anak, nevus diawali oleh junctional nevus yang berbentuk datar dengan makula berpigmen. Menjelang dekade kedua, kebanyakan nevus menjadi nevus compound yang mana nevus tadi mengalami elevasi dengan papul berpigmen. Kemudian, pigmentasi epidermis ini menghilang dan nevus compound tadi menetap tetapi dengan pigmentasi yang minimal atau lesi amelanotik. Pada usia 70 tahun, semua nevi menjadi dermal nevi dan pigmen menghilang. (Rata,1999). 2.1.5 WOC 2.1.6 Komplikasi Komplikasi pertama dari penyakit ini adalah kemungkinan besar terjadinya kanker pada kulit atau melanoma. Kalau bercak hitam terus terpapar cahaya matahari yang menadung ultraviolet serta polusi akan menyebabkan sel kanker tumbuh dan berkembang. Komplikasi kedua adalah gangguan saraf berupa neurocutneous melanocytosis. Saat bagian bercak hitam terkena sinar matahari, produksi melanin akan meningkat tajam dan masuk ke otak atau saluran tulang belakang. Akibatnya tubuh akan mengalami gangguan saraf seperti kejang, pingsan, dan muntah- muntah. Komplikasi kedua ini rasio terjadinya hanya 7 persen. 2.1.7 Pemeriksaan Penunjang Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Biopsi atau analisa terhadap tahi lalat yang sudah diangkat bisa membantu menentukan adanya keganasan atau tidak. 2.1.8 Penatalaksanaan Medis Secara umum, nevus tidak membutuhkan terapi kecuali memang pasien sendiri yang menginginkan nevusnya diangkat. Terapi ini juga biasa dilakukan ketika dokter mulai mencurigai perubahan nevus yang mengarah keganasan. Terapi yang biasa dipilih adalah terapi eksisi sederhana. Bedah eksisi merupakan salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang jaringan (tumor) dengan cara memotong. Tindakan ini dilakukan untuk berbagai macam tujuan antara lain sebagai penunjang pemeriksaan (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun ganas dan memperbaiki penampilan secara kosmetis. Tindakan ini merupakan tindak medis yang cukup aman apabila dilakukan menyesuaikan standard operasional dan tingkat kesterilan yang baik. Kedua hal tersebut harus dipastikan agar tidak menimbulkan efek samping yang mengkhawatirkan setelah operasi. 2.2 Manajemen Keperawatan 2.2.1 Pengkajian 1) Identitas Pasien (1) Data Demografi (2) Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya (3) Faktor Lingkungan (4) Pola Kesehatan Fungsional Gordon 1. Riwayat keperawatan untuk pola persepsi kesehatan-penanganan kesehatan Pola sehat – sejahtera yang dirasakan, Pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan dengan sehat, pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif, Ketaatan pada ketentuan medis dan keperawatan. 2. Riwayat keperawatan untuk pola aktifitas Pola aktivitas, latihan dan rekreasi, Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll). terutama yang berhubungan dengan paparan sinar matahari. 3. Riwayat keperawatan untuk pola istirahat-tidur pola tidur- istirahat dalam 24 jam, Kualitas dan kuantitas tidur. 4. Riwayat keperawatan untuk pola kognitif perseptual Penglihatan, perasa, pembau, Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan keputusan. 5. Riwayat keperawatan untuk pola konsep diri Sikap klien mengenai dirinya, Persepsi klien tentang kemampuannya,Pola emosional, Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri. 6. Riwayat keperawatan untuk pola peran/hubungan Persepsi klien tantang pola hubungan, Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab. 7. Riwayat keperawatan untuk koping / toleransi stress Kemampuan mengendalian stress, Sumber pendukung. 2) Pemeriksaan Fisik (1) Pada pemeriksaan fisik, inspeksi yang teliti terhadap lesi harus dilakukan dengan baik. Dokumentasikan dimensi dan warna dari semua lesi dan lokasinya. Ukuran nevus melanositik kongenital bervariasi dan biasanya diklasifikasikan sebagai kecil (< 1 cm), intermediat (1-3 cm), atau besar/giant (>3 cm). (2) Nevus melanositik kongenital biasanya berpigmen, gelap dan coklat, terutama pada lesi yang tipis. Sel dapat meluas dari tingkat epidermis ke lemak subkutan. Lesi ini dapat memiliki banyak warna, dan kadang – kadang sukar dibedakan dengan melanoma berdasarkan pemeriksaan fisik sahaja (3) Nevus melanositik kongenital seperti hamartoma, ia mengandung predominan dari melanosit, dan dapat mempunyai penambahan folikel rambut, adanya folikel dan pertambahan ukuran. (4) Nevus melanositik didapat biasanya berdiameter kurang dari 1 cm dan berpigmen merata. Namun beberapa tipe nevus melanositik seperti Clark nevi mempunyai diameter lebih dari 1 cm. (5) Junctional nevi berbentuk makula atau papular tipis, warnanya coklat sampai dengan coklat kehitaman. (6) Compound nevi dan intradermal nevi mempunyai tampilan dengan lesi sedikit elevasi. Compound nevi biasanya lebih terang dari junctional nevi dan bervariasi dari gelap sampai coklat terang. Beberapa compound nevi mempunyai area pigmentasi gelap, lebih sering pada lesi bekas. 3) Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan laboratorium diindikasikan untuk evaluasi nevus melanositik kongenital ataupun yang didapat. Teknik pencitraan juga tidak dilakukan untuk evaluasi kebanyakan pasien dengan nevus, namun dapat dipertimbangkan pada pasien nevus kongenital multipel dengan kemungkinan melanosis neurokutaneus yang melibatkan kulit di atas tulang belaang atau posterior dari kulit kepala karena dapat dicurigakan risiko melanosis leptomeningeal. 2.2.3 Diagnosa Keperawatan 1) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit. 2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus. 3) Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi. 4) Nyeri akut berhubungan dengan tindakan eksisi kulit. 5) Ansietas berhubungan dengan prognosis penyakit. 2.2.4 Intervensi Keperawatan 1) Diagnosa 1 (1) Tujuan: perluasan lesi dapat dicegah. (2) Kriteria hasil: lesi berhenti membesar, nevus tidak membesar. (3) Intervensi: 1. Jangan gosok lesi. R: untuk menghindari perluasan lesi. 2. Lindungi area lesi dari sinar UV. R: untuk menghindari resiko mutasi gen (menjadi kanker). 3. Lindungi area permukaan kulit yang sehat. R: menghindari terjadinya luka. 2) Diagnosa 2 (1) Tujuan: mendapatkan motivasi menjalani hidup. (2) Kriteria hasil: klien mengatakan lebih percaya diri dan klien beraktivitas tampak normal dengan batasan yang dimiliki. (3) Intervensi: 1. Kaji pengetahuan klien terhadap penampakan kulit yang tidak bagus. R: ketidakmampuaan untuk melihat bagian tubuh yang terkena mungkin mengindikasikan. 2. Pantau kemampuan klien untuk melihat perubahan bentuk dirinya. R: memberikan informasi memformulasikan perencanaan. 3) Diagnosa 3 (1) Tujuan: rasa cemas klien berkurang. (2) Kriteria hasil: klien mengatakan lebih tenang dan tanda-tanda vital dalam batas normal. (3) Intervensi: 1. Berikan penjelasan lengkap tentang nevus. R: pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan ketakutan dan ansietas, serta meperjelas kesalahan konsep. 2. Berikan orientasi konstan dan konsisten R: membantu klien tetap berhubungan dengan lingkungan dan realitas. 2.2.5 Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya: Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi; ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien. Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada pasien. 2.2.6 Evaluasi Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan. 1) Berhasil: prilaku klien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan. 2) Tercapai sebagian: klien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan. 3) Belum tercapai: klien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.