KAJIAN KUALITAS PASIR SUNGAI,
PASIR GALI DAN PASIR PECAH
SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
DI DAERAH MALANG
Oleh: Isnandar
ABSTRAK
Pasir sungai merupakan jenis pasir yang umumnya dipakai sebagai bahan
bangunan yaitu sebagai bahan campuran spesi/plesteran, dan sebagai bahan
campuran beton. Pengadaan pasir sungai pada kurun waktu tertentu sering
mengalami kesulitan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan digunakan pasir
gali dan pasir pecah sebagai bahan bangunan yang belum banyak diketahui
kualitasnya. Kualitas pasir yang diselidiki adalah seberapa besar kandungan
kadar lumpur, zat organik, keteguhan adukan sebagai bahan spesi/plesteran
dan beton dan bagaimana gradasi pasir sebagai bahan campuran beton.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan perbedaan kualitas
pasir sungai, pasir gali dan pasir pecah sebagai bahan bangunan.
Kata kunci: Kualitas Pasir
Pengadaan bahan bangunan pasir yang dihasilkan dari DAS pada waktu
tertentu tidak mampu memenuhi kebutuhan. Hal ini bisa disebabkan laju
pembangunan yang pesat, dan pada musim kemarau daerah DAS biasanya produksi
pasir kurang potensial atau bisa juga disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah
tentang pembatasan penambangan pasir. Sebagai contoh pada musim kemarau
pertengahan tahun 1990 bertepatan dengan pembatasan penambangan pasir di DAS
Brantas yang berlanjut dengan larangan Gubernur Jawa Timur tentang penam-
bangan pasir di DAS Brantas, menyebabkan kebutuhan pasir tidak mencukupi dan
harganya menjadi sangat mahal, Namun penambangan pasir di DAS Brantas sampai
sekarang masih berlangsung, walaupun kondisi DAS
Brenigs sudah kris, Sobolasigan dengan adanya. pelanggaren oleh adanya
penambangan pasir liar di DAS Brantas ini, Menteri Pekerjaan Umum menyerukan
agar penambangan pasir di DAS Brantas harus dihentikan. Karena itu sebaiknya
para penambang pasir mengalihkan diri ke profesi yang lainnya. (Surya, 1992 Mei
9). Dalam kondisi kebutuhan pasir sulit didapat munculah produksi pasir gali yang
diperoleh dengan menggali lubang-lubang tanah yang banyak terdapat di wilayah
Drs. Isnandar: dosen jurusan PTB FPTK IKIP Malang90 Teina, Juli 93
Kabupaten Malang yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dengan
kualitas yang belum diketahui. Dan pasir sungai selain dari DAS Brantas semakin
banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan kualitas pasir sungai dari beberapa
tempat penambangan juga belum diketahui. Selain pasir DAS dan pasir gali terdapat
juga pasir buatan yang lebih dikenal dengan istilah pasir pecah, karena dibuat
dengan jalan menghancurkan batu. Tetapi pasir jenis terakhir ini tidak banyak
dikonsumsi karena harganya relatif mahal.
Berkaitan dengan sejarah geologi dan daerah sekitamya, keberadaan pasir
alam yaitu pasir sungai dan pasir gali sangat dimungkinkan memiliki variasi kualitas
yang berbeda. Pasir sungai dan pasir gali sangat dimungkinkan bercampur dengan
lumpur, bahan organik dan bahan lainnya seperti tanah liat, besaran butimya
dimungkinkan terlalu kasar atau terlalu halus, dan sebagainya. Sebagai contoh pada
dacrah aliran sungai di sepanjang daerah gundul dan daerah subur dengan kecepatan
aliran yang berbeda, dimungkinkan sungai-sungai tersebut menghasilkan pasir
dengan kualitas yang berbeda. Dan pasir gali yang didapat pada daerah dengan
lingkungan tanah liat berlempung, lanau berlempung dan sebagainya, sangat
dimungkinkan akan dihasilkan jenis pasir dengan kualitas yang berbeda.
Timbulnya bahan-bahan lumpur, lanau, tanah liat, bahan organik yang
bercampur dengan pasir dalam jumlah yang berlebihan akan memberikan kualitas
pasir yang tidak baik jika pasir itu digunakan sebagai bahan bangunan. Kandungan
baban-bahan lumpur, tanah liat bahan organik, butiran-butiran halus terlalu banyak
dalam pasir akan menurunkan kuat tekan pasangan dan kuat tekan beton, Dan
dalam pekerjaan plesteran akan terjadi penyusutan yang menimbulkan retak-retak.
Hal inj dikarenakan kandungan bahan lumpur, tanah liat dan bahan organik seperti
bagian tanaman dan humus dapat menghambat hidrasi semen, dan tentunya akan
memperlama proses pengerasan yang akan menurunkan kekuatan tekan beton
setelah kering (Murdock & Brooke, dikutip oleh Hendarko, 1986).
Sementara itu produksi pasir pecah yang dihasilkan dari proses pemecahan
batu dimungkinkan akan dihasilkan pasir kasar dalam jumlah yang berlebihan.
Dalam pekerjaan beton, jenis pasir ini memerlukan lebih banyak air dan semen
yang tinggi untuk melengkapi kekurangan dari fraksi halus dan akan menghasilkan
beton dengan kemungkinan segregasi, yaitu suatu kecenderungan partikel kasar dan
berat untuk mengendap dan partikel ringan seperti air akan naik. Dan dalam
pekerjaan pasangan atau plesteran akan dihasilkan ikatan yang kurang sempurna
antara fraksi pasir dan baban pengikat dalam adukan. Hal ini dikarenakan tebal
adukan pasangan dan plesteran hanya setebal 1 cm.Isnandar, Kualitas pasir 91
Dari analisa di atas maka perlu adanya kajian yang seksama terhadap
kualitas pasir sungai, pasir gali dan pasir pecah yang diperoleh dari tempat-tempat
penambangan/penggalian dan tempat produksi pasir pecah sebagai bahan bangunan.
Schingga pemanfaatan pasir sebagai bahan bangunan dapat disesuaikan dengan
spesifikasi dan jenis pekerjaan bangunan.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini menggunakan rancangan survey laboratoris, untuk:
(1) mendiskripsikan kualitas pasir sebagai bahan campuran adukan pasangan dan
plesteran. Yakni untuk mendiskipsikan kandungan kadar lumpur, kandungan zat
organik dan keteguhan adukan. Acuan yang digunakan adalah PUBI NI-3 (YDNI,
1980), (2) mendiskripsikan kualitas pasir sebagai bahan campuran beton. Yakni
untuk mendiskripsikan kandungan kadar lumpur, kandungan zat organik dengan
menggunakan acuan PBI 1971 NI-2 (YDNI, 1980), dan (3) mendiskripsikan gradasi
butir dengan acuan saringan BI 882.
Di samping itu untuk membedakan keteguhan adukan pasangan yang dibuat
dengan campuran dari jenis-jenis pasir yang berbeda, menggunakan rancangan
Penelitian eksperimental muni, yakni "Post Only Control Group"
R-x-01
R - @
Sebagai sasaran penelitian pasir sungai adalah sejumlah pasir sungai yang
dikumpulkan para penambang pasir sungai di Madyopuro, Rejeni Turen, Aran-aran
Wajak, dan Brandong Dampit. Sasaran penelitian pasir gali adalah sejumlah pasir
gali yang dikumpulkan para penggali pasir di Bambang Wajak dan Gunung Gebuk
Lawang. Dan sasaran penelitian pasir pecah adalah pasir pecah yang didapatkan
dari hasil pemecahan batu di Lawang. Prosedur sampling dengan teknik proibability
sampling yakni teknik random sampling.
Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) Untuk mendapatkan data
sebagai bahan campuran adukan pasangan dan plesteran yang meliputi: kadar
lumpur, zat organik, dan plesteran yang meliputi: kadar lumpur, zat organik, dan
keteguhan aduk digunakan ketentuan rumus dalam PUBI 1970. (2). Untuk
mendapatkan data sebagai bahan campuran adukan beton yang meliputi kadar
lumpur, zat organik digunakan ketentuan dalam PBI 1971. Dan untuk data gradasi