Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH FISIOTAPING TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS

Afrianti Wahyu Widiarti, Sukadarwanto


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi

Abstract: Osteoarthritis, Knee, Fisiotaping, Functional Activity. The aims of the


study was to finded the effect of fisiotaping to increased functional activity in
patients with osteoarthritis of the knee. a research design that is used is One
group pre and post design with control. The research subjects 20 people who
suffer from osteoarthritis of the knee who met the study criteria given fisiotaping
during 6 weeks of treatment. The research location is Clinic of YPAC Surakarta,
Central Java. Measuring Tool used WOMAC Scale. the functional activity
(WOMAC) normality test of data, data are normally distributed then tested with
paired sample t test. The results of the functional significance of the activity
before and after the treatment has a value of p = 0.000 (p <0.05), which means
there fisiotaping effect of increased functional activity.

Key Words: Osteoarthritis, Knee, Functional Activity, Fisiotaping

Abstrak: Osteoartritis, Lutut, Fisiotaping,Aktivitas Fungsional. Tujuan


penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Fisiotaping terhadap peningkatan
kemampuan fungsional penderita osteoartritis lutut. Desain Penelitian One group
pre and post design with control. subyek penelitian sejumlah 20 orang yang
menderita osteoartritis lutut yang memenuhi kriteria penelitian diberikan
pemasangan fisiotaping selama 6 minggu. Tempat penelitian Klinik YPAC
Surakarta, Jawa Tengah. Alat Ukur yang digunakan WOMAC Scale. Uji
normalitas data aktivitas fungsional (WOMAC), data berdistribusi normal
menggunakan parametrik paired sample t test. Hasil signifikansi aktivitas
fungsional sebelum dan setelah perlakuan memiliki nilai p=0,000 (p<0,05), yang
berarti ada pengaruh fisiotaping terhadap peningkatan aktivitas fungsional.

Kata Kunci: Osteoartritis, Lutut, Fisiotaping,Aktivitas Fungsional

PENDAHULUAN
Usia harapan hidup meningkat Osteoartritis adalah penyakit
dari 54 tahun pada wanita dan 50 tahun degeneratif pada sendi yang ditandai
pada laki – laki ( pada tahun 1980 ) gejala patologis pada seluruh struktur
menjadi 61,5 tahun untuk wanita dan sendi. Adanya kerusakan tulang rawan
57,5 tahun untuk laki –laki pada tahun sendi, munculnya skelerosis dan osteofit
1985. Pada tahun 1990 mencapai 64,7 pada tepi tulang, meregangnya kapsul
tahun untuk wanita dan 61 tahun untuk sendi, timbul peradangan dan lemahnya
laki – laki, sedangkan pada tahun 1995 otot-otot disekitar sendi (Felson, 2008).
usia harapan hidup telah mencapai 66,7 Osteoartritis banyak disebabkan
tahun untuk wanita dan 62,9 tahun oleh berbagai faktor antara lain usia,
untuk laki – laki ( Depkes RI, 2003) obesitas, jenis kelamin dan aktivitas

28
Afrianti Wahyu, Pengaruh Fisiotaping Terhadap Peningkatan 29

fisik serta idiopatik. Seiring permukaan kulit sehingga merasa lebih


bertambahnya usia, tingkat penggunaan nyaman. Sedangkan Efek dari sistem
sendi lebih tinggi tetapi kemampuan sel sirkulasi lympatik dan sirkulasi darah,
untuk regenerasi menurun dan akan memberikan perbaikan
kemampuan otot berkurang. vaskularisasi sehingga mengurangi
Meningkatnya berat tubuh hingga udema. Efek terhadap otot dan tendon
obesitas akan mempengaruhi kerja sendi akan memberikan fasilitasi dan inhibisi
lutut untuk menopang tubuh. Sehingga kontraksi sehingga kerja otot tetap
beban sendi lutut untuk menopang tubuh optimal dan nyeri dapat dimodulasi
akan meningkat. Selain itu aktivitas (Kuntono, 2011). Sifat- sifat elastis juga
fisik yang berlebih menimbulkan beban dapat digunakan secara mekanis untuk
yang cukup berat pada sendi lutut dan membatasi atau mendorong gerakan
beresiko cidera hingga resiko terkena tertentu di sendi (Kaze, 2005).
osteoartritis, tetapi banyak kasus tidak Modalitas ini memang kurang
dapat ditemukan penyebab dengan jelas dikenal oleh fisioterapis khususnya di
(Apley, 1995). Indonesia, padahal taping merupakan
Berbagai upaya telah dilakukan tindakan fisioterapi yang mudah dan
oleh fisioterapis dalam mengatasi nyeri memberikan efek baik. Dengan taping
dan fungsional dengan berbagai dapat mengurangi nyeri secara cepat,
modalitas fisioterapi, modalitas dengan beberapa aplikasi pendekatan
fisioterapi yang aman dan praktis bisa yang dapat digunakan untuk
dijadikan sebagai alternatif yang tepat meningkatkan kekuatan otot, koreksi
dan cepat dalam mengatasi masalah pada sendi, fascia, dan jaringan lain
nyeri, modalitas yang kurang begitu yang berkaitan dengan fungsi
dikenal namun telah banyak yang musculoskeletal. Fungsi utama dari
membuktikan keefektifannya dalam kinesiotaping ini adalah untuk
mengatasi masalah muskuloskeletal, memberikan elastis lebih kuat bagi otot
modalitas tersebut adalah taping. otot yang terasa tegang dan juga
Sementara itu, fisiotaping hadir melindungi atau mendukung otot.
sebagai modalitas fisioterapi yang aman Beberapa orang juga mengunakan
dan praktis, bisa dijadikan sebagai kinesiotaping ini untuk mencegah
alternatif yang tepat dan cepat dalam kemungkinan terjadinya odema karena
mengatasi nyeri dan perbaikan kelelahan dan kejang otot. Pemakain
fungsional. Fisiotaping adalah upaya taping dapat meningkatkan kekuatan
intervensi fisioterapi dengan dan energi yang hilang bersamaan
menggunakan metode pembalutan sewaktu melakukan pergerakan (Stewart
elastis yang direkatkan pada kulit serta Bruce, 2008).
di desain sedemikian rupa sehingga
mempunyai efek terapeutik atau METODE PENELITIAN
pengobatan (Kuntono, 2011). Desain penelitian ini adalah
Dasar dari fisiotaping adalah “One group Pre & post test Design with
penemuan elastis taping yang control” dimana subyek dibagi menjadi
dikembangkan oleh Kenzo Kase (1973) 2 kelompok. Kelompok 1 diberikan
dengan istilah Kinesiotaping. Efek dari perlakuan berupa Fisioterapi standar dan
rekatan dikulit memberikan efek setelahnya diberikan Fisiotaping,
stimulus mikrosensoris terhadap sedangkan pada kelompok kontrol
30 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 1, No 1,Mei 2016, hlm 01-74

hanya diberikan Fisioterapi standar. 0


semua pasien yang berkunjung di klinik 48-52 6 6 4 40
0
YPAC yang memenuhi kriteria dan Total 10 1 1 100
bersedia menjadi subyek penelitian. 0 0
Seluruh subyek penelitian telah 0
memenuhi kriteria penerimaan yang Mean 41,6
telah ditentukan, meliputi : (1) penderita Berdasarkan tabel 1, Frekuensi
Osteoartritis baik laki-laki maupun usia pada kelompok I didominasi oleh
perempuan, ditegakkan oleh diagnosa penderita dengan rentang usia 43-47
dokter, (2) memenuhi kriteria hasil tahun berjumlah 4 orang (40%), dan
pemeriksaan yang menunjukan adanya dengan penderita berusia 48-52
nyeri akibat osteoartritis yaitu nyeri di berjumlah 6 orang (60%). Sedangkan
lutut kanan atau kiri saat beraktifitas dan pada kelompok II antara 32-36 adalah 2
saat pagi hari dan mempunyai nilai VAS orang (20%), usia 37-42 ada 4 orang
quadriple (nyeri rata-rata dlm 24 jam (40%) dan usia 48-52 ada 4 orang
terakhir) antara 2 – 7 (3) bersedia (40%). Rerata umur pada kelompok I
mengikuti program terapi satu minggu didapatkan 48, sedangkan pada
2 kali berturut-turut selama 6 minggu, 4) kelompok II didapatkan nilai rerata
penderita osteoartritis grade 1 sampai 3. 41,6.
Teknik pengumpulan data dalam Tabel 2
penelitian ini adalah dengan pengukuran Deskripsi Subjek Penelitian
kemampuan fungsional menggunakan Berdasarkan Jenis Kelamin
kuesioner Womac Scale. Data yang Kelompok I Kelompok II
telah diperoleh selanjutnya dianalisis. Terapi Terapi
Standar + Standar
Sebelumnya dilakukan uji normalitas Fisiotaping
data menggunakan Shapiro wilk test Jenis Jml % Jml %
karena data < 50. Setelah diperoleh data Kelamin
berdistribusi normal, analisis statistik Laki-laki 55 4 40
yang digunakan adalah paired sample t- 0
Perempuan 55 6 60
test. 0
Total 10 100 10 100
HASIL PENELITIAN Tabel 2, menggambarkan
Analisis Univariat karakteristik jenis kelamin subjek
Karakteristik subyek penelitian penelitian. Kelompok perlakuan I adalah
Subyek penelitian ini adalah 20 5 orang laki-laki (50%) dan 5 orang
(dua puluh) orang. perempuan (50%). Pada kelompok
Tabel 1 perlakuan II adalah 4 orang laki-laki
Deskripsi Subjek Penelitian (40%) dan 6 orang perempuan (60%).
Berdasarkan Usia Sehingga jumlah total subyek penelitian
Kelompok I Kelompok II
jenis kelamin laki-laki adalah 9 orang
Terapi Terapi Standar
Standar (45%) dan perempuan adalah 11
+ Fisiotaping orang (55%).
Usia Jumlah % Jumlah % Pada awal penelitian ini subyek
32-36 - - 2 20 diukur dan kemampuan fungsional
37-42 - - 4 40 dengan WOMAC SCALE. Deskripsi
43-47 4 4 - -
dari nilai WOMAC Scale sebelum
Afrianti Wahyu, Pengaruh Fisiotaping Terhadap Peningkatan 31

perlakuan pada kelompok I diperoleh PEMBAHASAN


nilai minimal 57 maksimal 86 rata-rata Hasil pada penelitian ini sejalan
72,5 sedangkan untuk kelompok II dengan penelitian yang dilakukan oleh
diperoleh nilai minimal 55 maksimal 86 Cushnaghan et.al (1994) berjudul
rata-rata 72,33. Hasil pengukuran awal Taping the patella medially: a new
subyek penelitian ini dapat dilihat pada treatment for osteoarthritis of the knee
tabel 3 sebagai berikut: joint, dengan 14 subyek penelitian yang
Tabel 3 secara acak mendapatkan 3 perlakuan
Nilai WOMAC Scale Sebelum yang sama dengan teknik pemasangan
Perlakuan taping yang berbeda (medial, lateral
Kelompok Minimal Maksimal Rata-rata dan netral). Didapatkan hasil p = 0,023
I 57 86 72,5 (p < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa
II 55 87 72,3 pemberian taping berpengaruh terhadap
Setelah dilakukan perlakuan penurunan nyeri pada penderita OA
selama 6 minggu, nilai WOMAC scale lutut. Selain itu juga penelitian yang
setelah perlakuan pada kelompok I dilakukan oleh Brandon et.al (2005)
diperoleh nilai minimal 23 maksimal 35 dengan judul The use of Kinesio Tape
rata-rata 30,9 sedangkan untuk in patients diagnosed with
kelompok II diperoleh nilai minimal Patellofemoral pain, diperoleh hasil
45 maksimal 80 rata-rata 64,6 untuk Kinesio Tape berpengaruh dalam
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel memberikan efek yang positif untuk
5.4 mengurangi nyeri pada penderita
Tabel 4 patellofemoral pain.
Nilai WOMAC Scale Setelah Bukti lain juga ditunjukkan
Perlakuan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Kelompok Minimal Maksimal Rata-rata Crossley et.al (2009) dengan judul Can
patellar tape reduce the patellar
I 23 35 30,9 malalignment and pain associated with
II 45 80 64,6 patellofemoral osteoarthritis?, dengan
Variabel kemampuan fungsional 28 subyek penelitian yang dibagi
kelompok I terdapat perbedaan nilai menjadi 2, yaitu kelompok perlakuan
rata-rata sebelum perlakuan 72,5, dengan taping dan kelompok kontrol
sesudah perlakuan 30,9 atau terjadi tanpa taping. Diperoleh hasil, subyek
perubahan 41,6, sedangkan kelompok II penelitian dengan OA sendi lutut yang
terdapat perbedaan nilai rata-rata menggunakan patellar taping secara
sebelum perlakuan 72,3, sesudah 64,6 signifikan dapat mengurangi
atau ada perubahan 7,7. malalignment (p = 0,028) dan rasa
Uji beda statistic aktivitas nyeri (p = 0,045). DJ.Osterheus (2004)
fungsional dimana data berdistribusi juga membuktikan dalam penelitian
normal, diperoleh nilai Womac The use of Kinesio Taping in the
Osteoarthritis Index sebelum dan management of traumatic patella
setelah perlakuan yaitu p = 0,000 yang dislocation. A case study. Physiotherapy
secara bermakna ada pengaruh Theory and Practice, dengan 1 subyek
pemakaian fisiotaping terhadap penelitian seorang wanita berusia 49
peningkatan aktivitas fungsional pada tahun, setelah 5 minggu pemasangan
penderita OA lutut. taping didapatkan hasil terdapat
32 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 1, No 1,Mei 2016, hlm 01-74

penurunan nyeri dan oedema dan pola fisiotaping juga dapat menurunkan
jalan yang normal. Penelitian The nyeri melalui teori gerbang kontrol.
effects of Kinesiotape and strength Adanya sentuhan berupa gosokan pada
training on knee pain and quadriceps saat pemasangan fisiotaping akan
strength in people with patellofemoral menstimulasi mekanoreseptor yang
pain syndrome (PFPS)yang dilakukan dapat merangsang serabut A-beta yang
oleh Mousavi et.al (2011) dengan 31 merupakan serabut berdiameter besar
pasien pria yang menderita PFPS, dan lebih cepat dalam melepaskan
diperoleh hasil secara signifikan neurotransmitter penghambat. Selain
Kinesio Tape berpengaruh terhadap itu, serabut A-beta adalah penghantar
penurunan nyeri pada pasien PFPS. rangsang non- nociceptive (bukan
Mekanisme kerja dari fisiotaping nyeri). Berbeda dengan serabut A-delta
adalah dengan cara merangsang dan C yang berdiameter kecil yang
proprioceptor yang merespon nyeri, merupakan serabut pembawa rangsang
merangsang mechanoreceptors, nosiseptif. Selanjutnya serabut A-beta
memfasilitasi drainase limfatik dengan akan mengaktivasi substansia
mengangkat kulit untuk menciptakan gelatinosa (SG) untuk menutup gerbang
area bertekanan rendah (Kase, 2005). ke pusat (otak) sehingga rangsang nyeri
Fisiotaping yang dilekatkan pada yang menuju pusat akan terhenti atau
sendi lutut akan mengangkat kulit menurun (Kuntono, 2011).
sehingga terjadi proses eliminasi
tekanan kutan terhadap jaringan KESIMPULAN DAN SARAN
subcutan yang menghasilkan area Berdasarkan penelitian yang
bertekanan rendah. Hal ini akan dilakukan pada 10 orang penderita
mengakibatkan pembuluh darah dan osteoartritis sendi lutut yang diberikan
limfe menjadi vasodilatasi sehingga fisiotaping selama 6 minggu, dimana
jaringan yang mengalami hipoksia dan aktivitas fungsionalnya dievaluasi
asidosis dapat teraliri darah yang dengan WOMAC Scale, diperoleh
mengandung nutrisi dan oksigen. kesimpulan sebagai berikut.
Dengan adanya vasodilatasi pembuluh Pemberian fisiotaping pada
darah tersebut akan memperlancar penelitian ini memiliki pengaruh terhadap
sistem metabolisme pada area yang peningkatan aktivitas fungsional pada
diterapi sehingga substansi nyeri seperti penderita osteoartritis sendi lutut yang
bradikinin, prostaglandin dan diukur dengan WOMAC Scale. Hal ini
histamine akan terbuang bersama juga dapat diketahui dari hasil analisis
dengan aliran darah sehingga nyeri akan statistik dengan menggunakan paired
menurun. Di sisi lain, dengan adanya sample t test. Diperoleh nilai p = 0,000
metabolisme yang lancar, akan terjadi yang artinya secara bermakna ada
pembuangan sisa metabolisme pengaruh yang diberikan fisiotaping
penumpukan asam laktat yang terhadap peningkatan aktivitas
menyebabkan spasme. Keuntungan fungsional.
metabolisme ini mengakibatkan Dari hasil analisis yang didapatkan,
spasme otot menjadi menurun (Kase, fisiotaping memiliki manfaat untuk
2005). mengurangi nyeri sehingga dapat
Selain proses menurunkan nyeri meningkatkan aktivitas fungsional
melalui area bertekanan rendah, pada penderita osteoartritis sendi lutut.
Afrianti Wahyu, Pengaruh Fisiotaping Terhadap Peningkatan 33

Saran dari penelitian ini adalah (1) Umum dan Osteo Arthritis
fisiotaping dapat digunakan sebagai Lutut dari aspek Fisioterapi;
modalitas tambahan pada penderita Muhammadiyah University
osteoartritis sendi lutut untuk Press, Surakarta.
mengurangi nyeri dan meningkatkan Mousavi, S.M, et.al, 2011; The Effects
aktivitas fungsional, (2) diperlukan of Kinesiotape and Strength
penelitian yang lebih lanjut dengan Training on Knee Pain and
subyek yang lebih banyak, waktu yang Quadriceps Strength in People
lebih panjang dan adanya follow up with Patellofemoral Pain
setelah diberikan perlakuan untuk Syndrome (PFPS); Diakses
melihat manfaat fisiotaping dalam jangka tanggal 9 Mei 2012, dari
waktu panjang. http://www.jims.mui.ac.ir/

DAFTAR RUJUKAN
Apley, A.Graham.1995. Buku Ajar
Orthopedi dan Fraktur Sistem
Apley: Edisi ketujuh.
Jakarta;Widya Medika.
Crossley K.M, et.al. 2009. Can Patellar
Tape Reduce the Patellar
Malalignment and Pain
Associated with Patellofemoral
Osteoarthritis?; Diakses pada
tanggal 9 Mei 2012, dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
bmed/19950307
Cushnaghan, et.al. 1994. Taping the
Patella Medially: a New
Treatment for Osteoarthritis of
the Knee Joint?; Diakses
tanggal 9 Mei 2012, dari
http://www.bmj.com/
Depkes RI. 2003. Pedoman
Pengelolaan Kegiatan
Kesehatan di Kelompok Lanjut
Usia. Depkes :Jakarta
Kaze, D.C. 2005. Illustrated Kinesio
Taping : Edisi Ke 4, Ken’i-kai,
Tokyo, Hal 6 – 15.
Kuntono, H.P. 2011. Fisiotaping
Metode Terkini Untuk
Problem Nyeri, disampaikan
dalam seminar nasional
fisioterapi; Surakarta, 12 Maret
2011.
Kuntono, H.P.2011. Nyeri secara

Anda mungkin juga menyukai