Anda di halaman 1dari 15

Oleh :

Ariakresna Dwipurnomo
Deandra Prisila
Mirsha Damarjati S.
Naba Adila
Prissilia Anggraeni P.
Shaluna Raditya
Latar Belakang Agresi Militer 2
• Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan
berusaha untuk mengingkari perjanjian Renville
• 18 Desember 1948 Belanda mengeluarkan surat
pernyataan bahwa Belanda tidak terikat lagi
dengan persetujuan gencatan perang Renville.
Tetapi surat pernyataan tersebut tidak dapat
disampaikan ke pemerintahan pusat di
Yogyakarta sebab dilarang oleh Belanda.
• Presiden didesak untuk ikut keluar kota agar tidak
ditangkap Belanda, tetapi Presiden menolak
• Alasan mereka adalah supaya mereka mudah ditemui
oleh KTN dan kegiatan diplomasi dapat berjalan terus
• 22 Desember 1948, Presiden Ir. Soekarno, H. Agus
Salim dan Sutan Syahrir diasingkan ke Bastagi
(Sumatera Utara)
• Presiden Ir. Soekarno, H. Agus Salim, dan Sutan Syahrir
dipindahkan ke Prapat Roem
• Mr. A.G. Pringgodigdo, Mr. Assaat dan Komodor S.
Suryadarma diasingkan ke Muntok, Pulau Bangka
• Akhir Januari Presiden Soekarno dan H. Agus Salim
dipindahkan ke Muntok sehingga kembali berkumpul
dengan Muh. Hatta
Perang Gerilya Menghadapi Perang
Agresi Militer Belanda 2
• 25 Desember 1948 Pasukan Jenderal Sudirman
bergerilya di Pantai Selatan Jawa mulai dari
Prangtritis ke timur lewat Wonosari,
Pracimantoro, Wuriyantoro, Wonogiri berbelok ke
timur menuju Purwantoro, Ponorogo, Trenggalek,
Kediri kembali ke barat menuju Sawahan, Sedayu,
Ngindeng, Nogosari, Tegalombo, Nujing, Ngambar
dan Sobo. Dari sini kemudian kembali ke
Yogyakarta lewat Tirtomoyo, Baturetno,
Karangbendo, Karangmejo, Geding, Piyungan,
Prambanan dan akhirnya masuk lagi ke
Yogyakarta
• Tempat ini sekarang terkenal dengan nama
Rute Gerilya Panglima Besar Jenderal
Sudirman
• Belanda telah berhasil menduduki kota
Yogyakarta, tetapi gagal membentuk
pemerintahan. Disebabkan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX tidak mau diajak bekerja
sama oleh Belanda
Serangan Umum 1 Maret 1949
terhadap kota Yogyakarta
• Belanda membagi tentaranya di berbagai pos di
luar kota, seperti di Bantul, Ganjuran, Barongan,
Gamping, Bantar, Cebongan, Medari, Beran dan
Kaliurang untuk membentuk benteng Stelsel guna
untuk mengahadang gerak maju para gerilyawan
dari luar kota
• Serangan umum 1 Maret 1949 dilakukan
serempak dari berbagai jurusan kota sehingga
tentara Belanda sangat terkejut dan tidak mampu
menguasai keadaan
• TNI mulai berhasil menguasai kota Yogyakarta
mulai pukul 06.00 WIB hingga jam 12.00 WIB
Arti TNI Hanya Menduduki Kota
Yogyakarta Selama 6 Jam
• Memulihkan kembali kepercayaan rakyat terhadap TNI
dan meningkatkan semangat juang anggotanya
bersama warga masyarakt yang sedang bergerilya
• Mematahkan mental tentara Belanda
• Mengatakan kepada dunia bahwa propaganda Belanda
yang mengatakan bahwa TNI sudah dihancurkan, kota
Yogyakarta sudah dikuasai sepenuhnya oleh Belanda
dan pemerintahan berjalan lancar adalah kebohongan
semata
• Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI
masih kuat dan mampu memukul mundur musuh -
musuhnya
Menarik Dukungan Internasional
Dalam Upaya Menghadapi Agresi
Militer Belanda 2
• Atas prakarsa Burma (Myanmar) dan India
terselenggaralah Konferensi Asia di New Delhi,
India, pada tanggal 23 Januari 1949
• Konferensi itu juga dihadiri oleh beberapa
negara di Asia, Afrika dan Australia
Isi Resolusi Dewan Keamanan PBB
• Pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke
Yogyakarta
• Pemebentukan pemerintahan sementara yang
mempunyai kemerdekaan dalam politik luar negeri
sebelum tanggal 15 Maret 1949
• Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia
• Penyerahan kedaulatan kepada pemerintahan
Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari 1950
• Penghentian semua operasi militer dengan segera oleh
Belanda dan juga penghentian semua aktivitas gerilya
oleh Republik. Kedua pihak harus bekerja sama untuk
mengadakan perdamaian kembali
• Pembebasan segera dengan tidak bersyarat
semua tahanan politik di daerah Republik
Belanda sejak tanggal 19 Desember 1949
• Belanda memberikan kesempatan para pembesar
pemerintah Republik untuk kembali ke
Yogyakarta agar dapat melaksanakan pasal 1
tersebut di atas dan dapat melakukan kewajiban
– kewajibannya dengan bebas
• Perundingan dilakukan dalam waktu secepatnya
dengan dasar perundingan Linggar Jati,
perundingan Renville, dan berdasarkan
pembentukan pemerintah ad interim federal
paling lambat tanggal 15 Maret 1949
• Pemelihan anggota untuk Dewan Pembuatan Undang
Undang Dasar Negara Indonesia Serikat selambat –
lambat nya tanggal 1 Juli 1949
• Komisi jasa baik (Komisi 3 Negara) berganti nama
menjadi Komisi Perserikatan Bangsa – Bangsa untuk
Indonesia (United Nations Commision for
Indonesia/UNCI)
• Dewan keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar
Republik Indonesia dan Belanda menghentikan
permusuhan
• Pemerintahan darurat Republik Indonesia yang
dipimpin oleh Syafrudin Prawiranegara menyatakan
bersedia untuk melaksanakan dengan syarat
Pemerintah Darurat Republik Indonesia yang dipimpin
Syafrudin Prawiranegara Menyatakan Bersedia
Melaksanakan dengan Syarat Berikut:
• Belanda harus menarik pasukannya ke
kedudukkannya semula
• Belanda harus menarik tentara nya dari wilayah
Republik Indonesia
• Semua tahanan politik harus dibebaskan oleh
Belanda
• Pengakuan de facto atas Jawa, Sumatera dan
Madura
• Pembentukan pemerintahan tanpa perantaraan
Belanda
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai