Makalah Kapang
Makalah Kapang
“KAPANG”
Disusun oleh:
Kelompok 10
Sulis U. A. Fista Sari 151017022
Dwiki Novendratama 161011018
Dony Syamsuddin H. P. 161011018
Glenn Berlien C. T. 161011019
Zumrotul Adzkiyaa’ 161011021
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, penyusunan makalah dengan judul
“KAPANG” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu terpanjatkan
kepada panutan dan tauladan hidup, yakni nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa hidup manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak dapat menyelesaikan makalah
ini tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Teknik
Bioproses, Ibu Dewi Wahyuningtyas S.T., M.Eng yang telah mendukung dan
membimbing pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi sempurnanya makalah ini dan
memperbaiki pembuatan makalah di kemudian hari. Akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
pancaraan sinar matahari. Jamur di alam sangat banyak jumlahnya yang dapat
dikembang biakan melalui berbagai proses. Jamur dapat kita manfaatkan dalam
proses pembuatan asam sitrat dengan cara fermentasi, jenis jamur yang biasa
digunakan yaitu Aspergillus niger. Asam sitrat dapat digunakan sebagai pengawet
alami dan penambah rasa asam pada makana dan minuman. Selain itu dapat
dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan tambahan dalam makanan ternak. Selain
itu juga dapat digunakan sebagai zat pembersih lingkungan dan antioksidan.asam
dapat diproduksi secara kimiawi yaitu melalui proses fermentasi. Kebutuhan dunia
akan asam sitrat terus meningkat dari tahun ke tahun dan produksi asam sitrat tiap
tahun meningkat 2-3%. Hingga sampai tahun 1920, semua asam sitrat dihasilkan
dari lemon dan jus jeruk.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penulisan makalah ini, antara lain:
1.3.1 Untuk mengetahui kegunaan Rhizopus oligosporus dalam fermentasi
makanan.
1.3.2 Untuk mengetahui kegunaan Aspergillus niger dalam industri.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya penulisan makalah ini, antara lain:
1.4.1 Secara umum, makalah ini diharapkan mampu memberikan
pengetahuan yang lebih luas.
1.4.2 Secara khusus, makalah ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
yang maksimal bagi masyarakat umum.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kapang
Kapang dalam bahasa Inggris adalah mold. Merupakan anggota regnum
fungi (kerajaan Fungi) yang membentuk hifa, biasanya tumbuh pada permukaan
makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Meskipun fungi adalah
kelompok besar dan beragam, namun hanya tiga jenis fungi yang penting dan relatif
mudah untuk mengidentifikasinya. Ketiga nya yaitu kapang, khamir, dan jamur.
Fungi dapat dibedakan dari alga karena fungi tidak mempunyai klorofil dan dengan
demikian fungi tidak dapat melakukan fotosintesis. Ciri khas dari kapang, adalah
memiliki filamen (miselium). Kapang merupakan mikroba yang penting dalam
mikrobiologi pangan, karena selain berperan penting dalam industri makanan,
kapang juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan. Pertumbuhan kapang
dalam makanan dapat mudah dilihat karena penampakannya berserabut seperti
kapas. Awal pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, jika spora timbul akan
terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang bukan merupakan
kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar
ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Selain kapang,
organisme lainnya yang tergolong ke dalam fungi dan penting dalam mikrobiologi
pangan adalah khamir dan jamur (Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia).
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang
berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi
jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang.
Kapang terdiri dari suatu talus yang tersusun dari filamen yang bercabang yang
disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium (Pelczar, 2005).
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora
kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual
dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora
3
seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan,
sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila
spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan
gangguan kesehatan.
Ciri-Ciri Kapang
Adapun ciri-ciri dari kapang dalah sebagai berikut :
a. Bersifat multiseluler
b. Mempunyai hifa
c. Mempunyai miselium
d. Mempunyai inti sel
e. Memproduksi spora
f. Tidak mempunyai klorofil
g. Reproduksi seksual dan aseksual
4
Aspergillus. Beberapa kapang bersifat spikrotrofik, yaitu dapat tumbuh baik pada
suhu lemari es, dan beberapa bahkan masik dapat tumbuh lambat pada suhu
dibawah suhu pembekuan, misalnya pada suhu -5 sampai -10°C. Beberapa kapang
juga bersifat termofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu tinggi.
d. Makanan
Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan,
dari yang sederhana sampai yang kompleks.
e. Komponen penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat
organisme lain. Komponen ini disebut antibiotic, misalnya penisilin yang
diproduksi oleh Penicillium chrysogenum, diproduksi oleh Aspergillus clavatus.
Sebaliknya, beberapa komponen lain bersifat mikostatik atau fungistatik, yaitu
menghambat pertumbuhan kapang, misalnya asam sorbat, propionat dan asetat,
atau bersifat fungisidal yaitu membunuh kapang.
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.1 Karakteristik
Karakteristik Rhizopus oligosporus yaitu struktur tubuh Rhizopus
oligosporus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu stolon (hifa yang membentuk
jaringan pada permukaan substrat), rizoid (hifa yang menembus substrat dan
berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan), dan sporangiofor (hifa
yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium
globuler di ujungnya). Cara reproduksi Rhizopus oligosporus bereproduksi
secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora
nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya
6
dengan konjugasi perkawinan atara hifa berbeda jenis, yaitu hifa (+) dan hifa
(-), menghasilkan zigospora. Rhizopus oligosporus dapat tumbuh optimum
pada suhu 30-35 °C, dengan suhu minimum 12 °C, dan suhu maksimum 42 °C.
Rhizopus oligosporus mempunyai koloni abu-abu kecoklatan
dengan tinggi 1 mm atau lebih. Sporangiofor tunggal atau dalam kelompok
dengan dinding halus atau agak sedikit kasar, dengan panjang lebih dari 1000
mikro meter dan diameter 10-18 mikro meter. Sporangia globosa yang pada
saat masak berwarna hitam kecoklatan, dengan diameter 100-180 mikro meter.
Klamidospora banyak, tunggal atau rantaian pendek, tidak berwarna, dengan
berisi granula, terbentuk pada hifa, sporangiofor dan sporangia. Bentuk
klamidospora globosa, elip atau silindris dengan ukuran 7-30 mikro meter atau
12-45 mikro meter x 7-35 mikro meter.
3.1.2 Morfologi
7
3.1.3 Manfaat
Beberapa manfaat dari Rhizopus oligosporus antara lain meliputi
aktivitas enzimatiknya, kemampuan menghasilkan antibiotik alami yang secara
khusus dapat melawan bakteri gram positif, biosintesa vitamin-vitamin B,
kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen, perkecambahan
spora, dan penetrisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji kedelai.
Dijabarkan sebagai:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
b. Proses Pembuatan
Produksi tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan
rumah tanggan. Metode dalam memproduksi tempe umumnya
menggunakan cara-cara yang tradisional. Artinya, masih belum
menerapkan teknologi modern. Pada dasarnya, cara membuat
tempe terdiri dari 2 bagian besar, yaitu proses pemasakan kedelai
dan dilanjutkan dengan proses fermentasi. Berikut ini adalah
langkah-langkah proses pembuatan tempe:
a) Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus,
dilakukan penyortiran. Caranya, tempatkan biji kedelai pada
tampah, kemudian ditampi.
b) Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir.
c) Biji kedelai yang sudah bersih ke dalam panci berisi air,
kemudian direbus selama 30 menit atau sampai mendekati
setengah matang.
d) Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga
menghasilkan kondisi asam.
8
e) Keesokan harinya, kulit arinya dikupas. Caranya, kedelai
dimasukkan ke dalam air, kemudian remas remas sambil
dikuliti hingga akhirnya didapatkan keping-keping kedelai.
f) Keping kedelai dicuci sekali lagi, dengan cara yang sama
seperti mencuci beras yang hendak ditanak.
g) Keping kedelai dimasukkan ke dalam dandang lalu ditanak,
mirip seperti menanak nasi.
h) Setelah matang, angkat, lalu dihamparkan tipis tipis di atas
tampah. Ditunggu sampai dingin, airnya menetes habis, dan
keping kedelai mengering.
i) Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi (kapang
Rhizopus oligosporus). Pemberian ragi pada kedelai
dicampurkan sambil diaduk hingga merata. Ukurannya, 1 kg
kedelai menggunakan sekitar 1 gram ragi.
j) Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi
menggunakan daun pisang atau plastik.
k) Peram bungkusan kedelai. Bila pembungkusnya berupa
plastik, pemeraman dilakukan di atas kajang-kajang bambu
yang diletakkan pada rak-rak. Bila pembungkusnya berupa
daun, pemeraman dilakukan pada keranjang bambu yang
ditutup goni.
l) Sesudah diperam semalaman, dilakukan penusukan dengan
lidi. Tujuannya agar udara segar dapat masuk ke dalam bahan
tempe.
m) Peram lagi semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat
telah jadi dan siap dikonsumsi.
9
3.2 Aspergillus Niger
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Euratiales
Familia : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus niger
Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan
mudah diidentifikasi dari genus Aspergillus. Aspergillus niger dapat tumbuh
dengan cepat, diantaranya digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat,
asam glukonat dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase,
amiloglukosidase dan sellulase. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35ºC-
37ºC (optimum), 6ºC-8ºC (minimum), 45ºC-47ºC (maksimum) dan memerlukan
oksigen yang cukup (aerobik).
3.2.1 Karakteristik
Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning
dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Kepala
konidia berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian
yang lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki
dinding yang halus, hialin tetapi juga berwarna coklat. Aspergillus niger,
mempunyai koloni pada medium Cxapek’s Dox mencapai diameter 4-5 cm
dalam 7 hari, dan terdiri dari suatu lapisan basal yang kompak berwarna putih
hingga kuning dan suatu lapisan konidofor yang lebat yang berwarna coklat tua
hingga hitam. Stipe dari konidiofor berdinding halus, berwarna hialin, tetapi
dapat juga kecoklatan. Vesikula berbentuk bulat hingga semibulat, dan
berdiameter 50-100 m. Fialid terbentuk pada metula dan berukuran (7,0-9,5) x
(3-4) m. Metula berwarna hialin hingga coklat, seringkali bersepta, dan
berukuran (15-25) x (4,5-6,0) . Konidia berbentuk bulat hingga semibulat,
berukuran 3,50-5,0, berwarna coklat, memiliki ornamentasi berupa tonjolan
10
dan duri-duri yang tidak beraturan. Koloni pada medim MEA lebih tipis tetapi
bersporulasi lebat. Bersifat termifilik, tidak terganggu pertumbuhannya karena
adanya peningkatan suhu. Dapat hidup dalam kelembaban nisbi 80 (Indrawati
Gandjar, 2006). Dapat menguraikan benzoat dengan hidroksilasi menggunakan
enzim benzoate-4 hidroksilase menjadi 4-hidroksibenzoat. Memiliki enzim 4-
hidroksibenzoat hidroksilase yang dapat menghidrolisa 4-hidroksibenzoat
menjadi 3,4-dihidroksi benzoat, serta dapat merusak bahan pangan yang
dikeringkan atau bahan makanan yang memiliki kadar garam tinggi.
3.2.2 Morfologi
3.2.3 Manfaat
Aplikasi ke lingkungan, Aspergillus niger penting pada produksi
asam sitrat yang banyak digunakan pada berbagai makanan dan minuman
ataupun sebagai pengawet dan peningkat citarasa. Asam sitrat harus
dimurnikan dari substrat fermentasi sehingga keterlibatan jamur tidak lagi
nampak. Aspergillus niger juga dapat mengkontaminasi makanan misalnya
pada roti tawar, pada jagung yang disimpan dan sebagainya.
11
3.1.4 Penggunaan Aspergillus Niger Dalam Industri (Asam Sitrat)
a. Reaksi
Reaksi pembentukan
(C6H10O5)n(s) + nH2O(l) C12H22O11(s)
Karbohidrat Sukrosa
C12H22O11(s) + H2O C6H12O6(s) + C6H12O5(s)
Glukosa Fruktosa
2C6H12O6(s) + 3O2(g) C6H8O7(s) + 2H2O(l)
Asam sitrat
Reaksi pemurnian
2C6H8O7(s) + 3CaOH2(l) Ca3(C6H5O7)(s) + 6H2O(l)
Kalsium sitrat
Ca3(C6H5O7)2(s) + 3H2SO4(l) 3CaSO4(s) + 2C6H8O7(s)
Kalsium sulfat Asam Sitrat
C6H8O7(s) + 3NaOH(l) Na3(C6H5O7)(s) + 3H2O(l)
Natrium sitrat
b. Proses Pembuatan
a) Dalam proses pembuatan asam sitrat cara yang biasanya digunakan
oleh para ilmuan adalah dengan menggunakan jamur Aspergillus
niger yaitu dengan mengembang biakan kapang Aspergillus niger
yang diberi sukrosa agar membentuk asam sitrat. Setelah itu kapang
tersebut disaring dari larutan yang dihasilkan, asam sitrat diisolasi
dengan cara mengendapkan nya dengan tambahan kalium hidroksida
yang dapat membentuk garam kalsium sitrat. Asam sitrat di
kembangkan dari kalsium sitrat dengan penambahan asam sulfat.
b) Cara lain yaitu dengan mengisolasi asam sitrat dari hasil fermentasi
adalah dengan cara ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon
senyawa basa organik trilaurilamina kalsium sitrat yang diikuti
dengan mengekstraksi kembali dari larutan organik tersebut dengan
air.
12
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat dipaparkan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
4.1.1 Kapang dalam bahasa Inggris adalah mold. Merupakan anggota regnum
fungi (kerajaan Fungi) yang membentuk hifa, biasanya tumbuh pada
permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah.
4.1.2 Kapang merupakan mikroba yang penting dalam mikrobiologi pangan,
karena selain berperan penting dalam industri makanan, kapang juga
banyak menjadi penyebab kerusakan pangan.
4.1.3 Rhizopus oligosporus merupakan kapang dari filum Zygomycota yang
banyak menghasilkan enzim protease. Rhizopus oligosporus sering
dimanfaatkan dalam pembuatan tempe dari proses fermentasi kacang
kedelai.
4.1.4 Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan
mudah diidentifikasi dari genus Aspergillus. Aspergillus niger
digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat
dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase,
amiloglukosidase dan sellulase.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sasmitaloka, Kirana Sanggrami, 2017, “Proses Asam Sitrar Oleh Aspergillus niger
Pada Kultivasi Media Cair”, dalam Jurnal Integrasi Proses Vol. 6, No. 3 (Juni
2017) 116-122.
14