Anda di halaman 1dari 7

Apa Jenis-Jenis Utama Penelitian Sosial?

Pada bab ini akan dipelajari tentang jenis-jenis penelitian ilmu sosial dan “road map” dari tipe
penelitian sosial. Penelitian sosial terbagi dalam berbagai bentuk dan ukuran. Pembagian ini
didasarkan pada beberapa cara diantaranya: eksperimental versus noneksperimental, studi kasus
versus penelitian lintas-kasus, atau kualitatif versus kuantitatif. Dalam bab ini juga akan dipelajari
hubungan timbal balik antara jenis-jenis penelitian tersebut.

Kegunaan dan Audiensi Penelitian

Penelitian sosial memiliki dua orientasi diantaranya “scientific” atau “academik” dan orientasi
“activist, practical and action”. Kedua orientasi tersebut membedakan kegunaan temuan penelitian
dan siapa audiensnya.

Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Dasar dan Terapan
Aspek Dasar Terapan
Audiens Utama Komunitas ilmiah (peneliti Praktisi, peserta atau penyelia
lainnya) (bukan peneliti)
Evaluator Rekan sesama peneliti Praktisi, penyelia
Otonomi peneliti Tinggi Rendah-menengah
Kekuatan penelitian Sangat tinggi Bervariasi, menengah
Prioritas tertinggi Kebenaran yang diverifikasikan Relevansi
Tujuan Menciptakan pengetahuan Menyelesaikan suatu masalah
baru praktis
Keberhasilan diindikasikan oleh Publikasi dan dampak terhadap Aplikasi langsung untuk
pengetahuan/ilmuwan mengatasi kekuatiran/ masalh
tertentu

Basic Research (Penelitian Dasar)

Penelitian dasar disebut juga academic research atau pure research. Penelitian ini lebih ke arah
pengetahuan dalam kehidupan sosial. Audiens dalam penelitian ini adalah akademisi. Peneliti
menggunakan penelitian ini untuk mendukung atau membantah teori dalam pengetahuan sosial.
Penelitian ini biasanya membentuk kerangka berpikir dari peneliti atas obyek penelitian selama
beberapa tahun mendatang. Peneltian dasar juga merupakan sumber alat-metode, teori dan gagasan
yang digunakan peneliti.
Penelitian dasar dapat meneliti permasalahan tidak praktis karena aplikasinya tidak akan muncul
selama beberapa tahun atau dekade. Seringkali aplikasi dari penelitian ini terjadi setelah berbagai
kemajuan dalam jangka waktu yang lama. Meskipun penelitian terapan membangun pengetahuan
baru, penelitian dasar penting untuk memperluas pengetahuan. Hal ini dikarenakan penelitian dasar
lebih dekat dengan pusat komunitas ilmiah.

Applied Research (Penelitian Terapan)

Dalam melakukan penelitian terapan, kita memiliki sebuah pertanyaan khusus. Kita sering memberi
solusi terhadap pertanyaan yang diajukan oleh pihak pemberi kerja, komunitas lokal atau penyebab
sosial. Kebanyakan penelitian terapan memiliki jangka pendek dan berskala kecil. Hasil yang
ditawarkan dalam penelitian terapan bersifat praktis yang dapat digunakan dalam setahun atau
kurang.

Bisnis, kantor pemerintahan, fasilitas kesehatan, lembaga layanan masyarakat, orgnisasi politik dan
lembaga pendidikan melakukan studi terapan untuk mengambil keputusan berdasarkan temuannya.
Peneliti bisa melakukan studi penelitian terapan untuk mengambil keputusan yang tidak tertarik
dengan perincian mengenai cara penelitian tersebut dilakukan, dan hanya menginginkan rangkuman
singkat mengenai temuan utama. Penelitian juga harus mempersiapkan laporan penelitian yang
lengkap dan terperinci. Hal ini dikarenakan peneliti lain mungkin mengevaluasi kualitas penelitian
mungkin akan tertarik atau memperdebatkannya di kemudian hari. Salah satu kendala penelitian
terapan adalah jarang muncul dalam publikasi yang ditinjau kembali oleh rekan-rekannya. Selain itu,
kebanyakan penelitian terapan hanya didistribusikan secara terbatas dan tersedia hanya untuk
pengambil keputusan atau praktisi dalam suatu organisasi.

Orientasi penelitian terapan dan penelitian dasar melihat metodologi penelitian dengan cara yang
berbeda. Dalam penelitian terapan, para peneliti harus membuat lebih banyak pertimbangan atau
mengkompromikan kekakuan ilmia untuk mendapatkan hasil yang cepat dan bisa digunakan. Peneliti
terapan perlu mempelajari cara memperpadat penelitian. Penelitian terapan memelajari cara
memperpadat penelitian menjadi penataan penelitian terapan yang terbatas dan menyeimbangkan
kekauan dengan kebutuhan praktis.

Tiga Tipe Penelitian Terapan

Penelitian ilmu sosial terapan memiliki sekitar selusin bentuk. Disini akan dibagi menjadi tiga jenis
utama diantaranya evaluasi, aksi dan penelitian dampak sosial.

1. Evaluation Research (Peneltian Evaluasi)


Penelitian evaluasi adalah jenis penelitian terapan yang paling banyak digunakan. Organisasi
birokrasi besar seperti bisnis, sekolah, rumah sakit, pemerintahan dan lembaga nirlaba besar
sering menggunakannya untuk memelajari keefektifan suatu program, cara baru melakukan
sesuatu, kampanye pemasaran, kebijakan dan lain-lain.
Dalam studi penelitian evaluasi, kita mengukur keefktifan suatu program, kebijakan atau cara
melakukan sesuatu. Dalam penelitian evaluasi, kita dapat menggunakan beberapa teknik
misalnya, survei dan penelitian lapangan etnografi. Tetapi apabila eksperimen dapat
digunakan hasilnya akan lebih efektif.
Ketegangan etika dan politik sering timbul dalam penelitian evaluasi. Hal ini dikarenakan
orang mengembangkan minat dalam temuan yang spesifik. Sedangkan apabila seseorang
tidak puas atas temuan penelitian, mereka akan mengkritik peneliti atau menyebut penelitian
tersebut bersifat ceroboh, bias atau tidak memadai. Hal ini menyebabkan beberapa peneliti
evaluasi yang mengalami tekanan memanipulasi data terutama untuk program kontroversial.
Sehingga diperlukan sifat jujur dan keterbukaan dari peneliti serta secara cermat mematuhi
prosedur yang benar.
Di samping kelebihannya, studi penelitian evaluasi memiliki keterbatasan. Beberapa
penelitian melewati proses ulasan rekan peneliti yang ketat, dan data mentah mereka jarang
tersedia secara umum untuk pengawasan ketat atau replikasi. Selain itu, para pembuat
kebijakan dapat dengan selektif menggunakan atau mengabaikan laporan evaluasi. Banyak
penelitian menerapkan fokus yang sangat sempit, lebih melihat pada input dan output
dibandingkan pada keseluruhan proses atau ramifikasi (percabangan) program.
Dua jenis penelitian evaluasi adalah formatif dan sumatif. Evaluasi formatif memiliki
pemantauan atau umpan balik (feedback) kontinu yang terpadu dalam program yang
digunakan untuk manajemen program sedangkan evaluasi sumatif mengulas hasil program
akhir.
2. Action Research (Penelitian Tindakan)
Penelitian tindakan merupakan penelitian terapan yang tujuan utamanya untuk memfasilitasi
perubahan sosial atau membawa tujuan sosial-politik yang berorientasi pada nilai. Penelitian
ini dapat diperoleh pengetahuan baru untuk meraih tujuan tertentu. Dalam penelitian
tindakan, kita dapat terlibat dalam tindakan sosial-politik untuk mempengaruhi permasalahan
tersebut.
Kebanyakan penelitian tindakan memiliki lima karakteristik diantaranya:
a. Orang yang diteliti adalah peserta aktif dalam proses penelitian.
b. Penelitian menggabungkan pengetahuan populer dengan kepedulian masyarakat umum
c. Penelitian memelajari hubungan kekuatan dan ketidakseimbangan atau
mendokumentasikan ketidakadilan sosial.
d. Temuan penelitian disebarkan untuk meningkatkan kepedulian dan memberdayakan
masyarakat umum.
e. Penelitian terkait langsung dengan aksi sosial-politik dan meraih tujuan-tujuan sosial.

Penelitian tindakan mencoba untuk menyeimbangkan hubungan antara para peserta


penelitian dengan peneliti. Kita menghindari kontrol, status dan otoritas terhadap orang-
orang yang kita teliti. Sebaliknya, kita mendukung keadilan dan keterlibatan langsung dengan
peserta penelitian. Penelitian ini dapat memunculkan kepedulian antara para peserta dan
masyarakat umum sehingga publikasi artikel menjadi tujuan sekunder. Sedangkan tujuan
utamanya adalah membagi temuan dengan para peserta dan masyarakat.

Kaji Tindak Partisipatif


Kaji tindak partisipatif adalah suatu bentuk penelitian dimana para peserta penelitian secara
aktif membantu merancang dan melaksanakan studi penelitiannya. Jenis penelitian ini
merupakan subtipe untuk penelitian tindakan. Yang membedakan adalah penelitian ini
menekankan upaya mendemokratisasikan proses penciptaan pengetahuan, mengungkap
ketidak adilan, menyoroti ketidakadilan sosial dan konflik serta terlibat dalam tindakan
kolektif untuk memperbaiki kondisi. Inti dari kaji tindak partisipastif adalah adalah
pengetahuan timbul karena langsung mengalami aktivisme sosial-politik. Saat peserta
penelitian terlibat dalam tindakan, mereka menjadi lebih terdidik dan berdaya. Mereka
belajar dan memiliki peluang lebih besar mengalami keberhasilan.
Peneliti tindakan menyeimbangkan standar profesional dengan batasan dalam menerapkan
kondisi lokal dan kepedulian peserta tertentu. Keterlibatan dan kontrol peserta berarti
kepemilikan bersama atas temuannya. Peneliti yang ingin mempublikasikan temuannya
mendapati bahwa peserta menganggapnya hanya untuk meningkatkan karier diri sendiri.
Sehingga diperlukan ijin dari peserta untuk mempublikasikan temuan penelitian jenis ini.
3. Social Impact Assessment (Penilaian Dampak Sosial)
Jenis penelitian penilaian dampak sosial merupakan salah satu bentuk penelitian terapan yang
mendokumentasikan kemungkinan konsekuensi untuk berbagai bidang kehidupan sosial
apabila perubahan baru berskala besar dihadirkan ditengah-tengah komunitas. Penelitian ini
memperkirakan kemungkinan konsekuensi sosial dalam kemajuan perubahan yang
direncanakan.
Social Impact Assessment (SIA) menjadi bagian dalam penelitian bertopik dampak lingkungan
yang dibutuhkan oleh badan-badan pemerintahan. Misalnya di Amerika Serikat, National
Environmental Impact Statement (NEPA) tahun 1969 membutuhkan Environmental Impact
Statement (EIS) sebelum mengambil tindakan yang mempengaruhi lingkungan manusia. EIS
dibutuhkan untuk melokasikan dan membangun berbagai infrastruktur sedangkan SIA
menjadi bagian EIS. SIA mengevaluasi konsekuensi tindakan yang diambil termasuk
ketersediaan dan kualitas perumahan, karakteristik populasi serta distribusi otoritas
kekuasaan.
Peneliti yang mengerjakan SIA seringkali bekerja dalam penelitian dengan tim yang berasal
dari berbagai disiplin ilmu untuk mengukur luasnya dampak. Selain itu, peneliti dampak sosial
memiliki organisasi profesional, International Associaton for Impact Assessment dengan jurnal
ilmiahnya Impact Assessment and Project Appraisal. Dalam perkembangannya, alat dan
keefektifan SIA sangat maju. Namun, jenis penelitian terapan ini kurang dimanfaatkan karena
beberapa faktor diantaranya;
a. Kebanyakan EIS tidak membutuhkan SIA sehingga sangat sedikit pengambil keputusan
yang menggunakan SIA kecuali untuk proyek besar.
b. SIA membutuhkan waktu dan biaya sehingga pejabat menolak menggunakan SIA karena
memperlambat pengambilan keputusan dan penghematan biaya.
c. Iklim Budaya dan Politik yang membentuk kewaspadaan terhadap perencanaan dan
pendapat ahli (peneliti).
d. Pendukung atau investor dalam proyek baru sering menentang dilakukannya SIA. Hal ini
dikarenakan akan menimbulkan keterlambatan yang membuat perubahan mahal dan
mungkin menggagalkan rencana mereka dengan mengidentifikasi kepedulian sosial.
e. Para pejabat sering mengabaikan hasil mereka karena mengesampingkan kepedulian
politik dan pengaruh adanya kepentingan politik-ekonomi.

Dua Alat dalam Penelitian Terapan

Banyak peneliti terapan menggunakan dua alat sebagai bagian dari penelitian mereka antara lain
sebagai berikut:

1. Penilaian Kebutuhan (Needs Assessment)


Penilaian kebutuhan merupakan alat penelitian terapan yang mengumpulkan informasi
deskriptif mengenai kebutuhan, persoalan, atau kepedulian termasuk ukuran, jangkauan dan
derajat keparahannya. Alat ini dibutuhkan sebagai tahap pendahuluan sebelum badan
pemerintahan atau lembaga amal memutuskan suatu strategi untuk membantu orang-orang
atau melakukan penelitian lanjutan.
Saat menggunakan penilaian kebutuhan sering membingungkan karena adanya hubungan
komunitas yang komples dan ketika dilakukan penelitian mungkin akan terjadi beberapa
persoalan. Persoalan yang pertama adalah memprioritaskan kebutuhan atau masalah yang
serius. Persoalan kedua adalah mengidentifikasi sumber informasi untuk penilaian kebutuhan.
Persoalan ketiga adalah bahwa kebutuhan langsung yang eksplisit mungkin tidak termasuk
berbagai macam persoalan yang kurang terlihat atau menghubungkan mereka dengan solusi
jangka panjang. Persoalan keempat adalah penilaian kebutuhan mungkin menghasilkan
kontroversi politik karena adanya kemungkinan muncul saran solusi yang mungkin diluar
peluang implementasi yang realistis.
2. Analisis Biaya Manfaat (Benefit-Cost Analysis)
Analisis biaya manfaat adalah alat penelitian terapan yang dikembangkan oleh ekonom
dengan menetapkan nilai moneter pada input dan output suatu proses dan kemudian peneliti
tersebut menyelidiki keseimbangan antara keduanya. Alat ini digunakan untuk mengestimasi
biaya dan manfaat di kemudian hari dari usulan tindakan dan menetapkannya dalam nilai-nilai
moneter. Yang termasuk dalam alat ini atara lain indentifikasi seluruh konsekuensi termasuk
program atau tindakan berwujud seperti penciptaan pekerjaan, pembentukan bisnis, atau
tingkat kelulusan dan program atau tindakan tak berwujud seperti udara bersih, kebebasan
berpolitik, pemandangan alam atau rendahnya tingkat stres. Kemudian ditetapkan
konsekuensi dalam nilai-nilai moneter baik yang bernilai negatif, positif maupun netral.
Selanjutnya, dihitung probabilitas atau kemungkinan untuk konsekuensinya untuk kemudian
dibandingkan seluruh biaya dengan manfaatnya dan memutuskan apakah mereka seimbang.
Dalam analisis biaya manfaat, penetapan nilai-nilai moneter dapat dilakukan dengan dua cara.
Yang pertama adalah Contingency Evaluation yaitu menanyakan kepada orang seberapa besar
suatu hal bernilai bagi mereka. Cara kedua adalah Actual Cost Evaluation yaitu
mengestimasikan beberapa biaya yang mungkin muncul untuk mereka.
Analisis manfaat biaya bergantung pada asumsi bahwa kita dapat menetapkan nilai moneter
pada segala hal dimana orang menetapkan asumsi yang sama. Selain itu analisis manfaat biaya
juga cenderung mengungkapkan dimensi keputusan yang bersifat moral-politis.

Tujuan Penelitian

Eksplorasi

Deskripsi

Eksplanatoris
Within or Across Cases

Penelitian Studi Kasus

Penelitian Across-Case

Poin Tunggal atau Ganda dalam Satu Waktu

Penelitian Cross Section

Penelitian Longitudinal

1. Penelitian Time Series


2. Penelitian Data Panel
3. Penelitian Kelompok (Cohort)

Teknik Pengumpulan Data

1. Data Kuantitatif
a. Survei
b. Penelitian Nonreaktif
2. Data Kualitatif
a. Studi Lapangan
b. Penelitian Historis-Komparatif

Anda mungkin juga menyukai