Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RANGKUMAN JURNAL PRODUKSI TERNAK PERAH

Nama : Ayi Liani Putri


NPM : 200110170084

Jurnal 1 :

TAMPILAN REPRODUKSI SAPI PERAH PADA BERBAGAI PARITAS DI


DESA KEMIRI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Penelitian dilaksanakan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kawasan Koperasi Agro Niaga
Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan mulai 1 Oktober sampai 1
November 2012. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data 100 ekor sapi perah betina
yang minimal telah partus dua kali agar dapat diketahui calving intervalnya. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah studi kasus. Data yang diambil adalah data primer dan sekunder.
Pengambilan data primer meliputi penilaian ke-terampilan inseminator dan pengetahuan peternak
dengan metode wawancara kepada petugas inseminator; penilaian kualitas semen beku yang dinilai
berdasarkan persentase PTM (Post Thawing Motility) atas informasi dari instansi yang terkait;
penilaian kuantitas serta kualitas pakan yang diberikan.
Data sekunder diperoleh dengan cara melihat data recording IB yang ada di KAN Jabung,
juga berdasarkan hasil wawancara langsung dengan peternak dan nantinya dicocokkan antara data
dari Koperasi Agroniaga Jabung dengan data hasi wawancara dari peternak. Data yang diperoleh
selanjutnya dikelompokkan berdasarkan paritas.
Keberhasilan IB dapat dievaluasi berdasarkan beberapa parameter yakni DO, S/C dan CI. Ada
ketetapan yang dijadikan acuan untuk beberapa parameter tersebut, untuk DO yang baik berada pada
kisaran 40-60 hari (Stevenson, 2001); S/C yang baik adalah 1,6–2,0 (Jainudeen and Hafez, 2008);
sedangkan CI yang baik adalah ± 365 hari (Ball dan Peters, 2004). Beberapa parameter tersebut
mampu mendeskripsikan hasil evaluasi IB yang nantinya mampu menyimpulkan apakah IB yang
dilakukan sudah baik ataukah perlu perbaikan.
Faktor yang mempengaruhi tingginya nilai S/C diantaranya adalah petugas inseminator
(Johnson, Weitze and Maxwell, 2006). Berdasarkan quisioner hasil wawancara dengan petugas
inseminator dapat diketahui bahwa inseminator di lokasi penelitian memiliki sertifikasi dari BBIB
serta memiliki pengalaman menginseminasi minimal 2 tahun atau setara dengan 4000 akseptor maka
inseminator dilokasi penelitian dianggap terampil dalam melakukan inseminasi pada sapi, jadi kecil
kemungkinannya tingginya S/C akibat kurang terampilnya petugas inseminator.
Tidak terdapat perbedaan tampilan reproduksi sapi perah pada berbagai paritas berdasarkan
Days Open, Service per Conception dan Calving IntervaI. Rata-rata Days Open panjang, Service per
Conception tinggi dan Calving IntervaI juga masih panjang, membuktikan bahwa keberhasilan
Inseminasi Buatan masih rendah.
Jurnal 2 :

EFEKTIVITAS CATATAN TEST DAY UNTUK EVALUASI


GENETIK PRODUKSI SUSU PADA SAPI PERAH

Pengambilan data produksi susu dilakukan pada bulan Pebruari – Maret 2001 di PT.
Taurus Dairy Farm, Cicurug-Sukabumi, dan data curah hujan (mm/bulan) dari tahun 1989-2001
didapatkan dari Pos Pengamatan/Stasiun Cicurug Sukabumi. Data produksi susu berasal dari sapi
Fries Holland pada periode laktasi satu dan dua dari tahun 1989-2000. Jumlah Test Day (TD)
untuk laktasi satu dan dua adalah sebanyak 7503 buah. Data ini didapatkan dari 769 ekor sapi
betina, yang berasal dari 41 ekor pejantan dan 342 ekor induk.
Data yang dikumpulkan yaitu: (1) Catatan produksi susu Test Day (TD) selama periode
laktasi satu dan dua (L1 dan L2). TD1 adalah produksi susu yang dicatat pada hari ke-5, TD2 hari
ke-35, TD3 hari ke-65, TD4 hari ke-95, TD5 hari ke-125, TD6 hari ke-155, TD7 hari ke-185,
TD8 hari ke-215, TD9 hari ke-245, TD10 hari ke- 275, dan TD11 hari ke-305; (2) Data identitas
ternak meliputi : nomor sapi, nomor pejantan, dan nomor induk; (3) Data curah hujan.
Struktur data untuk laktasi pertama dan laktasi, tampak bahwa baik pada laktasi pertama
ataupun kedua, TD2 (hari test ke-35) merupakan puncak produksi yang kemudian pada TD
selanjutnya terus menurun sampai akhir masa produksinya pada TD11 (hari test ke-305). Hasil
penelitian ini berbeda dengan pendapat Talib (2000) yang melakukan penelitian di tiga propinsi
terpadat sapi perah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Demikian juga dengan
penelitian-penelitian terdahulu yang menyebutkan umumnya produksi susu sapi perah mengikuti
pola yang teratur pada setiap laktasi. Produksi susu akan naik selama 45 sampai dengan 60 hari
setelah sapi beranak kemudian tetap bertahan sampai pada bulan ke empat atau hingga mencapai
puncak produksi dan kemudian turun secara perlahan-lahan hingga akhir laktasi (Hamidah,
1987).
Hari test ke-35 (TD2) merupakan puncak produksi yang kemudian pada TD selanjutnya
terus menurun sampai akhir masa produksinya (TD11). Pengaruh musim terhadap produksi susu
Test Day mempunyai pola yang kurang jelas. Ragam genetik aditif pada laktasi dua menurun
sejalan dengan penambahan catatan Test Day sampai dengan Test Day ke-3,setelah itu meningkat
secara perlahan sampai akhir laktasi. Dugaan nilai heritabilitas mengikuti pola yang sama dengan
ragam ragam genetik. Evaluasi genetik berdasarkan laktasi satu penuh yang ditambah dengan satu
catatan Test Day pada laktasi dua sudah cukup untukmengevaluasi seluruh ternak, sedangkan
untuk evaluasi pejantan, evaluasi harus diperpanjang sampai tiga catatan Test Day pada laktasi
dua.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai