Anda di halaman 1dari 8

e-Journal.

Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 37-44

PERBEDAAN HASIL PEWARNAAN FABRIC CRAYON PADA T-SHIRT BERBAHAN


COTTON COMBED, TETORON COTTON DAN POLYESTER CAMPURAN

Nur Afifah
Mahasiswa S1 Pend. Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
afifah.davista@gmail.com
Yulistiana
Dosen Pembimbing PKK S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
nana_yulis@yahoo.com

Abstrak
Pewarnaan fabric crayon merupakan salah satu teknik pewarnaan handpainting dengan
media crayon. Fabric crayon adalah tongkat berupa zat warna dengan tekstur lembut yang dibuat
khusus untuk diaplikasikan atau digambarkan pada suatu media berbahan kain. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui perbedaan hasil jadi motif pada t-shirt berbahan cotton combed, tetoron
cotton dan polyester campuran, dan untuk mengetahui hasil jadi motif pada t-shirt berbahan cotton
combed, tetoron cotton dan polyester campuran yang paling baik. Penelitian ini merupakan
penelitian komparasi.Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi.Instrumen dalam
penelitian ini adalah lembar observasi dan diobservasi pada 30 observer.Analisis data menggunakn
Anava klasifikasi tunggal dengan bantuan SPSS 18 dengan taraf nyata signifikan 5 %. Hasil
penelitian menunjukkan, perbedaan hasil pewarnaan antara cotton combed, tetoron cotton dan
polyester campuran menggunakan fabric crayon hasil yang terbaik yaitu terdapat pada bahan
cotton combed karena memiliki mean terbaik yang terdapat pada aspek kerataan warna, yakni
tidak timbul bercak dan warna yang dihasilkan merata dengan nilai mean 3,50 kategori baik, Pada
aspek ketajaman warna cotton combed memiliki nilai mean terbaik yaitu 3,46 dengan kategori baik
karena warna motif terlihat jelas dan kombinasi warna cerah. Pada aspek daya serap warna cotton
combed memiliki nilai mean terbaik 3,36 dengan kategori baik dibuktikan dengan hasil uji
laboratorium tentang daya serap cotton combed sebesar 98%. Ada perbedaan hasil jadi pewarnaan
antara cotton combed, tetoron cotton dan polyester campuran menggunakan fabric crayon jika
ditinjau dari aspek kerataan warna, ketajaman warna dan daya serap warna. Hasil jadi pewarnaan
menggunakan fabric crayon terbaik yaitu menggunakan cotton combed.
Kata kunci: Fabric crayon, cotton combed, tetoron cotton, polyester campuran.

Abstract
Coloration of fabric crayon is one of hand made coloration technique with crayon media.
Fabric crayon is a stick in the form of a dye with a soft texture that is made specifically to be
applied, or depicted on the fabric. The purpose of this research are to know the different of motive
on t-shirt made of cotton combed, tetoron cotton and mix polyester. And also to know the more
better of motive on t-shirts made of cotton combed, tetoron cotton and mixpolyester. This research
is a comparative study. Data collection method is using observation. The instrument in this
research is observation sheet for 30 observers. Data analysis using one way anova assisted with
SPSS 18 by significance 5%. The results showed that the differences between the coloring results
of cotton combed, tetoron cotton and mix polyester using fabric crayon best results are contained
in cotton combed because it has the best mean found on the flatness aspects of color the motive
does not have spotting and the resulting color is flatness with a mean value of 3.50 both
categories. In the aspect of color sharpness combed cotton has a mean value of 3.46 with the best
that both categories because the color of motive look clear and have a bright combination. In the
aspect of color cotton combed absorption has the best mean value of 3.36 with both categories
evidenced by the results of laboratory test on the absorption of cotton combed is 98%. There are
differences between the results thus coloring cotton combed, tetoron cotton and polyester using
fabric crayons when viewed from the aspect of color flatness, color sharpness and color
absorption. The results of staining using fabric crayons so the best is to use cotton combed.
Keywords: Fabric crayon, otcton combed, tetoron cotton, mix polyester.

37
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 37-44

PENDAHULUAN keringat dan agak panas di badan tetapi lebih tahan


Teknik pewarnaan pada kain mengalami susut meskipun sudah dicuci berkali-kali.
perkembangan yang cukup pesat di dunia Seiring dengan berkembangnya fashion,
fashion.Salah satunya pada teknik hand painting trend busana anak yang semakin berkembang.
secara umum teknik hand painting dapat diartikan Penggunaan bahan kaos atau knitt banyak digunakan
melukis menggunakan tangan. Melukis dengan pada t-shirt anak. Desain motif pada t-shirt anak
tangan dapat menggunakan berbagai macam media, dengan pewarnaan menggunakan fabrics crayon
seperti gelas, kayu maupun kain, juga alat dan merupakan suatu hal yang menarik yang jarang
bahan, seperti cat, pensil warna, spidol ataupun dijumpai sebelumnya. Selain agar terlihat lebih
crayon. Pada umumnya pewarnaan menggunakan menarik dan menambah nilai estetika, pemberian
crayon banyak digunakan pada saat mewarnai diatas motif pada kaos harus sesuai dengan karakter anak.
kertas. Seiring dengan perkembangan teknologi, Berdasarkan bentuk dasar motif dan teknik
pewarnaan dengan crayon kini dapat diaplikasikan pewarnaan fabric crayon inilah kemudian akan
pada fabric atau kain atau biasa disebut fabric diterapkan pada t-shirt anak.
crayon. Hal ini sangat menarik dan memberikan Penelitian ini diawali dengan melakukan pra
warna baru sebagai inovasi di industri fashion, eksperimen untuk mendapatkan jenis kain yang
karena yang sebelumnya crayon hanya dikenal terbaik yang akan digunakan untuk penerapan
sebagai pewarna pada media kertas, sekarang pewarnaan fabric crayon pada motif. Dilihat dari
crayon dapat diaplikasikan pada fabric seperti pada dasar konstruksi dari serat tekstil pra eksperimen
T-shirt, topi, sepatu, tas, selimut, kerudung dan lain yang dilakukan oleh peneliti menggunakan dua
sebagainya dikarenakan penggunaannya yang bahan tenunan (woven) yang telah dilakukan uji lab
praktis. di Balai Penelitian Dan Konsultasi LAB Surabaya
Pewarnaan menggunakan crayon dapat pada tanggal 18 November 2015 oleh Drs., M.
diaplikasikan pada kain dengan memberikan motif Fatoni, MS. Katun jepang dengan kandungan cotton
agar terlihat lebih menarik dan menambah nilai 65,5%, nilon 21,8%, tetoron 0%, dan polyester
estetika atau keindahan sehingga menjadikan daya 12,6%. Pada jenis katun jepang warna pada motif
tarik bagi konsumen. Motif adalah desain yang meresap cukup baik pada katun. Kemudian katun
dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam ima dengan kandungan, cotton 70,4%, nilon 15,6%,
garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu tetoron 0%, dan polyester 13,9%. Warna pada motif
kuat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stilasi alam kurang meresap dengan baik, sehingga serat-serat
benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Bentuk kain masih terlihat. Pada bahan rajutan (knitted),
dasar motif terdiri dari empat macam yaitu bentuk cotton carded dengan kandungan, cotton 99,8%,
alami, bentuk dekoratif, bentuk geometris dan nylon 0%, tetoron 0% dan polyester 0%. Warna
bentuk abstrak yang diterapkan kain. Suhersono pada motif meresap dengan baik tetapi warna dasar
(2006:10). kain yang cenderung kekuningan, mengakibatkan
Kain yang biasa digunakan pada pewarnaan warna yang ditimbulkan menjadi kurang tajam.
fabric crayon seperti tenunan (woven) dan rajut Cotton combed dengan kandungan cotton 99,9%,
(knitt). Dibandingkan dengan bahan lain seperti nilon 0%, tetoron 0% dan polyester 0%, pada cotton
woven (tenun), bahan rajut (knitt) lebih elastis dan combed hasil jadi warna pada motif lebih terlihat
mempunyai daya serap yang cukup tinggi. jelas dan meresap pada bahan.
Keelastisannya membuat bahan ini lebih mengikuti Berdasarkan hasil pra eksperimen bahan knitt
bentuk tubuh, tidak terlalu kaku sehingga lebih memiliki hasil terbaik untuk proses pewarnaan
nyaman dipakai dibandingkan dengan bahan woven menggunakan fabric crayon. Pada hasil pewarnaan
(tenun). Biasanya produk berbahan kaos banyak menggunakan bahan knitt warna yang ditimbulkan
digunakan untuk t-shirt, kelebihan bahan kaos yang lebih tajam dan warna meresap baik pada bahan.
lebih elastis, menyerap keringat, lebih ringan, tahan Setelah mendapatkan bahan dengan hasil terbaik
kusut serta nyaman dipakai. untuk dilakukan pewarnaan menggunakan fabric
Ada beberapa jenis bahan rajut atau knitt crayon, maka penelitian dilanjutkan dengan tujuan
yang biasa dipakai untuk t-shirt dengan desain siluet untuk mengetahui kerataan, daya serap dan
T, garis leher bulat dan berlengan licin, diantaranya ketajaman warna dari tiga jenis bahan knitt seperti
cotton combed, tetoron cotton dan polyester. cotton combed, tetoron cotton dan polyester
Menurut Poespo (2005:11) cotton combed memiliki campuran. Ketiga jenis tekstil tersebut memiliki
serat benang yang lebih halus dan hasil rajutan serta sifat yang berbeda, sehingga peneliti ingin
penampilan lebih rata, menyerap keringat dan tidak mengetahui bahan mana yang memiliki hasil
panas. Polyester terbuat dari serat sintesis atau terbaik. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti
buatan dari hasil minyak bumi, kurang bisa mengambil judul ”Perbedaan Hasil Pewarnaan
menyerap keringat dan panas dipakai. Jenis bahan Fabric Crayon pada T-shirt Berbahan Cotton
tetoron cotton memiliki perbandingan cotton 82% Combed, Tetoron Cotton dan PolyesterCampuran”
tetoron 18% bahan ini kurang bisa menyerap

38
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 37-44

METODE PENELITIAN a. Desain T-shirt


Jenis Penelitian Desain yang diwujudkan adalah t-shirt anak
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan siluet T, garis leher yang digunakan
komparasi. Penelitian komparasi adalah adalah garis leher bulat, lengan licin dan
membandingkan dua atau tiga kejadian dengan berwarna putih.
melihat penyebab-penyebabnya. Penelitian ini b. Desain Motif
peneliti bermaksud mengadakan perbandingan Motif yang diterapkan pada t-shirt adalah
kondisi, apakah kondisi tersebut sama, atau ada bentuk dekoratif bunga matahari dengan tujuh
perbedaan, dan kalau ada perbedaan, kondisi mana kelopak bunga, tangkai dan dua daun.
yang lebih baik (Arikunto, 2010:311). Pada c. Pewarna fabric crayon
penelitian ini, peneliti membandingkan perbedaan Menggunakan pewarna Pentel Fabricfun
hasil pewarnaan antara cotton combed, tetoron Pastel Dye Sticks
cotton dan polyester campuranmenggunakan fabric d. Warna
crayon. Warna yang digunakan adalah yellow no.12,
Waktu dan Tempat Penelitian orange no.3, yellow green no.17, blue green
1. Waktu penelitian no.16 dan vandyke brown no.29.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sejak e. Ukuran T-shirt
bulan September 2014 sampai dengan selesai. T-shirt yang digunakan menggunakan size 6
2. Tempat penelitian untuk anak berusia 5-6 tahun.
Penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan f. Alat
Kesejahteraan Keluarga (PKK), Fakultas Alat yang digunakan dalam proses pewarnaan
Teknik, Universitas Negeri Surabaya. menggunakan fabric crayon ini adalah sebagai
Definisi Operasional Variabel berikut pensil, penghapus, kertas karbon,
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa kertas, gunting, mesin jahit, pita ukur, setrika.
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. g. Bahan
(Arikunto, 2010:161). Mengingat pentingnya Bahan yang digunakan pada proses pewarnaan
variabel maka berikut ini diuraikan tentang menggunakan fabric crayon adalah fabric
klasifikasi variabel: crayon dengan merek Pentel Fabricfun Pastel
1. Variabel bebas Dye Sticks.
Variabel bebas adalah variabel yang h. Orang yang mengerjakan
mempengaruhi atau yang menjadi sebab atau Penelitian dilakukan oleh peneliti
perubahan atau timbulnya variabel terikat i. Waktu pengerjaan
(Sugiyono, 2012:39). Variabel bebas dalam Waktu mengerjakan sulam usus pada kondisi
penelitian adalah bahan knitt yang digunakan, dan waktu sama.
yaitu cotton combed 99,9% , tetoron cotton Desain Penelitian
dengan kandungan cotton 82% tetoron 18% dan Desain penelitian adalah semua proses
polyester campuran dengan kandungan cotton yang diperlukan dalam perencanaan dan
33% polyester 67%. pelaksanaan penelitian, dalam pengertian yang lebih
2. Variabel terikat sempit desain penelitian hanya mengenai
Variabel terikat merupakan variabel yang di pengumpulan dan analisis data saja (Nazir,
pengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya 2011:84).
variabel bebas (Sugiyono, 2012: 39). Variabel Menurut Sudjana (2005:20) Agar lebih
terikat dalam penelitian ini adalah hasil jadi mudah untuk dibaca dan dimengerti, lebih baik
pewarnaan ditinjau dari aspek kerataan warna, klasifikasi data dimasukkan dalam tabel atau daftar
aspek ketajaman warna dan aspek daya serap data. Daftar tersebut disebut dengan daftar
warna. kontingensi berukuran b X k dengan b menyatakan
3. Variabel kontrol baris dan k menyatakan kolom. Sedangkan desain
Variabel kontrol adalah variabel yang di penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
kendalikan atau di buat konstan sehingga pengaruh adalah desain faktor tunggal, karena mengolah data
variabel bebas terhadap variabel terikat tidak yang hanya mengenal satu variabel bebas. Berikut
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti ini adalah desain penelitian yang digunakan:
(Sugiyono, 2012:41).Variabel kontrol sering
digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan Tabel 1. Desain Penelitian
penelitian yang bersifat membandingkan.
Beberapa variabel kontrol pada penelitian adalah:

39
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 37-44

Keterangan : Menurut Arikunto (2010:199) metode


X : jenis bahan knitt observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian
Y : hasil jadi pewarnaan terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh
X1 : cotton combed alat indra. Observasi dilakukan terhadap hasil jadi
X2 : tetoron cotton pewarnaan antara cotton combed, tetoron cotton dan
X3 : polyester campuran polyester. Responden diberikan lembar observasi
X1Y: hasil jadi pewarnaan pada cotton combed untuk mengamati ada atau tidaknya pengaruh
ditinjau dari aspek kerataan warna, daya perbedaan dari hasil jadi motif. Teknik observasi
serap warna dan ketajaman warna digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk
X2Y: hasil jadi pewarnaan pada tetoron cotton mengetahui hasil uji dari perlakuan yang diberikan.
ditinjau dari aspek kerataan warna, daya Umtuk mendapatkan data observasi diperlukan
serap warna dan ketajaman warna daftar check list sehingga observer dapat
X3Y:hasil jadi pewarnaan pada polyester memberikan jawaban secara langsung tanpa
campuran ditinjau dari aspek kerataan perantara orang lainseta menggunakan daftar cocok
warna, daya serap warna dan ketajaman yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban,
warna dimana responden akan memberikan tanda check list
Strategi Penelitian ( ). Jumlah responden yaitu 30 yang terdiri dari 5
Strategi penelitian dilakukan untuk responden terlatih yaitu dosen Tata Busana dan 25
mendapatkan data yang menjawab permasalahan. responden semi terlatih yaitu mahasiswa Tata
Strategi penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini Busana yang telah menempuh mata kuliah tekstil.
adalah sebagai berikut: Instrumen Penelitian
1. Menentukan desain motif. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
2. Menggambar motif dengan fabric crayon. yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
3. Menggambar pola desain motif pada kertas. data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih
4. Menyetrika permukaan bahan t-shirt dengan baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis
menggunakan setrika agar permukaan kain tidak sehingga mudah diolah (Hasan, 2002:76),
kusut pada saat memulai memindahkan motif. sedangkan menurut Sugiyono(2012:102) instrumen
5. Meletakkan t-shirt yang sudah disetrika diatas penelitian adalah suatu alat yang digunakan
board atau papan ataupun pada media datar mengukur fenomena alam maupun sosial yang
lainnya. Hal ini agar permukaan kain menjadi diamati.
rata dan tidak bergelombang. Dalam penelitian ini instrumen yang
6. Memindahkan pola desain motif yang sudah digunakan adalah lembar observasi terhadap
dibuat dari kertas pada bagian baik t-shirt perbedaan hasil pewarnaan antara cotton combed,
dengan kertas karbon yang telah disediakan. tetoron cotton dan polyester campuran. Penelitian
7. Mulai mewarnai motif dengan fabric crayon observasi menggunakan daftar ceck list ( ) sebagai
dimulai pada bagian paling atas dari motif. Agar alat pengambilan data.
motif tidak kotor karena terkena warna-warna Analisis Data
crayon lainnya. Menurut Sugiyono ( 2012:244 ) analisis data
8. Setelah dirasa motif sudah terwarnai dengan adalah proses mencari dan mencari secara
dengan baik dan sempurna, agar motif menjadi sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
permanen pada bagian baik t-shirt, dapat catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
dilakukan pressing menggunakan mesin press mengorganisasikan data ke dalam kategori,
dengan memberi alas pada permukaan motif, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
sehingga panas tidak terkontak langsung dengan menyusun kedalam bola, memilih mana yang
motif. penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
9. Setelah dilakukan pressing, maka warna pada kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
motif sudah menjadi permanent. Mesin pressing sendiri maupun orang lain. Tujuan utama dari
berguna agar pemanasan pewarnaan motif analisa data adalah untuk meringkaskan data dalam
menggunakan fabric crayon pada permukaan t- bentuk yang mudah dipahami dan mudah
shirt lebih merata sempurna. ditafsirkan, sehingga hubungan antar problem
Metode Pengumpulan Data penelitian dapat dipelajari dan diuji.
Pengumpulan data bertujuan untuk Teknis analisis data yang digunakan dalam
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan analisis
membentuk keterangan dan kenyataan dari obyek varians tunggal.Hasil observasi yang berupa skor
yang telah ditentukan, sehingga dapat diperoleh pada lembar observasi yang telah diisi oleh
hasil kesimpulan yang obyektif. Penelitian ini responden dan diuji dengan statistik anava tunggal
menggunakan metode observasi untuk pengumpulan dengan bantuan computer program SPSS/Statistical
datanya. Product and Service Solutions, dengan taraf nyata
5%.

40
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 37-44

HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Aspek Daya Serap Warna


Hasil Penelitian Mean untuk aspek daya serap warna
Hasil penelitian yang diperoleh adalah data disajikan dengan diagram batang sebagai
tentang penilaian responden terhadap hasil jadi berikut:
pewarnaan pada motif menggunakan fabric crayon
berbahan cotton combed, tetoron cotton dan
polyester campuran, yang dinilai dari tiga aspek,
yaitu aspek kerataan warna, ketajaman warna dan
daya serap warna. Penjelasan dari masing-masing
aspek dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Aspek kerataan warna pada kain
Mean untuk aspek kerataan warna disajikan
sebagai berikut : Gambar 3. Diagram Mean Aspek
Daya Serap Warna
Dari diagram batang diatas menunjukkan
mean dari aspek daya serap warna, yang
tertinggi adalah pada hasil pewarnaan
menggunakan fabric crayon pada cotton combed
yaitu sebesar 3,36 dengan kriteria baik.
Mean dari aspek daya serap warna yang
Gambar1.Diagram Mean Aspek Kerataan Warna berada diurutan kedua yaitu hasil pewarnaan
menggunakan fabric crayon pada polyester
Dari diagram batang diatas menunjukkan campuran yaitu sebesar 2,53 dengan kriteria baik
mean dari aspek kerataan warna pada kain yang dan mean terkecil diperoleh pada hasil
tertinggi adalah pada hasil pewarnaan pewarnaan menggunakan fabric crayon pada
menggunakan fabric crayon pada cotton combed tetoron cotton yaitu sebesar 2,16 dengan kriteria
yaitu sebesar 3,50 dengan kriteria baik. cukup baik.
Mean dari aspek kerataan warna pada kain
yang berada diurutan kedua yaitu hasil pewarnaan Pembahasan
menggunakan fabric crayon pada polyester Pembahasan dari keseluruhan dijelaskan
campuran sebesar 2,77 dengan kriteria cukup baik sebagai berikut:
dan mean terkecil diperoleh hasil pewarnaan 1. Perbedaan hasil jadi pewarnaan fabric crayon
menggunakan fabric crayon pada tetoron cotton pada t-shirt berbahan cotton combed, tetoron
sebesar 2,10 dengan kriteria cukup baik. cotton dan polyester campuran jika ditinjau dari:
2. Aspek ketajaman warna a. Aspek kerataan warna.
Mean untuk aspek ketajaman warna disajikan Dari hasil uji analisis statistik pada
dengan diagram batang sebagai berikut: aspek kerataan warna memiliki Fhitung
sebesar 25,821, serta nilai signifikannya α
0,000 < 0,05, dengan demikian Fhitung =
25,821 > Ftabel 3,10 berarti Ha di terima yang
artinya ada perbedaan hasil jadi pewarnaan
antara cotton combed, tetoron cotton dan
polyester campuran menggunakan fabric
crayon dengan nilai mean pada cotton
combed sebesar 3,50 dengan kategori baik,
Gambar 2. Diagram Mean Aspek pada bahan tetoron cotton nilai mean sebesar
Ketajaman Warna 2,10 dengan kategori cukup baik dan pada
bahan polyester campuran nilai mean sebesar
Dari diagram batang diatas menunjukkan 2,76 dengan kategori cukup baik. Ada
mean dari aspek ketajaman warna yang tertinggi perbedaan hasil pewarnaan fabric crayon
adalah hasil pewarnaan menggunakan fabric pada t-shirt berbaham cotton combed, tetoron
crayon pada cotton combed yaitu sebesar 3,46 cotton dan polyester campuran pada aspek
dengan kriteria baik. kerataan warna.
Mean dari aspek ketajaman warna yang Pada t-shirt berbahan cotton combed,
berada diurutan kedua yaitu hasil pewarnaan tetoron cotton dan polyester campuran, jenis
menggunakan fabric crayon pada polyester bahan menyebabkan adanya perbedaan hasil
campuranyaitu sebesar 2,66 dengan kriteria cukup jadi pada aspek kerataan warna karena pada
baik dan mean terkecil diperoleh hasil pewarnaan bahan cotton combed hasil kerataan warna
menggunakan fabric crayon pada tetoron cotton pada bagian baik cukup merata, tidak
yaitu sebesar 2,43 dengan kriteria cukup baik. terdapat warna yang belang pada motif dan

41
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 37-44

tidak menimbulkan bercak-bercak. Pada Menurut Sanyoto (2005:57)


tetoron cotton warna yang dihasilkan kurang ketajaman warna adalah kuat atau tidaknya
merata pada permukaan atau bagian baik suatu warna yang dihasilkan oleh zat warna
bahan, tidak ada bercak-bercak warna yang yang masuk kedalam bahan, juga pada hasil
timbul pada motif yang diwarnai.Pada wawancara dengan Martha Puri yaitu
polyester campuran kerataan warna pada kombinasi warna yang terang memiliki daya
bagian baik kurang merata, terdapat warna tarik tersendiri pada pembuatan motif serta
belang yang tidak terwarna. Seharusnya warna pada motif harus jelas serta dibantu
untuk aspek kerataan warna harus merata dengan adanya gradasi atau gelap terang
diseluruh permukaan kain dan tidak warna.
menimbulkan belang ataupun bercak pada c. Aspek daya serap warna.
permukaan atau bagian baik bahan. Sesuai dengan hasil analisis statistik
Ketiga bahan knitt mempunyai dapat disimpulkan bahwa pada aspek daya
kandungan yang berbeda sehingga serap warna memiliki Fhitung sebesar 28,525,
berpengaruh pada aspek kerataan serta nilai signifikannya α 0,000 < 0,05,
warna.Sesuai dengan teori kerataan warna dengan demikian Fhitung = 28,525 > Ftabel 3,10
yaitu, proses pewarnaan menggunakan fabric berarti Ha di terima yang artinya ada
crayon menurut Fernandez (2008:14) warna perbedaan hasil jadi pewarnaan antara cotton
crayon merata pada permukaan kain dan combed, tetoron cotton dan polyester
tidak menimbulkan bercak atau belang. campuran menggunakan fabric crayon
b. Aspek ketajaman warna. dengan nilai mean pada cotton combed
Sesuai dengan hasil analisis statistik sebesar 3,36 dengan kategori baik, pada
pada aspek ketajaman warna memiliki Fhitung bahan tetoron cotton nilai mean sebesar 2,16
sebesar 16,848, serta nilai signifikannya α dengan kategori cukup baik dan pada bahan
0,000 < 0,05, dengan demikian Fhitung = polyester campuran nilai mean sebesar 2,53
16,848 > Ftabel 3,10 berarti Ha di terima yang dengan kategori cukup baik. Ada perbedaan
artinya ada perbedaan hasil jadi pewarnaan hasil pewarnaan fabric crayon pada t-shirt
antara cotton combed, tetoron cotton dan berbahan cotton combed, tetoron cotton dan
polyester campuran menggunakan fabric polyester campuran yakni terletak pada daya
crayon dengan nilai mean pada cotton serap warna.
combed sebesar 3,46 dengan kategori baik, Jenis bahan menyebabkan adanya
pada bahan tetoron cotton nilai mean sebesar perbedaan hasil jadi pada aspek daya serap
2,43 dengan kategori cukup baik dan pada warna karena pada bahan cotton combed
bahan polyester campuran nilai mean sebesar warna pada motif meresap baik pada bagian
2,66 dengan kategori cukup baik. Ada baik bahan, apabila bagian warna pada motif
perbedaan hasil pewarnaan fabric crayon diusap dengan tangan warna tidak menempel
pada t-shirt berbahan cotton combed, tetoron pada tangan, warna tidak merembes keluar
cotton dan polyester campuran yakni terletak motif dikarenakan daya serap warna yang
pada aspek ketajaman warna. baik, dengan ciri cottonyang memiliki daya
Pada t-shirt berbahan cotton combed, serap yang tinggi. Pada tetoron cotton warna
tetoron cotton dan polyester campuran, jenis kurang meresap pada permukaan bahan,
bahan menyebabkan adanya perbedaan hasil warna cukup menyerap dengan baik
jadi pada aspek ketajaman warna karena pada dibuktikan dengan warna yang tidak luntur
bahan cotton combed warna yang dihasilkan apabila diusap juga terdapat warna yang
terlihat jelas pada motif, gradasi warna pada merembes keluar motif ini dikarenakan sifat
motif terlihat baik dan kombinasi warna yang tetoron cotton yaitu berdaya serap rendah.
dihasilkan cerah atau tidak pudar. Pada bahan Pada polyester campuran warna meresap
tetoron cotton warna yang dihasilkan cukup pada bagian baik bahan tetapi tidak dapat
jelas, warna batas garis lengkung motif meresap sempurna pada bagian buruk bahan
kelopak bunga kurang tajam, gradasi warna karena sifat serat campurannya (polyester)
cukup terlihat dan warna yang dihasilkan yaitu kurang bisa menyerap air atau daya
cukup cerah.Pada polyester campuran warna serap rendah warna pada bahan polyester
yang dihasilkan kurang tajam dan kusam, campuran luntur apabila diusap dengan
batas garis lengkung motif kelopak bunga media lain, warna motif pada bahan polyester
cukup terlihat jelas, warna kuning pada campuran mudah merembes setelah
kelopak bunga menjadi sedikit gelap karena dilakukan pressing.
warna orange yang merembes pada warna Menurut hasil wawancara dengan
kuning atau warna yang dihasilkan kurang Nidia Mifiary (wawancara, 16-September-
tajam. 2015) yaitu, warna harus terserap sempurna
sehingga tidak luntur pada bahan lain dan

42
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 37-44

tidak luntur pada saat dicuci. Daya serap Pada aspek daya serap warna mean
warna adalah kemampuan bahan untuk tertinggi ditunjukkan pada hasil pewarnaan
menyerap zat warna secara maksimal menggunakan fabric crayon pada cotton
(Sanyoto, 2005:57) combed dengan mean sebesar 3,37 pada
2. Hasil jadi pewarnaan fabric crayon pada t-shirt polyester campuran dengan mean 2,53 dan
berbahan cotton combed, tetoron cotton dan terakhir pada tetoron cotton dengan mean
polyester campuran yang terbaik jika ditinjau 2,17. Pada cotton combed warna pada motif
dari: meresap baik pada bagian baik bahan sesuai
a. Aspek kerataan warna dengan karakteristik katun yang mempunyai
Pada aspek kerataan warna mean daya serap yang tinggi, warna tidak
tertinggi ditunjukkan pada hasil pewarnaan merembes keluar motif dikarenakan daya
menggunakan fabric crayon pada cotton serap warna yang baik. Pada tetoron cotton
combed sebesar 3,50 dengan kriteria baik dan polyester campuran dengan kandungan
kemudian polyester campuran 2,77 dan warna meresap pada bagian baik bahan tetapi
terakhir yaitu tetoron cotton 2,10 dengan tidak dapat meresap sempurna pada bagian
kriteria cukup baik. Hasil jadi pewarnaan buruk bahan karena sifat serat campurannya
menggunakan fabric crayon ditinjau dari (polyester) yaitu kurang bisa menyerap air
aspek kerataan warna pada cotton combed atau daya serap rendah warna pada bahan
terbaik karena warna merata pada permukaan polyester campuran karena daya serapnya
kain dan tidak menimbulkan bercak atau yang kurang bagus dibandingkan dengan
belang pada motif yang diwarnai. Pada cotton warna motif pada bahan polyester
polyester campuran warna kurang merata campuran mudah merembes setelah
pada permukaan kain sedangkan pada tetoron dilakukan pressing.
cotton ada beberapa bagian pada motif yang Hal ini dibuktikan dengan hasil uji lab
tidak terwarna atau belang. Karena jenis mengenai daya serap dari ketiga jenis bahan
bahan menyebabkan adanya perbedaan hasil knitt pada cotton combed sebesar 98,8%
jadi pewarnaan fabric crayon pada t-shirt tetoron cotton sebesar 94% dan polyester
pada aspek kerataan warna, hal ini dibuktikan campuran sebesar 98%. Cotton combed
dengan hasil uji lab pada cotton combed memiliki mean tertinggi pada aspek daya
memiliki kandungan 99,9% cotton, tetoron serap warna karena sifat cotton yang
cotton memiliki kandungan cotton 33% mempunyai daya serap yang tinggi juga
polyester 67% dan pada polyester campuran cepat kering didukung dengan hasil uji lab.
memilik kandungan cotton 82% tetoron 18%. Kriteria pewarnaan yang baik menggunakan
Sesuai dengan kriteria pewarnaan fabric crayon pada aspek daya serap warna
yang baik menggunakan fabric crayon pada adalah kemampuan bahan untuk menyerap
aspek kerataan warna adalah warna zat warna secara maksimal
crayonmerata pada permukaan kain dan tidak (Sanyoto,2005:57). Dan pada hasil
menimbulkan bercak atau belang wawancara dengan Nidia Mifiary
(Fernandez,2008:14) (wawancara, 16-September-2015) yaitu,
b. Aspek ketajaman warna warna harus terserap sempurna sehingga
Pada aspek ketajaman warna mean tidak luntur pada bahan lain dan tidak luntur
tertinggi ditunjukkan pada hasil pewarnaan pada saat pencucian.
menggunakan fabric crayon pada cotton Hasil dari ketiga aspek yaitu kerataan
combed sebesar 3.47 kemudian polyester warna, ketajaman warna dan daya serap
campuran dengan mean 2,67 dan terakhir warna menunjukkan bahwa ada perbedaan
tetoron cotton dengan mean 2,43. Pada hasil jadi pewarnaan fabric crayon pada t-
cotton combed warna yang dihasilkan jelas, shirt berbahan cotton combed,tetoron cotton
batas garis motif lengkung jelas tidak dan polyester campuran. Pada hasil jadi
merembes, gradasi pada daun cukup terlihat. pewarnaan menggunakan fabric crayon yang
Pada tetoton cotton warna pada motif terbaik yaitu pada bahan cotton combed
merembes, warna kurang terlihat tajam, dengan nilai mean pada keseluruhan aspek
begitu pula pada polyester campuran warna sebesar 3,44 dengan kategori baik. Hasil jadi
batas garis lengkung motif kelopak bunga pewarnaan fabric crayon pada cotton combed
tidak terlihat tajam dan jelas karena warna dikatakan terbaik sebab cotton combed
yang dihasilkan merembes keluar motif. tersebut dapat memenuhi kriteria dari setiap
Menurut Sanyoto (2005:57) mengenai aspek. Pada aspek kerataan warna, warna
ketajaman warna, ketajaman warna ialah kuat yang dihasilkan cukup merata pada motif,
atau tidaknya suatu warna yang dihasilkan sedikit terdapat warna belang pada motif,
oleh zat warna yang masuk kedalam bahan pewarnaan cukup merata, dan tidak ada
c. Aspek daya serap warna bercak-bercak warna yang timbul pada

43
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 37-44

kelopak bunga dengan kategori baik. Pada 2. Hasil pewarnaan yang terbaik menggunakan
aspek ketajaman warna cotton combed warna fabric crayon yaitu menggunakan bahan cotton
yang dihasilkan pada motif tampak jelas, combed karena warna yang dihasilkan merata,
warna pada batas garis lengkung motif tidak timbul bercak, warna motif jelas dan warna
kelopak bunga terlihat jelas lengkungannya, terserap dengan baik, dengan nilai mean pada
gradasi pada bentuk daun cukup terlihat keseluruhan aspek sebesar 3,44 dengan kategori
sesuai dengan hasil wawancara dengan baik. Hasil jadi pewarnaan fabric crayon pada
Martha Puri (wawancara,20-September- bahan cotton combed dikatakan baik sebab pada
2015) yang menyebutkan bahwa, untuk cotton combed tersebut dapat memenuhi hampir
menghasilkan motif yang tampak nyata dan semua kriteria dari setiap aspek yaitu kerataan
alami biasanya dibantu dengan adanya warna, ketajaman warna dan daya serap warna
gradasi atau gelap terang warna, serta pada t-shirt.
memiliki kombinasi warna yang terang, Saran
sesuai dengan karakter t-shirt anak, yang Berdasarkanhasil observasi yang dilengkai
biasanya menggunakan warna-warna terang. dengan penyajian data dan analisis data maka saran
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang yang dapat disampaikan adalah:
meneyebutkan bahwa kombinasi warna yang Sesuai dengan hasil penelitian tentang
terang memiliki daya tarik tersendiri dalam perbedaan hasil pewarnaan antara cotton combed,
pembuatan motif. Aspek terakhir yaitu daya tetoron cotton dan polyester menggunakan fabric
serap warna, warna pada cotton combed crayon maka penulis memberi saran dalam
meresap pada bagian baik bahan, menurut penggunaan pewarna fabric crayon hendaknya
hasil wawancara dengan nara sumber Nidia memakai kain berbahan cotton karena warna akan
Mifiary (wawancara,16-September-2015) mudah terserap dan warna yang dihasilkan pada
bahan cotton akan lebih baik dalam motif tidak merembes keluar seperti pada bahan
menyerap warna crayon hal ini juga tetoron cotton dan polyester. Teknik pewarnaan
dibuktikan dengan adanya uji laboratorium menggunakan crayon ini juga bisa dikembangkan
yang menunjukkan daya serap cotton combed lagi dengan menerapkan pada pada tas serut atau tas
bernilai 98% sehingga warna tidak merembes kain, pada bantal dan lain sebagainya. Sehingga
keluar motif sesuai dengan kategori baik. semakinn luas penerapannya tidak hanya pada t-
shirt.Hal yang perlu diperhatikan selain itu adalah
kerapian dan pressing, juga pemilihan warna
PENUTUP crayon.
Simpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilengkai
dengan penyajian data dan analisis data tentang DAFTAR PUSTAKA
perbedaan hasil pewarnaan antara cotton combed, Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
tetoron cotton dan polyester campuran Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
menggunakan fabric crayon, maka dapat Rineke Cipta.
disimpulkan bahwa: Aziz, Abdul. 2006. Dasar Desain Dwimatra.
1. Ada perbedaan hasil jadi pewarnaan antara Fernandez, Angel & Gabriel Martin Roig. 2008.
cotton combed, tetoron cotton dan polyester Drawing For Fashion Design. Singapore:
campuran menggunakan fabric crayon jika Page On.
ditinjau dari aspek kerataan warna, ketajaman Hasan. 2002. Metode Penelitian dan Aplikasinya.
warna dan daya serap warna. Dari keseluruhan Bogor: Ghalia Indonesia.
aspek dapat disimpulkan pada cotton combed Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia
memiliki nilai mean 3,44 dengan kategori baik. Indonesia.
Pada aspek kerataan warna, warna yang Poespo, Goet. 2005. Pemilihan Bahan Tekstil.
dihasilkan lebih merata dan tidak menimbulkan Yogyakarta: Kanisius.
bercak, warna lebih tajam dan warna tidak Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar-Dasar Tata
merembes keluar motif dibandingkan dengan Rupa dan Desain (Nirmana). Yogyakarta:
bahan lain. Pada bahan tetoron cotton memiliki Arti Bumi Intara
nilai mean 2,23 dengan kategori cukup baik Sudjana. 2005. Desain dan Analisis Eksperimen.
dengan kerataan yang dihasilkan cukup dan Bandung: Tarsito.
warna pada motif tidak bisa terserap sempurna Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian.
pada bahan. Sedangkan pada bahan polyester Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
campuran memiliki nilai mean 2,65 dengan Suhersono, Hery. 2004. Desain Motif. Jakarta:
kategori cukup baik dengan tingkat kerataan Puspa Swara.
yang cukup warna yang dihasilkan menyerap Suhersono, Hery. 2006. Desain Bordir Motif Etnik
pada bahan dan kombinasi keseluruhan warna Geometris.Jakarta: PT Gramedia Pustaka
cerah. Utama.

44

Anda mungkin juga menyukai