Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM

PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP LKMD

KATAPANG

IAIN PALOPO

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat perkuliahan pada mata kuliah

pengembangan bahan ajr matematika semester VI pada program studi Tadris

Matematika Institut Agama Islam Negeri Palopo

Diajukan Oleh,

RISWANDI IDRIS
NIM 15.02.04.0030

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga

dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan strategi yang tepat sesuai

dengan tingkat perkembangan mental siswa. Sampai saat-saat ini masih banyak

ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa di dalam mempelajari

matematika. Salah satu kesulitan itu adalah memahami konsep pada materi sistem

persamaan linear dua variabel khususnya pada soal cerita. Akibatnya terjadi

banyak kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal.Salah satu masalah yang di

hadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran anak kurang didorong untuk membangun pemahaman yang

mendalam dan mengembangkan kemampuanya dalam berfikir kritis, terutama

pada SMP LKMD Katapang masih terlihat sangat kurang. Pada proses

pembelajaran guru tidak menggunakan strategi yang tepat terutama dalam

mengontrol dan mengelolah kelas secara baik hal ini terlihat pada saat proses

pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan apa yang

diajarkan oleh guru, sehingga terjadi ketidakaktifan siswa dalam belajar. Hal

tersebut juga berdampak pada hasil belajar siswa yang dirasakan masih jauh dari

apa yang diharapkan.

Latar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

matematika yang ada selama ini, guru matematika pada SMP LKMD Katapang

belum menemukan strategi/model yang tepat dalam proses belajar mengajar,

1
sehingga berakibat pada prestasi yang rendah. Berdasarkan uraian diatas maka

peneliti berkeinginan meneliti penerapan model pembelajaran integrative pada

SMP LKMD Katapang. Penelitian ini direncanakan mengambil judul:“Penerapan

model pembelajaran integratif untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi

sistem persamaan linier dua variabel pada kelas VIII SMP LKMD Katapang’’.

B. Pembatasan Masalah

Masalah hanya dibatasi pada bentuk Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel yaitu menyelesaikan soal cerita bentuk Sistem Persamaan Linear dengan

menggunkan metode eliminasi dan subtitusi.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di ataas, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan model

pembelajaran integratif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

menyelesaikan soal cerita dengan materi sistem persamaan linier dua variabel

pada siswa kelas VIII SMP LKMD Katapang.

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi peningkatkan hasil belajar

siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linier dua

variabel pada siswa kelas VIII SMP LKMD Katapang.

2
E.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi siswa

Diharapkanakan lebih memahami materi pembelajaran yang disampaikan

oeh guru dan dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.Bagi guru

bidang studi matematikaYaitu sebagai bahan masukan agar dalam pembelajaran

matematika bukan saja memperhatikan hasil belajar siswa tetapi proses dalam

berpikir siswa juga perlu diperhatikan dalam mengatasi kesulitan yang dialami

siswa untuk melaksanakan perbaikan pengajaran.

b. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman supaya kelak jika menjadi seorang pendidik dapat

memperhatikan proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika.

c. Sekolah/instansi

Sebagai bahan informasi yang bisa digunakan oleh sekolah untuk lebih

meningkatkan kualitas pembelajaran, sekaligus menjadikan hasil penelitian ini

sebagai pegangan di kemudian hari.Penjelesan IstilahAgar tidak menimbulkan

salah penafsiran dalam memahami judul diatas, maka perlu dijelaskan beberapa

istilah yaitu :

Hasil belajar siswa adalah pengetahuan yang telah diperoleh atau dicapai

siswa setelah proses pembelajaran. Hal ini relevan dengan pendapat sudjana

3
(1982:12) bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

setelah menerima pengalaman.Model integratif adalah sebuah model pengajaran

atau instuksional untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman mendalam

tentang bangunan pengetahuan sistematis sambil secara bersamaan melatih

keterampilan berpikir kritis mereka(Eggen & Kauchak, 2010 : 259).

II. KAJIAN PUSTAKA

A.Pengertian belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan mental yang tidak dapat diamanti dari

luar, apa yang terjadi dalam diri seseorang tidak dapat diketahui secara langsung

hanya mengamati orang ttersebut.Pada melakukan aktivitas belajar (Djamarah dan

Zain, 2002), mengatakan bahwa belajar merupakan proses dalam diri individu

yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam

perilakunya.Adapun ciri-ciri belajar menurut Burton dalam (Hamalik, 2005)

adalah sebagai berikut:

Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui

(Under going).Proses situasi melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan

mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan

tertentu.Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan

murid.Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri

yang mendorong motivasi yang kontinu.Proses belajar dan hasil belajar disyarati

oleh hereditas dan lingkungan.

4
B. Hakikat Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai karakteristik

khusus bila dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Menurut (Sumardyono,

2004) matematika memiliki karakteristik:

(1) Memiliki objek kajian abstrak,

(2) Bertumpu pada kesepakatan,

(3) Berpola pikir deduktif,

(4) Konsisten dalam sistemnya,

(5) Memiliki simbol yang kosong dari arti, dan

(6) Memperhatikan semesta pembicaraan.

Dalam belajar matematika perlu untuk menciptakan situasi-situasi di mana

siswa dapat aktif, kreatif dan responsif secara fisik pada sekitar.Untuk belajar

matematika siswa harus membangunnya untuk diri mereka.hanya dapat dilakukan

dengan eksplorasi, membenarkan, menggambarkan, mendiskusikan, menguraikan,

menyelidiki, dan pemecahan masalah (Countryman, 1992).

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai

potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang

meliputi domain ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor, di

5
mana:Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognititf tingakat rendah dan

keempat aspek berikutnya termasuk kogninitif tingkat tinggi.

Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.Ranah

Psikomotoris berkenaan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Ada enam aspek psikomotoris yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 1989).

D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research ) adalah penelitian

pendidikan dan kegiatannya lebih diarahkan pada pemecahan masalah

pembelajaran melalui penerapan langsung di kelas, yang berarti penelitian yang

dilakukan pada sebuah kelasuntuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan

pada suatu subjek penelitian dikelas tersebut.

Adapun proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dari

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneli secara kolaboratif mengadakan kegiatan sebagai berikut:

6
1) Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran

matematika sebelumnya.

2) Mengidentikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan guru dalam

pembelajaran matematika sebelumnya.

3) Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran

matematika sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa.

4) Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah :

1. Merancang pelaksanaan pembelajaran

2. Bekerja sama dengan guru dalam melaksanakan tindakan yang

direncanakanPelaksana, guru memberi pengarahan, motivasi, dan stimulus agar

praktisi dapat melaksanakan perannya berdasarkan rencana.

E. Pengamatan dan Evaluasi

Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi

secara komprehensif terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan

instrument pengumpulan data yang telah disediakan sehingga diperoleh data

empiris pelaksanaan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan

peluang yang berkaitan dengan pengguanaan strategi Integarif. Data tersebut

dijadikan sebagai bahan untuk melakukan refleksi.

7
F.Analisis dan Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dan evaluasi, selanjutnya

dikumpulkan dan dianalisis. Refleksi yang dimaksudkan adalah pengkajian

terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara. Hasil analisis

data yang dilaksanakan pada tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk

menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Untuk itu, refleksi dalam penelitian

ini akan dilakukan setiap akhir tindakan dan akhir siklus.

Model Integratif

Model integratif dirancang untuk membantu siswa mencapai dua tujuan

belajar yang saling terkait yaitu:Membangun pemahaman mendalam tentang

bangunan pengetahuan yang sistematis, yaitu satu topik yang mengkombinasikan

fakta, konsep, generalisasi, dan hubungan di antara semuanya (Eggen & Kauchak,

2010).Mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah tujuan kedua saat

model integratif digunakan. Mengembangkan pemikiran kritis menuntut latihan

menemukan pola, menyusun penjelasan, membuat hipotesis, melakukan

generalisasi, dan mendokumentasikan temuan-temuan dengan bukti.Menerapkan

pelajaran menggunakan Model Integratif menggabungkan empat metode fase

yang saling terkait erat serta menekankan berpikir dan strategi untuk

meningkatkan motivasi siswa. Empat fase terserbut, yaitu:

a. Fase Berujung Terbuka

8
Fase berujung terbuka adalah titik awal bagi analisis siswa.Dalam fase ini, siswa

mendeskripsikan, membandingkan, dan mencari pola-pola di dalam data.

b. Fase Kausal

Fase Kausal dimulai ketika siswamemberikan penjelasan bagi kesamaan dan

perbedaan yang ditemukan pada fase sebelumnya.

c. Fase hipotesis

Fase Hipotesis adalah fase di mana siswa menghipotesiskan hasil yang didapat

pada kondisi-kondisi yang berbeda.

d. Fase Penutup dan Penerapan

Fase penutup dan penerapan adalah fase di mana siswa melakukan generalisasi

untuk membuat hubungan yang bersifat umum.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Integratif

a. Kelebihan Model Pembelajaran IntegratifDapat membantu siswa

mengembangkan pemahaman mendalam tentang topik-topik yang mereka pelajari

sambil mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka.Saat guru merasa

nyaman dengan model ini, guru dapat mengenali kesempatan-kesempatan

menggunakannya dengan bahan-bahan yang sudah ada di buku teks atau bahan-

bahan lain. Guru akan mampu mendorong tingkat pemahaman mendalam siswa

tanpa banyak persiapan tambahan dari pihak guruGuru hanya perlu memperjelas

apa yang ingin guru capai

9
b. Kekurangan Model Pembelajaran IntegratifUmpan balik dari guru

menunjukkan mereka meyakini model ini pada awalnya sangat menuntut dan sulit

diterapkan.Melakukan perencanaan awal untuk pelajaran Model integratif

memerlukan waktu yang cukup lama.

Ruang Lingkup Materi

a. Persamaan Linear Dua Variabel

Persamaan garis lurus pada bidang cartesius dapat dinyatakan dalam bentuk

ax – by = c dengan a, b, c konstanta real dengan a, b ≠ 0 dan x, y adalah variabel

pada himpunan bilangan real.Perhatikan persamaan-persamaan berikut:x + 5 =

y2a – b = 13p + 9q = 4

Bentuk umum dari sistem persamaan linear dengan dua variabel adalah:

Persamaan-persamaan diatas adalah contoh bentuk persamaan linear dua variabel.

Variabel pada persamaan x + 5 = y adalah x dan y, variabel pada persamaan 2a –

b = 1 adalah a dan b. Adapun variabel pada persamaan 3p + 9q = 4 adalah p dan q.

b. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Dua persamaan atau lebih yang disajikan secara bersamaan disebut sistem

persamaan. Sistem persamaan linear dua variable adalah beberapa persamaan

linear dua variable yang disajikan bersama-sama.Bentuk umum dari sistem

persamaan linear dengan dua variabel adalah:1x + b1y = c (1)2x + b2y = c (2)

Kerangka Pemikiran

10
Salah satu manfaat pembelajaran model integratif untuk siswa yang

mempunyai hasil belajar yang rendah, antara lain adalah memberikan siswa

kesempatan mempergunakn waktu yang dibutuhkannya untuk membangun

pemahaman pengetahuan sistematis dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan

sebaik-baiknya.

Pada prateknya mata pelajaran yang melibatkan beberapa keterampilan

berpikir dan menjelaskan masalah akan lebih tepat jika dikerjakan melalui model

integratif. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan model integratif dalam

menyampaikan materi SPLDV khususnya penyelesaian soal-soal, baik dalam

bentuk soal biasa ataupun dalam bentuk cerita 2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan

sebagai “model pembelajaran integratif dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas VIII SMP LKMD Katapang, khususnya pada materi

SPLDV”.

11
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian

dengan mencermati sebuah kegiatan pembelajaran yang diberikan tindakan, yang

secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan

masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas tersebut.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan setelah proposal ini

diseminarkan dan direncanakan selama 5 minggu pada semester genap 2012/

Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada SMP LKMD Katapang

Kecamatan Seram Bagian BaratKabupaten SBB Propinsi Maluku

C. Sumber Data dan Subjek Penelitian

Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh

siswa kelas VIII SMP LKMD Katapang Kabupaten Seram Bagian Barat. Dengan

jumlah siswa terdiri dari 32 orang.

Subjek Penelitian Subjek penelitian yang penulis gunakan dalam

penelitianini adalah seluruh kelas VIII SMP LKMD Katapang Kabupaten Seram

Bagian Barat.

12
a. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini

adalah :

1. Instrument non tes, berupa observasi sistematis pada aspek afektif dan

psikomotor untuk mengukur keadaan siswa selama proses pembelajaran.

2. Instrumen tes, yaitu tes akhir dalam bentuk essay untuk mengukur

kemampuankognitif siswa. Dimana tes yang diberikan sebanyak 5 soal dalam

bentuk soal cerita.

b. Prosedur Penelitian

Prosedur peneltian ini mengikuti tahapan-tahapan Penelitian Tindakan

Kelas yang akan berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing

siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan / observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang sampai

mencapai kriteria keberhasilan atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah

tersebut.

D. Teknik Analisis

Data Dari hasil penelitian, data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan

pengamatan dari pelaksanaan siklus penelitian, dianalisis secara statistik

deskriptif. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut:

13
1. Analisis Data Observasi Afektif dan Psikomotor Siswa Untuk menilai hasil tes

afektif dan psikomotor dalam penelitian ini digunakan teknik persentase

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Untuk mengukur keseluruhan (nilai)

aspek afektif dan ada aspek psikomotor digunakan rumus: Nilai = skor yang

diperoleh × 100 jumlah aspek yang dinilai

2. Analisis Tes Hasil Belajar Hasil tes siswa dianalisis untuk menentukan

peningkatan ketuntasan siswa dan nilai individu. Pada tahap penyimpulan, kriteria

keberhasilan siswa dalam menyelesaikan materi sistem persamaan linear dua

variabel.

Untuk menghitung skor yang dicapai setiap siswa secara keseluruhan

dianalisis dengan menggunakan rumus (Arikunto,2009:236): Persentase = skor

yanrg diperoleh × 100 skor total

14

Anda mungkin juga menyukai