DESTY RAHMAWATI
IQLIMA RAMADHANI
MOCHAMMAD REZA
Abstraksi
Kota Parepare merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan,
salah satu fasilitas yang dimiliki oleh kota ini adalah pelabuhan yang kerap kali
disinggahi oleh kapal pesiar. Pada umumnya wisatawan dari kapal pesiar tersebut
melakukan kegiatan shore excursion menuju Tana toraja, dan sebagian dari
wisatawan yang tidak mengikuti kegiatan shore excursion dapat menghabiskan waktu
di Kota Parepare untuk sekedar berkeliling dan menikmati keindahan yang dimiliki
oleh Kota Parepare. Kota Parepare memiliki potensi yang cukup baik untuk
memanfaatkan wisatawan yang tidak mengikuti kegiatan shore excursion tersebut,
maka disini peneliti ingin mengetahui sejauh mana kesiapan Kota Parepare dalam
menangani wisata kapal pesiar. Teori yang peneliti gunakan dalam melakukan
penelitian ini adalah teori mengenai 3 A ( Atraksi, Aksesibilitas, amenitas) serta
proses penanganan wisata kapal pesiar. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik Analisis SWOT, dengan mengevaluasi strengts
(kekuatan-kekuatan), weaknesses (kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-
peluang) serta threats (ancaman-ancaman). Sehingga keseluruhan pengetahuan ini
menghasilkan suatu kesimpulan serta rekomendasi yang berhubungan dengan
kesiapan kota Parepare dalam menangani wisata kapal pesiar.
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu industri yang cukup berkembang pada saat ini.
Pariwisata bukan dinilai sebagai sebuah kegiatan saja namun pariwisata juga dinilai
sebagai sebuah industri yang memiliki peluang yang besar karena dirasa dapat
memberikan dampak positif yang cukup besar bagi semua orang yang terlibat
didalamnya. Berkembangnya industri pariwisata sejalan dengan keberagaman
aktivitas wisata yang ditawarkan kepada para wisatawan. Salah satu kegiatan wisata
yang ditawarkan adalah perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar atau
yang biasa disebut dengan cruise tourism.Wisata kapal pesiar (cruise tourism)
merupakan salah satu aktivitas wisata yang paling berkembang pada saat ini.
Perkembangan aktivitas wisata kapal pesiar di Indonesia sendiri menunjukan
peningkatan yang cukup baik, jumlah kapal pesiar yang berkunjung ke Indonesia
selama 4 tahun terakhir terus mengalami kenaikan.
Tabel 1.1
Daftar Kunjungan Kapal Pesiar di Negara Indonesia
TAHUN JUMLAH KAPAL PESIAR
2011 76
2012 96
2013 116
2014 126
Sumber : http://www.bumn.go.id
Tabel 1.2
Daftar Kapal Pesiar yang Berkunjung ke Port of Call Negara Indonesia
NO PORT OF CALL CRUISE
1 Sabang (Aceh) MV Amadea
2 Tanjung Benoa (Bali) Princes cruises
Quick Silver
Sevenseas Voyager
Silver Shadow
Silver Whisper
Celebrity Solstice
Rotterdam Cruise
Artania
Clipper Odyssey
Zegrahm Expedition
3 Tana Ampo (Bali) Sun Pricess
4 Lembar (NTB) Sun Princess
Celebrity Millenium
Ms Seabour Odyssey
5 Belawan (Medan) Star cruise
6 Makassar (Sulawesi Selatan) Aegon Odssey
Silversea
Ms Rotterdam
Costa Romantica
MV Sevenseas Voyager
Princess Cruise
Sea Princess
7 Parepare (Sulawesi Selatan) Orion Cruise
Athena Cruises
Deutschland
MS Artania
Silver Discoverence
Silverwind
MV Minerva
Caledonian Sky
8 Palopo (Sulawesi Selatan) Azamara
Orion Cruise
La Soleal
Aegan Odysse
9 Tanjung Periuk (Jakarta) Crystal symphony
MS Rotterdam
9 Tanjung Perak (Surabaya) Diamond Princess Cruise
Seabourn Legend Cruise
Seabourn Oddysey
10 Tanjung Emas (Semarang) MS Crystal symphony
MS Silver wind
MV Rotterdam
MV Sevenseas Voyager
Princess Cruise
11 Kumai (Kalimantan Tengah) Orion II
12 Jayapura (Papua) Orion
13 Yos Sudarso (Ambon) MV Albatros
MV Australblue Volad
Amadea nasasu
MV Discovery
Spirit of Advanture
Sumber: PELINDO KOTA PAREPARE, http://www.choosingcruising.co.uk , pelindo.co.id ,
Indonesia.travel
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Provinsi Sulawesi Selatan menjadi
salah satu persinggahan bagi beberapa kapal pesiar yang datang ke Negara Indonesia.
Di Provinsi Sulawesi Selatan sendiri terdapat 3 pelabuhan internasional yakni
pelabuhan di Kota Makassar, Kota Parepare dan Kabupaten Palopo. Dalam beberapa
tahun terakhir ini Kota Parepare menjadi port of call yang dikunjungi oleh kapal
pesiar, sebagian besar wisatawan dari kapal pesiar tersebut akan melanjutkan
perjalanan mereka menuju ke Tana Toraja melalui kegiatan shore excursion. Maka
sebagian dari wisatawan yang tidak mengikuti perjalanan wisata ke Tana Toraja dapat
menghabiskan waktu mereka di kapal pesiar atau berkeliling di Kota Parepare untuk
menikmati keindahan dan daya tarik yang dimiliki oleh Kota Parepare. Dengan
kedatangan dari berbagai kapal pesiar tersebut maka Kota Parepare memiliki potensi
yang cukup baik untuk menjadi salah satu port of call yang menjadi tujuan utama
bagi wisatawan kapal pesiar untuk melakukan perjalanan wisata. Maka dari itu Kota
Parepare harus bisa memanfaatkan potensi yang mereka miliki untuk menarik minat
wisatawan dengan sebaik mungkin. Tetapi sampai dengan saat ini Kota Parepare
masih menempatkan posisi mereka sebagai kota transit saja, karena yang menjadi
destinasi utama bagi para wisatawan kapal pesiar tersebut adalah Tana Toraja.
Dengan potensi yang telah dimiliki, diharapkan Kota Parepare dapat mengembangkan
diri agar tidak hanya menjadi kota transit saja. Dalam mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh Kota Parepare, peneliti ingin mengetahui sejauh mana kesiapan Kota
Parepare dalam menangani kedatangan wisata kapal pesiar. Untuk mengetahui
kesiapan tersebut, peneliti melihat kondisi dari atraksi wisata, aksesibilitas, dan
amenitas serta proses penanganan kapal pesiar yang ada di Kota Parepare.
1. Faktor-faktor apa saja yang membuat Kota Parepare menjadi port of call
kapal pesiar selama ini?
2. Bagaimana kondisi atraksi di Kota Parepare?
3. Bagaimana kondisi aksesibilitas di Kota Parepare?
4. Bagaimana kondisi amenitas di Kota Parepare?
5. Bagaiamana proses penanganan kapal pesiar di Kota Parepare dimulai dari
proses kedatangan, melakukan kegiatan shore excursion hingga proses
keberangakatan?
Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Wisata kapal pesiar menjadi salah satu aktivitas wisata yang cukup banyak
diminati oleh beberapa wisatawan di dunia. Aktivitas wisata dengan menggunakan
kapal pesiar dapat diartikan sebagai berikut :
Secara singkat dapat diartikan bahwa wisata kapal pesiar adalah aktivitas wisata
dengan menggunakan sebuah kapal yang melakukan perjalanan ke beberapa destinasi
dimana para penumpang tersebut dapat turun untuk mengunjungi atraksi wisata yang
ada di destinasi tersebut dengan waktu yang singkat. Pelabuhan yang digunakan
untuk tempat berlabuh bagi wisata kapal pesiar sering disebut dengan nama port of
call. Port of call sendiri dapat dibagi menjadi beberapa tipe sesuai dengan
karakteristik dan fungsinya, berikut adalah tabel yang menjelaskan tentang hal
tersebut.
Tabel 1.3
Tipe Port of Call Berdasarkan Fungsinya
Destination Cruise Port Gateway Cruise Port Balanced Cruise Port
The cruise port is the sole The cruise port is not a The cruise port is
destination. Limited, if any, destination, but a point of destination and a point of
excursions outside port area embarkation (turn port). transit for excursions
Excursions outside port area.
a) Pelabuhan
3. Gateway pelabuhan yang letaknya tidak terlalu jauh dengan pusat kota.
b) Destinasi
“Handling are the act of touching, feeling, holding, or moving something. The
way that someone deals with a person, event, situation, etc.The act or process of
packing and shipping something to someone (such as a customer).”(Based on
webster dictionary)
Analisis SWOT
1. Atraksi Wisata
Kelebihan dari atraksi wisata yang terdapat di Kota Parepare adalah memiliki
atraksi wisata yang beragam diantaranya wisata alam, wisata buatan serta wisata
budaya. Namun, atraksi wisata tersebut masih memiliki beberapa kekurangan yaitu
masih adanya atraksi wisata yang kurang terawat dan tidak terkelola dengan baik.
Bahkan terdapat dua objek wisata yang mengalami permasalahan sengketa lahan
antara masyarakat dan pemerintah daerah. Pada kenyataannya berdasarkan penelitian
yang peneliti lakukan sebenarnya Kota Parepare ini memiliki potensi yang cukup,
namun belum meiliki daya tarik yang dapat ditawarkan kepada wisatawan khususnya
wisatawan kapal pesiar.
2. Aksesibilitas
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan Kota Parepare dalam mengangani
wisata kapal pesiar, kondisi aksesibilitas menjadi salah satu aspek penting yang harus
diperhatikan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama berada dilapangan, dapat
disimpulkan bahwa kondisi aksesibilitas di Kota Parepare terbilang baik, aksesnya
dapat ditempuh melalui jalur darat maupun laut. Adapun transportasi umum yang
dapat ditemui di Kota Parepare adalah petepete, ojek maupun becak. Kondisi dari
seluruh transportasi tersebut dapat dikatakan cukup namun kekurangan dari
transportasi darat di Kota Parepare adalah kurangnya jumlah trayek khususnya
petepete . Selain itu, Kota Parepare memiliki transportasi laut beserta 4 pelabuhan
yang diantaranya adalah Pelabuhan Nusantara yang berfungsi sebagai pelabuhan
utama, pelabuhan pertamina yang dikhususkan untuk bahan bakar minyak ,
pelabuhan Cempae yang dijadikan untuk penampungan ikan-ikan laut serta
Pelabuhan Cappa Ujung yang berfungsi sebagai pelabuhan bongkar muat barang
sekaligus sebagai pelabuhan cadangan jika ke 3 pelabuhan lainnya penuh. Dari
keempat pelabuhan tersebut, yang digunakan menjadi pelabuhan untuk penumpang
adalah Pelabuhan Nusantara dengan fasilitas yang cukup memadai. Tidak hanya itu,
sign board dan kondisi jalan juga termasuk dalam aksesibilitas yang ada di Kota
Parepare. Sign board yang berada di Kota Parepare bisa dikatakan sudah memadai,
hanya saja ada beberapa kekurangan untuk sign board menuju atraksi wisata serta
tidak adanya sign board di atraksi wisata itu sendiri. Kondisi jalan di Kota Parepare
terbilang baik karena termasuk ke dalam jalan lintas provinsi hanya saja ukurannya
masih terbilang kecil.
3. Amenitas
Fasilitas wisata yang dimiliki oleh kota Parepare sampai saat ini masih dinilai
kurang, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor yang peneliti temukan selama
melakukan kegiatan dikota Parepare, faktor tersebut berupa kekurangan seperti,
belum tersedianya souvenir shop. Menurut Philip Gibson (2006:71) Souvenir shop
merupakan salah satu aspek yang harus ada jika suatu port of call ingin dijadikan
sebagai suatu destinasi. Selain itu, hotel yang dimiliki oleh kota Parepare masih
diklasifikasikan sebagai hotel kelas melati, serta tour operator yang masih kalah
bersaing dengan kota-kota sekitar di Sulawesi Selatan seperti Makassar, hal tersebut
dapat dibuktikan dari beberapa informasi yang peneliti dapat mengenai mayoritas
tour operator dari Makassar yang melakukan penanganan wisata kapal pesiar pada
saat berlabuh di Kota Parepare.
Sedangkan 2 faktor yang belum dapat dipenuhi oleh Kota Parepare yakni belum
tersedianya souvenir shop baik di kawasan pelabuhan maupun di Kota Parepare itu
sendiri. Kemudian faktor selanjutnya yang belum dapat dipenuhi yakni mengenai
pelayanan jasa yang profesional, pelayanan jasa profesional ini dapat dilihat dari segi
ketersediaan fasilitas bagi penumpang maupun wisatawan. Di pelabuhan Nusantara
sendiri fasilitas yang tersedia cukup lengkap, namun di pelabuhan Cappa Ujung
ketersediaan fasilitas masih sangat terbatas, bahkan ketersediaan toilet pun belum
ada. Sedangkan apabila dilihat dari aspek destinasi, Kota Parepare dapat memenuhi 6
dari 7 faktor yang ada yakni Adanya sight seeing / shore excursion yang menarik .
Adanya tempat hiburan malam yang menarik. Dapat menampung kapal pesiar dalam
klasifikasi mega ships. Memiliki kegiatan yang menarik baik itu kegiatan yang
dilakukan di air maupun kegiatan yang dilakukan di darat. Memiliki kebudayaan
yang unik serta nilai sejarah yang tinggi. Memiliki pemandangan panorama yang
indah.Kemudian ada satu faktor yang belum bisa dipenuhi oleh Kota Parepare yakni
dekat dengan bandara internasional. Karena sampai dengan saat ini belum ada
bandara yang jaraknya cukup dekat dengan Kota Parepare, hanya ada Bandara Sultan
Hassanudin yang berada di Kabupaten Maros yang dapat ditempuh dengan waktu 3 -
4 jam
Rekomendasi
Gateway
Cruise Port
nn
Pengembanga
Balanced Cruise Port
Rekomendasi
Instansi Terkait
Grafik di atas saja yang perlu dikembangkan agar Kota Parepare yang
awalnya adalah tipe gateway cruise port menjadi tipe balanced cruise port, hal yang
dapat dilakukan yakni dengan melihat kesiapan Kota Parepare dari aspek atraksi
wisata, aksesibilitas, amenitas dan proses penanganan. Berdasarkan hasil dari
pengamatan di lapangan Kondisi dari aspek-aspek tersebut telah peneliti ketahui.
Setelah mengetahui kondisi dari aspek-aspek tersebut, kami dapat memberikan
rekomendasi kepada instansi terkait mengenai pengembangan Kota Parepare sebagai
port of call.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang Pariwisata menjadi
hal yang paling utama untuk mengembangkan Kota Parepare agar dapat
dikembangkan menjadi port of call dengan tipe balanced cruise port. Sehingga
nantinya diharapkan Kota Parepare tidak hanya menjadi kota transit saja namun juga
dapat menjadi kota destinasi.