Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit jantung merupakan masalah kesehatan global utama bagi

kemanusian yang menyebabkan gangguan kesehatan antara jutaan orang

setiap tahun. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di

dunia pada tahun 2016 (WHO, 2016). Salah satu dari penyakit jantung

koroner yaitu Old Miokard Infark (OMI). OMI adalah suatu kegawatan yang

disebabkan karena arterosklerosis. Arterosklerosis adalah penyempitan

pembuluh darah jantung yang disebabkan lemak dalam darah yang

menumpuk yang mengakibatkan aliran darah ke otot jantung tidak adekuat

sehingga mengakibatkan otot jantung mengalami hipoksia dan menyebabkan

nekrosis pada otot jantung. Arterosklerosis koroner dapat timbul pada semua

usia, tetapi paling sering terjadi pada usia lanjut dengan puncak insiden laki

laki setelah usia 60 tahun dan perempuan setelah umur 70 tahun. Namun laki

laki lebih beresiko terkena penyakit OMI pada usia lebih muda, hal ini terjadi

karena pola hidup seperti merokok, mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung kolesterol jarang olah raga, dan juga obesitas. Sedangkan pada

wanita resiko terkena OMI meningkat pada masa menopause. OMI

merupakan kondisi yang sangat mendesak, sehingga membutuhkan diagnosa

dan penangan yang cepat dan tepat, maka dari itu dibutuhkan tenaga yang

sigap dan tanggap, sehingga angka kesakitan dan kematian akibat OMI dapat

ditanggulangi.

1
2

Menurut data dari World Health Organization (WHO) penyakit jantung

koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2016

angka penderita penyakit jantung mencapai 2.546.840.000 jiwa dengan angka

kematian sebesar 2.391.130.00 jiwa, hal ini mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan tahun 2015 dengan penderita sebesar 2.582.550.000

jiwa dengan angka kematian sebesar 2.391.980.000 jiwa (WHO, 2016). Di

Indonesia pada tahun 2016 angka penderita penyakit jantung koroner sebesar

18.143.070 jiwa dengan angka kematian sebesar 12.209.920 jiwa. Data ini

menunjukan terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2015 dengan

penderita sebanyak 18.153.830 jiwa dengan angka kematian sebanyak

11.952.310 jiwa (WHO, 2016). Di Indonesia prevelensi penyakit jantung

tertinggi di kalimantan utara sekitar 2,2% dan terendah di NTT 0,7 %. Di

Jawa timur sendiri kasus penyakit jantung sebesar 1,7% (Kemenkes, 2018).

Data dari dinas kesehatan kabupaten ngawi penderita penyakit jantung

sejumlah ......(dinkes ngawi,2018)

OMI merupakan penyakit yang disebabkan karena penyempitan arteri

pada pembuluh darah jantung. Penyempitan disebabkan karena peningkatan

kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah (Morton,dkk 2013).

Penumpukan kadar lemek dalam darah menyebabkan arterosklerosis.

Arterosklerosis atau pengerasan pada pembuluh darah merupakan suatu

proses yang kompleks dan membahayakan yang di mulai lama sebelum gejala

terjadi. Proses tersebut di mulai ketika lapisan bagian dalam arteri

(endotelium) mengalami kerusakan. Arterosklerosis menyebabkan

penimbunan lipid dan jaringan fibrosa pada arteri koroner sehingga secara
3

progresif, bila terjadi terus – menerus maka akan menganggu aliran darah

koroner menuju miokardium yang menyebabkan ketidakseimbangan antara

kebutuhan dan suplai oksigen sehingga menyebabkan iskemik miokard (Price

dan Wilson, 2015). Penurunan suplai oksigen yang terjadi dalam beberapa

menit akan menyebabkan kompensasi jantung sehingga terjadi penimbunan

asam laktat yang menyebabkan nyeri dada. Sehingga muncul masalah

keperawatan nyeri akut (Doenges, 2014). Jika iskemik terjadi lebih dari 30 –

45 menit maka akan terjadi kerusakan sel miokard dan kematian otot jantung.

Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya

(Kowalak dkk, 2013). Akibatnya terjadi penurunan curah jantung sehingga

volume darah yang di pompakan ke jantung berkurang. Sehingga muncul

masalah keperawatan aktual/resiko penurunan curah jantung(Doenges,2014).

Penurunan suplai oksigen juga dapat menyebabkan penurunan perfusi

jaringan perifer di seluruh tubuh (Corwin, 2009). Sehingga muncul masalah

keperawatan perubahan perfusi jaringan perifer (Doenges, 2014).

Penatalaksanaan medis pada klien dengan penyakit OMI meliputi

meliputi pembedahan pada pembuluh darah jantung yang mengalami

penyempitan dan kerusakan serta pemberian obat obatan. Penatalaksanan

keperawatan yang dapat di lakukan pada pasien OMI melalui upaya promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya promotif menurut (Kemenkes RI,

2017) dapat di lakukan melalui sosialisasi,diantaranya cek kesehatan secara

berkala, hindari asap rokok, rajin beraktifitas fisik, diet yang sehat dan

seimbang, istirahat yang cukup, dan kelola stress (CERDIK). Upaya preventif

dengan menurunkan faktor resiko seperti tidak merokok, mengkonsumsi


4

makanan yang sehat, menjaga berat badan, olahraga teratur, tidak minum

alkohol (WHO, 2015). Upaya kuratif yang harus di lakukan kepada pasien

saat terjadi serangan jantung antara lain dengan mengatur posisi, pemberian

oksigen, mengendalikan nyeri, membatasi ukuran infark apabila sudah terjadi,

dan membatasi aktivitas fisik (Corwin, 2009). Sedangkan upaya rehabilitasi

pada penderita pasca-infark mencangkup kombinasi olahraga yang di

programkan, penyuluhan dan konseling mengenai faktor resiko yang dapat

menyebabkan OMI. Tujuan rehabilitasi ini antara lain untuk membatasi efek

fisiologis dan psikologis yang merugikan, memodifikasi faktor resiko,

mengurangi resiko kematian mendadak atau infark berulang, mengendalikan

gejala jantung, memulihkan proses arteroskelrosis, dan meningkatkan status

psikososial dan vokasional pasien (Morton dkk, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Pada penulisan studi kasus ini penulis mengidentifikasi lebih lanjut dari

perawatan Old Miokard Infark dengan membuat rumusan masalah sebagai

berikut “Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa

medis OMI di Ruang Mawar RSUD Dr. Soeroto Ngawi” pada tahun 2019 ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum

Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mendapatkan pengalaman

nyata dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien dengan

diagnosa medis Old Miokard Infark di Ruang Mawar RSUD Dr. Soeroto

Ngawi pada tahun 2019.


5

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengkaji klien dengan diagnosa medis Old Miokard Infark di ruang

Mawar RSUD Dr. Soeroto Ngawi pada tahun 2019.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan diagnosa medis

Old Miokard Infark di ruang Mawar RSUD Dr. Soeroto Ngawi pada

tahun 2019.

3. Merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis

Old Miokard Infark di ruang Mawar RSUD Dr. Soeroto Ngawi pada

tahun 2019.

4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis

Old Miokard Infark di ruang Mawar RSUD Dr. Soeroto Ngawi pada

tahun 2019.

5. Mengevaluasi klien dengan diagnosa medis Old miokard Infark di

ruang Mawar RSUD Dr. Soeroto Ngawi pada tahun 2019.

6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan diagnosa medis

Old Miokard Infark di ruang Mawar RSUD Dr. Soeroto Ngawi pada

tahun 2019.

1.4 Manfaat Penulisan

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi

manfaat :

1.4.1 Bagi Akademis

Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan

khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada klien Old Miokard Infark.

1.4.2 Bagi praktisi


6

1) Bagi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di

Rumah Sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien

Old Miokard Infark dengan baik (Buku panduan penulisan KTI, 2018)

2) Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti

berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan

keperawatan pada klien Old Miokard Infark (Buku panduan penulisan

KTI, 2018).

3) Bagi profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan

pada klien Old Miokard Infark(Buku panduan penulisan KTI, 2018).

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Metode

Metode penulisan yang digunakan adalah study kasus sebagai salah

satu metode penulisan diskriptif adalah penelitian yang dilakukan secara

intensif, terperinci dan mendalam terhadap individu atau gejala tertentu

terhadap keadaan atau kejadian sebagai kasus dengan menggunakan cara-

cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data,

analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Pendekatan study adalah suatu

pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterprestasikan

suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak

luar (Nasir dkk, 2011).


7

1.5.2 Teknik pengumpulan data

Menurut Asmadi (2008), teknik pengumpulan data terdiri dari sebagai

berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data secara langsung

antara perawat dan klien. Data wawancara adalah semua ungkapan

klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang berkepentingan termasuk

keluarga, teman, dan orang terdekat klien.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui

pengamatan visual dengan menggunakan panca indra.

3. Pemeriksaan fisik

Menurut Asmadi (2008) pemeriksaan fisik adalah metode

pengumpulan data melalui pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung

kaki yang dilakukan dengan menggunakan empat metode yakni ispeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi. Keempat metode tersebut hendaknya

dilakukan secara berurutan.Inspeksi didefinisikan sebagai kegiatan

melihat misalnya dilakukan untuk memeriksa keadaan kulit dan

jaringan mukosa, bentuk tubuh, gerakan dan sebagainya. Palpasi adalah

jenis pemeriksaan fisik dengan cara meraba atau merasakan kulit klien.

Perkusi adalah jenis pemeriksan fisik dengan cara mengetuk secara

pelan jari tengah menggunakan jari yang lain untuk menentukan posisi,

ukuran dan konsistensi struktur suatu organ tubuh. Auskultasi adalah


8

langkah pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop yang

memungkinkan pemeriksaan mendengar bunyi yang keluar dari rongga

tubuh pasien. Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis untuk

membantu menentukan masalah klien. Proses analisis ini merupakan

proses mengumpulkan data dan dilanjutkan dengan penarikan

kesimpulan untuk menentukan diagnose keperawatan.

1.5.3 Sumber data

Menurut Setiadi ( 2012 ) sumber data terdiri dari :

1. Data primer

Klien adalah sumber data primer dan perawat dapat menggali informasi

yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.

2. Data sekunder

Sumber data yang di peroleh dari orang tua, suami atau istri, dan teman

klien.

3. Data tersier

Data yang di peroleh dari catatan klien, riwayat penyakit klien,

konsultasi, hasil pemeriksaan diagnostic, catatan medis dari anggota tim

kesehatan lain, perawat lain, dan kepustakaan.

1.5.4 Studi kepustakaan

Studi Kepustakaan merupakan penelitian yang dilaksanakan dengan

menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun

laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu (Sangadji & Sopiah, 2010).
9

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan

memahami studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu :

1.6.1 Bagian awal, Memuat halaman judul, persetujuan komisi pembimbing,

pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi.

1.6.2 Bagian inti, Terdiri dari lima bab, yang masing – masing bab terdiri dari

sub bab berikut :

BAB 1 : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, tujuan

penuliasan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan studi

kasus.

BAB 2 : Tinjauan Pustaka, berisi tentang anatomi fisiologi, konsep

penyakit dari sudut medis dan asuhan keperawatan klien

dengan diagnosa Old Miokard Infark, serta kerangka masalah.

BAB 3 : Tinjauan Kasus, berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,

diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB 4 : Pembahasan, Berisi tentang perbandingan antara teori dengan

kenyataan yang ada dilapangan.

BAB 5 : Penutup, Berisi tentang simpulan dan saran.

1.6.3 Bagian akhir

Terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.


2

Anda mungkin juga menyukai