Anda di halaman 1dari 8

Tugas:

PEREKONOMIAN INDONESIA

“Fokus Utama Pembangunan Ekonomi Di Era Soekarno Setelah Transisi”

OLEH

MUHAMAD IKHSAN SIDIQ

B1A1 16 044

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2019
Perencanaan Pembangunan pada orde lama
A. Perencanaan Pembangunan pada Orde Lama

Pada masa Orde Lama, strategi pembangunan didasarkan atas pendekatan perencanaan
pembangunan yang lebih menekankan pada usaha pembangunan politik, hal ini sesuai
dengan situasi saat itu yaitu masa perjuangan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan
nasional sehingga tidak memungkinkan pelaksanaannya secara baik.

Usaha-usaha perencanaan ekonomi masa orde lama:


1. Tahun 1947 dimulai suatu perencanaan beberapa sector ekonomi dan diberi nama
Plan Produksi Tiga Tahun RI untuk tahun 1948, 1949, dan 1950, ditujukan terhadap
bidang-bidang pertanian, peternakan, perindustrian dan kehutanan. Dan juga
beberapa program lainnya seperti
a. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947.
Badan ini dibentuk atas usul dari menetri kemakmuran AK. Gani. Badan ini
merupakan badan tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan
ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati
Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun. Bangunan umum vital milik asing
dinasionalisasikan dengan pembayaran ganti rugi Perusahaan milik Jepang
akan disita sebagai ganti rugi terhadap RI. Perusahaan modal asing lainnya
dikembalikan kepada yang berhak sesudah diadakan perjanjian Republik
Indonesia dengan Belanda. Badan ini bertujuan untuk menasionalisasikan
semua cabang produksi yang telah ada dengan mengubah ke dalam bentuk
badan hukum.
Hal ini dilakukan dengan harapan agar Indonesia dapat menggunakan semua
cabang produksi secara maksimal dan kuat di mata hukum internasional.
Pendanaan untuk Rencana Pembangunan ini terbuka baik bagi pemodal
dalam negeri maupun pemodal asing. Inti rencana ini adalah agar Indonesia
membuka diri terhadap penanaman modal asing dan melakukan pinjaman
baik ke dalam maupun ke luar negeri.
Untuk membiayai rencana pembangunan ekonomi tersebut pemerintah
membuka diri terhadap penanaman modal asing, mengerahkan dana
masyarakat melalui pinjaman nasional, melalui tabungan masyarakat, serta
melibatkan badan-badan swasta dalam pembangunan ekonomi. Dan untuk
menampung dana tersebut dibentuk Bank Pembangunan.
Perusahaan patungan (merger) diperkenankan berdiri sementara itu tanah
partikelir dihapuskan. Perkembangannya April 1947 badan ini diperluas
menjadi Panitia Pemikir Siasat Ekonomi yang bertugas mempelajari,
mengumpulkan data, dan memberikan saran kepada pemerintah dalam
merencanakan pembangunan ekonomi dan dalam rangka melakukan
perundingan dengan pihak Belanda.
Rencana tersebut belum berhasil dilaksanakan dengan baik karena situasi
politik dan militer yang tidak memungkinkan, yaitu Agresi Militer Belanda I
dan Perjanjian Linggarjati yang menyebabkan sebagian besar wilayah
Indonesia yang memiliki potensi ekonomi jatuh ke tangan Belanda dan yang
tersisa sebagian besar tergolong sebagai daerah miskin dan berpenduduk
padat (Sumatera dan Jawa).
Hal tersebut ditambah dengan adanya Pemberontakan PKI dan Agresi mIliter
Belanda II yang mengakibatkan kesulitan ekonomi semakin memuncak.

b. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948 Program ini


bertujuan untuk mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, selain
meningkatkan efisiensi. Rasionalisasi meliputi penyempurnaan administrasi
negara, angkatan perang, dan aparat ekonomi.
Sejumlah angkatan perang dikurangi secara drastis untuk mengurangi beban
negara di bidang ekonomi dan meningkatkan effisiensi angkatan perang
dengan menyalurkan para bekas prajurit pada bidang-bidang produktif dan
diurus oleh kementrian Pembangunan dan Pemuda. Rasionalisasi yang
diusulkan oleh Mohammad Hatta diikuti dengan intensifikasi pertanian,
penanaman bibit unggul, dan peningkatan peternakan.

c. Rencana Kasimo (Kasimo Plan) Program ini disusun oleh Menteri Urusan
Bahan Makanan I.J.Kasimo. Program ini berupa Rencana Produksi Tiga
tahun (1948-1950) mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa
petunjuk pelaksanaan yang praktis. Inti dari Kasimo Plan adalah untuk
meningkatkan kehidupan rakyat dengan menigkatkan produksi bahan pangan.
Rencana Kasimo ini adalah : Menanami tanah kosong (tidak terurus) di
Sumatera Timur seluas 281.277 HA, Melakukan intensifikasi di Jawa dengan
menanam bibit unggul, Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang
berperan penting bagi produksi pangan. Di setiap desa dibentuk kebun-kebun
bibit
2. Tahun 1952 dimulai usaha-usaha perencanaan yang lebih bersifat menyeluruh,
biarpun intinya adalah tetap sector public.
3. Tahun 1956-1960 telah berhasil disusun suatu Rencana Pembangunan Lima Tahun.
Masa kerja kabinet pada masa liberal yang sangat singkat dan program yang silih
berganti menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi yang menyebabkan
terjadinya kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan pembangunan.
Program yang dilaksanakan umumnya merupakan program jangka pendek, tetapi
pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara.
Tugas biro ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda diangkat sebagai
menteri perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan
Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961
dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun 1957 sasaran dan
prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap).
Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar rupiah.

RPLT tidak dapat berjalan dengan baik disebabkan karena :


 Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun
1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot
 Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-
perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi.
 Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang
melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing. Pembangunan Lima Tahun
(RPLT) 1956-1960 yang disusun Depernas atas masukan dari Biro Perancang
Negara. RPLT merupakan dokumen rencana pembangunan di Indonesia yang
pertama memanfaatkan cara berpikir teori pembangunan modern ala Harrod–
Domar. Namun akibat situasi sosial, politik, dan keamanan yang kurang stabil,
mengakibatkan hasil pembangunan dalam Periode ini tidak maksimal akibat
situasi politik yang lebih mendominasi dibandingkan perbaikan ekonomi.

Hasil-hasil yang diraih pun dapat dipilah dari segi politik dan ekonomi. Dari segi
politik yang utama adalah :
 menjadikan Indonesia tulang-punggung kekuatan politik yang sangat
disegani di Dunia; dan
 Indonesia mempunyai pengalaman dalam menjalankan kehidupan
demokrasi multipartai dan pemerintahan parlementer. Sementara dari segi
ekonomi telah dicapai:
 meningkatnya investasi pemerintah hingga melampui sasaran lima
tahunan;
 produksi beras dan jagung melebihi target.
 peremajaan karet rakyat mengalami kemajuan di tengah
melemahnya produksi perkebunan akibat ditinggalkan para
pengusaha Belanda.
 beberapa produksi peternakan telah mencapai sasaran.
 produksi hasil–hasil industri kurang mencapai sasaran.
 pengeluaran untuk sektor perhubungan telah melampaui target
karena mendapat prioritas tinggi dalam APBN dan adanya dana
dari pampasan perang.
 realisasi investasi di sektor listrik selama tiga tahun baru mencapai
sepertiga dari yang direncanakan; dan
 pelaksanaan perbaikan kualitas pendidikan masih jauh di bawah
sasaran walaupun telah dikeluarkan biaya yang melebihi rencana.
Periode ini ditutup dengan situasi politik yang genting dan
memaksa dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

4 Tahun 1961-1969 berhasil disusun Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana Dalam
rapat pleno kelima tanggal 3 Desember 1960 Sidang Pertama diBandung, setelah
membahas:“Rancangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional SemestaBerencana
Delapan Tahun 1961-1969” hasil karya Depernas, dan menelitinya atas dasar Amanat
Pembangunan Presiden pada tanggal 28 Agustus 1959 yang diucapkan dan yang tertulis sebagai
garis-garis besar daripada haluan pembangunan: Menimbang :

1. bahwa perlu segera ditetapkan Garis-garis Besar PolaPembangunan serta ketentuan


ketentuan pokok pelaksanaannya.
2. bahwa Pembangunan Nasional Semesta Berencana adalah suatu pembangunan dalam
masa peralihan, yang bersifat meyeluruh untuk menuju tercapainya masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila atau Masyarakat Sosialis Indonesia di mana tidak terdapat
penindasan atau penghisapan atas manusia oleh manusia, guna memenuhi Amanat
Penderitaan Rakyat
3. bahwa Pembangunan Nasional Semesta Berencana Delapan Tahun 1961 - 1969 adalah
pembangunan tahap pertama, yang nasional, semesta, berencana dan berisikan tripola
untuk meletakkan dasar-dasar pembangunan rokhaniah dan jasmaniah yang sehat dan
kuat serta pembangunan tata perekonomian nasional yang sanggup berdiri sendiri dan
tidak tergantung kepada pasang surutnya pasaran dunia.
4. bahwa syarat pokok untuk pembangunan rokhaniah yang sehat dan kuat adalah antara
lain menegakkan kembali kepribadian dan kebudayaan Indonesia yang berdasarkan
semangat demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan gotong royong seperti dijelaskan
dalam dasar Negara Pancasila, dan mengutamakan kesadaran hidup bersahaja dan
kejujuran sesuai dengan ajaran ke- Tuhanan Yang Maha Esa.
5. bahwa syarat pokok untuk pembangunan tata perekonomian nasional adalah antara lain
pembebasan berjuta-juta kaum tani dan rakyat pada umumnya dari pengaruh
kolonialisme. imperialisme, feodalisme dan kapitalisme dengan melaksanakan
"landreform" menurut ketentuan-ketentuan Hukum Nasional Indonesia, seraya
meletakkan dasar-dasar bagi industrialisasi, terutama industri dasar dan industri berat
yang harus diusahakan dan dikuasai oleh negara;
Tugas:

WORKSHOP EKONOMI PERENCANAAN

“Pengertian Visi dan Misi”

OLEH

MUHAMAD IKHSAN SIDIQ

B1A1 16 044

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2019
A. Pengertian Visi
Pengertian Visi adalah serangkaian kata yang menunjukkan impian, cita-cita atau nilai
inti sebuah organisasi, perusahaan atau instansi. Visi merupakan tujuan masa depan
sebuah instansi, organisasi, atau perusahaan. Visi juga adalah pikiran-pikiran yang ada di
dalam benak para pendiri. Pikiran-pikiran tersebut adalah gambaran tentang masa depan
yang ingin dicapai.
Selain itu, visi juga adalah Pandangan mengenai arah sebuah manajemen. Mau dibawa ke
arah mana manajemen tersebut? Agar bisa membangun kesuksesan, maka perlu ada arah
jelas mengenai laju perusahaan atau instansi.
Jika dirangkum, definisi atau pengertian visi adalah sebagai berikut:
 Visi adalah suatu tulisan yang menyatakan Cita-cita suatu perusahaan, instansi,
atau organisasi di masa depan.
 Visi adalah suatu tulisan singkat, fokus, dan jelas, yang merupakan arah sebuah
perusahaan, instansi, atau organisasi.
 Pengertian Visi adalah sebuah gagasan tertulis mengenai tujuan utama pendirian
sebuah perusahaan, instansi, atau organisasi.
B. Pengertian Misi
Jika visi adalah gagasan mengenai tujuan utama, maka Misi Adalah tahapan-tahapan
yang harus dilalui untuk mencapai visi tersebut. Selain itu, misi juga merupakan deskripsi
atau tujuan mengapa perusahaan, organisasi atau instansi tersebut berada di tengah-
tengah masyarakat.
Misi juga bisa dikatakan sebagai Penjabaran sebuah visi. Jika visi hanya dituliskan dalam
satu kalimat saja, maka misi akan dijabarkan dengan beberapa kalimat yang mudah untuk
dipahami pembaca atau siapa saja yang melihatnya.

Jika diambil kesimpulan, maka pengertian atau Definisi Misi adalah:


 Misi adalah penjabaran-penjabaran dari sebuah visi perusahaan, instansi, atau
organisasi.
 Misi adalah langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang harus dilalui sebuah
perusahaan, instansi, atau organisasi untuk mencapai visi utama.
 Misi adalah langkah-langkah yang bisa diambil untuk merangsang adanya
pencapaian visi utama.
 Dari pengertian visi dan misi di sub bab sebelumnya. Dapat kita ambil
kesimpulan bahwasanya visi memiliki sekian perbedaan mendasar. Berikut
beberapa perbedaan visi dan misi;
NO VISI MISI
1 Visi adalah gambaran besar, tujuan utama dan cita-cita suatu Misi adalah Penjabaran atau langkah-
perusahaan, instansi, pribadi atau organisasi di masa depan. langkah yang akan dilakukan untuk
mencapai / mewujudkan visi tersebut
2 Visi berupa cita-cita jangka panjang dan berorientasi kedepan. Misi berupa cita-cita jangka pendek
dan berorientasi masa kini.
3 Visi biasanya bersifat permanen, ketika suatu organisasi, Misi biasanya diubah ketika misi-misi
lembaga atau instansi membuat Visi. Maka pantang bagi mereka tersebut dianggap gagal mewujudkan
untuk merubah visi tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan suatu Visi
kredibilitas dan konsistensi.
4 Visi biasanya terdiri dari satu deret kalimat atau poin yang jelas, Misi biasanya terdiri dari beberapa
padat dan mewakili segalanya kalimat penjabaran atau berbagai
macam poin yang lebih banyak dari
visi
5 Berisi pernyataan-pernyataan umum Pernyataanya bersifat khusus dan lebih
detail

KESIMPULAN
Setelah mengetahui pengertian, definisi, perbedaan visi misi dan juga contoh-contoh visi dan
misi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Visi merupakan tujuan utama.


2. Visi dituliskan hanya dengan satu kalimat yang jelas, sarat informasi, dan fokus pada
tujuan.
3. Visi merupakan keinginan terbesar sebuah perusahaan, instansi, atau organisasi.
4. Misi merupakan Pendukung Visi.
5. Misi boleh dituliskan hanya dengan satu kalimat jelas, sarat informasi, dan berfokus pada
cara pencapaian tujuan.
6. Misi boleh pula dituliskan dengan beberapa kalimat.
7. Misi berisi rangkaian aksi yang akan dilakukan oleh perusahaan, universitas, organisasi,
maupun instansi dalam mencapai visi atau mimpi utamanya.

Anda mungkin juga menyukai