Anda di halaman 1dari 16

BAB VIII

ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI

Sistem Transportasi merupakan suatu bentuk keterkaitan antara manusia,


barang, sarana, dan prasarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan
manusia dan barang tersebut serta memiliki cakupan yang terjadi secara alami
maupun buatan. Keberadaan system transportasi ini memiliki maksud untuk
mengatur proses pergerakan manusia dan barang dengan cara mengkontrol
komponen lainnya yaitu prasarana sebagai media transportasinya dan sarana
sebagai alat yang digunakan dalam proses transportasi tersebut. Berikut data yang
dibutuhkan dalam menganalisis Aksesibilitas, Level Of Service, Kebutuhan
jaringan jalan, dan pengangkutan (Moda Transportasi).

Tabel 8.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Gunungjati
Tahun 2017

No Desa Jumlah
1 Adhidarma 5.657
2 Pasingdangan 5.296
3 Jadimulya 6.600
4 Klayan 9.440
5 Jatimerta 4.716
6 Astana 4.904
7 Kalisapu 3.870
8 Wanakaya 5.048
9 Grogol 4.429
10 Babadan 3.234
11 Buyut 6.353
12 Mayung 3.133
13 Sambeng 3.403
14 Sirnabaya 4.433
15 Mertasinga 5.831
Sumber: KCDA Gunungjati 2018
Tabel 8.2
Jarak Antara Kantor Kepala Desa

Pasingdangan

Mertasinga
Adhidarma

Wanakaya
Jadimulya

Sirnabaya
Sambeng
Jatimerta

Babadan
Kalisapu

Mayung
Astana
Klayan

Grogol

Buyut
Dari / Ke
( Km )

Adhidarma 0 0,5 0,5 1,9 3,6 2,9 3,8 4,0 14,8 8,4 8,3 7,8 6,7 6,0 5,0
Pasindangan 0,5 0 1,1 1,3 2,4 2,8 3,7 3,9 14,7 8,3 8,2 7,7 6,6 5,9 4,9
Jadimulya 0,5 1,0 0 0,8 1,8 2,3 3,2 3,3 14,3 7,9 7,8 7,3 6,2 5,5 4,5
Klayan 1,9 1,3 0,8 0 1,1 1,6 2,5 2,6 14,4 8,0 7,9 7,4 6,3 4,7 3,7
Jatimerta 3,6 2,4 1,8 1,1 0 0,4 1,3 1,5 15,5 4,5 9,0 8,5 4,2 3,6 2,6
Astana 2,9 2,8 2,3 1,6 0,4 0 0,9 1,1 12,7 4,1 6,2 4,9 3,8 3,9 2,1
Kalisapu 3,8 3,7 3,2 2,5 1,3 0,9 0 0,4 13,6 6,1 7,2 4,0 2,9 2,2 1,2
Wanakaya 4,0 3,9 3,3 2,6 1,5 1,1 0,4 0 11,3 5,0 4,9 4,3 3,2 2,6 1,6
Grogol 14,8 14,7 14,3 14,4 15,5 12,7 13,6 11,3 0 11,8 11,7 11,1 10,0 9,4 14,8
Babadan 8,4 8,3 7,9 8,0 4,5 4,1 6,1 5,0 11,8 0 1,4 0,8 1,8 2,4 5,5
Buyut 8,3 8,2 7,8 7,9 9,0 6,2 7,2 4,9 11,7 1,4 0 0,7 1,8 2,3 3,3
Mayung 7,8 7,7 7,3 7,4 8,5 4,9 4,0 4,3 11,1 0,8 0,7 0 1,2 1,8 8,0
Sambeng 6,7 6,6 6,2 6,3 4,2 3,8 2,9 3,2 10,0 1,8 1,9 1,2 0 0,6 1,6
Sirnabaya 6,0 5,9 5,5 4,7 3,6 3,9 2,2 2,6 9,4 2,4 2,3 1,8 0,6 0 1,0
Mertasinga 5,0 4,9 4,5 3,7 2,6 2,1 1,2 1,6 14,8 5,5 3,3 8,0 1,6 1,0 0
Sumber : hasil olahan data sekunder, 2018

Tabel 8.3
Kondisi Jalan Dan Jarak Kantor Ibukota Kecamatan
Dengan Kantor Kepala Desa
Desa Jarak dari Kondisi Jalan
Ibukota dalam Angka
Kecamatan ( Km
)
Adhidarma 1,5 2
Pasindangan 1,3 1,5
Jadimulya 0,6 1,5
Klayan 0,3 2
Jatimerta 0,5 1,5
Astana 0,8 2
Kalisapu 1,5 1,5
Wanakaya 1,7 1,5
Grogol 2,0 1
Babadan 3,5 1,5
Buyut 3,7 1,5
Mayung 3,5 1,5
Sambeng 3,0 1
Sirnabaya 2,9 1
Mertasinga 2,5 1,5

Sumber : KCDA Gunungjati, 2018


8.1 Analisis Aksesibilitas
Dalam análisis aksesibilitas diperlukan data berupa jarak antar desa yang
ada di Kecamatan Gunungjati. Data tersebut kemudian akan dipadukan dengan
kondisi eksisting prasarana jaringan jalan antar desa yang ada di Kecamatan
Gunungjati berdasarkan kondisinya, yaitu :
 Kondisi Jalan yang sifatnya baik ( 2 )
 Kondisi Jalan yang sifatnya sedang ( 1,5 )
 Kondisi Jalan yang sifatnya buruk ( 1 )
Dalam perhitungan ini, yang menjadi ibukota kecamatan ialah Desa
Arjawinangun. Perhitungan ini digunakan agar mengetahui seberapa kemudahan
aksesibilitas dari suatu desa ke desa lainnya. Di Kecamatan Gunungjati terdapat
15 desa. Berikut rumus yang digunakan dalam menghitung tingkat aksesibilitas :

Kemudian dilakukan pembobotan nilai aksesibilitas, hal ini dilakukan agar


mendapatkan hasil range tinggi, sedang, dan rendah dari tingkat perhitungan
aksesibilitas, dengan rumus interval pembobotan sebagai berikut :

Interval Pembobotan : Jumlah Tertinggi – Jumlah Terendah


3
Dalam Analisis Aksesibilitas digunakan 2 sampel yang pertama,
Aksesibilitas antara Kantor – Kantor Desa dengan Kantor Kecamatan. Kemudian
yang kedua, Aksesibilitas antara tiap Kantor Desa. Berdasarkan rumus
perhitungan tersebut didapatkan hasil analisis sebagai berikut :

Tabel 8.
Analisis Aksesibilitas Antara Kantor Kepala Desa
Dengan Kantor Kecamatan Gunungjati

Desa Gunungjati Bobot


Adhidarma 23734257,78 Sedang
Pasindangan 33729114,7 Sedang
Jadimulya 134056863,6 Tinggi
Klayan 990151111,1 Tinggi
Jatimerta 125918860,3 Tinggi
Desa Gunungjati Bobot
Astana 72334000 Sedang
Kalisapu 19885937,53 Sedang
Wanakaya 21498985,09 Sedang
Grogol 20904880 Sedang
Babadan 4662404,437 Rendah
Buyut 8426520,148 Rendah
Mayung 4516794,403 Rendah
Sambeng 10708106,67 Sedang
Sirnabaya 14430179,31 Sedang
Mertasinga 13925314,83 Sedang

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 2018

Tabel 8.
Range Interval Pembobotan Aksesibilitas

Rank Size Bobot


Rendah ( R ) 4516794.403 - 8426520.148
Sedang ( S ) 10708106.67 - 72334000
Tinggi ( T ) 125918860.3 - 990151111.1

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 2018

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, Aksesibilitas Tinggi terhadap kantor


kecamatan terdapat diantara Desa Klayan dan Desa Jadimulya. Data perhitungan
tersebut memang sesuai dengan kondisi di lapangan dimana Desa Klayan dan
Desa Jadimulya menjadi pusat kegiatan dari Kecamatan Arjawinangun. Pusat
pemerintah yang merupakan salah satu faktor penyebab dari Aksesibilitas Tinggi
tersebut. Begitu pula dengan adanya sarana pendidikan yang lebih memadai,
kemudian perdagangan dan jasa yang banyak, keadaan prasarana yang
memudahkan akses walaupun ada beberapa hambatan yang mengganggu akses
tersebut. Kedua desa ini juga terletak di tengah kecamatan dan memiliki banyak
“pintu masuk” bagi kecamatan maupun desa disekitarnya sehingga aksesibilitas
semakin meningkat.
Desa Pasindangan, Desa Jatimerta, Desa Astana, Desa Kalisapu, Grogol, Desa
Mertasinga, Desa Wanakaya, Desa Babadan, Desa Buyut, Desa Mayung, Desa
Sambeng dan Desa Sirnabaya memiliki Aksesibilitas Rendah yang diakibatkan
karena akses di desa tersebut tergolong memiliki hambatan yang tinggi dan jarak
yang lumayan jauh ( Seperti Desa Babadan, Desa Buyut, Desa Mayung, Desa
Sambeng, Desa Sirnabaya dan Desa Mertasinga yang berada di pinggiran
kecamatan ). Contoh jalan di Desa Buyut yang sedikit rusak sehingga menyulitkan
pergerakan manusia maupun barang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 8.1 Peta Aksesibilitas Dari Kantor Tiap Desa Dengan Kantor
Kecamatan Gunungjati
Gambar 8.1
Peta Aksesibilitas Dari Kantor Tiap Desa Dengan Kantor Kecamatan Gunungjati
Tabel 8.
Analisis Aksesibilitas Antara Kantor Kepala Desa
Di Kecamatan Arjawinangun
Adi
Pasindang Jadimul Klaya Jatimer Astan Kalisap Wanaka Grog Babad Buy Mayun Sambe Sirnaba Mertasin
Dari / Ke Dharm JUMLAH
an ya n ta a u ya ol an ut g ng ya ga
a
Adi
0.5 0.5 1.9 3.6 2.9 3.8 4 14.8 8.4 8.3 7.8 6.7 6 5
Dharma 74.2
Pasindang
0.5 1.1 1.3 2.4 2.8 3.7 3.9 14.7 8.3 8.3 7.7 6.6 5.9 4.9
an 72.1
Jadimulya 0.5 1 0.8 1.8 2.3 3.2 3.3 14.3 7.9 7.8 7.3 6.2 5.5 4.5 66.4
Klayan 1.9 1.3 0.8 1.1 1.6 3.5 2.6 14.4 8 7.9 7.4 6.3 4.7 3.7 65.2
Jatimerta 3.6 2.4 1.8 1.1 0.4 1.3 1.5 15.5 4.5 9 8.5 4.2 3.6 2.6 60
Astana 2.9 2.8 2.3 1.6 0.4 0.9 1.1 12.7 4.1 6.2 4.9 3.8 3.9 2.1 49.7
Kalisapu 3.8 3.7 3.2 2.5 1.3 0.9 0.4 13.6 6.1 7.2 4 2.9 2.2 1.2 53
Wanakaya 4 3.9 3.3 2.6 1.5 1.1 0.4 11.3 5 4.9 4.3 3.2 2.6 1.6 49.7
Grogol 14.8 14.7 14.3 14.4 15.5 12.7 13.6 11.3 11.8 11.7 11.1 10 9.4 14.8 180.1
Babadan 8.4 8.3 7.9 8 4.5 4.1 6.1 5 11.8 1.4 0.8 1.8 2.4 5.5 76
Buyut 8.3 8.2 7.8 7.9 9 6.2 7.2 4.9 11.7 1.4 0.7 1.8 2.3 3.3 80.7
Mayung 7.8 7.7 7.3 7.4 8.5 4.9 4 4.3 11.1 0.8 0.7 1.2 1.8 8 75.5
Sambeng 6.7 6.6 6.2 6.3 4.2 3.8 2.9 3.2 10 1.8 1.9 1.2 0.6 1.6 57
Sirnabaya 6 5.9 5.5 4.7 3.6 3.9 2.2 2.6 9.4 2.4 2.3 1.8 0.6 1 51.9
Mertasinga 5 4.9 4.5 3.7 2.6 2.1 1.2 1.6 14.8 5.5 3.3 8 1.6 1 59.8
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2018
Gambar 8.
Peta Aksesibilitas Antara Kantor – Kantor Desa Di Kecamatan Gunungjati
8.2 Analisis Level Of Service ( LOS )
Untuk analisis LOS data yang dibutuhkan berupa hasil Trafffic Counting
disertai dengan perhitungan Level of Service ( LOS ). Dengan tujuan untuk menilai
kualitas suatu ruas jalan dan digunakan sebagai ukuran untuk membatasi volum lalu
lintas suatu jalan.
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Keterangan :
C = Kapasitas
Co = Kapasitas Dasar ( smp / jam )
FCw = Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu – Lintas
FCsp = Faktor Penyesuai Pemisah Arah
FCsf = Faktor Penyesuai Hambatan Samping
FCcs = Faktor Penyesuaian Ukuran Kota
Berikut beberapa ketentuan dalam melakukan perhitungan Level Of Service ( LOS ) :

Tabel
Tingkat Pelayanan Berdasarkan Volume dan Kapasitas
Batas Lingkup
Tingkat Pelayanan Karakteristik
Q/C

A Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi dapat 0,00 – 0,20
memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan

B Arus stabil, tetapi kecapatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi 0,21 – 0,44
lalu lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk
memilih kecepatan

C Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan. 0,45 – 0,74
Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan

D Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih bisa ditolerir 0,75 – 0,84

E Volume lalu lintas mendekati / berada pada kapasitas. Arus 0,85 - 1,00
tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti

F Arus yang dipaksakan atau macet, kecepetan rendah, volume > 1,00
diatas kapasitas. Antrian panjang dan terjadi hambatan –
hambatan yang besar

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997


Tabel
Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan ( C0 )
Tipe Jalan Kapasitas Dasar ( smp / jam ) Catatan

Empat Lajur Terbagi atau Jalan Satu Arah 1.650 Per Lajur

Empat Lajur Tak Terbagi 1.500 Per Lajur

Dua Lajur Tak Terbagi 2.900 Total Dua Arah

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997

Tabel
Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Lebar
Jalan Lalu Lintas Untuk Jalan Perkotaan ( FCw )
Lebar Jalur Lalu Lintas
Efektif
Tipe Jalan FCw
( Wc ) ( m )

Empat Lajur Terbagi atau Jalan Satu Arah Per Lajur

3,00 0,92

3,25 0,96

3,50 1,00

3,75 1,04

4,00 1,08

Empat Lajur Tak Terbagi Per Lajur

3,00 0,91

3,25 0,95

3,50 1,00

3,75 1,05

4,00 1,09

Dua Lajur Tak Terbagi Total Dua Arah

5 0,56

6 0,87

7 1,00

8 1,14

9 1,25
Lebar Jalur Lalu Lintas
Efektif
Tipe Jalan FCw
( Wc ) ( m )

10 1,29

11 1,34

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997

Tabel
Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisahan Arah ( FCsp)
Pemisahan Arah SP % - % 50 - 50 55 - 45 60 - 40 63 - 35 70 – 30

FCsp Dua Lajur 2 / 2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88

Empat Lajur 4 / 2 1,00 0,85 0,97 0,95 0,94

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997

Untuk jalan terbagi dan jalan satu arah faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah
tidak dapat diterapkan dan nilai 1,0 sebaiknya dimasukan ke kolom 13.
Tabel
Kelas Hambatan Samping Untuk Jalan Perkotaan
Kelas Hambatan Kode Jumlah Berbobot Kondisi Khusus
Samping ( SFC ) Kejadian per 200 m per
jam

Sangat Rendah VL Daerah Permukiman : Jalan


< 100 dengan Jalan Samping

Rendah L Daerah Permukiman : Beberapa


100 – 299 kendaraan umum dsb

Sedang M Daerah Industri : Beberapa toko di


300 – 499 sisi jalan

Tinggi H Daerah Komersial : Aktivitas sisi


500 – 899 jalan tinggi

Sangat Tinggi VH Daerah Komersial : Dengan


> 900 aktivitas pasar di samping jalan

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997


Tabel
Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk
Pengaruh Hambatan Samping Dan Lebar Bahu ( FCsf )
Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan Samping dan Lebar
Bahu
Kelas
( FCsf )
Tipe Jalan Hambatan
Samping
Lebar Bahu Efektif Ws

< 0,5 1,0 1,5 > 2,0

4/2D VL 0,96 0,98 1,01 1,03

L 0,94 0,97 1,02 1,02

M 0,92 0,95 1,00 1,00

H 0,88 0,92 0,98 0,98

VH 0,84 0,88 0,92 0,96

4 / 2 UD VL 0,96 0,99 1,03 1,03

L 0,94 0,97 1,00 1,02

M 0,92 0,95 0,98 1,00

H 0,87 0,91 0,94 0,98

VH 0,80 0,86 0,90 0,95

2 / 2 UD atau VL 0,94 0,96 0,99 1,01


jalan satu arah
L 0,92 0,94 0,97 1,00

M 0,89 0,92 0,95 0,98

H 0,82 0,86 0,90 0,95

VH 0,73 0,79 0,85 0,91

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997


Tabel
Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota ( FCcs )
Ukuran Kota Faktor Penyesuaian Untuk
Ukuran Kota
( Juta Penduduk )

< 0,1 0,86

0,1 – 0,5 0,90

0,5 – 1,0 0,94

1,0 – 3,0 1,00

> 3,0 1,04

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997

Dari pengolahan data dengan rumus diatas didapatkan hasil olahan sebagai
berikut :
Tabel
Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat
Titik TC Ruas Jalan Q C Q/C
Pelayanan

Gunungjati - Plered 2333,05 1121,01 2,08 F


1
Plered - Gunungjati 2515,7 1121,01 2,24 F

Kota Cirebon - Gunungjati 6518,00 1348,05 4,83 F


2
Gunungjati - Kota Cirebon 4826,3 1348,05 3,58 F

Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2018

Berdasarkan perhitungan Level Of Service diatas terdapat 2 kesimpulan


dimana ruas jalan yang menghubungkan Gunungjati – Plered atau Plered - Gunungjati
dan Kota Cirebon – Gunungjati atau Gunungjati - Kota Cirebon, memiliki Tingkat
Pelayanan semuanya F. Sesuai dengan karakteristik dari Tingkat Pelayanan F
dimana kondisi eksistingnya memiliki arus kendaraan yang macet dikarenakan
dilewati untuk keluar masuk antar kecamatan dan kota. Kecepatan rendah
dikarenakan banyaknya hambatan samping dan penggunaan lahan yaitu berupa
pasar yang melewati jalan dari Gunungjati – Plered begitu juga sebaliknya, sehingga
membuat kapasitas jalan menjadi berkurang karena penyempitan lebar jalan.
Sedangkan untuk jalan arah dari Gunungjati – Kota Cirebon begitu juga sebaliknya
kondisi eksisting disana sudah berkembang dari segi ekonomi, bisa dilihat dari
ekonomi disana yang mayoritas perdagangan jasa yang menjadi sedikit hambatan
terhadap pergerakan dan lebar jalan yaitu adanya beberapa konsumen yang
memarkirkan kendaraannya di bagian jalan, sehingga sedikit menghambat terhadap
arus kendaraan yang lewat.
Dalam mendukung hasil Tingkat Pelayanan yang ada, maka diperlukan
Analisis Beban Jaringan Jalan yang dilihat dari jumlah kendaraan dan standar berat
kendaraan yang ada di ruas jalan. Dalam analisis ini menggunakan sample yang
berasal dari 2 titik ruas Traffic Countng ( TC ) pada tiga waktu jalan di dalam satu hari
yang dimana pada hari tersebut merupakan titik puncak dari setiap kendaraan
melewati ruas tersebut. Pada penentuan berat standar kendaraan digunakan rata –
rata berat kendaraan dengan jenis kendaraan yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel
Beban Jaringan Jalan Pada
Ruas Jalan Gunungjati – Plered ( Selasa )
Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Standar Berat Beban Jalan
Kendaraan ( Ton )

Mobil Penumpang 1129 1,5 1693,5

Motor 575 0,015 8,625

Micro Bus 0 2,15 0

Bus 17 3 51

Pick up 6 1 6

Mobil Box 5 2 10

Truk Sedang 6 4,2 25,2

Truk Besar 39 10 390

Becak 20 0,005 0,1

Sepeda 62 0,001 0,062

Jumlah 1859 2184,487

Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2018


Tabel 8.17
Beban Jaringan Jalan Pada
Ruas Jalan Kota Cirebon - Gnungjati ( Sabtu )
Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Standar Berat Beban Jalan
Kendaraan ( Ton )

Mobil Penumpang 5602 1,5 8403

Motor 23262 0,015 348,93

Micro Bus 100 2,15 215

Bus 58 3 174

Pick up 130 1 130

Mobil Box 82 2 164

Truk Sedang 82 4,2 344,4

Truk Besar 56 10 560

Becak 32 0,005 0,16

Sepeda 54 0,001 0,054

Jumlah 29458 10339,54

Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2018

Berdasarkan hitungan diatas, untuk ruas Jalan Gunungjati - Plered atau ruas
jalan Plered - Gunungjati masih berada diatas nilai kapasitas yang seharusnya
kapasitas ruas Jalan Gunungjati - Plered atau ruas jalan Plered - Gunungjati sebesar
1121,01 smp / jam sedangkan Beban Jalan yang melewatinya sebesar 2184,487 smp
/ jam, sehingga keadaan eksisting yang sekarang sudah tidak mampu menahan
beban tersebut, sesuai dengan kondisi eksisting dari tingkat pelayanannya.
Begitu juga kapasitas ruas Jalan Arjawinangun – Gegesik sebesar 1348,05
smp / jam sedangkan Beban Jalan yang melewattinya saat ini mencapai 10339,54
smp / jam. Menandakan sudah tidak mampunya menahan beban jalan eksisting yang
ada karena sudah sangat melebihi standar maksimal kapsitas jalanya. Maka sudah
perlu dimulai untuk pembatasan volume kendaraan ataupun pengembangan ruas
jalan. Karena ruas jalan tersebut merupakan jalan utama yang dilalui oleh masyarakat
Kecamatan Gunungjati untuk akses keluar masuknya Kota Cirebon dengan
pergerakan dan volume arus kendaraan yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai