Anda di halaman 1dari 12

Pengembangan Media Komik Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik-Integratif ....

61
Hengkang Bara Saputro, Soeharto

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER


PADA PEMBELAJARAN TEMATIK-INTEGRATIF KELAS IV SD

DEVELOPING CHARACTER-BASED EDUCATION COMIC MEDIA


ON INTEGRATIF-THEMATIC LEARNING FOR FOURTH GRADE

Hengkang Bara Saputro, Soeharto


IKIP PGRI Wates Kulon Progo DI Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta
bara.uny@gmail.com, soeharto@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media komik berbasis pendidikan karakter, menge-
tahui kelayakan media komik berbasis karakter, dan mengetahui keefektifan media komik berbasis
karakter terhadap pengembangan karakter siswa kelas IV SD. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan, yang terdiri dari: (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengem-
bangan draft produk, (4) validasi ahli, (5) revisi berdasarkan ahli, (6) uji coba terbatas, (7) penyem-
purnaan produk hasil uji coba terbatas, (8) uji coba lapangan, (9) penyempurnaan produk akhir, dan
(10) diseminasi produk. Subjek coba pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Pangen Gudang
Purworejo yang berjumlah 35 siswa dengan rincian: 6 siswa untuk uji coba terbatas dan 29 siswa
untuk uji coba lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) telah dihasilkan media komik ber-
basis pendidikan karakter pada pembelajaran tematik-integratif, (2) media komik yang dikembangkan
ditinjau dari variabel kualitas aspek media dan aspek materi menurut ahli, menurut guru, dan hasil
respon siswa berkategori sangat baik, (3) pembelajaran dengan media komik yang dikembangkan
efektif meningkatkan nilai karakter siswa. Peningkatan karakter disiplin siswa masuk dalam kategori
sedang dengan nilai gain score sebesar 0,62 dan peningkatan karakter tanggung jawab siswa masuk
dalam kategori sedang dengan nilai gain score sebesar 0,66.
Kata Kunci: pengembangan, media komik, pendidikan karakter.

Abstract
The objectives of this research are to produce character-based education comic media, deter-
mine the feasibility of character-based education comic media, and determine the effectiveness of
character-based education comic media to character development of fourth grade students of SD.
This research is a development, which consists of: (1) research and data collection, (2) planning , (3)
development of a draft product, (4) validation of experts, (5) revisions based on expert, (6) limited
testing, (7) improvement of product test results is limited, (8) the trial court, (9) the improvement of
the final product, and (10) product dissemination. The subject of the study is fourth grade students of
SDN Pangen Gudang Purworejo. There are 35 students consiting of 6 students for preliminary field
testing, and the 29 students for main field testing. The result of the study shows: (1) character-based
education comic media on integrative-thematic learning has been produced, (2) the developed comic
media in terms of media aspect and material aspect quality according to experts, teachers, and
student’s responses are very good, (3) learning using comic media improves students’ character value
effectively. The improvement of students’ discipline character is in medium category with 0.62 gain
score and improvement of students’ responsibility character is in medium category with 0.66 gain
score.
Key words: research and development, comic, character education.

Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015


62 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015

mengembangkan sifat jujur pada anak-anak


Pendahuluan
melalui kantin kejujuran di sejumlah sekolah,
Pendidikan adalah usaha sadar yang dila- banyak mengalami kegagalan karena belum
kukan oleh keluarga, masyarakat, dan peme- bangkitnya sikap jujur, disiplin, dan tanggung
rintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, jawab. Samani (2013, p. 5) memaparkan bahwa
dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dalam dunia pendidikan kasus bertindak curang
dan luar sekolah untuk mempersiapkan siswa (cheating) baik berupa tindakan mencontek
agar dapat memainkan peranannya secara tepat pekerjaan teman maupun mencontek dari buku
dalam berbagai lingkungan hidup (Rohman, pelajaran seolah-olah merupakan kejadian se-
2009, p.9). Pendidikan membuat manusia ber- hari-hari. Hal yang memprihatinkan juga terjadi
usaha mengembangkan potensi yang ada dalam di kalangan mahasiswa seperti melakukan kegi-
diri untuk mampu menghadapi setiap perubahan atan mencontek dan plagiarisme (plagiat) pada
yang terjadi dalam kehidupan. sejumlah mahasiswa tingkat akhir mulai dari
Pendidikan merupakan masalah yang mahaiswa tingkat sarjana bahkan sampai maha-
kompleks, mulai dari jenjang pendidikan dasar, siswa program doktor, juga melakukan hal yang
pendidikan menengah, sampai pada jenjang serupa.
pendidikan tinggi. Sesuai dengan UU Sisdiknas Kompas pada edisi 3 Juli 2013 mengung-
Pasal 17 Tahun 2003 Butir 1 dan 2, dinyatakan kapkan terjadinya kemerosotan moral yang eks-
bahwa “pendidikan dasar merupakan jenjang trem di kalangan remaja Indonesia, khusunya di
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. kota-kota besar. Kemerosotan moral secara
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar ekstrem di kalangan remaja tersebut ditandai
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk dengan maraknya tindakan kekerasan yang
lain yang sederajat serta Sekolah Menengah mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (pembunuhan) oleh remaja. Beberapa kasus
(MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Dikare- pembunuhan dilakukan oleh anak di bawah
nakan pendidikan dasar adalah jenjang yang umur, seperti kasus pembunuhan yang dilaku-
melandasi untuk melanjutkan ke jenjang selan- kan oleh anak berusia 8 tahun terhadap anak
jutnya, maka peran pendidikan dasar sangatlah yang berusia 6 tahun di Bekasi pada bulan April
krusial dalam khasanah pendidikan manusia. 2013.
Pendidikan dasar memiliki posisi strategis da- Berdasarkan ulasan tersebut, kita meya-
lam rangka menanamkan nilai-nilai moral guna kini bahwa pendidikan merupakan garda terde-
membangun generasi yang berkualitas unggul, pan pembentukan karakter bangsa. Pembentuk-
tangguh, dan memiliki karakter yang kuat”. an karakter bangsa melalui pendidikan dapat
Pendidikan karakter penting untuk diim- dilakukan dengan pengintegrasian nilai-nilai
plementasikan di semua jenjang pendidikan, karakter dalam mata pelajaran yang diajarkan di
mulai dari sekolah dasar hingga perguruan ting- sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat
gi. Secara umum, pendidikan karakter sesung- Kesuma, Trianta, & Permana (2012, p. 5) yang
guhnya dibutuhkan semenjak anak usia dini. memaparkan bahwa pendidikan karakter meru-
Karakter seseorang apabila telah terbentuk pakan pendidikan yang terintegrasi dengan
sejak usia dini, maka ketika dewasa tidak akan pembelajaran yang terjadi pada semua mata
mudah berubah meskipun banyak pengaruh pelajaran, diarahkan pada penguatan dan
yang datang (Azzet, 2011, p.15). Adanya pengembangan perilaku anak secara utuh, serta
pendidikan karakter semenjak usia dini, diha- penguatan atau pengembangan perilaku yang
rapkan mampu mengatasi persoalan mendasar didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah. Peng-
dalam dunia pendidikan yang akhir-akhir ini integrasian nilai-nilai karakter menjadi sangat
sering menjadi keprihatinan bersama. Pendidik- penting demi kesiapan siswa dalam menghadapi
an karakter di Indonesia dirasakan amat perlu setiap permasalahan dan tahapan dalam kehi-
pengembangannya. Hal ini bila mengingat ma- dupannya. Melalui pendidikan diharapkan dapat
kin meningkatnya tawuran antar pelajar serta menghasilkan manusia yang berkualitas dan
bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya teruta- berkembang secara utuh sehingga dapat berpe-
ma di kota-kota besar, seperti pemerasan, keke- ran aktif dalam pembangunan bangsa.
rasan (bullying), kecenderungan dominasi seni- Pendidikan karakter begitu penting bagi
or terhadap junior, fenomena suporter anarkis, pembentukan karakter yang kuat. Karakter yang
penggunaan narkoba, dan lain-lain. Bahkan kuat tidak akan terbentuk jika dalam proses
yang paling memprihatinkan keinginan untuk pembelajaran hanya memfokuskan pada kegiat-
Pengembangan Media Komik Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik-Integratif .... 63
Hengkang Bara Saputro, Soeharto

an yang menekankan pada aspek kognitif saja. bertujuan mengembangkan potensi setiap siswa
Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkap- agar menjadi manusia yang utuh, tidak hanya
kan oleh Saptono (2011, p. 16) yang menyata- cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas
kan bahwa pendidikan karakter sangat penting, secara emosional maupun spiritual.
karakter lebih tinggi nilainya daripada intelek- Perubahan kurikulum, akan berdampak
tualitas. Kehidupan kita bergantung pada karak- pada perubahan sistem pembelajaran, tidak
ter kita, karakter membuat orang mampu terkecuali sistem pembelajaran di jenjang SD.
bertahan, memiliki stamina berjuang, dan sang- Kebijakan pemerintah dalam melakukan per-
gup mengatasi ketidak beruntungan secara ubahan dari KTSP menjadi Kurikulum 2013
bermakna. bukan berarti tanpa menemui kendala, baik pa-
Melihat nilai strategis pendidikan, peme- da tahap persiapan maupun pada tahap imple-
rintah melalui Departemen Pendidikan Nasional mentasinya. Kompas edisi 12 Juli 2013 meng-
(Depdiknas) terus menerus melakukan berbagai ungkapkan bahwa guru-guru masih ragu pada
perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan implementasi Kurikulum 2013 yang akan dilak-
dengan tujuan agar generasi bangsa Indonesia sanakan mulai 15 Juli 2013. Hal tersebut dika-
menjadi bangsa yang cerdas sekaligus berkarak- renakan masa pelatihan guru-guru yang terlalu
ter. Salah satu upaya pemerintah dalam melaku- singkat, yakni hanya lima hari. Selain itu tidak
kan berbagai perubahan dan pembaharuan mudah mengubah paradigma guru dari metode
dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia konvensional seperti ceramah di depan kelas
adalah dengan melakukan perubahan kuri- menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa
kulum. dalam waktu yang singkat.
Pemerintah melakukan perubahan dari Beberapa kendala juga masih dijumpai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahap implementasi Kurikulum 2013.
menjadi Kurikulum 2013. Implementasi kuri- Seperti dikutip dari harian Kompas pada edisi
kulum 2013 dimulai hari Senin, 15 Juli 2013 16 Juli 2013, dipaparkan bahwa implementasi
pada 6.326 sekolah di jenjang SD, SMP, dan Kurikulum 2013 di sejumlah daerah masih ber-
SMA/SMK. Kurikulum baru tersebut diterap- masalah. Buku-buku pelajaran belum terdistri-
kan di 10% SD, 20% SMP berakreditasi A, busikan dengan baik, guru-guru merasa pelatih-
serta seluruh SMA/SMK di tanah air (Kompas an belum optimal, dan pemerintah kabupaten/
edisi Senin, 15 Juli 2013). Kurikulum 2013 me- kota mengambil kebijakan sendiri-sendiri.
mandang bahwa pengembangan sikap menjadi Berdasarkan pemaparan tersebut, kita
salah satu hal penting untuk ditekankan karena ketahui bahwa masih ditemukan beberapa ken-
siswa akan menjadi generasi penerus bangsa dala dalam persiapan maupun implementasi
yang diharapkan memiliki pribadi-pribadi yang Kurikulum 2013. Masih kurangnya pemahaman
berkarakter. Penerapan Kurikulum 2013 ini di- guru dalam mengimplementasikan kurikulum
wujudkan dalam model pembelajaran tematik- baru ke dalam pembelajaran di kelas. Hal ini
integratif. Pembelajaran tematik-integratif me- dikarenakan waktu pelatihan dan sosialisasi
rupakan pendekatan pembelajaran yang meng- yang dianggap terlalu singkat. Banyaknya sum-
integrasikan berbagai kompetensi dari berbagai ber belajar yang akan dirubah dan digantikan
mata pelajaran ke dalam berbagai tema dengan sumber belajar yang baru. Selain itu,
(Kemendikbud, 2013, p. 137). distribusi bahan ajar yang belum optimal dan
Struktur Kurikulum 2013 dengan model belum merata ke seluruh sekolah yang di tunjuk
pembelajaran tematik-integratif. Hal itu sesuai oleh pemerintah untuk menerapkan kurikulum
dengan yang tercantum dalam Dokumen Kuri- 2013. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik
kulum 2013 (Kemdikbud, 2012, pp. 13-14), dituntut untuk dapat menyikapi masa transisi
yaitu: (1) untuk SD bersifat tematik-integratif: perubahan kurikulum tersebut dengan berino-
IPA dan IPS akan diintegrasikan dengan semua vasi melalui pengembangan kreativitas dalam
mata pelajaran (IPA akan menjadi materi pem- pembelajaran. Salah satu hal yang dapat dilaku-
bahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan mate- kan guru adalah dengan cara mengembangkan
matika, IPS akan menjadi pembahasan materi media pembelajaran yang efektif, menarik,
pelajaran Bahasa Indonesia dan PKn) dan (2) sesuai dengan karakteristik siswa.
kompetensi yang ingin dicapai adalah kompe- Berkenaan dengan fungsi media, Orey,
tensi yang berimbang antara sikap, keterampil- M., McClendon, V. J., & Branch, R. M. (2006,
an, dan pengetahuan. Berdasarkan pada uraian p. vii) mengemukakan bahwa “media serve as
tersebut, model pembelajaran tematik-integratif delivery systems for educational communica-

Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015


64 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015

tions.” Artinya bahwa media berfungsi sebagai balon-balon teks. Gambar-gambar komik itu
sistem pengiriman untuk komunikasi pendidik- sendiri pada umumnya sudah “berbicara”, dan
an. Media pembelajaran dapat dijadikan alter- dibuat menjadi deretan gambar yang menampil-
natif sumber belajar oleh guru apabila pada kan suatu alur cerita.
kenyataannya pemberian pengalaman belajar Menurut Sudjana & Rivai (2010, p. 68),
secara langsung sulit untuk dilakukan. Banyak peran pokok dari media komik adalah kemam-
ahli telah mengkaji peranan media dalam proses puannya dalam menciptakan minat para siswa
pembelajaran. Sudjana & Rivai (2010, p. 2) dalam pembelajaran. Penggunaan komik dalam
menyatakan bahwa media pembelajaran dapat pembelajaran sebaiknya dipadukan dengan me-
digunakan untuk meningkatkan proses belajar tode mengajar, sehingga komik akan dapat
siswa, yang pada gilirannya diharapkan akan menjadi media pembelajaran yang efektif. Hal
dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. tersebut juga diperkuat oleh pendapat Faizah
Hal tersebut juga dikuatkan oleh pendapat dari (2009, p. 254) yang menyatakan bahwa “siswa
Newby et al. (2000, p. 100) yang menyatakan pada sekolah dasar memiliki ketertarikan yang
“The purpose of instructional media is to faci- tinggi terhadap gambar visual dan juga terhadap
litate communication and enhance learning”. cerita.” Melalui penokohan dalam komik, nilai-
Sejalan dengan itu tampak bahwa media nilai karakter dapat disampaikan kepada para
pembelajaran merupakan sarana yang diguna- siswa. Adanya media komik diharapkan akan
kan sebagai perantara dalam proses pembel- mempermudah proses belajar mengajar, khu-
ajaran. Media pembelajaran yang efektif tidak susnya dalam merealisasi konsep-konsep pel-
ditentukan dari mahal atau murahnya maupun ajaran yang bersifat abstrak. Dalam hal inilah
frekuensi penggunaan media tersebut, tetapi komik berperan besar dalam menyajikan kon-
tergantung pada kesesuaian antara karakteristik sep-konsep abstrak tersebut ke dalam contoh
media dengan materi yang disampaikan, serta yang lebih konkrit dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan tahap perkembangan anak yang bermuatan nilai-nilai karakter.
termasuk di dalamnya adalah komik. Pembelajaran dengan menggunakan me-
Komik sebagai bagian dari media cetak, dia komik, sudah banyak diterapkan oleh bebe-
dapat dikembangkan sebagai alternatif media rapa negara maju seperti Jepang. Beberapa
pembelajaran. Berkenaan dengan peranan me- buku pelajaran sekolah di Jepang ada yang
dia komik, Maharsi (2011, p. 10) memberikan didesain dalam format komik. Bahkan untuk
pendapat bahwa komik mempunyai peranan mendukung keberadaan kartun dan komik di
yang besar untuk memberikan informasi yang Negara Jepang, telah didirikan fakultas khusus
mendidik, menghibur, sekaligus mempegaruhi untuk memperdalam bidang kartun dan komik
seperti hakekat fungsi dari komunikasi. di Universitas Seika, Kyoto (Sasongko, 2013, p.
Daryanto (2013, p. 128) memaparkan mengenai 51).
kelebihan komik sebagai media pemebelajaran, Buku pelajaran dalam bentuk komik me-
yakni komik mengandung unsur visual dan ce- rupakan sarana pendidikan efektif untuk mem-
rita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan bangkitkan motivasi membaca dan belajar bagi
membuat pembaca terlibat secara emosional siswa. Hal ini senada dengan pendapat yang
sehingga membuat pembaca untuk terus mem- dikemukakan oleh Sudjana & Rivai (2010, p.
bacanya hingga selesai. Dengan demikian, di 68) bahwa media komik dapat berfungsi seba-
samping meningkatkan minat baca siswa, me- gai jembatan dalam menumbuhkan minat baca
dia komik sangat efektif dalam menransfer bagi siswa.
nilai-nilai karakter melalui penokohan dalam Proses pembelajaran pada prinsipnya me-
cerita komik tersebut. rupakan proses komunikasi. Masalahnya adalah
Realitanya, komik memang merupakan bagaimana agar proses komunikasi itu berjalan
salah satu bacaan yang paling diminati bukan dengan efektif, sehingga pesan yang ingin di-
saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga oleh sampaikan dapat diterima siswa secara utuh.
sebagian orang dewasa. Bacaan komik mampu Untuk kepentingan tersebut, seorang guru dapat
memotivasi anak dalam membaca bahkan dapat menggunakan variasi dalam penggunaan media
memberikan inspirasi imajinasi anak sesuai de- pembelajaran tersebut.
ngan masa perkembangan anak. Bacaan komik Media pembelajaran yang dikemas dalam
hadir dengan keunikannya sendiri, tampil bentuk komik dapat digunakan sebagai salah
dengan deretan gambar, panel-panel dengan satu variasi media pembelajaran. Media komik
sedikit tulisan tangan yang ditempatkan dalam ini memiliki potensi untuk lebih disukai siswa,
Pengembangan Media Komik Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik-Integratif .... 65
Hengkang Bara Saputro, Soeharto

hal ini dikarenakan gambar dalam komik dapat penyusunan media pembelajaran komik harus
menghidupkan deretan teks tertulis yang me- mencakup aspek-aspek penyusunan komik dan
nyertainya. Dengan gambar, penjelasan panjang aspek-aspek penyusunan buku teks pelajaran.
lebar dan rumit dari teks atau topik pembel- Aspek-aspek yang harus dipenuhi dalam penyu-
ajaran yang dibaca dapat menjadi lebih mudah sunan buku teks pelajaran menurut Depdiknas
dipahami dan diingat oleh siswa. Bahkan siswa (2008, p.28) adalah sebagai berikut: (1) Kom-
dapat memahami dan membayangkan lebih da- ponen kelayakan isi, yang merupakan kesesuai-
hulu apa yang sebenarnya menjadi inti dari an isi buku dengan Standar Kompetensi (SK)
topik pelajaran yang ia baca melalui gambar dan Kompetensi Dasar (KD); (2) Komponen
yang ada. kebahasaan, yaitu kesesuaian penggunaan baha-
Kelebihan lain dari sebuah komik adalah sa dengan perkembangan siswa; (3) Komponen
penyajiannya mengandung alur cerita. Sudah penyajian, yang merupakan kesesuaian penyaji-
sejak lama cerita menjadi alat untuk meyampai- an buku dengan sistematika penyajian sehingga
kan pesan dalam masyarakat. Hal ini terlihat buku mudah dipahami siswa; (4) Komponen
dari banyaknya masyarakat yang menciptakan kegrafikaan, yang meliputi kesesuaian gambar
cerita dongeng ataupun legenda untuk meyam- dengan isi, tata letak gambar, warna, huruf,
paikan sebuah nilai maupun adat istiadat yang kekuatan fisik buku, dan kulaitas cetakan.
berlaku di masyarakat. Cerita yang menarik dan Selama ini, paradigma dan persepsi
mempunyai alur yang kuat mampu memberikan umum yang melekat di kalangan guru dalam
struktur mitologi yang dapat mengubah jalan menyusun media pembelajaran adalah bahwa
hidup anak (Humphrey, 2005, p.xix). Oleh hal tersebut sulit dan melelahkan. Proses penyu-
karenanya, materi pembelajaran yang dikemas sunan media membutuhkan waktu, tenaga, dan
dalam alur cerita yang jelas akan membuat ma- biaya yang tidak sedikit, serta terkadang harus
teri tersebut bertahan lebih lama dalam ingatan mengorbankan waktu senggang untuk duduk di
siswa. Dengan demikian, selain dapat mening- depan komputer atau meja kerja. Persepsi ini
katkan motivasi belajar siswa karena penyajian- keliru dan harus diluruskan demi terciptanya
nya yang menarik, komik juga berpotensi untuk proses pembelajaran yang berkualitas.
meningkatkan pemahaman siswa. Realitanya di lapangan, masih banyak
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketa- guru yang kurang mengembangkan kreativitas
hui bahwa komik mempunyai potensi besar mereka untuk merencanakan, menyusun, dan
sebagai media pembelajaran. Perpaduan gambar mengembangkan media pembelajaran yang ino-
dan teks dapat meningkatkan pemahaman siswa vatif dan menarik bagi siswa. Banyak pendidik
akan konsep yang dipelajari, sementara karakter yang masih menggunakan media pembelajaran
tokoh dalam komik dapat digunakan sebagai yang konvensional, misalnya papan tulis dan
teladan untuk menyampaikan pesan nilai-nilai whiteboard, atau media pembelajaran yang
karakter. Oleh karena itu, dengan adanya media sifatnya instan, tinggal beli dan langsung pakai
komik berbasis pendidikan karakter untuk siswa seperti media gambar dinding, poster, dan peta.
kelas IV SD diharapkan pembelajaran tematik- Hal ini berimbas pada menurunnya kreativitas
integratif yang diterapkan menjadi lebih menye- guru serta berpengaruh pada minat siswa dalam
nangkan dan bermakna. Melalui bimbingan gu- pembelajaran. Sangat mungkin bahwa media
ru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan pembelajaran yang mereka pakai tersebut tidak
untuk menumbuhkan minat baca sesuai dengan kontekstual, kurang menarik, terkesan monoton,
taraf berpikir siswa, yang akhirnya dapat pula dan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa.
meningkatkan pemahaman siswa akan materi Berdasarkan hasil wawancara pada tang-
yang diajarkan. Media komik ini juga diharap- gal 4 Oktober 2013 dengan guru kelas IV SD
kan dapat menjadi alat untuk pendidikan Negeri Cangkrep Kidul, Kecamatan Cangkrep,
karakter. Kabupaten Purworejo, diperoleh informasi bah-
Penyajian komik sebagai media pembel- wa: (1) SD Negeri Cangkrep Kidul telah mene-
ajaran harus sesuai dengan karakteristik komik rapkan pembelajaran tematik-integratif; (2)
dan karaktersitik media pembelajaran. Sebagai guru mengungkapkan bahwa persiapan pelaksa-
media pembelajaran, komik termasuk dalam ke- naan Kurikulum 2013 terlalu singkat; (3) pela-
lompok media grafis berbasis cetak. Kedudukan tihan dan sosialisasi diselenggarakan dalam
komik dapat menggantikan buku teks pelajaran waktu yang cukup singkat yakni lima hari,
maupun sebagai pendamping buku teks pelajar- sehingga pemahaman guru akan konsep dan
an dalam proses pembelajaran. Oleh karenanya teknis pelaksanaan pembelajaran dengan Kuri-

Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015


66 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015

kulum 2013 belum komprehensif; dan (4) buku para guru di kedua SD tersebut terkait kendala
siswa dan buku pegangan guru yang diterima dalam pengembangan media, antara lain faktor
oleh SDN Cangkrep Kidul jumlahnya memadai. kemauan, waktu, biaya, dan kreativitas.
Dalam wawancara yang dilakukan de- Bertolak dari hasil observasi dan wawan-
ngan guru kelas IV SDN Cangkrep Kidul pada cara yang telah dilakukan, hal tersebut merupa-
tanggal 5 Oktober 2013, guru mengakui masih kan permasalahan yang serius dan seharusnya
mengalami kesulitan dalam menerapkan pem- segera dicarikan solusi. Salah satunya, para
belajaran dengan Kurikulum 2013. Hal tersebut guru perlu menumbuhkan kemauan dan kreati-
terkait dengan paradigma guru yang harus ber- vitasnya, agar mampu mengembangkan media
ubah dari mengajar berbasis mata pelajaran pembelajaran yang inovatif dan menarik sesuai
menjadi berbasis tema. Di samping itu, guru dengan karakteristik siswa, karena dapat me-
mengungkapkan belum tersedianya media pem- ningkatkan kualitas pembelajaran.
belajaran yang mampu mengaktifkan siswa ter- Berdasarkan pemaparan tersebut, peneli-
kait dengan penilain otentik. Media pembelajar- tian ini layak dilakukan untuk mengembangkan
an yang ada meliputi media gambar yang media pembelajaran berupa media komik tema-
ditempel di dinding kelas (gambar pahlawan tik-integratif berbasis pendidikan karakter pada
nasional dan gambar anatomi tubuh manusia), siswa kelas IV SDN Pangen Gudang
peta Indonesia, papan tulis, whiteboard, dan Purworejo.
papan pajangan karya siswa.
Metode
Kondisi yang serupa juga ditemui pada
saat peneliti melakukan observasi lapangan dan Model Pengembangan
wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Penelitian ini menggunakan model pene-
Pangen Gudang, Kecamatan Purworejo, Kabu- litian research and development yang dikem-
paten Purworejo. SD tersebut ditunjuk oleh bangkan oleh Borg and Gall (1983, p.775).
Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo untuk Tahap-tahap penelitian dan pengembangan
menerapkan Kurikulum 2013 terhitung mulai yang dikembangkan oleh Borg and Gall adalah:
Juli 2013. Berdasarkan hasil wawancara yang (1) research and information collecting (studi
dilakukan pada tanggal 9-10 Oktober 2013, pendahuluan), (2) planning (perencanaan), (3)
diperoleh informasi yang sama yakni guru ma- develop preliminary form of product (pengem-
sih mengalami kendala dalam implementasi bangan draft), (4) preliminary field testing (uji
pembelajaran tematik-integratif di kelas. coba lapangan awal /uji coba terbatas), (5) main
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan, hanya produc revision (revisi produk pertama), (6)
menggunakan buku teks untuk siswa dan buku main field testing (uji coba akhir/uji coba
pegangan guru yang didistribusikan dari peme- lapangan), (7) operational product revision (re-
rintah. Menurut guru, sumber belajar yang lain visi produk operasional), (8) operasional field
seperti LKS belum digunakan karena belum testing (uji coba lapangan operasional), (9) final
tersedia LKS tematik-integratif yang dipasok product revision (revisi produk final), dan (10)
dari percetakan seperti tahun ajaran sebelum- desemination and implementation (penyebaran
nya. dan pemakaian).
Terkait dengan penggunaan media, guru
mengakui bahwa di dalam pembelajaran belum Desain Uji Coba
pernah menggunakan media pembelajaran yang Uji coba produk hasil pengembangan
tergolong inovatif. SDN Pangen Gudang telah yang berupa media komik pembelajaran dalam
memiliki LCD proyektor, namun guru belum penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan
memanfaatkannya secara optimal karena masih yaitu: (a) validasi produk oleh ahli media, ahli
terkendala dalam penggunaan dan penyusunan materi, dan guru SD (b) revisi I, (c) uji coba
materi pembelajaran berbasis komputer. Hanya terbatas, (d) revisi II, (e) uji coba lapangan, (f)
beberapa guru yang mampu mengoperasikan revisi III, (g) produk akhir.
komputer dengan baik. Media pembelajaran
yang dimiliki SDN Pangen Gudang tidak jauh Subjek Uji Coba
berbeda dengan SDN Cangkrep Kidul. Guru Subjek uji coba adalah siswa kelas IV
mengakui, bahwa keberadaan media pembel- SDN Pangen Gudang Purworejo. Subjek uji
ajaran sangat penting untuk menumbuhkan mi- coba terbatas terdiri atas 6 orang siswa. Subjek
nat siswa dan mengefektifkan proses pembel- uji coba lapangan terdiri atas 29 orang siswa
ajaran. Banyak faktor yang diungkapkan oleh yang belum terlibat dalam uji coba terbatas.
Pengembangan Media Komik Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik-Integratif .... 67
Hengkang Bara Saputro, Soeharto

Jenis Data disiplin dan tanggung jawab siswa, dan (4) ob-
servasi keterlakasanaan pembelajaran guru dan
Data penelitian ini berupa data validasi
siswa.
ahli media dan materi mengenai kelayakan pro-
duk yang dikembangkan berupa media komik, Teknik Analisis Data
data angket respon siswa terhadap penggunaan
Dalam penelitian ini data dianalisa untuk
media komik, data keterlaksanaan pembelajaran
mendapatkan perangkat pembelajaran berupa
oleh guru dan siswa, data angket karakter disip-
media yang valid dan efektif. Apabila syarat
lin dan tanggung jawab siswa, serta data obser-
tersebut terpenuhi, produk media komik pem-
vasi karakter disiplin dan tanggung jawab siswa.
belajaran yang dikembangkan layak untuk
Instrumen Pengumpulan Data digunakan.
Untuk mengetahui kualitas media komik
Instrumen penelitian dalam penelitian ini
hasil pengembangan baik dari aspek media
dibagi menjadi dua bagian. Pertama, instrumen
maupun aspek materi, serta untuk mengetahui
untuk mengukur kevalidan media yang meliputi
respon siswa terhadap media komik dari data
lembar: (1) lembar validasi ahli materi, (2)
yang mula-mula berupa skor, diubah menjadi
lembar validasi ahli media, (3) lembar penilaian
data kualitatif (data interval) dengan skala
untuk guru. Kedua, instrumen untuk mengukur
empat. Adapun acuan pengubahan skor menjadi
keefektifan media yang meliputi lembar: (1)
skala empat tersebut menurut Juknis Penyusun-
angket respon siswa terhadap penggunaan me-
an Perangkat Penilaian Afektif di SMA (2010,
dia komik, (2) angket karakter disiplin dan
p. 60) dapat dilihat pada tabel 1.
tanggung jawab siswa, (3) observasi karakter
Tabel 1. Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala Empat
Rentang Skor Nilai Kategori
Mi + 1,5 SDi ≤ X≤ Mi + 3 SDi A Sangat Baik
Mi + 0 SDi ≤ X < Mi + 1,5 SDi B Baik
Mi - 1,5 SDi ≤ X< Mi + 0 SDi C Cukup Baik
Mi - 3 SDi ≤ X < Mi - 1,5 SDi D Kurang Baik
Keterangan:
X = skor actual (skor yang dicapai)
Mi = 1/2 (skor maksimal + skor minimal)
SDi = 1/6 (skor maksimal – skor minimal)
Skor maksimal = jumlah butir criteria x skor maksimum
Skor minimum = jumlah butir criteria x skor minimum

Hasil Penelitian dan Pembahasan bakan secara terbatas dan uji coba lapangan (di
sekolah).
Deskripsi Pengembangan
Deskripsi Uji coba Produk
Pada awal pengembangan dilakukan
tahap pendefinisian yang meliputi kegiatan: Uji coba pada tahap validasi produk oleh
analisis pustaka dan lapangan. Setelah tahap ahli media, ahli materi, dan guru SD dilakukan
pendefinisian selesai kemudian dilanjutkan de- untuk memperoleh data kevalidan media dari
ngan tahap pengembangan yang meliputi kegi- aspek materi dan aspek media. Syarat kevalidan
atan pembuatan draf media komik, mengum- komponen adalah dengan minimal diperolehnya
pulkan semua materi yang dibutuhkan dalam nilai skor rata-rata berkategori baik. Apabila
pembuatan media komik, pembuatan produk, kategori telah mencapai baik, maka komponen
melakukan review untuk mendapatkan validasi sudah dinyatakan layak.
kepada ahli media, ahli materi, dan guru SD, Hasil akhir validasi dan uji kelayakan ter-
dilanjutkan dengan analisis dan revisi produk capai rata-rata berkategori sangat baik sehingga
berdasarkan komentar dan saran dari ahli me- media komik yang dikembangkan dinilai valid
dia, materi, dan guru SD tersebut. Proses revisi dan layak untuk diuji cobakan lebih lanjut.
pertama setelah selesai, kemudian mengemas Saran dari ahli, antara lain (1) memperbaiki
produk awal media komik sebagai media pem- ejaan yang ada dalam percakapan media komik,
belajaran tematik-integratif. Draft produk yang (2) pemilihan warna agar disesuaikan karakter
telah selesai dikembangkan kemudian diujico- siswa, dan (3) memperbaiki bagian posisi gam-

Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015


68 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015

bar agar lebih disesuaikan dengan pesan dari Tabel 4. Hasil Kelayakan Media Komik oleh
media yang dikembangkan. Perbaikan pada pro- guru SD
duk media komik dilakukan sesuai dengan
Total
saran dari ahli. No Aspek Penilaian Kriteria
Skor
Data hasil validasi produk oleh ahli me- 1 Anatomi Komik 26,50 Sangat Baik
dia dan ahli materi disajikan dalam tabel 2 dan 2 Desain dan Warna 13,00 Sangat Baik
tabel 3, sedangkan untuk hasil penilaian produk 3 Tampilan Menyeluruh 26,50 Sangat Baik
oleh guru SD disajikan dalam tabel 4. 4 Kelayakan Materi 21,50 Sangat Baik
5 Keakuratan Materi 14,00 Sangat Baik
Tabel 2. Hasil Penilaian Kevalidan Media 6 Kemutakhiran Materi 3,50 Sangat Baik
Komik oleh Ahli Media 7 Kebahasaan 7,00 Sangat Baik
Total 8 Nilai Karakter 7,00 Sangat Baik
No Aspek Penilaian Kriteria
Skor Tahap selanjutnya adalah uji coba terba-
1 Anatomi Komik 27,00 Sangat Baik tas. Uji coba terbatas diberikan kepada 6 siswa
2 Desain dan Warna 14,00 Sangat Baik
3 Tampilan Menyeluruh 25,00 Sangat Baik
kelas IV. Data yang diperoleh berupa data res-
pon siswa terhadap penggunaan media komik
Tabel 3. Hasil Kelayakan Media Komik oleh selama proses pembelajaran. Analisis respon
Ahli Materi siswa termasuk dalam kategori sangat baik.
Total Saran yang diperoleh dari uji terbatas yaitu
No Aspek Penilaian Kriteria penggunaan bahasa dalam percakapan komik
Skor
1 Kelayakan Materi 24,00 Sangat Baik dan pembenahan beberapa gambar yang blur.
2 Keakuratan Materi 14,00 Sangat Baik Data hasil respon siswa terhadap penggunaan
3 Kemutakhiran Materi 4,00 Sangat Baik komik dapat dilihat pada tabel 5.
4 Kebahasaan 19,00 Sangat Baik
5 Nilai Karakter 8,00 Sangat Baik
Tabel 5 Data Hasil Respon Siswa terhadap Penggunaan Media Komik
Siswa
No Aspek Respon
Tinggi Sedang Rendah
1 Media 17,5 16,5 17,5
2 Isi/Materi 11,0 10,5 11,0
3 Kebahasaan 7,0 6,5 7,5
4 Karakter 7,5 8 7

ket awal-angket akhir), serta data observasi


Setelah dilakukan revisi sesuai masukan
karakter siswa.
yang diperoleh pada uji coba terbatas, maka
Dari data respon siswa rerata penilaian
produk media komik selanjutnya diujicobakan
siswa mengenai pembelajaran dengan media
pada uji coba lapangan. Uji coba lapangan dila-
komik berada pada kategori sangat baik. Data
kukan pada siswa kelas IV SDN Pangen
hasil respon siswa terhadap penggunaan komik
Gudang Kabupaten Purworejo yang terdiri dari
pada uji coba lapangan dapat dilihat pada tabel
29 siswa.
6.
Dalam uji coba ini dilaksanakan pembel-
ajaran dengan produk media komik hasil Tabel 6. Data Respon Siswa terhadap
pengembangan dengan desain before-after. Uji Penggunaan Media Komik pada Uji Coba
coba lapangan dilaksanakan untuk mengetahui Lapangan
kelayakan media komik yang sebelumnya su-
No Aspek Respon Total Skor Kategori
dah diuji cobakan pada skala yang lebih kecil. 1 Media Komik 17,90 SB
Selain itu, juga bertujuan untuk mengetahui 2 Isi/Materi 11,07 SB
keefektifan penggunaan media komik. 3 Kebahasaan 7,03 SB
Data yang diperoleh dari uji lapangan 4 Karakter 6,86 SB
adalah data respon siswa, data observasi keter-
laksanaan pembelajaran siswa dan guru oleh Uji coba lapangan juga bertujuan untuk
pengamat, data karakter siswa sebelum dan se- mengetahui efektifitas penggunaan media ko-
telah pembelajaran dengan media komik (ang- mik. Data efektifitas penggunaan media komik
ini diperoleh dari hasil observasi keterlaksanaan
Pengembangan Media Komik Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik-Integratif .... 69
Hengkang Bara Saputro, Soeharto

pembelajaran siswa dan guru oleh pengamat Data pengembangan karakter siswa diperoleh
serta nilai angket karakter sebelum dan sesudah melalui lembar angket yang diisi oleh siswa dan
penggunaan media komik. data hasil observasi oleh observer. Hasil angket
Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru siswa awal dan akhir terhadap karakter disiplin
selama penggunaan media komik dari hari per- dapat dilihat pada tabel 7, sedangkan untuk
tama sampai dengan hari keenam menunjukkan karakter tanggung jawab dapat dilihat pada
persentase 80%, 80%, 85%, 95%, 100%, dan tabel 8.
100%. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah
Tabel 7. Data Angket Karakter Disiplin Uji
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
Coba Lapangan
dengan rencana pembelajaran yang sudah di-
buat. Selain itu persentase tersebut dapat me- Skor Awal Akhir
nujukkan bahwa pembelajaran dengan menggu- Tertinggi 87 98
nakan media komik sudah mencapai target yang Terendah 58,33 76,67
diharapkan. Hasil perhitungan observer pada uji Rata-rata 71,15 89,02
Gain 0,62
coba lapangan ini mendapatkan prosentase ke-
terlaksanaan pembelajaran pada siswa dari hari Tabel 8. Data Angket Karakter Tanggung
pertama hingga hari keenam adalah 75%, 85%, Jawab Uji Coba Lapangan
85%, 90%, 95%, dan 100%. Hal ini menunjuk-
Skor Awal Akhir
kan bahwa siswa sudah melaksanakan kegiatan
Tertinggi 86,67 98,3
pembelajaran sesuai dengan rencana pembel- Terendah 58,33 80
ajaran yang sudah dibuat. Selain itu persentase Rata-rata 71,61 90,46
tersebut juga menunjukkan bahwa pembelajaran Gain 0,66
menggunakan media komik sudah sesuai target
yang diharapkan. Hasil observasi karakter disiplin dan
Uji coba lapangan juga untuk mengetahui tanggung jawab siswa selama uji coba lapangan
efektivitas media komik dalam meningkatkan dapat dilihat pada tabel 9.
karakter disiplin dan tanggung jawab siswa.
Tabel 9. Data Observasi Karakter Uji Coba Lapangan
Pertemuan Ke-
No Nilai Karakter
I II III IV V VI
1 Disiplin 39,77 49,66 57,24 65,98 74,71 81,15
2 Tanggung Jawab 51,03 59,08 67,82 75,40 80,00 83,45

Penentuan ketercapaian peningkatan


karakter disiplin dan tanggung jawab pada uji
coba lapangan ini didasarkan pada tabel 7 dan
tabel 8, yaitu nilai yang dicapai oleh siswa
melalui angket yang dibagikan sebelum uji
coba penggunaan komik (awal) dan setelah uji
coba penggunaan komik (akhir). Secara des-
kriptif peningkatan ini juga dapat dilihat
melalui rata-rata skor yang dicapai oleh 29
siswa pada angket awal dan akhir, yang secara
visual tampak pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Pencapaian Karakter


Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa pada Uji
Coba Lapangan

Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015


70 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015

Ketercapaian peningkatan nilai karakter pertemuan pertama pertama sampai dengan


disiplin seperti pada tabel 7 kemudian dianalisis pertemuan keenam dapat dilihat pada gambar 2.
menggunakan teknik gain. Analisis tersebut Persentase Kemunculan Nilai
bertujuan untuk mengetahui peningkatan karak- 90
Karakter
80
ter siswa antara sebelum dan sesudah mengikuti
70
pembelajaran menggunakan media komik ber- 60
basis karakter. ES 50
Hasil analisis angket karakter disiplin A
T 40
N
siswa didapatkan gain score, <g> = 0,62. Me- ES 30
R 20
nurut Hake (1998, p. 65) peningkatan karakter E
P 10
disiplin tersebut termasuk dalam kategori 0
“Sedang”. Ketercapaian peningkatan karakter DISIPLIN
TANGGUNG
JAWAB
tanggung jawab siswa seperti pada Tabel 8,
juga dianalisis menggunakan teknik gain. Hasil PERTEMUAN I 39,77 51,03

analisis angket karakter tanggung jawab siswa PERTEMUAN II 49,66 59,08


didapatkan gain score, <g> = 0,66. Peningkatan PERTEMUAN III 57,24 67,82
karakter tanggung jawab tersebut Menurut PERTEMUAN IV 65,98 75,4
Hake (1998, p. 65), termasuk dalam kategori PERTEMUAN V 74,71 80
“Sedang”. PERTEMUAN VI 81,15 83,45
Berdasarkan hasil analisis tersebut,
pengembangan karakter disiplin dan tanggung Gambar 2. Diagram Hasil Observasi Karakter
jawab melalui media komik ini secara keselu- Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa pada Uji
ruhan dapat dikatakan “efektif”. Nilai-nilai Coba Lapangan
karakter yang disampaikan melalui tokoh-tokoh Pembahasan
dalam komik mempunyai dampak positif terha-
dap siswa yang membaca komik tersebut. Hal Pembelajaran tematik-integratif yang
ini sesuai dengan pendapat Asrori (2007, p. 54), dengan menggunakan media komik berbasis
yang mengemukakan bahwa anak dalam tahap karakter, terbukti efektif untuk meningkatkan
operasional konkrit akan lebih memahami se- karakter disiplin dan tanggung jawab. Komik
suatu hal yang tampak atau sebagaimana kenya- berfungsi sebagai media yang dapat digunakan
taan yang mereka amati. Siapa yang mereka guru dalam kegiatan belajar mengajar. Peng-
contoh dan apa yang mereka lihat dapat menja- gunaan media komik dengan benar berhasil
di dasar pembentukan karakter mereka di masa membuat pembelajaran lebih menyenangkan
depan. sehingga tercipta suasana kelas yang lebih efek-
Peningkatan karakter melalui media ko- tif dan kondusif. Hal ini disebabkan karena
mik ini juga tak lepas dari karakteristik komik aktivitas guru dalam kelas memberikan peran
yang lain, yakni kekuatan alur cerita. Komik yang nyata untuk peningkatan kualitas pembel-
yang dapat dikategorisasikan sebagai buku ce- ajaran. Kemampuan guru dalam mengggunakan
rita bergambar ini memang mampu menyam- media komik yang dikembangkan berpengaruh
paikan pesan melalui alur cerita. Pesan yang terhadap keberhasilan pembelajaran.
disampaikan oleh komikus dapat mengalir pada Berdasarkan hasil validasi dari ahli me-
diri pembaca tanpa terpengaruh apapun dia, ahli materi, dan guru SD, seluruh aspek
(McCloud, 2001, p. 195). Penggunaan buku ce- komik yang meliputi aspek anatomi komik, as-
rita bergambar terbukti efektif untuk pendidikan pek desain dan warna, aspek tampilan menye-
karakter dan keterampilan berbahasa di sekolah luruh, aspek kelayakan materi, aspek keakurat-
seperti penelitian yang dilakukan oleh Faizah an materi, aspek kemutakhiran materi, aspek
(2009, p.249) dalam artikel jurnal cakrawala kebahasaan, serta aspek karakter, memperoleh
pendidikan LPPMP UNY 2009. penilaian “Sangat baik”. Sesuai dengan kualitas
Selain menggunakan angket, pengem- media yang telah ditetapkan pada Bab III,
bangan nilai karakter disiplin dan tanggung bahwa media komik yang dikembangkan diang-
jawab siswa juga dilihat melalui teknik obser- gap layak jika seluruh aspek yang dinilai men-
vasi. Berdasarkan hasil observasi seperti tam- capai kategori minimal “Baik”. Dengan demi-
pak pada tabel 9, terdapat peningkatan karakter kian, media komik berbasis karakter untuk
yang muncul pada siswa. Secara lebih jelas, pembelajaran tematik-integratif ini telah layak
peningkatan hasil observasi karakter siswa dari dan siap untuk diuji coba lebih lanjut.
Pengembangan Media Komik Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik-Integratif .... 71
Hengkang Bara Saputro, Soeharto

Tujuan utama dikembangkannya media Berdasarkan hasil kajian akhir tersebut


komik ini adalah untuk merangsang ketertarik- dapat diperoleh informasi bahwa kualitas media
an siswa terhadap pembelajaran dan meningkat- komik yang dikembangkan telah layak diguna-
kan karakter disiplin serta tanggung jawab sis- kan dalam pembelajaran matematika kelas IV
wa. Berdasarkan hasil uji coba lapangan, dike- SD. Dengan demikian, media komik berbasis
tahui bahwa penggunaan media komik dalam karakter dapat diimplementasikan sesuai tujuan
pembelajaran memberikan pengaruh terhadap yang hendak dicapai yaitu untuk meningkatkan
peningkatan karakter displin siswa kelas IV karakter disiplin dan tanggung jawab siswa
SDN Pangen Gudang. Persentase antara skor kelas IV SD.
angket karakter sebelum dan angket sesudah
Simpulan dan Saran
diperoleh karakter disiplin siswa meningkat
18% dari semula 71,07% menjadi 89,07%. Ber- Simpulan
dasarkan analisis menggunakan gain score Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
diperoleh <g>=0,62. Menurut Hake (1998, p. bahasan tentang pengembangan media komik
65) peningkatan karakter disiplin tersebut ter- dapat disimpulkan berikut ini (1) Telah dapat
masuk dalam kategori “sedang”, artinya telah dikembangkan media komik berbasis karakter
terjadi peningkatan karakter disiplin siswa kelas untuk pembelajaran tematik-integratif dengan
IV SDN Pangen Gudang. Media komik yang tema “Makananku Sehat dan Bergizi” yang
dikembangkan dapat membantu meningkatkan layak untuk siswa kelas IV SD. Berdasarkan
karakter disiplin siswa kelas IV SDN Pangen hasil validasi dari ahli media, ahli materi, dan
Gudang dengan tingkat kenaikan yang guru SD, seluruh aspek komik yang meliputi
“sedang”. aspek anatomi komik, aspek desain dan warna,
Berdasarkan hasil uji coba lapangan juga aspek tampilan menyeluruh, aspek kelayakan
dapat diketahui bahwa penggunaan media ko- materi, aspek keakuratan materi, aspek kemu-
mik dalam pembelajaran memberikan pengaruh takhiran materi, aspek kebahasaan, serta aspek
terhadap peningkatan karakter tanggung jawab karakter, memperoleh penilaian “Sangat baik”.
siswa kelas IV SDN Pangen Gudang. Persen- Hal tersebut membuktikan bahwa produk
tase antara skor pretest dan posttest karakter pengembangan berupa media komik berbasis
tanggung jawab siswa meningkat 18,86% dari karakter valid dan layak untuk digunakan dalam
semula 71,59% menjadi 90,45%. Berdasarkan pembelajaran di kelas IV SD. (2) Media komik
analisis menggunakan gain score diperoleh <g> berbasis karakter yang dikembangkan, terbukti
= 0,66. Menurut Hake (1998: 65) peningkatan efektif meningkatkan karakter disiplin dan
karakter tanggung jawab tersebut termasuk da- tanggung jawab siswa kelas IV SDN Pangen
lam kategori “sedang”, artinya telah terjadi pe- Gudang Purworejo. Keefektifan media komik
ningkatan karakter tanggung jawab pada siswa terlihat dari data yang diperoleh melalui lembar
kelas IV SDN Pangen Gudang. Media komik angket dan lembar observasi karakter siswa.
yang dikembangkan dapat membantu mening- Hasil analisis angket karakter disiplin siswa
katkan karakter tanggung jawab siswa kelas IV didapatkan gain score, <g> = 0,62, sedangkan
SDN Pangen Gudang dengan tingkat kenaikan hasil analisis angket karakter tanggung jawab
yang “sedang”. siswa didapatkan gain score, <g> = 0,66. Hal
Selain menggunakan angket, efektivitas ini berarti terjadi peningkatan karakter dengan
penggunaan media komik terhadap peningkatan kategori “Sedang”. Selain menggunakan ang-
karakter disiplin dan tanggung jawab siswa juga ket, peningkatan karakter disiplin dan tanggung
dilihat melalui teknik observasi. Hasil observasi jawab siswa juga diamati melalui teknik obser-
seperti tampak pada tabel 9, terdapat pening- vasi yang menunjukkan persentase karakter
katan karakter yang muncul pada siswa. Ber- disiplin dan tanggung jawab mengalami pening-
dasarkan visualisasi dari gambar 2, persentase katan dari observasi pertemuan pertama sampai
karakter disiplin dan tanggung jawab meng- dengan pertemuan keenam.
alami peningkatan dari observasi awal sampai
dengan pertemuan keenam. Hasil ini sudah Saran
sejalan dengan peningkatan yang di peroleh dari Saran pemanfaatan, diseminasi, dan
hasil angket, sehingga dapat dikatakan bahwa pengembangan lebih lanjut, disarankan kepada
media komik “efektif” digunakan sebagai salah guru untuk menggunakan media komik ini
satu alat pendidikan karakter. sebagai media pembelajaran tematik-integratif

Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015


72 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 3 - Nomor 1, 2015

di kelas IV SD, sebagai variasi media pembel- Kemdikbud. (2012). Dokumen Kurikulum
ajaran ataupun sebagai bahan ajar mandiri sis- 2013. Jakarta: Kemdikbud.
wa. Media komik yang dikembangkan ini masih
Kesuma, D., Trianta, C., & Permana, J. (2012).
terbatas pada tema “Makananku Sehat dan
Pendidikan karakter: Kajian teori dan
Bergizi”. Oleh karena itu untuk pengembangan
praktik di sekolah. Bandung: PT
lebih lanjut perlu dikembangkan media komik
Remaja Rosdakarya.
pembelajaran pada tema yang lain. Dalam rang-
ka pemanfaatan secara luas, produk pengem- Maharsi, I. (2010). Komik dunia kreatif tanpa
bangan berupa media komik berbasis karakter batas. Yogyakarta: Kata Buku.
ini dapat disosialisasikan kepada pendidik dan Newby, et. al. (2000). Instructional technology
beberapa sekolah lain. for teaching and learning. Upper
Daftar Pustaka Saddle River: Pearson Education, Inc.
Azzet, A. M. (2011). Urgensi pendidikan Orey, M., McClendon, V. J., & Branch, R. M.
karakter di Indonesia. Yogyakarta: Ar- (2006). Educational media and
Ruzz Media. technology yearbook. Santa Barbara:
Libraries Unlimited.
Borg, W. & Gall, M. (1983). Educational
research: An introduction 4th edition.. Rohman, A. (2009). Memahami pendidikan dan
New York. Longman Inc. ilmu pendidikan. Yogyakarta: Laks-
Bang Mediatama.
Depdiknas. (2008). Panduan pengembangan
bahan ajar. Jakarta: Pusat Penelitian Samani, M. (2013). Konsep dan model
dan Pengembangan. pendidikan karakter. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hake, R. R. (1998). Intercative-engagement
versus traditional method: A six- Saptono. (2011). Dimensi-dimensi pendidikan
thousand-student survey of mechanics karakter. Salatiga: Esensi.
test data for introductory physics Sasongko. (2013). Panen duit dari kartun,
courses. American Association of komik, ilustrasi. Klaten: Pustaka
Physics Teachers, 66, pp.64-74. Wasilah
Humphrey, M. (2005). Living the hero’s quest: Sudjana, N., & Rivai, A. (2010). Media
Character building through action pengajaran. Bandung: Penerbit Sinar
research. London: Libraries Unlimited. Baru Algensindo.

Anda mungkin juga menyukai