Anda di halaman 1dari 2

Penapis Aktif Orde Pertama

Bryan Nuril Inzaghi(1) 17/416307/SV/14045


Department of Electrical Engineering and Informatics
Gadjah Mada University
1bryannuril99@mail.ugm.ac.id

Abstrak— Setiap alat elektronik memiliki banyak sekali electron (dual beam) yang dapat digunakan untuk mengukur
rangkaian didalamnya, salah satunya adalah Operational lebih dari dua gelombang listrik sekaligus.
Amplifier. Operational amplifier adalah sebuah rangkaian
penguat sinyal yang memiliki dua masukan dan satu keluaran.
Operational Amplifier juga memiliki Gain (penguatan) dengan
kriiterua yang berbeda. Hasil yang didapat dari keluaran
operational amplifier berbeda-beda bergantung dengan
resistansi yang dipakai.

keywords— AFG, Filter,

I. PENDAHULUAN B. AFG(Audio Frekuensi Generator)


Audio Function Generator (AFG) adalah alat ukur
Percobaan ini mengenai penapis aktif orde pertama. elektronik yang menghasilkan, atau membangkitkan
Terdapat dua eksperimen dan satu simulasi yang bertujuan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan
untuk menunjukkan cara kerja rangkaian filter aktif lolos bentuk gelombang pulsa. Function generator terdiri dari
rendah orde pertama dengan penguatan unitas dan dengan generator utama dan generator modulasi. Generator Utama
penguatan positif. Pada percobaan ini praktikan merangkai menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang
dua rangkaian filter lolos rendah orde pertama dengan segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 13
penguatan unitas dan dengan penguatan positif dan masing- MHz. Generator modulasi menghasilkan bentuk gelombang
masing dihubungkan dengan sinyal generator dan osiloskop sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01
untuk mengetahui keluaran yang dihasilkan. Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input dapat digunakan
II. TUJUAN sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi
Modulation (FM)
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui keluaran
dari operational amplifier dua masukan. Percobaan ini
menerapkan fungsi Operational Amplifier sebagai pembalik
(Inverting) don non pembalik (Non Inverting).

III. DASAR TEORI


A. CRO(Cathoda Ray Oscilooscope)
Cathoda Ray Oscilooscope (CRO) merupakan alat ukur C. Operational Amplifier
yang dapat digunakan untuk memperlihatkan bentuk
gelomban listrik, mengukur tegangan listrik dc maupun ac,
mengukur frekuensi gelombang listrik, dan mengukur beda
fase gelombang listrik. Berbeda dengan voltmeter ac yang
mengukur langsung tegangan efektif, tegangan listrik ac yang
dapat diukur langsung dengan CRO adalah tegangan puncak-
kepuncak dan tegangan maksimum. CRO tidak dapat
digunakan untuk mengukur arus listrik secara langsung.
Secara tidak langsung pengukuran arus listrik dilakukan 1. Penguat pembalik (inverting)
dengan mengukur tegangan, kemudian membaginya dengan Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan
hambatan yang ujungujungnya diukur tegangannya tadi. balik negatif untuk membalik dan menguatkan sebuah
Secara umum CRO dapat diklasifikasikan menjadi CRO satu tegangan.[3] Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran
masukan (single channel) yang dapat digunakan untuk kembali ke masukan. [3] Karena keluaran taksefase sebesar
mengukur satu gelombang listrik saja, CRO dua masukan 180°, maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi
(dual channel) yang dapat digunakan untuk mengukur dua besar masukan. [3] Ini mengurangi bati keseluruhan dari
gelombang listrik sekaligus, dan CRO dua sumber bedil penguat dan disebut dengan umpan balik negatif. [3]
Rumus Inverting:
No. Resistor Vp / div Volt/div Gain

1 1k 1,6 2

2 2k2 3,6 2

3 3k3 5,2 2

4 5k6 3 5

5 10k 3,4 5

2. Penguat Non Pembalik (Non Inverting)


Non Inverting besar penguatannya adalah tak II. Non - Inverting Op-amp Ra = 2k , Vin = 9V, f =
terhingga (∞) sehingga besarnya tegangan output hampir atau 100hz
mendekati tegangan Vcc.
Rumus penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai
berikut: atau dengan kata lain: No. Resistor Vp / div Volt/div Gain

1 1k 3,2 5

2 2k2 2,2 5

3 3k3 1,8 5

4 5k6 1,6 5

5 10k 1,3 5

VI. PEMBAHASAN
IV. METODOLOGI Op-Amp adalah rangkaian yang difungsikan sebagai
penguat sinyal listrik. Pada rangkaian Op-Amp terdapat IC
A. Alat dan Bahan: 741, Resistor catu daya. Pada rangkaian Op-amp Inverting
1. Osiloskop 1 buah dan Non-Inverting memiliki karakteristik dan kegunaan yang
2. AFG 1 buah berbeda.
3. Probe AFG 1 buah
4. Probe CRO 1 buah VII. KESIMPULAN
5. IC 741 1 buah Hasil percobaan membuktikan bahwa:
6. Resistor 5 buah - Variasi pada resistansi memengaruhi penguatan
sebuah op-amp.
B. Prosedur Percobaan: - Fungi inverting dan Non-Inverting memiliki kebalikan
1. Siapkan Alat dan Bahan nilai pada penguatannya.
2. Pasang probe pada AFG dan CRO kemudian
kalibrasi terlebih dahulu CRO dan sesuaikan REFERENSI
frekuensi pada AFG
3. Rangkai komponen seperti skema rangkaian pada [1] "HyperPhysics - Operational Amplifier" (dalam bahasa Inggris).
modul praktikum Department of Physics and Astronomy, Georgia State University.
4. Pasang probe AFG dan CRO sesuai petunjuk pada Diakses tanggal 2019-03-02.
[2] Carter, Bruce; Brown, Thomas. "Handbook of Operational Amplifier
modul praktikum. Applications"
5. Catat nilai volt/div dan time/div serta hitung tinggi [3] Malmstadt, Howard; Enke, Enke; Crouch, Stanley (1981). Electronics
dan panjang gelombang and Instrumentation for Scientists (dalam bahasa Inggris). The
6. Variasikan resistor yang tersedia Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. hlm. 118.

V. HASIL DATA
I. Inverting Op-amp Ra = 2k , Vin = 9V , f = 100hz

Anda mungkin juga menyukai