Anda di halaman 1dari 5

JOURNAL OF

ISLAMIC NURSING

PENGARUH TEKNIK STERIL TERAPI CAIRAN INTRAVENA TERHADAP


KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG PERAWATAN RSUD SINJAI

Wulan Anggraini Aziz1, Muhammad Anwar Hafid2, Misbahuddin Alip3


1, 2,3
Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Email: 2 anwar.hafid@uin-alauddin.ac.id

ABSTRAK
Tujuan pemberian infus intravena yaitu menyediakan air elektrolit untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari, mengganti air dan memperbaiki kekurangan elektrolit serta menyediakan suatu mdium untuk
pemberian obat secara IV, tindakan pemasangan infud bia menimbulkan beberapa resiko jika tidak
dilakukan secara benar yaitu phlebitis. Tujauan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh teknik steril
terapi cairan intravena terhadap kejadian phlebitis di ruang perawatan RSUD Sinjai. Desain penelitian
yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan equivalent control group design, dimana teknik steril
terapi cairan intravena sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilaksankandi ruang perawatan RSUD
SIjai. Populasi pada penelitian ini adlah semua pasien yang mndapatkan terapi cairan intravna dan
semua perawat di ruangan perawatn II dan III RUD SIjai dngan jumlah 4614 Responden, sedangkan
jumlah sampel sebanyak 30 responden yaitu 15 responden untuk kelompok eksperimen dan 15 responden
untuk kelompok control yang diperoleh dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Hasil
Analisis menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen dengan menggunakan teknik steril terapi cairan
intravena terdapat 12 (40%) responden yang tidak mengalami phlebitis dan 3 (10%) responden yang
mengalami phlebitis. Sedangkan pada kelompok control tanpa menggunakan teknik steril terapi cairan
intravena terdapat 0 (0,0%) responden yang tidak mngalami phlebitis dan 15 (15%) responden yang
mengalami phlebitis. Berdasarkan hasi uji statistic chi square dengan Yates Correction diperoleh X2
hitung = 16,806 > X2 tabel = 3,841. Hal tersebut memperlihatkan bahwa ada pegaruh teknik steril terapi
cairan intravena terhadap kejadian phlebitis

Kata Kunci : Teknik Steril, Phlebitis, Intravena

1. PENDAHULUAN
Untuk data primer tentang Phlebitis di kejadian phlebitis masih tinggi walaupun
Makassar tidak ditemukan, karena kejadian tidak ada persentase angka kejadian
phlebitis ini tidak pernah di phlebitis.
dokumentasikan. Berdasarkan hasil Menurut hasil karya ilmiah Sitti Rahma
observasi dan wawancara penelitian dengan (2005), berdasarkan observasi selama
petugas di ruang perawatan di setiap RS di praktik profesi keperawatan Medikal Bedah
Makassar didapatkan data, bahwa angka dari bulan Maret 2004 sampai bulan Juli

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 36


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

2004 di beberapa RS, antara lain RS Perjan Desain penelitian yang digunakan peneliti
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassara dan adalah Quasi Eksperimen dengan equivalent
BPRSUD Labuang Baji Makassar control group design untuk mengetahui
khususnya di Ruang Perawatan Interna, dari pengaruh dari kejadian phlebitis yang
10 pasien yang dilakukan pemasangan infus, melibatkan kelompok eksperimen yang akan
setelah 72 jam rata-rata 2 – 3 responden diberikan teknik steril, kemudian
diantaranya mengalami phlebitis. membandingkannya dengan kelompok
Sedangkan menurut hasil laporan kontrol yang tidak diberikan teknik steril.
rekapitulasi surveylans RSUD Sinjai dari Kemudian membandingkan hasil post-test
tahun 2008 jumlah pasien yang mendapat dari kedua kelompok tersebut.
terapi cairan intravena adalah 3.442 pasien Penelitian akan dilaksanakan di RSUD
dan yang mengalami phlebitis berjumlah Sinjai, karena lokasi tersebut mudah
314 pasien (9,1%), dan pada tahun 2009 dijangkau oleh peneliti dan di tempat
jumlah pasien yang mendapat terapi cairan tersebut banyak didapatkan kejadian
intravena adalah 3.389 pasien dan yang phlebitis walaupun yang didokumentasikan
mengalami phlebitis sebanyak 399 pasien hanya sebagian kecil
(11,8%). Data tersebut merupakan data yang
pada saat kejadian di dokumentasikan oleh 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
perawat. Akan tetapi masih banyak kejadian Pengaruh Tekhnik Steril Terapi Cairan
phlebitis yang tidak di dokumentasikan oleh Intravena Terhadap Kejadian Phlebitis Pada
perawat dengan alasan kesibukan. Kejadian Kelompok Eksperimen.
phlebitis tersebut bisa terjadi karena Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok
tindakan pemasangan infus tanpa eksperimen diperoleh hasil 12 (40%)
menggunakan teknik steril yang tepat, responden yang tidak mengalami kejadian
keterampilan perawat tentang pemasangan phlebitis. Menurut asumsi peneliti hal
infus, jenis cairan dan jenis obat injeksi yang tersebut dapat terjadi karena penerapan
diberikan kepada klien selama dalam tekhnik steril terapi cairan intravena dapat
perawatan. Dimana hal tersebut bisa terlaksana dengan baik. Hal ini didukung
mengurangi rasa nyaman klien selama oleh teori menurut WHO (di kutip dari Esty
dalam proses perawatan. Wahyuningsih, 2005 ; 47) yang menyatakan
Kejadian phlebitis tersebut dapat dicegah bahwa tekhnik steril merupakan cara untuk
dengan menggunakan teknik steril yang menghentikan mikroorganisme ke dalam
tepat pada saat pemasangan infus. Selain itu, tubuh dan mencegah penyebaran infeksi.
keterampilan perawat yang harus lebih Ukuran besar kecilnya abocath bisa
ditingkatkan, dan yang harus diperhatikan menyebabkan phlebitis apabila tidak sesuai
adalah jenis cairan serta jenis obat injeksi dengan ukuran vena.
yang diberikan kepada klien. Di mana hal ini Sedangkan pada kelompok eksperimen yang
bisa meningkatkan rasa nyaman klien diperoleh hasil 3 (10%) responden yang
selama dalam perawatan di rumah sakit. mengalami phlebitis. Menurut asumsi
peneliti hal tersebut bisa diakibatkan oleh
2. METODE faktor lain diantaranya keterampilan perawat
tentang pemasangan infus terutama untuk

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 37


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

pemilihan akses vena yang akan digunakan jenis kanula yang sesuai serta mahir dalam
untuk pemasangan infus. Pada kelompok teknik penusukan vena.
eksperimen rata-rata menggunakan vena Pengaruh Tekhnik Steril Terapi Cairan
metacarpal dan vena basilica, akan tetapi Intravena Terhadap Kejadian Phlebitis Pada
ada beberapa yang menggunakan vena Kelompok Kontrol.
sefalika yang berada pada area pergelangan Pada kelompok kontrol diperoleh hasil 15
tangan atau area fleksi. Vena metacarpal dan (50,0%) responden yang mengalami
vena basilica sangat baik untuk pemasangan phlebitis. Menurut asumsi peneliti hal ini
infus, sedangkan vena sefalika kurang baik dapat terjadi karena tidak sterilnya tekhnik
karena berada pergelangan tangan atau area pemasangan infus, diantaranya perawat
fleksi sehingga sering mengalami tidak mencuci tangan sebelum pemasangan
penyumbatan yang akhirnya bisa infus, tidak memakai handscun steril, tidak
menyebabkan kejadian phlebitis. Hal memfiksasi tempat pemasangan infus
tersebur didukung oleh teori menurut M. dengan kasa steril, perawat sering
Weinstein (2001 ; 42), menyatakan bahwa menggunakan abocath berulang kali pada
pemilihan vena pertama yang baik untuk saat penusukan vena dan terkadang perawat
penusukan jarum dan kateter intravena memberi injeksi pada pasien tanpa
adalah vena metacarpal dorsalis (punggung melakukan desinfeksi pada tempat injeksi
tangan) dan sisi penggantinya adalah vena dengan kapas alkohol. Hal ini didukung oleh
kubiti mediana distalis atau vena basilica. teori menurut WHO (di kutip dari Esty
Selain itu, menurut La Rocca dan Otto (1998 Wahyuningsih, 2005 ; 47) yang menyatakan
; 21), menyatakan bahwa memilih tempat bahwa teknik steril merupakan cara untuk
vena pada kedua lengan dan tangan dengan menghentikan mikroorganisme ke dalam
hati-hati adalah penting untuk prosedur yang tubuh dan mencegah penyebaran infeksi.
berhasil, dengan memilih vena-vena distal Hal tersebut didukung oleh teori yang
terlebih dahulu menggunakan lengan pasien dikemukakan oleh H. Aziz Alimul Hidayat
yang tidak dominan, memilih vena diatas (2005: 76 – 79) tentang prosedur
area fleksi, memilih vena yang besar untuk pemasangan infus yang terdiri dari :
memungkinkan aliran darah yang adekuat, mencuci tangan, menghubungkan cairan
palpasi vena untuk memunkinkan dengan infus set dengan memasukan ke
kondisinya (vena lunak dan tidak bagian kateter atau akses selang botol infus,
tersumbat). mengisi cairan ke dalam set infus dengan
Pernyataan tersebut di dukung oleh teori menekan ruang tetesan hingga terisi
menurut Brunner and Suddarth (2000 ; 283), sebagian dan buka klem selang hingga
menyatakan bahwa keterampilan perawat cairan memenuhi selang dan udara keluar,
tentang pemasangan infus merupakan meletakan pengalas di bawah tempat (vena)
kemampuan untuk mendapatkan akses yang akan dilakukakan penginfusan,
system vena guna memberikan cairan dan melakukan pembendungan dengan tourniket
obat intravena yang di harapkan dalam di atas tempat penusukan, menggunakan
berbagai lingkungan, tanggung jawab ini sarung tangan steril, mendesinfeksi daerah
termasuk memilih tempat fungsi vena dan yang akan ditusuk dengan kapas alkohol,
melakukan penusukan pada vena dengan

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 38


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

meletakan ibu jari di bagian bawah vena dan


posisi jarum mengarah ke atas, 69. Kemudian makanlah dari tiap-tiap
memperhatikan keluarnya darah melalui (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
jarum maka tarik bagian dalam jarum sambil Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
meneruskan tusukan kedalam vena, setelah Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu)
jarum infus bagian dalam yang bermacam-macam warnanya, di
dilepas/dikeluarkan, lalu disambungkan dalamnya terdapat obat yang
dengan selang infus, membuka pengatur menyembuhkan bagi manusia.
tetesan dan mengatur kecepatan sesuai Sesungguhnya pada yang demikian itu
dengan dosis yang diberikan, melakukan benar-benar terdapat tanda (kebesaran
fiksasi dengan kasa steril, menuliskan waktu Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
dan tanggal pemasangan infus serta catat Dan dalam Al-Quran surah Asy-
ukuran jarum, melepaskan sarung tangan syu’araa (26 :80)
dan mencuci tangan, mencatat jenis cairan , 80. Dan apabila aku sakit, Dialah yang
letak infus, kecepatan aliran, ukuran dan tipe menyembuhkan Aku
jarum infus.
Dari hasil pembahasan di atas, diperoleh 4. KESIMPULAN
hasil uji statistik dengan menggunakan Chi- Dari hasil penelitian tentang pengaruh
Square dengan Yates Correction diperoleh tekhnik steril terapi cairan intravena
X2 hitung = 16,806 > X2 tabel = 3,841. Hal terhadap kejadian phlebitis yang dilakukan
tersebut memperlihatkan bahwa ada pada 30 responden diruang perawatan II
pengaruh tekhnik steril terapi cairan sebagai kelompok kontrol dan ruang
intravena terhadap kejadian phlebitis di perawatan III sebagai kelompok
ruang perawatan RSUD Sinjai Kab. Sinjai. eksprerimen di Rumah Sakit Umum Sinjai
Menurut asumsi peneliti, dengan adanya Kab. Sinjai
pemberian tekhnik steril terapi cairan secara statistik dengan menggunakan Chi-
intravena kejadian phlebitis dapat dicegah Square diperoleh X2 hitung = 16,806 > X2
atau di kurangi, sehingga pasien dapat tabel = 3,841, maka dapat disimpulkan
merasa nyaman selama berada dalam bahwa ada pengaruh teknik steril terapi
perawatan di rumah sakit. Dengan cairan intravena terhadap kejadian Phlebitis
berkurangnya kejadian phlebitis akan diruang perawatan di Rumah Sakit Umum
memberikan keringanan dan kenyamanan Daerah Sinjai Kab. Sinjai
pada pasien dengan kemungkinan
berkurangnya lama hari rawat, berkurangnya 5. REFERENSI
penderitaan karena rasa sakit dan Alimul A, 2003. Riset Keperawatan dan
berkurangnya biaya perawatan. Teknik Penulisan Ilmiah. Medika Salemba,
Dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat Jakarta.
(16:69) menjelaskan tentang tanda-tanda
kebesaran Allah yang diberikan untuk Alimul Aziz dan Musrifatul Uliyah. 2005.
kesembuhan manusia bagi orang-orang yang Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
menempuh jalan yang telah dimudahkan Manusia. EGC, Jakarta.
oleh Allah SWT.

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 39


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

Alimul Aziz. 2006. Pencegahan Infeksi dan Samsuridjal. 2005. Nutrisi Parenteral;
Praktik Yang Aman. EGC, Jakarta. www.kompas.com

Arief, Mohammad. 2005. Ilmu Meracik Scaffer, Garzon dkk. 2000. Pencegahan
Obat - Teori dan Praktik, Cetakan XII. Infeksi dan Praktik Yang Aman. EGC,
Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta. Jakarta

Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Sjamsuhidajat R dan Wim de Jong. 1997.
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC,
Volume 1. EGC, Jakarta. Jakarta.

Dahlan , Abdullah. 1985. Hadist Arba’in Sugiono. 2001. Metode Penelitian


Annawawiah. PT.Alma’arif, Bandung. Administrasi. Alfa Beta, Bandung.

Gould Dinah dan Brooker Christine. 2003. Wahyudhy Utama Harry. 2006. Infeksi
Mikrobiologi Terapan untuk Perawat. EGC, Nosokomial; file:///C:/Document%20
Jakarta. setting/MOZ_04/My %20 Docum…..

ISFI. 2004. ISO Indonesia. Volume 39. PT Wahyuningsih Esty dan Nike Bhudi Subekti.
AKA, Jakarta. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. WHO.
EGC, Jakarta.
La Rocca Jc dan Otto SE. 1998. Terapi
Intravena - Edisi 2. EGC, Jakarta. Wartonah Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3.
Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Salemba Medika, Jakarta.
Kesehatan - Edisi Revisi. Rineka Cipta,
Jakarta Weinstein Sharon M. 2001. Buku Saku
Keperawatan Terapi Intravena. Edisi 2.
Prince dan Willson. 2000. Patofisiologi - EGC, Jakarta.
Volume 1. EGC, Jakarta.
Zulbahagia. 2007. Higiene : Infeksi
Profil RSU Sinjai, 2009. Nosokomial; file:///C:/Documents%20
settings/MOZ_04/My %20
PT. Otsuka Indonesia. 2004. Dasar Terapi Documents.giyarti @ litbang.depkes.go.id.
Cairan dan Nutrisi. PT. Otsuka Indonesia, ..........Pemberian Cairan Intravena.
Jakarta. http://www.sehatgroup.web.id/artikel/1433.a
sp? FNM = 1433
Robbins Stanley dan Kumar Vinay. 1995.
Buku Ajar Patologi I ; Radang dan Maksum, Ali. 1978. Al – Quraan dan
Pemulihan. Edisi 4. EGC, Jakarta. Terjemahannya. Jakarta : Depag. Agama

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 40

Anda mungkin juga menyukai