Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN STRATEGI

TEKNOLOGI INFORMASI

Pendahuluan

Setiap perusahaan pasti menginginkan untuk maju dan mampu bersaing dalam dunia
bisnis. Untuk mewujudkan semua itu, tentunya diperlukan sebuah strategi agar visi dan misi
perusahaan tersebut berjalan dengan baik. Tentunya agar strategi berhasil, diperlukan sebuah
rencana yang matang serta penuh dengan pertimbangan dari berbagai banyak faktor. Karena
sebuah perencanaan dan strategi yang baik maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir
yang akan di dapatkan nantinya.

Di era yang sudah sangat modern ini tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan
dunia bisnis tentu sangat erat kaitannya dengan teknologi. Keberadaan teknologi ini akan sangat
membantu dalam beberapa hal, baik itu dari segi strategi maupun perencanaannya. Strategi IT
tentu akan sangat membantu dalam mendukung pengembangan suatu bisnis. Karena tidak bisa
dipungkiri bahwa keceradaan teknologi saat ini tak hanya menjadi sebuah fenomena saja, namun
juga bisa dijadikan sebagai sebuah peluang untuk memajukan bisnis serta kemajuan sebuah
perusahaan.

Menggunakan Strategi IT tentu merupakan sebuah keputusan yang sangat penting. Saat
ini tulang punggung bisnis perusahaan adalah IT. Perkembangan dan perubahan semakin cepat
terjadi. Hal tersebut mendorong kebutuhan penerapan strategi IT yang terbaik sesuai kebutuhan
dan target bisnis yang akan dicapai. Dan juga mengingat teknologi saat ini tak mampu
dipisahkan dari kehidupan sehari–hari, sehingga secara tidak langsung akan menjadi keuntungan
tersendiri bagi suatu perusahaan sebagai pelaku utama dalam dunia bisnis dengan menggunakan
strategi IT yang dapat beradaptasi dengan perubahan.
A. Beberapa Pertimbangan Sebelum Menggunakan Strategi IT

Melihat perkembangan jaman yang sudah semakin modern dan maju, keputusan menjadikan
Strategi IT sebagai bagian dari upaya untuk memajukan perusahaan tentu merupakan keputusan
yang sangat baik. Namun sebelum memutuskan untuk menggunakan Strategi IT, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. Selaras Dengan Bisnis

Meskipun teknologi bisa menjadi salah satu faktor pendukung kemajuan perusahaan, tentu kita
harus tetap mempertimbangkan apakah Strategi IT tersebut memang sudah sesuai dengan
perusahaan. Hal ini meliputi pertimbangan mengenai faktor apa sajakah yang bisa diberikan
oleh Strategi IT ini memang benar – benar mampu memberikan kontribusi yang bisa membantu
memajukan perusahaan atau tidak. Sehingga sebelum anda menggunakan strategi ini, ada
baiknya melakukan analisa apakah metode atau strategi yang akan anda pilih ini sudah sesuai
dan sejalan dengan perusahaan.

2. Sesuai Dengan Kebutuhan

Dalam hal ini, pertimbangan yang perlu dilakukan adalah dari segi fungsional atau
kebutuhannya. Yang dalam artian, apakah Strategi IT yang akan digunakan memang diperlukan
oleh perusahaan dan bisnis yang dijalankan atau tidak. Hal ini tentunya berkaitan dengan
berbagai faktor seperti bermanfaat bagi manajemennya serta mampu membantu dan mendukung
sumber daya manusia dalam perusahaan tersebut atau tidak.

B. Strategi Bisnis

Strategi sangat penting bagi perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan pasar. Strategi itu
sendiri merupakan arahan dan ruang lingkup dari perusahaan dalam jangka panjang yang akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan melalui penggunaan sumber daya yang ada dalam
lingkungan yang mendukung untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi harapan dari para
stakeholder.
1. Aspek Strategi Bisnis
a) arahan (direction) yang menunjukkan kemana tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dalam jangka panjang,
b) keuntungan kompetitif (competitive advantage) yang menunjukkan bagaimana perusahaan
akan dapat melakukan kegiatannya dengan lebih baik dari para kompetitornya yang berada
dalam pasar yang sama,
c) sumber daya (resource) yang menunjukkan sumber daya apa saja yang ada dan dibutuhkan
untuk dapat bersaing,
d) lingkungan (environment) yang menunjukkan keadaan eksternal perusahaan yang dapat
mempengaruhi kemampuan untuk dapat bersaing,
e) nilai dan ekspektasi yang dimiliki oleh orang – orang yang berada di lingkungan bisnis
(stakeholder).

Strategi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan akan membedakannya dengan perusahaan –
perusahaan lain. Esensi dari sebuah strategi adalah memilih untuk melakukan aktifitas yang
berbeda atau melakukan aktifitas yang sama dengan cara yang berbeda dan memberikan posisi
strategis yang lebih baik dari pada para pesaing. Perusahaan dapat memberikan performa yang
lebih baik dari para pesaing hanya jika perusahaan dapat menentukan perbedaan yang
dimilikinya dan mempertahankannya. Perbedaan tersebut harus dapat memberikan nilai yang
lebih baik bagi para konsumen atau menciptakan nilai yang hampir sama tetapi dengan biaya
yang lebih murah atau bahkan keduannya.

Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan, pertama proses bisnis perlu dilakukan modifikasi
agar sesuai dengan IT yang digunakan, atau kedua melakukan penyesuaian atau kustomisasi
terhadap IT. Jika yang pertama yang dipilih, tentunya hal ini akan sangat berpengaruh pada
strategi bisnis yang telah ditetapkan. Perubahan proses bisnis yang dijalankan dapat
menyebabkan perubahan strategi bisnis, dan dapat mengakibatkan tidak tercapainya aspek
arahan dari strategi itu sendiri. Tentunya hal yang paling logis untuk dilakukan oleh sebuah
perusahaan adalah untuk melakukan penyesuaian atau penyelarasan dalam konteks ini terhadap
penggunaan IT agar sesuai dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan.
2. Model Bisnis

Model bisnis adalah suatu metode dalam melakukan bisnis agar perusahaan dapat menghasilkan
pendapatan untuk mempertahankan keberadaan perusahaannya. Model bisnis disusun
bedarsarkan komponen-komponen model bisnis itu sendiri. Komponen model bisnis menurut
Alexander Ostenwalderdan Yves Pigneur, dibagi menjadi 9 komponen, yaitu :

a. Customer segment. Dalam menjalankan roda bisnis, pertama sebuah perusahaan harus
menetapkan siapa yang harus dilayani(pelanggan). Perusahaan dapat menentukan akan
melayani satu atau bahkan lebih segmen.
b. Value Proposition. Adalah manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada segmen pasar yang
dilayani.
c. Channels. Merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan Value Proposition
kepada Customer Segment yang dilayani.
d. Revenue Stream. Merupakan komponen vital. Umumnya perusahaan memperoleh
pendapatan dari pelanggan. Namun banyak perusahaan bisa membuka aliran masuk
pendapatan bukan dari kantong pelanggan saja.
e. Customer Relationship. Cara perusahaan menjalin ikatan atau hubungan dengan
pelanggannya.
f. Key Activities. Merupakan kegiatan utama perusahaan untuk dapat menciptakan proposi
nilai. Proposisi nilai adalah nilai yang dapat dirasakan dari produk yang perusahaan berikan
sebagai solusi untuk masalah konsumen atau kebutuhan konsumen.
g. Key Resources. Sumber daya milik perusahaan yang digunakan untuk mewujudkan proposal
nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi, peralatan, merek.
h. Key Partnership. Sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk mewujudkan
proposo nilai. Key partnership dapat berwujud join atau aliansi strategi.
i. Cost structure. Adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan perushaan mewujudkan
proposi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien adalah kunci
besarnya laba sebuah perusahaan.

Perusahaan sangat penting memiliki model bisnis sebab bila sebuah perusahaan tidak memiliki
atau tidak memikirkan model bisnis maka perusahaan itu akan bingung menjalankan roda
bisnisnya sendiri. Mereka tidak dapat menentukan cara-cara untuk menjual produk mereka,
mereka akan bingung menentukan target pasar mereka, dan mereka akan sangat kesulitan untuk
mempertahankan keberadaan bisnis dan perusahaan mereka sendiri. Tanpa model bisnis, investor
dan pemilik tidak akan memiliki gagasan yang jelas tentang cara terbaik untuk mengembangkan
bisnis mereka. Lalu dengan adanya teknologi informasi, model bisnis akan memiliki beberapa
pengaruh diantaranya:

a. Daya Pemasok. Pengaruh TI pada kekuatan daya pemasok yaitu, info yang di dapat lebih
akurat dikarenakan langsung terhubung dengan database pemasok, sehingga waktu yang
diperlukan relatif lebih cepat daripada proses manual.
b. Kekuatan Pembeli. Bertambahnya jumlah pembeli dikarenakan publikasi-publikasi di
media elektronik. Dan pembeli dengan mudah dapat memperoleh informasi dari suatu
produk, sehingga dapat membandingkan dengan produk lainya. Bagi para pembeli dengan
perkembangan TI memungkinkan banyaknya pilihan barang/jasa yang dibeli, dan semakin
terbukanya transparansi suatu produk.
c. Rivalitas Kompetitif. Pengaruh TI pada Rivalitas Kompetitif terdapat 2 kemungkinan.
1) Terjadinya Persaingan yang semakin ketat. Hal ini dapat terjadi karena mudahnya
informasi yang diperoleh, sehingga memungkinkan pesaing menemukan celah
kekurangan dan dapat menghasilkan produk yang dapat lebih bersaing di pasar.
2) Terjadinya Partnership Business. Karena persaingan semakin ketat, maka untuk
menghindari kerugian dan mengoptimalkan keuntungan dilakukan partnership agar antar
perusahaan pesaing tersebut dapat mempertahankan eksistensi perusahaannya dan
merebut segmen pasar yang lebih besar.
d. Ancaman Substitusi. Dengan perkembangan TI dapat mengakibatkan pergantian suatu
produk ke produk yang lain dengan tempo yang lebih cepat. Sehingga produsen dituntut lebih
kreatif, kompetitif dan inovatif untuk mempertahankan eksistensi produknya pada segmen
pasar. Bagi pembeli juga dituntut lebih bijak dalam membeli suatu produk.
e. Ancaman Pendatang Baru. Terbukanya pasar yang lebar maka memungkinkan datangnya
pesaing yang lebih banyak. Karena dengan menggunakan TI besarnya biaya investasi dapat
ditekan.

Di dalam Model bisnis terdapat pula bentuk-bentuk model untuk E-Business. Ada delapan tipe
Model E-Business utama yang dapat dipilih perusahaan., yaitu :
a. Direct to Customer. Melakukan penjualan melalui hubungan yang terjalin secara langsung
antara perusahaan dengan pelanggannya.
Contoh: online shop yang ditangani langsung oleh pemiliknya sehingga konsumen dapat
berhubungan langsung saat proses jual beli berlangsung.
b. Full-Service Provider. Menyediakan berbagai fasilitas dan jasa yang dibutuhkan oleh
perusahaan lain maupun customer dalam menjalankan operasi bisnisnya.
Contoh : Pada bank menyediakan fasilitas atm untuk pembayaran maupun pengiriman. Dan
bank juga menyediakan layanan mobile banking untuk memudahkan transaksi dan berbagai
fasilitas jasa lainnya.
c. Whole of Enterprise, menawarkan fasilitas satu pintu (single point of contact) kepada
pelanggan yang membutuhkan pelayanan tertentu yang melibatkan banyak pihak
(perusahaan).
Contoh : mobile banking memungkinkan kita untuk melakukan berbagai macam transaksi
seperti membayar tagihan, mentransfer uang , cek saldo dll.
d. Intermediaries, menjadi perantara dari berbagai jenis keperluan (berdasarkan data,
informasi, segmen industri, komunitas, dll).
Contoh : amazon.com mereka menyediakan berbagai jenis barang dan jasa dari bebagai
produsen dan penyedia jasa untuk mempermudah konsumen dalam mencari suatu barang /
jasa yang mereka butuhkan, jadi amazon hanya bertindak sebagai pihak ketiga atau sebagai
perantara.
e. Shared Infrastructure, menawarkan penyewaan terhadap berbagai insfrastuktur teknologi
informasi, meliputi database, aplikasi, perangkat keras, dan jaringan.
Contoh : antivirus (avast), mendapatkan fasilitas trial dalam jangka waktu 1bln, jika kita
ingin tetap menggunakan layanan tersebut maka kita harus membayar sejumlah harga yang
ditentukan jika tidak aplikasi tersebut tidak akan berjalan.
f. Virtual Community, memanfaatkan komunitas yang ada di dunia maya untuk berbagai
keperluan seperti penawaran berbagai produk dan jasa digital.
Contoh : Kaskus, dalam kaskus terdapat forum jual beli, yang menyediakan lapak penjualan
dan pembelian barang maupun jasa.
g. Value Net Integrator, mengintegrasikan berbagai entiti atau sumber daya yang ada di
internet agar produk-produk atau jasa-jasa baru yang belum pernah ada sebelumnya dapat
ditawarkan kepada pasar dan calon pelanggan.
Contoh : para produsen memasang iklan di berbagai sosial media dan berbagai website guna
mempromosikan produk barunya.
h. Content Provider, menawarkan pelayanan pembentukan dan distribusi data, informasi,
knowledge (content) yang bernilai tinggi kepada pelanggan.
Contoh : Wikipedia , website tersebut menyediakan segala informasi maupun pembentukan
informasi.

3. Manfaat Analisis SWOT

Metode analisis SWOT merupakan metode analisis yang paling dasar dalam melakukan analisis
strategi, yang bermanfaat untuk mengetahui suatu permasalahan ataupun suatu topik dari 4
empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisis ini biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi
untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan suatu perusahaan tau
organisasi dari segi peluang yang ada, dengan mengurangi kekurangan yang dimiliki dan juga
menghindari berbagai ancaman yang terjadi.

Jika digunakan dengan baik dan benar, maka analisis ini akan dapat digunakan untuk membantu
melihat sisi-sisi yang terabaikankan atau tidak terlihat dari sebuah perusahaan. Analisis SWOT
adalah instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi dalam manajemen
perusahaan atau organisasi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan
atau kekurangan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak
dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

C. Peranan Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005), peran strategis sistem informasi dalam organisasi adalah memperbaiki
efisiensi operasi, meningkatkan inovasi organisasi dan membangun sumber daya informasi yang
strategis. Ketiga peran strategis ini dapat mendukung organisasi dalam meningkatkan
keunggulan kompetitif dalam bersaing. Dalam sebuah organisasi non-profit, peran strategis yang
dimaksud adalah meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan dan meningkatkan kinerja
dalam melakukan aktivitas pelayanan.

Sistem informasi yang diaplikasikan oleh perusahaan untuk menunjang strateginya dapat pula
digunakan untuk melihat kecenderungan tren bisnis di masa depan. Dengan adanya sistem
informasi, maka perusahaan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi
dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang karena adanya perubahan orientasi bisnis.
Disamping itu, sistem informasi yang unggul akan menciptakan barriers to entry pada
kompetitor karena adanya kerumitan teknologi untuk memasuki persaingan pasar.
Dari sisi internal perusahaan, penggunaan sistem informasi bukan saja akan meningkatkan
kualitas serta kecepatan informasi yang dihasilkan bagi manajemen, tetapi juga dapat
menciptakan suatu sistem informasi manajemen yang mampu meningkatkan integrasi di bidang
informasi dan operasi diantara berbagai pihak yang ada di perusahaan. Sistem ini dapat berjalan
dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi, sumberdaya yang
berkualitas, dan yang paling penting adalah komitmen perusahaan. Sistem informasi secara
umum memiliki beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikut.

1. Minimize Risk
Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya
resiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada
diuar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi resiko-
resiko yang kerap diahadapi oleh bisnis, seperti forecasting, financial advisory, planning expert,
dan lain-lain. Selain itu, kehadiran teknologi informasi merupakan sarana bagi manajemen dalam
mengelola resiko yang dihadapi.

2. Reduce Cost
Peran teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya
operasional perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Terdapat empat
cara untuk mengurangi biaya operasional melalui penerapan sistem informasi, yakni eliminasi
proses yang dirasa tidak perlu, simplifikasi proses, integrasi proses sehingga lebih cepat dan
praktis, serta otomatisasi proses.

3. Added Value
Teknologi informasi dapat menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Penciptaan value ini
tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi juga untuk menciptakan loyalitas pelanggan
dalam jangka panjang.

4. Create New Realities


Pesatnya teknologi internet menghasilkan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan di dunia
maya. Hal ini ditunjukkan dengan maraknya penggunaan e-commerce, e-loyalty, e-customer, dan
lain-lain dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.

Dengan semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka
menuntut manajemen untuk menghasilkan sistem informasi yang layak dan mendukung kegiatan
bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen sistem informasi.
Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya perencanaan strategis sistem informasi.
Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, peningkatan perencanaan strategis sistem informasi
menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen sistem informasi.

Perencanaan strategis sistem informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target
terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen, serta
memaksimalkan hasil investasi dari teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang baik akan
membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk merealisasikan rencana
bisnisnya. Dengan demikian, penerapan teknologi informasi untuk menentukan strategi
perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif dalam untuk meningkatkan performa
bisnis. Strategi sistem informasi dipengaruhi oleh strategi-strategi lain yang diterapkan
perusahaan dan selalu memiliki konsekuensi. Empat komponen infrastruktur sistem informasi
menjadi kunci strategi sistem informasi.

5. Enterprise Architecture
Enterprise Architecture merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menghubungkan antara
strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dengan sistem informasi yang digunakan.
Enterprise Architecture merupakan proses untuk mendefinisikan arsitektur untuk penggunaan
informasi dalam mendukung kegiatan bisnis.

Enterprise Architecture adalah model utuh dari sebuah perusahaan; perencanaan yang dibuat
untuk menghubungkan aspek bisnis seperti tujuan, visi, misi, strategi, dan tata kelola, aspek
operasi dalam bisnis seperti struktur organisasi, proses, dan data, aspek otomatisasi seperti sistem
aplikasi dan basis data dan infrastruktur teknologi yang digunakan seperti komputer, sistem
operasi dan jaringan. Pembuatan EA ditujukan untuk membuat perencanaan jangka panjang dari
implementasi TI dalam perusahaan.

Ada banyak kerangka kerja untuk membuat EA secara komprehensif. Contohnya adalah
Zachmann Framework, The Open Group Architecture Framework (TOGAF), Meta Architecture
Framework. Kerangka kerja ini memiliki kesamaan dalam sudut pandang apa yang harus
ditangkap dan dianalisa dalam mengembangkan EA. Kerangka kerja EA harus mendukung
integrasi antar arsitektur bisnis, arsitektur sistem, dan arsitektur teknologi dengan tetap
memberikan dukungan terhadap tujuan strategis dari perusahaan.

Sebuah model Enterprise Architecture akan terdiri dari komponen – komponen :


a. Strategic direction. Komponen ini menciptakan visi, arahan, tujuan dan strategi bagi
perusahaan yang akan memberikan panduan dalam pengembangan arsitektur.
b. Business Architecture. Komponen ini mendeskripsikan lingkungan bisnis pada saat ini (as –
is) dan lingkungan bisnis di masa yang akan datang (to – be). Komponen ini berfokus pada
operasi dan proses yang dilakukan oleh perusahaan.
c. System Architecture. Komponen ini mendefinisikan aplikasi seperti apa yang sesuai bagi
perusahaan dan mendeskripsikan aplikasi tersebut sebagai kelompok yang mengatur
informasi dan mendukung proses bisnis seperti yang telah di definisikan dalam business
architecture.
d. Technology Architecture. Komponen ini mengidentifikasi teknologi dan platform yang
akan digunakan, serta distribusi dari data dan aplikasi.

Komponen strategic direction dan business architecture merupakan manifestasi dari strategi
bisnis yang ditetapkan oleh perusahaan. Komponen system architecture dan technology
architecture akan mendefinisikan peranan teknologi informasi dalam perusahaan sesuai dengan
strategi bisnis yang telah ditetapkan pada bisnis architecture.

6. Keuntungan selarasnya IT dengan strategi bisnis


Penggunaan IT harus memperhatikan kepentingan – kepentingan perusahaan secara luas, seperti
memenuhi kebutuhan para stake holder, mencari strategi – strategi baru, menyelaraskan sumber
daya IT dengan kebutuhan bisnis, atau mengurangi duplikasi yang terjadi pada sistem, proses
ataupun data. Penggunaan IT yang berjalan sesuia dengan strategi bisnis yang ditetapkan antara
lain :
a. Efisiensi operasional. Keselarasan IT dan bisnis strategi akan memberikan keuntungan
berupa pengurangan biaya operasi. Komponen system architecture dan technology
architecture merupakan komponen – komponen yang dikembangan guna mencapai efisiensi
operasional. Komponen ini menyediakan arsitektur IT secara komprehensif dan
menunjukkan bagaimana berbagai sumber daya IT bekerja.
b. Efektifitas proses. Keselarasan IT dan bisnis strategi dapat meningkatkan efektifitas proses.
Peningkatan proses memerlukan analisis yang baik pada komponen business architecture dan
system architecture yang diperlukan untuk melakukan kegiatan bisnis. Dalam
mengembangkan EA dilakukan pemetaan proses yang sudah ada, dan dibentuk skenario
untuk melakukan peningkatan proses dan bagaimana sistem perangkat lunak dapat membantu
proses tersebut.
c. Penciptaan kesempatan. Terbuka kesempatan – kesempatan baru untuk mendapatkan
keuntungan dan kesempatan untuk menjalankan strategi baru.
d. Efisiensi otamatisasi. Hubungan antar arah strategis dari perusahaan dan technology
architecture memungkinkan perencanaan infrastruktur untuk mendukung rencana masa depan
perusahaan. Akan diambil keputusan – keputusan proyek otomatisasi untuk perusahaan
secara keseluruhan.

7. Hambatan dalam penyelarasan


Penyelarasan antar strategi bisnis dan IT merupakan tantangan yang berat bagi perusahaan.
Diperlukan usaha yang keras untuk melakukan perubahan budaya perusahaan untuk dapat
menerima teknologi baru dan melihat IT sebagai enabler dan bagian yang tak terpisahkan dari
organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang. Hal ini juga berkaitan dengan
kepercayaan para manajer dan pegawai terhadap IT serta laporan – laporan yang diterbitkan
menggunakan IT.

Hambatan lainnya berasal dari struktur manajemen perusahaan. Struktur perusahaan dapat
menghambat terjadinya komunikasi antar bagian, terutama untuk perusahaan yang
terdisentralisasi. Perusahaan seperti ini memiliki unit – unit yang lokasinya berbeda, sehingga
komunikasi antar unit – unit ini menjadi tantangan tersendiri. Perusahaan – perusahaan yang
beroperasi di daerah yang bebeda juga mengalami kesulitan untuk menggunakan strategi dan
prosedur yang sama. Hal ini disebabkan karena kompleksitas jangkauan dan pasar yang dituju.
Strategi bisnis yang berbeda pada unit – unit yang berbeda ini bisa menyebabkan proses
penyelarasan IT dan investasi portfolio IT yang berbeda.

Rintangan besar yang dihadapi dalam melakukan penyelarasan adalah karena perubahan yang
selalu terjadi, baik perubahan dalam strategi bisnis maupun perubahan dalam teknologi.
Penyelarasaan bukanlah sesuatu yang statis. Perusahaan harus selalu menciptakan kembali
dirinya sendiri dalam hal strategi dan teknologi untuk menyesuaikan dengan keadaan pada saat
itu dan untuk menjaga agar memiliki keuntungan kompetitif dengan perusahaan lain. Oleh
karena itu, sebaiknya dilakukan penilaian secara berkala terhadap penggunaan IT dan
keselarasannya dengan strategi bisnis yang diterapkan pada saat itu. Apabila ternyata
penggunaan IT sudah tidak lagi sesuai, maka perlu dibentuk EA yang baru guna menyelaraskan
kembali pengembangan IT dengan strategi bisnis.

8. Tantangan Implementasi Pengembangan Sistem Informasi

Sebuah program aplikasi yang baik tidak hanya menterjemahkan proses manual ke dalam system
dalam bentuk medianya tetapi meliputi proses yang terdapat didalamnya dengan memberikan
kemudahan bagi penggunanya dan tentu saja memberikan nilai tambah bagi perkembangan suatu
organisasi. Perubahan proses akan mengubah SOP (Standard Operasional Procedure) yang sudah
ada, dan tentu saja akan melibatkan orang-orang yang ada didalamnya.

Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang-orang yang


terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen operasional sebagai end-user
dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang
membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan adalah
system informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi
keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal. Masalah yang dihadapi dalam
implementasi tersebut biasanya adalah sebagai berikut :

a. Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu
proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa developer juga tidak
mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga karena standard dari
developer yang kurang dalam membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah
program yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak
tahuan pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan
dengan program yang diberikan untuk digunakan.

b. Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam system dan
bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis yang
belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan
masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal
sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat di
andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry data.

c. Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat menjadikan


implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang sudah disibukkan dengan
kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi
pada kenyataannya semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan
CETL yang lama jika dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.

Operasional adalah departemen yang secara langsung memberikan kontribusi nilai terhadap
suatu organisasi; mencetak penjualan, memberikan pelayanan kepada pelanggan dan lain
sebagainya, sedangkan IT adalah departemen support untuk operasional. Walaupun ada beberapa
ahli yang mengatakan implementasi ERP lebih sulit dibandingkan membangun pabrik baru atau
memasarkan produk baru, saya tidak bisa membayangkan jika operasional bekerja tanpa dibantu
dengan system, dan jika IT memaksakan implementasi tanpa mempertimbangkan asumsi dan
ketergantungan dalam proses bisnis maka bukannya menambah nilai tetapi hanya menjadi beban
bagi operasional dan berimbas mengurangi nilai organisasi.

Jika kedua belah pihak tidak terjalin kerjasama yang baik maka akan menciptakan kondisi
deadlock, dimana user tidak dapat menjelaskan kebutuhannya, dan UAT tidak ada atau terkesan
dipaksakan sehingga data pada aplikasi tidak sesuai dan tidak bisa diandalkan. Dengan demikian
kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini. Dan perlu
diketahui bersama, teknologi hanya bersifat membantu bukan menggantikan karena seperti anda
ketahui ‘there is no brain and heart inside’ sehingga pengembangan system informasi bersifat
kontinyu, dan mungkin akan ada asumsi dan ketergantungan yang tidak dapat diterjemahkan
kedalam system dan ini semua tentang people power untuk kehidupan yang lebih baik.
Kesimpulan

Penyelarasan IT dengan strategi bisnis merupakan kegiatan yang telah lama menjadi perhatian,
tetapi sulit untuk dilakukan karena pada dasarnya strategi bisnis itu sendiri selalu berubah –
ubah. IT diperlukan untuk meningkatkan competitive advantage bagi perusahaan.

Strategi bisnis adalah melakukan aktifitas yang berbeda untuk memberikan posisi strategis yang
lebih baik dari para pesain. Diperlukan perencanaan peran IT agar dapat menjadi enabler bagi
strategi bisnis. Peran IT dapat dibagai menjadi tiga yaitu sebagai sumber daya operasional,
sumber daya strategis, dan senjata strategis. Peran IT yang berbeda dalam perusahaan cendrung
memberikan tingkat keselarasan yang berbeda. Peran IT sebagai sumber daya strategis akan
lebih selaras dengan strategi bisnis yang dijalankan.

Dalam menyelaraskan IT dan strategi bisnis perlu diperhatikan arah yang ingin dicapai dengan
jelas, komitmen, komunikasi, dan integrasi dari fungsi – fungsi yang ada dalam organisasi.
Enterprise Architecture diperlukan sebagai cetak biru perencanaan infrastruktur sistem IT agar
dapat selaras dengan strategi bisnis yang dijalankan. Proses penyelarasan ini perlu dilakukan
secara berkala untuk memastikan bahwa penggunaan IT selalu sesuai dengan strategi yang
dijalankan karena strategi sendiri selalu berubah – ubah dan tidak bersifat statis.

Anda mungkin juga menyukai