Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata Dosen
Pengampu:
oleh: Kelompok 5
Pendidikan Biologi B 2018
D. Landasan Teori
Porifera (latin : porus = pori-pori, fer = membawa), tubuhnya berpori,
dipoblastik, simetris radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri (belum
ada kordinasi antar sel yang satu dengan sel sel-sel yang lainnya). Fase dewasa
bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan), dan
berkoloni. Habitat umumnya air laut dan ada yang air tawar (Familli Spongilidae).
Bentuk tubuh: kipas, jambangan bunga, batang, globular, genta, terompet, dan lain-
lain. Warna tubuh: kelabu, kuning, merah, biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga
(sering berubah tergantung tempat sinar). Mempunyai rongga sentral (spongocoel),
(Rusyana,2013).
Di dalam fillum porifera ini terdapat berbagai macam spesies yang dibagi
berdasarkan bahan kerangka tubuhnya serta spikula yang disitu terdiri atas tiga
kelas yaitu kelas Calcarea, Hexantinellida, dan Demospongiae. Porifera juga
dibedakan berdasarkan tempat proses terjadinya pengambilan zat-zat makanan atau
sistem saluran air yang dibagi menjadi tiga tipe yaitu Ascon, Sycon, dan Rhagon,
(Suhardi, 2007).
Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula, Porifera
terdiri dari tiga kelas yaitu :
1. Calcarea (Calcipsongiae)
Hidup di laut (pantai dangkal), bentuk tubuhnya sederhana, kerangka tubuh
tersusun atas CaCO3, dan koanositnya besar. Adapun ordonya yaitu Asconosa yang
spesiesnya Leucosolenia, dan Syconosa yang spesiesnya Scypha, (Rusyana, 2011).
2. Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hidup di laut dalam, kerangka tubuhnya tersusun atas bahan kersik/silikat
(H2S13O7), spikula berduri 6 (heksason), memiliki saluran air sederhana. Adapun
ordonya yaitu Hexasterophora dan Amphidiscophora sedangkan spesiesnya yaitu
Euplectella dan Hyalonema, (Rusyana, 2011).
3. Demospongiae
Umumnya hidup di laut, beberapa spesies hidup diair tawar. Pada umunya tidak
mempunyai rangka dan kalau ada rangka terbuat dari kersik, sponging atau
campuran dari keduanya. Ordo dari kelas ini yaitu Carnosa yang spesiesnya
Chondrosia, Choristida yang spesiesnya Geodia, dan Epipolasida yang spesiesnya
Tethya, (Rusyana, 2011)
F. Langkah Kerja
Spesimen di simpan di
Spesimen di sayat kaca objek dan ditetesi
7 Buah spesimen setipis mungkin aquades lalu ditutup
porifera disiapkan dengan menggunakan kaca
menggunakan silet penutup
Hasil pengamatan
disusun dalam
laporan
Spesimen diamati
Awetan basah morfologinya
porifera disiapkan secara langsung
oleh mata
4.
7.
4. Regnum : Animalia
Phylum: Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Haploscerida
Familia: Chalinidae Gambar 11a.
Genus : Haliclona Haliclona sp. Gambar 11b.
Species: Haliclona sp.
(dok kelompok Haliclona sp.
5b,2019) (Anonim,2006)
5. Regnum : Animalia
Phylum: Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Haplosderida
Familia: Spongillidae
Genus : Spongilla
Species: Spongilla sp. Gambar 12a. Gambar 12b.
Spongilla sp. Spongilla sp.
(dok kelompok (Wikipedia, 2017)
5b,2019)
6. Regnum: Animalia
Phylum: Porifera
Classis: Demospongiae (tidak menemukan
Ordo: Haplosclerida literatur)
Familia: Chalinedae
Genus: Halichona
Species:Halichona sp Gambar 13a.
Halichona sp.
(dok kelompok
5b,2019)
7. Regnum: Animalia
Phylum: Porifera
Classis: Demospongiae
Ordo: Halichondrida (tidak menemukan
Familia: Halchondriidae
Gambar 14a. literatur)
Genus: Halichondrina
Species: Halinchondrina
Halichondrina sp.
sp (dok kelompok
5b,2019)
Tabel G.3 Identifikasi awetan basah porifera
Kerangka Tubuh
No. Nama Spongin Zat Silikat Bentuk Classis
Species Kapur Spikula
1. A Monoaxon Calcarea
2. B Monoaxon Demospongia
3. C Monoaxon Demospongia
4. D Monoaxon Calcarea
5. F Monoaxon Demospongia
6. G Monoaxon Demospongia
7. H Triaxon Demospongia
H. Pembahasan
a. Spesimen A
Spesimen A adalah salah satu spesies yang digolongkan ke dalam
Filum Porifera. Spesies ini termasuk ke dalam Classis Calcarea karena
memiliki spikula dengan tipe monoaxon dan mengandung zat kapur
karena saat ditetesi HCl bentuk spikula berubah dan sebagian hancur.
b. Spesimen B
Spesimen B adalah salah satu spesies yang digolongkan ke dalam Filum
Porifera. Spesies ini termasuk ke dalam Classis Demospongiae karena
memiliki bentuk spikula dengan tipe triaxon dan mengandung silikat
dan spongin karena saat ditetesi HCl bentuk spikula tetap.
c. Spesimen C
Spesimen C adalah salah satu spesies yang digolongkan ke dalam Filum
Porifera. Spesies ini termasuk ke dalam Classis Demospongiae karena
memiliki bentuk spikula dengan tipe monoaxon dan mengandung
spongin karena saat ditetesi HCl bentuk spikula tetap.
d. Spesimen D
Spesimen D adalah salah satu spesies yang digolongkan ke dalam
Filum Porifera. Spesies ini termasuk ke dalam Classis Calcarea karena
memiliki bentuk spikula dengan tipe monoaxon dan mengandung zat
kapur karena saat ditetesi HCl bentuk spikula berubah dan sebagian
hancur.
e. Spesimen F
Spesimen F adalah salah satu spesies yang digolongkan ke dalam Filum
Porifera. Spesies ini termasuk ke dalam Classis Demospongiae karena
memiliki bentuk spikula dengan tipe monoaxon dan mengandung
silikat karena saat ditetesi HCl bentuk spikula tetap.
f. Spesimen G
Spesimen G adalah salah satu spesies yang digolongkan ke dalam
Filum Porifera. Spesies ini termasuk ke dalam Classis Demospongiae
karena memiliki bentuk spikula dengan tipe monoaxon dan
mengandung spongin karena saat ditetesi HCl bentuk spikula tetap.
g. Spesimen H
Spesimen H adalah salah satu spesies yang digolong ke dalam Filum
Porifera. Spesies ini termasuk ke dalam Classis Demospongiae karena
memiliki bentuk spikula dengan tipe monoaxon dan mengandung
silikat karena saat ditetesi HCl bentuk spikula tetap.
2. Spesimen-spesimen awetan basah
a. Schypa sp.
Schypa sp. adalah spesies yang termasuk ke dalam Classis Calcarea
karena rangka tubuhnya terbuat dari zat kapur. Spesies ini berwarna
krem dengan bentuk seperti busa dan memiliki pori-pori di seluruh
permukaan tubuhnya. Spesies ini memiliki bagian tubuh seperti ostium
yaitu tempat masuknya air, spongocoel yaitu rongga tubuhnya dan
oskulum sebagai tempat keluarnya air. Hewan ini dapat berkembang
biak secara generatif maupun vegetatif. Habitat Schypa sp. adalah di
perairan.
b. Halichondria sp.
Halichondria sp. adalah spesies yang termasuk ke dalam Classis
Demospongiae karena rangka tubuhnya terbuat dari spongin. Hewan ini
berwarna krem dengan bentuk seperti coral dan memiliki pori-pori di
seluruh permukaan tubuhnya. Hewan ini memiliki bagian tubuh seperti
ostium yaitu tempat masuknya air, spongocoel yaitu rongga tubuhnya
dan oskulum sebagai tempat keluarnya air. Hewan ini dapat
berkembang biak secara generatif maupun vegetatif. Habitat
Halichondria sp. adalah di perairan.
c. Haliclona sp.
Haliclona sp. adalah spesies yang termasuk ke dalam Classis
Demospongiae karena rangka tubuhnya terbuat dari spongin. Hewan ini
berwarna krem dengan bentuk seperti tabung dan memiliki pori-pori di
seluruh permukaan tubuhnya. Hewan ini memiliki bagian tubuh seperti
ostium yaitu tempat masuknya air, spongocoel yaitu rongga tubuhnya
dan oskulum sebagai tempat keluarnya air. Hewan ini dapat
berkembang biak secara generatif maupun vegetatif. Habitat Haliclona
sp. Adalah di perairan.
d. Halichona sp.
Halichona sp. adalah spesies yang termasuk ke dalam Classis
Demospongiae karena rangka tubuhnya terbuat dari spongin. Hewan ini
berwarna krem dengan bentuk seperti tabung dan memiliki pori-pori di
seluruh permukaan tubuhnya. hewan ini memiliki bagian tubuh seperti
ostium yaitu tempat masuknya air, spongocoel yaitu rongga tubuhnya,
dan oskulum sebagai tempat keluarnya air. Hewan ini dapat
berkembang biak secara generatif maupun vegetatif. Habitat Halichona
sp. adalah di perairan.
e. Hippospongia sp.
Hippospongia sp. adalah spesies yang termasuk ke dalam Classis
Demospongiae karena rangka tubuhnya terbuat dari spongin. Hewan ini
berwarna coklat kemerahan dengan bentuk seperti coral dan memiliki
pori-pori di seluruh permukaan tubuhnya. Hewan ini memiliki bagian
tubuh seperti ostium yaitu tempat masuknya air, spongocoel yaitu
rongga tubuhnya, dan oskulum sebagai tempat keluarnya air. Hewan ini
dapat berkembang biak secara generatif maupun vegetatif. Habitat
Hippospongia sp. adalah di perairan.
f. Spongilla sp.
Spongilla sp. adalah spesies yang termasuk ke dalam Classis
Demospongiae karena rangka tubuhnya terbuat dari spongin. Hewan ini
berwarna krem dengan bentuk seperti busa dan memiliki pori-pori di
seluruh permukaan tubuhnya. Hewan ini memiliki bagian tubuh seperti
ostium yaitu tempat masuknya air, spongocoel yaitu rongga tubuhnya,
dan oskulum sebagai tempat keluarnya air. Hewan ini dapat
berkembang biak secara generatif maupun vegetatif. Habitat Spongilla
sp. adalah di perairan.
g. Halichondrina sp.
Halichondrina sp. adalah spesies yang termasuk ke dalam Classis
demospongiae karena rangka tubuhnya terbuat dari spongin. Hewan ini
berwarna krem dengan bentuk seperti busa dan memiliki pori-pori di
seluruh permukaan tubuhnya. hewan ini memiliki bagian tubuh seperti
ostium yaitu tempat masuknya air, spongocoel yaitu rongga tubuhnya,
dan oskulum sebagai tempat keluarnya air. Hewan ini dapat
berkembang secara generatif maupun vegetatif. Habitat Halichondrina
sp. adalah di perairan.
I. Hasil Diskusi
J. Kesimpulan
1. Setelah diamati terdapat berbagai macam species dari filum Porifera yang
dibedakan berdasarkan sifat kerangka tubuhnya, yang menunjukan
keanekaragaman dalam filum porifera.
3. Ciri khas yang terlihat dari semua species dapat dibedakan dari bentuk
tubuhnya yang berupa tabung bercabang kecuali Spongilla sp yang
berbentuk piph dan Halichondria sp yang berbentuk pipih bervolume.
4. Setelah melakukan pengamatan, kami dapat mengenal keankeragaman
filum porifera, diantaranya ada Halichondria sp, Schypa sp, Holichona sp,
Holiclona sp, Spongilla sp, dan Hipposngia sp
DAFTAR GAMBAR
Gambar 8b. Hippospongia sp. Guam (Tanpa tahun). Hippospongia sp. [Online].
Diakses dari:
http://www.palaeontologie.geo.unimuenchen.de/sbd/specimen.php?id= 8
65 Pada 7 Maret 2019
Gambar 9b. Halichondria sp. Anonim (Tanpa tahun). Halichondria sp. [Online].
Diakses dari: http://pt- lobos.com/inverts.html Pada 7 Maret 2019
Gambar 10b. Scypha sp. Bryant. (Tanpa tahun). Scypha sp. [Online].
Diakses dari:
http://nathistoc.bio.uci.edu/Porifera/Scypha/index.html Pada 7 Maret 2019
Gambar 11b. Haliclona sp. Anonim. (2006). Haliclona sp. [Online]. Diakses
dari: http://www.alamy.com/stock-photo- blue-sponge-haliclona-sp-on-daisy-
flower-pot-coral-goniopora-sp-apo-4122741.html Pada 7 Maret 2019
Gambar 12b. Spongilla sp. Wikipedia. (2017). Spongilla sp. [Online].
Diakses dari:
https://en.wikipedia.org/wiki/Spongilla Pada 7 Maret 2019
DAFTAR PUSTAKA
Kastawi, H, Yusuf. Dkk. (2005). Zoologi Avertebrata. Malang: FMIPA IKIP Malang.
Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktek). Bandung :
Alfabeta.
Suhardi. 2007. Evolusi Avertebrata. Jakarta : Universitas Indonesia.