Anda di halaman 1dari 10

OPTIMASI PEMBUATAN SERBUK BIO FLAVOUR ASAM GLUTAMAT

DARI EKSTRAK TOMAT (Solanum lycopersicum) DENGAN METODE


FOAM-MAT DRYING SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) KOMERSIL
(Variabel Berat Tomat dan Penambahan Konsentrasi NaCl)

Sulis Ulfa Amaroh Fista Sari


Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Email: fistas174@gmail.com

INTISARI

MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam
glutamat. Asam glutamat bebas adalah salah satu asam amino non esensial dalam
bentuk bebas yang dapat meningkatkan flavour dalam industri pangan. Flavour
didefinisikan sebagai sensasi yang ditimbulkan oleh senyawa volatil dan non volatil
sehingga memberikan sensasi rasa, aroma, dari makanan, minuman dan bumbu-
bumbuan. Salah satu makanan yang mengandung kadar asam glutamat bebas yang
tinggi adalah tomat. Tomat mengandung lemak dan kalori dalam jumlah rendah, bebas
kolesterol, serta sumber serat dan protein yang baik. Selain itu, tomat kaya akan vitamin
A dan C, beta-karoten, kalium, antioksidan likopen, dan asam glutamat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi berat tomat terhadap
jumlah kandungan asam glutamat dengan menggunakan metode distilasi pelarut, serta
untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan NaCl terhadap karakteristik serbuk bio
flavour dengan menggunakan metode foam-mat drying. Penelitian ini dilakukan dengan
memvariasikan berat tomat (200 g, 300 g, 400 g, 500 g, 600 g) dan konsentrasi NaCl
(2%, 4%, 6%, 8%, 10%). Tahapan dalam proses pembuatannya meliputi: (1) Preparasi
bahan (tomat segar) dan alat, (2) Ekstraksi asam glutamat dengan menggunakan metode
distilasi pelarut aquades, (3) Analisis hasil distilasi (bahan baku pembuatan serbuk bio
flavour), (4) Pembuatan serbuk bio flavour dengan metode foam-mat drying, (5)
Analisis hasil serbuk bio flavour yang meliputi analisis kadar air, kelarutan, protein, dan
uji organoleptik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar asam glutamat tertinggi sebesar
0,0082% pada berat tomat 600 g. Serbuk bio flavour terbaik diperoleh pada konsentrasi
NaCl 10% dengan nilai kadar air 7%, kelarutan 93,01%, kesukaan aroma 3,8 (agak
suka), kesukaan rasa 3,6 (agak suka) dan kesukaan warna 4,7 (suka). Sedangkan, nilai
protein serbuk bio flavour terbaik diperoleh pada konsentrasi NaCl 2% dengan nilai
5,14%.

Kata kunci : Asam glutamat, tomat, bio flavour, foam-mat drying

PENDAHULUAN
Dalam bidang kuliner, untuk memberi cita rasa, memperkuat
penggunaan bahan tambahan sintesis senyawa aktif rasa lainnya, dan
semakin meluas dikalangan masyarakat. menyempurnakan rasa keseluruhan
Penambahan bahan makanan bertujuan pada makanan. Salah satu zat aditif

1
pada makanan yaitu Monosodium lemak dan kalori dalam jumlah rendah,
Glutamat (MSG) atau biasa dikenal bebas kolestrol, dan merupakan sumber
sebagai petsin. Menurut Nuryani dan serat dan protein yang baik. Selain itu,
Jinap (2010), MSG adalah garam tomat kaya akan vitamin A dan C, beta-
natrium yang berikatan dengan asam karoten, kalium, antioksidan likopen,
amino berupa asam glutamat. dan asam glutamat (Franceschi et. al.,
Riset Kesehatan Dasar (2007) 1994).
menjelaskan MSG dikonsumsi oleh NaCl merupakan bahan tambahan
77,8% populasi Indonesia yaitu sebesar makanan yang juga berfungsi sebagai
122.966 ton/tahun atau 1,53 penambah cita rasa, selain itu NaCl
g/orang/hari. Penggunaan MSG secara mempunyai fungsi mengikat air.
berlebihan dapat menimbulkan efek Penambahan NaCl berpotensi
samping, baik jangka pendek maupun membentuk MSG (Machin, 2012)
jangka panjang. Efek yang biasanya Berdasarkan hal tersebut, maka
timbul pada jangka pendek diantaranya diperlukan pengembangan penyedap
yaitu mengalami rasa mual, sakit rasa alternatif sebagai pengganti MSG,
kepala, sampai mengalami muntah. salah satunya dengan memanfaatkan
Sedangkan pada efek samping jangka ekstrak tomat. Penelitian ini bertujuan
panjang dapat terjadi akumulasi untuk mengetahui pengaruh variasi
glutamat di otak, sehingga dapat berat tomat terhadap jumlah kandungan
memperenggang antar sinap yang asam glutamat dengan menggunakan
berujung melemahnya daya ingat. metode distilasi pelarut, serta untuk
Flavour didefinisikan sebagai mengetahui pengaruh penambahan
sensasi yang ditimbulkan oleh senyawa NaCl terhadap karakteristik serbuk bio
volatil dan non volatil sehingga flavour dengan menggunakan metode
memberikan sensasi rasa, aroma, dari foam-mat drying sebagai alternatif
makanan, minuman dan bumbu- pengganti Monosodium Glutamat
bumbuan, yang merangsang (MSG) komersil, yang tidak hanya
keseluruhan indera ketika memakannya berfungsi menambah citarasa pada
melalui saluran makanan dan makanan, tetapi juga memberikan peran
pernafasan, terutama rasa dan aroma nutrisi, aman bagi kesehatan,
(Dordland dan Rogers, 1977 dan Heath, mempunyai nilai ekonomis tinggi, dan
1981). Asam amino glutamat bebas lebih praktis dalam penggunaan.
adalah salah satu asam amino dalam
bentuk bebas yang dapat meningkatkan METODE PENELITIAN
flavour dalam industri pangan (Populin, Bahan
dkk., 2007). Bahan yang digunakan adalah
Jinap dan P. Hajep (2010) tomat sebagai bahan utama yang
menyatakan bahwa asam glutamat diperoleh dari Pasar Demangan
bebas terdapat pada daging, unggas, Yogyakarta, aquadest sebagai pelarut,
seafood, sayuran, rumput laut, keju, maltodekstrin sebagai bahan pengisi
kecap ikan, kecap kedelai, fermentasi untuk meningkatkan volume dalam
kacang (kacang lokus dan kacang sistem pangan, putih telur sebagai zat
kedelai), dan tomat memiliki kadar pembusa pada proses foam-mat drying,
asam glutamat bebas yang tinggi. dan NaCl sebagai bahan yang
Tomat memiliki berbagai vitamin berpotensi penambah cita rasa dan
dan senyawa anti penyakit yang baik membentuk MSG.
bagi kesehatan. Tomat mengandung

2
Alat dihubungkan dengan kondensor.
Alat yang digunakan pada Kondensor berfungsi untuk mengubah
penelitian ini adalah gelas ukur, stirer, uap menjadi zat cair kembali sehingga
kertas saring, pipet volume, pipet ukur, dihasilkan distilat. Adanya aliran air
gelas beaker, gelas arloji, neraca melalui kondensor membantu
analitik, oven, pisau, baskom, corong, menurunkan suhu dari uap distilat,
corong penghisap, mixer, dan rangkaian sehingga uap air yang menempel pada
alat distilasi yang ditunjukan pada dinding kondensor akan diembunkan
gambar 1. oleh suhu air dingin menjadi tetesan
cairan atau biasa disebut dengan distilat.
Distilat yang dihasilkan ditampung pada
erlenmeyer. Proses distilasi dilakukan
dengan variasi berat tomat yaitu 200 g,
300 g, 400 g, 500 g, dan 600 g.

3. Analisis Hasil Distilasi (Bahan


Baku Pembuatan Serbuk Bio
Flavour)
Gambar 1. Rangkaian Alat Distilasi
Analisis hasil distilasi dilakukan
dengan menggunakan uji asam glutamat
Keterangan:
untuk mengetahui banyaknya asam
1) Statif 5) Pemanas (Hot
glutamat yang terkandung di dalam
2) Klem Plate)
distilat. Pengujian dilakukan pada
3) Termometer 6) Labu distilasi
distilat dengan jumlah volume yang
4) Pendingin balik 7) Erlenmeyer
paling sedikit dan yang paling banyak.

4. Proses Pembuatan Serbuk Bio


Prosedur Penelitian
Flavour
1. Preparasi Bahan
Dalam tahap ini, metode yang
Sebanyak 200 g tomat disiapkan
digunakan yaitu metode foam-mat
dalam keadaan segar kemudian di cuci
drying. Foam-mat drying adalah teknik
bersih dan ditiriskan, selanjutnya
pengeringan produk berbentuk cair dan
dipotong kecil lalu diblender sampai
peka terhadap panas melalui teknik
halus. Lalu di distilasi selama 4 jam.
pembusaan dengan menambahkan zat
Preparasi dilakukan kembali dengan
pembuih (Kumalaningsih., et al, 2005)
waktu yang sama tetapi perlakuan berat
Pertama disiapkan sebanyak 100 mL
tomat yang berbeda yaitu 200 g, 300 g,
distilat dengan kandungan asam
400 g, 500 g, dan 600 g.
glutamat terbanyak dari proses distilasi,
kemudian ditambahkan maltodekstrin
2. Proses Distilasi
sebesar 50% dan NaCl dengan variasi
Penelitian ini menggunakan
konsentrasi sebesar (2%, 4%, 6%, 8%,
metode distilasi pelarut aquades,
dan 10%) dari jumlah distilat yang
langkah pertama yang dilakukan adalah
digunakan. Lalu diaduk sambil
tomat yang sudah halus sebanyak 200 g
ditambahkan putih telur dengan
dimasukkan kedalam labu alas bulat
konsentrasi 17%. Kemudian dimixer
500 mL. Kemudian ditambahkan 300
hingga homogen dan membentuk busa
mL aquades. Proses distilasi diawali
dengan kecepatan 500 rpm. Setelah itu
dengan pemanasan dengan suhu 100-
bahan yang sudah menjadi busa
102oC pada labu alas bulat yang telah

3
dipindahkan ke loyang, lalu di oven Keterangan:
pada suhu 50oC-80oC sampai tercapai w = Bobot sampel awal (g)
bobot konstan. Setelah hasilnya kering w1 = Bobot sampel dan cawan
menjadi serbuk didinginkan dan setelah dikeringkan (g)
disimpan dalam plastik seal. Untuk w2 = Bobot cawan kosong (g)
selanjutnya dilakukan pengujian analis.
3. Analisis Kelarutan
5. Analisis Hasil Serbuk Mula-mula ditentukan kadar air
Hasil dari proses foam-mat sampel. Dilarutkan sebanyak 2 g serbuk
drying yaitu serbuk bio flavour dari bio flavour asam glutamat dari ekstrak
ekstrak tomat kemudian dianalisa untuk tomat ke dalam 100 mL air. Disaring
menghitung nilai kadar air, kelarutan, dengan kertas saring Whatman No. 42.
kadar protein, dan uji organoleptik. Sebelum digunakan kertas saring
dikeringkan dalam oven pada suhu
Analisis 105oC selama 30 menit dan ditimbang
1. Analisis Asam Glutamat selama 3 jam kemudian didinginkan
Analisis hasil distilasi dilakukan dalam desikator dan ditimbang.
di Laboratorium Chemix Yogyakarta Besarnya nilai kelarutan dinyatakan
dengan menggunakan uji asam dalam persentase berat residu yang
glutamat. Pengujian dilakukan pada tidak dapat melalui kertas saring
distilat dengan jumlah volume yang terhadap berat sampel bahan yang
paling sedikit dan yang paling banyak. digunakan dan dapat dihitung dengan
Distilat dengan kandungan asam rumus sebagai berikut :
glutamat terbanyak akan digunakan
sebagai bahan baku dalam proses % Kelarutan = ( 1 - ) x 100
pembuatan serbuk bio flavour dengan
menggunakan metode foam-mat drying.
Keterangan :
2. Analisis Kadar Air (SNI 01-2891- a = Berat Sampel + Kertas Saring
1992) (Setelah dikeringkan)
Cawan petri dikeringkan dengan b = Berat Kertas Saring
oven pada suhu 105°C selama 15 menit c = Berat Sampel
kemudian didinginkan dalam desikator %KA = Kadar Air
selama 10 menit. Sekitar 1-2 g serbuk
bio flavour asam glutamat dari ekstrak 4. Analisis Protein (Metode Kjeldahl
tomat ditimbang ke dalam sebuah AOAC 960.52-1995)
cawan petri yang sudah diketahui Uji protein menggunakan
bobotnya (cawan harus dikeringkan metoda Kjeldahl. Prinsip metode
dahulu dalam oven sebelum digunakan Kjeldal yaitu peneraan jumlah protein
untuk penimbangan) kemudian secara empiris berdasarkan jumlah N
dikeringkan dengan oven pada suhu didalam bahan. Setelah bahan
105ºC selama 3 jam, didinginkan dalam dioksidasi, ammonia (hasil konversi
desikator dan ditimbang sampai senyawa N) bereaksi dengan asam
diperoleh bobot yang konstan. Kadar air menjadi ammonium sulfat. Dalam
dihitung dengan rumus sebagai berikut: kondisi basa, ammonia diuapkan dan
kemudian ditangkap dengan larutan
asam. Jumlah N ditentukan dengan
%Kadar air = x 100
titrasi HCL atau NaOH. Berdasarkan

4
prinsip tersebut diatas, prosedur analisis yang terkandung di dalam hasil distilasi,
dengan metode Kjeldhal dapat dibagi dapat dilihat pada Tabel 1.
dalam 3 (tiga) tahap, yaitu destruksi,
destilasi, dan titrasi. Tabel 1. Hasil Uji Asam Glutamat
Variasi Berat
Kadar
5. Uji Organoleptik Berat Hasil
R (%) AG
Uji organoleptik adalah ilmu Tomat Distilasi
(%)
pengetahuan yang menggunakan indera (g) (g)
300 403 67,1667 0,0061
manusia untuk mengukur aroma, rasa,
600 142,8 15,8667 0,0082
dan penampakan (warna) yang
Keterangan :
digunakan untuk menentukan produk R (%) = Rendemen
makanan yang paling disukai oleh Kadar AG (%) = Kadar Asam Glutamat
panelis. Panelis adalah sekelompok
orang yang bertugas menilai sifat atau Data pada Tabel 1. hasil uji nilai
kualitas bahan berdasarkan kesan asam glutamat menunjukkan bahwa
subyektif. Uji ini menggunakan 6 skala pada berat tomat 600 g menghasilkan
hedonik : sangat tidak suka (1), tidak nilai asam glutamat lebih tinggi yaitu
suka (2), agak tidak suka atau netral (3), 0,0082% dibandingkan pada berat tomat
agak suka (4), suka (5), sangat suka (6) 300 g. Hal ini disebabkan berat tomat
(Novita, 2017). berpengaruh terhadap rendemen yang
Panelis yang mengikuti uji dihasilkan. Tinggi rendahnya rendemen
kesukaan terhadap aroma, rasa, dan yang didapatkan dipengaruhi oleh
warna sampel yang diuji sebanyak 10 kontak antara pelarut dengan bahan
orang panelis yaitu mahasiswa IST baku. Semakin banyak bahan baku yang
AKPRIND Yogyakarta. Sampel yang digunakan maka kandungan dalam
diuji adalah serbuk bio flavour asam bahan semakin banyak, akan tetapi jika
glutamat dari ekstrak tomat yang telah terlalu banyak hasil distilasi maka
ditambahkan NaCl dengan variasi kandungan dalam bahan itu cenderung
konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. menurun (Sumarni, Aji N.B dan
Pada tahapan ini panelis disediakan 5 Solekan 2008). Kandungan asam
sampel uji dan diminta untuk glutamat meningkat sejalan dengan
memberikan penilaian kesukaan pada peningkatan berat tomat pada bahan
format pertanyaan (questioner) yang baku, semakin banyak tomat yang
sudah disediakan oleh peneliti. digunakan dalam bahan baku akan
mengalami peningkatan kandungan
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil asam glutamat pula.
Pengaruh Variasi Berat Tomat Pada
Proses Distilasi Pengaruh Penambahan Variasi
1. Nilai Asam Glutamat Konsentrasi NaCl
Analisis hasil distilasi dilakukan 1. Analisis Kadar Air
di Laboratorium Chemix Yogyakarta Kadar air merupakan jumlah atau
dengan menggunakan uji asam glutamat kandungan air yang hilang dari bahan
untuk mengetahui banyaknya asam jika bahan pangan dipanaskan pada
glutamat yang terkandung di dalam suhu tertentu yang tidak jauh lebih
distilat. Pengujian dilakukan pada tinggi dari didih air. Berikut hasil
distilat dengan jumlah volume yang analisis hasil kadar air serbuk bio
paling sedikit dan yang paling banyak. flavour asam glutamat dari ekstrak
Berikut hasil analisis uji asam glutamat tomat, dapat dilihat pada Gambar 2.

5
dalam bahan terganggu sebagai akibat
20
Kadar Air (%) 15 penambahan garam. Garam akan
13 12
15 menarik air dari dalam bahan lalu
10
10 7 masuk ke dalam jaringan. Akibatnya,
5
kadar air bahan menurun. Herawati
(2008) menambahkan, kandungan air
0
2 4 6 8 10
dalam bahan pangan, selain
Konsentrasi NaCl (%)
mempengaruhi terjadinya perubahan
kimia juga ikut menentukan kandungan
Gambar 2. Hasil Uji Kadar Air mikroba pada pangan.

Pengukuran kadar air merupakan 2. Analisis Kelarutan Serbuk


parameter yang penting bagi serbuk bio Kelarutan suatu zat dapat
flavour karena dapat mempengaruhi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut
kenampakan dan tekstur. Kerusakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
yang terjadi akibat peningkatan kadar larutan dalam jumlah pelarutnya.
air berupa penggumpalan dan Kelarutan produk sangat dipengaruhi
pengerasan. Data pada Gambar 2. hasil oleh porositas partikel dimana bila
uji nilai kadar air menunjukkan semakin produk semakin poros maka beban
tinggi konsentrasi NaCl yang digunakan tersebut akan semakin cepat larut. Hasil
pada pembuatan serbuk bio flavour analisis kelarutan serbuk bio flavour
asam glutamat maka nilai kadar airnya dapat dilihat pada Gambar 3.
semakin rendah. Pada hasil percobaan
terlihat konsentrasi NaCl tertinggi yaitu 94 92,78 93,01
91,48
Kelarutan (%)

10% menghasilkan nilai kadar air yang 92


rendah sebesar 7% di bandingkan 89,08
90 88,24
dengan konsentrasi NaCl 2%, 4%, 6%, 88
dan 8% yang menghasilkan nilai kadar 86
air sebesar 15%, 13%, 12%, dan 10%. 84
Menurut Thariq, dkk (2014), hal ini 2 4 6 8 10
akibat dari penambahan NaCl Konsentrasi NaCl (%)
konsentrasi tinggi karena NaCl Gambar 3. Hasil Uji Kelarutan
mempunyai kemampuan untuk
menyerap air. NaCl memiliki tekanan Data pada Gambar 3. hasil uji
osmotik lebih tinggi sehingga karena nilai kelarutan menunjukkan bahwa
adanya perbedaan tekanan NaCl akan semakin tinggi konsentrasi NaCl yang
menyerap air yang terkandung di dalam digunakan pada pembuatan serbuk bio
bahan sampai terjadi keseimbangan flavour asam glutamat dari ekstrak
antara keduannya. Air yang terus tomat maka nilai kelarutannya semakin
diserap oleh NaCl akan mempengaruhi tinggi.
penurunan nilai kadar air bahan. Pada hasil percobaan terlihat
Berkurangnya kadar air akan konsentrasi NaCl tertinggi yaitu 10%
mempengaruhi terjadinya perubahan menghasilkan nilai kelarutan yang
kimia bahan pangan dan mempengaruhi tinggi sebesar 93,01% di bandingkan
kandungan mikroba bahan pangan. dengan konsentrasi NaCl 2%, 4%, 6%,
Menurut Rochima (2005), selama dan 8% yang menghasilkan nilai kadar
proses pengeringan terjadi penurunan air sebesar 88,24%, 89,08%, 91,48%,
kadar air karena keseimbangannya dan 92,78%. Hal ini dipengaruhi oleh

6
kadar air massa bahan yang dilarutkan. air yang menyebabkan tejadinya
Nilai kelarutan pada serbuk bio flavour agregasi serta presipitasi molekul
asam glutamat dari ekstrak tomat protein.
mengalami peningkatan ini berkaitan Menurut Sebranek (2009), tinggi
dengan sifat NaCl yaitu kemampuan atau rendahnya nilai protein yang
untuk menyerap air untuk mengikat terukur dapat dipengaruhi oleh besarnya
komponen flavour. Sifat tersebut adalah kandungan air yang hilang (dehidrasi)
sangat mudah untuk mengikat air dari bahan. Nilai protein yang terukur
setelah dilakukan proses pencampuran akan semakin besar jika jumlah air yang
terhadap maltodekstrin dan hasil destilat hilang semakin besar. Komponen
dari ekstrak tomat. protein yang terlarut tersebut terdiri dari
protein yang bersifat larut air terutama
3. Analisis Protein (Metode Kjeldahl sarkoplasma.
AOAC 960.52-1995)
Analisis protein dilakukan di 4. Uji Organoleptik
Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Uji organoleptik merupakan
Peternakan Universitas Gadjah Mada pengujian secara subjektif untuk
dengan menggunakan Metode Kjeldahl menentukan tingkat penerimaan suatu
AOAC 960.52-1995. Berikut hasil produk menggunakan indera manusia
analisis protein serbuk bio flavour asam untuk mengukur aroma, rasa, dan
glutamat dari ekstrak tomat, dapat penampakan (warna), khususnya pada
dilihat pada Tabel 2. produk pangan untuk menilai apakah
suatu produk dapat diterima atau ditolak
Tabel 2. Hasil Uji Protein untuk diproduksi dan yang paling
Variasi Penambahan Hasil Uji disukai oleh panelis. Hasil uji
Konsentrasi NaCl (%) Protein (%) organoleptik serbuk bio flavour dari
2 5,14 ekstrak tomat ditunjukkan pada Tabel 3.
6 4,67
Tabel 3. Hasil Uji Organoleptik
Data pada Tabel 2. hasil uji nilai Variasi Penambahan
protein menunjukkan bahwa semakin Spesifikasi Konsentrasi NaCl (%)
tinggi konsentrasi NaCl yang digunakan 2 4 6 8 10
pada pembuatan serbuk bio flavour Aroma 3,3 3,3 3,3 3,5 3,8
asam glutamat dari ekstrak tomat maka Rasa 3,1 3,3 3,4 3,4 3,6
nilai proteinnya semakin rendah. Pada Warna 4,6 4,6 4,6 4,6 4,7
hasil percobaan konsentrasi NaCl 6%
menghasilkan nilai protein yang lebih Aroma
rendah yaitu 4,67% di bandingkan Menurut Suharso (2006), aroma
dengan konsentrasi NaCl 2% yang merupakan salah satu parameter yang
menghasilkan nilai protein sebesar menentukkan rasa enak dari suatu
5,14%. Hal ini karena terjadinya makanan. Dalam industri pangan uji
agregasi protein sehingga kadar protein terhadap aroma merupakan uji sensori
menurun. Ningrum (2014) menyatakan paling penting karena dapat
bahwa pada konsentrasi NaCl yang memberikan penilaian terhadap hasil
tinggi molekul air terikat kuat oleh ion produksinya. Hasil uji kesukaan aroma
NaCl, sehingga molekul protein serbuk bio flavour dapat dilihat pada
mengalami dehidrasi. Akibatnya Gambar 4.
interaksi protein lebih kuat dari protein-

7
4 3,8 Data pada Gambar 5. hasil uji
Skor Kesukaan 3,8 kesukaan rasa menunjukkan bahwa
3,5
3,6
3,3 3,3 semakin tinggi konsentrasi NaCl pada
3,4 3,2 pembuatan serbuk bio flavour maka
3,2
3
skor kesukaan rasa semakin meningkat.
2,8 Pada konsentrasi NaCl 10%, nilai
2 4 6 8 10 kesukaan rasa diperoleh nilai tertinggi
Konsentrasi NaCl (%) sebesar 3,6 (agak suka) di bandingkan
dengan konsentrasi NaCl 2%, 4%, 6%,
Skala 1 2 3 4 5 6
Sangat Agak dan 8% yang memperoleh nilai
Tidak Agak Sangat
Nilai Tidak
Suka
Suka
Tidak
Suka
Suka
Suka
suka kesukaan rasa 3,1 (agak tidak suka), 3,3
Gambar 4. Hasil Uji Kesukaan Aroma (agak tidak suka), 3,4 (agak tidak suka)
dan 3,4 (agak tidak suka).
Data pada Gambar 4. hasil uji Tujuan penambahan garam
kesukaan aroma menunjukkan bahwa adalah menguatkan rasa yang sudah ada
semakin tinggi konsentrasi NaCl yang sebelumnya. Jumlah penambahan
digunakan pada pembuatan serbuk bio garam tidak boleh terlalu berlebihan
flavour asam glutamat maka skor karena akan menutupi rasa yang lain
kesukaan aroma semakin meningkat. dalam makanan (Suprapti, 2000).
Pada hasil percobaan terlihat Winarno (2004), rasa gurih disebabkan
konsentrasi NaCl tertinggi yaitu 10% terdapatnya asam amino bebas
memperoleh nilai kesukaan aroma yang pembentukan cita rasa seperti glisin,
tinggi sebesar 3,8 (agak suka) di alanine, lisin, terutama asam glutamat
bandingkan dengan konsentrasi NaCl dapat menyebabkan rasa lezat. Rasa
2%, 4%, 6%, dan 8% yang memperoleh dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
nilai kesukaan aroma sebesar 3,3 (agak lain senyawa kimia, suhu, konsentrasi
tidak suka) , 3,3 (agak tidak suka), 3,3 dan interaksi dengan senyawa lain.
(agak tidak suka) dan 3,5 (agak suka).
Warna
Rasa Kenampakan merupakan salah
Rasa merupakan salah satu satu parameter dalam menentukan
parameter penting dalam penerimaan penerimaan produk oleh konsumen.
konsumen terhadap suatu makanan. Berikut hasil uji kesukaan warna serbuk
Hasil uji kesukaan rasa serbuk bio bio flavour asam glutamat dari ekstrak
flavour dapat dilihat pada Gambar 5. tomat, dapat dilihat pada Gambar 6.

3,8 3,6 4,75


4,7
Skor Kesukaan
Skor Kesukaan

3,6 3,4 3,4 4,7


3,3
3,4
3,1 4,65
3,2 4,6 4,6 4,6 4,6
3 4,6

2,8 4,55
2 4 6 8 10 2 4 6 8 10
Konsentrasi NaCl (%) Konsentrasi NaCl (%)

Skala 1 2 3 4 5 6 Skala 1 2 3 4 5 6
Sangat Agak Sangat Agak
Tidak Agak Sangat Tidak Agak Sangat
Nilai Tidak Tidak Suka Nilai Tidak Tidak Suka
Suka Suka suka Suka Suka suka
Suka Suka Suka Suka

Gambar 5. Hasil Uji Kesukaan Rasa Gambar 6. Hasil Uji Kesukaan Warna

8
Data pada Gambar 6. hasil uji 1. Kandungan asam glutamat
kesukaan warna menunjukkan bahwa meningkat dengan peningkatan
semakin tinggi konsentrasi NaCl yang berat tomat pada bahan baku. Nilai
digunakan pada pembuatan serbuk bio tertinggi asam glutamat diperoleh
flavour asam glutamat memiliki 0,0082% pada berat tomat 600 g.
kenampakan warna yang tidak jauh 2. Semakin tinggi penambahan
berbeda. Kelima sampel serbuk bio konsentrasi NaCl (rentang 2-10%)
flavour memiliki kenampakan warna pada serbuk bio flavor, maka nilai
yang putih bersih. kadar airnya semakin rendah.
Menurut Hadiwiyoto (1993), Kondisi optimum diperoleh pada
penggunaan garam selain sebagai bahan konsentrasi NaCl 10% dengan nilai
pengawet juga berfungsi sebagai kadar air 7%.
penghambat mikroorganisme dan 3. Semakin tinggi penambahan
memberikan sifat fisik dan organoleptik konsentrasi NaCl (rentang 2-10%)
(sensorik) yang khas yang dapat pada serbuk bio flavor, maka nilai
memberikan nilai estetika yang tinggi. kelarutan semakin tinggi. Kondisi
optimum diperoleh pada konsentrasi
Syarat Mutu Penyedap Rasa NaCl 10% dengan nilai kelarutan
Bumbu penyedap rasa adalah 93,01%.
produk bubuk yang mengandung 4. Semakin tinggi penambahan
ekstrak tertentu, dengan penambahan konsentrasi NaCl (rentang 2-10%)
bahan makanan lain dan atau tanpa pada serbuk bio flavour maka nilai
tambahan makanan lain yang proteinnya semakin rendah.
diizinkan. Berikut syarat mutu (SNI 01- 5. Serbuk bio flavour asam glutamat
4273-1996) dari penyedap rasa dapat dari ekstrak tomat dengan variasi
dilihat pada Tabel 4. penambahan konsentrasi NaCl (2%,
4%, 6%, 8%, dan 10%) diperoleh
Tabel 4. Syarat Mutu Penyedap Rasa kondisi optimum pada konsentrasi
No. Jenis Uji Satuan Syarat NaCl 10% dengan nilai kesukaan
1. Kadar Air % Max 4 aroma 3,8 (agak suka), kesukaan
2. Protein % Min 7 rasa 3,6 (agak suka) dan kesukaan
Sumber: Badan Standarisasi Nasional warna 4,7 (suka).
(1996)
6. Serbuk bio flavour asam glutamat
Berdasarkan Tabel 4. Syarat dari ekstrak tomat dengan
mutu dari penyedap rasa SNI 01-4273- penambahan variasi NaCl (2%, 4%,
1996, serbuk bio flavour asam glutamat 6%, 8%, dan 10%) belum
dari ekstrak tomat dengan penambahan memenuhi syarat mutu dari
variasi NaCl (pada rentang 2-10%) penyedap rasa SNI 01-4273-1996.
belum memenuhi syarat mutu dari
penyedap rasa karena syarat kadar air
DAFTAR PUSTAKA
masih diatas angka maksimal dan syarat AOAC. 2005. Official Methods of
protein masih dibawah angka minimal. Analysis. The Association of
Dengan nilai kadar air 15%, 13%, 12%, Official Analytical and Chemist
10%, dan 7%, sedangkan untuk nilai 16th ed. AOAC. Inc. Arlington.
protein sebesar 5,14% Virginia.
Badan Penelitian dan Pengembangan
KESIMPULAN Kesehatan. 2007. Riset Kesehatan
Dari hasil penelitian
disimpulkan bahwa:

9
Dasar Tahun 207. Kementerian Situatio. Journal of Food Science
Kesehatan RI. 5(3): 71-76.
Dordland, W. E. dan J. A. Rogers. Populin T., S. Moret, S. Truant, dan S.
1977. The Fragrances and Flavor Conte. 2007. A Survey on the
Industry. Wayne E. Dordland Co., Presence of Free Glutamic Acid
New Jersey. in Foostuffs, With and Without
Franceschi, S., E. Bidoli, C. LaVeccia. Added Monosodium Glutamate.
R. Talamini, B. D’Avanzo, and E. Journal Food Chemistry. 104:
Negri. 1994. Tomatoes dan Risk 1712-1717.
of Digestive-tract Cancers. Rochima, E. 2005. Dinamika Jumlah
International Journal of Cancer. Bakteri selama Fermentasi
59: 181-184. selama Processing Ikan Asin
Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Jambal Roti. Universitas
Pengolahan Hasil Perikanan. Padjadjaran, Bandung
Liberty, Yogyakarta. Sebranek J. 2009. Basic Curing
Herawati, H. 2008. Penentuan Umur Ingredients. Di dalam: Tarte R,
Simpan pada Produk Pangan. editor. Ingredients in Meat
Jurnal Litbang Pertanian 27 (4). Product. Properties, Functionality
Balai Pengkajian Teknologi and Applications. Springer
Pertanian Jawa Tengah. Science. New York
Jinap, S dan Hajep, P. 2010. Suharso T. 2006. Pembuatan Bubuk
Glutamate. Its Applications in Flavour Kepala Udang Windu
Food and Contribution to Health. (Penaeus monodon) Secara
Journal Appetite 55: 1-10. Enzimatik Sebagai Bumbu Instan
Kumalaningsih, S., Suprayogi, dan B. Masakan. Skripsi. Institut
Yuda. 2005. Membuat Makanan Pertanian Bogor.
Siap Saji. Jurnal Tekno Pangan. Sumarni, Aji N.B dan Solekan. 2008.
Trubus Agrisarana. Surabaya. Pengaruh Volume Air dan Berat
Machin, Achmad. 2012. Potensi Bahan pada Penyulingan Minyak
Hidrolisat Tempe Sebagai Atsiri. Jurnal Teknologi. 1(1): 3-
Penyedap Rasa Melalui 88.
Pemanfaatan Ekstrak Buah Nanas. Suprapti, L. 2000. Membuat Saos
Jurnal Berkala Ilmiah Biologi. Tomat. Trubus Agrisarana.
SMA Negeri 1 Dempet. Jakarta.
Ningrum, P. L. 2014. Pengaruh Thariq, Ahmad S., dkk. 2014. Pengaruh
Konsentrasi Bubuk Bawang Putih Perbedaan Konsentrasi Garam
dan Garam dapur (NaCl) Pada Peda Ikan Kembung
Terhadap Mutu Tahu Selama (Rastrelliger neglectus) Terhadap
Penyimpanan Pada Suhu Kamar. Kandungan Asam Glutamat
Jurnal Rekayasa Pangan dan Pemberi Rasa Gurih (Umami).
Pertanian, 2(3). Jurnal Pengolahan dan
Novita, R. 2017. Analisis Organoleptik Bioteknologi Hasil Perikanan. 3
Formula Minuman Kahwa Daun (3).
Mix. Politeknik Pertanian Negeri Winarno, F.G. 2004. Flavor Bagi
Payakumbuh. Industri Pangan. M. Brio Press.
Nuryani, H dan Jinap S. 2010. Soy Bogor.
Sauce and Its Umami Taste: A
link From the Past to Current

10

Anda mungkin juga menyukai