Anda di halaman 1dari 2

Siapa saja yang perlu tes HIV?

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan, ada beberapa indikasi tes HIV, yaitu:

 Setiap orang dewasa, anak, dan remaja dengan kondisi medis yang diduga terjadi

infeksi HIV. Terutama dengan riwayat tuberkulosis (TB) dan penyakit kelamin.

 Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin.

 Laki-laki dewasa yang meminta sunat sebagai tindakan pencegahan HIV.

Bayi dan anak dengan kondisi di bawah ini juga memerlukan tes HIV. Kondisi tersebut
antara lain:

 Anak memiliki penyakit yang berhubungan dengan HIV seperti TB berat atau

mendapat obat anti tuberkulosis (OAT) berulang, malnutrisi, atau pneumonia

berulang dan diare kronis atau berulang.

 Bayi yang baru lahir dari ibu terinfeksi HIV dan sudah mendapatkan tindakan

pencegahan penularan dari ibu ke anak.

 Anak yang riwayat keluarganya tidak diketahui.

 Terpajan atau berpotensi memiliki infeksi HIV melalui jarum suntik yang

terkontaminasi, menerima transfusi berulang, dan sebab lainnya.

 Anak yang mengalami kekerasan seksual.

Selain itu, tes HIV juga harus ditawarkan secara rutin kepada:

 Pekerja seks, pengguna NAPZA suntik (penasun), laki-laki hubungan seksual

dengan laki-laki (LSL), dan waria. Tes harus diulang minimal setiap 6 bulan sekali.

 Pasangan ODHA.

 Ibu hamil di wilayah epidemi meluas dan epidemi terkonsentrasi.

 Pasien TB.
 Semua orang yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan di daerah epidemi

HIV meluas.

 Pasien penyakit kelamin.

 Pasien hepatitis.

 Warga binaan permasyarakatan.

Anda mungkin juga menyukai