Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KEBIJAKAN TENTANG PENGGUNAAN

ALAT PENANGKAPAN IKAN DI INDONESIA

OLEH :
NOVIE DYAH IRAWATI
NIM. 530005715

I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pelaksanaan pembangunan perikanan di Indonesia oleh pemerintah di Indonesia


mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengelola sumber daya ikan sebagaimana
diamantkan oleh Undang – Undang Dasar 1945 (pasal 33) maupun Undang –Undang
Perikanan No. 31 Tahun 2004, yang intinya memberikan mandat kepada pemerintah
didalam mengelola sumberdaya alam untuk kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan
kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya tersebut. Sumberdaya ini secara umum termasuk
dalam kategori dapat pulih. Namun, kemampuan alam untuk memperbaharui ini bersifat
terbatas. Jika manusia mengeksploitasi sumberdaya akan mengalami penurunan, terkuras
dan bahkan menyebabkan kepunahan. Salah satu untuk menjaga kelestarian ikan,
pemerintah mengatur tentang alat tangkap ikan yang ramah lingkungan (Eka, A.R., 2015).
Beberapa tantangan pembangunan maritim Indonesia seperti Illegal, Unreported
and Unregulated (IUU) dan degradasi ekosistem mampu menyebabkan kemiskinan pesisir
serta kondisi keberlanjutan sumberdaya alam yang semakin terancam. Praktik IUU telah
terjadi di Indonesia dan telah diperkirakan ada 4.326 kapal yang melakukan praktik IUU
baik lokal maupun asing. Akibatnya potensi ikan Indonesia yang dicuri sebesar 25%
mengakibatkan produksi menembus angka 107% (KKP, 2013). Berdasarkan hasil
penelitian global diperkirakan IUU Fishing mencapai 30-40 persen dari hasil tangkapan
total. Dalam definisi kegiatan illegal pencurian ikan, dimasukkan pula kategori hasil
tangkapan yang tidak dilaporkan (unreported). Termasuk didalamnya adalah hasil
tangkapan sampingan (by catch) dan kegiatan perikanan yang tidak diatur dalam sistem
peraturan dan perundang-undangan (unregulated) (Hamdani, B. 2016).

1.2 TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan Pemerintah RI
dalam penggunaan Alat Penangkap Ikan (API) di Indonesia dan untuk mengetahui
penggunaan API yang diperbolehkan dan yang dilarang.
2 PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Pemerintah RI tentang Penggunaan Alat Penangkapan Ikan di
Indonesia

Kebijakan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan di Indonesia dituangkan dalam


Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2011 jo.
PER.08/MEN/2011 jo. PER.05/MEN/2012 jo. 18/PERMEN-KP/2013 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2011 tentang
Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu
Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, antara
lain dapat digambarkan sebagai berikut:
Sebagai tindak lanjut dan pelaksanaan Pasal 7 ayat (1) huruf f, huruf g, dan huruf h
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009, Menteri Kelautan dan Perikanan
menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2011 jo.
PER.08/MEN/2011 jo. PER.05/MEN/2012 jo. 18/PERMEN-KP/2013 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.02/MEN/2011 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan
Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia.
Alat penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
menurut jenisnya terdiri dari 10 (sepuluh) kelompok, yaitu: (a) jaring lingkar
(surrounding nets); (b) pukat tarik (seine nets); (c) pukat hela (trawls); (d) penggaruk
(dredges); (e) jaring angkat (lift nets); (f) alat yang dijatuhkan (falling gears); (g) jaring
insang (gillnets and entangling nets); (h) perangkap (traps); (i) pancing (hooks and
lines); dan (j) alat penjepit dan melukai (grappling and wounding).
Alat penangkapan ikan jaring lingkar (surrounding nets), terdiri dari: a. jaring lingkar
bertali kerut (with purse lines/purse seine); dan b. jaring lingkar tanpa tali kerut (without
purse lines/Lampara).
Alat penangkapan ikan pukat tarik (seine nets), terdiri dari: a. pukat tarik pantai (beach
seines); dan b. pukat tarik berkapal (boat or vessel seines).
Alat penangkapan ikan pukat hela (trawls), terdiri dari: a. pukat hela dasar (bottom
trawls); b. pukat hela pertengahan (midwater trawls); c. pukat hela kembar berpapan
(otter twin trawls); dan d. pukat dorong.
Alat penangkapan ikan penggaruk (dredges), terdiri dari: a. penggaruk berkapal (boat
dredges); dan b. penggaruk tanpa kapal (hand dredges).
Alat penangkapan ikan jaring angkat (lift nets), terdiri dari: a. anco (portable lift nets);
b. jaring angkat berperahu (boat-operated lift nets); dan c. bagan tancap (shore-operated
stationary lift nets).
Alat penangkapan ikan berupa alat yang dijatuhkan atau ditebarkan (falling gear),
terdiri dari: a. jala jatuh berkapal (cast nets); dan b. jala tebar (falling gear not
specified).
Alat penangkapan ikan jaring insang (gillnets and entangling nets), terdiri dari: a. jaring
insang tetap (set gillnets (anchored); b. jaring insang hanyut (driftnets); c. jaring insang
lingkar (encircling gillnets); d. jaring insang berpancang (fixed gillnets (on stakes)); e.
jaring insang berlapis (trammel nets) berupa jaring klitik; dan f. combined gillnets-
trammel net.
Alat penangkapan ikan perangkap (traps), terdiri dari: a. stationary uncovered pound
nets, berupa set net; b. bubu (pots); c. bubu bersayap (fyke nets); d. stow nets; e.
barriers, fences, weirs, berupa sero; f. perangkap ikan peloncat (aerial traps); g. muro
ami; dan h. seser.
Alat penangkapan ikan pancing (hooks and lines), terdiri dari: a. handlines and pole-
lines/hand operated; b. handlines and pole-lines/mechanized; c. rawai dasar (set
longlines); d. rawai hanyut (drifting longlines); e. tonda (trolling lines); dan f. pancing
layang-layang.
Alat penangkapan ikan berupa alat penjepit dan melukai (grappling and wounding),
terdiri dari: a. tombak (harpoons); b. ladung; dan c. panah.
Penempatan API dan ABPI pada jalur penangkapan ikan dan WPP-NRI disesuaikan
dengan: a. sifat API; b. tingkat selektifitas dan kapasitas API; c. jenis dan ukuran ABPI;
d. ukuran kapal perikanan; dan e. wilayah penangkapan.
Sifat API dibedakan menjadi: a. Statis, merupakan API yang dipasang menetap dan
tidak dipindahkan untuk jangka waktu lama; b. Pasif, merupakan API yang dipasang
menetap dalam waktu singkat; c. Aktif, merupakan API yang dioperasionalkan secara
aktif dan bergerak.
Tingkat selektifitas dan kapasitas API ditentukan berdasarkan ukuran: a. mesh size; b.
nomor mata pancing; c. tali ris atas; d. bukaan mulut; e. luasan; f. penaju; dan g. jumlah
mata pancing.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NO.2/PERMEN-KP/2015
tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat
Tarik (Seine Nets) Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Pada
pasal 4 ayat 1 dan 2 disebutkan jenis pukat tarik berkapal (boat or vessel seines) adalah
cantrang. Sehingga API cantrang untuk tahun 2018 ini sudah dilarang penggunaannnya
untuk menangkap ikan karena merusak ekosistem lingkungan laut.
2.2 Ketentuan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan

No Jenis Alat PI Jalur Spesifikasi Ukuran Alat PI Yg Landasan Hukum


Penangkapan Direkomendasikan
Terlarang
1. Pukat Ikan Per. · Mesh size cod end >50 mm. Kep Mentan
S.Malaka Teritorial · Pada groud rope tidak menggunakan No.770/Kpts/IK.120/10/96;
bobin dan rantai pengejut.. Kep. Ditjen. No. IK.340/
Pukat Ikan di Per. Teritorial · Tidak dioperasikan dengan 2 kapal D3. 2304/96K
luar S. Malaka
2. Pukat Udang Isobath <10> · Mesh size cod end >30 mm Kepres 85 /82
· Pakai TED/API jarak jeruji > 10 cm
· Tidak dioperasikan dengan 2 kapal
3. Purse Seine PK/PB Jalur I a (<3> Panjang jaring <> Kep. Mentan 392/99

Jalur I PS Non Group Panjang<>

<> PS 2 Kapal Non Group Panjang <>

T.Tomini,L.Maluku, PS Group & >350 GT <>


L.Seram, L.Banda,
L.Flores, L.Sawu Purse Seine PB

Ukuran Mesh Size PS PK > 1 inchi

Ukuran Mesh Size PS PB > 3 inchi


4. Gill Net Jalur I a, Jalur I Panjang < 1000 m Kep. Mentan 392/99

Jalur I & II Panjang < 2500 m

Panjang > 2500 m


5. Tuna Long Line Jalur I Jumlah mata pancing <1.200 Kep. Mentan 392/99

Jalur I dan II Jumlah mata pancing >1.200


6. Pukat HelaKaltim Perairan < 1 mil < 5 GT Permen KP. No. 06/2008
Bagian Utara
Perairan < 4 mil > 5 GT < 30 GT
7. Gill Net ZEEI Perairan teritorial Gill net hanyut (mesh size > 10 cm, Permen KP. No.
(< 12 mil) panjang <10000 m dan dalam <30 m) 08/2008

Gill net tetap (mesh size> 20 cm,


panjang <10000 m dan dalam <30 m)
(Sumber : Mukhtar , 2008)
3. Penutup
3.1 Kesimpulan

Pembangunan perikanan yang berkelanjutan dapat diartikan sebagai pemanfaatan


hasil perikanan yang dapat dipertanggungjawabkan, baik terhadap generasi setelah kita
maupun terhadap lingkungan. Bentuk pertanggungjawaban pada generasi setelah kita dapat
dilakukan dengan cara menjaga kelestarian sumberdaya perikanan yang ada. Sedangkan
bentuk tanggungjawab kita terhadap lingkungan dapat kita lakukan dengan cara lebih
memperhatikan kelestarian lingkungan. Disamping itu pembangunan perikanan yang
berkelanjutan juga terkait dengan keberlanjutan keseluruhan aspek, mulai dari aspek
ekonomi, soial dan ekonomi. Sehingga dikeluarkan peraturan dan kebijakan pemerintah RI
dengan penggunaaan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan dengan ketentuan yang
telah diatur guna melindungi sumberdaya perikanan Indonesia agar tetap lestari untuk
generasi mendatang.
3.2 Saran
Untuk mencapai upaya pelestarian sumberdaya perikanan Indonesia, diperlukan
langkah pemerintah RI merangkul nelayan dan mensosialisasikan untuk sadar
menggunakan API yang ramah lingkungan agar stok ikan di perairan tetap lestari serta
melibatkan tokoh - tokoh masyarakat pesisir dengan hukum adat kearifan lokal masing –
masing di tiap daerah. Sehingga kebijakan pemerintah dalam penggunaan API dapat
terealisasikan dengan kesadaran nelayan Indonesia untuk menjaga kelestarian sumberdaya
perikanan Indonesia.

Daftar Pustaka
Eka, A.R. 2015. Analisis Kebijakan Tentang Penggunaan Alat Penangkap Ikanjenis
Cantrang ( Pukat Tarik ) Di Indonesia. http://www.academia.edu/11577245/
analisis_kebijakan_tentang_alat_penangkap_ikan. Diaskes pada tanggal 13
September 2018 pukul 05.15 WIB.

Hamdani, B. 2015. Analisis Kebijakan Kepmen KKP Nomor 2 tahun 2015.


http://www.basohamdani.com/2015/03/analisis-kebijakan-kepmen-kkp.html. Diaskes
pada tanggal 13 September 2018 pukul 05.20 WIB.

Mukhtar. 2008. Ketentuan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Yang Dibolehkan dan
Dilarang. http://mukhtar-api.blogspot.com/2008/09/ketentuan-penggunaan-alat-
penangkapan.html. Diaskes pada tanggal 13 September 2018 pukul 05.35 WIB.

Razi, F. 2015. Analisis Kebijakan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Di Indonesia.


http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2015/03/analisis-kebijakan-
penggunaan-alat.html. Diaskes pada tanggal 13 September 2018 pukul 05.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai