Anda di halaman 1dari 116

LAPORAN DESIMINASI AWAL MANAJEMEN KEPERAWATAN

MPKP (MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL)


DI RUANG KEDONDONG RSUD KAB. KLUNGKUNG
TANGGAL 05 FEBRUARI S/D 4 MARET 2017

OLEH
KELOMPOK XV

1. Ni Made Mery Suparyantini, S.Kep NIM. 17J10076


2. Prawira Patriani, S.Kep NIM. 17J10081
3. Ni Luh Putu Novi Sri Dewi, S.Kep NIM. 17J10078
4. Dewa Ayu Rita Lestari, S.Kep NIM. 17J10085
5. Putu Atika Parwati, S.Kep NIM. 17J10051
6. Ida Ayu Mas Suparma Dewi, S.Kep NIM. 17J10195
7. Ni Kadek Suari Paramita, S.Kep NIM. 17J10088
8. Made Damayanti, S.Kep NIM. 17J10113
9. Gede Wahyu Pramana, S.Kep NIM.
17J10186
10. Putu Handre Suardi Putra, S.Kep NIM. 17J10188
11. Kadek Beby Hartadwipa, S.Kep NIM. 17J10127
12. Kadek Ayu Ristianti, S.Kep NIM. 17J10170

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


akhirnya kami kelompok XV Program Studi Ners STIKES Bali telah selesai
melaksanakan pengkajian manajemen keperawatan di Ruang Ruang Kedondong
RSUD Klungkung dan telah selesai pula menyusun laporan untuk desiminasi
awal.

Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat bimbingan,


pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu, pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D., selaku Ketua
STIKES Bali.
2. Bapak dr. I Nyoman Kesuma,MPH, selaku direktur RSUD Kab.
Klungkung.
3. Ibu A.A. Ayu Yuliati Darmini, S.Kep., Ns., selaku Ketua Program Studi
Ners STIKES Bali.
4. Bapak Ns. H. Eko Kristiono, S. Kep., selaku Kepala Instalasi Diklat yang
berkenan menerima kami dan memberikan masukan serta bimbingan selama
kami praktik manajemen keperawatan di Ruang Kedondong RSUD Kab.
Klungkung.
5. Bapak Ns. I Nyoman Tripayana., S.kep., selaku pembimbing akademik
yang berkenan menerima kami dan memberikan masukan serta bimbingan
selama kami praktik manajemen keperawatan di Ruang Kedondong RSUD
Kab. Klungkung.
6. Bapak Ida Bagus Rai Hartawan, S.Kep., selaku Kepala Ruangan
Kedondong RSUD Kab. Klungkung yang berkenan menerima kami dan
memberikan masukan serta bimbingan selama kami praktik manajemen
keperawatan di Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung

ii
7. Ibu Ni Wayan Sukeni, S.Kep., sebagai pembimbing klinik sekaligus wakil
kepala ruangan Kedondong RSUD Kab. Klungkung yang berkenan
menerima kami dan memberikan masukan serta bimbingan selama kami
praktik manajemen keperawatan di Ruang Kedondong RSUD Klungkung
8. Perawat ruangan dan staf Ruang Kedondong RSUD Klungkung yang
telah banyak memberikan masukan dan informasi data yang kami perlukan.
9. Semua pasien kelolaan dan keluarga yang telah bersedia bekerja sama
dengan kami selama kami praktek.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
untuk perbaikan berikutnya. Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat untuk
peningkatan pelayanan keperawatan.

Klungkung, 07 Februari 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... .iv
DAFTAR BAGAN…………………………………………………………..... vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar 1
Belakang .....................................................................................
B. Tujuan ............................................................................................. 3
.....
C. Manfaat .......................................................................................... 4
.....
D. Tempat dan 4
waktu…………………………………………………….
BAB II PROFIL RUMAH SAKIT....................................................................... 5
BAB III PENGKAJIAN MANAJEMEN………………………………………. 10
A. Pengkajian M1 – M5 ........................................................................... 10
1. M1-Man……………………..…………………………………..... 10
2. M2- Material………… ………………………………………….. 32
3. M3- Method ……………………………………………………… 41
4. M4 - 49
Money………………..…………...……………………………
5. M5 - 51
Market……………………………………………………….
B. Analisa SWOT..................................................................................... 55
C. Diagram Layang …………………………………………………….. 74

iv
D. Prioritas Masalah ……………………………………………………. 75
BAB IV PERENCANAAN............................................................................... 77
A. Penataan Ketenagaan........................................................................... 77
B. Perencanaan MPKP …………………………………………………. 78
C. Timbang Terima................................................................................... 87
D. Supervisi ............................................................................................... 93
E. Ronde Keperawatan ............................................................................. 98
F. Sentralisasi Obat …………………………………………………….. 103
G. Discharge Planning ………………………………………………….. 109
H. Dokumentasi Keperawatan …………………………………………. 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR BAGAN
Halaman

Bagan 3.1
Strukttur 10
Organisasi
Ruang
Kedondong
RSUD
Kab.
Klungkung
……………
……………
…..
…..............
Bagan 3.2 Alur Pasien Masuk Rawat Inap……….. …....................... 31
Bagan 4.3 Pengembangan & Struktur Organisasi MPKP ................. 78
Bagan 4.4 Struktur Organisasi Ketenagaan Keperawatan Pada
MPKP………………………………… ….......................
79
Bagan 4.5 Alur Timbang Terima ……………………........................ 92
Bagan 4.6 Alur Supervisi ……………………………........................ 97
Bagan 4.7 Tahapan Ronde Keperawatan ……………........................ 103
Bagan 4.8 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat ………....................... 109
Bagan 4.9 Alur Discharge Planning …………………....................... 113

vi
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1
Ketenagaan 10
& Riwayan
Pendidikan
Perawat
Ruang
Kedondong
RSUD
Kabupaten
Klungkung..
….................
.
Tabel 3.2 Pembagian Tugas Perawat …………..…........................... 15
Tabel 3.3 Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur .......................... 22
Tabel 3.4 Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut Rumus

Dougles …………………………………….................... 23
Tabel 3.5 Kebutuhan Perawat Menurut Tingkat Ketergantungan

vii
Pasien ……………….……………………........................ 24
Tabel 3.6 Fasilitas Alat Medis / Keperawatan Ruang Kedondong
RSUD Kab. Klungkung …….……………........................
36
Tabel 3.7 Fasilitas Alat Non Medis / Keperawatan Ruang
Kedondong RSUD Kab. Klungkung ……........................
37
Tabel 3.8 Format Dokumentasi ………............................................ 48
Tabel 3.9 Gambaran Kasus ………….………………....................... 51
Tabel 3.10 Sumber Pendanaan ……………………………………… 53
Tabel 3.11 Analisa SWOT …………………………………………... 57
Tabel 4. 12 Prosedur Timbang Terima ………………………………. 88

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 3.1 Rekapitulasi 10 Besar Penyakit ………………………… 52


Gambar 3.2 Tingkat Kepuasan Pasien di R. Kedondong…………….. 54
Gambar 3.3 Diagram Layang ………………………………................ 74

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Rumah Sakit


Lampiran 2. POA

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
kesehatan termasuk didalamnya pelayanan keperawatan merupakan suatu
fenomena yang harus segera di respon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang konsep
pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam
pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem
model praktik keperawatan professional (MPKP), mulai dari
ketenagaan/pasien, penetapan MPKP, dan perbaikan dokumentasi
keperawatan. Selain itu sejalan dengan perkembangan dan perubahan
pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia, maka model sistem asuhan
keperawatan harus berubah mengarah pada suatu praktik keperawatan
profesional. Dengan penerapan model asuhan keperawatan profesional ini
maka akan jelas peran dan fungsi perawat sesuai dengan tanggung jawab dan
tanggung gugatnya (Nursalam, 2016).
Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan Asuhan
Keperawatan Profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara
profesional perawat diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju
ke arah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2016).
Pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional berkaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Ada beberapa
metode system pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Mc Laughin,
Thomas, dan Barterm (1995) dalam Nursalam (2016) mengidentifikasi
delapan model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum

1
digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan total keperawatan tim,
dan keperawatan primer.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu
memahami konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah
konsep tentang pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan,
perencanaan, yang berupa rencana strategis melalui pendekatan:
pengumpulan data, analisa SWOT dan penyusunan langkah- langkah
perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan
MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) dan melakukan pengawasan
dan pengendalian (Nursalam, 2014).
Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan
mengalami perubahan mendasar dalam memasuki abad ke 21. Perubahan
tersebut sebagai dampak dari perubahan sosial politik, kependudukan serta
perkembangan pengetahuan dan teknologi. Pelayanan kesehatan di rumah
sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non
kesehatan. Perawat memberikan pelayanan dan asuhan menggunakan suatu
sistem manjemen asuhan keperawatan. Perubahan pelayanan keperawatan
mempunyai dua pilihan utama, yaitu SDM melakukan inovasi dan berubah
atau SDM yang diubah oleh suatu keadaan dan situasi. Perawat harus
mempunyai ketrampilan dalam proses perubahan. Ketrampilan pertama
adalah proses keperawatan dan ketrampilan kedua adalah ilmu teoritis dan
pengalaman praktik (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil pengakajian pada tanggal 05 s.d 07 Februari 2018,
didapatkan bahwa di Ruang Ruang Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung
sudah menggunakan model keperawatan MAKP Tim, tetapi pelaksanaannya
masih belum optimal.

Berdasarkan data diatas, maka kami mencoba menerapkan Model


Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dengan metode modifikasi Tim
Primary Nursing, dimana pelaksanaannya melibatkan pasien kelas 3 Timur,

2
Ruang Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung dengan jumlah maksimal
pasien 6 orang kelolaan

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik managemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip management keperawatan
dengan menggunakan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
dengan metode modifikasi tim- primer dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan Rumah Sakit khususnya pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik management keperawatan, mahasiswa
mampu
a. Melaksanakan pengkajian data di Ruang Kedondong RSUD
Kabupaten Klungkung
b. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa Strengh, Weakness,
Opportunity, Threat (SWOT)
c. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah dibuat.
d. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional dengan metode
Modifikasi Tim- Primer : (1) Timbang Terima, (2) Ronde
Keperawatan, (3) Sentralisasi Obat, (4) Supervisi Keperawatan, (5)
Discharge Planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.
e. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional dengan metode
modifikasi tim- primer: (1) Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan,
(3) Sentralisasi Obat, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge
Planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.
f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional
dengan metode modifikasi tim- primer: (1) Timbang Terima, (2)
Ronde Keperawatan, (3) Sentralisasi Obat, (4) Supervisi Keperawatan,
(5) Discharge Planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.

C. Manfaat
1. Bagi Pasien

3
Tercapainya kepuasan semua pasien yang ada di ruangan Ruang
Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung secara optimal.
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara
perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain,
dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
3. Bagi Rumah Sakit
a. Meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit
b. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi
c. Mempelajari penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP)

D. Tempat dan waktu


Tempat dilaksanakan praktek klinik mamajemen keperawatan ini adalah di
Ruang Ruang Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung, selama 28 hari
kerja terhitung tanggal 05 Februari s.d 04 Maret 2018.

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


1. Sejarah
Berdirinya RSUD Kab. Klungkung berawal dari barak penampungan
korban bencana alam meletusnya Gunung Agung pada tahun 1963. Seiring
dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di Provinsi Bali wilayah Timur,
maka barak tersebut dikukuhkan sebagai rumah sakit milik Pemerintah
Provinsi Bali dengan kategori tipe D. Pada tahun 1986. RSUD Kabupaten
Klugkung dinaikkan kelasnya menjadi tipe C. Pada tahun 1990, pengelolaan
dan pemilikan RSUD Kab. Klungkung tersebut diserahkan dari Pemerintah
Provinsi Bali ke Pemerintah Kabupaten Klungkung sesuai dengan Peraturan

4
Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 1990. Dalam rangka peningkatan dan
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, RSUD Kab. Klungkung dijadikan Rumah Sakit sebagai
PPK-BLUD (Perda No. 8 tahun 2002 per 1 Januari 2012). Pada tahun 2017
RSUD Kab. Klungkung telah meningkat kelasnya menjadi tipe B dengan
SK Nomor: 440/ 844.6 DPMPTSP- A 2017. Gambaran khusus tentang
RSUD Kab. Klungkung ditinjau dari tugas pokok, fungsi, visi, misi,
falsafah, moto dan tujuan rumah sakit dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Visi RSUD Kab. Klungkung
"Rumah Sakit Pilihan Terbaik Dan Unggul Dalam Pelayanan
Kedaruratan Di Bali Timur”
b. Misi RSUD Kab. Klungkung
1) Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu
2) Mengembangkan Pengelolaan RS Secara Profesional
3) Mengembangkan Pusat Layanan Kedaruratan YangUnggul Di Bali
Timur
4) Mengembangkan peran rumah sakit dalam pendidikan, pelatihan
dan penelitian.
c. Motto RSUD Kab. Klungkung
Memberikan pelayanan CERMAT yaitu cepat, Efektif dan Efisien,
Ramah, Mantap, Akurat dan Tertib administrasi
d. Falsafah RSUD Kab. Klungkung
"Kesembuhan dan Kepuasan Anda Adalah Kebahagiaan Kami"
e. Nilai-Nilai Dasar
"Padi Unggul," (Profesional Adil Dipercaya Integritas Dan Unggul
RSUD
f. Maklumat Pelayanan
"Kami Pegawai RSUD Kab. Klungkung siap Memberikan Pelayanan
Yang Profesional, Ramah, Mudah, Terjangkau Dan Tanpa Diskriminasi"
Semoga Tuhan selalu Memberkati” Pelayanan di RSUD Kab.
Klungkung
g. Pelayanan di RSUD Kab. Klungkung
1) Pelayanan Medik Klinik Kebidanan
2) Klinik Gigi
3) Klinik Penyakit Dalam
4) Klinik Bedah
5) Klinik Bedah Tulang (Orthopedic)
6) Klinik Saraf

5
7) Klinik Rehabilitasi Medik
8) Klinik Anak
9) Klinik Kesehatan Jiwa
10) Klinik Mata
11) Klinik THT
12) Klinik Kulit dan Kelamin
13) Klinik VCT/Flamboyan
14) Klinik Gizi dan Tumbuh Kembang
15) Klinik Paru
16) Klinik Kosmetik Medik
17) Klinik Akupuntur
h. Pelayanan Rawat Inap
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 Februari 2018,
didapatkan kapasitas tempat tidur rawat inap bulan Januari Tahun 2017 :
1) Ruang Apel : 30 TT
2) Ruang Belimbing : 17 TT
3) Ruang Cermai : 9 TT
4) Ruang Durian : 19 TT
5) Ruang Jambu : 24 TT
6) Ruang Kedondong : 29 TT
7) Ruang Leci : 19 TT
8) Ruang ICU : 6 TT
9) Ruang VIP : 20 TT
10) Ruang MS : 6 TT
Sumber : Data dari Rekam Medik bulan Januari 2017.
Jumlah tempat tidur di RSUD Kab. Klungkung berdasarkan kelas
1) Kedondong : 19 TT
2) Kelas I : 20 TT
3) Kelas II : 30 TT
4) Kelas III : 98 TT
i. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat memiliki fasilitas ruang operasi Kamar (OK)
dan dibuka selama 24 jam Instalasi Gawat Darurat didukung oleh 12
Dokter Umum dengan konsultan dokter ahli.
j. Pelayanan Bedah (Bedah Sentral)
Pelayanan Bedah di RSUD Kab. Klungkung didukung oleh fasilitas
ruang instalasi bedah sentral (BS) yang selalu buka 24 jam yang
didukung oleh dokter spesialis bedah, ortopodi, kebidanan, anasthesi,
mata dan THT.
k. Pelayanan EEG (Rekam otak)
Alat elektroencephalografi (EG) adalah suatu tes yang mengukur
aktivitas listrik di otak, disebut gelombang otak. Sebuah EEG mengukur

6
gelombang otak melalui elektroda tombol kecil yang ditempatkan pada
kulit kepala EEG dilakukan oleh dokter spesialis saraf
l. Pelayanan Endoskopi
Endoskopi merupakan prosedur dagnostic canggih yang membantu
pemeriksaan yang terdapat di area abdomen (arca perut dan sekitarnya)
khususnya di daerah yang sulit untuk dilihat oleh mata telanjang seperti
di usus, lambung, dan batang tenggorokan Dioperasikan oleh dokter
spesialis penyakit dalam terampil endoskopi
m. Pelayanan Hemodialisa
Pelayanan hemodialisa atau cuci darah di dukung 10 mesin dengan 1
dokter Interna atau Penyakit Dalam, 1 dokter umum dan 7 perawat.
n. Penunjang Pelayanan Langsung
Penunjang layanan langsung terdiri dari Laboratorium, Radiologi,
Instalasi Farmasi dan Instalasi Gizi.
o. Penunjang Pelayanan Tidak Langsung
IPsRS, IKLRS, Rekam Medis, Pemulasaran Jenazah dan Unit
Ambulance.

2. Ketenagaan
Untuk dapat memberikan pelayanan dengan baik perlu adanya sumber
daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Jumlah
pegawai seluruhnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung
sebanyak 537 orang yang terdiri dari:
1) Dokter : 61 orang
a) Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 5 orang
b) Dokter Spesialis Penyakit Bedah : 3 orang
c) Dokter Spesialis Anak : 5 Orang
d) Dokter spesialis Kebidaan & Peny. Kandungan : 3 Orang
e) Dokter Spesialis Saraf : 2 Orang
f) Dokter Spesialis THT : 2 Orang
g) Dokter Spesialis Ortopedi : 2 Orang
h) Dokter Spesialis Mata : 1
Orang
i) Dokter Spesialis Kulit Kelamin : 2 Orang
j) Dokter Spesialis Anaestesi : 2 Orang
k) Dokter Spesialis Patologi Klinik : 1 Orang
l) Dokter Spesialis Radiologi : 2 Orang
m) Dokter Umum : 25
Orang

7
n) Dokter Gigi : 5 Orang
o) Dokter Bedah spesialis Digestiv : 1 Orang
2) Apoteker : 6 orang
3) Psikolog : 1 orang
4) Perawat : 162 orang
5) Bidan : 52 orang
6) Perawat Gigi dan Fisioterapi : 8 orang
7) Paramedis Non Keperawatan : 51 orang
8) Non Medis : 202 orang
9) Manajemen Kesehatan (S2) : 2 orang

8
BAB III
PENGKAJIAN MANAJEMEN

A. PENGKAJIAN M1 – M5
1. M1-Man
a. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
RUANG KEDONDONG RSUD KLUNGKUNG

KA INSTALASI RAWAT INAP II


Ns. I Gst. Ngr. Gd. Wirayuda, S. Kep
NIP 197011071995031002

KEPALA RUANGAN
I.B. Rai Hartawan, S.Kep.
NIP 197703141696031002
WAKA RU
Ni Wy. Sukeni, S.Kep
NIP 198184182003122007
ADMINISTRASI & LOGISTIK
Kd. Sri Wahyuni, Amd. Kep.
NIP 198288272005012009

KETUA TIM PERAWATAN I KETUA TIM PERAWATAN II KETUA TIM PERAWATAN III
Ns. Ani Astuti Apriliana, S.Kep I Nym. Suasana, Amd. Kep I Wy Pasek T, Amd. Kep
NIP 198404152011012017 NIP 198308202010011031 NIP.

ANGGOTA TIM a. ANGGOTA TIM


1. Md. Wahyu Purnama D, 1. Dsk. Kt. Yuni Susantiwati,
Amd. Kep. Amd. Kep. ANGGOTA TIM
NIP 198910152011012016 NIP 196806221989022001
2. Km Yudi Pranata, Amd.Kep. 2. 1. Ni Nym. Sri Astuti, Amd.
Ade Darsana Putri, Amd.
3. Ns. Dian Nugraha, S.Kep. Kep.
Kep
4. D.A. Tri Utami, Amd. Kep. NIP 198604082011012011
3.L. Mytri Simpati Dewi, Amd.
KORDINATOR 2. Kt. Wiratsari, Amd. Kep.
Kep. 3. Pt. Premana Indra J., Amd,
Gusti Ayu
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung
Kep.
4. Indah Pradnya A., Amd Kep.
Struktur organisasi Rumah Sakit untuk Ruang Kedondong RSUD Kab.
Klungkung terdiri dari kepala ruangan, wakil kepala ruangan, dimana kepala
ruangan mempunyai 3 tim, namun dalam pelaksanaannya hanya beroperasi 2 tim
yakni tim 1 dan tim 2. Sampai saat ini belum terdapat pembaharuan pada struktur
terkait dengan SK, sehingga pelaksanaan asuhan keperawatan oleh anggota tim 3

9
menyesuaikan dengan tim 1 dan 2, selain itu terdapat pemindahan dan
penambahan 2 anggota tim yang juga pelaksanaan asuhan keperawatannya masih
menyesuaikan dengan tim yang ada. Masing-masing ketua tim dibantu oleh
beberapa perawat pelaksana, kepala ruangan juga mempunyai 1 penanggung
jawab administrasi dan logistik. Struktur organisasi tersebut sudah lengkap
dengan uraian tugas, fungsi kewajiban, tanggung jawab serta hubungan kerja
sama dengan unit lain untuk menyelenggarakan pelayanan keperawatan.
Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung dipimpin oleh Kepala
Ruangan dengan latar belakang pendidikan S1 Keperawatan, dalam memberikan
asuhan keperawatan dibagi menjadi 3 Tim. Setiap Tim terdiri dari 3 sampai 4
orang anggota. Disamping itu Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung juga
mempunyai 1 penanggung jawab administasi dan logistik serta 1 kordinator.

b. Ketenagaan Ruang Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung.


1) Riwayat pendidikan, ketenagaan dan sertifikasi Ruang Ruang
Kedondong RSUD Kab. Klungkung.
a) Tenaga Keperawatan :
(1) Tenaga S1 Ners : 2 orang
(2) Tenaga S1 : 2 orang
(3) Tenaga DIII : 13 orang
b) Tenaga Non Keperawatan
(1) Kordinator : 1 orang

2) Ketenagaan dan riwayat pendidikan perawat serta pelatihan


yang didapat.

Tabel 3.1

10
Ketenagaan dan Riwayat Pendidikan Perawat
Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung

Status dan Masa Pelatihan yang


No Nama Pendidikan
Jabatan Kerja pernah diikuti
1. Ida Bagus Rai PNS S1 21 tahun BHD, BTCLS,
Hartawan, Kepala Keperawatan PROMKES, PPI,
S.Kep. Ruangan Inservice Training
RJPO.
2. Ni Wy. PNS S1 14 tahun BHD, BTCLS,
Sukeni, Wakil Kepala Keperawatan CI, Pelayanan
S.Kep. Ruangan pasien,
Penatalaksanaan
TB
3. Kd. Sri PNS DIII 12 tahun BHD, BTCLS,
Wahyuni, Administrasi Keperawatan CI, Inservice
Amd. Kep Logistik Training RJPO,
Pelatihan HIV dan
AIDS

4. Ns. Ani Astuti PNS S1 6 tahun BHD, BTCLS,


Apriliani, S. Ka Tim 1 Keperawatan CI, PROMKES,
Kep Ners Inservice Training
PKRS.
5. I Nym. PNS DIII 7 tahun BHD, EKG,
Suasana, Ka Tim 2 Keperawatan BTCLS, PNKP
Amd. Kep
6. I Wy Pasek PNS DIII 12 BHD, BTCLS,
Tekayana, Ka Tim 3 Keperawatan Tahun CI, Komunikasi
Amd. Kep Terapeutik
7. Md. Wahyu PNS DIII 6 tahun BHD, BTCLS
Purnama D., Anggota Keperawatan
Amd. Kep Tim1
8. Km. Yudi Kontrak DIII 5 tahun BHD, BTCLS,
Pranata, Amd. Anggota Keperawatan APAR
Kep Tim1
9. Ns. Dian Kontrak S1 2 tahun BHD, BTCLS
Nugraha, S. Anggota Keperawatan
Kep Tim1 , Ners
10. D. A. Tri Kontrak DIII 2 tahun BHD, BTCLS
Utami, Amd. Anggota Keperawatan
Kep Tim1
11 Dsk. Kt. Yuni PNS DIII 27 tahun BHD, BTCLS
Susantiwati, Anggota Tim Keperawatan
Amd. Kep 2

11
12 Ade Darsana Kontrak DIII 2 Tahun BHD, BTCLS
Putri, Amd. BLUD Keperawatan
Kep Anggota Tim
2
13 L. Mytri PNS DIII 5 tahun BHD, BTCLS
Simpati Anggota Tim Keperawatan APAR
Dewi, Amd. 2
Kep
14 Ni. Nym. Sri PNS DIII 6 tahun BHD, BTCLS
Astuti, Amd. Anggota Tim Keperawatan
Kep 3
15 Kt. Wiratsari, PNS DIII 6 tahun BHD, BTCLS
Amd. Kep Anggota Tim Keperawatan
3
16 Pt. Premana PNS DIII 4 tahun BHD, BTCLS,
Indra J., Amd. Anggota Tim Keperawatan Perawatan Luka
Kep 3 Modern, APAR
17 Indah PNS DIII 3 tahun BHD, BTCLS
Pradnya A., Anggota Tim Keperawatan
Amd. Kep 3

Dilihat dari kualitas, Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung


memiliki 17 orang tenaga medis baik Perawat S1 maupun DIII, termasuk
kepala ruangan dan wakil kepala ruangan dengan kualifikasi pendidikan terdiri
dari 2 orang S1 Keperawatan Ners, 2 orang S1 Keperawatan, dan 13 orang
DIII keperawatan. Di Ruang Kedondong sudah ada beberapa perawat dengan
lulusan D III telah melanjutkan kuliah ke Strata I (Sarjana) dan profesi Ners .
Dilihat dari masa kerja dapat diketahui bahwa masa kerja setiap tenaga
kesehatan di Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung adalah bervariasi
dengan rincian masa kerja terlama 27 tahun dan terpendek 2 tahun. Bila
ditinjau dari segi kualitas, dari 17 orang tenaga kesehatan di Ruang
Kedondong RSUD Kab. Klungkung diperoleh data 10 orang berstatus PNS
dan 7 orang berstatus kontrak.
Adapun pelatihan yang pernah diikuti oleh 17 orang perawat di Ruang
Kedondong RSUD Kab. Klungkung adalah:
a. Pelatihan BHD (100 %)
b. Pelatihan BT&CLS (100 %)
c. Pelatihan CI (23 %)

12
d. Pelatihan PROMKES (11 %)
e. Pelatihan Komunikasi terapeutik (5 %)
f. Inservice Training PKRS (5 %)
g. Pelatihan PPI (5%)
h. Inservice Training RJPO (11%)
i. Perawatan Luka Modern (5%)
j. APAR (23%)
k. Penatalaksanaan TB (5%)
l. Pelatihan HIV dan AIDS (5%)
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan (tanggal 5 Februari – 7
Februari 2018), ditemukan pada sumber daya manusia, dimana sebagian besar
perawat berlatar belakang pendidikan DIII Keperawatan. Selain itu, dari
sekian jumlah perawat yang ada sebagian besar perawat sudah mengikuti
pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan kesehatan dan keperawatan
guna menunjang keberhasilan penerapan program keperawatan.

3) Pembagian Tugas
Adapun pembagian tugas keperawatan yang dimiliki Ruang Kedondong
RSUD Kab. Klungkung adalah Kepala Ruangan yang dibantu Wakil Kepala
Ruangan, Penanggung Jawab Administrasi dan Logistik dan 3 orang Katim
yang setiap timnnya terdiri dari 3 sampai 4 orang anggota tim. Adapun tugas
dan tanggung jawab setiap perawat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2
Pembagian Tugas Perawat

Data
No SDM Fungsi Uraian Tugas Pengkajian
Ya Tidak
1 Kepala Perencanaan 1. Menunjuk ketua tim √
Ruangan yang akan bertugas di
ruang masing-masing
2. Mengikuti serah terima √
pasien pada shift
sebelumnya
3. Mengidentifikasi √
tingkat ketergantungan
pasien : gawat, transisi

13
dan persiapan pulang,
bersama ketua tim
4. Mengidentifikasi √
jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan
pasien bersama ketua
tim, mengatur
penugasan atau
penjadwalan
5. Merencanakan strategi √
pellaksanaan perawatan
6. Mengikuti visite dokter √
untuk mengetahui
kondisi, patofisiologi,
tindakan yang akan
dilakukan terhadap
pasien

7. Mengatur dan √
mengendalikan asuhan
keperawatan
8. Membantu √
mengembangkan niat
pendidikan dan latihan
diri
9. Membantu √
membimbing peserta
didik keperawatan
10. Menjaga terwujudnya √
visi dan misi
keperawatan Rumah
Sakit
Pengorganisa 1. Merumuskan metode √
sian penugasan yang
digunakan
2. Merumuskan tujuan √
metode penugasan
3. Membuat rincian tugas √
ketua tim dan anggota
tim secara jelas
4. Membuat rentang √
kendali kepala ruangan
membawahi 3 ketua tim,
dan ketua tim
membawahi 2-3 perawat

14
5. Mengatur dan √
mengendalikan tenaga
keperawatan, membuat
proses dinas, mengatur
tenaga yang ada setiap
hari, dan lainnya
6. Mengatur dan √
mengendalikan logistik
ruangan
7. Mengatur dan √
mengendalikan situasi
tempat praktek
8. Mendelegasikan tugas, √
saat kepala ruangan
tidak ada ditempat
kepada ketua tim
9. Memberi wewenang √
kepada tata usaha untuk
mengurus administrasi
pasien
10.Mengatur penugasan √
jadwal post dan
pakarnya
11. Identifikkasi masalah √
dan penanganannya

Penggerak 1. Memberikan √
pengarahan kepada
ketua tim
2. Memberikan motivasi √
dalam meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan dan sikap
anggota tim
3. Memberi pujian kepada √
anggota tim yang
melaksanakan tugas
dengan baik
4. Membimbing bawahan √
5. Meningkatkan √
kolaborasi dengan
anggota tim
6. Melakukan supervisi √
7. Memberikan informasi √
tentang hal-hal yang
berhubungan dengan

15
yankep diruangan
8. Melakukan pelaporan √
dan pendokumentasian
Pelaksana 1. Mengkaji kebutuhan √
dan masalah kesehatan
pasien
2. Menyususn rencana √
keperawatan
3. Melakukan pertolongan √
pertama pada pasien
dalam keadaan darurat
4. Melaksanakan evaluasi √
tindakan keperawatan
5. Menciptakan dan √
memelihara hubungan
baik dengan anggota
tim kesehatan lain

Pengawasan 1. Mengawasi dan menilai √


pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah
ditentukan
2. Melaksanakan penilaian √
terhadap uapaya
peningkatan
pengetahuan dan
keterampilan dibidang
perawatan
3. Mengawasi dan √
mengendalikan
penddayagunaan
peralatan perawatan
serta obat-obatan secara
efektif dan efisien
4. Mengawasi pelaksanaan √
sistem pencatatan dan
pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan
serta mencatat kegiatan
lain diruang rawat
2 Kepala Perencana 1. Bersama karu √
Tim melaksanakan serah
terima tugas
2. Bersama karu √
melaksanakan

16
pembagian tugas
3. Menyusun rencana √
asuhan keperawatan
4. Menyiapkan keperluan √
untuk melaksanakan
asuhan keperawatan
5. Melakukan ronde √
keperawatan bersama
kepala ruangan
6. Mengorientasikan klien √
baru pada lingkungan
7. Melakukan pelaporan √
dan pendokumentasian
Pengorganisa 1. Menjelaskan tujuan √
sian pengorganisasian tim
keperawatan
2. Membagin pekerjaan √
sesuai tingkat
ketergantungan pasien
3. Membuat rincian tugas √
anggota tim dalam
keperawatan
4. Mampu mengkoordinir √
pekerjaan yang harus
dilakukan bersama tim
kesehatan lain
5. Mengukur waktu √
istirahat anggota tim
6. Mendelegasikan proses √
asuhan keperawatan
pada anggota tim
7. Melakukan pelaporan √
dan pendokumentasian
Pelaksana 1. Melakukan operan jaga √
setiap shift
2. Melakukan orientasi √
staf baru
3. Melakukan orientasi √
pasien baru
4. Mengadakan rapat rutin √
ruangan
5. Mensosialisasikan : √
a. Kebijakan
b. Standar
c. SOP
6. Mengikuti rapat rutin √

17
dan koordinasi
7. Memberi penyuluhan √
perorangan
8. Memberi penyuluhan √
kelompok
9. Melaksanakan PKRS √
10.Melaksanakan √
discharge planning
Pengawasan 1. Mengevaluasi √
pemberian asuhan
keperawatan dan hasil
yang dicapai serta
pendokumentasiannya
Anggota 1. Menjalankan asuhan √
Tim keperawatan sesuai
standar
2. Membina hubungan √
terapeutik dengan
pasien/keluarga
3. Mengikuti serah terima √
dengan group / tim lain
(group petugas ganti)
mengenai kondisi
pasien / anggota
keluarga, logistic
keperawatan,
administrasi rekam
medik, pelayanan
pemeriksaan penunjang,
kolaborasi program
pengobatan
4. Melanjutkan tugas- √
tugas yang belum dapat
diselesaikan oleh group
sebelumnya
5. Menyiapkan √
perlengkapan untuk
pelayanan dan visite
dokter
6. Mendampingi dokter √
visite, mencatat dan
melaksanakan program
pengobatan dokter bila
Kepala Group tidak di
tempat
7. Membantu pelaksanaan √

18
rujukan dan
menyiapkan pasien
untuk pemeriksaan
diaganostik,
laboratorium,
pengobatan, dan
tindakan
8. Melakukan orientasi √
terhadap pasien/anggota
keluarga/keluarga baru
mengenai: tata tertib
ruang/RS, perawat yang
bertugas
9. Membuat laporan √
pergantian dinas dan
setelah selesai diparaf
10. Menyiapkan √
pasien/anggota keluarga
pulang dan memberikan
penyuluhan kesehatan
11. Memelihara kebersihan √
ruang rawat dengan
mengatur tugas cleaning
service dan peserta
didik
12. Mengatur tata tertib √
ruangan yang ditujukan
kepada semua petugas,
peserta didik dan
pengunjung ruangan
13. Membantu kepala √
ruangan untuk menilai
mutu pelayanan asuhan
keperawatan serta
tenaga keperawatan
14. Menulis laporan √
tim/group mengenai
kondisi klien/anggota
keluarga dan
lingkungannya
15. Memberikan √
penyuluhan kesehatan
kepada pasien/anggota
keluarga/keluarga
16. Mengkomunikasikan √
kepada Kepala

19
Ruangan/Kepala Group
jika ada masalah yang
belum terselesaikan
17. Memeriksa √
kelengkapan status
keperawatan
18. Memberikan resep dan √
menerima obat dari
keluarga pasien yang
menjadi tanggung
jawabnya dan
berkoordinasi dengan
kepala group
4) BOR dan Kebutuhan tenaga perawat
a. BOR
Berdasarkan hasil pengkajian (tanggal 05 februari s.d 07 februari 2018)
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Ruang Kedondong
RSUD Kab. Klungkung yaitu: 29 tempat tidur dengan rincian sebagai
berikut :

Tabel 3.3
Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur di Ruang Kedondong
RSUD Kab. Klungkung Tanggal 05 Februari s.d 07 Februari 2018

No Shift Kelas I Kelas II Kelas III Isolasi Non BOR


Kelas
1 Pagi 2 bed 4 bed 19 bed 2 bed 2 bed 8/29 x 100
(terisi 2) (terisi 2) (terisi 4) (terisi 0) (terisi 0) = 27,6%
2 Sore 2 bed 4 bed 19 bed 2 bed 2 bed 9/29 x 100
(terisi 2) (terisi 2) (terisi 5) (terisi 0) (terisi 0) = 31,0%
3 Malam 2 bed 4 bed 19 bed 2 bed 2 bed 10/29x 100
(terisi 2) (terisi 2) (terisi 6) (terisi 0) (terisi 0 = 34,5%

Rata- rata 31,0 %


Tanggal 05 Februari 2018

Tanggal 06 Februari 2018

20
No Shift Kelas I Kelas II Kelas III Isolasi Non BOR
Kelas
1 Pagi 2 bed 4 bed 19 bed 2 bed 2 bed 5/29 x 100
(terisi 0) (terisi 1) (terisi 4) (terisi 0) (terisi 0) =17,2%
2 Sore 2 bed 4 bed 19 bed 2 bed 2 bed 5/29 x 100
(terisi 0) (terisi 1) (terisi 4) (terisi 0) (terisi 0) =17,2%
3 Malam 2 bed 4 bed 19 bed 2 bed 2 bed 5/29x 100
(terisi 0) (terisi 1) (terisi 4) (terisi 0) (terisi 0 = 17,2%

Rata-rata 17,2 %

Tanggal 07 Februari 2018

No Shift Kelas I Kelas II Kelas III Isolasi Non Kelas B


1 Pagi 2 bed 4 bed 19 bed 2 bed 2 bed 6/29
(terisi 0) (terisi 1) (terisi 5) (terisi 0) (terisi 0) =2
2 Sore 2 bed 4 bed 19 bed 2 bed 2 bed 7/29
(terisi 0 ) (terisi 1 ) (terisi 6 ) (terisi 0) (terisi 0) =2
3 Malam 2 bed 4 bed 19 bed 2 bed 2 bed 7/29
(terisi 0) (terisi 1 ) (terisi 6 ) (terisi 0) (terisi 0 =2

Rata- rata 2

b. Perhitungan beban kerja dan kebutuhan perawat di Ruang Kedondong


1) Perhitungan Menurut Rumus Douglas
(a) Perhitungan beban kerja dan kebutuhan perawat
Diketahui :
Ruang Kedondong dengan kapasitas 29 tempat tidur , terdapat 8 pasien
pada tanggal 5 Februari 2018
Tingkat Ketergantungan Pasien:
Minimal care : 0 pasien
Parsial care : 6 pasien
Total care : 2 pasien

21
Tabel 3.4
Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut Rumus Douglas

Tabel 3.5
Kebutuhan Perawat Menurut Tingkat Ketergantungan Pasien
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Minimal Care 0 x 0,17= 0 0 x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
Parsial Care 6x 0,27 = 1,62 6 x 0,15 = 0,9 6 x 0,10 = 0,6
Total Care 2x 0,36 = 0,72 2 x 0,30 = 0,6 2 x 0,20 = 0,4
Jumlah 2,34 (2) 1,5 (2) 1 (1)
Jadi total perawat yang dibutuhkan dalam sehari = 2 + 2 + 1 = 5 orang

(b) Kebutuhan Perawat untuk hari libur/cuti/hari besar dan tugas non
keperawatan
(1) Hari libur/cuti/hari besar

Minimal Care Parsial Care Total Care


Pagi 0,17 0,27 0,36
Siang 0,14 0,15 0,30
Malam 0,07 0,10 0,20
=

= 1,36 (Dibulatkan menjadi 1 orang)

22
(2) Perawat yang mengerjakan tugas non profesi/ perawatan tidak
langsung
(jumlah tenaga perawat + lost day) x 25 %

= (5 + 1,36) x 25 %
= 1,65 dibulatkan menjadi 2 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk L.DAY dan tugas non
keperawatan adalah = 1+ 2 = 3 orang

(3) Struktural
Kepala ruangan = 1 orang
Wakil Kepala ruangan = 1 orang
Ketua Tim = 3 orang
+
Total = 5 orang
(4) Total kebutuhan perawat
= R. Douglas + (L. DAY + jumlah perawat tugas non kep) +
perawat structural
=5+1+2+5
= 13 orang
Jadi total kebutuhan perawat 13 orang

2) Perhitungan menurut DEPKES


Minimal Care : 0 orang
Parsial Care : 6 orang
Total Care : 2 orang
Jam perawat langsung
Minimal : 0 x 3 jam = 0 jam
Parsial : 6 x 4 jam = 24 jam
Total : 2 x 6 jam = 12 jam
+

23
36 jam
Jam perawatan tidak langsung = 35 menit/hari x 8 pasien
= 280 menit
= 4,7 jam
Jam penyuluhan =15 menit x 8 pasien
=120 menit
= 2 jam
Total jam perawatan = 36 jam + 4,7 jam + 2 jam
= 42,7 jam

Rata-rata ketergantungan pasien :


=

= jam/pasien

Kebutuhan perawat :
=

= dibulatkan menjadi 5 orang


Pembagian perawat per shift
Pagi : 47% x 5 orang = 2,35 = 2 orang
Sore : 35% x 5 orang = 1,75 = 2 orang
Malam : 17% x 5 orang = 0,85 = 1 orang
a. Hari libur/cuti/hari besar

=
= (dibulatkan menjadi 1 orang)

24
b. Perawat yang mengerjakan tugas non profesi/ perawatan
tidak langsung

(jumlah tenaga perawat + lost day) x 25 %


= (5 + 1) x 25 %
= 1,5 dibulatkan menjadi 2 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk L.DAY dan
tugas non keperawatan adalah = 1 + 2 = 2 orang
Jadi total kebutuhan perawat R. DEPKES + (Lost
Day + tugas non keperawatan)
= 5 + (2 + 1)
= 8 orang
Struktural:
Kepala ruangan = 1 orang
Wakil Kepala ruangan = 1 orang
Ketua Tim = 3 orang
+
Total = 5 orang
Jadi total tenaga keperawatan yang dibutuhkan :
5+8=13 orang

Menurut perhitungan jumlah tenaga perawat yang


dibutuhkan ruangan menggunakan rumor DEPKES, maka
Ruang Kedongdong RSUD Kab. Klungkung maka
didapatkan hasil total kebutuhan perawat sebanyak 13
orang.
Analisa : Berdasarkan perhitungan jumlah tenaga perawat
menggunakan rumus Douglas kelebihan tenaga sebanyak
4 orang dan rumus DEPKES kelebihan tenaga sebanyak 4
orang.

c. Alur Pasien Masuk


1) Kajian Data dan Analisa
Dari hasil observasi yang didapatkan pada tanggal 5
Februari 2018 pukul 14.00 Wita, penerimaan pasien

25
baru di Kedondong RSUD Kab. Klungkung dilakukan
dengan baik. Pengkajian pasien masuk
didokumentasikan dalam blangko pasien baru yang
sesuai dengan yang diberikan oleh rumah sakit.
Selanjutnya operan pasien antara perawat jaga dengan
perawat yang mengantar pasien ke Ruang Kedondong
RSUD Kab. Klungkung baik dari UGD maupun
Poliklinik.

2) Alur Masuk Pasien


Alur Masuk Pasien Di Ruang Kedondong RSUD Kab.
Klungkung.
(a) Kajian Data dan Analisa
(1) Mulai
(2) Pasien Datang
(b) Pasien atau keluarga pasien datang dengan
kendaraan berhenti di lobi tepat di depan pintu
masuk IGD. Satpam IGD mengarahkan tempat
berhenti kendaraan.
3) Satpam dan Petugas Porter membantu menurunkan
pasien dari kendaraan. Pasien dibawa masuk IGD dan
keluarga diminta mendaftar atau menunggu di luar.
4) Kendaraan di minta parkir di tempat parkir yang
disediakan.
5) Triage
(a) Perawat melakukan triage untuk menentukan
prioritas penanganan.
(b) Prioritas terutama untuk mengidentifikasi
kebutuhan resusitasi
(c) Triage dibagi menjadi 4 level yaitu :
(1) Merah untuk pasien gawat darurat yang
memerlukan resusitasi (RJP), contohnya pasien
CKB, Fraktur basis kranii.
(2) Kuning untuk pasien gawat darurat yang tidak
memerlukan resusitasi (RJP) tetapi memerlukan

26
tindakan urgent, contohnya pasien dengan resiko
jatuh
(3) Hijau untuk pasien yang tidak gawat darurat
(False Emergency).
(4) Hitam untuk pasien yang meninggal saat datang
(DOA).
6) Loket Pendaftaran
(a) Keluarga pasien mendaftar di loket pendaftaran.
(b) Pasien atau keluarga pasien menunjukan kartu
identitas kepesertaan dalam jaminan kesehatan
nomor CM (bila ada).
(c) Input data SIMRS.
(d) Penyimpanan rekam medik dan nomor rekam
medik.
7) Ruang Rawat Darurat (IGD)
(a) Pasien mendapatkan penanganan sesuai level
kegawatannya berupa asuhan medis atau
keperawatan atau kebidanan dan pemeriksaan
penunjang di instalasi Laboratorium dan Radiologi
(sesuai indikasi), tindakan medis, konsultasi dan
terapi.
(b) Dokumentasi di rekam medis, pembuatan resep
atau surat lain dan input data.
(c) Pasien mendapat daran tindak lanjut :
(1) Pulang mendapat surat periksa kembali
(kontrol).
(2) Rawat inap berupa permintaan rawat inap ke
admission.
(3) Dirujuk berupa surat rujukan ke RS rujukan.
8) Admission
(a) Pasien atau keluarga mendapat informasi atau
penyuluhan atas tindak lanjut yang diputuskan
pasien atau keluarga.
(b) Petugas mengidentifikasi kebutuhan ruangan untuk
pasien yang perlu rawat inap.
(c) Petugas admission memfasilitasi kebutuhan
informasi lain bila diperlukan.

27
9) Kasir Rawat IGD atau Rawat Inap
(a) Pasien atau keluarga membayar biaya pelayanan
secara cash atau lunas verifikasi bagi pasien peserta
jaminan kesehatan.
(b) Pasien atau keluarga memperoleh bill biaya
pelayanan.
(c) Pasien mengambil obat di instalasi farmasi.
10) Instalasi Farmasi
(a) Obat yang telah di resepkan oleh dokter dibawa ke
apotek oleh perawat.
(b) Kemudian oleh farmasi ysng menyerahkan obat ke
ruangan masing-masing.
(c) Setelah itu, perawat ruangan mengecek kembali
obat yang datang dengan menerima lembar terima
obat.
(d) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis
obat, jumlah dan sediaan (bila perlu) dalam kartu
control dan diketahui (ditandatangani) oleh
keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
(e) Keluarga selanjutnya mendapatkan penjelasan
kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta
penjelasan tentang jenis, dosis, waktu pemberian
dan cara pemberian.
(f) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan
oleh perawat dalam kotak obat. Selesai : Pulang
atau Rawat Inap atau Dirujuk.

RAWAT
UGD
JALAN
Situasi
Emergency

Membaik Indikasi
MRS Indikasi Kondisi
MRS Stabil

28
Rawat Jalan Situasi
Stabil
BPL

Kondisi Kondisi Ruang


Memburuk Stabil Kedondong

ICU MS Kondisi Ruang Perawatan


Stabil

Kondisi STABIL
Memburuk
BPL, Kontrol Poliklinik

RUJUK
BLP, Kontrol Poliklinik

BAGAN 3.2 ALUR PASIEN MASUK RAWAT INAP


DI RUANG KEDONDONG RSUD KAB. KLUNGKUNG

2. M2- Material
a. Lokasi dan Denah RSUD Kab. Klungkung
1) Gambaran Umum RSUD Kab. Klungkung
RSUD Kab. Klungkung berdiri tahun 1963 sebagai rumah
sakit lapangan untuk menampung korban meletusnya Gunung
Agung. Seiring dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di
Provinsi Bali wilayah timur, maka rumah sakit lapangan tersebut
dikukuhkan sebagai rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Bali

29
dengan kategori tipe D. Pada tahun 1986, RSUD Kab.
Klungkung dinaikan kelasnya menjadi tipe C.
Pada tahun 1990, pengelolaan dan pemilikan RSUD Kab.
Klungkung tersebut diserahkan dari Pemerintah Provinsi Bali ke
Pemerintah Kabupaten Klungkung sesuai dengan peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 1990.
Dalam rangka peningkatan dan kelancaran pelaksanaan
tugas dan fungsi dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, RSUD Kab. Klungkung dijadikan Rumah Sakit
sebagai PPK-BLUD (Perda No. 8 tahun 2002 per 1 Januari
2012). Pada tahun 2017 RSUD Kab. Klungkung telah meningkat
kelasnya menjadi tipe B dengan SK Nomor: 440/ 844.6/
DPMPTSP-A/ 2017. RSUD Kab. Klungkung terletak di Jalan
Flamboyan No. 40 Semarapura. RSUD Kab.Klungkung telah
melewati penilaian akreditasi dan di survey oleh tim KARS
dengan predikat lulus paripurna dan akan melanjutkan dengan
akreditasi penilaian untuk menjadi RS tipe B pendidikan tahun
2018 ini.

b. Lokasi dan Denah


1) Lokasi Rumah Sakit
RSUD Kabupaten Klungkung terletak tepat ditengah kota
semarapura yang merupakan ibu kota Kabupaten Klungkung,
dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah utara : Jalan Pudak Budaga, Semara Pura Kauh
Sebelah Selatan : Jalan Batu Tabik, Uma Lemek
Sebelah Timur : Jalan Raya Flamboyan
Sebelah Barat : Setra Semara Pura Kauh
RSUD Kabupaten Klungkung terletak satu setengah
kilometer dari pusat kota Semarapura, tepatnya di jalan Flamboyan

30
nomor 40 Semarapura dengan luas lahan 23.885 km2. Dengan
melihat kondisi tersebut maka Rumah Sakit Umum Kabupaten
Klungkung sangat strategis selain mudah dijangkau juga terletak di
jalur wisata dan tempat suci umat Hindu yaitu Pura Besakih selain
itu juga sebagai jalur lintas provinsi yang menghubungkan Jawa
dan Bali menuju Lombok dengan jalur utama jalan by pass Prof.
Ida Bagus Mantra yang menghubungkan Padang Galak (Denpasar)
menuju Kusamba (Klungkung).

2) Denah Rumah Sakit


(terlampir)
3) Lokasi Ruang Kedondong
Gambaran lokasi Ruang Kedondong RSUD Klungkung sebagai
berikut :
Timur : Ruang VIP
Utara : Ruang E
Barat : Tanah kosong
Selatan : Tanah kosong

4) Denah Ruang Kedondong RSUD Klungkung


Ruang F terletak paling selatan dari lingkungan RSUD
Klungkung, Ruang Kedondong adalah ruang interna infeksius,
terdapat 2 ruang kelas I, 2 ruang kelas II dan 3 ruang kelas III
yaitu ruang kelas III Timur, ruang kelas III Utara dan ruang kelas
III Barat.

Ruang Kelas
III Utara

S E L A S A R

Ruang Kelas Ruang Kelas Nurse Station Ruang


T KSM
III Barat oi
III Timur
Penyakit
le
t
31 Dalam
E

Ruang L
Perawat Ruang
Toilet Tindakan
A
Ruang
Dapur
Tempa Spoelh Kls I/1
t ok
S
Laken

Ruang Ruang
Kls II/1 A Kls I/2

Ruang Ruang
R
Kls II/2 Isolasi

c. Kondisi Ruangan
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Kedondong RSUD Kab.
Klungkung, didapatkan lingkungan kerja yang kondusif.
1) Hubungan antar perawat baik
Perawat tampak berkomunikasi dengan baik antara perawat satu
dengan yang lainnya. Tidak memandang pendidikan, saling
menghargai dan saling toleransi sesama perawat.
2) Hubungan antara perawat dengan atasan baik
Terjalin koordinasi yang baik antara perawat dan atasan serta
adanya komunikasi yang baik antara ketua tim dengan anggota.
3) Hubungan antara perawat dengan tenaga medis lainnya baik
Perawat dengan tenaga medis lainnya (profesi lain) memiliki
hubungan yang baik dibuktikan dengan adanya kolaborasi yang
baik.
4) Hubungan antara perawat dengan staf rumah sakit non medis baik
Terdapat kerjasama anatara perawat dan staf rumah sakit non
medis (diklat, tenaga administrasi, front office, RM, dan CS)
5) Hubungan antara perawat dengan pasien baik
Terjalin komunikasi yang baik antara perawat dan pasien di Ruang
Kedondong RSUD Kab. Klungkung, karena perawat di Ruang

32
Kedondong RSUD Kab. Klungkung bekerja secara profesional,
tidak membeda-bedakan pasien untuk mencapai tujuan
(kesembuhan), antara lain:
a) Terdapat rasa saling percaya antara perawat dan pasien
b) Perawat menjaga privasi pasien
c) Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala
resiko yang muncul selama pasien dalam perawatan

6) Kendala yang terdapat di ruangan


Tidak ada kendala yang terdapat di Ruang Kedondong RSUD
Kab. Klungkung karena perawat bekerja dengan teliti, kelalaian
dan malpraktik tidak ada.

d. Sarana dan Prasarana

Tabel. 3.6
Fasilitas Alat Medis/Keperawatan Ruang Kedongdong RSUD Klungkung
Tanggal 05 Februari 2018

Keadaan
No. Nama Barang Bahan Jumlah Barang
1. Tensimeter Campuran 4 Baik
2. Thermometer Campuran 3 Baik
3. Syringe pump Campuran 4 Baik
4. Nebulizer Campuran 2 Baik
5. EKG Campuran 1 Baik
6. Blood Warmer Campuran 1 Baik
7. Stetoskop Besi dan karet 3 Baik
1 baik, 1
8. Suction pump Campuran 1 Baik
9. Infuse pump Campuran 1 Baik
Besi,
10. Sterilisator aluminium 1 Baik
11. Amubag Campuran 2 Baik
12. Gunting perban Besi 1 Baik
Baik
13. Gunting bengkok runcing Besi 1
Baik
14. Gunting lurus runcing Besi 1
15. Gunting lurus tumpul Besi 2 Baik

33
Baik
16. Pinset anatomi Besi 4
Baik
17. Pinset cirurgis Besi 4
Baik
18. Kasur anti decubitus Campuran 1
Baik
19. Martil staper Campuran 1
Baik
20. O2 besar Campuran 15
Baik
21 O2 kecil Campuran 1
Baik
22. Brancard Besi 1
Baik
23. Troli EKG Campuran 1
Baik
24. Troli injeksi Besi 1
Baik
25. Troli merawat luka Besi 1
Baik
26. Kom Stailess 2
Baik
27. Tiang/standar infuse Besi 29
Baik
28. Pispot Plastik 10
Baik
29. Urinal Plastik 10
Baik
30. Korentang Besi 2
Baik
31. Kupet kecil Stainless 2
Baik
32. Kupet sedang Stainless 1
Baik
33 Kupet besar Stainles 1
Baik
34. Senter Plastik 1
Baik
35. Arteri klem Besi 2
Baik
36. Bengkok Stainless 6
Baik
37 Reflek Hammer Campuran 1
Baik
38 Tongue Spatel Stainles 2
Sumber: Inventaris Ruang Kedondong RSUD Klungkung

Tabel.3.7
Fasilitas Alat Non Medis Ruang Kedongdong RSUD Klungkung
Tanggal 05 Februari 2018

34
Keadaan
No. Nama Barang Bahan Jumlah Barang
Layak
1. Bed pasien Campuran 29 pakai
2. Meja pasien Campuran 24 Baik
3. Kursi pasien Plastik 24 Baik
4. Kursi petugas Kayu 15 Baik
5. Meja petugas Campuran 3 Baik
6. Lemari obat Campuran 1 Baik
7. Lemari alat Campuran 2 Baik
8. Loker Besi 2 Baik
9. Bed petugas Campuran 1 Baik
10. Televise Campuran 1 Baik
11. Computer Campuran 1 Baik
12. Monitor Campuran 1 Baik
13. Printer kecil Campuran 1 Baik
14. Korden Kain 2 Baik
15. Papan tulis Kayu 1 Baik
16. Telepon Campuran 1 Baik
17. Timbangan Campuran 1 Baik
18. Meja computer Campuran 1 Baik
19. Waskom Stainless 5 Baik
20. Sampiran (kain) Kain 5 Baik
21. Perlak Kain 30 Baik
22. Jemuran kecil Stainless 6 Baik
23. Jemuran sedang Stainless 2 Baik
24. Bantal Kapuk 21 Baik
25. Laken biru, hijau, pink,putih Kain 30 Baik
Stik laken biru, hijau, pink,
26. putih Kain 30 Baik
Sarung bantal biru, hijau,
27. pink, putih Kain 30 Baik
28. Kasur spon pasien Spon 21 Baik
29. Kasur petugas Spon 2 Baik
30. Selimut tipis Kain 30 Baik
31. Selimut tebal Kain 30 Baik
32. Guling Kapuk 1 Baik
33. Handuk sedang Kain 26 Baik
34. Kursi Roda Campuran 1 Baik
35. Brancard Besi 1 Baik
36. Troli Laundry Besi 1 Baik
37. Gelas Sonde Plastik 3 Baik
38. Kipas Angin Campuran 1 Baik

35
39. AC Campuran 12 Baik

e. Adminisrasi Penunjang
1) Fasilitas ruangan untuk petugas kesehatan
a) Ruang petugas kesehatan (perawat) tersedia fasilitas loker,
kursi lipat, pelangkiran, TV, kasur, AC, meja kayu, gantungan
baju, white board.
b) Nurse Station
c) Di Nurse Station tersedia meja, kursi, washtafel, meja
reseption, computer dan telepon.
d) Kamar mandi terletak di dalam Nurse Station
e) Gudang terletak di belakang Nurse Station
f) Ruang KSM Penyakit Dalam
2) Fasilitas untuk pasien
a) Terdapat 8 ruang yang terdiri dari ruang kelas 1 (2 kamar),
kelas 2 (2 kamar), kelas 3 (3 kamar) dan ruang isolasi (1
kamar)
b) Terdapat 29 tempat tidur
c) Terdapat lemari kecil
d) Terdapat kamar mandi khusus pasien
e) Terdapat AC, TV
f) Terdapat tempat sampah
g) Terdapat washtafel
h) Terdapat meja makan
i) Terdapat bed penunggu
3) Buku Administrasi penunjang
Kelengkapan dokumentasi penunjang di Ruang Kedondong
RSUD Kab. Klungkung sudah baik yang terdiri dari:
a. Serah terima jenazah
b. Buku meninggal pasien
c. Buku amprah o2
d. Buku laporan GE
e. Buku rekap kotak saran
f. Buku laundry
g. Inventaris alat
h. Buku KIE pasien dan keluarga
i. Buku kerohanian
j. Buku 10 besar penyakit

36
k. Buku rujukan
l. Buku APS
m. Buku laporan pasein DHF
n. Buku pasien TB dan Susp. TB
o. Buku penyetoran les
p. Buku stik GDS
q. Buku pasien jatuh
r. Buku laporan pasien B24
s. Buku catatan alergi obat
t. Buku infus

Analisa:
Secara umum fasilitas alat - alat medic/ keperawatan serta alat
tenun di Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung sudah baik secara
kualitas dan kuantitas, untuk alat tenun secara langsung dikelola secara
sentral di laundry rumah sakit, dan untuk persediaan diruang jaga sudah
cukup.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 s.d 07
Februari 2018 administrasi penunjang sudah baik dan untuk Standar
Operasional Prosedur (SOP) diruangan sudah ada.

3. M3- Metode
a. Penerapan MAKP
Metode yang digunakan di ruangan Kedondong adalah MAKP Tim.
1) Kajian teori
Sistem MAKP adalah suatu kerangka yang mendefinisikan empat
unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan,
dan system MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsi- prinsip nilai
yang diyakini dan akan menentukan kualitas produksi/ jasa layanan
keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai- nilai tersebut sebagai

37
sesuatu pengambilan keputusan yang idependen, maka tujuan
pelayanan kesehatan/ keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien
tidak akan dapat terwujud.
Metode yang digunakan di Ruang Kedondong adalah Metode Tim.
Menurut Douglas (1984) Metode Tim merupakan suatu metode
pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif. Metode Tim ini terdiri dari anggota Tim yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim atau group yang
terdiri dari tenaga professional, tehnikal, dan pembantu dalam 1 grup
kecil yang saling membantu.
2) Pelaksanaan di ruangan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 05 Februari 2018 sampai
dengan 7 Februari 2018 di Ruang Kedondong RSUD Kabupaten
Klungkung. Pengkajian dilakukan dengan metode wawancara
kepada kepala ruangan di Ruang Kedondong RSUD Kabupaten
Klungkung. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa metode
yang digunakan di Ruang Kedondong adalah metode MAKP tim.
Metode tim digunakan sejak tahun 2011 hingga saat ini, dengan
pembagian 3 tim, masing-masing tim dipimpin oleh ketua tim
yang akan bertanggung jawab kepada kepala ruangan.

3) Kesenjangan
Dalam pelaksanaanya metode tim tersebut sudah berjalan dengan
baik, tetapi terdapat beberapa kesenjangan yaitu : pada structural
terdapat 3 tim namun dalam pelaksanaannya hanya menggunakan 2
tim. Hal ini dikarenakan pasien yang ada diruangan tidak terlalu
banyak dan untuk mengefisenkan petugas.

b. Timbang terima
1) Kajian teori

38
Timbang terima adalah suatu cara dalam penyampaian dan
penerimaan seauatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien, yang tujuannya antara lain :
a) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
b) Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan
dalam askep pada pasien
c) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti
perawat dinas berikutnya
d) Menyusun rencana kerja atau dinas berikutnya
2) Penerapan di Ruangan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05
Februari sampai dengan 07 Februari 2018, di Ruang Kedondong
RSUD Kabupaten Klungkung dilakukan timbang terima pada
saat pertukaran shift. Timbang terima dilakukan sebanyak tiga
kali yaitu pergantian antara shift malam ke pagi, shift pagi ke
sore dan shift sore ke malam. Timbang terima pagi dilakukan
pada pukul 08.00 wita antara perawat shift malam dengan
perawat shift pagi. Timbang terima malam ke pagi dipimpin oleh
kepala ruangan, timbang terima pagi ke sore dipimpin oleh katim
yang shift pada pagi hari dan timbang terima dari sore ke malam
dipimpin oleh katim shift sore. Timbang terima sore dilakukan
pada pukul 14.00 wita dan timbang terima malam dilakukan
pada pukul 20.00 wita.
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang
didahului dengan doa dan kemudian mempersilahkan katim dinas
pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien
selama bertugas kepada katim yang akan berdinas selanjutnya
(sore). Katim dan staf perawat shift sore memberikan klarifikasi
keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan
dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain), serta
hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan.

39
Setelah melakukan operan di nurse station berupa laporan tertulis
dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien.
Seluruh perawat melihat ke tempat pasien. Katim dinas
selanjutnya mengklarifiksi dan memvalidasi data langsung
kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus.
Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan
tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih lima menit per
pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan
keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse
station setelah kunjungan ke pasien berakhir. Setelah proses
operan selesai dilakukan, maka kedua katim menandatangani
laporan operan dengan diketahui oleh kepala ruangan.

c. Sentralisasi obat sudah dilakukan


1) Kajian teori
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat
respon yang harus ada bersifat kondusif dan konkrit dalam
pelaksanaannya (Nursalam, 2002), yang salah satunya adalah
pengelolaan sentralisasi obat.
Pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai
salah satu peran perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola atau alur
yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol
oleh perawat sehingga risiko-risiko kerugian baik secara materiil
maupun secara non materiil dapat dieliminir. Kegiatan sentralisasi
obat meliputi: membuat strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan
sarana yang dibutuhkan dan membuat petunjuk teknis
penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendkumentasian hasil
pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi yang optimal
merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
2) Pelaksanaan di ruangan

40
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05
Februari sampai dengan 7 Februari 2018 di Ruang Kedondong
RSUD Kabupaten Klungkung, pelaksanaan sentralisasi obat di
ruangan telah dilakukan. Obat yang di dapat oleh pasien setelah
pengambilan dari apotek diserahkan ke perawat dan diletakkan
dalam lemari obat pasien. Masing-masing pasien memiliki loker
obat yang telah diisi identitas pasien. Sebelum dilakukan
sentralisasi obat, perawat meminta persetujuan pasien atau
keluarga pasien untuk dilakukan sentralisasi obat. Setelah pasien
atau keluarga pasien setuju, maka sentralisasi obat dapat
dilaksanakan.

d. Supervisi Keperawatan sudah dilakukan


1) Kajian teori
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien (Huber, 2000 dalam Nursalam, 2016).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan
yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencangkup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan
dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap
saat (Nursalam, 2016).
2) Pelaksanaan Diruangan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 Februari
sampai dengan 07 Februari 2018 di Ruang Kedondong RSUD
Kabupaten Klungkung, pelaksanaan supervisi keperawatan sudah
dilakukan namun belum optimal. Dimana supervisi dilakukan oleh
kepala ruangan terhadap ketua tim dan dari ketua tim terhadap
anggota tim untuk menilai kinerja sudah dilakukan secara langsung
namun belum optimal dan tidak secara rutin. Supervisi dilakukan
hanya pada saat jadwal dinas dan belum didokumentasikan.
Pelaksanaan belum dilengkapi dengan checklist (SOP).

41
Supervisi general dari pihak manajemen Rumah Sakit di Ruang
Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung terakhir dilakukan pada
bulan Januari 2018.

e. Discharge Planning
1) Kaji Teori
Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan suatu proses
yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi
yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan
kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang.
Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim
kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan
pasien untuk melakukan perawatan mandiri dirumah (Nursalam, 2016).

2) Pelaksanaan Ruangan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 Februari
sampai dengan 7 Februari 2018 di Ruang Kedondong RSUD Kabupaten
Klungkung. Discharge planning dilakukan saat pasien pulang dengan
menyampaikan waktu kontrol kembali sesuai dengan jadwal yang
diberikan, pengaturan diet yang harus dikonsumsi, aktifitas dan istirahat
serta keperawatan diri seperti mandi. Format perencanaan pulang
discharge planning sudah ada pada rekam medis pasien. Pelaksanaan
Discharge planning belum optimal karena tidak semua komponen
discharge planning disampaikan selain itu pemberian health education
(HE) pasien pulang hanya dilakukan secara lisan, tanpa memberikan
leaflet atau brosur kepada pasien sebagai pegangan dirumah.
Pelaksanaan discharge planning didokumentasikan pada rekam medis
pasien.

f. Ronde Keperawatan sudah dilakukan


1) Kajian Teori
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan disamping pasien,
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu
yang dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan

42
serta perawat associate yang melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2016).
Karakteristik antara lain ; pasien dilibatkan secara langsung,
pasien merupakan focus kegiatan, PA, PP/Katim dan konselor
melakukan diskusi bersama, konselor memfasilitasi kreatifitas,
konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP/Katim
dalam meningkatkan kemampuan untuk mengatasi masalh (Nursalam,
2016).

2) Pelaksanaan di ruangan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 Februari
sampai dengan 7 Februari 2018, di Ruang Kedondong RSUD
Kabupaten Klungkung, pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang
Kedondong belum pernah dilakukan. Sejauh ini pemecahan masalah-
masalah khusus pada pasien dilakukan dengan cara ketua tim berdikusi
dengan kepala ruangan, jika kepala ruangan tidak bisa menemukan
cara memecahkan masalah pasien, maka akan didiskusikan dengan
dengan tim medis lain ataupun non medis yang berkaitan dengan
masalah pasien, seperti dokter spesialis, ahli gizi, dan lain-lain. Proses
pemecahan masalah tidak melalui proses pembentukan tim ronde,
proposal maupun persiapan pasien (informed concent). Proses
pemecahan masalah dilakukan dengan membentuk kelompok diskusi
kasus yang dilakukan di Nurse Station atau ruang pertemuan bukan
disamping pasien beserta keluarganya.

g. Dokumentasi Keperawatan
1) Kajian Teori
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan
manajemen asuhan keperawatan profesional. Komponen penting
dalam pendokumentasian adalah komunikasi, proses keperawatan,
dan standar asuhan keperawatan. Salah satu bentuk kegiatan
keperawatan adalah dokumentasi keperawatan professional, yang

43
akan tercapai dengan baik apabila system pendokumentasian dapat
dilakukan dengan benar.
Kegiatan pendokumentasian meliputi ketrampilan berkomunikasi
dan keterampilan dan ketrampilan mendokumentasikan proses
keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan (Nursalam,
2016).

2) Pelaksanaan di ruangan
Pengumpulan data yang dilakukan di Ruang Kedondong RSUD
Kab. Klungkung dengan teknik observasi dan wawancara didapatkan
data pendokumentasian ruang sudah tertata dengan rapi dan tidak
ditemukan adanya form atau hasil pemerikasaan penunjang yang tidak
beraturan. Buku administrasi penunjang yang dimiliki oleh Ruang
Kedondong RSUD Kab. Klungkung diantaranya buku protap
akreditasi, file data pegawai, blangko diet, buku alat-alat tenun, buku
injeksi, buku register, buku penyuluhan, buku timbang terima
(SOAP), buku operan alat, buku kerusakan alat dalam bentuk KIR,
buku KIE pasien dan keluarga, buku pasien meninggal, buku rujuan
keluar RS, dan buku tersebut diletakkan dalam box yang diletakkan di
ruang jaga perawat. Untuk informasi pasien yang dirawat, terdapat di
buku shift. Pada buku tersebut dicantumkan kamar atau kelas
perawatan, no bed, nama pasien, diagnose medis, dan tingkat
ketergantungan pasien.

Tabel 3.8
Format Dokumentasi Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung

NO. URAIAN BAGIAN SUMBER


1. Surat permintaan dirawat Dokter, Admision,
Penanggung jawab
pasien
2. Resume masuk dan keluar pasien Administrasi, DPJP
3. Ilmu Penyakit Dalam DPJP
4. Catatan perkembangan pasien Perawat, Dokter.
terintegrasi (SOAP) Fisioterapi

44
5. Catatan perkembangan pasien Perawat
terintegrasi (SOAP)
6. Catatan informasi dan edukasi Dokter Spesialis Anak,
terintegrasi Dokter Gigi, Dokter
Umum, Farmakologi,
Ahli Gizi, Perawat,
Fisioterapi,
Rohaniawan
8. Pengkajian gizi rawat inap Ahli gizi dan pasien
9. Rekonsiliasi obat Farmakologi, pasien
10. Hasil pemeriksaan laboratorium Laboratorium
11. Form rujukan Dokter praktek swasta /
puskesmas
12. Hasil pemeriksaan radiologi Radiologi dan DPJP
13. Hasil pemeriksaan patologi anatomi Ahli patologi anatomi
dan DPJP
14. Hasil pemeriksaan EKG Perawat dan DPJP
15. Catatan pengobatan antibiotika dan obat- Perawat dan Dokter
obatan lain
16. Catatan pengobatan keseimbangan cairan Perawat dan keluarga
pasien
17. Grafik TTV Perawat
18. Tindakan Keperawatan Perawat
19. Pengkajian resiko jatuh Perawat
20. Timbang terima antar ruangan Perawat
21. Form orientasi dan informasi ruangan Perawat
22. Informasi dan persetujuan tindakan DPJP dan pasien
medik
23. Discharge Planning Perawat dan pasien
24. Resume keluar DPJP

Pemahaman perawat dalam melaksanakan dokumentasi:


Perawat sudah paham dalam pendokumentasian dan perawat sudah
melaksanakan dokumentasi di setiap tindakan yang dilakukan.

4. M4-Money (Pengelolaan Pendanaan)


Sumber pendanaan dari Ruang Kedondong berasal dari dana
APBD yang diatur dalam anggaran DPA (Dokumen Pelaksanaan
Anggaran) dan dari dana BLUD diatur dalam anggaran RAB (Rencana
Anggaran). Dana BLUD merupakan anggaran yang dikelola sendiri oleh

45
RS dimana 50% bersumber dari PEMDA dan 50% bersumber dari pasien
(Umum, JKN). Pada tahun 2017 dana yang diberikan dari BLUD sebesar
Rp. 51.081.000.000 dengan uraian dana BLUD diperoleh dari Pendapatan
Jasa Layanan Umum BLUD, Pendapatan Hasil Kerjasama BLUD dan
pendapatan lain - lain BLUD.
Alur sumber dana hingga sampai ke ruangan berawal dari
pengamprahan dari masing - masing ruangan kemudian diajukan ke
Kepala Instalasi lalu ke Ka Bid Pelayanan sampai ke bagian anggaran.
Saat barang yang diamprah telah tersedia, bagian perencanaan akan
menghubungi masing - masing PPK kemudian menuju ke PPTK dan
menuju ke masing - masing ruangan.
Sumber pendapatan yang di dapatkan di Ruang Kedondong berasal
dari pasien - pasien yang di rawat di Ruang Kedondong RSUD Kabupaten
Klungkung. Pasien dengan jaminan kesehatan maupun dengan
pembayaran dengan status umum, yang sedang menjalani masa perawatan
dan pasien yang sudah diberikan pulang oleh dokter diarahkan oleh
petugas administrasi di Ruang Kedondong untuk mengurus pembayaran
masa perawatan dikasir RSUD Kabupaten Klungkung. Kemudian dikelola
oleh bagian keuangan.

46
5. M5 – Market
a. Gambaran kasus
Data kasus di ruang Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung
REKAPITULASI PENYAKIT ( RAWAT INAP )
Unit Pelayanan : Ruang Kedondong
Periode : Januari s/d Desember 2017

Tabel 3.9 Gambaran Kasus


Sumber : Dokumentasi Server
Kode Jumlah Persentase
No. Jenis Penyakit
ICD Kasus
1 Gastroenteritis Akut A09 91 23%
2 Pneumonia,
J18.9 67 17%
Unspecified
3 Chronic Renal
N18.9 49 13%
Failure, Unspecified
4 Heart Failure,
I50.9 40 10%
Unspecified
5 Chronic Obstructive
Pulmonary Disease J44.1 37 9%
With Acute e
6 Chronic Obstructive
Pulmonary Disease J44.9 28 7%
Unspesified
7 Tuberkolosis Sistem
Nafas YTT, A16.9 25 6%
Konfirmasi tidak
8 Sirosis Hati lainnya
K74.6 25 6%
dan YTT
9 Demam Berdarah
A91 19 5%
Dengue (DHF)
10 Melaena K92.1 17 4%

47
Gambar 3.1 Rekapitulasi 10 Besar Penyakit Ruang Kedondong

Berdasarkan dari tabel 3.9 & Gambar 3.1 selama satu tahun terakhir di
Ruang Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung didapatkan kasus penyakit
terbanyak, yaitu Gastroenteritis Akut dengan jumlah 91 kasus (23%).

48
b. Sumber Pendanaan Pasien

Tabel 3.10 Sumber Pendanaan Pasien


Sumber Bulan Total
Pendanaan Jan’
Sep Okt Nov Des
Pasien 18
Umum 22 9 13 16 13 73
BPJS 29 24 27 24 12 116
BPJS PBI 11 18 22 30 19 100
BPJS APBD - - 9 7 6 22
BPJS Pengungsi 2 7 2 4 3 18
Pengungsi 9 27 1 14 2 53
Sumber : Dokumentasi Server

Berdasarkan dari tabel 3.10 diatas selama lima bulan terakhir di


Ruang Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung didapakan sumber
pendanaan pasien secara umum dengan jumlah 73 pasien, sumber
pendanaan BPJS dengan jumlah 116 pasien, sumber pendanaan BPJS
PBI dengan jumlah 100 pasien, sumber pendanaan BPJS APBD
dengan jumlah 22 pasien, sumber pendanaan BPJS pengungsi dengan
jumlah 18 pasien, dan sumber pendanaan Pengungsi dengan jumlah 53
pasien.

c. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Publik


Pada tanggal 06 Februari 2018 telah dilakukan pengkajian
mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan publik di Ruang
Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung didapatkan hasil sebagai
berikut :

49
Gambar 3.2 Tingkat Kepuasan Pasien R.Kedondong

Berdasarkan Gambar 3.2 diatas tingkat kepuasan pasien


terhadap pelayanan publik, yaitu dari 5 responden sebanyak 60%
responden menyatakan sangat puas dengan tingkat pelayanan publik,
sebanyak 20% responden puas dengan tingkat pelayanan publik, dan
sebanyak 20% responden cukup puas dengan tingkat pelayanan publik
di Ruang Kedondong RSUD Kabupaten Klungkung

50
B. Analisa SWOT
Langkah-langkah dalam analisa SWOT
1. Mengurutkan komponen-komponen utama dalam pemberian
asuhan keperawatan yang profesional diantaranya, yaitu :
a. M1 (Man) dan M2 (material)
Jumlah tenaga medis dan non medis di ruangan, jumlah sarana
dan prasarana serta administrasi penunjang lainnya diruangan.
b. M3 (method)
Model asuhan yang diberikan.
2. Mengemukakan komponen-komponen umum dari M1, M2, dan
M3 diantaranya, yaitu :
a. Strength : kekuatan atau hal positif apa yang dimiliki oleh
ruangan
b. Weakness : kelemahan yang terdapat diruangan.
c. Opportunity : peluang yang diberikan pada ruangan (ex : adanya
pelatihan yang diberikan pada perawat untuk meningkatkan skill
maupun pengetahuan).
d. Threat : tantangan baik itu dari internal maupun eksternal (ex :
meningkatkan tuntutan dari masyarakat dalam pemberian
askep).
3. Memberikan penilaian / pembobotan berdasarkan hasil pengkajian
yang dilakukan.
4. Menjumlahkan hasil pembobotan yang telah diberikan.

Langkah-langkan dalam identifikasi analisa SWOT


1. Mengemukakan komponen-komponen dari M1, M2, dan M3 terdiri
dari :
a. Internal Faktor (IFAS) yaitu : komponen dari Strength dan
Weakness
b. Eksternal Faktor (EFAS) yaitu : komponen dari Opportunity
dan Threat

51
2. Menentukan rating nilai / angka yang mutlak / paling sering
muncul pada analisa SWOT.
3. Mengkualifikasi bobot nilai berdasarkan komponen yang terpenting
dari setiap IFAS maupun EFAS, dimana hasil akhir dari
pembobotan harus berjumlah
4. Mengalihkan bobot dan rating point
5. Menghitung IFAS dengan rumus S-W
Catatan :
S = hasil akhir dari perkalian antara bobot dan rating pada point
strength
W = hasil akhir dari perkalian antara bobot dan rating pada point
weakness
6. Menghitung EFAS dengan rumus O-T
Catatan :
O = hasil akhir dari perkalian antara bobot dan rating pada point
opportunity
T = hasil akhir dari perkalian antara bobot dan rating pada point
threat

52
Tabel 3.11
Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisa SWOT

No Analisis Swot Bobot Rating Bobot X Rating


1. M1 ( ketenagaan )
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sebagian besar perawat 0,2 4 0,8
menyatakan pembagian
tugas sesuai dengan
struktur organisasi yang
ada
2. Sebagian besar 0,2 4 0,8
perawat menyatakan
kepala ruangan sudah S-W=3,8-
optimal dalam 1,3 =2,5
melaksanakan tugas-
tugasnya
3. Jenis ketenagaan
diruangan : 0,2 3 0,6
D-III : 13 orang
S1 : 2 orang
S1 Ners: 2 orang
4. Adanya perawat yang 0,2 4 0,8
mengikuti pelatihan
penatalaksanaan TB
5. Beban kerja perawat di 0,2 4 0,8
ruangan tidak terlalu
tinggi
TOTAL 1 3,8

WEAKNESS
1
1. Kurang terfasilitasinya 0,3 0,3
pendanaan pelatihan
pegawai di luar Rumah 1
Sakit . 0,4 0,4
2. Kurang disiplinnya
pegawai 2
3. 92% masih berlatar 0,3 0,6
pendidikan D-III

TOTAL 1 3 1,3

53
OPPORTUNITY
1. Sebagian besar 0,2 3 0,6
perawat mempunyai
kemauan untuk
melanjutkan
pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi 0,2 3 0,6
2. Rumah sakit
memberikan kebijakan
untuk memberi O – T=
beasiswa dan pelatihan 0,2 2 0,4 2,8-1,8=
bagi ruangan 1,0
3. Adanya kebijakan
pemerintah tentang 0,2 2 0,6
profesionalisme
4. Adanya program
akreditasi RS dari 0,2 3 0,6
pemerintah.
5. Adanya supervisi pada
perawat dalam
melakukan tindakan
keperawatan 1 2,8
TOTAL

THREATENED
1. Ada tuntutan tinggi 0,2 2 0,4
dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
professional
2. Makin tingginya 0,2 1 0,2
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antara RS 0,1 2 0,2
dan klinik dari pihak
swasta yang semakin
ketat.
4. Kebijakan pemerintah 0,2 2 0,4
tentang askeskin
5. Adanya pertanggung 0,1 2 0,2
jawaban legalitas bagi
pasien
6. Masih banyaknya 0,2 2 0,4
pasien memilih
pengobatan alternative.
1 1,8

54
TOTAL
2. M2 (Sarana dan prasarana)
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Mempunyai ruangan 0,2 4 0,8
isolasi untuk pasien TB
2. Terdapat administrasi 0,2 4 0,8
penunjang yang lengkap
serta penataannya yang
rapi
3. Tersedianya nurse 0,2 3 0,6 S – W=3,8-
station yang luas 1,4= 2,4
4. Lingkungan kerja yang 0,2 4 0,8
kondusif dimana ada
hubungan baik anatara
perawat dengan perawat
lain, perawat dengan
atasan maupun dengan
tenaga medis yang
lainnya.
5. Tersedianya ruangan 0,2 4 0,8
dan tempat tidur yang
memadai.

TOTAL 1,0 3,8

WEAKNESS
1. Belum terpakainya 0,3 1 0,3
sarana dan prasarana
dengan optimal
2. Tidak tersedianya 0,2 3 0,6
ruangan isolasi khusus
penyakit menular lain
3. Kurangnya tempat 0,3 1 0,3
sampah infeksius di
setiap ruangan pasien.
4. Terdapat beberapa 0,2 1 0,2
tempat tidur tanpa
pengaman

TOTAL 1,0 1,4

55
O – T=3,5
5. Eksternal factor – 1=2,5
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan 0,5 3 1,5
menambah anggaran
untuk pembelian sarana
prasarana yang lebih
lengkap
2. Adanya kesempatan 0,5 4 2
untuk penggantian alat-
alat yang tidak layak
pakai
TOTAL 1 3,5

THREATENED
1. Adanya tuntutan yang 0,5 1 0,5
tinggi dari masyarakat
untuk melengkapi
sarana dan prasarana
2. Adanya kesenjangan 0,5 1 0,5
antara jumlah pasien
dengan peralatan yang
diperlukan

TOTAL 1 1

3. M3-METHOD (MAKP)
1. Penerapan Model
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah ada model
asuhan keperawatan 0,3 4 1,2
yang digunakan adalah
MAKP TIM
2. Model yang digunakan
sesuai dengan SK yang 0,2 3 0,6
dikeluarkan.
keperawatan
3. Kebanyakan atau
hampir semua perawat 0,1 2 0,3
mengerti atau
memahami model yang
digunakan dan
menyatakan cocok

56
dengan model yang ada
4. Model yang digunakan 0,1 2 0,2
cukup efisien S-W = 2.96
5. Memiliki standar 0,2 2 0,4 – 3,0=
asuhan keperawatan -0,04
6. Terlaksananya 0,1 2 0,2
komunikasi yang cukup
baik antara profesi

TOTAL 1 2.9

WEAKNESS
1. Penerapan MAKP Tim 0,5 3 1,5
yang tidak sesuai
dengan struktur
organisasi
2. Pembagian tugas yang 0,5 3 1,5
kurang jelas antara
ketua tim dan anggota
tim

TOTAL 1,0 3,0

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Kepercayaan dari
pasien dan masyarakat
cukup baik 0,5 3 1,5
2. Adanya kerjasama
dengan institusi
klinik-klinik 0,25 1 0,25
independent O–T=2
3. Ada kebijakan – 1,5 = 0,5
pemerintah tentang 0,25 1 0,25
professional

TOTAL
1 2
THREATENED
1. Persaingan dengan RS
lain 0,2 1 0,2
2. Tuntutan masyarakat
akan pelayanan yang 0,5 2 1,0
maksimal
3. Kebebasan pres

57
mengakibatkan 0,3 1 0,3
mudahnya penyebaran
informasi di dalam
ruangan ke masyarakat
TOTAL
1 1,5

2. Dokumentasi
Keperawatan
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan 0,2 3 0,6
prasarana (administrasi
penunjang)
2. Sudah ada system
pendokumentasian 0,13 2 0,26
POR
3. Dokumentasi
keperawatan yang 0,25 2 0,5
dilakukan meliputi
pengkajian
menggunakan system
head to toe dan ROS,
serta diagnosis S–W=
keperawatan sampai 2,57 – 2,35
dengan evaluasi = 0,22
dengan menggunakan
SOAP
4. Format pengkajian
sudah ada dan dapat 0,15 3 0,45
memudahkan perawat
dalam pengkajian dan
pengisiannya
5. Perawat mengatakan
mengerti cara 0,17 3 0,51
pengisian format
dokumentasi yang
digunakan dengan
benar dan tepat
6. Perawat mengatakan
melakukan 0,05 2 0,1
dokumentasi segera
setelah melakukan
tindakan
7. Perawat mengatakan
format yang digunakan

58
sangat membantu 0,05 3 0,15
dalam melakukan
pengkajian pada pasien
TOTAL
1 2,57
WEAKNESS
1. System
pendokumentasi masih 0,15 3 0,45
dilakukan secara
manual (belum ada
komputerisasi )
2. Belum semua tindakan
keperawatan dapat 0,15 2 0,30
dengan baik
3. Dokumentasi tidak
segera dilakukan 0,15 1 0,15
setelah melakukan
tindakan tetapi
kadang-kadang
dilengkapi saat pasien
mau pulang atau
apabila keaadaan
ruang memungkinkan
4. Catatan perkembangan
pasien kurang 0,2 2 0,4
berkesinambungan dan
kurang lengkap
5. Respon pasien kurang
terpantau dalam 0,1 3 0,3
lembar pegawai
6. Terdapat rekam medis
yang tidak ditulis 0,1 3 0,3
dengan lengkap dan
tepat waktu
7. Perawat mengatakan
model dokumentasi
yang digunakan 0,1 3 0,3
menambah beban kerja
perawat
8. Perawat mengatakan
model dokumentasi
yang digunakan 0,05 3 0,15
menyita banyak waktu
perawat

TOTAL

59
1 2,35
b. Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya program
pelatihan tentang
pendokumentasian 0, 2 3 0,6
keperawatan
2. Adanya program
pendokumentasian 0, 2 2 0,4 O–T=
menggunakan 2,4 – 2 =
komputerisasi 0,4
3. Peluang untuk perawat
meningkatkan 0, 2 3 0,6
pendidikan
(pengembangan SDM)
4. Adanya mahasiswa
praktik managemen 0,2 2 0,4
keperawatan
5. Adanya kerjasama
yang baik antara 0,2 2 0,4
mahasiswa dan
perawat ruangan
TOTAL
1 2,4
THREATENED
1. Adanya kesadaran
pasien dan keluarga 0,6 2 1,2
akan tanggung jawab
dan tanggung gugat
2. Akreditasi rumah sakit
tentang system 0,4 2 0,8
dokumentasi
TOTAL
1 2
Ronde Keperawatan
a. Internal factor ( IFAS)
STRENGTH
1. Ruangan mendukung
adanya kegiatan ronde 0, 3 2 0,6
keperawatan
2. Adanya kasus yang
memerlukan perhatian 0,4 3 1,2
khusus oleh perawat
ruangan dan kepala
ruangan \ S–W=
2,4– 3,45 =

60
-1,05
3. Adanya pembentukan 0,3 2 0,6
tim dalam pelaksanaan
ronde keperawatan
TOTAL 1 2,4

WEAKNESS
1. Ronde keperawatan 0,45 4 1,8
adalah kegiatan yang
belum dapat
dilaksanakan secara
optimal di ruangan
2. Dalam pelaksanaan 0,26 3 0,78
ronde dan penyelesaian
tugas terbatas oleh
waktu
3. Kurangnya komunikasi 0,29 3 0,87
antar tenaga medis
dalam pelaksanaan
ronde
TOTAL 1 3,45

b. Eksternal factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. adanya pelatihan dan 0,35 4 1,4
diskusi tentang
masalah yang terjadi di
ruang interna
2. peluang penyelesaian 0,27 3 0,81
masalah lebih cepat
dan menyeluruh
3. adanya kesempatan 0,38 3 1,14
dari kepala ruangan
dan perawat ruangan O–T=
untuk mengadakan 3,35 – 2,82
ronde keperawatan = 0,53
TOTAL 1 3,35

THREATENED
1. adanya tuntutan yang 0,82 2 2,46
lebih tinggi dari pasien
dan keluarga pasien
untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih

61
professional
2. persaingan antar 0,18 2 0,36
ruangan yang semakin
kuat dalam pemberian
pelayanan
TOTAL 1 2,82
4. Sentralisasi Obat
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Semua perawat 0,3 3 0,9
mengemukakan jawaban
mengerti tentang
sentralisasi obat. S–W=
2. Di ruangan tersebut ada 0,5 4 2,0 3,3 – 2,9 =
sentralisasi obat, ini bisa 0,4
dilihat adanya ruangan
khusus obat.
3. Sebagian besar perawat 0,2 2 0,4
pernah berwenang
mengurusi sentralisasi
obat.
TOTAL
1 3,3
WEAKNESS
1. Pelaksanaan sentralisasi
0,3 3 0,9
obat belum optimal.
2. Selama ini format yang
0,1 2 0,2
ada masih obat oral dan
injeksi, dan yang lain
tercampur pada salah satu
dari keduanya.
3. Selamaa ini belum ada 0,2 3 0,6
format persetujuan
sentralisasi obat untuk
pasien.
4. Alat – alat kesehatan 0,2 3 0,6
hanya sebagian ada
dengan jumlah terbatas.
5. Teknik sentralisasi obat 0,2 3 0,6
belum jelas.

TOTAL 1 2,9

62
b. External Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswa.
2. Adanya mahasiswa 0,4 2 0,8 O–T=
STIKES BALI yang 3,6 – 3,0 =
praktek manajemen 0,6 3 1,8 0,6
keperawatan.

TOTAL

THREATENED 1 3,6
1. Adanya tuntutan akan
pelayanan yang
professional. 0,5 4 2,0
2. Kurangnya kepercayaan
terhadap sentralisasi obat. 0,5 2 1,0

TOTAL

1 3,0
5. Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RSUD Klungkung 0,15 4 0,6
merupakan RS pendidikan
tipe B yang menjadi RS
rujukan bagi wilayah
setempat. S–W=
2. Ruang Kedondong 0,15 4 0,6 2,6 – 3,0 =
merupakan ruangan yang -0,4
memerlukan perhatian
ekstra dari petugas
kesehatan, dikarenakan
ruang kedondong
merupakan ruangan
interna infeksius
3. Adanya kemauan perawat 0,4 2 0,8
untuk berubah menjadi
lebih baik
4. Kepala ruangan 0,3 2 0,6
Kedondong mendukung

63
kegiatan supervise demi
peningkatan mutu
pelayanan dan mutu
pelayanan keperawatan.
TOTAL
1 2,6
WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang
jelas tentang supervise. 0,3 4 1,2
2. Belum mempunyai
format yang baku dalam 0,4 3 1,2
pelaksanaan supervise.
3. Kurangnya program
0,3 2 0,6
pelatihan dan sosialisasi
tentang supervise.
TOTAL 1 3,0
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa
STIKES BALI yang 0,5 2 O–T=
praktek manajemen 4 3,3 -3 =
keperawatan. 0,3
2. Adanya jadwal supervisi
keperawatan oleh 0,3 0,9
pengawas perawat setiap 3
bulan.
3. Terbuka kesempatan
untuk meanjutkan 0,2 0,4
pendidikan atau magang. 2
TOTAL
1 3,3
THREATENED
1. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk 1 3
mendapatkan pelayanan 3
yang profesional dan
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya
perawatan.
TOTAL 1 3

64
6. Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Timbang terima merupakan
kegiatan rutin, yaitu 0,2 3 0,6
dilaksanakan 3x dalam
sehari.
2. Diikuti oleh semua perawat
yang telah dan akan dinas. 0,05 4 0,2
3. Timbang terima dipimpin S–W=
oleh kepala ruangan. 0,05 3 0,15 2,75 – 2,0
4. Ada klarifikasi tanya jawab = 0,75
dan validasi terhadap semua 0,05 4 0,2
yang ditimbang terimakan.
5. Semua perawat tau hal-hal
0,05 2 0,1
yang perlu dipersiapkan
dalam timbang terima.
6. Selalu ada interaksi dengan
0,1 2 0,2
pasien selama timbang
terima.
7. Semua perawat mengetahui
0,1 2 0,2
prinsip-prinsip tentang
teknik penyampaian
timbang terima di depan
pasien.
8. Ada buku khusus untuk
pelaporan timbang terima. 0,1 2 0,2
9. Setelah dilaporkan laporan
ditanda tangani oleh yang 0,1 3 0,3
bersangkutan.
10. Kepala ruangan
mengevaluasi kesiapan 0,1 3 0,3
perawat yang akan dinas.

11. Adanya kunjungan ke


ruangan pasien
TOTAL 0,1 3 0,3

1 2,75

WEAKNESS
1. Perawat kurang disiplin

65
waktu timbang terima.
2. Timbang terima terkadang 0,4 2 0,8
tidak dilakukan kunjungan
ke ruangan pasien 0,3 2 0,6
3. Dokumentasi masih terbatas
sehingga rencana tindakan
belum spesifik. 0,3 2 0,6

TOTAL

b. Eksternal Faktor (EFAS) 0,1 2,0


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa
STIKES BALI yang
praktek profesi di ruangan.
2. Adanya kerjasama yang 0,3 3 0,9
baik antara mahasiswa O–T=3
STIKES BALI dengan –2=1
perawat ruangan. 0,3 3 0,9
3. Sarana dan prasarana
penunjang cukup tersedia.
0,4 3 1,2
TOTAL

THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 1 3
tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan
0,5 2 1
yang professional.
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat bidan
0,5 2 1
sebagai pemberi asuhan
keperawatan.

TOTAL

1 2

66
7. Dischrage Planning
(Ditambahkan MRS dan
Selama Perawatan)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya kemauan untuk 0,3 2 0,6
memberikan pendidikan
kesehatan (Discharge
Planning) kepada pasien
dan keluarga pasien.
2. Memberikan pendidikan 0,2 2 0,4
kesehatan kepada pasien
dan keluarga saat akan
S–W=
pulang.
2,2 – 3,0 =
3. Perawat menggunakan
0,2 3 0,6 -0,8
bahasa Indonesia saat
melakukan Discharge
Planning.
4. Adanya pemahaman 0,3 2 0,6
Discharge Planning oleh
perawat
TOTAL 1 2,2

WEAKNESS
1. Pelaksanaan Discharge
Planning belum optimal. 0,2 3 0,6
2. Kurang tersedianya brosur
atau reaflet untuk pasien 0,3 4 1,2
saat melakukan Discharge
Planning.
3. Tidak tersedianya anggaran
untuk Discharge Planning. 0,2 3 0,6
4. Pemeberian discharge
planning belum mencakup
semua komponen 0,3 2 0,6

TOTAL
1 3,0

b. Eksternal Faktor (EFAS)

67
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa
STIKES BALI yang
melakukan praktek. 0,3 4 1,2
2. Adanya kerjasama yang
baik antara mahasiswa 0,3 3 0,9
dengan perawat klinik.
3. Kemauan pasien atau
keluarga terhadap anjuran 0,4 4 1,6
perawat.
TOTAL
1 3,7
THREATENED O–T=
1. Adanya tuntutan 3,7 – 3,4 =
masyarakat untuk 0,3
mendapatkan pelayanan 0,3 1 0,3
kebidanan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran
0,4 4 1,6
masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
3. Persaingan antar ruang yang
0,3 3 0,9
semakin ketat.

TOTAL
1 3,4

68
Berdasarkan analisa diatas, dapat disususn sebagai berikut :

Masalah Skor Analisa Prioritas Rencana Strategi


Swot
IFAS EFAS
Ronde Keperawatan -1,05 0,53 1 Turn Around (W-O)
Discharge Planning -0,8 0,3 2 Turn Around (W-O)
Supervisi -0,4 0,3 3 Turn Around (W-O)
M3 -0,04 0,5 4 Turn Around (W-O)
Dokumentasi 0,22 0,4 5 Aggressive (S-O)
Sentralisasi Obat 0,4 0,6 6 Aggressive (S-O)
Timbang Terima 0,75 1,0 7 Aggressive (S-O)
M2 2,4 2,5 8 Aggressive (S-O)
M1 2,5 1,0 9 Aggressive (S-O)

69
C. Diagram Layang

3.3 Diagram Layang

Keterangan:

M1 (Ketenagakerjaan)
M2 (Sarana Prasarana)
M3 (Metode Penerapan)
DK (Dokumentasi)
RK (Ronde keperawatan)
SO (Sentralisasi Obat)
SV (Supervisi )
TT (Timbang Terima)
DP (Discharge Planning)

70
C. Prioritas Masalah
1. Ronde Keperawatan belum pernah dilakukan di ruang Kedondong
RSUD Klungkung, hanya dilakukan oleh Mahasiswa Keperawatan
yang praktek sebagai bahasan untuk kasus yang ditugaskan.
Pemecahan masalah-masalah khusus pada pasien dilakukan dengan
cara ketua tim berdikusi dengan kepala ruangan. Proses pemecahan
masalah dilakukan dengan membentuk kelompok diskusi kasus
yang dilakukan di Nurse Station atau ruang pertemuan bukan
disamping pasien beserta keluarganya.
2. Discharge planning sudah dilakukan namun belum berjalan secara
optimal, yangmana pelaksanaannya belum sesuai dengan alur
discharge planning. Pihak ruangan juga tidak menyertakan leaflet
saat melakukan discharge planning serta tidak semua komponen
discharge planning disampaikan kepada pasien.
3. Supervisi keperawatan sudah dilakukan. Kepala ruangan setiap
harinya melakukan monitoring terhadap kinerja stafnya, namun
belum adanya format yang baku atau sop untuk supervisi kinerja
tindakan keperawatan dan untuk dokumentasi monitoring kinerja
staf di ruangan serta tindak lanjutnya.
4. MPKP belum terlaksana secara optimal karena tingkat pendidikan
SDM di Ruang Kedondong RSUD Klungkung masih banyak DIII
dan di dalam penerapan MPKP di perlukan pengalam dalam
penerapannya.
5. Dokumentasi sudah sesuai dengan format yang ditetapkan, namun
belum semua terisi secara lengkap.
6. Sentralisasi Obat sudah dilakukan dengan baik, namun masih perlu
ditingkatkan pelaksanaannya seperti pemberian obat tepat waktu
pada pasien.
7. Timbang terima sudah dilakukan namun belum berjalan secara
optimal, yang mana dalam pelaksanaannya masih ada
ketidakdisiplinan waktu sehingga timbang terima tidak dapat

71
dimulai dengan tepat waktu, yang menyebabkan tidak semua hal
dapat tersampaikan dengan maksimal dikarenakan terburu-buru.
8. Ketenagaan, kebutuhan perawat di Ruang Kedondong sudah
terpenuhi namu sebagian besar perawat di Ruang Kedondong
masih berpendidikan DIII
9. Sarana prasarana sudah cukup lengkap namun masih belum optimal
dalam penataan sarana dan prasarana medis.

BAB IV
PERENCANAAN/RENCANA STRATEGI

A. Penataan Ketenagaan
Dalam rangka mengatasi masalah yang telah ditemukan serta untuk
mendapatkan pengalaman dalam menerapkan manajemen keperawatan di
Ruang Kedondong RSUD Kab. Klungkung, maka kelompok mahasiswa
membuat tim kerja sebagai berikut:
Ketua : Dewa Ayu Rita Lestari, S.Kep
Penanggung jawab MPKP : Putu Atika Parwati, S.Kep

72
Sekretaris : Ni Luh Putu Novi Sri Dewi, S.Kep
Bendahara : Ni Md. Mery Suparyantini, S.Kep
Seksi Humas : Made Damayanti, S.Kep
Seksi Prasarana : Ida Ayu Mas Suparma Dewi, S.Kep
Seksi Konsumsi : Kadek Ayu Ristianti, S.Kep
Prawira Patriani, S.Kep
Anggota : Kadek Beby Hartadwipa, S.Kep
Gede Wahyu Pramana, S.Kep
Putu Handre Suardi Putra, S.Kep
Ni Kadek Suari Paramita, S.Kep
Susunan kepanitiaan ini bersifat permanen selama praktek
manajemen keperawatan dan berfungsi menentukan kebijakan-kebijakan
internal seputar teknis penyelenggaraan kegiatan manajemen yang bersifat
umum. Untuk selanjutnya, dalam pengelolaan ruang rawat, akan
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran yaitu sebagai
berikut :
a. Kepala ruangan : 1 orang
b. Perawat Primer : 2 orang
c. Perawat associate : 9 perawat yang dibagi 3 shift.

B. Perencanaan MPKP
a. Kajian Teori
Metode praktek keperawatan profesional merupakan salah satu
metode praktik keperawatan professional, dimana perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar
rumah sakit. Metode asuhan keperawatan ini mendorong kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat asuhan keperawatan dan
pelaksana asuhan keperawatan, sehingga konsep dasar model ini
adalah tanggung jawab dan tanggung gugat model keperawatan
(Sitorus, 2006).
Struktur: Proses:
Jumlah Tenaga Keperawatan Primer

Jenis Tenaga

Standar Tenaga Hubungan Perawat

Tanggung Jawab, Berkesinambungan dan tanggung


73 gugat

Nilai-nilai professional
Bagan 4.3
Pengembangan Dan Struktur Organisasi MPKP
b. Penetapan Jenis Tenaga
Penetapan jenis tenaga keperawatan dipengaruhi oleh metode
pemberian asuhan keperawatan yang digunakan. Pada MPKS, metode
pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah metode
Modifikasi Tim Primary Nursing (Modifikasi Model Keperawatan).
Dengan demikian dalam satu ruang rawat terdapat beberapa jenis tenaga
meliputi Kepala Ruangan Rawat, Perawat Primer (PP) dan Perawat
Assosiate (PA) (Sitorus, 2006).
.

Kepala

PP1 PP2 PP3

PA PA PA
PA PA PA
PA PA PA
PA PA PA
PA PA PA
Bagan 4.4 Struktur Organisasi
Ketenagaan Keperawatan Pada MPKP
c. Pengorganisasian
Penanggung jawab: Putu Atika Parwati, S.Kep
Tujuan
1) Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan Model Praktik Keperawatan
Profesional dengan Modifikasi Tim Primary Nursing di Ruang

74
Rawat Inap Ruang Rawat Inap Kedondong RSUD Kab.
Klungkung.
2) Tujuan khusus
Setelah menerapkan MPKP, mahasiswa diharapkan mampu:
a) Mengatur kebutuhan tenaga perawat
b) Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan sesuai MPKP
c) Melakukan sistem pendokumentasian yang tepat, efektif dan
efisien.
d) Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme
e) Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dengan
tim kesehatan yang lain.
d. Pelaksanaan
MPKP akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai
minggu II (hari ke-1) sampai dengan minggu III praktik profesi
manajemen keperawatan di Ruang Kedondong RSUD Kabupaten
Klungkung dari tanggal 12 Februari sampai dengan 25 Februari
2018. Pembagian jadwal Karu, PP, dan PA sudah kami jadwalkan
(jadwal terlampir).
e. Rencana Strategis
1) Mendiskusikan bersama dengan staf perawat di Ruang
Kedondong mengenai bentuk dan penerapan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) yang akan dilaksanakan.
2) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat dan kekurangan
tenaga perawat. Selama berlangsungnya praktek manajemen
keperawatan ini, mahasiswa akan mengelola Ruang
Kedondong Kelas III timur dengan 6 tempat tidur. Pembagian
peran anggota kelompok XV yang terdiri atas 12 orang
meliputi: setiap hari 1 orang akan bertugas sebagai kepala
ruangan, 2 orang sebagai akan bertugas perawat primer, 9 orang
akan bertugas sebagai perawat associate yang dibagi menjadi 3
shift. Pergantian peran akan dilakukan setiap hari. Pelaksanaan
MPKP oleh mahasiswa juga akan diikuti oleh penilaian tingkat
kepuasan pasien dengan membandingkan antara sebelum dan
setelah pelaksanaan MPKP.

75
3) Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
4) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
dan memodifikasi kekurangan tenaga perawat di Ruang
Kedondong RSUD Kab. Klungkung
5) Menerapkan model MPKP bersama staf perawat di Ruang
Kedondong RSUD Kab. Klungkung sesuai dengan
perencanaan yang dibuat.
f. Kriteria Evaluasi
1) Struktur
Model Praktik Keperawatan Profesional akan dilaksanakan di
Ruang Kedondong dikonsulkan terlebih dahulu dengan
pembimbing akademik dengan persetujuan dari pembimbing
ruangan.
2) Proses
Selama pelaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional
Keperawatan di Ruang Kedondong akan berjalan sesuai
dengan rencana yaitu setiap hari 1 orang akan bertugas
sebagai karu, 2 orang akan bertugas sebagai PP, dan 9 akan
orang bertugas sebagai PA yang dibagi kedalam 3 shift.
3) Hasil
Diharapkan pemahaman mahasiswa dan perawat di Ruang
Kedondong tentang MPKP akan meningkat dengan hasil
peningkatan kepuasan pasien.
g. Uraian Tugas
1) Uraian tugas kepala ruangan meliputi:
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan askep baik
langsung maupun tidak langsung Mengatur dan
mengendalikan kebersihan dan keterlibatan keruangan.
2) Bertanggung jawab pada semua PP dan PA termasuk
dalam pembuatan jadwal dinas.
3) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan MPKP meliputi
timbang terima, ronde keperawatan, supervisi,
dokumentasi askep dan discharge planning.
4) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan
masalah diruangan

76
5) Membimbing siswa/mahasiswa (bekerja sama dengan
pembimbing klinik) dalam memberikan asuhan
keperawatan diruangan, dengan mengikuti system
MPKP yang sudah ada
6) Melakukan kegiatan administrasi surat menyurat
7) Mengorientasikan pegawai baru, residen, mahasiswa
kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan
melakukan praktek diruangan (disepakati dengan
CCM) dengan menggunakan format orientasi
8) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang
harmonis dengan klien/keluarga dan tim kesehatan lain,
antara lain kepala ruangan rawat mengingatkan kembali
klien/keluarga tentang perawat/TIM yang bertanggung
jawab terhadap mereka diruangan yang bersangkutan
9) Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan
minimal lima set setiap hari
10) Melakukan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal
implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah laku
professional
11) Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat
didelegasikan kepada PA senior (wakil PP pemula yang
ditunjuk) tetapi tetap dibawah pengawasan kepala
ruang rawat dan CCM
12) Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas
yang dibutuhkan diruangan
13) Memantau dan mengefaluasi penampilan kerja semua
tenaga yang ada diruangan, membuat DP3, dan usulan
kenaikan pangkat
14) Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat
setiap bulan untuk membahas kebutuhan di ruangan.
15) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan
keperawatan (bersama dengan CCM)
16) Membuat peta risiko diruang rawat
2) Uraian tugas perawat primer meliputi:

77
a) Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga pada
awal masuk ruangan sehingga tercipta hubungan
terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus menerus
pada saat melakukan pengkajian/tindakan kepada
keluarga/klien. Panduan orientasi ini sebaiknya
delaminating dan digantung dikamar klien sehingga
setiap saat klien/keluarga membaca kembali.
b) Melakukan pengkajian klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah dilakukan PP pada sore, malam,
atau hari libur.
c) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan
analisis standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
d) Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA
dibwah tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat
(preconference)
e) Menetapkan PA yang bertanggungjawab pada setiap
klien, setiap kali giliran jaga (shift) pembagian klien
didasarkan pada jumlah klien, tingkat ketergantungan
klien, dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu
tugas jaga (shift) PP didampingi oleh dua orang PA,
maka semua klien dibagi pada kedua PA sebagai
penangggung jawabnya. PP akan membimbing dan
membantu PA dalam memberikan asuhan keperawatan.
Bila PP hanya didampingi oleh satu orang PA pada satu
tugas jaga maka jumlah klien yang menjadi
tanggungjawab PP adalah sebanyak 20% dan klien
tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan
minimal serta klien lainnya menjadi tanggung jawab
PA. penetapan ini dimaksudkan agar PP memiliki
waktu untuk membimbing dan membantu PA dibawah
tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan
keperawatan.

78
f) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA
dalam melakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai
dengan SOP.
g) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA
h) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan
PA.
i) Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi
keperawatan dan tindakan kepererawatan yang tidak
dapat dilakukan oleh PA.
j) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
laboratorium.
k) Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah
tanggung jawabnya bersama dengan PA.
l) Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung
jawabnya. Bila PP tidak ada, visite didampingi oleh PA
sesuai TIM nya.
m) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat
catatan perkembangan setiap hari.
n) Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal
setiap dua hari untuk membahas kondisi keperawatan
klien ( bergantung pada kondisi klien)
o) Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada
PA yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan
kepada ruang rawat dan CCM.
p) Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien/keluarga.
q) Membuat rencana pulang
r) Bekerja sama dengan Clinical Care Manager (CCM)
dengan mengidentifikasi isu yang memerlukan
pembuktian sehingga tercipta evidence based practice
(EBP)
3) Uraian tugas perawat associate meliputi:
a) Membaca renpra yang telah ditetapkan PP.
b) Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga,
sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP

79
c) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan
informasi berdasarkan format orientasi klien/keluarga
jika PP tidak ada ditempat
d) Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya
berdasarkan renpra
e) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya pada format
yang tersedia
f) Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat
g) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status
keperawatan
h) Melakukan laporan pergantian dinas dan setelah selesai
diparaf
i) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila ada
masalah yang perlu diselesaikan.
j) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik,
laboratorium, dan tindakan.
k) Berperan serta dalam memberikan pendidikan
kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
l) Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan
TIMnya
m) Membantu TIM lain yang membutuhkan
n) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
klien yang menjadi tanggung jawabnya dan
berkoordinasi dengan PP.
h. Persiapan Penyelenggaraan MPKP di Ruang Kedondong RSUD
Kab. Klungkung
a. Ketenagaan dan sarana prasarana
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting
dalam pelaksanaan model asuhan keperawatan professional,
dimana sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat
dalam mencapai maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Sarana
dan prasarana mempunyai fungsi sebagai pendukung atau
penunjang terlaksananya pelayanan keperawatan sehingga
diperoleh tujuan pelayanan keperawatan yang efisien dan
efektif.

80
Ketenagaan merupakan hal yang penting mengingat yang
berada di sisi klien adalah perawat. Baik buruknya pelayanan
keperawatan yang diberikan akan mencerminkan kualitas
pelayanan suatu rumah sakit. Ruangan yang digunakan dalam
penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional yaitu satu
ruangan yaitu ruangan Kedondong Kelas III Timur dengan
kapasitas 6 tempat tidur yang tanggung jawabnya di bagi
menjadi 2 PP. Mahasiswa yang bertugas dinas pagi berjumlah
6 orang dimana 2 orang sebagai perawat primer dan 3 orang
sebagai perawat accosiate, 1 orang menjadi KaRu, dines siang
2 orang sebagai perawat accociate dari 2 PP dan dinas malam 2
orang sebagai perawat accociate dari 2 PP.
1) Tujuan:
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui jumlah tenaga
perawat yang diperlukan yang tergantung dari jumlah klien
dan derajat ketergantungan klien.
2) Deskripsi:
Manfaat dari adanya ketenagaan keperawatan yang
seimbang dengan jumlah pasien dan adanya sarana
prasarana yang menunjang merupakan faktor yang
mendukung terselenggaranya model asuhan keperawatan
professional, dimana akan tercapainya suatu tujuan bersama
antara perawat dengan pasien.

C. Timbang terima
Timbang terima profesionalisme dalam pelayanan keperawatan
dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama
peran dan komunikasi yang efektif antar perawat maupun dengan tim
kesehatan lain saat pergantian shift (timbang terima pasien).
Timbang terima (operan) merupakan tehnik atau cara
menyampaikan laporan, dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan
pasien saat ini. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga

81
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer kepada perawat primer
pada shift berikutnya secara tertulis dan lisan.
1. Tujuan
a) Tujuan Umum:
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
yang penting.

b) Tujuan Khusus:
(1) Menyampaikan kondisi dan keadaan penderita (data fokus).
(2) Menyampaikan hal-hal yang sudah /belum dilakukan dalam
askep pada penderita
(3) Menyampaikan hal-hal yang penting yang harus ditindak
lanjuti oleh dinas berikutnya.
(4) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
(5) Menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum.
c) Manfaat Timbang terima
Bagi Perawat
(1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat .
(2) Menjalin hubungan suatu kerjasama dan bertanggung jawab
antara perawat
(3) Pelaksanaan askep terhadap penderita yang berkesinambungan
(4) Perawat dapat mengikuti perkembangan penderita secara
paripurna
Bagi pasien
(1) Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada
yang belum terungkap.
2. Prosedur Timbang terima
Tabel 4.12
Prosedur Timbang Terima
PELAK
WAKTU TAHAP KEGIATAN TEMPAT
SANA
5 menit Persiapan 1. Kedua kelompok dinas Nurse PP, PA
sudah siap dan berkumpul di Station
Nurse Station
2. Karu mengecek kesiapan
timbang terima tiap PP
3. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan catatan
(Work Sheet), PP yang akan

82
mengoperkan, menyiapkan
buku timbang terima
4. Kepala ruangan membuka
acara timbang terima
dilanjutkan dengan doa.

20 menit Pelaksana 1. PP menyampaikan timbang Ners Station KARU,


an terima pada PP berikutnya, dan Ruang PP, PA
hal yang perlu disampaikan Pasien
dalam timbang terima:
 Jumlah pasiean
 Identitas klien dan
diagnose medis
 Data (keluhan/subyektif
dan obyektif)
 Masalah keperawatan
yang masih muncul
 Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum)
 Intervensi kolaboratif dan
dependen
 Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang dll)
2. Perawat yang melakukan
timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-
hal yang kurang jelas
3. Kepala ruangan/ PP
menanyakan kebutuhan
dasar pasien
4. Sedapatnya mengupayakan
penyampaian yang jelas
singkat dan padat
5. Setelah semua laporan
dimengerti jelas, lanjutkan
dengan timbang terima

83
pasien ke tempat perawatan.
6. Timbang terima dilakukan
oleh PP/ PA jika PP tidak
ada.
a. Ucapkan salam “Selamat
pagi/siang/malam”
b. Tanyakan kondisi/
prerasaan pasien
c. Perkenalkan petugas
yang akan mengganti
d. Validasi hal-hal penting
atau perlu penekanan
dari pelaksanaan asuhan.
e. PP Melakukan
klarifikasi. Kros cek bila
perlu.
f. Akhiri dengan salam
pamit ke pasien
7. Setelah selesai timbang
terima langsung, pimpinan
timbang terima mengakhiri
timbang terima
 Tanyakan kepada petugas
jaga sebelumnya, adakah
hal-hal lain yang ingin
disampaikan perihal
pasien maupun kondisi
ruangan secara umum
 Tanyakan kepada PP
tentang hal-hal yang
perlu dijelaskan lagi.
8. Lama timbang terima untuk
tiap pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit

5 menit Post 1. Klarifikasi hasil validasi NERS KARU,


Timbang data oleh PP sore. STATION PP, PA
Terima 2. Laporan timbang terima
ditandatangani oleh kedua
PP dan diketahui KARU
(kalau pagi saja).
3. Reward Karu terhadap
perawat yang akan dan
selesai bertugas.

84
4. Ditutup oleh KARU

3. Evaluasi
a) Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien dan
kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin
kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift
yaitu malam ke pagi. Kegiatan timbang terima pada shift pagi ke
sore, dan sore ke malam di pimpin oleh perawat primer yang
bertugas saat itu.
b) Proses
(1) Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima
yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi.
Kegiatan timbang terima pada shift pagi ke sore, dan sore ke
malam di pimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu
dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun
yang akan mengganti shift.
(2) Perawat primer mengoperkan ke perawat assosiate berikutnya
yang akan mengganti shift.
(3) Timbang terima pertama dilakukan di ners station.
(4) Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnose
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan, intervensi yang
belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap pasien tidak lebih
dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
(5) Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua
PP menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui
oleh kepala ruangan.
c) Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik. Setelah proses timbang terima
selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan timbang
terima dengan diketahui oleh kepala ruangan.

85
PASIEN

DIANOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KOLABORATIF KEPERAWATAN
RENCANA
TINDAKAN
YANG TELAH YANG AKAN
DILAKUKAN DILAKUKAN
PERKEMBANGAN/
KEADAAN PASIEN
MASALAH:
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
Bagan 4.5 Alur
4. MUNCUL TimbangBARU
MASALAH Terima

d) Pengorganisasian
Penanggung jawab : Ida Ayu Mas Suparma Dewi, S.Kep
Pelaksanaan
Timbang terima akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas
mulai minggu II sampai dengan minggu III praktik profesi
manajemen keperawatan di Ruang Inap Kedondong RSUD
Klungkung tanggal 12 Februari 2018 sampai dengan tanggal 25
Februari 2018.
e) Rencana Strategi
(a) Menyusun alur timbang terima bersama-sama dengan perawat
ruangan.
(b) Menyusun materi timbang terima.
(c) Membuat format timbang terima dan juknis.
(d) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan
dan staf keperawatan.
(e) Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.

D. Supervisi
1) Kajian teori
a. Pengertian
Supervisi merupakan suatu proses pemberian berbagai
sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas-
tugas mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2011).

86
Menurut Depkes (2000), supervisi keperawatan adalah
kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah
pelayanan yang bermutu setiap saat.
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan
utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-
sama. Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian
sumber-sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas
dalam rangka mencapai tujuan.
b. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan
pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan,
ketrampilan dan kemampuan dalam melaksanakan tugas.
c. Prinsip Supervisi
1) Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur
2) Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,
ketrampilan hubungan antar manusia dan kemampuan
menerapkan prinsip menajemen dan kepemimpinan
3) Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan
dinyatakan melalui pentujuk, peraturan, uraian tugas dan
standar.
4) Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara
supervise dan perawat pelaksana. Supervisi merupakan visi,
misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
5) Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi
efektif, kreatifitas dan motivasi.
d. Pelaksanaan Supervisi
a) Kepala Ruangan
(1)Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan
pada klien di ruang perawatan
(2)Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya
tujuan pelayanankesehatan di rumah sakit
(3)Mengawasi perawat pelaksanaan dalam melaksanakan
praktek keperawatan praktek keperawatan di ruang
keperawatan
b) Pengawas Perawatan

87
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala
ruangan yang ada di instalasiya.
c) Kepala seksi perawatan
Mengatasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung
dan seluruh perawat secara tidak langsung.
e. Langkah-langkah supervisi
a) Pra supervisi
(1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
(2) Supervisor menetapkan tujuan
b) Supervisi
a) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur
atau instrumen yang telah disiapankan
b) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan
c) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan
d) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan
menvalidasi data sekunder
c) Pasca supervisi
a) Supervisor memberkan supervise (F-Fair)
b) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
c) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up
perbaikan
f. Peran supervisor dan fungsi supervisi keperawatan
Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah
mempertahankan keseimbangan pelayanan keperwatan dan
manejemen sumber daya yang tersedia
g. Cara supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a) Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
beerlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan,
feed back dan perbaikan.
Adapun prosesnya adalah:
(1) Perawat pelaksana melakukan secara mendiri suatu
tindakan keperawatan didampingi oleh supervisor
(2) Selama proses, supervisor dapat member dukungan,
reinforment dan petunjuk

88
(3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana
melakukan diskusi yang bertujuan untuk menguatkan yang
telah sesuai dan memperbaiki yang masih kurang.
(4) Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting
dilakukan oleh supervisor.
b) Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan
sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat
diberikan secara tertulis. Peran kepala ruangan, PP dan PA
dalam MPKP adalah:
a) Peran Kepala Ruangan (KaRu)
(1) Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer
(2) Orientasi dan merencanakan karyawan baru
(3) Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada
perawat associate
(4) Evaluasi kerja
(5) Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan
staff
b) Peran Perawat Primer (PP)
(1) Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
(2) Membuat tujuan dan merencanakan keperawatan
(3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat
(4) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan
pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun
perawat lain
(5) Menerima dan menyesuaikan rencana asuhan
(6) Menyiapkan penyuluhan untuk pasien pulang
(7) Menyiapkan rujukan kepada pekerjaan sosial, kontrak
dengan lembaga sosial di masyarakat
(8) Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
c) Peran Perawat Associate (PA)
Peran PA melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah disusun oleh PA

Ka Bid Perawatan

Ka Subid
Keperawatan
89
Menetapkan kegiatan dan
tujuan serta instrumen/ alat
Ka Ru
ukur
supervisi

menilai kinerja
perawat PP1 PP 2

supervisi
1) Feedback
2) Penyampaian PA1 PA 2
penilaian (fair)
3) Follow up,
pemecahan masalah
Kualitas
dan reward
Pelayanan
Meningkat

Bagan 4.6 Alur Supervisi

2) Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa bersama staf perawat ruangan maupun mengaplikasikan
peran supervisi keperawatan
b) Tujuan Khusus
(1) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dan
staf perawat ruangan dalam pelaksanaan supervisi
keperawatan.
(2) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
(3) Meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan
3) Pengorganisasian
Penanggung Jawab: Dewa Ayu Rita Lestari, S.Kep
4) Pelaksanaan
Supervisi akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai senin II
tanggal 12 Februari 2018 sampai dengan minggu III praktik profesi

90
manajemen keperawatan di Ruang Inap Kedondong RSUD Kab.
Klungkung sampai dengan 25 Februari 2018.
5) Rencana Strategi
a) Menyusun konsep supervisi keperawatan
b) Menetapkan materi supervisi keperawatan
c) Membuat format supervisi keperawatan
d) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama dengan
kepala ruangan dan staff keperawatan.
e) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.

E. Ronde Keperawatan
1) Kajian teori
Ronde keperawatan yaitu suatu metode pembelajaran klinik
yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan
pengetahuan teoritis ke dalam praktek keperawatan secara langsung
(Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat selain melibatkan pasien untuk membahkan dan melaksanakan
asuhan keperawatan (Nursalam, 2011).
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan disamping pasien,
membahas, dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu
yang dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan
serta perawat associate yang melibatkan seluruh anggota tim.
2) Manfaat ronde Keperawatan
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien data terpenuhi
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
d. Terjalinnya kerjasama antara tim kesehatan
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan
tepat dan benar.
3) Kriteria pasien
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien
yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan.
b) Pasien dengan kasus baru atau langka.
4) Kriteria Evaluasi

91
a) Struktur
b) Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya)
c) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
d) Persiapan dilakukan sebelumnya
5) Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan
6) Hasil
a) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b) Masalah pasien teratasi
c) Perawat dapat :
(1) Menumbuhkan rasa berpikir yang kritis
(2) Menumbuhkan rasa berpikir yang sistematis
(3) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
(4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan
(5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yng
berorientasi pada masalah pasien
(6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
(7) Meningkatkan kemampuan justifikasi
(8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
7) Peran masing – masing anggota tim
a) Peran perawat primer dan Perawat Associate
b) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
c) Menjelaskan diagnose keperawatan
d) Menjelaskan intervensi yang dilakukan
e) Menjelaskan hasil yang didapat
f) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) dari tindakan yang diambil
g) Menggali masalah masalah pasien yang belum terkaji
8) Peran Perawat Konselor
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement
c) Memvalidasi kebenaran dan intervensi keperawatan serta rasional
tindakan
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
9) Tahapan Pelaksanaan Ronde
a) Pra Ronde
1) Menemukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
2) Menentukan tim ronde
3) Mencari sumber dan literature
4) Membuat proposal

92
5) Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian
6) Diskusi apa diagnosis keperawatan? apa data yang
mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan ?
dan apa hambatan yang ditemukan selama perawatan
b) Pelaksanaan Ronde
a) Penjelasan tentang pasien akan dilakukan oleh perawat primer
yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan serta memilih prioritas yang
perlu didiskusikan
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
c) Pasca Ronde
a) Evaluasi, revisi dan perbaikan
b) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya
10) Pengorganisasian
Penanggung jawab : Kadek Beby Hartadwipa, S.Kep
Pelaksanaan
Ronde keperawatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai
minggu II sampai dengan minggu III praktik profesi manajemen
keperawatan di Ruang Rawat Inap Kedondong Kelas III Timur RSUD
Kab. Klungkung tanggal 12 Februari sampai dengan tanggal 25
Februari 2018.

11) Rencana Strategi


a) Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde
keperawatan
b) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.
c) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan yang
akan digunakan.

93
d) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan
termasuk menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan
ronde keperawatan.
e) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan
dan staf keperawatan.
f) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan
Alur Ronde Keperawatan

TAHAP PRA RONDE PP


PROPOSAL
PENETAPAN PASIEN

PERSIAPAN PASIEN :
 INFORMED CONSENT
 HASIL PENGKAJIAN

TAHAP  APA YANG MENJADI MASALAH


RONDE :  CROSS CEK DATA YANG ADA
PENYAJIAN  APA YANG MENYEBABKAN MASALAH
TERSEBUT
 BAGAIMANA PENDEKATAN (PROSES,
SAK,SOP)

TAHAP RONDE VALIDASI DATA

DISKUSI KARU, PP,


TAHAP RONDE PERAWAT KONSELOR

TAHAP PASCA RONDE EVALUASI

MASALAH TERATASI
Bagan 4.7 Tahapan Ronde Keperawatan

Keterangan :
: Di Nurse Station
: Di Bed Pasien

F. Sentralisasi Obat
1) Kajian Teori

94
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2014).
Kegiatan sentralisasi obat meliputi: membuat strategi
persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan
dan membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi
obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi
obat. Pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah
satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2) Tujuan
a) Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran Perawat Primer dalam
pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil
pengelolaan sentralisasi obat.

b)Tujuan khusus
(1) Mampu mengelola obat pasien: pemberian obat secara
tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6B+1W dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan
(2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Perawat
Primer dan Perawat Associate dalam penerapan Prinsip
6B+1W
(3) Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
(4) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga
terhadap perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat.
(5) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program
therapy.
c) Peran
Perawat Primer dan Perawat Associate
(1) Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat
(2) Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat
(3) Melakukan pencatatan dan control terhadap pemakaian
obat selama pasien dirawat
(4) Melakukan tindakan kolaboratif dalam pelaksanaan
program therapy
Perawat Primer lain dan Supervisor

95
1) Memberikan perlindungan terhadap pasien terhadap
tindakan malpraktik
2) Menilai kepatuhan pasien terhadap program therapy
3) Memotivasi pasien untuk memenuhi program therapy
d)Beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi
(1) Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
(2) Menggunakan obat yang mahal dan bermerek
(3) Meresepkan obat sebelum diagnose pasti dibuat
(4) Menggunakan dosis yang lebih besar daripada
diperlukan
(5) Memberikan obat kepada pasien yang tidak
mempercayainya dan akan membuang atau lupa minum
(6) Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan,
sehingga banyak yang tersisa sesudah kadarluasa
(7) Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat
menjadi tidak efektif
(8) Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya
atau panas
(9) Mengeluarkan obat terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri
e) Teknik pengelolaan obat (sentralisasi)
(1) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala
ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan
kepada staf yang ditunjuk
(2) Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat
f)Penerimaan obat
(1) Obat yang diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan
obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dan menerima lembar terima obat
(2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat,
jumlah dan sediaan obat dalam kartu control dan
diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau pasien
dalam buku obat
(3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan
obat yang harus diminum serta kartu sediaan obat

96
(4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh
perawat dalam kotak obat

g)Pembagian obat
(1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin
dalam buku daftar pemberian obat
(2) Obat yang telah disimpan selanjutnya diberikan kepada
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum
dalam buku daftar pemberian obat
(3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam
obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping
(4) Sedian obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi
oleh kepala ruangan atau petugas yang ditunjuk dan
dikomentasikan dalam buku masuk obat
h)Penambahan obat baru
(1) Bilamana terdapat penambahan / perubahan jenis,
dosis, atau perubahan alur jenis obat, maka informasi
ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan
obat
(2) Pada pemberiaan obat yang bersifat tidak rutin, maka
dokumentasi dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan
kartu khusus obat
i) Obat khusus
(1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki
harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian
yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu
(2) Pada pemberian obat khusus dilakukan menggunakan
kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer
(3) Informasi yang diberikan kepada keluarga dan pasien:
nama obat, kegunaan, waktu pemberiaan, efek samping,
penanggung jawab pemberian dan wadah obat

97
sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga
setelah pemberian
(4) Menyimpan penyediaan obat
(5) Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat,
jumlah obat dan menulis etiket dan alamat pasien
(6) Sistem kartu persediaan
(7) Lemari obat
j) Pengorganisasian
Penanggung jawab : Ida Ayu Mas Suparma Dewi, S.Kep
Tujuan : Melaksanakan sentralisasi obat secara optimal
Deskripsi
Kegiatan sentralisasi meliputi lanjutan pelaksanaan
sentralisasi obat yang telah ada, persiapan sarana yang
dibutuhkan, mensosialisasikan lebih lanjut sentralisasi obat
oral. Dengan adanya sentralisasi obat oral, pengelolaan obat
pasien akan sesuai dengan prinsip 6B + 1W, meningkatkan
kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan
yang diberikan, meningkatkan kepercayaan pasien dan
keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat serta meningkatkan kepatuhan pasien terhadap
program terapi.
k)Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat akan dilaksanakan pada
minggu ke II (setelah desiminasi awal), dan selama praktik
profesi manajemen keperawatan Ners di Ruang Rawat Inap
Kedondong RSUD Klungkung RSUD Klungkung sampai
minggu ke III tanggal 25 Februari 2018.
l) Rencana Strategi
(1) Menyusun format sentralisasi obat
(2) Melaksanakan pengelolaan sentralisasi obat pasien
beserta perawat Ruang Rawat Inap Kedondong RSUD
Klungkung.
(3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan obat
a) Kriteria Evaluasi
(1) Struktur
(2) Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
(3) Menyiapkan format sentralisasi obat
b) Proses

98
(1) Pelaksanaan sentralisasi obat akan dilaksanakan
sesuai dengan ruangan yang telah ditentukan dan
pasien yang telah menyetujui informed consent
untuk dilakukan sentralisasi.
(2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur
yang telah ditentukan.
c) Hasil
(1) Klien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi
obat (sebagian besar klien mengungkapkan lebih
senang obat dikelola perawat).
(2) Obat dapat diberikan secara tepat dan benar
(sesuai prinsip 6 B dan 1 W) serta perawat mudah
mengontrol pemberian obat.

Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

DOKTER

PENDEKATAN
PERAWAT
KELUARGA
/PASIEN

FARMASI/APOTIK

PASIEN/KELUARGA
 Sarana
persetujuan
sentralisasi obat
 Lembar serah
PP/PERAWAT YANG
MENERIMA terima obat
99  Buku serah
terima masuk
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT

PASIEN/KELUARGA

Bagan 4. 8 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

Keterangan :
: Garis komando
: Garis koordinasi

G. Discharge planning
1. Kajian Teori
Perencanaan pulang (Discharge Planning) adalah
suatu proses yang digunakan untuk memutuskan apa yang
perlu pasien lakukan untuk dapat meningkatkan kesehatannya
(Ali, 2008).
2. Tujuan
a) Untuk pasien dan keluarga
(1) Pasien dan keluarga mendapatkan tindakan
perencanaan pulang dengan baik.
(2) Pasien dan keluarga mendapat pengetahuan
perawatan dirumah tentang :
(a) Rencana untuk control
(b) Obat yang harus diminum dirumah
(c) Aktivitas
(d) Diet
(3) Pasien dan keluarga dapat melakukan perawatan
dirumah secara mandiri
b) Untuk Perawat
(1) Adanya perencanaan dokumentasi dengan benar
(2) Terjadinya kerjasama dengan antar tim.
3. Langkah- Langkah Dalam Perencanaan Pulang
a) Pra Discharge Planning

100
(1) Perawat primer mengidentifikasi pasien yang
direncanakan untuk pulang.
(2) Perawat primer melakukan identifikasi kebutuhan
pasien yang akan pulang.
(3) Perawat primer membuat perencanaan pasien
pulang.
(4) Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan
keluarga
b) Tahap pelaksanaan Discharge Planning
(1) Menyiapkan pasien dan keluarga, peralatan, status,
kartu dan lingkungan.
(2) Perawat primer dibantu perawat associate
melakukan pemeriksaan fisik sesuai kondisi klien.
(3) Perawat primer memberikan pendidikan kesehatan
yang diperlukan pasien dan keluarga untuk
keperawatan dirumah tentang: 1) Rencana untuk
kontrol, 2) obat yang harus diminum dirumah, 3)
aktivitas dan 4) diet.
(4) Perawat primer memberi kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk mencoba
mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang
telah diajarkan.
(5) Perawat primer memberi kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya bila belum
mengerti
c) Tahap Post Pelaksanaan Discharge Planning
(1) Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan
pulang.
(2) Karu memberikan reinforcement/reward kepada
pasien dan keluarga jika dapat melakukan dengan
benar apa yang sudah diajarkan.
(3) Follow up.
4. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Gede Wahyu Pramana, S.Kep
Pelaksanaan

101
Discharge Planning akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal
dinas mulai minggu II sampai dengan minggu III praktik
profesi manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap
Kedondong RSUD Kab. Klungkung tanggal 12 Februari
2018 sampai dengan tanggal 25 Februaari 2018.

5. Rencana Kegiatan
a. Discharge di buat sejak pasien masuk dalam ruang
perawatan
b. Pada saat pasien pulang di jelaskan keadaan pasien
setelah pengobatan dan lanjutannya.
c. Dijelaskan penanganan yang diteruskan pasien dirumah
d. Diberikan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan
pasien.
e. Ditanda tangani sebagai pernyataan telah menerima
penanganan pasien pulang.
6. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
(1) Persiapan klien, peralatan, status, kartu dan
lingkungan.
(2) Penyusunan struktur tim pelaksana Discharge
Planning
b. Evaluasi Proses
(1) Menjelaskan pada klien tentang discharge
planning.
(2) Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang
jadwal dan tempat kontrol, obat , diet, aktifitas dan
istirahat selama dirumah.
c. Evaluasi Hasil
(1) Terdokumentasikannya pelaksanaan perencanaan
pasien pulang.
(2) Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang: 1)
rencana untuk kontrol, 2) Obat yang harus diminum
dirumah, 3) aktivitas, dan 4) diet

102
Alur Discharge Planing

Tim Kesehatan
Dokter, perawat, tenaga
kesehatan lain

Keadaan Pasien ;
Klinis & pemeriksaan penunjang
lainnya
Tingkat ketergantungan pasien dalam
perawatan

PERENCANAAN PULANG

Program Health Education


(perawat primer)
Penyelesaian Lain-lain
Administrasi Kontrol dan minum obat
Nutrisi
Aktivitas & istirahat

Bagan 4.9 Alur Discharge Planning

H. Dokumentasi Keperawatan
a. Kajian Teori
Dokumentasi keperawatan merupakan catatan otentik dalam
penerapan menejemen asuhan keperawatan professional. Perawat
profesional dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung
gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan (Nursalam, 2014).
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan professional, karena mempunyai

103
fungsi sebagai alat komunikasi, aspek hukum, jaminan mutu
pendidikan/penelitian dan akreditasi. Kelompok memilih
mendokumentasikan model ini aplikatif dan efektif karena sudah
tampak adanya masalah keperawatan.
Secara garis besar model pendokumentasian ini terdiri dari
format pengkajian, format problem, intervensi dan evaluasi dalam satu
lembar. Setiap pasien dilakukan pengkajian oleh perawat primer
kemudian dilakukan analisis dan ditegakkan diagnose keperawatan.
Selanjutnya intervensi keperawatan ditulis sesuai dengan format SAK
yang ada. Format cetakan keperawatan diisi oleh perawat associate,
sedangkan hasil observasi, vital sign, pemberian obat ditulis di lembar
observasi oleh perawat associate.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mahasiswa bersama staf perawat Ruang Kedondong mampu
menerapkan system dokumentasi keperawatan model PIE
dengan benar di Ruang Inap Kedondong RSUD Kab.
Klungkung
2) Tujuan Khusus
(1) Mendokumentasikan asuhan keperawatan
(2) Mendokumentasikan pengkajian keperawatan
(3) Mendokumentasikan diagnosis keperawatan
(4) Mendokumentasikan perencanaan keperawatan
(5) Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan
(6) Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
(7) Mendokumentasikan pengelolaan logistic dan obat
(8)Mendokumentasikan HE (Health Education) melalui
kegiatan perencanaan pulang.
(9)Mendokumentasikan timbang terima.
(10) Mendokumentasikan kegiatan supervise
(11) Mendokumentasikan kegiatan penyelisian kasus
melalui ronde keperawatan.
3) Pengorganisasian
Penanggung jawab : Putu Handre Suardi Putra, S.Kep
4) Pelaksanaan
Dokumentasi akan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan
jadwal dinas mulai minggu II tangal 12 Februari 2018 sampai
dengan minggu III tanggal 25 Februari 2018 praktik profesi

104
manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Kedondong
RSUD Kab. Klungkung.
5) Rencana Strategi
a) Menyusun format pengkajian model ROS (Review Of
Sistem)
b) Mendiskusikan bersama staf perawat Ruang Rawat Inap
Kedondong RSUD Kab. Klungkung mengenai format
pengakjian dan pendokumentasian yang telah dibuat
sesuai dengan 10 diagnosa keperawatan yang sering
dijumpai di Ruang Rawat Inap Kedondong RSUD Kab.
Klungkung
c) Membuat SAK terdiri dari 10 diagnosa keperawatan yang
sering dijumpai di Ruang Rawat Inap Kedondong RSUD
Klungkung
d) Menyiapkan petunjuk teknis pengisian format
dokumentasi keperawatan
e) Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan
perawat ruangan
f) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan dokumentasi
keperawatan

6) Evaluasi
a) Struktur
b) Kegiatan dokumentasi keperawatan dilaksanakan di
Ruang Rawat Inap Kedondong RSUD Kab. Klungkung
c) Persiapan dilakukan sebelumnya dengan persetujuan
pembimbing
7) Proses
a) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
b) Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan
fisiologis dan tingkah laku pasien
c) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan diambil
tindakan selanjutnya
d) Evaluasi melibatkan keluarga dan tim kesehatan lainnya
e) Evaluasi dilakukan dengan standar (tujuan yang ingin
dicapai dan standar praktek keperawatan)

105
8) Hasil
(1) Setiap tindakan keperawatan terdokumentasikan dengan
baik
(2) Setiap hasil tindakan dapat mudah dievaluasi sesuai
dengan standar (tujuan yang ingin di capai dan standar
praktik keperawatan)
(3) Pendokumentasian ruangan berjalan sistematis
(4) Privasi dan keselamatan klien dan perawat jaga

106
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika.

Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktek.


Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2014. Manajemen keperwatan aplikasi dalam praktik keperawatan


rofesional edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2016. Manajemen keperwatan aplikasi dalam praktik keperawatan


rofesional edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.


Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai