Anda di halaman 1dari 221

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI

WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG

KEC. SECANG KAB. MAGELANG

TAHUN 2012

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)


Disusun Oleh :

WAFIROTU SYA’DIYAH

NIM 11410141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA 2012
DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721

Website:
www.stainsalatiga.ac.id.X
E-mail

administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp
: 4 Eksemplar

Hal
: Naskah Skripsi Saudari
Wafirotu Sya‟diyah

Kepada Yth.

Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : Wafirotu Sya‟diyah

NIM : 11410141

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI

WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA


SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC.

SECANG KAB. MAGELANG TAHUN 2012

Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 12 September 2012

Pembimbing,

Hj.Maslikhah, S.Ag., M.Si.


Dr. Imam Sutomo, M.Ag

NIP. 19580827 198303 1 002

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721

Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail administrasi@stainsalatiga.ac.idX

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wafirotu Sya‟diyah

NIM : 11410141

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.

Salatiga, 12 September 2012

Yang Menyatakan,
Wafirotu Sya‟diyah
MOTTO

Artinya:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan


menyukai orang-orang yang menyucikan diri”. (Q.S Al-Baqoroh, 2:222)
PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya


sederhana ini kepada:

Suamiku yang sangat aku hormati dan sayangi (Bapak Zaeni), dengan
dukungan dan doa agar aku bisa bertahan untuk menjadi lebih baik lagi.
Untuk anak-anakku (Fendi, Dewi dan Lisa) yang aku sayang, selalu
memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Tak lupa kepada teman-teman seperjuanganku PAI 2010 yang telah


memberikan semangat dan dukungan.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin, penyusun ucapkan sebagai raya syukur kehadirat


Allah SwT. karena pertolongan-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad saw, nabi akhiruz zaman yang senantiasa kita nantikan
syafa‟atnya kelak di yaumul qiyamah.

Penyusunan skripsi dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI


MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB. MAGELANG TAHUN
2012” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga

Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam STAIN
Salatiga

Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijakan meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

Segenap bapak dan ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi
Pendidikan Agama Islam.

Ariyati, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pucang, Kec Secang, Kab.
Magelang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian
di SD yang beliau pimpin.
Bapak dan ibu karyawan SD Negeri Pucang, Kec Secang, Kab. Magelang yang
telah membantu peneliti selama melakukan penelitian di SD tersebut.

Murid-murid kelas II SD Negeri Pucang Kec Secang, Kab Magelang yang telah
mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Salatiga, 12 September 2012

Peneliti,

Wafirotu Sya‟diyah

NIM. 11410141
ABSTRAK

Sya‟diyah, Wafirotu. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Wudhu


Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang
Kab. Magelang Tahun 2012. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan
Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Hj.
Maslikhah, S.Ag., M.Si.

Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Metode Demonstrasi

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Pada kenyataannya,
dalam belajar guru menggunakan metode klasik yaitu ceramah, sehingga siswa
kurang aktif dalam pembelajaran dan prestasi belajar kurang memuaskan, oleh
karena itu perlu dilakukan penggunaan metode yang lain untuk meningkatkan
prestasi belajar. Penelitian ini untuk mengetahui apakah metode demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa tentang materi wudhu pada siswa kelas II SD
Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab.
Magelang Tahun 2012.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode demonstrasi dengan cara


memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi yang
sedang dipelajari sehingga proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam. Penelitian ini merupakan PTK dengan 3 siklus melalui
4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian
dilakukan di SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang dengan bantuan 3
kolaborator (Asyiah, Mahmudah, Ratna Barooh). Subyek penelitian ini sebanyak
32 siswa. Hipotesis yang diajukan adalah jika metode demonstrasi dapat
digunakan dengan baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran
PAI pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun
2012. Indikator keberhasilan 75% dengan KKM sebesar 75. Teknik pengumpulan
data dengan observasi.teknik analisis data dengan rumus untuk mengetahui nilai
rata-rata dan presentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prestasi belajar pada siklus I sebesar 44%
atau 14 siswa dengan KKM 75, siklus II sebesar 56% atau 18 siswa dengan KKM
75 dan pada siklus III sebesar 81% atau 26 siswa untuk materi rukun wudhu dan
sebesar 87,5% atau 28 siswa untuk materi sunah wudhu dengan KKM 75.
Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 12% dengan
KKM 75, peningkatan prestasi pada siklus II ke siklus III dengan materi rukun
wudhu sebesar 25% dan pada materi sunah wudhu sebesar 31,5%.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

PENGESAHAN KELULUSAN iii


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv
MOTTO v

PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 6

E. Kegunaan Penelitian 6
F. Definisi Operasional7
G. Metode Penelitian 8

H. Sistematika Penelitian 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA 17


A. Peranan Wudhu 17

B. Prestasi Belajar 17
C. Metode Demonstrasi 29
D. Materi Praktek Wudhu 32

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 37

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 37


B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 40
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46

A. Hasil Penelitian 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian 66

BAB V PENUTUP 68
A. Kesimpulan 68

B. Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENELITI
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru Siklus I 48

Tabel 4.2. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus
I (Rukum Wudhu) 49

Tabel 4.3. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa 51


Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi

Rukun Wudhu pada Siklus I 51


Tabel 4.5. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru Siklus II 54
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus

II (Sunah Wudhu) 55
Tabel 4.7. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa 57

Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi
Sunah Wudhu pada Siklus II 57
Tabel 4.9. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru Siklus III 60

Tabel 4.10. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada


Siklus III (Rukun Wudhu) 61

Tabel 4.11. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa 63


Tabel 4.12. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada
Siklus III (Sunah Wudhu) 63

Tabel 4.13. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa 65


Tabel 4.14. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran

Materi Rukun Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III 66


Gambar 1.1. Siklus Penelitian 12
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I


Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus III


Lampiran 4. Hasil pengamatan terhadap pembelajaran guru pada siklus I

Lampiran 5. Hasil pengamatan terhadap pembelajaran guru pada siklus II


Lampiran 6. Hasil pengamatan terhadap pembelajaran guru pada siklus III
Lampiran 7. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa
pada Siklus I (Rukun Wudhu)
Lampiran 8. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa
pada Siklus II (Sunah Wudhu)
Lampiran 9. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa
pada Siklus III (Rukun Wudhu)
Lampiran 10. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa
pada Siklus III (Sunah Wudhu)

Lampiran 11. Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus I


Lampiran 12. Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus II

Lampiran 13. Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus III
Lampiran 14. Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus III
Lampiran 15. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran
Materi Rukun Wudhu pada Siklus I.
Lampiran 16. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran
Materi Sunah Wudhu pada Siklus II.
Lampiran 17. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran

Materi Rukun Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III.


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam


melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam

kehidupan. Sistem nilai tersebut meliputi ranah pengetahuan,


kebudayaan maupun nilai keagamaan. Proses pendidikan
tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman
kepada peserta didik, namun lebih diarahkan pada
pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak.
Penyampaian proses pembelajarannya dikemas menjadi
proses yang membangun pengalaman baru berdasar
pengetahuan awal, membangkitkan semangat kerjasama,
menantang dan menyenangkan (Sabiq, 2006:47).

Tugas pendidik dalam konteks ini membantu


mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau
kepribadian yang benar agar mampu berkembang dan

berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.


Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu
peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi
dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan capaian tersebut
salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru
adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif.
Selama ini proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh
peneliti dinilai masih monoton. Hal ini terlihat pada
pemilihan metode, alat peraga maupun model
pembelajaran serta hasil yang dicapai oleh peserta didik masih rendah. Metode demonstrasi
adalah cara mengajar di mana seorang guru menunjukkan,

memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati,
mendengar bahkan mungkin meraba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru
(Roestiyah, 1995:83). Materi praktek wudhu tidak mungkin hanya dengan ceramah
menyebabkan siswa kurang memahami materi tersebut, maka dipilih model yang bervariasi
seperti metode demonstrasi, diharapkan dengan metode demonstrasi peserta didik dapat
memahami sekaligus mempraktikkannya secara langsung. Dengan metode menggunakan
demonstrasi peserta didik akan merasa tertantang lagi untuk mencoba atau mempraktikkan
sehingga mereka akan lebih bersungguh-sungguh dan serius dalam mengikuti pembelajaran
sehingga diharapkan akan lebih meningkatkan prestasi belajar itu sendiri.

Menurut Tohirin (2008:151) “Prestasi Belajar diperoleh dari apa yang telah
dicapai oleh siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar”. Prestasi belajar
berkaitan dengan nilai yang diberikan guru untuk mengetahui hasil

akhir dalam waktu tertentu. Prestasi belajar juga merupakan pengukuran


kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu yang biasanya ditunjukkan
dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan. Menurut Oemar

Hamalik (2004:30) “Prestasi Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku


pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti
menjadi mengerti”. Prestasi belajar yang dicapai masing-masing siswa
berbeda-beda tergantung dari kondisi siswa selama mengikuti proses
pembelajaran.

Ada dua aspek penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu aspek teori
dan aspek praktik. Kedua aspek tersebut memiliki bobot nilai yang sama. Bahkan

menurut penulis aspek kemampuan praktik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
sangat penting daripada teori. Pendapat ini berdasarkan alasan bahwa kemampuan praktik
akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya wudhu.

Wudhu merupakan perbuatan yang disyaratkan dengan tegas berdasarkan beberapa dalil 1), yaitu
sebagai berikut : Dalil pertama , kitab suci Alqur‟an. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
(403)
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
(404)
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”.(Al-
Ma‟idah: 6).

Keterangan:
: Maksudnya sakit yang tidak boleh kena air.

: Artinya: menyentuh. Menurut Jumhur ialah: menyentuh sedang sebagian


Mufassirin ialah: menyetubuhi.

Dalil kedua, sunah dari Abu Hurairoh r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda :

" Allah tidak menerima sholat yang dikerjakan salah seorang diantaramu
bila ia berhadats, sehingga berwudhu terlebih dahulu."

Al-Hadist: HSR (Hadist Sahih Riwayat) Bukhary-Fathul Baary, I:206;


Muslim, no. 225).

Dalil ketiga, ijma', kaum muslimin sepakat bahwa


memang wudhu memang telah disyaratkan agar
dilaksanakan, semenjak zaman Rasolulloh SAW hingga
sekarang ini. Tiada seorang pun yang menyangkal bahwa
wudhu merupakan salah satu ketentuan yang berasal dari
agama.

Kondisi peserta didik di SD Negeri Pucang kelas dua


sekarang ini memiliki kemampuan praktik wudhu yang
masih rendah. Dahulu menggunakan metode klasik yaitu
metode ceramah. Selama proses pembelajaran 10% siswa
dari 32 anak bermain sendiri, 30% siswa mengantuk,
30% siswa kurang memperhatikan dan 30% siswa kurang
aktif. Berdasarkan fenomena tersebut, penggunaan
metode ceramah perlu dilakukan variasi dengan
menggunakan metode lain antara lain dengan metode
demonstrasi. Dalam kompetensi dasar tentang praktik
wudhu ini peneliti sengaja menggunakan dua kriteria
keberhasilan yaitu berhasil baik dan belum berhasil.
Pengambilan kebijakan seperti ini didasarkan alasan
bahwa kemampuan praktik wudhu merupakan kunci
utama untuk ibadah selanjutnya yaitu sholat, baik sholat
wajib maupun sunat. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya kompetensi ini antara lain;
alokasi waktu yang sedikit, fasilitas paraktik wudhu yang
kurang, penyampaian pembelajaran yang kurang variatif,
metode pembelajaran yang kurang inovatif.

Berdasarkan pada fenomena tersebut, pembelajaran materi


wudhu dengan menggunakan metode demonstrasi
SD Negeri Pucang Kec.

untuk meningkatkan prestasi belajar perlu dilakukan

melalui Penelitian Tindakan Kelas, peneliti menentukan

judul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB.
MAGELANG TAHUN 2012.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti telah disampaikan


di atas, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini yaitu: apakah metode demonstrasi


dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dengan materi wudhu pada siswa kelas II


Secang Kab. Magelang Tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec.


Secang Kab. Magelang Tahun 2012.

Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan


1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah jika metode
demonstrasi dapat digunakan dengan baik dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang
Kab. Magelang Tahun 2012.

Indikator Keberhasilan

Penerapan metode demonstrasi dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai.
Adapun dikatakan berhasil adalah apabila ada peningkatan mencapai 75% siswa mampu
mendemonstrasikan dengan benar dan mencapai KKM sebesar 75.

E. Kegunaan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan berguna bagi berbagai pihak
yang terkait dengan kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,
diantara yang memperoleh manfaat itu :

Guru.

Guru dapat menciptakan perbaikan pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

Guru lebih percaya diri, karena mampu menganalisis terhadap kinerjanya di kelas sehingga
menemukan kelemahan dan kekuatannya kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi
kelemahannya.

Melalui penelitian ini guru berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri
karena bertindak sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut.

Siswa.

Siswa termotivasi untuk belajar karena proses pembelajarannya secara individual.

Siswa akan menguasai guru untuk selalu mengadakan analisis terhadap hasil kerja/hasil belajarnya
dan mengadakan perbaikan dalam praktik wudhu.
3. Sekolah.

Sekolah memiliki guru yang kompeten yaitu guru yang mau melaksanakan tugas dengan penuh
pengabdian dan berinovasi demi kemajuan pendidikan.

F. Definisi Operasional
Untuk memberikan gmabaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak
terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di atas maka penulis memperjelas istilah-istilah yang
terdapat dalam judul:

Prestasi Belajar :

Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa

Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” kata prestasi banyak digunakan dalam
berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga dan pendidikan, khususnya
pengajaran (Arifin, 1990:3).

Metode Demonstrasi : a. Metode

Metode adalah cara yang telah teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (di
ilmu pengetahuan dsb) (Poerwadarminta, 2006: 767). Maksudnya yaitu suatu cara yang digunakan
untuk meningkatkan prestasi siswa.

Demonstrasi

Demonstrasi adalah Tindakan bersama berupa peragaan dsb untuk menyatakan proses
(Poerwadarminta, 2006:278). Maksudnya adalah siswa mengikuti pelajaran dengan cara
mempraktikan materi yang disampaikan guru untuk mencapai materi yang diajarkan.

Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian
mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam PTK merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas (Aqib, 2006:13).

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

Peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran.

Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan


pembelajaran di sekolah

Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah


pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.

Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan

Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah


sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu

pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable). Selain itu,


tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga dapat

digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan.


Tujuan_tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan


profesional Guru dalam menangani proses pembelajaran.

Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru yang


bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual
yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran.

Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di

kalangan Guru.

Tahapan-tahapan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai

berikut :
Mengidentifikasi data dan menganalisis masalah yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah
yang akan diteliti.

Menerapkan alasan mengapa penelitian dilakukan.

Merumuskan masalah secara jelas.

Menerapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa rumusan hipotesis
tindakan.

Menemukan cara untuk menguji hipotesis tindakan.

Membuat secara rinci rancangan tindakan.

Langkah-langkah penelitian

Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,
meliputi ; (1) planning (perencanaan), (2) Action (tindakan), (3) Observation

(pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi) (Arikunto, 2006:20). Lebih jelasnya sebagai
berikut :

Tahap Perencanaan (planning)

Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan
dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).

Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlakukan saat proses pembelajaran
berlangsung.

Menyusun soal test.

Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

Membuat simulasi perbaikan

Tahap Tindakan (action)

Guru membuat skenario atau konsep pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat

Tahap Pengamatan (observation)


Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat
dan danilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Aktivitas guru antara lain:
pemberian motivasi belajar, kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan
pembelajaran, kejelasan suara, penguasaan bahan, tuntutan pencapaian/ketercapaian
kopetensi siswa, memberikan evaluasi, ketetapan strategi pembelajaran. Sedangkan
aktivitas siswa antara lain: memperhatikan penjelasan guru, bertanya mengenai materi
yang belum jelas, rasa ingin tau siswa meningkat, mengerjakan soal evaluasi, kerjasama
dengan kelompok, keaktifan dalam kelompok.

Tahap Analisis dan Refleksi (reflection)

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian. Tahap refleksi


(reflection), meliputi :

Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

Evaluasi hasil observasi.

Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II dan siklus III.

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut,
yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu
siklus II dan seterusnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut di atas adalah unsur untuk membentuk
siklus, yaitu satu putaran beruntun yang kembali kelangkah semula. Jadi satu siklus
adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dalam bagan yang
berbeda namun secara garis besar tahapan diatas yang lazim dilalui, tahap-tahap itu
meliputi 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, 4. Revleksi. Dalam hal ini dapat
digambarkan dengan model dan rancangan tindakan dalam gambar berikut :

Refleksi

Perencanaan

Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan

Perencanaan
SIKLUS II SIKLUS III

Pengamatan
ikunto, 2006: 16) Instrumen penelitian yang dipakai untuk
mendapatkan data masalah adalah sebagai
S berikut:
i
k Subyek Penelitian Test
l
u Penelitian ini Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk
s dilaksanakan di mengukur keberhasilan program pengajaran dan
P SD Negeri Pucang, untuk mengukur prestasi peserta didik tentang
e Kecamatan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
n Secang, khususnya pada pada pokok bahasan Praktik
e Kabupaten Wudhu. Test praktek wudhu tentang cara bersuci
li Magelang. Pada tentang rukun dan sunah wudhu secara urut dan
t siswa kelas II yang tertib yaitu rukun wudhu (niat, membasuh muka,
i berjumlah 32 membasuh kedua tangan hingga siku, menyapu
a siswa. kepala, membasuh kedua kaki) dan sunah wudhu
n (membasuh tangan, berkumur, membasuh lubang
( hidung, mengusap kedua telinga, mendahulukan
A Instrumen yang kanan, membaca doa sesudah wudhu).
r Penelitian Dalam proses
penilaian praktek tentang rukun dan sunah wudhu peneliti dibantu oleh kolaborator (Ibu
Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah).

Lembar Pengamatan

Sebuah lembar untuk mengamati guru dan siswa pada waktu pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator (Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan
Ibu Asyiah).

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan Observasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang
perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di SD Negeri Pucang,
Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Peneliti dibantu oleh kolaborator (Ibu Mahmudah,
Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah) untuk melakukan observasi secara langsung kepada setiap
subyek penelitian tentang rukun dan sunah wudhu dengan menggunakan air suci dan
mensucikan di mushola sekolah.

Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan
analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan statistik sederhana yaitu:

Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh
siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut:

M=
Keterangan :

M = nilai rata-rata

∑X = jumlah semua nilai siswa


N = jumlah siswa

(Djamarah, 2000:264)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai


berikut:

P= x 100%

Keterangan :

P = jumlah nilai dalam persen

F = frekuensi

N = jumlah kegiatan keseluruhan

(Djamarah, 2000: 226)

Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan penelitian tindakan kelas yang akan penulis ajukan meliputi tiga bagian pokok
yaitu bagian awal, isi dan bagian akhir, dan lima bab yang secara rinci akan

diuraikan sebagai berikut:

1. Bagian Awal
Merupakan bagian yang tidak termasuk dalam penulisan skripsi namun harus ada sebagai bagaian
formalitas dari sebuah skripsi. Meliputi : halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul,
persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, pernyataan keaslian karya, motto dan persembahan,
kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari tiap-tiap
variabel penelitian.

Bab III Pelaksanaan Penelitian, yang berisi tentang Gambaran umum SD Negeri Pucang,
Kec Secang, Kab Magelang dan Pelaksanaan Penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian meliputi diskripsi
persiklus dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bagian Akhir

Pada bagian akhir ini berisi Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Peranan Wudhu

Peranan wudhu adalah penting karena orang yang hendak melaksanakan sholat,
wajib berwudhu terlebih dahulu, dikarenakan wudhu adalah menjadi syarat
sahnya sholat.

Prestasi Belajar

Prestasi

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” sedang dalam kamus
Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”

(Arifin, 2002:2). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah
dikerjakan atau dilakukan (Depdiknas, 2007:895).

Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis
tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pada manusia. Khususnya bagi
mereka yang masih berada dibangku sekolah sangat mengharapkan yang namanya
prestasi.

Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki arti berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 1991:2).
Menurut Syah (1995:89) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan
jenis dan jenjang pendidikan. Menurut James O Whittaker, yang dikutip
oleh Ahmadi (2004:126), belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui atau pengalaman.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah


suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi (hubungan)
dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut (Slameto, 1991:3-4) ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam


pengertian belajar adalah sebagai berikut:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau


seseorang merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang akan
berlangsung secara terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang akan menyebabkan perubahan berikutnya dan
perubahan tersebut akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar
berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan tersebut senantiasa


bertambah dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar yang bersifat menetap atau
permanen. Hal ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar
akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku
yang benar-benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar meliputi


perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai
hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dsb.

c. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam proses


belajar mengajar. Beberapa prinsip tersebut diantaranya yaitu: (Hardianti,
tutut. 2010. http://educassi.kompasiana.com.proses-da- prinsip-dalam-
belajar. Diakses 19.00. tanggal 10/6/2012)X
Prinsip kesiapan, proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud
dengan kesiapan ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat
belajar.

Prinsip motivasi adalah kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan,


mengatur arah kegiatan dan memelihara kesungguhan.

Prinsip tujuan, tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh
para pelajar pada saat proses belajar terjadi.

Proses belajar afektif, seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan


dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi,
dorongan, minat dan sikap.

Proses belajar psikomotor, dalam proses ini individu menentukan bagaimana


ia mampu mengendalikan aktifitas ragawinya.

Prinsip evaluasi, jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi


proses belajar saat ini dan selanjutnya.

Prinsip transfer dan retensi, belajar dianggap bermanfaat bila seseorang


dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru.

Tujuan belajar

Pada intinya tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan


ketrampilan, penanaman kecakapan, serta pembentukan sikap dan perbuatan
(Ngalim Purwanto,2007:5).

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut Burhanudin (2007:19-20) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar


adalah sebagai berikut:
Faktor internal

Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik


individu.

(1) Keadaan sehat jasmani

Keadaan sehat jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktifitas


belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaryh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya kondisi
fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar
yang maksimal.

(2) Keadaan fungsi jasmani

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi jasmani pada tubuh


manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca
indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar
dengan baik pula.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat


mempengaruhi proses belajar.

(1) Kecerdasan/intelegensi siswa

Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam reaksi


rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungannya melalui cara yang tepat. Kecerdasan
merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses
belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin
besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu,
semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.

(2) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi


keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong
siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam individu yang
aktif, mendorong, memberikan arahan dan menjaga perilaku
setiap saat.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau


keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat besar
pengaruhnya terhadap aktifitas belajar. Karena jika seseorang
tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat
atau bahkan tidak belajar.
(4) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan


dalam proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik
secara positif maupun negatif.

(5) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen


yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang
sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan
mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan
berhasil.

Faktor eksternal

Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan teman-teman


sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan
yang harmonis antara ketiganya dapat menjadikan motivasi bagi siswa
untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat
menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat mendorong siswa
untuk belajar.
Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan mempengaruhi siswa. Lingkungan siswa
yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat
mempengaruhi aktifitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan
ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat
belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat mempengaruhi


kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua,
demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, dapat
memberi dampak terhadap aktifitas belajar siswa. Hubungan antara
anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis
akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

Lingkungan non sosial

Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas


dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau kuat, atau tidak
terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan
keluarga alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan
terhambat.

Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan


dua macam. Pertama hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain
sebagainya. Kedua software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan
sekolah, buku panduan, silabus dan sebagainya.

(3)Faktor materi pelajaran (yang diajarkan siswa). Faktor ini hendaknya


disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, karena itu guru dapat
memberikan konstribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa. Maka
guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang
dapat diterapkan sesuai kondisi siswa.

Prestasi Belajar

a. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan karena


mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain : (http:/id.shvoong.com/social-
scienses/education/fungsi-utama-prestasi-belajar. Diakses 10.00 WIB.
Tanggal 9/6/2012).

Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang


telah dikuasai oleh anak didik.

Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Asumsi bahwa
para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan
dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak
didik dalam suatu program pendidikan.
Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidik. Asumsinya
adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan
sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam hal ini bahwa dalam prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan.
Asumsinya kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya
prestasi belajar dapat dijadikan indikator kesuksesan anak didik di
masyarakat.

Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)


anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah
yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum.

Tujuan Prestasi Belajar

Tujuan prestasi belajar adalah menurut Sugihartono (2007:76)

Membantu siswa mengukur tingkat keberhasilan atau ketidak berhasilan


dalam usaha belajarnya.

Sebagai tolak ukur bagi guru untuk manilai ukuran tingkat keberhasilan
program pengajaran yang telah dipilihnya. Tolak ukur
untuk menentukan kenaikan atau kelanjutan dan perbaikan pelajaran.

c. Kegunaan Prestasi Belajar

Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, tergantung kepada ahli dan


fersinya masing-masing. Namun diantaranya adalah

Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar

Untuk memperluas diagnostik

Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan

Untuk keperluan seleksi

Untuk keperluan penempatan atau penjurusan

Untuk menentukan isi kurikulum

Untuk menentukan kebijaksanaan kurikulum d. Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Ahmadi (2004:138) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi


belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar
diri (eksternal) individu.

Faktor internal terdiri dari:

Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang


diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh dan sebagainya.

Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri
atas:
Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat serta
kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,


kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal terdiri dari:

Faktor sosial yang terdiri atas:

Lingkungan keluarga

Lingkungan sekolah

Lingkungan masyarakat

Lingkungan kelompok

Faktor budaya: adat istiadat, pengetahuan, teknologi, kesenian.

Faktor lingkungan fisik: fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Metode Demonstrasi

Definisi Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah (1997:102-103) metode demonstrasi adalah cara penyajian


bahan pembelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode
demonstrasi, proses penerimaan siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih


jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu,
proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya,
komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara
dengan cara yang lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

Langkah-langkah Metode Demonstrasi antara lain:

Menentukan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan

Menentukan materi yang akan didemonstrasikan

Menyiapkan fasilitas penunjang demostrasi seperti peralatan, tempat dan


mungkin juga biaya yang dibutuhkan

Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik

Mempertimbangkan jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan


didemonstrasikan agar siswa dapat melihat dengan jelas

Membuat garis besar atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan secara


beruntun dan tertulis dipapan tulis atau pada kertas lembar, agar dapat dibaca
siswa dan guru secara keseluruhan

Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan, sebaiknya demonstrasi


yang direncanakan dicoba terlebih dahulu.
Pelaksanaan Demonstrasi

Setelah segala sesuatu direncanakan dan dipersiapkan, langkah berikutnya


adalah mulai melaksanakan demontrasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain :

Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan


didemontrasikan, tempat dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan.

Siapkanlah siswa, barang kali ada beberapa hal yang perlu dicatat.

Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatikan siswa, ingat pokok-pokok


materi yang akan didemonstrasikan agar dapat mencapai sasaran.

Ingatlah pokok-pokok materi yang akan disampaikan agar demontrasi


mencapai sasaran.

Pada waktu berjalannya demonstrasi, sekali-kali perhatikan keadaan siswa


apakah semua mengikuti dengan baik.

Untuk menghindari ketegangan ciptakan suasana yang harmonis.

Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih


lanjut tentang apa yang dilihat dan didengar.

Tindak Lanjut dan Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah dilaksanakan, suatu demontrasi sering diiringi


dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa
pemberian tugas tertentu, misal tugas membuat laporan, tugas menjawab
pertanyaan atau masalah dan mengadakan latihan atau percobaan lebih lanjut
yang mungkin diselesaikan siswa.
Kekurangan Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah (1997:104) kekurangan metode demonstrasi adalah

Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang
hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif

Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia
dengan baik

Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping


memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.

Kelebihan Metode Demonstrasi

Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)

Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

Proses pengajaran lebih menarik

Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan


kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

Materi Praktek Wudhu

Menurut NH Rifai (2000:15) wudhu adalah bersuci untuk menghilangkan hadast


kecil dengan menggunakan air suci lagi dapat mensucikan pada anggota tubuh
yang telah ditentukan. Sebagaimana ibadah lain, wudhupun ada rukun (fardhu)
dan sunah-sunahnya. Rukun atau fardhu adalah tindakan yang wajib dilaksanakan.
Apabila rukun atau fardhu tidak dilaksanakan maka wudhunya tidak sah. Adapun
rukun atau fardhu wudhu adalah:
Rukun Wudhu

Niat. Maksudnya ialah kemampuan yang tertuju untuk melakukan suatu


perbuatan, demi mengharap keridhaan Allah dan mematuhi peraturannya.

Pengucapan niat tidak dianjurkan hukum syara‟. Dalil wajib niat adalah hadis
Umar r. a.,

“Rasulullah pernah bersabda, sesungguhnya sah atau tidak suatu amal itu
tergantung dari niatnya. Dan yang teranggap bagi setiap orang apa yang ia
niatkan. Maka siapa berhijrah (mengungsi dari daerah kafir ke daerah islam)
semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasulullah, maka hijrah itu diterima
oleh Allah dan Rasulullah. Dan siapa yang hijrah karena keuntungan dunia
yang dikejar, atau karena perempuan yang akan dikawin, maka hijrahnya
terhenti pada apa yang niat hijrah kepadaNya.”

(HR Buchary Muslim, Bahreisj, Salim. 1986. Cetakan ke 9 Tarjamah Riadhus


Shalihin. Hal 11, Bandung: PT. Alma‟arif)
Membasuh muka satu kali. Maksudnya mengalirkan air ke bagian muka
karena arti membasuh itu ialah mengalirkan. Batas panjang muka ialah dari
puncak kening hingga dagu, sedangkan lebarnya adalah dari pinggir telinga
hingga ke pinggir telinga yang sebelah lagi.

Membasuh kedua tangan hingga kedua siku. Siku adalah sendi yang
menghubungkan tangan dengan lengan. Kedua siku adalah wajib karena
yang demikian itu senantiasa dilakukan oleh Nabi, dan tidak pernah ada
keterangan lain bahwa nabi pernah meninggalkannya.

Menyapu kepala. Menyapu maksudnya adalah melapkan sesuatu hingga


basah. Perbuatan menyapu tidak akan terwujud tanpa adanya gerakan dari
salah satu anggota badan yang menyapu.

Membasuh kedua kaki serta ruas jari. Inilah keterangan yang jelas dan
berdasarkan hadist mutawatir dari perbuatan serta perkataan Rasulullah saw.
Ibnu Umar ra. Mengatakan :

“pada suatu perjalanan, Rasulullah saw. sengaja melambatkan kakinya.

Kemudian beliau sempat menyusul kami lagi sedangkan waktu „ashar sudah
sempit. Kami pun segera berwudhu dan membasuh kaki.

Rasulullah saw pun berseru sekeras suaranya, “celakalah ruas-ruas jari


yang tidak sempurna dicuci, karena ia akan dijilat api neraka” Rasulullah
mengulangi perkataan itu sebanyak dua kalimat atau tiga kali”. Abdurrahman
bin Abulaela mengatakan:”para sahabat Rasulullah saw sepakat bahwa wajib
membasuh kedua ruas jari”. (Sayyid Sabiq,

2006:50-51). Semua fardhu yang tersebut di atas tercantum dalam firman

Allah Ta‟ala “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak


mengerjakan sholat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai kedua siku,
dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu
dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
(Al.Maidah 5:6)

Tertib dan berurutan karena Allah Ta‟ala menyebutkan dalam ayat tersebut
fardhu-fardhu wudhu secara berurutan dengan memisahkan kedua kaki dari
kedua tangan.keduanya sama-sama wajib dibasuh kepala yang wajib di sapu.
Sedangkan sunah-sunah wudhu antara lain:

Sunah Wudhu

Membaca basmalah. Terdapat beberapa hadist dhaif yang memerintahkan agar


membaca basmalah menjelang berwudhu, tetapi semuanya adalah dhaif.
Meskipun demikian jika seluruh keterangan digabungkan maka hukumnya
sama dengan hadist yang kuat dan boleh dijadikan landasan
hukum, disamping bacaan basmalah sendiri baik dan pada umumnya

disyariatkan.

Menggosok gigi atau siwak. Siwak dapat diartikan kayu yang biasa dipakai
untuk menggosok gigi dan dapat diartikan menggosok gigi. Seperti biasanya
tanpa harus menggunakan siwak. Dengan kata lain setiap benda yang kesat
yang dapat dipakai untuk menggosok gigi.

Mencuci kedua telapak tangan. Untuk mencuci kedua telapak tangan


sewaktu hendak memulai wudhu.

Berkumur-kumur sebanyak tiga kali.

Memasukkan air kehidung dan mengeluarkannya sebanyak tiga kali.

Menyelang-nyelangi jenggot.

Menyelang-nyelangi anak jari-jari.

Membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali. Ini merupakan perbuatan


disunahkan. Akan tetapi, terdapat keterangan yang bertentangan.

Anjuran ini yang hanya menerangkan hukum boleh meninggalkan anjuran


tersebut, bukan untuk ditinggalkan selama-lamanya.

Tayamum artinya mendahulukan basuhan yang sebelah kanan, lalu bagian


yang kiri, baik kedua tangan maupun kedua kaki.

Menggosok maksudnya melewatkan tangan ke atas anggota wudhu disertai


dengan siraman air secara bersamaan atau setelahnya.

Muwalat, artinya berturut-turut membasuh anggota wudhu kepada anggota


lainnya. Seseorang yang sedang berwudhu tidak boleh melakukan pekrjaan
lain, karena ia sudah dianggap tidak melaksanakan wudhu lagi.
Menyapu kedua telinga. Cara menyapu kedua telinga menurut sunnah
adalah menyapu bagian dalam dengan kedua telunjuk dan bagian luar
dengan kedua ibu jari. Disamping itu, menyapukan untuk bagian kepala
karena ia termasuk bagian darinya.

Memanjangkan cahaya, baik di bagian depan maupun bagian anggota lain.


Memanjangkan bagian depan adalah dengan jalan membasuh depan kepala
melebihi yang fardhu sewaktu membasuh muka. Sedangkan mengenai batas
anggota-anggota lain adalah dengan membasuh lengan di atas siku serta
betis di sebelah atas mata kaki.

Hemat tidak boros memakai air.

Berdoa tatkala berwudhu.

Berdoa selesai berwudhu.


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus ini direncanakan pada tanggal 18 Juni 2012, secara garis

besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut:

Perencana

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar
cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun wudhu.

Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta didik
guna untuk mengetahui perubahan dan perkembangan.

Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2012. Peneliti siklus

I ini menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan

adalah:

Kegiatan awal

Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai pelajaran

Memperkenalkan diri, menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI

Melaksanakan apersepsi

Kegiatan inti
Guru mengajak siswa untuk membaca bersama-sama doa berwudhu.
Dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat
siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Guru menjelaskan materi tentang gerakan rukun wudhu dan tata cara
melakukan rukun wudhu.

Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru

Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang


dan diminta memperhatikan contoh-contoh gerakan rukun wudhu pada
gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan.

Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan rukun wudhu

Guru melakukan tanya jawab tentang materi rukun wudhu. c. Kegiatan akhir

Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu

Guru memberikan test tentang mendemonstrasikan rukun wudhu.

Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dalam mengamati siswa pada waktu terjadi proses belajar mengajar
berlangsung. Maka dari itu peneliti mengamati
bahwa proses belajar mengajar adalah guru sudah siap sesuai dengan RPP,
pemberian motivasi belajar siswa, kejelasan dan sistematika penyampaian materi,
pengelolaan pembelajaran dan memberikan evaluasi bagi siswa tentang rukun
wudhu. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima
pelajaran.

Refleksi

Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi antara lain:

Siswa bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung

Ada beberapa kelompok yang kurang aktif.

Siswa masih belum paham tentang materi yang disampaikan oleh guru tentang
demonstrasi rukun wudhu.

Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi

Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan rukun wudhu

Prestasi belajar siswa dalam belum memenuhi KKM sebesar 75. Kelemahan-
kelemahan ini merupakan salah satu komponen

yang menjadi indikator keberhasilan belum terpenuhi. Apabila hal ini terjadi,
maka akan dilanjutkan pada siklus II. Kelemahan-kelemahan ini akan diperbaiki
pada siklus II.

Deskripsi Pelaksanaan Siklus II


Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2012, secara garis

besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut:

Perencana

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sunah wudhu.

Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan


gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang sunah wudhu.

Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta


didik guna untuk mengetahui perubahan dan perkembangan

Penilaian melalui observasi sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan


siswa tentang praktek sunah wudhu.

Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2012. Peneliti

siklus II ini menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang

dilakukan adalah:

Kegiatan awal

Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai pelajaran tentang


praktek sunah wudhu.

Menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI

Melaksanakan apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gerakan sunah wudhu.

Kegiatan inti

Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara


melaksanakan sunah wudhu

Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru

Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang


dan diminta memperhatikan contoh-contoh gerakan sunah wudhu pada
gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan.

Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan sunah wudhu

Guru melakukan evaluasi terhadap siswa-siswa setelah mempraktekkan


sunah wudhu.

Kegiatan akhir

Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu

Guru memberikan penilaian melalui observasi tentang sunah wudhu.

Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

Observasi

Kegiatan pengamatan pada siklus II dilakukan untuk

memperbaiki dari tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus


I. Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam proses belajar mengajar. Maka
dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar mengajar adalah guru
sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar siswa, kejelasan
dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran dan
memberikan evaluasi bagi siswa. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya,
supaya siswa lebih bisa menerima pelajaran.

Refleksi

Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi antara lain:

Siswa bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung

Ada beberapa kelompok yang kurang aktif

Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi

Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan sunah


wudhu

Prestasi belajar siswa belum memenuhi KKM sebesar 75 Kelemahan-


kelemahan ini merupakan salah satu komponen

yang menjadi indikator keberhasilan belum terpenuhi, meskipun lebih baik


pelaksanaan pembelajaran dibandingkan siklus I. Hal ini menyebabkan
alasan peneliti untuk melanjutkan pada siklus III. Kelemahan-kelemahan
yang ada akan diperbaiki pada siklus III.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Siklus ini direncanakan pada tanggal 20 Juni 2012, secara garis

besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut:

Perencana

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar
cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu.

Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta didik
guna untuk mengetahui perubahan dan perkembangan

Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kemampuan siswa


tentang praktek rukun dan sunah wudhu.

Pelaksanaan

Siklus III direncanakan pada tanggal 20 Juni 2012. Peneliti

siklus III ini menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang

dilakukan adalah:

Kegiatan awal

Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai pelajaran

Menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI

Melaksanakan apersepsi tentang rukun dan sunah wudhu.


Kegiatan inti

Guru menjelaskan kembali materi tentang gerakan wudhu dan tata cara
mendemonstrasikan rukun dan sunah wudhu.

Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru

Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang


dan diminta memperhatikan contoh-contoh gerakan wudhu pada gambar
yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan dan disuruh untuk mencoba
mempraktekan gerakan tentang rukun dan sunah wudhu.

Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan rukun dan sunah


wudhu.

Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan melakukan evaluasi


tentang praktek rukun dan sunah wudhu.

Kegiatan akhir

Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu

Guru memberikan test melalui demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu.

Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

Observasi

Kegiatan pengamatan pada siklus III dilakukan untuk memperbaiki dari


tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Dalam tahap ini
dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam proses belajar mengajar. Maka
dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar mengajar adalah guru
sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar siswa, kejelasan
dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran dan
memberikan evaluasi bagi siswa. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya,
supaya siswa lebih bisa menerima pelajaran.

Refleksi

Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi antara lain:

Tidak ada siswa yang bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung

Semua siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi

Siswa sudah tidak malu-malu dalam mempraktikkan gerakan wudhu

Siswa sudah mempraktekkan wudhu dengan baik dan benar

Prestasi belajar siswa sudah memenuhi KKM sebesar 75

Melihat refleksi yang sudah dipaparkan di atas sudah menunjukkan


keberhasilan yang signifikan dibandingkan dengan siklus II. Apabila
indikator keberhasilan belajar telah terpenuhi sebesar 75%, siswa mampu
mempraktekkan rukun dan sunah wudhu dengan baik dan benar dari nilai
KKM 75, maka siklus dihentikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Siklus I

Perencanaan

Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam


pembelajaran.

Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar
cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun wudhu. Gambar cara berwudhu
dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga dapat mempraktekkan rukun
wudhu.

Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan


peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik
dalam pembelajaran praktek wudhu.

Pelaksanaan

Guru mengajak siswa untuk membaca doa berwudhu secara bersama-sama.


Tujuannya agar siswa dapat memusatkan perhatian dan mengarah minat siswa
untuk mengikuti pembelajaran tentang rukun wudhu.

Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan
diminta untuk memperhatikan contoh-contoh gerakan rukun wudhu pada gambar
yang diperlihatkan oleh
guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1 siswa pada setiap
kelompok untuk mempraktekkan rukun wudhu. Siswa yang lain
memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan apabila ada
gerakan yang salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan
rukun wudhu tersebut.

Guru melakukan tanya jawab tentang rukun wudhu. Tujuannnya untuk


mengetahui siswa-siswa yang memperhatikan dan yang tidak
memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi

Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti dan 3 kolaborator yaitu


Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah untuk melakukan
pengamatan atau observasi. Hal-hal yang diamati yakni:

1) Lembar observasi kegiatan guru

Tabel 4.1.

Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus I


No.
Aspek yang dinilai

Penilaian

`1
2
3
4
1
Pemberian motivasi belajar

2
Kejelasan
dan
sistematika

penyampaian materi

3
Pengelolaan pembelajaran

4
Kejelasan suara

5
Penguasaan bahan


6
Tuntutan pencapaian/ketercapaian

kompetensi siswa

7
Memberikan evaluasi

8
Ketepatan strategi pembelajaran

Keterangan:

1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang

baik/tinggi

sangat baik/sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru


yang mendapat nilai 1 (kurang/rendah) yaitu kejelasan dan sistematika
penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran, penguasaan bahan,
tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa, memberikan
evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran. Hasil pengamatan
selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang)
yaitu pemberian motivasi belajar dan kejelasan suara.

Pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam


mengelola kelas masih buruk dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar
guru yang mendapatkan nilai kurang dan perlu dilakukan perbaikan pada
siklus berikutnya.

Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun


wudhu.
Tabel 4.2.

Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus I (Rukun Wudhu)

No.
Nama
Niat
Membasuh
Membasuh
Mengusap
Membasuh
Tertib
Jumlah

muka
kedua
kepala
kedua kaki

tangan

serta ruas

sampai siku

jari
20
15
15
20
15
15
100

1.
Agus

6
6
7
10
7
6
62

Setiawan
2.
Anisa Wulan
15
13
12
16
11
10
77

3
Dina Saputri
7
7
7
11
7
7
46

4
Satrio Adi
7
8
8
9
8
8
48
5
Ahmad

9
13
12
17
13
13
77

Ridho

6
Adi
Firya
10
13
13
17
14
14
78

Fandi
7
Ahmad

6
9
9
12
9
8
53

Ravid

8
Aji
Priyo
8
10
10
13
9
9
60

Wibowo

9
Aufalakh
8
14
13
16
14
13
78

10
Aldi
Aidil
9
14
13
16
13
14
79

Fitria
11
Anang

8
7
8
12
9
9
53

Saefudin

12
Andika

9
9
9
11
9
9
56

Rahmadani

13
Anisa

15
13
13
16
10
12
79

Saputri
14
Aris

6
7
8
9
8
8
46

Setiawan

15
Aryojali
11
14
14
15
12
13
75

16
Desi Aryani
8
14
13
16
13
13
77

17
Desiana

7
8
9
10
7
8
49

18
Dyah

8
8
9
11
8
8
52
19
Dimas
8
8
8
11
8
8
51

20
Erma
11
13
12
17
12
11
76

21
Hari
9
14
13
16
14
13
79

Gunawan
22
Jihaan
8
8
9
12
8
8
51

23
Lusiana
8
10
10
13
8
8
65

24
Fahmi
9
13
13
18
14
14
81

25
Satriyo
9
14
13
18
14
14
82

26
Eruanda
7
10
11
10
8
8
54
27
Marlinda
8
9
11
10
8
8
54

28
M. Fuadi
9
14
14
17
14
14
82

29
M. Zidan
10
9
9
14
9
9
60
30
Natania
11
9
10
15
8
10
63

31
Rendi
10
10
10
15
10
10
65

32
Siti Fauziah
11
14
13
17
14
13
82
Keterangan:

10-70 = tidak tuntas

75-100 = tuntas

Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas)
sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai 75
atau lebih (tuntas) sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua siswa kelas II. Pada siklus I ini dapat
disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan rukun wudhu masih
rendah, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3.

Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa


No.
Nilai
Jumlah
Presentase
Keterangan

1.
< 75
18
56%
Tidak Tuntas

2.
≥ 75
14
44%
Tuntas

Total
32
100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus I ditemukan 18 siswa
(56%) tidak tuntas, 14 siswa (44%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian,
indikator keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai
KKM sebesar 75 tidak terpenuhi, jadi observasi kegiatan ini dilanjutkan
pada siklus II.

Refleksi

Tabel 4.4.

Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi


Rukun Wudhu pada Siklus I.

No.
Nama
Kurang
Bermain
Tidak
Malu-
Kurang

Aktif
sendiri
memper
malu
paham/

hatikan
dalam
bingung

memprak

tekkan
1.
Agus

-


Setiawan

2.
Anisa Wulan

-
-

-
3
Dina Saputri




4
Satrio Adi




5
Ahmad

-

-


Ridho

6
Adi
Firya
-
-


-

Fandi
7
Ahmad





Ravid
8
Aji
Priyo



Wibowo

9
Aufalakh


-


-
10
Aldi
Aidil

-
-


-

Fitria
11
Anang



Saefudin

12
Andika




Rahmadani

13
Anisa


-

-
-

Saputri
14
Aris



Setiawan
15
Aryojali


-


-

16
Desi Aryani


-


17
Desiana



18
Dyah




19
Dimas



20
Erma

-
-


-
21
Hari

-
-

-
-

Gunawan

22
Jihaan




23
Lusiana


-


24
Fahmi


-

-
-
25
Satriyo

-
-

-
-
26
Eruanda

-


27
Marlinda




28
M. Fuadi
-
-
-
-
-

29
M. Zidan

-


30
Natania




31
Rendi

-


32
Siti Fauziah
-
-
-
-
-

Pada siklus I hasil pengamatan kondisi siswa selama proses pembelajaran


terlihat bahwa siswa yang kurang aktif sebanyak 24 anak atau sebesar 75%.
Siswa yang bermain sendiri sebanyak 14 anak atau sebesar 44%. Siswa yang
tidak memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak 19 anak atau
sebesar 59%. Siswa yang masih malu-malu dalam mempraktekkan rukun
wudhu sebanyak 26 anak atau sebesar 81%. Siswa yang kurang paham
materi rukun wudhu sebanyak 20 anak atau sebesar 62%. Berdasarkan
pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi siswa kurang baik
dalam mengikuti proses pembelajaran, maka perlu ada perbaikan pada siklus
berikutnya.

Deskripsi Siklus II a. Perencanaan

Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam


pembelajaran.
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu
dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang sunah wudhu.
Gambar cara berwudhu dimaksudkan agar siswa memperhatikan
sehingga dapat mempraktekkan sunah wudhu.

Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi


kegiatan peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui
perkembangan peserta didik dalam pembelajaran praktek sunah wudhu.

Pelaksanaan

Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara


melaksanakan sunah wudhu.

Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4


orang dan diminta untuk memperhatikan contoh-contoh gerakan sunah
wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan.
Setelah itu guru menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok untuk
mempraktekkan sunah wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan
dari siswa-siswa tersebut dan apabila ada gerakan yang salah, maka
siswa yang lain dapat membetulkan gerakan sunah wudhu tersebut.

Guru melakukan evaluasi tentang sunah wudhu. Tujuannnya untuk


mengetahui siswa-siswa yang memperhatikan dan yang
tidak memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi

Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti melakukan pengamatan


atau observasi. Hal-hal yang diamati yakni:

Lembar observasi kegiatan guru

Tabel 4.5.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus II
No.
Aspek yang dinilai

Penilaian

`1
2
3
4

1
Pemberian motivasi belajar


2
Kejelasan
dan
sistematika

penyampaian materi

3
Pengelolaan pembelajaran

4
Kejelasan suara


5
Penguasaan bahan

6
Tuntutan
pencapaian/ketercapaian

kompetensi siswa

7
Memberikan evaluasi


8
Ketepatan strategi pembelajaran

Keterangan:

1 : kurang/rendah

2 : cukup/sedang

baik/tinggi

sangat baik/sangat tinggi


Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapat nilai
1 (kurang/rendah) yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan
pembelajaran, tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa. Hasil pengamatan
selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu kejelasan
suara, penguasaan bahan,memberikan evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran. Hasil
pengamatan guru yang mendapat nilai 3 (baik/tinggi) yaitu pemberian motivasi belajar.

Pada siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas cukup baik
dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai cukup dan perlu
dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek sunah wudhu.

Tabel 4.6.

Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus II


(SunahWudhu)

No.
Nama

Sebelum wudhu
Ketika wudhu
Sesudah
jumlah

wudhu

Mencuci

berkumur
Membasuh
Mengusap
dahulukan
Doa
telapak

lubang
kedua
yang
setelah

tangan

hidung
telinga
kanan
wudhu

15

15
15
15
10
30
100
1.
Agus
7

9
10
10
7
15
71

Setiawan
2.
Anisa
15

13
12
13
9
20
82

Wulan
3
Dina

11
13
13
13
8
20
78

Saputri

4
Satrio Adi
7
8
8
9
8
15
55

5
Ahmad
13
13
12
13
8
16
76

Ridho

6
Adi
Firya
13
13
13
13
8
20
77

Fandi
7
Ahmad
7
9
9
12
9
12
58

Ravid

8
Aji
Priyo
8
10
10
13
9
11
62

Wibowo
9
Aufalakh
10
14
13
14
9
20
80

10
Aldi
Aidil
9
14
13
14
9
23
80

Fitria
11
Anang
8
9
9
12
9
16
63

Saefudin

12
Andika
12
13
9
13
9
18
75

Rahmadani
13
Anisa

15
13
13
12
10
16
79

Saputri

14
Aris

6
7
8
9
8
15
53

Setiawan
15
Aryojali
11
14
14
13
9
23
78

16
Desi

12
14
13
13
9
22
83

Aryani
17
Desiana
9
8
9
10
7
12
55

18
Dyah

8
8
9
11
8
14
58

19
Dimas
9
8
8
12
9
14
60

20
Erma

12
13
13
13
9
20
81

21
Hari

13
14
13
14
9
25
87

Gunawan
22
Jihaan
8
8
9
12
8
15
58

23
Lusiana
8
10
10
13
8
15
72

24
Fahmi
12
13
13
14
9
22
81

25
Satriyo
13
14
13
14
9
20
83
26
Eruanda
10
13
12
12
8
23
77

27
Marlinda
8
9
11
10
8
14
60

28
M. Fuadi
14
14
14
14
9
18
82
29
M. Zidan
10
13
13
14
9
20
79

30
Natania
11
9
10
13
8
15
66

31
Rendi
10
10
10
13
10
16
69
32
Siti
14
14
14
14
9
18
82

Fauziah

Keterangan:

10-70 = tidak tuntas

75-100 = tuntas

Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas)
sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai
75 atau lebih (tuntas) sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua siswa kelas II. Pada siklus II ini
dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan sunah wudhu sudah
cukup baik, namun perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.7.
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa
No.
Nilai
Jumlah
Presentase
Keterangan

1.
< 75
14
44%
Tidak Tuntas
2.
≥ 75
18
56%
Tuntas

Total
32
100%

Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus II ditemukan 14 siswa


(44%) tidak tuntas, 18 siswa (56%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian,
indikator keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM
sebesar 75 tidak terpenuhi, jadi observasi kegiatan ini dilanjutkan pada siklus III.

Refleksi

Tabel 4.8.

Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi


Sunah Wudhu pada Siklus II.

No.
Nama
Kurang
Bermain
Tidak
Malu-malu
Kurang

Aktif
sendiri
memperhatikan
dalam
paham/

mempraktekkan
bingung

1.
Agus


-
-

Setiawan

2.
Anisa


-
-
-
-

Wulan
3
Dina

-
-
-

-

Saputri

4
Satrio Adi




5
Ahmad

-


Ridho

6
Adi
Firya
-
-


-

Fandi

7
Ahmad




Ravid
8
Aji
Priyo

-


Wibowo

9
Aufalakh
-


-
-

10
Aldi
Aidil
-
-
-

-

Fitria
11
Anang

Saefudin

12
Andika
-

Rahmadani
13
Anisa
-

Saputri
14
Aris

Setiawan

15
Aryojali
-

-
16
Desi

Aryani

17
Desiana


18
Dyah

19
Dimas


20
Erma
-

21
Hari
-

Gunawan
22
Jihaan

23
Lusiana

24
Fahmi
-

25
Satriyo
-

26
Eruanda
-


-

27
Marlinda

28
M. Fuadi
-

-
29
M. Zidan

30
Natania

31
Rendi
-

32
Siti
-

Fauziah
Pada
siklus
II hasil
pengamatan kondisi
siswa
selama

proses pembelajaran terlihat bahwa siswa yang kurang aktif


sebanyak 17 anak atau sebesar 53%. Siswa yang bermain sendiri sebanyak
13 anak atau sebesar 41%. Siswa yang tidak memperhatikan saat proses
pembelajaran sebanyak 17 anak atau sebesar 53%. Siswa yang masih malu-
malu dalam mempraktekkan sunah wudhu sebanyak 18 anak atau sebesar
56%. Siswa yang kurang paham materi sunah wudhu sebanyak 16 anak atau
sebesar 50%. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kondisi siswa kurang baik dimana siswa yang masih malu-malu dalam
mempraktekkan sunah wudhu masih tinggi, sehingga perlu perbaikan pada
siklus III.

Deskripsi Siklus III a. Perencanaan

Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam


pembelajaran.

Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan


gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu.
Gambar cara berwudhu dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga
dapat mempraktekkan rukun dan sunah wudhu.

Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan


peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan
peserta didik dalam pembelajaran praktek tentang rukun dan sunah wudhu.
Pelaksanaan

Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara


melaksanakan rukun dan sunah wudhu.

Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang


dan diminta untuk memperhatikan contoh-contoh gerakan rukun dan
sunah wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk
didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok
untuk mempraktekkan rukun dan sunah wudhu. Siswa yang lain
memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan apabila ada
gerakan yang salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan
rukun dan sunah wudhu tersebut.

Guru melakukan evaluasi tentang rukun dan sunah wudhu. Tujuannnya


untuk mengetahui siswa-siswa yang memperhatikan dan yang tidak
memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi

Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti melakukan

pengamatan atau observasi. Hal-hal yang diamati yakni:

Lembar observasi kegiatan guru

Tabel 4.9.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus III

No.
Aspek yang dinilai
Penilaian
`1
2
3
4

1
Pemberian motivasi belajar

2
Kejelasan
dan
sistematika

penyampaian materi
3
Pengelolaan pembelajaran

4
Kejelasan suara

5
Penguasaan bahan

6
Tuntutan
pencapaian/ketercapaian


kompetensi siswa

7
Memberikan evaluasi

8
Ketepatan strategi pembelajaran

Keterangan:

1 : kurang/rendah

2 : cukup/sedang
baik/tinggi

sangat baik/sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru


yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu pengelolaan pembelajaran.
Hasil pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat
nilai 3 (baik/tinggi) yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian materi,
kejelasan suara, penguasaan bahan, tuntutan pencapaian/ketercapaian,
memberikan evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran.
Hasil pengamatan guru yang mendapat nilai 4 (sangat baik/sangat tinggi) yaitu pemberian
motivasi belajar.

Pada siklus III dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah baik
dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai baik.

Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun dan sunah wudhu.

Tabel 4.10.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada
Siklus III (Rukun Wudhu)
No.
Nama
Niat
Membasuh
Membasuh
Mengusap
Membasuh
Tertib
Jumlah

muka
kedua
kepala
kedua kaki

tangan

serta ruas

sampai siku
jari

20
15
15
20
15
15
100

1.
Agus

16
10
11
13
14
12
76

Setiawan
2.
Anisa Wulan
15
13
13
16
11
12
80

3
Dina Saputri
15
13
12
13
12
12
77

4
Satrio Adi
14
10
12
15
13
12
76

5
Ahmad

12
13
12
17
13
13
80

Ridho

6
Adi
Firya
16
13
13
17
14
14
84
Fandi

7
Ahmad

14
9
13
16
9
14
75

Ravid

8
Aji
Priyo
10
10
10
15
10
9
65

Wibowo

9
Aufalakh
12
14
13
16
14
13
82

10
Aldi
Aidil
13
14
13
16
13
14
83

Fitria

11
Anang

15
13
12
15
11
12
78

Saefudin
12
Andika
9
9
9
11
9
9
56

Rahmadani

13
Anisa
15
13
13
16
10
12
79

Saputri
14
Aris
14
12
12
14
14
12
77

Setiawan

15
Aryojali
11
14
14
15
12
13
75

16
Desi Aryani
8
14
13
16
13
13
77

17
Desiana
16
13
11
15
10
13
78

18
Dyah
8
8
9
11
8
8
52
19
Dimas
8
8
8
11
8
8
51

20
Erma
11
13
12
17
12
11
76

21
Hari
9
14
13
16
14
13
79

Gunawan
22
Jihaan
15
13
13
15
14
12
82

23
Lusiana
16
12
12
17
12
13
82

24
Fahmi
9
13
13
18
14
14
81

25
Satriyo
9
14
13
18
14
14
82

26
Eruanda
15
13
12
16
12
13
81

27
Marlinda
14
14
12
15
11
12
78

28
M. Fuadi
9
14
14
17
14
14
82

29
M. Zidan
11
12
13
15
12
12
75
30
Natania
11
9
10
15
8
10
63

31
Rendi
10
10
10
15
10
10
65

32
Siti Fauziah
11
14
13
17
14
13
82
Keterangan:

10-70 = tidak tuntas

75-100 = tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang
dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 6 siswa atau 19% dari semua siswa
kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas)
sebanyak 26 siswa atau 81% dari semua siswa kelas II. Pada siklus III
ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan
rukun wudhu sudah baik.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.11.
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa
No.
Nilai
Jumlah
Presentase
Keterangan

1.
< 75
6
19%
Tidak Tuntas

2.
≥ 75
26
81%
Tuntas

Total
32
100%

Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus III ditemukan 6


siswa (19%) tidak tuntas, 26 siswa (81%) tuntas dalam belajar. Dengan
demikian, indikator keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75%
atau nilai KKM sebesar 75 sudah terpenuhi, jadi siklus dihentikan.
Sebanyak 6 siswa (19%) yang tidak tuntas belajar dilakukan remidi
secara individual di luar jam yang dijadwalkan.

Tabel 4.12

Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada


Siklus III (Sunah Wudhu)
No.
Nama

Sebelum wudhu
Ketika wudhu
Sesudah
jumlah

wudhu

Mencuci

berkumur
Membasuh
Mengusap
dahulukan
Doa

telapak

lubang
kedua
yang
setelah

tangan

hidung
telinga
kanan
wudhu

15

15
15
15
10
30
100
1.
Agus

10

13
12
13
9
20
77

Setiawan

2.
Anisa

15

13
12
13
9
20
82

Wulan

3
Dina

11

13
13
13
8
20
78

Saputri
4
Satrio Adi
12

12
12
13
8
19
76

5
Ahmad
13

13
12
13
8
16
76

Ridho
6
Adi
Firya
13

13
13
13
8
20
77

Fandi

7
Ahmad
12

13
13
12
9
21
80

Ravid
8
Aji
Priyo
8

10
10
13
9
11
62

Wibowo

9
Aufalakh
10
14
13
14
9
20
80

10
Aldi
Aidil
9

14
13
14
9
23
80

Fitria

11
Anang
11

13
14
13
9
21
81

Saefudin

12
Andika
12

13
10
13
9
18
76

Rahmadani
13
Anisa

15

13
13
12
10
16
79

Saputri

14
Aris

14

13
12
12
9
17
77

Setiawan
15
Aryojali
11

14
14
13
9
23
78

16
Desi

12

14
13
13
9
22
83

Aryani
17
Desiana
13

14
12
12
8
17
76

18
Dyah

14

14
13
12
9
19
81
19
Dimas
9

8
8
12
9
14
60

20
Erma

12

13
13
13
9
20
81
21
Hari
13
14
13
14
9
25
87

Gunawan

22
Jihaan
8
8
9
12
8
15
58

23
Lusiana
12
11
12
13
9
15
80

24
Fahmi
12
13
13
14
9
22
81

25
Satriyo
133
14
13
14
9
20
83

26
Eruanda
10
13
12
12
8
23
77

27
Marlinda
12
14
13
12
8
20
79

28
M. Fuadi
14
14
14
14
9
18
82
29
M. Zidan
10
13
13
14
9
20
79

30
Natania
11
9
10
13
8
15
66

31
Rendi
13
13
14
13
10
16
79
32
Siti
14
14
14
14
9
18
82

Fauziah

Keterangan:

10-70 = tidak tuntas

75-100 = tuntas

Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas)
sebanyak 4 siswa atau 12,5% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai
75 atau lebih (tuntas) sebanyak 28 siswa atau 87,5% dari semua siswa kelas II. Pada siklus III
ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan sunah wudhu sudah
baik.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut:


Tabel 4.13.
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa
No.
Nilai
Jumlah
Presentase
Keterangan

1.
< 75
4
12,5%
Tidak Tuntas

2.
≥ 75
28
87,5%
Tuntas

Total
32
100%

Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus III ditemukan 4


siswa (12,5%) tidak tuntas, 28 siswa (87,5%) tuntas dalam belajar.
Dengan demikian, indikator keberhasilan belajar ketuntasan siswa
sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 sudah terpenuhi, jadi siklus
dihentikan. Sebanyak 4 siswa (12,5%) yang tidak tuntas belajar
dilakukan remidi secara individual di luar jam yang sudah dijadwalkan.

Refleksi

Tabel 4.14.

Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran


Materi Rukun Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III.

No.
Nama
Tidak
Memperhati
Tidak Malu-

Bermain
kan materi
malu dalam

sendiri

mempraktek

kan

1.
Agus



Setiawan
2.
Anisa Wulan


3
Dina Saputri


4
Satrio Adi


5
Ahmad



Ridho
6
Adi
Firya


Fandi
7
Ahmad



Ravid

8
Aji
Priyo


Wibowo

9
Aufalakh


10
Aldi
Aidil


Fitria

11
Anang



Saefudin

12
Andika



Rahmadani

13
Anisa


Saputri

14
Aris



Setiawan

15
Aryojali


16
Desi Aryani



17
Desiana



18
Dyah



19
Dimas



20
Erma



21
Hari



Gunawan

22
Jihaan



23
Lusiana



24
Fahmi



25
Satriyo


26
Eruanda


27
Marlinda


28
M. Fuadi


29
M. Zidan


30
Natania



31
Rendi


32
Siti Fauziah


Berdasarkan hasil pengamatan tersebut bahwa kondisi siswa dalam mengikuti


proses pembelajaran rukun dan sunah wudhu sudah sangat baik dengan
ditunjukkan semua siswa sudah tidak bermain sendiri, memperhatikan materi
yang disampaikan guru dan sudah tidak malu-malu untuk mempraktekkan rukun
dan sunah wudhu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
kondisi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
metode demonstrasi.

Pembahasan Hasil Penelitian

Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran PAI sangat membantu


dalam pemahaman siswa khususnya materi rukun dan sunah wudhu. Dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, guru menjelaskan materi
dengan menunjukkan contoh gerakan-gerakan rukun dan sunah wudhu pada
gambar, sehingga siswa akan lebih melekat dan memahami. Pembelajaran PAI
tidak hanya hafalan tetapi harus benar-benar memahami materi yang diajarkan.
Kegiatan selanjutnya guru melakukan tanya jawab kepada siswa sehingga
memungkinkan siswa untuk memperbaiki pemahaman yang salah tentang materi
rukun dan sunah wudhu. Selain itu, metode ini juga membuat pembelajaran lebih
jelas dan bervariasi. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
demonstrasi ternyata membuahkan hasil dan akibat yang baik. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.

Berdasarkan pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 14


anak, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak
18 anak. Pada siklus III untuk materi rukun wudhu jumlah siswa yang tuntas
belajar sebanyak 26 anak, sedangkan untuk materi sunah wudhu siswa yang
tuntas belajar sebanyak 28 anak. Hal ini menunjukkan bahwa dari siklus I
sampai dengan siklus III ketuntasan dalam belajar selalu meningkat. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
PAI.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode demonstrasi pada pembelajaran PAI dapat meningkatkan prestasi belajar


siswa kelas II SD Negeri Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang Tahun
2012. Prestasi belajar pada siklus I sebesar 44% atau 14 siswa dengan KKM 75,
siklus II sebesar 56% atau 18 siswa dengan KKM 75 dan pada siklus III sebesar
81% atau 26 siswa untuk materi rukun wudhu dan sebesar 87,5% atau 28 siswa
untuk materi sunah wudhu dengan KKM 75.

Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 12% dengan
KKM 75, peningkatan prestasi pada siklus II ke siklus III dengan materi rukun
wudhu sebesar 25% dan pada materi sunah wudhu sebesar 31,5%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh maka terdapat


beberapa saran sebagai berikut:

Bagi Guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PAI selain menggunakan metode


ceramah atau penugasan sebaiknya juga dapat menggunakan metode demonstrasi
terutama menyangkut materi yang membutuhkan metode ini agar prestasi belajar
siswa dapat meningkat.
Bagi Siswa

Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa tidak malu untuk bertanya


tentang materi yang belum jelas dan siswa juga tidak malu untuk
mempraktekkan materi rukun dan sunah wudhu, sehingga siswa dapat
memperoleh hasil yang maksimal.

Bagi Sekolah

Hendaknya menyiapkan fasilitas untuk para guru yang akan melakukan


penelitian tindakan kelas agar terwujud sekolah yang bermutu dan berkualitas
dalam menghadapi kemajuan di dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arifin, Zaenal. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bahreisj, Salim. 1986. Cetakan ke 9 Tarjamah Riadhus Shalihin. Bandung: PT.


Alma‟arif.

Burhanudin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Bumi Aksara.


Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Poerwardarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Departemen


Pendidikan Nasional Edisi III Cet 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Rifa‟i, NH. 2002. Bimbingan Ibadah. Jombang: Lintas Media Roestiyah. 2001.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sabiq. 2006. Fiqh Sunah.
Jakarta: Pundi Aksara.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka


Cipta.

Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Syah,


Muhaibin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.

Tohirin. 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Zaenal, Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya.


( http://educassi.kompasiana.com.proses-da-prinsip-dalam-belajar . Diakses 19.00.X

tanggal 10/6/2012)

(http:/id.shvoong.com/social-scienses/education/fungsi-utama-prestasi-belajar.
Diakses 10.00 WIB. Tanggal 9/6/2012).
BIOGRAFI PENELITI

Berikut ini adalah biografi dari peneliti:

Nama : Wafirotu Sya‟diyah

Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 10 Maret 1958

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Sudah Kawin

Alamat:Pare Baru RT/RW 03/03, Pare, Kranggan,

Temanggung, Jawa Tengah 56271

Riwayat Pendidikan : 1965-1971 SD Negeri Mendut

1972-1975 PGAN 4 Tahun Borobudur

1976-1977 PGAL 6 Tahun Borobudur

1996-1997 DII Guru Pendidikan Agama Islam

IAIN Walisongo Semarang

2010-2012 Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

Pengalaman Kerja : 1982-1987 SD Negeri Sawitan

1987-sekarang SD Negeri Pucang

Demikian biografi ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Peneliti,
Wafirotu Sya‟diyah
PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG DINAS
PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
Sekolah Dasar Negeri Pucang Kecamatan Secang

Alamat: Jl. Pucang Menowo, Pucang, Secang, Magelang

SURAT KETERANGAN

Nomor:

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ariyati, M.Pd.

NIP : 19650412 198405 2 001

Jabatan : Kepala Sekolah

Unit Kerja :SD Negeri Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten

Magelang

Menerangkan bahwa:

Nama : Wafirotu Sya‟diyah

NIM : 19580310 198201 2 005

Fakultas : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Nama tersebut di atas benar-benar telah melakukan penelitian Mata Pelajaran PAI
pada siswa kelas II SD Negeri Pucang.

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Pucang, 10 Agustus 2012


Kepala Sekolah SDN Pucang,
Ariyati, M.Pd.

NIP. 19650412 198405 2 001

Anda mungkin juga menyukai