Nazaruddin
Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK
maka seorang manajer produksi memberikan ditemukan berbagai jawaban dan dapat
pemahaman bahwa efektivitas berarti mengungkapkan kejadian yang
kualitas dan kuantitas (output) barang dan sesungguhnya di lapangan. Pendekatan
jasa. kualitatif ini cocok dipakai untuk mengkaji
Menurut Duncan yang dikutip fenomena sosial yang unik sebab pendekatan
Richard M. Steers (1985:53) dalam bukunya ini luwes dan tidak ketat sehingga banyak
“Efektrivitas Organisasi” mengatakan alternatif yang dapat digunakan untuk
mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut: menjawab fenomena yang terjadi di
1. Pencapaian Tujuan lapangan.
Pencapaian adalah keseluruhan upaya Sesuai dengan fokus dan rumusan
pencapaian tujuan harus dipandang masalah penelitian maka penelitian yang
sebagai suatu proses. Oleh karena itu, dilakukan berlokasi di Dinas Kependudukan
agar pencapaian tujuan akhir semakin dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kabupaten
terjamin, diperlukan pentahapan, baik Hulu Sungai Utara. Alasan penentuan lokasi
dalam arti pentahapan pencapaian bagian- penelitian di Dinas Kependudukan dan
bagiannya maupun pentahapan dalam arti Pencatatan Sipil Pemerintah Kabupaten
periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri Hulu Sungai Utara ini adalah karena
dari beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu pelaksanaan kebijakan e-KTP khususnya
dan sasaran yang merupakan target pada kegiatan perekaman data masih
kongktit. terdapat beberapa kekurangan dan kendala
2. Integrasi diantaranya: capaian target yang belum
Integrasi yaitu pengukuran terhadap maksimal, koordinasi antar wilayah maupun
tingkat kemampuan suatu organisasi petugas pelayanan yang masih kurang serta
untuk mengadakan sosialisasi, masih rendahnya motivasi masyarakat untuk
pengembangan konsensus dan hadir dalam proses perekaman data di
komunikasi dengan berbagai macam Kabupaten Hulu Sungai Utara sehingga
organisasi lainnya. Integrasi menyangkut pencapaian tujuan dari adanya kebijakan
proses sosialisasi. tersebut masih belum maksimal.
3. Adaptasi Penelitian ini sumber data utama
Adaptasi adalah kemampuan organisasi yang digunakan adalah data primer, yakni
untuk menyesuaikan diri dengan berupa kata-kata lisan baik yang bersumber
lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak dari wawancara mendalam dengan informan
ukur proses pengadaan dan pengisian penelitian. Selain itu ditambah dengan
tenaga kerja. dukungan data sekunder, yakni berupa data
Dengan menggunakan teori ini dari dokumenter. Menurut Bogdan dan
diharapkan dapat mengukur tingkat Taylor (1994) bahwa sumber data dalam
efektivitas. Dalam hal ini adalah efektivitas pendekatan kualitatif dapat berupa bukti-
efektivitas pelaksanaan kebijakan program e- bukti bagi kasus yang berasal dari dokumen,
KTP studi pelaksanaan perekaman data di rekaman arsip, wawancara, observasi
Kabupaten Hulu Sungai Utara langsung, observasi pameran dan perangkat
fisik.
5. Metode Penelitian Berdasarkan sumber data tersebut
Penelitian ini menggunakan maka teknik pengumpulan data yang
pendekatan kualitatif serta dengan jenis digunakan dalam penelitian ini adalah :
deskriptif. Melalui pendekatan kualitatif 1. Wawancara, dalam hal ini peneliti
maka penelitian ini ditujukan untuk melakukan wawancara mendalam dalam
menggambarkan keadaan yang bentuk pertanyaan bebas dengan berbagai
sesungguhnya secara rinci dan aktual serta informan baik yang terlibat langsung
disesuaikan dengan masalah dan tujuan maupun tidak langsung dalam efektivitas
penelitian. Ini digunakan dengan alasan pelaksanaan kebijakan program e-KTP
bahwa fenomena yang diteliti memerlukan dalam pelaksanaan perekaman data di
deskripsi dan analisa yang mendalam Dinas Kependudukan dan Pencatatan
sehingga diharapkan dalam penelitian dapat
222 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 2, Juli-Desember 2013
“Tugas tim di Dinas adalah berupa dan berkaitan satu sama lain. Aparatur
Dukungan anggaran, sosialisasi, sarana merupakan orang yang akan menjadi
TI, Personil Pelayanan e-KTP, ATK, komunikator, dan komunikasi adalah salah
makan minum, dan penambahan catu satu variabel penting dalam menjalankan
daya listrik. Selanjutnya tugas pihak suatu kebijakan.
pemerintah kecamatan adalah Dukungan Peranan komunikator didalam
tempat pelayanan, listrik, personil strategi komunikasi mempunyai peranan
keamanan dan pengaturan jadwal yang sangat penting.Strategi komunikasi
pelayanan rekam data. Sementara tugas harus dibuat sejelas mungkin sehingga
tim di tingkat desa/kelurahan adalah komunikator sebagai pelaksana kebijakan
Mobilisasi wajib KTP (menditribusikan dapat segera mengadakan perubahan apabila
undangan), koreksi data wajib KTP.” ada suatu faktor yang mempengaruhinya.
Upaya untuk pencapaian tujuan Suatu pengaruh yang menghambat
ataupun target sasaran sangat diperlukan komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, dan
komunikasi antar bagian para pelaksana faktor-faktor yang mempengaruhi bisa
kegiatan. Faktor yang sangat penting dan terdapat pada komponen media atau
berpengaruh dalam terciptanya suatu efiensi komponen komunikan sehingga tujuan yang
kerja adalah terjalinnya suatu komunikasi akan dicapai tidak akan berhasil tercapai.
yang baik dan lancar diantara pelaksana Kebijakan akan berjalan efektif
kebijakan e-KTP di Disdukcapil Kabupaten apabila aparatur yang melaksanakan
Hulu Sungai Utara. Komunikasi keputusan dalam suatu kebijakan
dikonsepsikan sebagai proses penyampaian mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
pesan dari seseorang kepada orang lain atau Komunikasi harus akurat dan harus
pemberian pesan dari sumber kepada dimengerti dengan cermat oleh pelaksana
penerima. Komunikasi dilihat sebagai proses kebijakan e-KTP. Komunikasi merupakan
linear yang menggambarkan adanya proses tolak ukur seberapa jauh kebijakan dalam
pemindahan sesuatu yang kongkret dari bentuk suatu peraturan telah disampaikan
suatu tempat ketempat lain. Pesan-pesan secara jelas dengan interpretasi yang sama
dalam berkomunikasi dianggap sebagai suatu dan dapat dilakukan secara konsisten dengan
yang kongkrit dari suatu tempat ketempat aparatur pelaksana kebijakan tersebut.
lain. Pesan-pesan dalam berkomunikasi Berdasarkan hasil wawancara dengan
dianggap sebagai suatu yang konkrit dan Kepala Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai
relatif bersifat tetap, sehingga ketika Utara mengenai komunikasi:
dipindahkan akan tetap dengan jumlah yang “bahwa komunikasi dalam kebijakan e-
sama dan relatif bersifat tetap. KTP dilakukan dengan beberapa tahapan
Komunikasi kebijakan e-KTP yang melibatkan beberapa elemen
dimaksudkan untuk memudahkan aparatur masyarakat yang diberikan tidak berbelit-
pelaksana kebijakan e-KTP kepada belit dengan tujuan dapat memberikan
masyarakat.Penentu keberhasilan e-KTP komunikasi kepada masyarakat”.
adalah komunikasi yang tepat sasaran dan Komunikasi yang diberikan tidak
tidak menimbulkan kesalahpahaman (miss berbelit-belit dan tidak bertele-tele, sehingga
communication) yang berdampak buruk pada aparatur pelaksana kebijakan dapat mengerti
pelaksanaan kebijakan e-KTP. dan memahami tentang pelaksanaan
Komunikasi dapat berjalan dengan kebijakan e-KTP dengan baik.Tugas-tugas
baik apabila aparaturnya dapat memahami dan peraturan serta ketentuan-ketentuan
dengan jelas apa yang dimaksud dengan yang sudah disampaikan Kepala Disdukcapil
komunikasi dan apa pentingnya komunikasi Kabupaten Hulu Sungai Utara dijalankan
untuk kelancaran dalam melaksanakan aparatur dalam melaksanakan kebijakan e-
kebijakan yang telah ditetapkan dengan baik KTP. Hal yang sama diungkapkan oleh
karena kebijakan dapat berjalan apabila Kabid Pengelolaan Data dan Kasi
komunikasi dapat terjalin dengan sangat Pengolahan Data bahwa komunikasi dalam
baik. Hubungan aparatur dengan komunikasi kebijakan e-KTP berjalan mulus tidak
adalah dua faktor yang berkesinambungan berbelit-belit, jelas, dan konsisten.
225 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 2, Juli-Desember 2013
Komunikasi yang dilakukan oleh tepat sasaran dan tujuan sesuai dengan
Kepala Disdukcapil kepada aparatur peraturan-peraturan dan ketentuan-
pelaksana kebijakan e-KTP harus benar- ketentuan yang sudah ditetapkan oleh
benar diketahui oleh aparatur pelaksana Pemerintah Pusat dan Disdukcapil
kebijakan e-KTP dengan tujuan para Kabupaten Hulu Sungai Utara.
aparatur pelaksana kebijakan e-KTP dapat Proses komunikasi dalam
mengetahui apa yang seharusnya mereka pelaksanaan kebijakan e-KTP, berdasarkan
lakukan. Pembagian tugas yang disampaikan mekanisme yang telah ditetapkan bahwa
wajib dijalankan aparatur pelaksana dalam terdiri dari transmission (penyampaian
pelaksanaan kebijakan e-KTP dengan baik informasi), clarity (kejelasan), dan consistency
guna menciptakan kualitas pelayanan prima (konsisten). Mekanisme yang digunakan
kepada masyarakat. dalam komunikasi kebijakan oleh aparatur
Komunikasi dalam pelaksanaan Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai Utara
kebijakan e-KTP ini mempunyai beberapa apabila dijalankan dengan baik maka akan
tahapan, dimana komunikan pertama adalah membawa perubahan pada akselerasi
Kepala Disdukcapil dibantu dengan Kasi pelaksanaan kebijakan e-KTP, dengan
Pengolahan Data untuk memberikan komunikasi yang baik tersebut maka
sosialisasi kepada seluruh Kecamatan aparatur dapat mengetahui nilai-nilai dalam
Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kemudian proses komunikasi.
komunikator kedua adalah aparatur Sekretaris Kecamatan Amuntai
Kecamatan memberikan sosialisasi kembali Selatan terkait dengan komunikasi yang
kepada elemen-elemen pemerintahan Desa dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan
dengan elemen penggerak Desa lainnya Pencatatan Sipil Kabupaten Hulu Sungai
memberikan sosialisasi kepada masyarakat Utara menyebutkan bahwa:
untuk berpartisipasi melaksanakan kebijakan “Kepala Dinas sudah menyampaikan
e-KTP dengan mengikuti proses perekaman mengenai rencana pelaksanaan pelayanan
data e-KTP yang diselenggarakan oleh perekaman data yang akan ditempatkan
Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai Utara. pada kantor kecamatan. Oleh karena itu
Berdasarkan hasil wawancara dengan kemudian pihak kecamatan
sekretaris Kecamatan Banjang disebutkan mempersiapkan tempat untuk
bahwa: pelaksanaan pelayanan tersebut. Informasi
“Pihak Dinas Kependudukan dan yang disampaikan tidak berbelit-belit
Pencatatan Sipil sudah melakukan karena memang petunjuk teknis
komunikasi dengan pihak aparatur pelaksanaan sudah jelas.”
kecamatan dalam hal perencanaan Proses komunikasi yang disampaikan
pelaksanaan perekaman data di kepada aparatur maupun kepada masyarakat
kecamatan masing-masing. Hal ini sudah terintegrasi dan terhubung dengan
dilakukan dalam upaya koordinasi antara baik, dalam pelaksanaanya bahwa
elemen pelaksana kegiatan. Disamping itu komunikasi dalam kebijakan e-KTP tidak
diketahui bahwa pelaksanaan pelayanan berbelit-belit dan bertele-tele. Penyampaian
perekaman data adalah di kantor informasi yang diberikan Kepala Disdukcapil
kecamatan masing-masing.” kepada aparatur pelaksana kebijakan jelas
Komunikasi yang terjadi antara sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
Kepala Disdukcapil dengan Kabid berlaku dan ditetapkan oleh Disdukcapil
Pengelolaan Data dan Kasi Pengolahan Data Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pendapat
Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai Utara masyarakat mengenai komunikasi dalam
adalah komunikasi internal, dimana Kepala kebijakan e-KTP ini bahwa komunikasi yang
Disdukcapil mengintruksikan Kabid terjalin antara masyarakat dan aparatur
Pengelolaan Data dan Kasi Pengolahan Data dilakukan dengan mekanisme-mekanisme
untuk membantu Kepala Dinas dalam yang sesuai dengan prosedur kebijakan e-
mengkomunikasikan kebijakan e-KTP baik KTP. Komunikasi dalam hal ini sangat
itu kepada petugas operator perekaman data berperan penting untuk aparatur maupun
e-KTP maupun kepada masyarakat agar masyarakat dalam kebijakan e-KTP, apabila
226 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 2, Juli-Desember 2013
tidak terjadi komunikasi antara satu sama dimulai dari Kepala Disdukcapil
lain maka kebijakan tersebut tidak akan mengundang seluruh Camat di Kabupaten
berjalan. Hulu Sungai Utara untuk diberikan
sosialisasi mengenai administrasi
b. Integrasi kependudukan berbasis electronic berupa e-
Penyampaian informasi yang KTP, kemudian Camat memberikan
dilakukan dengan baik akan menghasilkan sosialisasi kembali kepada Kades beserta
pelaksanaan kebijakan dengan baik, dalam elemen-elemen Pemerintahan Desa lainnya
penyampaian infromasi tentunya tidak selalu untuk berpartisipasi dalam menyampaikan
berjalan dengan baik namun dalam informasi dengan cara melakukan
penyampaian informasi ini seringkali terjadi penyuluhan-penyuluhan kepada
masalah dalam penyampaian informasi yaitu masyarakat mengenai e-KTP dengan
adanya salah pengertian atau menjelaskan pengertian e-KTP, tujuan e-
kesalahpahaman yang disebabkan banyaknya KTP, manfaat e-KTP, prosedur
tingkatan birokrasi yang harus dilalui dalam perekaman data kependudukan e-KTP
proses penyampaian informasi. Adanya dan lain sebagainya”.
komunikasi yang berkesinambungan antara Dinas Kependudukan dan
Kepala Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai Pencatatan Sipil Kabupaten Hulu Sungai
Utara sebagai instansi pelaksana dengan Utara mempunyai inovasi tersediri dalam
aparatur pelaksana kebijakan e-KTP harus penyampaian informasinya. Kepala
terdapat jalur komunikasi dengan Disdukcapil mengintruksikan kepada Kabid
penyampaian informasi yang Pengelolaan Data dan Kasi Pengolahan Data
baik.Penyampaian informasi harus tepat dan untuk menggunakan semua potensi-potensi
jelas sesuai dengan jalur komunikasi dari elemen-elemen yang ada di Desa seperti
tersebut. Proses penyampaian informasi PKK yang sebelumnya diberikan pelatihan
dalam kebijakan dapat berjalan dengan baik oleh Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai
apabila komunikasi yang dilakukan aparatur Utara untuk mensosialisasikan kebijakan e-
Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai Utara KTP kepada masyarakat melalui kegiatan-
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung kegiatan PKK seperti kegiatan posyandu dan
jawab sesuai dengan tujuannya. Tujuan yang kegiatan lainnya. Kemudian juru penerangan
direncanakan Disdukcapil Kabupaten Hulu yang diambil dari KUA dari Kecamatan
Sungai Utara adalah memberikan pelayanan setempat diberikan tugas oleh Kepala
yang prima kepada masyarakat melalui Disdukcapil untuk mensosialisasikan e-KTP
kebijakan e-KTP dan dapat memenuhi serta dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan
mencapai target penyelesaian perekaman mengenai e-KTP melalui perkumpulan
data kependudukan wajib e-KTP yang sudah pengajian yang bergerak secara langsung
ditetapkan oleh Pemerintah pusat. kelapangan dan tentunya dengan
Penyampaian informasi yang jelas, menggunakan mertode-metode standard
mudah dimengerti dan mudah dipahami operating procedures (SOP) yang telah
ditujukan kepada sasaran yang paling tepat ditetapkan oleh Disdukcapil Kabupaten
yaitu kepada masyarakat. Keberhasilan suatu Hulu Sungai Utara sebagai Instansi
produk kebijakan yang telah diberikan pelaksana kebijakan e-KTP. Hal ini
Pemerintah Pusat dapat dilihat dari adanya dilakukan oleh Kepala Disdukcapil
penyampaian informasi yang tepat dan jelas Kabupaten Hulu Sungai Utara karena
sesuai dengan sasaran yang telah dicapai. jangkauan penduduk Kabupaten Hulu
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sungai Utara terlalu luas sehingga Kepala
Kabid Pengelolaan Data Disdukcapil Dinas memberikan instruksi mandat
Kabupaten Hulu Sungai Utara mengenai keberbagai elemen-elemen masyarakat untuk
penyampaian informasi dalam kebijakan e- membantu tugas Kepala Disdukcapil beserta
KTP: aparatur pelaksana kebijakan e-KTP yang ada
”bahwa penyampaian informasi yang di Disdukcapil lainnya dengan menggunakan
dilakukan Disdukcapil Kabupaten Hulu semua potensi yang ada di Kecamatan dan
Sungai Utara terdapat beberapa tahapan Desa.
227 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 2, Juli-Desember 2013
diambil oleh Disdukcapil Kabupaten Hulu yang baik kepada aparatur pelaksana
Sungai Utara dalam menangani kebijakan e-KTP untuk menjalankan tugas
permasalahan yang dirasakan oleh pokok dan fungsinya masing-masing
masyarakat yaitu dengan mengeluarkan tentunya berdasarkan peraturan, pedoman
kebijakan “jemput bola” dimana aparatur dan mekanisme-mekanisme yang sudah
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, ditentukan.
aparatur Kecamatan dan elemen-elemen Pelayanan yang dilaksanakan oleh
Desa membantu proses perekaman e-KTP Disdukcapil dalam kebijakan e-KTP
guna menciptakan pelayanan yang prima dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat.Berdasarkan uraian diatas dibidang administrasi kependudukan dengan
mengenai resources atau Sumber daya dalam mudah dan efisien tanpa memerlukan waktu
kebijakan e-KTP di Disdukcapil Kabupaten yang lama dan persyaratan administrasi
Hulu Sungai Utara belum baik. kependudukan yang berbelit-belit.Manfaat
Implementasi kebijakan dapat yang diperoleh dari kebijakan e-KTP ini
berjalan efektif apabila perintah pelaksanaan adalah mempermudah masyarakat untuk
kebijakan harus konsisten dan jelas. mendapatkan pelayanan dari Pemerintah.
Konsistensi ini terkait dengan sikap, Selain itu, untuk mendukung terwujudnya
persepsi, dan respon dari aparat pelaksana database kependudukan yang akurat
dalam memahami secara jelas dan benar khususnya yang bermanfaat dengan data
terhadap mekanisme-mekanisme dan kependudukan wajib KTP yang identik
pedoman yang dilaksanakan. Tingkat dengan data potensial pemilih pemilu,
keefektifan kebijakan tergantung kepada sehingga DPT pemilu yang selama ini sering
konsistensi dan kejelasan perintah bermasalah tidak akan terjadi lagi.
pelaksanaanya. Walaupun perintah yang Berdasarkan wawancara dengan
disampaikan kepada pelaksana kebijakan Kepala Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai
mempunyai unsur kejelasan, tetapi apabila Utara mengenai konsistensi bahwa:
perintah tersebut bertentangan maka “upaya meningkatkan kualitas pelayanan
perintah tersebut tidak akan memudahkan administrasi kependudukan melalui proses
para pelaksana kebijakan menjalankan perekaman data kependudukan e-KTP di
tugasnya dengan baik. Disisi lain, perintah Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai
implementasi kebijakan yang tidak konsisten Utara yang semakin baik menjadi tugas
akan mendorong para pelaksana mengambil pemerintah untuk terus diupayakan
tindakan yang sangat longgar dalam dengan kemampuan dan keterbatasan
menafsirkan dan mengimplementasikan sumber daya yang dimiliki untuk merespon
kebijakan. berbagai perubahan tuntutan yang terus
Konsistensi sangat dibutuhkan tumbuh dan berkembang dalam
dalam pelaksanaan konsistensi kerja. masyarakat”.
Konsistensi dimaksudkan untuk menjaga Pelaksanaan kebijakan e-KTP di
kinerja aparatur tetap pada alur pelayanan Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai Utara
kepada masyarakat. Pelaksanaan kerja akan dijalankan dengan konsisten sesuai dengan
sesuai dengan prosedur kerja. pelaksanaan peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan
kerja yang sesuai dengan prosedur akan dan peraturan yang telah diinstruksikan
menghasilkan kualitas kerja yang Kepala Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai
berpengaruh terhadap keberhasilan Utara.Peraturan dan pedoman-pedoman
implementasi kebijakan e-KTP. yang dibuat oleh Kepala Disdukcapil telah
Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai mendorong aparatur pelaksana kebijakan e-
Utara dalam mengimplementasikan proses KTP di Disdukcapil Kabupaten Hulu Sungai
perekaman data kependudukan e-KTP yang Utara untuk tidak melanggar ketentuan-
diberikan kepada masyarakat diwujudkan ketentuan yang berlaku di Disdukcapil
melalui peraturan-peraturan yang dijadikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.Hal tersebut
landasan hukum dalam pelaksanaan senada dengan pendapat Kabid Pengelolaan
kebijakan e-KTP. Kepala Disduk Kabupaten Data dan Kasi Pengolahan Data bahwa
Hulu Sungai Utara memberikan kontribusi Aparatur Disdukcapil Kabupaten Hulu
232 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 2, Juli-Desember 2013
Kendala yang dihadapi dalam Moleong, Lexi J., 2000, Metode Penelitian
pelaksanaan kebijakan program e-KTP pada Kualitatif, Remaja Rosdakarya,
pelaksanaan perekaman data di Kabupaten Bandung.
Hulu Sungai Utara adalah keterlambatan
pengiriman perangkat pelayanan rekam data Parsons, Wayne, 2005, Public Policy : Pengantar
e-KTP. Dalam hal pelaksanaan penerapan e- Teori dan Praktek Analisis Kebijakan
KTP, ada 1 (satu) wilayah yang secara (terjemahan), Kencana, Jakarta
geografis merupakan daerah rawa/air yang
tidak dapat dijangkau oleh transportasi darat Sadu Wasistiono, et all, 2002. Evaluasi
seperti kendaraan roda 4, dimana wilayah Pelaksanaan Otonomi daerah Sebagai
tersebut merupakan daerah yang berbatasan Upaya Awal Merevisi UU Nomor 22
dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Selain Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun
itu sebaran penduduk yang masih terisolir, 1999. Prosiding Seminar Nasional.
yakni Kecamatan Paminggir merupakan Diterbitkan oleh Pusat Kajian
daerah yang perlu penanganan dan perhatian Pemerintahan STPDN.
khusus dalam pelayanan e-KTP mendatang.
Sadu Wasistiono. 2006. Pasang Surut Otonomi
Daerah- Sketsa Perjalanan 100 Tahun,
DAFTAR PUSTAKA Yayasan Tifa. Jakarta.
Anderson, J.E., 2000, Public Policy Making,
New York: Holt, Rinehart & Wiston Sadu Wasistiono dan Fernandes
Simangunsong. 2009, Metodologi Ilmu
Bogdan, Robert dan Taylor, Steven J., 1993, Pemerintahan, Penerbit Universitas
Kualitatif : Dasar-Dasar Penelitian, Terbuka, Jakarta.
(terjemahan) Usaha Nasional, Surabaya
Indonesia. Syaukani H.R. 2004. Menolak Kembalinya
Sentralisasi – Memantapkan Otonomi
Dunn, William N., 2000, Pengantar Analisis Daerah, editor Hery Susanto dkk,
Kebijakan Publik (terjemahan), Edisi Penerbit Komunal, Jakarta. 2004.
Kedua, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta. Santoso, Purwo dkk (eds.). 2004. Menembus
Ortodoksi Kajian Kebijakan Publik.
Dwidjowijoto, Riant Nugroho, 2001, Yogyakarta: Fisipol UGM.
Reinventing Indonesia, Jakarta: Elex
Media Komputindo. Sharkansky, Ira, 1970. Public Administration,
Policy Making in Government Agencies,
Islamy, M. Irfan. 1994. Prinsip-Prinsip Chicago, Rand McNally College
Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Publishing Coy.
Bumi Aksara.
Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik.
Jones, Charles O., 1991, Pengantar Kebijakan Bandung: Alfabeta.
Publik (terjemahan), C.V. Rajawali,
Jakarta. Steers, Richard M, 1985, Efektivitas
Organisasi, Jakarta: Rajawali.
Lindblom, Charles E., 1980, Proses Penetapan
Kebijaksanaan (terjemahan), Erlannga, Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen
Jakarta. Publik. Jakarta: Grasindo.