Anda di halaman 1dari 19

Penertian Bangunan Gedung

Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang
didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut
dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam
kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Bangunan
memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian
sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan,
kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.
Bangunan mempunyai beberapa fungsi bagi kehidupan manusia, terutama sebagai
tempat berlindung dari cuaca, keamanan, tempat tinggal, privasi, tempat menyimpan
barang, dan tempat bekerja. Suatu bangunan tidak bisa lepas dari kehidupan
manusia khususnya sebagai sarana pemberi rasa aman, dan nyaman.
Contoh bangunan yang paling sering kita lihat yaitu jembatan beserta konstruksi, dan
rancangannya, jalan, serta sarana telekomunikasi. Secara umum, peradaban suatu
bangsa dapat dilihat dari teknik-teknik bangunan maupun sarana, dan prasarana
yang dibuat maupun ditinggalkan oleh warisan manusia dalam perjalanan
sejarahnya.
Karena bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam
perjalanannya, manusia memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan
bangunan, dan menunjang dalam membuat suatu bangunan. Adapun ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan bangunan adalah arsitektur dan teknik sipil.
Bahkan penggunaan trigonometri dalam matematika juga berkaitan dengan
bangunan yang diduga digunakan pada masa Mesir kuno dalam
membangun Piramida.
Pada awalnya, manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana,
dan prasarana serta infrastruktur dalam kehidupannya. Sebagai contoh yaitu
pemanfaatan gua sebagai tempat tinggal. Kemudian peradaban manusia
berkembang dengan memanfaatkan apa yang ada di alam, seperti batu, tanah, dan
kayu, sebagai bahan baju untuk membuat suatu infrastruktur. Pada masa berikutnya,
peradaban berkembang lagi dengan ditemukannya bahan-bahan tambang yang bisa
digunakan untuk membuat alat maupun benda yang mampu menopang sebuah
bangunan, seperti halnya barang logam, serta mengolah bahan-bahan alam seperti
mengolah batuan kapur, pasir, dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia
membuat bahan-bahan bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang
bahan-bahan bakunya diambil dari alam.
Sejak ditemukannya lukisan-lukisan di dalam dinding gua, sejak itulah manusia juga
menjadikan bangunan sebagai objek kanvas dalam mengekspresikan suatu
keindahan. Dalam beberapa tahun terakhir, faktor keindahan juga menjadi poin
penting dalam pendirian suatu bangunan.
BANGUNAN
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus ;
Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk
kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi
sosial dan budaya ;
Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang digunakan untuk
kepentingan umum.
Bangunan gedung khusus adalah bangunan teknis sipil lainnya yang tidak termasuk
bangunan gedung, gedung umum dan gedung tertentu yang dalam pembangunan
dan/atau pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau memiliki
kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap
masyarakat dan lingkungannya seperti menara/tower telekomunikasi,menara
transmisi, tanki bahan bakar, jembatan, billboard/megatron dan instalasi
pengolahan/pemanfaatan sumber daya alam;
Bangunan Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur
bangunan dinyatakan lebih dari 15 Tahun;
Bangunan Semi Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan
umur bangunan dinyatakan antara 5 Tahun sampai dengan 15 Tahun;
Bangunan Darurat / Sementara adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi
dan umur bangunan dinyatakan kurang dari 5 Tahun;
Kapling / Pekarangan adalah suatu perpetakan tanah, yang menurut pertimbangan
Pemerintah Daerah dapat dipergunakan untuk tempat mendirikan bangunan;
Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung
berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan persyaratan
teknisnya;
Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau
sebagaian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yang
berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan tersebut;
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan
dan lingkungan;
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan
dan lingkungan;
Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas
seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dari lantai dasar bangunan, dimana
bangunan tersebut didirikan sampai dengan titik puncak dari bangunan;
Lantai dasar bangunan adalah ketinggian lantai dasar yang diukur dari titik referensi
tertentu;
Izin Penggunaan Bangunan selanjutnya disingkat IPB adalah Izin yang diberikan
untuk menggunakan bangunan sesuai dengan fungsi bangunan yang tertera dalam
IMB;
Izin Penghapusan Bangunan (IHB) adalah Izin yang diberikan untuk menghapuskan /
membongkar bangunan secara total baik secara fisik maupun secara fungsi, sesuai
dengan fungsi bangunan yang tertera dalam IMB;
Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasil perencanaan tata ruang
wilayah Kota yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah ;
Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi
proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan
pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung.
Pengertian Bangunan
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang
didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan
rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam
kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Bangunan
memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian
sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan,
kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.

Jenis Bangunan
Bangunan teknik sipil terbagi menjadi :
1. Bangunan teknik sipil kering
Meliputi : bangunan rumah, gedung-gedung, monumen, pabrik, rumah ibadah
dan sebagainya.
2. Bangunan teknik sipil basah
Meliputi : bendungan, saluran air, dermaga pelabuhan, turap, jembatan dan
sebagainya.
Jenis bangunan juga dibagi menjadi 3 bagian besar oleh Direktorat Jendral yaitu
bangunan gedung, bangunan air dan jalan jembatan.

Bangunan Teknik Sipil Kering


• Bangunan Rumah
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga. (UU No. 4 Tahun 1992 Tentang
Perumahan dan Permukiman).

(Gambar bangunan rumah)


• Gedung- gedung
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

(Gambar bangunan gedung hotel)

• Monumen
Monumen ialah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati
seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial
sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu.
Seringkalimonumen berfungsi sebagai suatu upaya untuk memperindah
penampilan suatu kota atau lokasi tertentu.

(Gambar monumen nasional atau Monas)


• Pabrik
Pabrik adalah suatu bangunan industri besar di mana para pekerja
mengolah benda atau mengawasi pemrosesan mesin dari satu produk menjadi
produk lain, sehingga mendapatkan nilai tambah.
(Gambar bangunan pabrik)

• Bangunan Ibadah
Bangunan ibadah adalah bangunan yang didirikan untuk umat beragama
melangsungkan acara keagamaan atau ibadah menurut kepercayaan mereka
masing-masing.

(Gambar bangunan ibadah yaitu gereja)

Bangunan Teknik Sipil Basah


• Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju
air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Bendungan juga biasanya dipakai untuk irigasi atau pengairan Kebanyakan dam
juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak
diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
(Gambar bendungan air)
• Saluran Air atau Selokan
Selokan adalah saluran untuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air
hujan untuk dibawa ke suatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan
dan kesehatan. Selokan umumnya terdapat di pinggir jalan, didesain untuk
mengalirkan kelebihan air hujan dan air permukaan dari jalan raya, tempat parkir,
sisi jalan, dan atap.

(Gambar saluran air atau selokan)


• Dermaga Pelabuhan
DERMAGA merupakan bangunan yang dirancang khusus pada suatu
pelabuhan yang digunakan atau tempat kapal untuk ditambatkan/merapat untuk
melakukan kegiatan bongkar muat barang dan penumpang kapal. Bukan Cuma
sebagai tempat untuk melakukan tempat bongkar muat barang atau penumpang
tetapi dermaga juga digunakan sebagai tempat melakukan pengisian bahan bakar
kapal, air bersih, air minum ataupun saluran kotor.
(Gambar dermaga sederhana)
• Jembatan
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api,
saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan
lain-lain.

(Gambar jembatan jalan raya)

Fungsi Pokok Pembuatan Bangunan


Fungsi pembuatan bangunan yang terpenting ialah agar setiap bangunan kuat, dan
tidak mudah rusak, sehat untuk ditempati, di samping biayanya
relatifmurah. Untuk mendapatkan bangunan kuat dan murah tidak perlu
konstruksinya terlalu berlebihan. Bila demikian tidak sesuai dengan tujuan dan
merupakan pemborosan. Konstruksi bangunan harus diperhitungkan secara teliti
berdasarkan syarat-syarat bangunan termasuk perhitungan yang menunjang
misalnya mekanika teknik. Keawetan suatu bangunan juga tergantung bahan 172
bangunan yang digunakan, pelaksanaan dalam pembuatan, dan
Juga perawatannya. Di samping hal tersebut di atas faktor lain yang berpengaruh
dan perlu mendapatkan perhatian adalah air tanah, gempa bumi, angin, dan
sebagainya.

Sumber :
 http://karyatulisilmiah.com/pengertian-definisi-bangunan-tinggi/
 http://nikifour.co.id/jenis-jenis-bahan-bangunan-yang-banyak-digunakan/
 http://arafuru.com/sipil/bagian-bagian-konstruksi-bangunan-dari-pondasi-sampai-
atap.html
 http://www.trigonalmedia.com/2015/07/pengertian-pembangunan-fisik.html

PENGERTIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)


PENGERTIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Rencana Anggaran Biaya adalah suatu bangunan atau proyek adalah


perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,serta
biaya- biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek.

Anggaran biaya merupakan harga dari bahan bangunan yang dihitung dengan
teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama
akan berbeda- beda di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan
harga bahan dan upah tenaga kerja.

Dalam menyusun Anggaran Biaya dapat dilakukan dengan 2 cara berikut :

1.ANGKA BIAYA KASAR

Sebagai Pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga


satuan tiap meter persegi (mk2) luas lantai. Anggaran kasar dipakai sebagai
pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti.

Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas
lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
Dibawah ini diberikan sekedar contoh, untuk dapat menggambarkan penyusunan
anggaran biaya kasar yaitu :

Bangunan Induk 10 X 8 = 80 m2 dikalikan harga satuan yaitu Rp Rp 150.000 =


Rp 12.000.000
Jadi dapat disimpulkan adalah harga perm2 bangunan induk tsb adalah Rp
12.000.000 perm2 nya

2 .ANGKA BIAYA TELITI

Yang dimaksud anggaran biaya teliti adalah Anggaran Biaya Bangunan atau
proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan
syarat- syarat penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya kasar
sebagaimana diuraiakan terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga
taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran tsb haruslah berdasarkan harga yang
wajar dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara teliti,didasarkan
atau didukung oleh :
a. Besteks
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat- syarat teknis

b. Gambar bestek
Gunanya untuk menetukan/menghitung besarnya masing- masing volume
pekerjaan

c. Harga Satuan pekerjaan


Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah
berdasarkanperhitungan analisa BOW

BOW Singkatan dari Bugerlijke Openbare Werken ialah suatu ketentuan dan
ketetapan umum yang ditentukan oleh Dir BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor
5372 A Pada zaman pemerintahan Belanda. Di Zaman sekarang BOW diganti
dengan HSPK, yang tentunya tiap kota maupun kabupaten mengeluarkan HSPK
dan setiap tahun ada pergantian.

Demikian keterangan tentang arti dari Rencana Anggaran Biaya yang mungkin
begitu awam bagi orang yang belum pernah membangun.

Dalam sebuah proyek bangunan, mungkin diantara kita sering mendengar kata-kata bestek atau
gambar bestek. Apa itu bestek / gambar bestek? Pada kesempatan kali ini akan kita bahas tentang
Apa itu bestek / gambar bestek dalam sebuah proyek bangunan.

Pengertian Bestek
Bestek berasal dari bahasa Belanda yang artinya Peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan suatu
pekerjaan bangunan atau proyek. Dalam arti luas, bestek adalah suatu peraturan yang mengikat,
yang diuraikan sedemikian rupa, terinci, cukup jelas dan mudah dipahami.
Bagian-bagian bestek terdiri dari :

1. Peraturan Umum.
2. Peraturan Administrasi.
3. Peraturan dan Teknis Pelaksanaan.

Pengertian Gambar Bestek


Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar pra rencana, serta gambar detail dasar
dengan skala yang lebih besar. Gambar bestek juga terdiri atas lampiran dari uraian syarat-syarat
(bestek) pekerjaan.

Gambar bestek terdiri dari :

1. Gambar Situasi.
2. Gambar Denah.
3. Gambar Potongan.
4. Gambar Perspektif.
5. Gambar Rencana Atap.
6. Gambar Detail Konstruksi.
7. Gambar Pelengkap.

Bestek dan gambar bestek merupakan kunci pokok (tolok ukur) baik dalam menentukan kualitas
dan scope of work maupun dalam menyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya) proyek.

Dengan adanya bestek dan gambar bestek, maka pemborong / kontraktor dapat membayangkan
bentuk dan macam bangunan yang diingini oleh Pemberi Tugas dan bagaimana untuk
melaksanakannya.

Demikian sedikit ulasan tentang pengertian bestek dan gambar bestek dalam sebuah proyek.
Semoga bermanfaat dan terima kasih.

PENGERTIAN VOLUME PEKERJAAN

Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah


banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan.. Volume juga disebut sebagai
kubikasi pelerjaan. Volume (kubikasi ) yang dimaksud dalam pengertian ini
bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume
bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.

Berikut diberikan bebarapa contoh sebagai berikut :

a. Volume pekerjaan pondasi batu kali = 60 m3., mempunyai pengertian


bahwa, volume pekerjaan pondasi dihitung berdasarkan isi, yaitu
panjang x lluas penampang yang sama.

b. Volume pekerjaan atap = 124 m2., mempunyai pengertian bahwa,


volume pekerjaan atap dihitung berdasarkan luas, yaitu luas bidang
atap yang dapat bebbentuk segitiga, persegipanjang, trapesium dan
lain-lain.
c. Volume pekerjaan lisplank = 27 m, volume pekerjaan lisplank dihitung
berdasarkan panjang , atau pekerjaan lisplank dapat juga dihitung
berdasarkan luas.

d. Volume pekerjaan besi = 258 kg., volume pekerjaan besi dihitung


berdasarkan berat dari besi, yaitu jumlah panjang tulangan dikalikan
dengan berat jenis besi yang bersangkutan.

e. Volume pekerjaan kunci tanam = 15 buah, volume pekrjaanberdsarkan


banyaknya kunci dan lain-lain.

Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa satuan masing-


masing volume pekerjaan berbeda, volume pekerjaan pondasi 60
m3, volume pekerjaan atap 124 m2, volume pekerjaan lisplank 27
m, volume pekerjaan besi 258 kg dan volume pekerjaan kunci
tanam 15 buah, ini menunjukkan bahwa volume tersebut bukanlah
volume dalam arti sesungguhnya melainkan volume dalam satuan,
kecuali volume pekerjaan pondasi yang merupakan volume
sesungguhnya.

Volume pekerjaan tersebut dihitung berdasarkan pada


gambar bestek dari bangunan yang akan dibuat. Semua bagian /
elemen konstruksi yang ada pada gambar bestek harus dihitung
secara lengkap dan teliti untuk mendapatkan perhitungan volume
pekerjaan secara akurat dan lengkap.

Membaca Gambar Bestek


Gambar-gambar Bestek itu kita perhatikan dan teliti benar-benar ukurannya. Kita mulai menghitung
volume tiap pekerjaan sesuai dengan susunan pekerjaan. Untuk mendapatkan perhitungan volme
pekerjaan yang teliti dan lengkap yang harus diperhatikan adalah :

 Denah

Yang diperhatikan adalah ukuran-ukuran panjang dan lebarnya, bentuk dari masing –
masing bagian gambar denah secara teliti dan mendetail.

 Penampang-penampang / Potongan-potongan

Yang diperhatikan adalah ukuran-ukuran panjang dan lebarnya, bentuk penampang dan
ukurannya dan tinggi dari masing – masing detail penampang/potongan
secara teliti dan mendetail.

 Pandangan – pandangan

Yang diperhatikan adalah bidang-bidang mana yang terletak dimuka dan dibelakang serta
penjelasan keadaannya secara teliti dan mendetail.
 Gambar – gambar rencana dan penjelasan (detail)

Dari gambar rencana ini dan penjelasan (detai) kita dapat membaca rencana dari
elemen/bagian konstruksi, kelengkapan dan ukuran-ukuran dengan lebih
detail dan jelas sehingga dapat kemudahan tingkat pengerjaannya.

 Gambar situasi

Untuk menjelaskan / menunjukkan keadaan sekitar tempat dimana bangunan tersebut


didirikan.

Setelah segala sesuatunya sudah ada dan lengkap namun ada sesuatu yang kurang jelas
/ belum bisa dimengerti misalnya bahan yang digunakan, kualitas bahannya,
mungkin bagaimana cara mendapatkan bahan (bahan produk luar negeri),
maka perlu ditanyakan kejelasannyapada saat diadakan aanwijzing kepada
direksi. Bila segala sesuatunya sudah jelas maka kita menghitung jumlah dan
volume pekerjaan.

Uraian volume pekerjaan

Uraian volume pekerjaan

Sebelum menghitung volume masing-masing pekerjaan,


lebih dahulu harus membaca gambar bestek berikut gambar –
gambar detail (penjelasannya). Penguasaan dalam membaca
gambar bestek dan gambar penjelasan akan sangat mempengaruhi
tingkat ketelitian dalam menghitung volume masing-masing
pekerjaan.

Tahapan yang perlu dilakukan dalam menghitung volume


pekerjaan adalah antara lain menguraikan masing-masing volume
pekerjaan (uraian volume pekerjaan) dan dari uraian tersebut
masing-masing harus dihitung volume pekerjaanya.

Yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan adalah


menguraikan secara rinci besar volume suatu pekerjaan.
Menguraikan, berarti menghitung besar volume masing-masing
pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.

Susunan uraian volume pekerjaan dapat dilakukan dengan


dua cara yaitu :

1. Susunan dengan cara lajur-lajur tabelaris.

2. Susunan dengan cara post-post.


Penyusunan uraian volume pekerjaan tersebut diurutkan
berdasarkan urutan (kronologis) pelaksanaan pekerjaan. Volume
pekerjaan disusun sedemikian rupa secara sistematis dengan lajur-
lajur tabelaris, dengan sistem pengelompokan mulai dari I.
PEKERJAAN PONDASI sampai X. PEKERJAAN PERLENGKAPAN
LUAR.

Koefisien Upah
Posted on Juli 29, 2009 | 27 komentar

Saya ingin menuangkan apa yang ada dalam pikiran saya mengenai ilmu pengetahuan kepada
saudara teman dan sahabat serta adik adik yang berkecimpung dalam dunia konstruksi
khususnya untuk menjadi ESTIMATOR yang baik.
Adapun langkah langkah untuk menjadi Estimator yang baik antara lain :
1. Mempunyai dasar ilmu pengetahuan keteknikan atau menyenangi pelajaran hitung
menghitung.
2. Dapat menuangkan Suatu pekerjaan IDE kedalam suatu format perhitungan.
3. Mempunyai Kerangka pemikiran sebagai seorang Estimator.
a) Mengetahui secara pasti dasar-dasar suatu koefesien bahan,upah dan peralatan didalam
harga satuan sehingga dapat mampu telusur pekerjaan tersebut.
b) Mempunyai informasi harga yang berkaitan dengan upah alat dari semua jenis pekerjaan.
c) Mempunyai literatur referensi pekerjaan spesilis.dll
Ada pertanyaan yang sering muncul didalam setiap orang yang ingin mengetahui dari
manakah koefesien-koefesien yang ada pada analisa harga satuan misalnya koefesien
upah,bahan, alat
1) KOEFESIEN UPAH
• Pekerja 1,5 OH ( Orang per Hari)
• Tukang 0,6 OH
• Kepala Tukang 0,06 OH
• Mandor 0,075 OH
2) KOEFESIEN BAHAN
• Batu belah 1,100 m3
• Semen Portland 136,000 Kg
• Pasir Pasang 0,544 M3

3) KOEFESIEN ALAT.
• Excavator 0,05 jam
• Dump truk 0,10 jam
Sekarang mari kita telusuri dari manakah angka koefesien –koefesien tersebut yang terdapat
pada koefesien upah, bahan, dan peralatan.
1) KOEFESIEN UPAH

a) Koefesien upah tersebut didapat dari hasil produksi dari kelompok pekerja untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan, sekarang mari kita telusuri apa saja yang mempengaruhi
koefesien upah antara lain :
i) Kualifikasi Tenaga Kerja
ii) Jumlah tenaga Kerja
iii) Kuantitas Jam Kerja
b) Untuk mengetahui lebih jelas Nilai upah
i) Satuan nilai Upah
Upah 1 hari kerja ( 8 jam Kerja termasuk istirahat 1 jam)ini hakekatnya tergantung dari harga
pasaran tenaga kerja setempat.
Ada 2 macam pengaruh utama yang bersifat umum yang mempengaruhi harga pasaran tenaga
kerja:
• INDEKS BIAYA HIDUP ( Berdasarkan hasil pengamatan upah, tenaga kerja minimum
adalah 4 Sampai 6 Kali kebutuhan bahan pokok( Misal Harga Beras) atau rata-rata 5 Kalinya.
• TINGKAT KEHIDUPAN
Tingkat kehidupan atau tingkat kemakmuran ini biasanya diukur berdasarkan pendapatan
rata-rata perkapita tiap tahun(Pendapatan kotor nasional atau Gross National Product(GNP)
tiap tahun dibagi jumlah penduduk.
• HARI ORANG STANDAR ( Standar Man day)
Di dalam sistim pengupahan yang baru telah diadakan penyederhanaan dalam menghitung
upah kerja ialah dengan mempergunakan satuan upah yang disebut hari orang Standar (
Standart Man day) disingkat OH atau MD.
1 OH = Upah pekerja standar dalam 1 hari kerja.
• JAM ORANG STANDART
4 Jam kerja efektif dalam 1 hari
Sehingga 1 Jam efektif adalah 1/4 dikali 4 s/d 6 (indeks biaya hidup) , sehingga didapat 1 s/d
1 ½ kali Bahan pokok.(Beras)
Diketahui Rata-rata 1 Jam Orang Standar adalah 1 ¼ Kg beras.

MACAM-MACAM TENAGA KERJA


Ini tergantung tingkat ketrampilan seseorang ( Pekerja, Tukang, Kepala Tukang, Mandor)
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI UPAH
1. Pengaruh Lamanya Kerja
2. Pengaruh lokasi Pekerjaan
3. Pengaruhnya adanya persaingan
4. Pengaruh kepadatan penduduk
5. Pengaruh tenaga pinjaman dan tenaga import
6. Pengaruh Lain

Rumus dan contoh penggunaan rumus umum untuk upah searang tenaga kerja :
UPAH/HARI = A1 x B x C x D x E x F x G
UPAH/JAM = A2 x B x C x D x E x F x G
A1 = Hari orang standar
A2 = Jam Orang standar
B = Macam tenaga kerja
C = Pengaruh lamanya kerja
D = Pengaruh Lokasi Pekerjaan
E = Pengaruh adanya persaingan tenaga kerja
F = Pengaruh Kepadatan penduduk.
G = Pengaruh tenaga pinjaman dari tenaga import

CONTOH PENGGUNAAN

Ambil permisalan : UPAH PEKERJA DI JAKARTA


Misal Harga beras di Jakarta 1 Kg = Rp 6,000 /kg
UPAH/HARI = A1 x B x C x D x E x F x G
1 OH = 5x Rp. 6000 x 1x1x1x1x1x1 = Rp 30,000,-/hari

Setelah kita mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi harga upah tenaga kerja sekarang
kita akan melihat dari mana koefesien-koefesien yang terdapat dalam analisa harga satuan.
Sebagai contoh di dalam BUKU BOW, harga upah untuk menyelesaikan 1 m3 galian tanah
dibutuhkan tenaga kerja :
Pekerja 0,75 OH
Mandor 0,025 OH
Adapun di dalam SNI 1 m3 Galian Tanah biasa sedalam 1 m :
Pembantu tukang (pekerja ) 0,4 OH
Mandor 0,04 OH

Timbul pertanyaan bagi kita darimanakah koefesien-koefesien itu muncul dari BOW dan SNI
?
Sekarang mari kita lihat analisa BOW 0,75 Pekerja dan 0,025 Mandor, koefesien indek
tersebut diatas mempunyai pengertian bahwa 0,75 pekerja dan 0,025 mandor akan
menghasilkan produksinya 1 m3 galian tanah dalam 1 hari. Kalau pekerja dan mandor
tersebut kita kalikan 40 Kali maka pekerja menjadi 30 orang dan mandor 1 orang jadi
asumsinya adalah produktivitas. Jadi dalam analisa BOW tersebut asumsinya
produktivitasnya adalah mengerjakan galian tanah sebanyak 40 M3 dibutuhkan tenaga kerja
30 Pekerja dan 1 mandor sehingga koefesien tersebut berdasarkan produktivitas yang mana
dengan Pekerja 30 Orang dan Mandor 1 orang dapat menyelesaikan 40 m3 dalam 1 hari.
Inilah asal usul koefesien upah yang ada pada analisa BOW untuk pekerjaan Tanah atau
Pekerja = 30 orang/ 40 m3* hari = 0,75 Orang hari ( OH)
Mandor =1 orang/40 m3 * hari = 0,025 Orang hari ( OH)
Jadi kita bias melihat apakah koefesien-koefesien yang ada didalam analisa BOW & SNI
masih layak digunakan atau tidak tergantung Estimasi kita dan diserahkan kepada Anda
masing-masing.

Sekarang coba kita lihat lagi analisa SNI, contohnya Pekerjaan galian tanah biasa dengan
kedalaman 1 m3.
Pekerja = 0,4 OH
Mandor = 0,04 OH
Artinya, untuk menyelesaikan galian biasa dengan kedalaman 1m3 kalau kita kalikan 100
maka perbandingan 40 pekerja dan 4 Mandor atau dengan tenaga 40 pekerja dan mandor 4
orang akan menghasilkan galian 100 m3 atau 25 m3 dengan tenaga 10 pekerja dan 1 mandor.
Pekerja = 10 orang/ 25 m3* hari = 0,4 Orang hari ( OH)
Mandor = 1 orang/25 m3 * hari = 0,04 Orang hari ( OH)

Sekarang kita sudah tahu bahwa untuk melaksanakan suatu pekerjaan tergantung
produktivitas dari tenaga kerja tersebut atau dengan kata lain untuk menghitung upah apakah
wajar atau tidak seorang mandor menawarkan suatu pekerjaan dengan harga wajar atau tidak.
Sebagai contoh kita akan melaksanakan suatu pekerjaan galian tanah biasa dan pekerjaan
pasangan batu kali kemudian mandor menawarkan harga upah borongan misalnya:
Galian tanah = Rp 25,000,-/ m3
Pasangan Batu kali = Rp 60,000,- / m3
Dimana diketahui pada suatu tempat sebutlah harga Pekerja Rp 30,000/hari, Mandor Rp
50,000/hari, Tukang Rp 45,000/hari , Kepala tukang Rp 50,000,-/hari.
Sekarang apakah harga yang ditawarkan oleh mandor tersebut wajar atau tidak ?
Mari kita lihat dari perbandingan analisa BOW atau SNI yang terdapat di dalam buku Analisa
BOW :
UPAH G 26 (Pasangan Batu kali)
Pekerja = 3,6 OH
Tukang = 1,2 OH
Kepala Tukang = 0,12 OH
Mandor = 0,16 OH
Mari kita kalikan masing-masing koefesien di atas dengan harga masing-masing upah
Pekerja = 3,6 OH x ( Rp. 30.000)
Tukang = 1,2 OH x ( Rp. 45.000)
Kepala Tukang = 0,12 OH x ( Rp. 50.000)
Mandor = 0,16 OH x ( Rp. 50.000)

Maka akan kita dapatkan harga upah tersebut totalnya Rp 176,000.


Dari total harga tersebut, sebesar Rp 176,000/ m3 kelihatan produktivitasnya terlalu kecil
karena realisasinya saat ini harga upah tersebut terlalu tinggi. Tetapi saya serahkan pada
masing-masing Anda apakah koefesien di BOW masih layak atau tidak.

Sekarang kita coba lagi koefesien upah yang ada di dalam SNI dengan jenis pekerjaan yang
sama yaitu Pasangan Batu kali :
Pekerja = 1,5 OH
Tukang Batu = 0,6 OH
Kepala Tukang = 0,06 OH
Mandor = 0,075 OH
Kalau harga pekerja, tukang, mandor, kepala tukang kita kalikan dengan koefesien di dalam
analisa SNI di atas maka akan kita dapatkan harga upah tersebut sebesar Rp 78,750,-. Harga
ini masih wajar pada saat ini dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa harga-harga upah
koefesien pada SNI saat ini masih wajar.

Dari hal-hal tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa koefesien tersebut didapat dari hasil
produktivitas kelompok pekerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan adanya
methode ini, maka Anda dapat memulai dan melihat apakah koefesien upah yang terdapat di
dalam BOW atau SNI masih RELEVAN atau TIDAK. Dalam menentukan perbandingan
koefesien–koefesien upah (berdasarkan pengalaman pribadi saya) memiliki perbandingannya
sebagai berikut :

1. Perbandingan Pekerja Dengan Mandor 1 berbanding 20.


2. Perbandingan Tukang dengan Kepala tukang 1 berbanding 10.

Perbandingan ini berdasarkan pengalaman saya pribadi. Kita ambil contoh, suatu pekerjaan
dengan produktivitasnya 40 m3/hari dengan jumlah tenaga kerja:

Pekerja = 20 orang
Tukang = 10 orang
Kepala Tukang = 1 orang
Mandor = 1 orang
Maka koefisien dari kelompok pekerja tersebut (yang akan kita gunakan dalam menghitung
harga upah suatu perkerjaan) adalah sebagai berikut :

Pekerja = 20 orang / (40 m3/hari) = 0,5 OH


Tukang = 10 orang / (40 m3/hari) = 0,25 OH
Kepala Tukang = 1 orang / (40 m3/hari) = 0,025 OH
Mandor = 1 orang / (40 m3/hari) = 0,025 OH

cara sederhana menghitung koefisien untuk harga


satuan pekerjaan

6 Votes

Mungkin ini hanya sedikit berbagi pengetahuan saja kalau memang benar
silahkan di ambil kalau memang salah mohon kiranya di beri masukan.

Misalnya kita akan menghitung koefisien dari galian tanah (M3) dengan
tenaga manusia.

Analisa Teknis Satuan Pekerjaan

Pertama adalah menganalisa alat apa yang dibutuhkan dalam


melaksanakan pekerjaan tersebut.

Cangkul! sudah pasti kita butuh cangkul untuk menggali tanah, hasilnya
tentu akan berbeda kalau kita menggunakan sendok untuk menggali
tanah.

kita mulai buat pertanyaan?

Seberapa banyak yang dapat diperoleh dari sebidang cangkul dalam hal
ini dengan satuan M3?
PRODUKTIFITAS

Anggaplah volume yang di peroleh dari sebidang cangkul adalah P = 200


mm L = 200 mm , ketebalan tanah yang bisa di angkat adalah 45 mm, jadi
dalam sebidang cangkul di peroleh 200 x 200 x 45 = 0,0018 M3 langsung
kita konversikan ke dalam Meter. Kalau begitu dalam sekali cangkul di
dapat tanah sebanyak 0,0018 M3.

Pertanyaan lagi? berapa kali tukang gali harus mencangkul untuk


memperoleh 1 M3? berarti 1M3/0,0018 M3 maka diperoleh 556 kali
mencangkul untuk mendapatkan tanah sebanyak 1 M3.

bagaimana cara mengubah nya agar menjadi satuan waktu, buat saja
pertanyaan lagi? Berapa waktu yang dibutuhkan tukang gali untuk sekali
mencangkul dan membuangnya? coba kamu peraktekkan pada sebidang
tanah. Pada tanah empuk tentu akan berbeda dengan tanah keras.
Baiklah asumsikan saja 1 menit!

kalau begitu kali kan saja dengan 556 tadi, maka waktu yang dibutuhkan
tukang gali adalah 556 menit, kemudian kita konversikan ke dalam jam,
maka akan di dapat hasil 9,26 Jam seorang tukang gali mencangkul 1 M3
tanah. kalau tanah keras silahkan asumsikan sendiri?

ANALISA HARGA

Kemudian analisa harga upah tukang gali anggaplah Rp. 70.000/HO atau
hari dalam standar kerja

Maka kita bisa konversikan ke dalam hari 70.000 / 9,26 = 7.650 HO/Jam,

Standar kerja berapa jam sih? 7 Jam, maka kalikan saja 7.650 X 7 =
52.920 HO

KOEFISIENNYA

Maka kita bisa tentukan Koefisiennya dengan membagi 52.920 : 70.000


= 0.7560

Sementara analisa SNI adalah 0,7500 (SNI revisi 6.1.1)


Sementara kalau untuk pengawas atau mandor biasanya di bagi 30
pekerja, artinya setiap mandor atau pegawas mengawasi setidaknya 30
orang pekerja maka akan diperoleh 0,7500 : 30 = 0.0250.

Begitulah kira-kira analisa untuk mencari besaran koefisien (angka indeks)


yang saya fahami.

Yang utama dalam menghitung ini adalah perhatikan satuan yang


digunakan untuk acuan BQ,

Anda mungkin juga menyukai