Anda di halaman 1dari 4

24

BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus

Suprajitno dan Sri Mugianti (2018), mengatakan desain riset merupakan

perencanaan utuh yang berisi tata cara menjawab pertanyaan riset (rumusan

masalah) dan mengatasi masalah yang timbul selama proses riset. Desain

penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan

rancangan penelitian yang mencangkup pengkajian satu unit penelitian secara

intensif misal satu klien, keluarga, kelompok, komunitas atau suatu institusi

(Nursalam, 2014). Penelitian ini adalah studi kasus yang menggunakan metode

penelitian deskriptif untuk mengeksplorasi pelaksanaan terapi insulin dirumah

pada pasien diabetes mellitus.

3.2 Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus dapat disebut juga sebagai partisipan dalam riset kualitatif

atau sampel dalam riset kuantitatif. Subjek penelitiaan yang digunakan pada studi

kasus dengan pendekatan mendalam ini ditentukan dengan teknik purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai

yang dikehendaki peneliti (Setiadi, 2007).

Pada studi kasus ini subjek adalah penderita diabetes mellitus di Kota Blitar

yang pernah memeriksakan kesehatannya di RSUD Mardi Waluyo Blitar. Subjek

yang sedang menjalani terapi insulin dirumah.


24

3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus studi dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan

terapi insulin dirumah pada pasien diabetes. Insulin sendiri merupakan hormon

yang berfungsi untuk mengubah gula menjadi energi, insulin juga memiliki peran

penting dalam menyeimbangkan kadar glukosa darah sehingga kadar glukosa

darah tetap berada dalam rentang yang normal. Pemberian suntik isulin dalam

sehari tidak ada ukuran pasti, bergantung pada kondisi penderita itu sendiri.

Karena diabetes disebabkan oleh beberapa hal dan setiap orang mungkin berbeda

penyebabnya maka dari itu pengobatan tiap penderita pun berbeda-beda. Waktu

dalam menyuntikan insulin adalah 20-30 menit sebelum makan. Keberhasilan

terapi insulin ini dapat diukur dari ketepatan waktu pelaksanaan terapi insulin

karena suntikan insulin terdapat beberapa jenis sesuai dosis dan waktu

pemberiannya. Ketepatan rute/cara perlu diperhatikan karena sudut ketika

menyuntikkan serta jarum yang kurang masuk ke dalam juga dapat menyebabkan

kadar gula darah menjadi naik karena insulin sangat lambat diserap oleh tubuh.

Ketepatan dosis, meski fungsi insulin untuk menurunkan glukosa darah tetapi

terlalu banyak dosis yang diberikan akan mengakibatkan penurunan glukosa darah

secara drastis sehingga penderita beresiko mengalami hipoglikemia serta

ketepatan rotasi, menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pelaksanaan terapi

insulin, karena mengulang-ulang suntikan pada area yang sama dapat terjadi

pembentukan gumpalan lemak atau lipohipertrofi kondisi ini akam membuat

insulin tidak diserap oleh tubuh secara maksimal bahkan bisa sampai merusak

ujung saraf. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik RSUD Mardi Waluyo Kota

Blitar dengan sasaran klien yang mengalami penyakit diabetes mellitus dengan
24

terapi insulin yang sedang rawat jalan di rumah sakit tersebut. Waktu pelaksanaan

studi kasus ini pada bulan Maret-April 2019, dengan waktu observasi masing-

masing klien selama tiga hari.

3.4 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan mengemukakan data, selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada dan dituangkan dalam opini pembahasan

(Alimul Aziz, 2012). Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan

disajikan dalam bentuk uraian kalimat. Analisa data dilakukan pada awal

pengkajian dan dilakukan pendokumentasian setelah melakukan terapi pemberian

insulin untuk mengetahui perkembangan dari responden. Teknik analisis yang

digunakan yaitu dengan menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang

diperoleh dari hasil wawancara, lembar observasi, dan studi dokumentasi. Hasil

data analisis selanjutnya diinterprestasikan dan dibandingkan dengan teori yang

ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi.

3.5 Etik Studi Kasus

Dalam melakukan peneliatian ini, etika yang harus diperhatikan oleh peneliti

terdiri dari:

1. Adil (justice)

Adil berarti subjek yang berperan dalam studi mendapat perlakuan yang

sama sesuai yang telah disusun dalam proposal, termasuk hak subjek dan

mempertimbangkan nilai moral.

2. Baik (beneficence)
24

Baik berarti segala yang dilakukan periset tidak menimbulkan kerugian

subjek, mengutamakan manfaat hasil periset, dan meminimalkan risiko.

3. Hormat (respect for person)

Hormat berarti menghormati hak subjek untuk menentukan keterlibatan

dalam studi kasus dan melindungi subjek yang memiliki ketergantungan

(dependent) dan rentan (vulnerable) (Suprajitno & Sri Mugianti, 2018).

4. Tanpa nama (anonimyty)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dan penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data dan hanya memberi

nomor kode pada masing-masing lembar tersebut (Alimul Aziz, 2012)

5. Kerahasiaan (confidientially)

Setiap orang meiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak

untuk tidak memberikan apa yang diketahui kepada orang lain. Maka,

peneliti tidak boleh menampilakan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subjek (Notoadmojdo, 2010)

Anda mungkin juga menyukai