ETIK UMB
01
Gunawan Wibisono SH MSi
Abstract Kompetensi
Dalam bab ini akan dipelajari Pada akhir pokok bahasan ini
bagaimana mengembangkan etika mahasiswa diharapkan mampu
dan membangun sikap profesional memahami etika dan sikap
sarjana, visi dan misi serta budaya profesionalisme sarjana
kerja
Salah satu masalah besar yang sedang dihadapi dunia kerja saat ini bukan
hanya kurangnya kaum profesional yang melayani kebutuhan orang banyak,
melainkan juga banyak diantra para profesional dengan mudahnya melanggar etika.
Andre Wongso pernah membahas soal profesi dan etika pada talkshow
rutinnya di radio Sonora. Beliau menjelaskan bahwa sebagai seorang profesional di
bidang apa pun kita diharapkan mampu melakukan tugas dan pekerjaan sesuai
dengan lingkup profesionalisme kita. Namun profesionalisme saja tidak cukup. Kita
juga harus bertanggung jawab secara etika dan moral. Jika tidak tegas dalam
mengontrol atau mengendalikan godaan pikiran negatif, kita akan mudah terjerumus
dalam pelanggaran-pelanggaran yang dapat mendatangkan akibat fatal bagi karir dan
masa depan kita.
Setiap profesional perlu memiliki etika profesi dan etos kerja dalam setiap
melaksanakan kegiatan atau pekerjaan. Etos kerja merupakan keyakinan yang
berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok orang, atau
sebuah institusi. Etika, etos kerja, dan sikap profesional, merupakan satu rangkaian
yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan kegiatan di berbagai
bidang.
1. Sarjana
2. Sikap Profesional
Dalam dunia kerja, kita dituntut untuk menjadi professional yang kompeten.
Artinya, kita tidak hanya dituntut untuk memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas dan pekerjaan, tetapi juga dituntut untuk memiliki sikap, perilaku,
dan pembawaan diri yang baik, sehingga semua hal ini menjadi “nilai tambah” bagi
kita. Selain itu, good attitude yang disertai dengan ketulusan juga akan meningkatkan
kredibilitas diri kita. Jelaslah bahwa sikap yang senantiasa positif sudah menjadi
tuntutan dalam dunia kerja.
Visi menggambarkan tujuan atau kondisi dimasa depan yang ingin dicapai. Visi
bisa dikatakan sebagai impian atau cita-cita, Visi memberikan gambaran yang jelas
dimasa mendatang. Pernyataan visi yang bagus tidak hanya menginspirasikan dan
menantang, namun juga sangat berarti. Pernyataan visi harus mampu menjadi
inspirasi dalam setiap tindakan yang dilakukan. Yang paling penting pernyataan visi
harus terukur sehingga kita bisa mengetahui apakah tindakan yang dilakukannya
dalam rangka mencapai visi atau misi tersebut.
Sebagai contoh, salah satu lembaga pendidikan formal di Jakarta memiliki visi,
menjadi universitas unggul dan terkemuka untuk menghasilkan tenaga profesional
yang memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat dalam persaingan global. Visi
tersebut dilengkapi butir-butir misi, yaitu :
4. Budaya Kerja
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam
suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat,
pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.
Disiplin
Disiplin adalah sikap taat pada hukum dan peraturan yang berlaku. Mahasiswa
yang disiplin akan datang kuliah tepat pada waktunya dan tepat jumlah kehadiran
kuliahnya dalam satu semester. Jika ada tugas kuliah, tugas tersebut juga akan
diserahkan tepat waktu. Perhatikan orang-orang yang sukses mencapai cita dan
tujuan hidupnya. Mereka adalah orang-orang yang disiplin.
Jujur
Jujur adalah suatu sikap apa adanya. Seseorang yang jujur, tidak pernah
mengurangi ataupun melebihkan perkataan dan tindakannya. Jika setiap mahasiswa
ketika menjalani pendidikannya menjunjung tinggi kejujuran, maka mungkin tidak perlu
ada pengawas dalam ujian. Tanpa diawasi, mahasiswa tidak akan menyontek, tidak
akan bertanya pada rekan mahasiswa lainya, karena semua peserta ujian
mengerjakan ujian sesuai kemampuan dirinya, apa adanya. Masalahnya belum semua
mahasiswa memiliki sikap ini. Oleh karena itu dalam ujian masih perlu pengawas.
Bicara soal kejujuran, Indonesia pun belum merupakan negara yang jujur. Terbukti
banyaknya kasus tindak pidana korupsi yang tumbuh dan menjamur secara
bergantian tiada henti-hentinya. Hal ini menandakan bahwa kejujuran belum tertanam
Sering terdengar orang tua menasehati anak supaya harus menjadi orang
yang jujur. Dalam mendidik dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang yang
jujur, kerap kali dikemukakan bahwa menjadi orang jujur itu sangat baik, akan
dipercaya orang, akan disayang orang tua, dan bahkan mungkin sering dikatakan
bahwa kalau jujur akan disayang/dikasihi oleh Tuhan.
Tanggungjawab
Kreatif
Ramah Lingkungan
Kearifan Lokal
Demikian pula suatu bangsa atau negara, memiliki keunikan yang merupakan
kearifan lokal mereka. Sebagai bangsa yang besar, besar dan luas wilayahnya, besar
jumlah penduduknya, Indonesia memiliki keaneka ragaman diberbagai hal. Berbagai
keunikan yang kita miliki perlu kita pelihara dan jadikan kekayaan bangsa. Dalam
kearifan lokal, terkandung pula kearifan budaya lokal. Budaya ini yang perlu kita
junjung tinggi untuk menunjukkan jat diri bangsa.
Kita adalah bangsa yang heterogen yang kaya raya baik dari suku, adat
istiadat dan budaya yang beragam, agama yang beragam namun tetap bersatu
dengan memelihara kearifan lokal dari setiap daerah provinsi yang tersebar di seluruh
nusantara ini yang kaya raya baik dari SDA (sumber daya alam), dan ditunjang oleh
Kekayaan dan kekuatan yang luar biasa tersebut telah diikat dalam bingkai
”Bhineka Tunggal Ika“ sebagai tali persatuan dan kesatuan yang kokoh dan wajib
dipelihara dan dilestarikan selama hayat masih dikandung badan untuk seluruh
masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Konstitusi
UUD 1945 dan Pancasila sebagai Dasar Negara RI. Profesionalisme Sarjana bagi
setiap sarjana dituntut dan wajib memiliki etika yang luhur serta cinta tanah air, bangsa
dan negara RI tanpa kecuali.
----------------------