Anda di halaman 1dari 22

HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAN FAKTOR-FAKTOR

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Makalah Ini Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi
Mikro Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Mohammad Yaskun, SE.

Oleh Kelompok 1 :
Fatma Ainun Nisak 071410183

Nita Dewi Putri 071410191

Nur Arista Amalia 071410192

PROGARAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKON OM I
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
NOPEMBER 2014
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1


1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan........................................................................................................... 2
1.3.2 Manfaat......................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3

2.1 Teori Permintaan dan Penawaran ..................................................................... 3


2.1.1 Teori Permintaan............................................................................................. 3
2.1.2 Teori Penawaran............................................................................................. 9
BAB 3. PEMBAHASAN...................................................................................... 12

3.1 Hukum Permintaan dan Penawaran ................................................................ 12


3.2 Faktor-faktor Permintaan dan Penawaran....................................................... 14
BAB 4. KESIMPULAN ....................................................................................... 17

4.1 Kesimpulan...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Hukum Permintaan Dan Penawaran Dan Faktor-Faktor
Permintaan Dan Penawaran” dengan lancar.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Lamongan.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan laporan praktek
lapang ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tulus
kepada:
1. M. Yaskun, selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan.
2. Anggota kelompok 1 selaku penyusun makalah yang tanpa lelah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu
penulis mengharap saran dan kritik yang membangun. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Lamongan, 28 Nopember 2014

Penyusun
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada kegiatan pertanian terdapat kegiatan agribisnis yang selalu berkaitan
dengan pasar. Kegiatan agribisnis mencakup kegiatan perekonomian pertanian
dalam memasarkan poroduk-produk pertanian. Produk-produk pertanian
dipasarkan dengan harga-harga tertentu berdasarkan perekonomian pasar.
Perekonomian pasar adalah sistem paling efisien untuk mengorganisasikan
aktivitas perekonomian. Aktivitas perekonomian meliputi kegiatan
penjualan, pembelian, tawar menawar dan lain-lain.
Di setiap transaksi perdaganagan dan penjualan identik dengan
kegiatan penawaran barang yang akan dijual kepada konsumen, begitu pula
dalam hal pembelian yang juga identik dengan kegiatan permintaan barang
ataupun jasa yang dibutuhkan. Penawaran sendiri merupakan sejumlah
barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Sedangkan permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu
dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada periode tertentu.
Permintaan dan penawarann akan saling bertamu dan akan membentuk suatu titik
pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).
Teori permintaan menerangkan sifat permintaan para pembeli terhadap
suatu barang. Adapun teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam
menawarkan suatu barang. Penggabungan permintaan dan penawaran
menunjukkan interaksi antara pembeli dan penjual dalam menentukan harga
keseimbangan dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan.
Telah diketahui bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan
yang berbeda. Ada banyak hal yang mempengaruhi munculnya kebutuhan
tersebut seperti adat istiadat, agama dan kepercayaan, alam dan peradaban.
Sebagaimana kebutuhan permintaan setiap konsumen tidaklah sama. Kebutuhan-
kebutuhan yang berbeda tersebut menjadi salah satu faktor penentu besarnya
permintaan ataupun penawaran. Kegiatan permintaan dan penawaran tidaklah
dilakukan begitu saja melainkan adanya pedoman-pedoman tertentu dalam
menentukan besarnya permintaan maupun penawaran. Hal tersebut dibahas dalam
hukum permintan dan penawaran.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimanakah hukum permintaan dan penawaran dalam kegiatan
perekonomian?
2. Apa saja faktor-faktor permintaan dan penawaran dalam kegiatan
perekonomian?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Mengetahui hukum permintaan dan penawaran dalam kegiatan
perekonomian
2. Mengetahui faktor-faktor permintaan dan penawaran dalam kegiatan
perekonomian
1.3.2 Manfaat
1. Bagi masyarakat dapat mengetahui hukum , faktor-faktor permintaan
dan penawaran sehingga dalam dapat melakukan kegiatan perdagangan
dengan baik dan benar.
2. Bagi penulis mengetahui mengenai hukum , faktor-faktor permintaan
dan penawaran dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam membuat makalah berikutnya
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Permintaan Dan Penawaran Pertanian


2.1.1 Teori Permintaan
1. Permintaan Konsumen dan Pasar
Permintaan konsumen didefinisikan sebagai kuantitas suatu barang
tertentu dimana sorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai
tingkat harga. Hubungan permintaan tersebut hanya menunjukkan hubungan
secara teoritis antara harga dan kuantitas yang dibelinya per unit waktu.

Harga dan kuantitas berbanding terbalik, oleh karena itu kurva permintaan
berslope negatif. Hubungan terbalik ini kadang-kadang disebut hukum
permintaan, dan hal ini bisa dijelaskan pada efek substitusi dan pendapatan dari
suatu perubahan harga.

Efek substitusi timbul karena konsumen mengalihkan pembeliannya ke


produk yang relatif lebih murah karena perubahan harga. Misalnya kalau harga
daging sapi baik kemungkinan sekali konsumen mengganti daging sapi dengan
daging kambing yang harganya lebih murah.

Efek pendapatan timbul karena suatu perubahan harga dari satu produk,
ceteris paribus, merubah pendapatan riil konsumen. Suatu penurunan harga
menaikkan daya beli dari sejumlah uang tertentu dan sebaliknya.

Efek substitusi dari suatu perubahan harga untuk suatu produk tertentu
selalu nagatif. Dengan suatu kenaikan harga, efek substitusi menurunkan kuantitas
yang dibeli, demikian sebaliknya. Efek pendapatan dari suatu harga biasanya
negatif. Suatu kenaikan harga menurunkan pendapatan riil, dan bahkan dengan
suatu hubungan positif yang biasa antara kuantitas dan pendapatan yang berlaku,
kuantitas dan harga akan bergerak dalam arah yang berlawanan. Demikian pula
sebaliknya jika terjadi penurunan harga.
Permintaan pasar adalah suatu penyamarataan konsep permintaan
konsumen. Hal ini didefinisikan sebagai pilihan berbagai kuantitas dari suatu
produk dimana semua konsumen di dalam suatu pasar tertentu ingin dan mampu
membeli pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus.

Hubungan-hubungan permintaan pasar ini bisa berarti permintaan dalam


suatu kota, desa, atau negara. Atau daerah pasar lainnya. Hubungan permintaan
digambarkan pada Gambar. 1. Kuantitas adalah fungsi harga, tetapi harga secara
konvensional diletakkan pada sumbu vertikal dan kuantitas pada sumbu horisontal
dari diagram fungsi permintaan (dan penawaran).

Harga

(Rp)

D (demand= permintaan)

Kua ntitas/Waktu

Gambar. 1. Kurve Permintaan

2. Perubahan Harga
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat permintaan dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok yakni:

1. Jumlah penduduk dan distribusinya menurut unsur, daerah geografis, jenis


kelamin dan lain-lain
2. Pendapatan konsumen dan distribusinya
3. Harga dan ketersediaan produk-produk lain dan jasa
4. Selera dan preferensi konsumen.
Kempat faktor tersebut dianggap tetap untuk suatu tingkat tertentu dari
fungsi permintaan, tetapi dengan perjalanan waktu, perubahan permintaan
merupakan aspek penting dari perubahan harga.
Pergeseran permintaan yang sederhana ditunjukkan pada Gambar 2.
Kenaikan permintaan berarti bahwa kurva permintaan bergerak ke kanan.
Konsumen akan membeli lebih banyak lagi produk tertentu pada tingkat harga
yang sama, atau mereka akan membeli kuantitas yang sama pada tingkat harga
yang lebih tinggi. Sementara itu penurunan permintaan (bergeser ke kiri)
mempunyai pengaruh yang berlawanan.

Harga

(Rp)

D3 D1 D2

Kuantitas/Waktu

Gambar 2. Perubahan Permintaan

Pada hampir semua produk-produk pertanian, pendapatan dan


permintaannya berhubungan secara positif, karena itu suatu kenaikan pendapatan
akan menggeser permintaan ke kanan. Tetapi untuk beberapa produk adalah
sebaliknya. Produk-produk tersebut disebut barang inferior karena konsumen
membeli lebih sedikit jika pendapatannya naik. Contoh barang inferior adalah
gaplek.

3. Permintaan Spekulasi
Permintaan spekulasi merupakan suatu permintaan yang dikaitkan dengan
penggunaan dan harga yang diharapkan pada masa yang akan datang. Karena
sejumlah produk pertanian dihasilkan secara musiman tetapi dikonsumsi
sepanjang tahun, maka konsep permintaan spekulasi secara khusus mendapat
perhatian para ekonom pertanian.
Suatu fungsi permintaan dapat diinterpretasikan sebagai permintaan untuk
penggunaan sekarang dan untuk tujuan-tujuan spekulasi. Pengasumsian
permintaan spekulasi tergabung dalam fungsi permintaan, faktor-faktor tambahan
dapat menambah/memperbesar pergeseran permintaan (bahkan merubah harga-
harga).

Kesimpulannya suatu fungsi permintaan dapat bergeser dengan adanya


perubahan spekulasi. Spekulasi yang tidak tepat dalam mengantisipasi kejadian-
kejadian pada masa yang akan datang dapat meningkatkan variabilitas harga,
tetapi spekulasi yang mengantisipasi masa depan dengan tepat menurunkan
variabilitas harga.

4. Permintaan Turunan (derived demand)


Permintaan turunan (derived demand) digunakan untuk menunjukkan
skedul permintaan akan input yang digunakan untuk memproduksi produk-produk
akhir.

Suatu kurva permintaan turunan bisa berubah karena kurva permintaan


dasar (primary demand) bergeser atau karena perubahan margin pemasaran.
Secara empiris, hubungan-hubungan permintaan turunan bisa diestimasi, juga
secara tidak langsung dengan pengurangan margin yang tepat dari skedul
permintaan dasar, atau secara langsung dengan penggunaan data harga dan
kuantitas yang diterapkan pada tahap (stage) yang tepat dari pemasaran. Misalnya
harga-harga dan kuantitas pedagang besar dapat digunakan untuk memperkirakan
permintaan turunan pada suatu tingkat menengah, sementara itu data harga-harga
dan kuantitas perusahaan pertanian bisa digunakan untuk mengestimasi kurva
permintaan yang dihadapi produsen.

Elastisitas Permintaan

1. Elastisitas Harga

Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang


diminta dengan persentase perubahan harga
% perubahan jumlah produk yang diminta

e =

% perubahan harga

Besar atau kecilnya elastisitas pada suatu persentase harga tertentu,


tergantung pada besar kecilnya persentase perubahan jumlah barang yang diminta.
Semakin besar nilai e berarti permintaan makin elastis, demikian sebaliknya
dikatakan kurang elastis bila e kecil. Jika e>1, maka permintaan elastis, dan
permintaan tidak elastis (in elastis) jika e<1.

Koefesien elastisitas sering dituliskan negatif. Hal ini menunjukkan


bahwa jika harga naik, maka jumlah produk yang diminta turun, demikian pula
sebaliknya jika harga turun maka jumlah produk yang diminta naik.

Pengukuran koefesien elastisitas dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Elastisitas titik (point elasticity) yaitu menggunakan elastisitas pada satu titik
pada kurva permintaan.
2. Elastisitas busur (arc elasticity) yaitu elastisitas antara 2 titik pada kurva
permintaan.
Koefesien elastisitas sama dengan satu (unitary elasticity) menunjukkan
bahwa setiap perubahan harga membawa perubahan proporsional dalam jumlah
produk yang diminta. Bagi penjual, kurva permintaan seperti ini memberikan
penerimaan yang konstan apakah harganya tinggi atau rendah.

Di dalam teori ada koefesien elastisitas sama dengan nol dan tak terhingga
(~). Koefesien elastisitas sama dengan nol menunjukkan bahwa kurva
permintaannya merupakan garis vertikal yang berarti bahwa berapapun harga
produk, jumlah yang diminta tidak akan berpengaruh. Sebaliknya pada koefisien
elastisitas tak terhingga, perubahan harga produk mempunyai dua akibat yaitu
jumlah yang diminta tak terhingga atau sama dengan nol, dan kurva
permintaannya berbentuk garis horisontal.
2. Elastisitas Silang (cross elastiscity) atas Permintaan
Elastisitas silang (cross elastiscity) atas permintaan adalah perbandingan
antara persentase perubahan jumlah yang diminta atas produk X dengan
persentase perubahan harga produk Y (yang berhubungan).

% perubahan jumlah produk yang diminta atas produk X

e =

% perubahan harga produk Y

Di dalam arti ekonomi, selain besar kecilnya koefesien elastisitas silang


maka tandanya (positif atau negatif) adalah lebih penting, karena tandanya
tersebut menunjukkan sifat hubungan antara kedua produk tersebut. Tanda yang
positif berarti produk X dan Y adalah substitutif, sedangkan bila tandanya negatif
maka produk X dan Y adalah komplementer. Semakin besar koefesien elastisitas
itu maka semakin erat hubungan kedua produk yang bersangkutan.

3. Elastisitas Pendapatan Atas Permintaan

Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang


diminta dengan persentase perubahan pendapatan. Di Indonesia, kita sudah
mempunyai taksiran-taksiran koefesien elastisitas pendapatan yang lebih baik
ketimbang koefesien elatisitas harga dan silang atas permintaan. Elastisitas
pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:

% perubahan jumlah produk yang diminta

e =

% perubahan pendapatan

Elastisitas pendapatan atas permintaan tandanya hampir selalu positif.


Konsumen yang pendapatannya naik, maka daya belinya naik dan ia akan
membeli barang-barang konsumsi lebih banyak.
Konsep elastisitas atas permintaan ini sangat penting di dalam ekonomi
karena mampu menerangkan perbedaan perilaku ekonomi dari berbagai golongan
pendapatan masyarakat dalam pembelian produk-produk. Untuk permintaan
bahan makanan terutama beras di Indonesia, elastisitasnya rendah. Menurut
Mubyarto, elastisitasnya sebesar 0,65, jadi makin tingginya pendapatan maka
semakin rendah elastisitasnya. Di Indonesia seperti kebanyakan negara-negara
sedang berkembang lainnya, koefesien elastisitas pendapatan atas permintaan
untuk beberapa bahan makanan ditaksir dengan elastisitas pengeluaran
(expenditure elasticity). Yang dimaksud dengan elastisitas pengeluaran ini adalah
perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang diminta dengan
persentase perubahan pengeluaran konsumen.

4. Koefesien Fleksibilitas Harga

Harga dianggap sebagai faktor penyebab perubahan dan jumlah produk


yang diminta berubah naik atau turun tergantung pada perubahan harga jika kita
menghitung elastisitas harga. Jadi harga merupakan variabel independen,
sedangkan jumlah produk yang diminta merupakan variabel dependen. Penetapan
tingkat harga tertentu akan menentukan jumlah produk yang dapat diserap atau
akan ditampung pasar. Pada fleksibilitas harga, harga menjadi variabel dependen
yang tergantung pada jumlah produk sebagai variabel independen. Fleksibilitas
harga ini disebut juga elastisitas jumlah yang merupakan kebalikan dari elastisitas
harga. Fleksibilitas harga dirumuskan sebagai berikut:

% perubahan harga

f =

% perubahan jumlah

Hubungan antara elastisitas harga dan fleksibilitas harga dapat dituliskan


sebagai berikut:
Elastisitas harga 0 0,5 1 2,0

Fleksibilitas ~ 2,0 1 0,5

Tinggi rendahnya fleksibilitas harga ini sangat penting bagi petani karena hasil-
hasil pertanian yang bersifat musiman dapat mengakibatkan fluktuasi harga yang
besar.

2.1.2 Teori Penawaran


1. Kurva Penawaran dan Elastisitas Penawaran
Elastisitas harga atas penawaran sama dengan nol jika kurva penawaran
merupakan garis vertikal (harga tidak mempengaruhi jumlah yang ditawarkan),
sedangkan jika kurva penawarannya merupakan garis horisontal maka elastisitas
harga atas penawaran tak terhingga ( ~ ).

Perbedaan penting antara kurva permintaan dan penawaran dalam


menaksir koefesien elastisitas adalah: pertama, pentingnya faktor waktu dalam di
dalam penawaran, kedua pengaruh harga terhadap jumlah yang ditawarkan
biasanya tak dapat dibalikkan (irreversible).

Faktor waktu dalam penawaran sangat penting karena produk-produk


pertanian bersifat musiman, yaitu bulanan atau triwulan atau tahunan sehingga
suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya
penawaran kalau panen belum tiba. Hal ini menunjukkan bahwa elastisitas harga
atas penawaran adalah inelastis dalam jangka pendek. Selain itu pengaruh harga
tidak dapat dibalikkan karena kenaikan jumlah yang ditawarkan, maka penurunan
harga tidak akan mengembalikan jumlah yang ditawarkan ke tingkat semula.

2. Penawaran dan Peranan Lembaga Pemasaran.


Persoalan lain yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan penawaran
adalah peranan lembaga pemasaran (pedagang). Harga yang terjadi di pasar
merupakan perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran. Dalam
kenyataannya terdapat harga pada tingkat petani/produsen (producers price) dan
harga pada tingkat eceran (retail price) di samping harga pedagang.

Pembentukan harga yang murni terjadi pada tingkat harga perdagangan


besar, (whole sale price) karena hanya pada tingkat ini terdapat persaingan yang
agak sempurna. Harga konsumen dan harga tingkat petani biasanya tinggal
memperhitungkan dari harga perdagangan besar dengan menambah dan
mengurangi margin pemasaran.

Elastisitas Harga atas Penawaran

Rumus elastisitas harga atas penawaran sebagai berikut:

% perubahan jumlah yang ditawarkan

e =

% perubahan harga

Makin besar koefesien elastisitas ini makin elastis kurva penawaran,


artinya perubahan harga yang reatif kecil mengakibatkan perubahan jumlah yang
ditawarkan relatif besar. Elastisitas harga atas penawaran juga mengandung efek
substitusi dan efek pendapatan.

Efek substitusi dalam penawaran misalnya jika terjadi penurunan harga


beras maka petani akan mengganti tanaman padinya dengan kedele yang relatif
lebih menguntungkan, begitu pula sebaliknya. Sementara itu efek pendapatan dari
suatu perubahan harga produk pertanian dapat bersifat positif atau negatif. Di
dalam teori ekonomi, jika efek pendapatan dapat menkompensir nilai positif dari
efek substitusi maka terjadilah kurva penawaran yang berbalik (backward bending
supply curve) dimana kenaikan harga produk pertanian justru menurunkan jumlah
yang ditawarkan.
1. Elastisitas Silang dari Penawaran
Elastisitas silang dari penawaran adalah perbandingan antara persentase
perubahan jumlah produk X yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga
produk Y, yang bisa dirumuskan sebagai berikut:

% perubahan jumlah produk X yang ditawarkan

e =

% perubahan harga produk Y

Jika elastisitas ini positif maka barang X dan barang Y merupakan barang yang
dihasilkan bersama (joint product). Misalkan beras dan dedak yang dihasilkan
bersama dalam penggilingan padi. Sedangkan jika elastisitas silang ini negatif
menunjukkan bahwa kenaikan harga barang Y mengakibatkan penurunan jumlah
barang X yang ditawarkan, maka barang X dan Y adalah bersaing. Misalkan padi
dan cengkeh.

Besar kecilnya koefesien elastisitas mengukur tingkat keeratan hubungan


kedua produk pertanian itu. Jika hanya satu jenis tanaman yang dapat di tanam
pada tanah pertanian, maka elastisitas silangnya adalah nol.
BAB 3.PEMBAHASAN

3.1 Hukum Permintaan dan Penawaran


3.1.1 Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu
harga dan waktu tertentu. Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan
tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan
jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta
sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat.

Dengan demikian hukum permintaan berbunyi : “semakin turun tingkat


harga, maka semakin banyak jumlah barang yang bersedia di minta, dan
sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang
bersedia di minta.”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum
permintaan terseut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak
berubah (dianggap tetap). Hukum Permintaan akan berlaku, apabila terpenuhi
syarat-syarat Cateri Paribus:
1. Pendapatan konsumen tetap
2. Kebutuhan konsumen tetap
3. Selera kosumen tetap
4. Harga barang-barang lain tetap
5. Tidak ada barang pengganti
6. Perubahan harga dianggap tidak akan berkelanjutan
7. Barang yang dibeli bukan merupakan barang Prestige

Skedul dan Kurva Permintaan


Ada suatu hubungan jelas antara harga suatu barang dan jumlah barang
yang diminta, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga
dan kuantitas yang dibeli disebut sebagai skedul atau tabel permintaan. Skedul
atau tabel permintaan yang digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva
permintaan. Kurva permintaan digambarkan sebagai garis yang bergerak dari kiri
atas ke kanan bawah atau memiliki slope negatif.

Tabel 1. Skedul Permintaan Barang A, B, C, D, dan E


Situasi Harga (P) (dalam rupiah) Kuantitas (Q) (dalam unit)
A 500 9
B 400 10
C 300 12
D 200 15
E 100 20

3.1.2 Penawaran
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada
suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu.
Hukum penawaran adalah semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan
semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang
ditawarkan semakin sedikit. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara
jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.
Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi: “Semakin tinggi
harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan, sebaliknya
semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang tersedia
ditawarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang
memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).

Skedul dan Kurva Penawaran


Terdapat suatu hubungan yang jelas antara harga suatu barang dengan
jumlah yang ditawarkan, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan
antara harga dan kuantitas yang dijual atau ditawarkan ini disebut sebagai skedul
penawaran. Skedul penawaran yang digambarkan secara grafik disebut sebagai
kurva penawaran. Kurva penawaran digambarkan sebagai kurva yang bergerak
dari kanan atas ke kiri bawah atau memiliki slope positif.

Tabel 2. Skedul Penawaran terhadap Jagung


Situasi Harga (P) (dalam rupiah) Kuantitas (Q) (dalam unit)
A 500 18
B 400 16
C 300 12
D 200 7
E 100 0

Tabel 2. memperlihatkan kuantitas jagung yang diproduksi dan dijual produsen


pada berbagai tingkat harga. Perhatikan bahwa Tabel 3.2.1 memperlihatkan
hubungan langsung atau positif antara harga dan kuantitas yang ditawarkan.

3.2 Faktor-faktor Permintaan dan Penawaran


a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan :
1. Perilaku konsumen
Saat ini pakaian model pendek memang sedang trend dan banyak
yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin pakaian tersebut
sudah dianggap kuno dan ketinggalan zaman.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika cabe merah dipasaran sedang tidak ada atau harganya sangat
mahal maka permintaan untuk bawang merah dan bawang putih akan
menurun.
3. Pendapatan atau penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan yang besar maka dia dapat
membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya
rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang
dibelinya sehingga tidak terlalu banyak pengeluarannya.
4. Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan
menimbun atau membeli cukup banyak ketika harganya masih rendah
misalnya seperti sembako ketika ingin menjelang hari raya.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran :


1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka
produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang
mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan
produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa
menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan
harga.
2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya
(profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang
besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya
laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang
rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan
rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi
sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan
konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah
maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah
sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun
dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan
mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan
harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat
berbagai faktor.
BAB 4. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Hukum permintaan “semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak
jumlah barang yang bersedia di minta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga
semakin sedikit jumlah barang yang bersedia di minta” sedangkan hukum
penawaran “semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia
ditawarkan, sebaliknya semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah
barang yang tersedia ditawarkan”. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
permintaan yaitu perilaku konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis
pengganti dan pelengkap, pendapatan atau penghasilan konsumen, perkiraan
harga di masa depan, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
penawaran, biaya produksi dan teknologi yang digunakan, tujuan perusahaan,
pajak, ketersediaan dan harga barang pengganti / pelengkap, prediksi / perkiraan
harga di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Nuryani, S. 2005. Analisa Keseimbangan Sistem Permintaan dan Penawaran


Beras di Indonesia. Agro Ekonomi 23(1) :120-129

Saldi, F. 2013. Hukum Permintaan dan Penawaran. Jurnal Teori Organisasi


Umum 2:1-7.
Syafar, A. 2013. Permintaan Dan Penawaran Hasil Pertanian. http://asfarsyafar.
blogspot.com/2013/10/permintaan-dan-penawaran-hasil-pertanian.html
di akses 28 februari 2014

Anda mungkin juga menyukai