Komunitas 1
Komunitas 1
4. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dan lahan merupakan kebakaran permukaan dimana api
membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan (misalnya: serasah,
pepohonan, semak, dan lain-lain), Api kemudian menyebar tidak menentu
secara perlahan di bawah permukaan (ground fire), membakar bahan
organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar/pohon
yang bagian atasnya terbakar.
5. Kekeringan
Kekeringan merupakan suatu kondisi dalam kurun waktu yang
panjang, bulan atau tahun, dimana suatu daerah mengalami kekurangan
air. Pada umumnya, hal ini terjadi ketika daerah tersebut secara terus-
menerus mengalami hujan di bawah rata-rata. Hal ini bisa mengakibatkan
dampak substansial terhadap ekosistem dan pertanian dari daerah yang
terkena bencana kekeringan. Kekeringan bisa berlangsung selama
beberapa tahun, atau walaupun pendek, bencana kekeringan yang hebat
bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan dan merugikan ekonomi
lokal.
6. Tanah Longsor
Tanah Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan, tanah, material campuran tersebut bergerak ke bawah atau
keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah air yang meresap ke dalam
tanah yang dapat menambah bobot tanah, jika air tersebut menembus sampai
tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin
dan pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti kemiringan lereng dan keluar
lereng. Dengan demikian, faktor utama penyebab terjadinya tanah longsor adalah
jenis tanah pada lapisan atas permukaan (top soil), vegetasi penutup, kemiringan
lereng, dan tinggi rendahnya curah hujan.
3. Kerugian
Indeks Kerugian diperoleh dari komponen ekonomi, fisik dan lingkungan.
Komponen-komponen ini dihitung berdasarkan indikator-indikator berbeda
tergantung pada jenis ancaman bencana. Sama halnya dengan indeks penduduk
terpapar, indeks kerugian baru dapat diperoleh setelah Peta Bahaya untuk setiap
bencana telah selesai disusun. Penjabaran setiap komponen indeks kerugian
dijelaskan sebagai berikut :
1) Komponen Ekonomi
Komponen ekonomi berisikan indikator luas lahan produktif (terutama
lahan pertanian) dan kontribusi PDRB per sektor yang dihitung dalam satu
satuan rupiah. Komponen ini ditunjang dengan indeks kerugian. Indeks
Kerugian baru dapat diperoleh setelah Peta Bahaya untuk setiap bencana
telah selesai disusun.
2) Komponen Fisik
Komponen fisik berisikan indikator rumah, fasilitas umum dan fasilitas
kritis. Indikator-indikator tersebut dirincikan sebagai berikut:
a. Rumah, dikelompokkan menjadi 3 yaitu rumah permanen, semi
permanen dan tidak permanen yang dihitung dalam satu satuan
rupiah.
b. Fasilitas umum, misalnya fasilitas kesehatan, pendidikan, fasilitas
ibadah dan fasilitas kantor yang dihitung dengan standar harga di
kabupaten bersangkutan dalam satu satuan rupiah.
c. Fasilitas kritis, meliputi : pelabuhan, bandara, jaringan listrik dan
PLN, jaringan air bersih (PAM) dan jaringan telekomunikasi yang
dihitung dengan standar harga di kabupaten bersangkutan dalam
satu satuan rupiah.
d. Komponen Lingkungan
Komponen lingkungan tersusun dari indikator-indikator penutupan
lahan (hutan lindung, hutan alam, hutan bakau/mangrove, semak
belukar, dan rawa). Untuk indeks kerugian lingkungan setiap jenis
ancaman itu berbeda-beda. Indeks kerugian lingkungan ini didapat
dari rata-rata bobot jenis tutupan lahan. Parameter konversi indeks
kerugian lingkungan digabung melalui faktor-faktor pembobotan
yang ditunjukkan pada persamaan untuk masing-masing jenis
ancaman di bawah ini.
Dari gambar di atas dapat jelaskan bahwa tingkat ancaman setiap bencana
yang berpotensi di Kabupaten Malang adalah:
a. Tingkat ancaman bencana letusan gunung api adalah RENDAH. Hal
ini disebabkan karena indeks ancamannya adalah sedang dan indeks
penduduk terpaparnya rendah.
b. Tingkat ancaman bencana gelombang ekstrim dan abrasi dan tsunami
adalah SEDANG. hal ini disebabkan karena indeks ancamannya
sedang dan indeks penduduk terpaparnya juga sedang.
c. Tingkat ancaman bencana banjir, epidemi dan wabah penyakit, dan
tanah longsor adalah SEDANG. Hal ini disebabkan karena indeks
ancamannya adalah rendah dan indeks penduduk terpaparnya tinggi.
d. Tingkat ancaman bencana cuaca ekstrim, gempa bumi, dan kekeringan
adalah TINGGI. Hal ini disebabkan karena indeks ancaman adalah
sedang dan indeks penduduk terpaparnya tinggi
e. Tingkat ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan adalah TINGGI.
Hal ini disebabkan karena indeks ancamannya adalah tinggi dan indeks
penduduk terpaparnya tinggi.
2. Tingkat Kerugian