Mardiyono
ABSTRAK
ABSTRACT
Kampung KB is designed as an effort to empower the community / family in the periphery to the management of
family planning programs or other programs that are appropriate to the problems in the region. Its activities are
managed on the basis of the principle of, by, and for society itself, as the ultimate goal of course the development
of society itself. The government only stimulates and mentoring, the rest is the responsibility of the community
itself to be more independent in the management of the program. With qualitative research approach method, the
study is conducted by applying the operational research stages in order to evaluate the intervention of the
success of Kampung KB program in Malang and Bondowoso. The purpose of this research is to improve the
achievement of KKBPK program and other related programs in order to create quality small family. The results
of the research is the success of the village is determined by the active role of the community in various levels, the
need for program intervention, funds, facilities, infrastructure, IEC, advocacy and mobilization of SKPDKB
and cross-sector with the target of collective and sustainable cultural movement, regarded as community
initiative itself is not merely a government program. The role of the Regent / Mayor is very important with the
Pokja Kampung KB Kabupaten / Kota team by involving the DPRD members sitting together to schedule the
intervention program in the village of KB as well as to maintain the continuity of the program. Required
assistance for KKBPK program implementation in field line and "Skill" training in other UPPKS and Poktan
groups as well as provision of APBD funds in support of advocacy, IEC and mobilization in the kampong area
of KB.
Keywords: Kampung KB, Family Empowerment
PENDAHULUAN menetapkan segala aspek dalam perencanaan
program pembangunan di Pemerintah Daerah
Badan Kependudukan dan Keluarga dari level kabupaten/kota hingga provinsi.
Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah Salah satu faktor stagnannya program KKBPK di
satu Lembaga Non Kementerian yang mendapat Indonesia dewasa ini ditandai dengan Angka
mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Fertilitas Total (TFR) dalam periode tahun 2002
Pembangunan (Nawacita) Pemerintah periode sampai dengan tahun 2012 tidak menunjukkan
2015-2019, terutama pada Agenda Prioritas ke-3 perubahan yang berarti. Berdasarkan data
“Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia saat
Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam ini mencapai 1,49% atau 4,5 juta jiwa per tahun
rangka Negara Kesatuan”, Agenda Prioritas ke- atau setara dengan jumlah penduduk di Singapura.
5 “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Pemerintah menargetkan pertumbuhan
Indonesia” serta Agenda Prioritas ke-8 ”Revolusi populasi dapat ditekan menjadi 1,1%.
Karakter Bangsa” melalui Pembangunan Program Kependudukan, Keluarga
Kependudukan dan Keluarga Berencana. Dalam Berencana dan Pembangunan Keluarga
upaya mewujudkan agenda prioritas tersebut, (KKBPK) pada saat ini sudah mulai menurun
BKKBN harus dapat melaksanakan Strategi dan gaungnya tidak terdengar seperti dulu lagi,
Pembangunan Nasional 2015-2019 (pada sehingga harus direvitalisasi kembali serta
Dimensi Pembangunan Nasional) dengan fokus diadakan gerakan-gerakan untuk kembali
penggarapan pada Dimensi Pembangunan menggalakkan program KKBPK tersebut.
Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Lini lapangan (below the line) menjadi tema
Mental) untuk diintegrasikan ke dalam Program sentral pembangunan program Kependudukan,
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Keluarga berencana, dan Pembangunan
Pembangunan Keluarga (KKBPK). Keluarga (KKBPK) sejak 2010-an. Sejumlah
Sejalan dengan langkah strategis ke kegiatan monumental digulirkan. Pada saat
depan BKKBN memiliki tanggung jawab untuk yang sama, kegiatan-kegiatan yang bersentuhan
lebih berperan aktif pada 1) penguatan langsung dengan masyarakat digalakkan.
pemahaman fungsi-fungsi keluarga terutama Kampung KB termasuk salah satu terobosan
dalam hal penguatan mental dan karakter yang didesain khusus untuk menggerakkan
seluruh anggota keluarga, 2) pembinaan anak program KKBPK di tingkat dusun alias
usia dini melalui Bina Keluarga Balita (BKB) kampung.
Holistik Integratif agar terbentuk karakter anak Kampung KB ini mencoba memadukan
sejak usia dini, 3) pembinaan bagi keluarga yang konsep pembangunan terpadu bidang
memiliki remaja, serta pembinaan langsung Kependudukan. Keluarga Berencana dan
kepada remaja dalam penyiapan generasi Pembangunan Keluarga (KKB-PK). Kampung KB
bangsa yang berkualitas melalui kegiatan merupakan salah satu upaya menjadikan program
Generasi Berencana atau GenRe, dan 4) KKB-PK sebagai program yang diselenggarakan
pembinaan melalui keluarga yang memiliki dari, oleh, dan untuk masyarakat. Kampung KB
lansia, peningkatan ketahanan ekonomi berupaya memberdayakan dan memberikan
keluarga melalui kegiatan-kegiatan UPPKS, kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh
serta pengembangan Pusat Pelayanan Keluarga pelayanan total program KB sebagai upaya
Sejahtera (PPKS). mewujudkan keluarga sejahtera yang berkualitas.
Isu pertambahan jumlah penduduk saat Selanjutnya dalam majalah Majalah
ini sudah mulai menjadi topik sentral dalam Warta Kencana Edisi 12 Tahun IV/April 2013
intervensi yang dilakukan sebagi berikut : PIK/R “Tunas Harapan” di Balai Desa Leparak
a. Kampung KB di RW 08, Kelurahan Kotalam, tgl 27 Juni 2016 dalam rangka temu Genre
Kecamatan Kedungkandang Kota Malang,
Tahap Monitoring
tempat pencanangan kampung KB intervensi
yang telah dilakukan : (1). Sosialisasi dan Dalam tahap monitoring ini untuk
penyuluhan tentang program KKBPK. (2). melihat keberhasihan wilayah kampung KB
Staf meeting tematik kampung KB dengan yang telah di intervensi oleh SKPD KB maupun
kader PPKBD dan sub PPKBD yang lintas sektoral apakah ada peningkatan apa
dilaksanakan setiap bulan. (3). Rakor di Balai tidak. Ada 3 indikator untuk monitoring yaitu
Kelurahan yang dihadiri oleh kader menilai keberhasilan input, keberhasilan proses
PPKBD/Sub PPKBD setiap 2 bulan sekali. (4). dan keberhasian out put.
Peningkatan pelayanan KB khususnya KB Apabila dilihat di wilayah kampung KB
MKJP. (5). Pembentukan kelompok BKB, RW 8, Kelurahan Kotalama, Kota Malang dari
BKR, BKL, dan UPPKS “Nusa Indah”. (6). sisi keberhasilan input yaitu jumlah PLKB/PKB
Pelatihan Tehnis Pengelola Kampung KB. masih belum proporsional, namun setelah
(7).Dinas pertanian telah melakukan adanya kampung KB ini seluruh PLKB/PKB
penyuluhan secara rutin kepada warga di RW bahu membahu untuk mensukseskan program
08 tentang pembuatan sabun dari daun sirih, KKBPK di wilayah tersebut dan dibantu kader
juga diajarkan pembuatan telur asin, sambel yang begitu antusias untuk mensakseskannya,
pecel dan minyak goreng dan hasilnya dan sudah banyak kunjungan dari propinsi lain
bekerjasama dengan dinas perdagangan dan juga dibuat praktek pelatihan kampung KB
dipasarkan lewat pameran (8). Dinas dari Balai Diklat Malang, dari dukungan
Perhubungan kota Malang juga telah operasional (anggaran) untuk program KKBPK
memberikan papan petunjuk arah “kampung dari APBD dan APBN maupun sumber dana lain
KB” agar lebih dikenal (9). Dinas Pertamanan masih kecil dan belum berfokus ke wilayah
kota Malang memberikan bibit tanaman kampung KB. Ketersediaan alat dan obat
Lombok sebanyak 100 biji diberikan kepada kontrasepsi, Jamkesda, jamkesmas, maupun
warga RW 08 untuk meningkatkan kelangkaan sarana pendukung lainnya di wilayah kampung
tanaman Lombok KB ini tidak ada masalah letaknya dekat dengan
b. Kampung KB dusun Parseh, Desa Leprak, Pustu maupun Puskesmas .
Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso, Jika dilihat dari indikator keberhasilan
tempat pencanangan kampung KB intervensi proses, maka terdapat peningkatan frekuensi
yang telah dilakukan yaitu : (1). Sosialisasi dan kualitas kegiatan advokasi dan KIE yang
dan penyuluhan tentang program KKBPK. dulu PKB/PLKB jarang berkunjung di wilayah
(2). Staf meeting dengan kader PPKBD dan kampung KB RW 8 Kelurahan Kotalama Kota
sub PPKBD yang dilaksanakan setiap bulan. Malang, setelah wilayahnya terpilih menjadi
(3). Rakordes di Balai Desa Leprak yang kampung KB menjadi sering berkunjung, juga
dihadiri oleh kader PPKBD/Sub PPKBD membentuk kelompok kegiatan baru yaitu BKB,
setiap 2 bulan sekali. (4) Melakukan pelayanan BKR, BKL, UPPKS “Nusa Indah” diadakan
KB khususnya untuk meningkatkan pertemuan secara berkala setiap sebulan sekali,
pencapaian KB MKJP. (5). Sosialisasi serta pelayanan posyandu untuk meningkatkan
perlindungan anak dengan narasumber pelayanan KB.
Kepala dan Kepala bidang PP & KB Jika dilihat indikator keberhasilan Out
Kabupaten Bondowoso tgl 12 April 2016. (6). put ternyata ada perubahan baik peserta KB
Pembentukan Forum Anak Desa leprak Baru, peserta aktif maupun KB MKJP,
sebagai komitmen dari Bupati dengan DPR pertemuan kelompok kegiatan yang telah
menuju Bondowoso layak anak. (7). dibentuk sudah berjalan dan dilakukan secara
Pembentukan kelompok BKB “Sedap Malam”, berkala. Juga dari program lintas sektoral telah
BKR “Cinta Kasih”, BKL “Rajawali”, dan dilakukan pelatihan untuk meningkatkan
UPPKS “Matahari” (8). Pelatihan Tehnis pendapatan dari keluarga RW 8.
Pengelola Kampung KB (bulan Pebruari Begitu juga bila dilihat di wilayah
tahun 2016). (9). Sosialisasi dan pembentukan kampung KB dusun Parseh, Desa Leprak,
Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Kampung KKB wujud Konkret People Centered
Perkembangan Kependudukan dan Devolepment, Majalah Warta Kencana
Pembangunan Keluarga. Pasal 3 ayat (a) Edisi 12 halaman 8-9 Tahun IV /April
& (b) 2013.
Emil : Sosialisasi KB di Gakin Masih Kurang. Soenardi Sabrur R.Program KB dan Masa Depan
Situs Resmi, Kementrian Koordinator Bangsa.2009
Bidang Kesejahteraan Rakyat. 2010 Sosialisasi Kampung KB dan Kreteria Pemilihan
Notoatmodjo, “Dimensi Pemberdayaan Kampung KB di Jawa Timur, Nopember
Masyarakat”, Tahun 2005 2015