Anda di halaman 1dari 8

Mardiyono) Kampung KB Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat......

KAMPUNG KB SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT/KELUARGA DI JAWA TIMUR.
(Studi Di Kota Malang Dan Kabupaten Bondowoso)

KAMPUNG KB FOR COMMUNITY / FAMILY EMPOWERMENT EFFORTS


IN EAST JAVA.
(Study in Malang and Bondowoso)

Mardiyono

Peneliti Madya Perwakilan BKKBN Jawa Timur


mardiyonolisa@yahoo.co.id

Diterima : 26 Mei 2017; direvisi : 17 November 2017 ; disetujui : 30 November 2017

ABSTRAK

Kampung KB didesain sebagai upaya pemberdayaan masyarakat/keluarga di wilayah pinggiran terhadap


pengelolaan program KB atau program lainyanya yang sesuai dengan permasalahan di wilayah tersebut.
Kegiatannya dikelola berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri, sebagai tujuan akhirnya
tentu pembangunan masyarakat itu sendiri. Pemerintah hanya menstimulasi dan melakukan pendampingan,
selebihnya menjadi tanggung jawab masyarakat itu sendiri agar bisa lebih mandiri dalam pengelolaan
program. Dengan metode pendekatan penelitian kualitatif dilakukan studi dengan menerapkan tahapan
penelitian operasional dalam rangka untuk mengevaluasi intervensi keberhasilan program Kampung KB di
Kota Malang dan Kabupaten Bondowoso Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pencapaian program
KKBPK dan program terkait lainnya guna mewujudkaan keluarga kecil berkualitas. Adapun hasil penelitian
adalah keberhasilan kampung KB sangat ditentukan oleh peran aktif masyarakat diberbagai tingkatan, perlu
intervensi program, dana, sarana, prasarana, KIE, advokasi dan penggerakan dari SKPDKB dan lintas sektor
dengan target akhir gerakan budaya secara kolektif dan berkesinambungan, maka kampung KB bisa dianggap
sebagai prakarsa masyarakat itu sendiri bukan semata program pemerintah. Peran Bupati/Walikota sangat
penting bersama Tim Pokja Kampung KB Kabupaten/Kota dengan melibatkan anggota DPRD duduk bersama
mengagendakan program intervensi di kampung KB sekaligus untuk menjaga kesinambungan program.
Diperlukan pendampingan pelaksanaan program KKBPK di lini lapangan dan pelatihan “Skill” pada kelompok
UPPKS dan Poktan lainnya serta penyediaan dana APBD dalam mendukung advokasi, KIE dan penggerakan
di wilayah kampung KB.

Kata kunci : Kampung KB, Pemberdayaan Keluarga

ABSTRACT

Kampung KB is designed as an effort to empower the community / family in the periphery to the management of
family planning programs or other programs that are appropriate to the problems in the region. Its activities are
managed on the basis of the principle of, by, and for society itself, as the ultimate goal of course the development
of society itself. The government only stimulates and mentoring, the rest is the responsibility of the community
itself to be more independent in the management of the program. With qualitative research approach method, the
study is conducted by applying the operational research stages in order to evaluate the intervention of the
success of Kampung KB program in Malang and Bondowoso. The purpose of this research is to improve the
achievement of KKBPK program and other related programs in order to create quality small family. The results
of the research is the success of the village is determined by the active role of the community in various levels, the
need for program intervention, funds, facilities, infrastructure, IEC, advocacy and mobilization of SKPDKB
and cross-sector with the target of collective and sustainable cultural movement, regarded as community

Volume 11 No. 2 Desember 2017 129


Jurnal Cakrawala Vol. 11 No. 2 Desember 2017 : 129 - 136

initiative itself is not merely a government program. The role of the Regent / Mayor is very important with the
Pokja Kampung KB Kabupaten / Kota team by involving the DPRD members sitting together to schedule the
intervention program in the village of KB as well as to maintain the continuity of the program. Required
assistance for KKBPK program implementation in field line and "Skill" training in other UPPKS and Poktan
groups as well as provision of APBD funds in support of advocacy, IEC and mobilization in the kampong area
of KB.
Keywords: Kampung KB, Family Empowerment
PENDAHULUAN menetapkan segala aspek dalam perencanaan
program pembangunan di Pemerintah Daerah
Badan Kependudukan dan Keluarga dari level kabupaten/kota hingga provinsi.
Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah Salah satu faktor stagnannya program KKBPK di
satu Lembaga Non Kementerian yang mendapat Indonesia dewasa ini ditandai dengan Angka
mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Fertilitas Total (TFR) dalam periode tahun 2002
Pembangunan (Nawacita) Pemerintah periode sampai dengan tahun 2012 tidak menunjukkan
2015-2019, terutama pada Agenda Prioritas ke-3 perubahan yang berarti. Berdasarkan data
“Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia saat
Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam ini mencapai 1,49% atau 4,5 juta jiwa per tahun
rangka Negara Kesatuan”, Agenda Prioritas ke- atau setara dengan jumlah penduduk di Singapura.
5 “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Pemerintah menargetkan pertumbuhan
Indonesia” serta Agenda Prioritas ke-8 ”Revolusi populasi dapat ditekan menjadi 1,1%.
Karakter Bangsa” melalui Pembangunan Program Kependudukan, Keluarga
Kependudukan dan Keluarga Berencana. Dalam Berencana dan Pembangunan Keluarga
upaya mewujudkan agenda prioritas tersebut, (KKBPK) pada saat ini sudah mulai menurun
BKKBN harus dapat melaksanakan Strategi dan gaungnya tidak terdengar seperti dulu lagi,
Pembangunan Nasional 2015-2019 (pada sehingga harus direvitalisasi kembali serta
Dimensi Pembangunan Nasional) dengan fokus diadakan gerakan-gerakan untuk kembali
penggarapan pada Dimensi Pembangunan menggalakkan program KKBPK tersebut.
Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Lini lapangan (below the line) menjadi tema
Mental) untuk diintegrasikan ke dalam Program sentral pembangunan program Kependudukan,
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Keluarga berencana, dan Pembangunan
Pembangunan Keluarga (KKBPK). Keluarga (KKBPK) sejak 2010-an. Sejumlah
Sejalan dengan langkah strategis ke kegiatan monumental digulirkan. Pada saat
depan BKKBN memiliki tanggung jawab untuk yang sama, kegiatan-kegiatan yang bersentuhan
lebih berperan aktif pada 1) penguatan langsung dengan masyarakat digalakkan.
pemahaman fungsi-fungsi keluarga terutama Kampung KB termasuk salah satu terobosan
dalam hal penguatan mental dan karakter yang didesain khusus untuk menggerakkan
seluruh anggota keluarga, 2) pembinaan anak program KKBPK di tingkat dusun alias
usia dini melalui Bina Keluarga Balita (BKB) kampung.
Holistik Integratif agar terbentuk karakter anak Kampung KB ini mencoba memadukan
sejak usia dini, 3) pembinaan bagi keluarga yang konsep pembangunan terpadu bidang
memiliki remaja, serta pembinaan langsung Kependudukan. Keluarga Berencana dan
kepada remaja dalam penyiapan generasi Pembangunan Keluarga (KKB-PK). Kampung KB
bangsa yang berkualitas melalui kegiatan merupakan salah satu upaya menjadikan program
Generasi Berencana atau GenRe, dan 4) KKB-PK sebagai program yang diselenggarakan
pembinaan melalui keluarga yang memiliki dari, oleh, dan untuk masyarakat. Kampung KB
lansia, peningkatan ketahanan ekonomi berupaya memberdayakan dan memberikan
keluarga melalui kegiatan-kegiatan UPPKS, kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh
serta pengembangan Pusat Pelayanan Keluarga pelayanan total program KB sebagai upaya
Sejahtera (PPKS). mewujudkan keluarga sejahtera yang berkualitas.
Isu pertambahan jumlah penduduk saat Selanjutnya dalam majalah Majalah
ini sudah mulai menjadi topik sentral dalam Warta Kencana Edisi 12 Tahun IV/April 2013

130 Volume 11 No. 2 Desember 2017


Mardiyono) Kampung KB Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat......

halaman 8-9, Bupati Sukabumi Sukmawijaya maupun masyarakat setinggi-tingginya.


menegaskan bahwa penduduk merupakan hal Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan
yang amat sangat sentral dalam pembangunan. dan mendorong peran serta aktif keluarga atau
Upaya pembangunan di bidang lain, sebesar masyarakat dalam segala bentuk meningkatkan
apapun, sehebat apapun, tanpa dibarengi kesejahteraan (Notoatmodjo, 2005).
dengan pengendalian penduduk akan sia-sia.
Konsep Kampung KB
Karena itu, pengendalian penduduk adalah
sebuah keniscayaan. Kampung KB adalah miniatur pelaksanaan
Begitu juga hasil penelitian dari Irfan program KB secara terpadu dan komprehensif
Nasrulloh dr, Hakay dkk tahun 2011 tentang ditingkat lini lapangan (desa/kelurahan/
Pemberdayaan Masyarakat melalui Desa Siaga dusun/RW). Konsep kampung KB merupakan
di Desa Kilensari Kabupaten Situbondo konsep terpadu program KB dengan program
menunjukkan bahwa beberapa kegiatan pembangunan lainnya seperti pendidikan,
dilaksanakan sesuai dengan panduan desa siaga, kesehatan, ekonomi dan lain-lain.
namun masih belum ada inovasi program yang Kampung KB didesain sebagai upaya
dicanangkan berdasarkan permasalahan pemberdayaan masyarakat terhadap pengelolaan
kesehatan riil di desa. program KB. Kegiatannya dikelola berdasarkan
prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat itu
Konsep Pemberdayaan Keluarga/ Masyarakat. sendiri. Tujuan akhirnya tentu pembangunan
masyarakat itu sendiri. Pemerintah hanya
Pemberdayaan keluarga/ masyarakat
menstimulasi dan melakukan pendampingan,
adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
selebihnya menjadi tanggungjawab masyarakat.
martabat lapisan masyarakat maupun keluarga
Yakni melalui upaya menjadikan kampung KB
yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
sebagai program yang diselenggarakan dari, oleh,
untuk melepaskan diri dari perangkap
dan untuk masyarakat.
kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata
Partisipasi berbagai instansi dalam
lain memberdayakan adalah memampukan dan
kampung KB sangat penting sehingga pelayanan
memandirikan masyarakat maupun keluarga.
paripurna dapat dirasakan langsung oleh
Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono
masyarakat menuju kesejahteraan rakyat.
dan Pranarka (1996), manusia adalah subyek dari
Kampung KB berupaya memberdayakan dan
dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang
memberikan kemudahan kepada masyarakat
menekankan pada proses memberikan
untuk memperoleh pelayanan total program KB
kemampuan kepada keluarga/masyarakat agar
sebagai upaya mewujudkan keluarga sejahtera
menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi
yang berkualitas.
individu agar mempunyai kemampuan atau
keberdayaan untuk menentukan pilihan
METODE PENELITIAN
hidupnya.
Pemberdayaan keluarga/masyarakat Pelaksanaan studi ini menggunakan
terhadap usaha kesejahteraan keluarga maupun metode evaluatif dengan rancangan deskriptif
masyarakat hal ini sesuai dengan Undang- melakukan eksplorasi dalam rangka untuk
Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun mengevaluasi keberhasilan Kampung KB
2009, yang merupakan hasil amandemen dari melalui tahapan Penelitian Opererasional yang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 terdiri dari tahap identifikasi, intervensi,
Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan monitoring, evaluasi. Adapun informan SPKD
dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, bahwa KB Tingkat I Provinsi dan Kabupaten, lintas
pembangunan harus ditujukan untuk meningkatkan sektoral ; Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan,
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja dan Catatan
keluarga/masyarakat yang setinggi-tingginya, Sipil, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber Dinas Sosial, Dinas Koperasi, serta tokoh agama,
daya manusia/ masyarakat. Setiap orang tokoh masyarakat (RT/RW), kader, petugas KB
berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan (bidan, PLKB/PKB) serta lurah/kepala desa,
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga BPD.Cara pengumpulan data : Wawancara

Volume 11 No. 2 Desember 2017 131


Jurnal Cakrawala Vol. 11 No. 2 Desember 2017 : 129 - 136

mendalam dengan instrumen pedoman se Jawa Timur.(3). Pelaksanaan Pembentukan


wawancara dan FGD keluarga yang sudah KB Kampung KB pada tanggal 3 Desember 2015 di
maupun yang belum KB dan poktan BKB, BKR, Poltekes Kemenkes Surabaya, sasaran Kepala
BKL, PIK/R/M dan UPPKS bidang KB, Kepala Desa dan PKB wilayah
Kampung KB. (4). Pencanangan Kampung KB
ANALISIS DAN PEMBAHASAN dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Januari
2016 di dusun Lowok Pepen, Desa Mojosari
Hasil Identifikasi
kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Sumber Rujukan dan Implementasi Kegiatan berkaitan dengan pengembangan
Kebijakan untuk pengembangan kampung KB di kampung KB dilakukan di Kota Malang adalah :
BKKBN Pusat adalah merujuk Surat Edaran (1). Sosialisasi Kampung KB di tingkat
Mendagri No.440/70/SJ tanggal 11 Januari 2016, Kabupaten diadakan pada tanggal 22 Desember
perihal Pencanangan dan Pembentukan 2015 dengan sasaran sektor terkait. (2). Sosialisasi
Kampung KB seluruh Indonesia ; Surat Kepala Kampung KB di tingkat Kecamatan diadakan
BKKBN Pusat No. 046/BL/200/B4/2016 pada tanggal 23 Desember 2015 sasaran sektor
Tanggal 12 Januari 2016, Perihal Siaran terkait di tingkat kecamatan, Kades/Lurah,
Langsung Pencanangan dan Pembentukan Toga/ Toma. (3). Sosialisasi Kampung KB di
Kampung KB di seluruh Indonesia. tingkat Desa dipadukan dengan Rakor Desa di
Sedangkan di Jawa Timur sebagai masing-masing wilayah. (4). Pembinaan Khusus
sumber rujukan adalah Surat Gubernur Jawa wilayah Kampung KB menjadi prioritas kegiatan
Timur No. 440/4675/031/2016 tanggal 21 Maret program KKBPK seperti pembinaan ketahanan
2016, perihal tentang Peningkatan Koordinasi keluarga, KIE Kelompok, pelayanan KB dll.
Program KKBPKB dan Kesehatan di Jawa Timur, (5). Pencanangan kampung KB di kota Malang
kemudian pada tanggal 28 April 2017 dengan surat dilakukan oleh Walikota Malang abah Anton
keputusan Gubernur nomor 188/236/KPTS/013/2017 pada tanggal 14 April 2016 di Kelurahan
tentang Kelompok Kerja Integrasi program Kotalama RW 8.
pembangunan lintas sector dalam kampung KB Kegiatan berkaitan dengan pengembangan
Jawa Timur Tahun Anggaran 2017. kampung KB yang dilaksanakan di Kabupaten
Berdasarkan surat tersebut selanjutnya Bondowoso : (1). Sosialisasi Kampung KB di
Walikota Malang mengeluarkan Surat Keputusan tingkat Kabupaten diadakan pada tanggal 15
Walikota Malang Nomor : 188.45/192/35.73.112/ Desember 2015 dengan sasaran sektor terkait.
tahun 2017 tentang Kelompok Kerja kampung (2). Sosialisasi kampung KB di tingkat
KB kota Malang bahwa dalam rangka untuk Kecamatan diadakan pada tanggal 28 Januari
meningkatkan keluarga yang sehat dan sejahtera 2016 sasaran sektor terkait di tingkat kecamatan,
di kota Malang. Adapun di Kabupaten Koramil, Puskesmas, Kades/Lurah, Toga/Toma.
Bondowoso sebagai sumber rujukan untuk (3). Sosialisasi Kampung KB di tingkat Desa
pengembangan kampung KB yaitu SK Bupati dipadukan dengan Rakor Desa di masing-
Bondowoso Nomor : 18845 / 976 / 430.6.2 masing wilayah. (4). Pembinaan Khusus wilayah
/Tahun 2015, perihal tentang Kelompok Kerja Kampung KB menjadi prioritas kegaitan
kampung KB Kabupaten Bondowoso. progrram KKBPK seperti pembinaan ketahanan
Kegiatan yang telah dilakukan di keluarga, KIE Kelompok, pelayanan KB.
Perwakilan BKKBN Jawa Timur berkaitan (5). Pencanangan Kampung KB dilaksanakan
pengembangan kampung KB adalah : (1). pada tanggal 21 April 2016 di Desa Lemprak,
Sosialisasi Program KKBPK dan Pembentukan Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso.
Kampung KB seharusnya diadakan pada tanggal
25 November 2015 di rubah tanggalnya menjadi Tahap Intervensi
2 Desember 2015 di Ruang Rupatama Polda
Dari hasil identifikasi penelitian setelah
Jatim di dengan sasaran SKPD KB se Jatim. (2).
pencanangan kampung KB sudah dilakukan
Konsolidasi program Pembangunan Keluarga di
intervensi baik yang dilakukan oleh SKPD KB
Kampung KB diadakan pada tanggal 29 s/d 30
sendiri maupun yang dilakukan oleh lintas
Nopember 2015 di Padjajaran Suite Resort &
sektoral di wilayah kampung KB, diantara
Coventional Hotel Bogor di hadiri Kepala SKPD

132 Volume 11 No. 2 Desember 2017


Mardiyono) Kampung KB Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat......

intervensi yang dilakukan sebagi berikut : PIK/R “Tunas Harapan” di Balai Desa Leparak
a. Kampung KB di RW 08, Kelurahan Kotalam, tgl 27 Juni 2016 dalam rangka temu Genre
Kecamatan Kedungkandang Kota Malang,
Tahap Monitoring
tempat pencanangan kampung KB intervensi
yang telah dilakukan : (1). Sosialisasi dan Dalam tahap monitoring ini untuk
penyuluhan tentang program KKBPK. (2). melihat keberhasihan wilayah kampung KB
Staf meeting tematik kampung KB dengan yang telah di intervensi oleh SKPD KB maupun
kader PPKBD dan sub PPKBD yang lintas sektoral apakah ada peningkatan apa
dilaksanakan setiap bulan. (3). Rakor di Balai tidak. Ada 3 indikator untuk monitoring yaitu
Kelurahan yang dihadiri oleh kader menilai keberhasilan input, keberhasilan proses
PPKBD/Sub PPKBD setiap 2 bulan sekali. (4). dan keberhasian out put.
Peningkatan pelayanan KB khususnya KB Apabila dilihat di wilayah kampung KB
MKJP. (5). Pembentukan kelompok BKB, RW 8, Kelurahan Kotalama, Kota Malang dari
BKR, BKL, dan UPPKS “Nusa Indah”. (6). sisi keberhasilan input yaitu jumlah PLKB/PKB
Pelatihan Tehnis Pengelola Kampung KB. masih belum proporsional, namun setelah
(7).Dinas pertanian telah melakukan adanya kampung KB ini seluruh PLKB/PKB
penyuluhan secara rutin kepada warga di RW bahu membahu untuk mensukseskan program
08 tentang pembuatan sabun dari daun sirih, KKBPK di wilayah tersebut dan dibantu kader
juga diajarkan pembuatan telur asin, sambel yang begitu antusias untuk mensakseskannya,
pecel dan minyak goreng dan hasilnya dan sudah banyak kunjungan dari propinsi lain
bekerjasama dengan dinas perdagangan dan juga dibuat praktek pelatihan kampung KB
dipasarkan lewat pameran (8). Dinas dari Balai Diklat Malang, dari dukungan
Perhubungan kota Malang juga telah operasional (anggaran) untuk program KKBPK
memberikan papan petunjuk arah “kampung dari APBD dan APBN maupun sumber dana lain
KB” agar lebih dikenal (9). Dinas Pertamanan masih kecil dan belum berfokus ke wilayah
kota Malang memberikan bibit tanaman kampung KB. Ketersediaan alat dan obat
Lombok sebanyak 100 biji diberikan kepada kontrasepsi, Jamkesda, jamkesmas, maupun
warga RW 08 untuk meningkatkan kelangkaan sarana pendukung lainnya di wilayah kampung
tanaman Lombok KB ini tidak ada masalah letaknya dekat dengan
b. Kampung KB dusun Parseh, Desa Leprak, Pustu maupun Puskesmas .
Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso, Jika dilihat dari indikator keberhasilan
tempat pencanangan kampung KB intervensi proses, maka terdapat peningkatan frekuensi
yang telah dilakukan yaitu : (1). Sosialisasi dan kualitas kegiatan advokasi dan KIE yang
dan penyuluhan tentang program KKBPK. dulu PKB/PLKB jarang berkunjung di wilayah
(2). Staf meeting dengan kader PPKBD dan kampung KB RW 8 Kelurahan Kotalama Kota
sub PPKBD yang dilaksanakan setiap bulan. Malang, setelah wilayahnya terpilih menjadi
(3). Rakordes di Balai Desa Leprak yang kampung KB menjadi sering berkunjung, juga
dihadiri oleh kader PPKBD/Sub PPKBD membentuk kelompok kegiatan baru yaitu BKB,
setiap 2 bulan sekali. (4) Melakukan pelayanan BKR, BKL, UPPKS “Nusa Indah” diadakan
KB khususnya untuk meningkatkan pertemuan secara berkala setiap sebulan sekali,
pencapaian KB MKJP. (5). Sosialisasi serta pelayanan posyandu untuk meningkatkan
perlindungan anak dengan narasumber pelayanan KB.
Kepala dan Kepala bidang PP & KB Jika dilihat indikator keberhasilan Out
Kabupaten Bondowoso tgl 12 April 2016. (6). put ternyata ada perubahan baik peserta KB
Pembentukan Forum Anak Desa leprak Baru, peserta aktif maupun KB MKJP,
sebagai komitmen dari Bupati dengan DPR pertemuan kelompok kegiatan yang telah
menuju Bondowoso layak anak. (7). dibentuk sudah berjalan dan dilakukan secara
Pembentukan kelompok BKB “Sedap Malam”, berkala. Juga dari program lintas sektoral telah
BKR “Cinta Kasih”, BKL “Rajawali”, dan dilakukan pelatihan untuk meningkatkan
UPPKS “Matahari” (8). Pelatihan Tehnis pendapatan dari keluarga RW 8.
Pengelola Kampung KB (bulan Pebruari Begitu juga bila dilihat di wilayah
tahun 2016). (9). Sosialisasi dan pembentukan kampung KB dusun Parseh, Desa Leprak,

Volume 11 No. 2 Desember 2017 133


Jurnal Cakrawala Vol. 11 No. 2 Desember 2017 : 129 - 136

Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso kampung KB.


dari sisi keberhasilan input yaitu jumlah Adapun yang menjadi Strengt
PLKB/PKB masih belum proporsional 1 (kekuatan) untuk mengembangkan kampung
dibanding 5, sama dengan di Kota Malang KB baik di Kota Malang maupun Bondowoso
setelah adanya kampung KB ini seluruh adalah adanya PLKB di Kampung KB tersebut,
PLKB/PKB menjadi satu walupun bukan karena tanpa dukungan dari PLKB mustahil
wilayahnya ikut mensukseskan program untuk meningkatkan pencapaian program
KKBPK di wilayah kampung KB tersebut dan KKBPK dan program terkait di wilayah
dibantu oleh kader yang begitu antusias untuk kampung KB. Kemudian tersedianya dukungan
mensakseskannya. Anggaran oparasional dana (APBN & APBD) untuk wilayah kampung
kelurahan dari APBD sekitar Rp 400 juta, PNPM KB, karena tanpa dukungan dana kegiatan
mandiri Rp. 3.640.00,-, dana dari ADD untuk kampung KB tidak akan berjalan sesuai harapan.
honor kader PPKBD sebesar Rp. 25 ribu dan Juga adanya Pengelola Kampung KB yang
kader Sub PPKBD sebesar Rp. 22,5 ribu, dana diterbitkan melalui SK Bupati/Walikota.
yang fokus ke wilayah kampung KB belum ada. Sedangkan yang menjadi Weaknesses
Untuk ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (kelemahan) adalah jumlah PLKB sangat
maupun sarana pendukung lainnya di wilayah terbatas, juga di wilayah kampung KB itu sulit
kampung KB ini memang dulu ada masalah mencari kader karena SDM sangat rendah sekali,
karena letak jauh dan terpencil, tapi sekarang serta keterbatasan sarana, prasarana dan dana
setelah ada kampung KB ini bisa diatasi dengan operasional di wilayah tersebut.
menempatkan bidan di wilayah itu. Apabila dilihat dari Opportunities
Apabila dilihat dari indikator keberhasilan (peluang) di wilayah kampung KB tersebut
proses, maka terdapat peningkatan frekuensi dan adalah adanya dukungan politis dari Walikota
kualitas kegiatan advokasi dan KIE yang dulu Malang maupun Bupati Bondowoso, dibuktikan
PKB/PLKB jarang berkunjung di wilayah dengan pencanangan “Kampung KB” tersebut
kampung KB Dusun Parseh, Desa Leprak, setelah oleh Walikota/Bupati sendiri. Kemudian
wilayahnya terpilih menjadi kampung KB dukungan seluruh instansi Dinas dan lintas
menjadi sering berkunjung, juga bisa membentuk sektoral untuk intervensi wilayah kampung KB
kelompok kegiatan baru yaitu BKB “Sedap serta dukungan pers terhadap kampung KB,
Malam”, BKR “Cinta Kasih”, BKL “Rajawali”, sehingga seluruh kegiatan di kampung KB
UPPKS “Matahari” dan PIK/R “Tunas Harapan” masyarakat semua mengetahui.
serta pelayanan posyandu untuk meningkatkan Jika dianalisis dari sisi Threath
pelayanan KB. (tantangan) maka dilihat dari kondisi sosial
Selanjutnya jika dilihat dari indikator ekonomi masyarakat di wilayah kampung KB
keberhasilan Out put di wilayah kampung KB sebagian besar warganya kurang mampu, SDM
Dusun Parseh, Desa Leprak Kabupaten rendah, budaya kawin muda dan lemahnya
Bondowoso ternyata ada perubahan baik peserta advokasi pengelola program kepada pemerintah
KB Baru, peserta aktif maupun KB MKJP naik daerah.
MOP 1 akseptor dan IUD 13 akseptor, pertemuan Sedangkan apabila dianalisis dari
kelompok kegiatan yang telah dibentuk belum kebijakan bahwa kampung KB ini sangat
dilakukan secara berkala, karena keterbatasan strategis, karena didukung oleh pemerintah
dana. Juga dari program lintas sektoral akan pusat sampai pemerintah daerah, bahkan
memberikaan jamban di wilayah kampung KB sampai di tingkat desa, RT, RW dan tokoh
tersebut. agama, tokoh masyarakat serta masyarakatpun
sangat antusias menyambutnya.
Analisis SWOT dan Kebijakan
Ada 5 (lima) yang mempengaruhi
Setelah diidentifikasi dan dilihat dari sisi keberhasilan peningkatan program KKBPK dan
intervensi yang telah dilakukan Perwakilan program lainnya di kampung KB diantaranya
BKKBN Jawa Timur maupun SKPD KB (a). Komitmen yang kuat dari pemangku
Kabupaten/Kota, maka kita akan menganalisis kebijakan disemua tingkatan (Kabupaten/Kota,
SWOT apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, Kecamatan, Desa/keluarahan). (b). Integritas
peluang dan tantangan dalam pengembangan program KKBPK dan integritas lintas sektor. (c).

134 Volume 11 No. 2 Desember 2017


Mardiyono) Kampung KB Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat......

Optimalisasi fasilitasi dan dukungan masyarakat itu sendiri dari berbagai


mitra/stakeholder. (d). Semangat dan dedikasi tingkatan dan perlu KIE sebagai target akhir
para pengelola program KKBPK di lini lapangan yaitu gerakan budaya secara kolektif dan
(PKB, IMP) (e). Partisipasi aktif dari masyarakat berkesinambungan, maka kampung KB bisa
itu sendiri. dianggap prakarsa publik bukan semata
program pemerintah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Kesimpulan
1. Peran Bupati/Walikota sangat penting
1. Kebijakan untuk kampung KB sudah
bersama Tim Pokja Kampung KB dan Lintas
didukung mulai dari pusat, propinsi,
Sektor terkait (Dinas Kesehatan, Dinas Sosial,
kabupaten/kota, kecamatan maupun
Dinas Pendidikan, Dinas koperasi dan Lintas
desa/kelurahan sampai ke tingkat RW/RT.
Sektor lainnya), juga melibatkan anggota
2. Jumlah PLKB/PKB masih belum proporsional,
DPRD duduk bersama mengagendakan
namun setelah adanya kampung KB ini
program intervensi di kampung KB sekaligus
seluruh PLKB/PKB bahu membahu untuk
monitoring dan evaluasi kegiatan Kampung
mensukseskan program KKBPK di wilayah
KB serta merencanakan program pembangunan
tersebut dan dibantu kader yang begitu
jangka panjang & menengah untuk menjaga
antusias untuk mensakseskannya.
kesinambungan program.
3. Terdapat peningkatan frekuensi dan kualitas
2. Perlu ditingkatkan koordinasi baik di tingkat
kegiatan advokasi KIE dan penggerakan,
internal SKPD KB bersama dengan bidang
dulu PKB/PLKB jarang berkunjung di
terkait untuk melakukan intervensi dalam
wilayah kampung KB setelah wilayahnya
mendukung kampung KB.
terpilih menjadi kampung KB menjadi sering
3. Perlu pendampingan pelaksanaan program
berkunjung, juga membentuk kelompok
KKBPK di lini lapangan wilayah Kampung
kegiatan baru dan pertemuannya sudah
KB dengan leading sektor Badan PP & KB
secara berkala, serta pelayanan posyandu
bersama Lintas Sektor terkait lain.
untuk meningkatkan pelayanan KB.
4. Perlu pelatihan “Skill”pada kelompok UPPKS
4. Ada perubahan baik peserta KB Baru
dan Poktan lainnya diwilayah kampung KB.
terutama KB MKJP maupun program terkait
5. Perlu penyediaan dana APBD (ADD) dalam
lainnya. Keberhasilan program KKBPK dan
mendukung advokasi, KIE dan penggerakan
program terkait lainnya di wilayah kampung
di wilayah kampung KB.
KB sangat ditentukan pula oleh peran aktif

Volume 11 No. 2 Desember 2017 135


Jurnal Cakrawala Vol. 11 No. 2 Desember 2017 : 129 - 136

Daftar Pustaka: Perwakilan BKKBN Jatim, 2015. Juknis


Pengelolaan Kampung KB di Jawa Timur
Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional, 2015. Petunjuk Tehnis Prijono dan Pranarka, “Pemberdayaan
Kampung KB. Masyarakat”, Tahun 1996

Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Kampung KKB wujud Konkret People Centered
Perkembangan Kependudukan dan Devolepment, Majalah Warta Kencana
Pembangunan Keluarga. Pasal 3 ayat (a) Edisi 12 halaman 8-9 Tahun IV /April
& (b) 2013.

Emil : Sosialisasi KB di Gakin Masih Kurang. Soenardi Sabrur R.Program KB dan Masa Depan
Situs Resmi, Kementrian Koordinator Bangsa.2009
Bidang Kesejahteraan Rakyat. 2010 Sosialisasi Kampung KB dan Kreteria Pemilihan
Notoatmodjo, “Dimensi Pemberdayaan Kampung KB di Jawa Timur, Nopember
Masyarakat”, Tahun 2005 2015

Pedoman Penggerakan Program kependudukan Wabside, 2014. Kampung KB sebagai Best


dan Keluarga Berencana melalui Model Practice Pelaksana Program Terpadu
Kampung KKB Sukabumi Tahun 2013 Berwawasan Kependudukan di
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

136 Volume 11 No. 2 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai