Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia
pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar
maupun dari dalam negeri. Kesemuanya di atas memerlukan kemampuan warga Negara yang
mempunyai bekal ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Dalam
kenyataannya perkembangan ilmu pengetahuan sekarang terkadang jauh melenceng dari
dasar-dasar dan nilai-nilai luhur Pancasila.

Pancasila memiliki banyak fungsi dan salah satu fungsinya adalah sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu. Ini artinya, segala upaya pengembangan ilmu di Indonesia harus
diorientasikan pada nilai yang termaktub dalam Pancasila. Kompleksitas ilmu yang tidak
dibentengi dengan pegangan-pegangan moral dapat membawa pada kebebasan berilmu yang
tidak sesuai dengan manfaat haikiki ilmu itu sendiri. Perkembangan pesat ilmu pengetahuan
yang berbanding lurus dengan sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai
peristiwa di sekitarnya justru menimbulkan gejala penurunan derajat manusia. Pancasila
hadir sebagai pedoman untuk membatasi gerak-gerik keilmuwan agar sesuai kaidah
kebenaran. Pengembangan ilmu yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat
membawa perbaikan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.

Berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila. Atas dasar inilah maka sangat penting bagi para
generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus untuk mengkaji, memahami,
dan mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki
suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai yang
dimilikinya sendiri. Intelektual kampus yaitu mahasiswa yang selalu berupaya untuk
mendapat ilmu yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangkan ilmu pengetahuan di
Indonesia harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu
pengetahuan yang semakin jauh dari nilai-nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan dasar nilai pengembangan ilmu
bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai rambu-rambu
normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu
di Indonesia pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat
luas

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Prinsip-prinsip dalam berpikir ilmiah ?
2. Apa yang dimaksud nilai persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu?
3. Apa yang dimaksud nilai kerakyatan sebagai dasar pengembangan ilmu?
4. Apa yang dimaksud nilai keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pembahasan dalam makalah ini diantaranya :
1. Untuk memahami prinsip-prinsip dalam berpikir ilmiah
2. Untuk mengetahui nilai persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu
3. Untuk mengetahui nilai kerakyatan sebagai dasar pengembangan ilmu
4. Untuk mengetahui nilai keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip-prinsip berpikir ilmiah

1) Objektif: Cara memandang masalah apa adanya, terlepas dari faktor-faktor subjektif
(misal : perasaan, keinginan, emosi, sistem keyakinan, dan otorita) .
2) Rasional: Menggunakan akal sehat yang dapat dipahami dan diterima oleh orang lain.
Mencoba melepaskan unsur perasaan, emosi, sistem keyakinan dan otorita.
3) Logis: Berfikir dengan menggunakan azas logika/runtut/ konsisten, implikatif. Tidak
mengandung unsur pemikiran yang kontradiktif. Setiap pemikiran logis selalu rasional,
begitu sebaliknya yang rasional pasti logis.
4) Metodologis: Selalu menggunakan cara dan metode keilmuan yang khas dalam setiap
berfikir dan bertindak (misal: induktif, dekutif, sintesis, hermeneutik, dan intuitif).
5) Sistematis: Setiap cara berfikir dan bertindak menggunakan tahapan langkah prioritas
yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Memiliki target dan arah tujuan yang jelas.

2.2 Nilai persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu


Sila persatuan Indonesia, mengkomplementasikan universalia dan internasionalisme
(kemanusiaan) dalam sila-sila lain. Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan demi
kesejahteraan umat manusia termasuk di dalamnya kesejahteraan bangsa Indonesia.
Pengembangan ilmu pengetahuan hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme.
Kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia
memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dapat terwujud dan terpelihara. Persaudaraan dan hubungan
antar daerah tetap terjalin karena kemajuan dalam ilmu pengetahuan.
Sila persatuan Indonesia mengingatkan kita untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
untuk seluruh tanah air dan bangsa secara merata. Selain itu memberikan kesadaran bahwa
rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat adanya kemajuan Ilmu pengetahuan, dengan ilmu
pengetahuan persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud, persaudaraan dan persahabatan
antar daerah dapat terjalin. (T. Jacob, 2000;155)
Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa
nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kesatuan
bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan pesahabatan antar daerah di berbagai
daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, ilmu
pengetahuan harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan
bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan
masyarakat internasional.
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan sangat diperlukan dalam upaya
mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala
tantangan zaman. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan kita dapat tetap menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.
Maka dari itu, ilmu pengetahuan dan Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki
hubungan yang kohesif. ilmu pengetahuan diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila
ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan
dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan ilmu pengetahuan agar
kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.
Sebagai contoh pada saat ini perkembangan internet sudah sangat pesat, dimanah buah
hasil dari internet itu sendiri terbuatlah media sosial. Media sosial merupakan sebuah media
online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi informasi
mengenai apapun. Contoh dari media sosial adalah facebook, twitter, blog internet, whatsapp,
dan masih banyak lagi. Dengan terciptanya media sosial kita dapat berhubungan lebih mudah
dan mejalin komunikasi dengan keluarga maupun teman yang jauh. Tetapi saat ini banyak
terjadi penyalahgunaan media sosial. Yang santer saat ini adalah penyebaran isu sarah dan
berita palsu (hoax), isu sara sendiri bisa meliputi penyebar luasan yang menghasut umat
agama yang bisa menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia terutama umat bergama,
sedangkan untuk berita palsu seperti saat akan terjadi demo pada tanggal 4 november akan
terjadi pengeboman, penembakan, dsb. Berita hoax tersebut membuat kekacauan bangsa
Indonesia dan bisa mempecah belah, untuk itu jika penggunaan teknologi tidak didasari
dengan nilai pancasila maka akan terjadi dampak negatif yang dapat merusak dan memeca
belah bangsa. Tetapi jika penggunaaan media sosial untuk membuat suatu gerakan seperti
bayar pajak yang dibuat di facebook dan gerakan 100 % cinta Indonesia yang dibuat di twitter
maka media sosial dapat berfungsi sebagai ajakan dan pemersatu bangsa yang dapat
menyatuan banyak orang karena jaringan media sosial yang luas.

2.3 Nilai kerakyatan sebagai dasar pengembangan ilmu


Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mendasari pengembangan penerapan dan penyebaran ilmu
pengetahuan yang lebih demokratis. Artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu, dalam pengembangan ilmu pengetahuan
setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan oang lain dan harus
memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan
penemuan teori lainnya.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyarawatan/perwakilan, meminta kita membuka kesempatan yang sama bagi semua
warga untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengenyam hasilnya sesuai
kemampuan dan keperluan masing masing, sehingga tidak adanya monopoli ilmu
pengetahuan.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyarawatan/perwakilan, mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan berevolusi sendiri
dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus
demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian
sampai penerapan masal.
Adapun pengaruh nilai kerakyatan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan
adalah meningkatkan kreatifitas masyarakat Indonesia untuk menghasilkan suatu karya cipta
dalam bidang apapun untuk kesejahteraan warga negara Indonesia
Sebagai contoh yaitu, penemu muda Ricky Elson, beliau dan rekan-rekannya berhasil
menciptakan mobil listrik Indonesia pertama yaitu Tuxuci kemudian dikaji ulang hingga pada
tahun 2013 telah muncul mobil bertenaga listrik Selo. Pada saat ini Ricky Elson pemuda 33
tahun tengah mengembangkan becak listrik dan pembangkit listrik tenaga angin di daerah
Sumba yang menjadi pembangkit listrik tenaga angin terbaik di dunia.

2.4 Nilai keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu


Sila Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengandung makna setiap
manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu dikembangkan perbuatannya luhur
yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu diperlukan
sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.

Nilai-nilai keadilan haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam
hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan
kesejahteraan, mencerdaskan, dan melindungi seluruh warganya dan wilayahnya. Demikian
pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama bangsa
didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar
bangsa didunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa,
perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).
Realisasi dan perlindungan keadilan dalam hidup bersama dalam suatu negara
berkebangsaan, mengharuskan negara untuk menciptakan suatu peraturan perundang-
undangan. Dalam pengertian inilah maka negara kebangsaan yang berkeadilan sosial harus
merupakan suatu negara yang berdasarkan atas hukum. Konsekuensi sebagai suatu negara
hukum yang berkeadilan sosial yakni negara Indonesia harus mengakui dan melindungi hak-
hak asasi manusia yang tercantum dalam tiga ayat Pasal 31 UUD 1945, yakni:

(1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Nilai keadilan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu haruslah diikuti:

a. Keseimbangan antarkepentingan individu dan masyarakat. Individualitas merupakan


landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi

b. Pengembangan berorientasi Pancasila

c. Pancasila yang terbuka namun kritis

Landasan nilai keadilan untuk pengembangan ilmu antara lain:

a. Objektif yaitu memandang masalah apa adanya, terlepas dari perasaan, keinginan, emosi,
sistem keyakinan.

b. Rasional yaitu menggunakan akal sehat yang dapat dipahami dan diterima oleh orang lain.

c. Logis yaitu berfikir dengan menggunakan azas logika, konsisten, implikatif.

d. Metodologis yaitu cara khas berfikir dan bertindak (induktif, dekutif, sintesis, hermeneutik,
intuitif).

e. Sistematis yaitu tahapan langkah prioritas yang jelas dan saling terkait satu sama lain.
Memiliki target dan arah tujuan yang jelas.

Tujuan diikutsertakannya nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu antara lain:
a. Mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia.

b. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai
Pancasila.

Dalam implementasi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat harus


menjaga keseimbangan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya
dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lainnya, manusia
dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya. Contoh
dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilasari dari teknik radiasi.
Penemuan ini adalah buah karya anak bangsa. Diharapkan dalam perkembangan swasembada
pangan nantinya akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan memberikan rasa keadilan
setelah ditingkatkannya jumlah produksi sehingga pada berbagai golongan dapat menikmati
beras berkualitas dengan harga yang terjangkau.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hubungan antara pancasila dengan Ilmu Pengetahuan tidak dapat lagi ditempatkan
sebagai sesuatu yang saling bertentangan, pancasila tanpa disertai sikap kritis ilmu
pengetahuan, akan menjadikan pancasila itu sebagai suatu yang represif dan kontraproduktif.
Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa didasari dan diarahkan oleh nilai-nilai pancasila akan
menjadi suatu yang melahirkan akibat-akibat fatal bagi bangsa Indonesia.

3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila, hendaknya dalam
mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK harus sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan tujuan untuk kemaslahatan dan
keberlangsungan hidup manusia baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
DAFTAR RUJUKAN

Arianto, Fajar. 2014. http://www.kompasiana.com. Filsafat Pancasila Dan Perkembangan


Ilmu Pengetahuan: diakses 19 September 2015.

Dwi, Thalya. 2014. http://www.academia.edu. Pancasila sebagai Nilai Pengembangan Ilmu:


diakses 19 September 2015.

Santoso Djoko. 2013. Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta. Departemen
Pendidikan Nasional.

Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai