Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 15304241033
1. JUDUL APLIKASI:
ELEKTROKARDIOGRAM
Aktivitas listrik jantung dapat diukur dengan mudah dengan menggunakan instrumen
elektrokardiograf (hasil terekam disebut elektrokardiogram). Elektrokardiogram digunakan
sebagai alat bantu diagnostik di rumah sakit, karena ukuran, frekwensi dan durasi gelombang
normal yang terbentuk adalah konstan pada orang sehat. Perubahan apapun pada pola gelombang
dapat mengindikasikan adanya masalah, misalnya blok jantung terlihat sebagai gelombang P
yang tidak di ikuti kompleks QRS. Hilangnya gelombang P mengidentifikasi bahwa nodus AV
mengambil alih pacu jantung, dan fibrilasi ventrikel terlihat sebagai gelombang yang iregular.
Elektrokardiogram (EKG) merupakan rekaman grafik potensial-potensial listrik yang di
timbulkan oleh jaringan jantung. Jantung merupakan otot tubuh yang bersifat unik karena
mempunyai sifat membentuk impuls secara otomatis dan berkontraksi ritmis. Pembentukan
impuls listrik terjadi dalam sistem penghantar jantung, perangsang serabut serabut otot sepanjang
miokardium mengakibatkan kontraksi jantung. Pembentukan dan hantaran impuls listrik ini
menimbulkan arus listrik yang lemah yang menyebar melalui tubuh.
Dimana kita ketahui bahwa arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir dalam sebuah
penghantar tiap satuan waktu. Sedangkan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dikenal
dengan tegangan listrik. Hubungan arus dan tegangan dalam sebuah penghantar dinyatakan
dalam persmaan yang dikenal dengan hukum ohm. Jika suatu hambatan listrik diberi beda
potensial V sehingga padanya mengalir arus listrik sebesar I maka daya listrik didefinisikan
sebagai:
Untuk potensial yang besarnya tidak konstant misalnya, maka dimana pada sebuah rangkaian
resistor :
a. Seri
b. Paralel
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui
percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada
tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka
akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada
cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.
Sehingga didapatkan gasil yang mengikuti hukum kirchoff, dimana hukum kirchoff adalah
jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik
yang keluar dari titik simpul tersebut. Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain
sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik seperti tampak dalam analogi pada gambar
berikut.
Hukum Kirchoff
a) Kirchoff Current Law (KCL)
Dalam suatu percabangan, jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar
1. Gelombang P : Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil
depolarisasi atrium kanan dan kiri.
2. Segmen PR : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan antara
gelombang P dengan Kompleks QRS
3. Kompleks QRS : Kompleks QRS merupakan suatu kelompok gelombang yang merupakan
hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri.Kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombagn
Q yang merupakan gelombang defleksi negatif pertama, gelombang R yang merupakan
gelombang defleksi positif pertama, dan gelombang S yang merupakan gelombang defleksi
negatif pertama setelah gelombang R.
4. Segmen ST : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan kompleks QRS
dengan gelombang TPeriode isoelektrik (ST segmen) berikut QRS adalah waktu di mana seluruh
ventrikel depolarized dan kasar sesuai dengan fase dataran tinggi dari potensial aksi ventrikel.
Segmen ST adalah penting dalam diagnosis iskemia ventrikel atau hipoksia karena dalam kondisi
seperti, segmen ST bisa menjadi baik tertekan atau ditinggikan.
5. Gelombang T : Gelombang T merupakan pontesial repolarisasi dari ventrikel kiri dan kanan
6. Gelombang U : Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang ini masih
belum jelas.
Dalam melaporkan hasil EKG sebaiknya mencakup hal-hal berikut :
1. Frekuensi (heart rate)
2. Irama jantung (Rhyme)
3. Sumbu jantung (Axis)
4. Ada /tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium/ventrikel)
5. Ada/tidaknya tanda tanda kelainan mikard (iskhemi/ injuri/infark)
6. Ada/tidaknya tanda tanda akibat gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan
elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung )
Alat elektrokardiografi juga mempunyai elektroda, tungkai kanan (RL = Right Leg), dan
sadapan yang bertindak sebagai “arde” (ground) dan tidak mempunyai peranan dalam
pembentukan EKG. Sadapan bipolar menyatakan selisih potensial listrik antara 2 tempat tertentu.
• Hantaran I = Selisih potensial antara lengan kiri dan lengan kanan (LA-RA)
• Hantaran II = Selisih potensial antara tungkai kiri dan lengan kanan (LL-RA)
• Hantaran III = Selisih potensial antara tungkai kiri dan lengan kiri (LL-LA)
Hubungn antara ketiga sadapan tersebut dinyatakan secara aljabar oleh persamaan
Enthoven: sadapan II = sadapan I + sadapan III. Hal tersebut didasarkan pada Hukum Kirchhoff
yang menyatakan bahwa jumlah aljabar semua selisih potensial dalam tetutup sama dengan nol.
Bila Enthofen membalik polaritas sadapan II (yaitu RA-LL), ketiga aksi sadapan biopoler akan
menghasilkan lingkaran tertutup, dan sadapan I+II+III=0. Karena itu, II=I+III. Potensial listrik
yang direkam dari salah satu ekstremitas akan sama tidak tergantung pada letak elektroda tesebut
pada ekstremitas. Elektroda-elektroda biasanya diletakkan tepat di atas pergelangan tangan
dengan kaki. Bila ekstremitas sudah diamputasi, elektroda dapat di letakkan pada puntung
ekstremitas. Pada pasien yang menderita tremor, rekaman yang baik dapat di peroleh dengan
meletakkan elektroda pada bagian atas ekstremitas.
Sadapan Dasar
Evolusi ECG berlanjut ketika F.N. Wilson menambahkan konsep perekaman ”multikutub”. Pada
konsep ini ada titik referensi yang merata-ratakan beda potensial ketiga cabang lainnya. Wilson
menyusun tiga Lead cabang terminal dan enam Lead cabang yang ditempatkan pada dada depan
untuk membentuk 12 Lead standar ECG.
Sebuah elektrode tambahan (biasanya hijau) terdapat di EKG 4 dan 12 sadapan modern,
yang disebut sebagai sadapan dasar yang menurut kesepakatan ditempatkan di kaki kiri, meski
secara teoritis dapat ditempatkan di manapun pada tubuh.
Sadapan Prekordial
Sadapan prekordial V1 (merah), V2 (kuning), V3 (hijau), V4 (coklat), V5 (hitam), dan V6
(ungu) ditempatkan secara langsung di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak
memerlukan augmentasi. Terminal sentral Wilson digunakan untuk elektrode negatif, dan
sadapan-sadapan tersebut dianggap unipolar. Sadapan prekordial memandang aktivitas jantung di
bidang horizontal. Sumbu kelistrikan jantung di bidang horizontal disebut sebagai sumbu Z.
Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanan sedangkan V4, V5, dan V6
disebut sebagai sadapan prekordial kiri.
4. KEGUNAAN
Dalam era globalisasi dimana arus informasi dan pengetahuan mengalir dengan deras
diharapkan seorang dokter memiliki kompetensi minimal yang diharapkan mampu
mengembangkan profesionalisme dokter. Sebagai seorang praktisi medis, terutama dokter
dimana dalam menangani pasien-pasien dengan keluhan yang mengarah pada penyakit jantung
dibutuhkan kemampuan dan keterampilan dalam interpretasi elektrokardiografi sebagai salah
satu pemeriksaan penunjang. EKG (elektrokardiogram atau elektrokardiograf) merupakan salah
satu penunjang diagnostik yang penting dalam dunia kedokteran. EKG mampu merekam
aktivitas gelombang listik jantung dari beberapa sudut pandang yang terjadi akibat perbedaan
potensial listrik dalam sel jantung.
EKG dalam pengaplikasiannya dalam dunia medis memiliki manfaat yang tinggi dan
tidak mahal. Pengaplikasian EKG dapat memberikan data yang membantu dalam diagnosis
keluhan nyeri dada, pembesaran jantung, mengenali aritmia, gangguan konduksi, mendeteksi
infark miokard dan beberapa gangguan elektrolit. Dalam aplikasi EKG yang cukup banyak
tentunya tidak mengesampingkan perannya sebagai alat penunjang diagnostik, sehingga
mengenali keadaan pasien dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang benar tentu tidak dapat
diabaikan.
Rekaman dalam suatu sistem kerja EKG tersebut dibuat dengan alat elektrokardiograph,
dimana Elektrokardiograph adalah suatu instrumen yang digunakan dalam merekam aktifitas
listrik jantung, dimana pemasangannya di lakukan di dada.
Pengaplikasian pada rekaman EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya :
1. Hipertrofi atria dan ventrikel
2. Infark miokard
3. Aritmia
4. Perikarditis
5. Efek obat – obatan khususnya digitalis
6. Gangguan elektrolit
7. Beberapa penyakit sistemik seperti hipertiroid
8. Menentukan kodisi jantung dari pasien.
Saat ini, dokter dapat membuat pengukuran yang detil terhadap aktivitas listrik jantung
dengan menempelkan elektroda pada titik-titik tertentu tubuh pasien misalnya di bagian dada,
lengan, dan kaki. Hasil yang tercatat, disebut dengan elektrokardiogram, dapat membantu
mengidentifikasi kerusakan pada jantung.
Beberapa aplikasi ECG dalam dunia medis diantaranya adalah:
• Sebagai alat bantu diagnostik di rumah sakit, karena ukuran, frekuensi dan durasi gelombang
normal yang terbentuk adalah konstan pada orang sehat.
• Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung yaitu dengan mengetahui adanya
kelainan-kelainan irama jantung
• Memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai adanya infark otot jantung
akut.
• Membantu mengetahui adanya gangguan elektrolit (sebagai contoh hiperkalemia dan
hipokalemia)
• Mengetahui adanya gangguan perikarditis
• Memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (sebagai contoh blok cabang berkas kanan
dan kiri)
• Digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
• Kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (sebagai contoh emboli paru
atau hipotermia)
• Mendeteksi adanya miokardium infark dan tipe penyakit arteri koroner lainnya, seperti angina
(infark, hipertrophy atrial dan ventrikel)
• Mendeteksi adanya disritmia jantung
• Mendeteksi adanya pembesaran jantung
• Mendeteksi adanya penyakit inflamasi pada jantung
• Mendeteksi adanya efek obat-obatan pada jantung seperti digitalis (lanoxin) dan Tricyclic
antidepressants.
• Mengetahui kelainan-kelainan miokardium.
• Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung.
Teknik pengaplikasian Elektrokardiografi (EKG)
• Standard Clinical ECG
Menggunakan 12 Lead. Digunakan untuk menganalisa kondisi kesehatan jantung pasien.
• Vectorcardiogram
Pemodelan potensial tubuh sebagai vektor 3 dimensi dengan sadapan bipolar Einthoven.
Menggunakan 3 Lead.
• Monitoring ECG
Menggunakan 1 atau 2 elektroda yang ditempelkan pada titik tertentu yang digunakan untuk
memantau kondisi kesehatan jantung pasien dalam jangka waktu yang panjang.