Anda di halaman 1dari 16

Demam Berdarah dengue

Oleh Kelompok VII

I PENDAHULUAN

Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan
sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien DBD. Untuk mengatasinya
pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit serta merekrut tenaga
medis dan paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai
kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan
kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam
mengantisipasi dan merespon kasus ini. Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004
total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah
kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI
Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%).

Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.

Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal
ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat
asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak RSCM menunjukkan pasien
DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa
bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti
flu atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit
infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan
klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium)
dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.

Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968,
akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut
menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia
kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus
menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang
terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.

KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per
100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%,

1
namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66
(tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003).

Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit, disebabkan


karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya
perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk
hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi
sepanjang tahun.

Departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus


ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui
pengasapan, kemudian strategi diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke
tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai
sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.

2
II EPIDEMIOLOGI

A. Pengertian / Arti Definisi dan Penyebab DBD

a. Apa itu nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa
virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas,
meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A.
aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus
menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit
demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara
mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam
berdarah.

Scientific classification
Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
Class Insecta
Order Diptera
Family Culicidae
Genus Aedes
Subgenus Stegomyia
Species A. aegypti
Binomial name Aedes aegypti
(Linnaeus, 1762)

3
b. Apa Itu Demam Berdarah Dengue?

Penyakit demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus.
Dikenal bermacam-macam jenis virus penyebab penyakit demam berdarah, tetapi di
Indonesia hanya terdapat 2 jenis virus penyebab demam berdarah yaitu virus dengue
dan virus chikungunya. Diantara kedua jenis virus yang terdapat di negeri kita, virus
dengue merupakan penyebab terpenting dari demam berdarah. Oleh karena itu,
penyakit demam berdarah yang kita kenal tepatnya bernama demam berdarah dengue,
sesuai dengan nama virus penyebab.

Virus dengue sebagai penyebab penyakit demam berdarah dengue, merupakan


mikroorganisme yang sangat kecil hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Virus hanya dapat hidup di dalam sel hidup, maka demi kelangsungan hidupnya, virus
harus bersaing dengan sel manusia yang ditempati terutama untuk kebutuhan protein.
Apabila daya tahan tubuh seseorang yang terkena infeksi virus tersebut rendah,
sebagai akibatnya sel jaringan akan semakin rusak bila virus tersebut berkembang
banyak maka fungsi organ tubuh tersebut baik, maka akan sembuh dan timbul
kekebalan terhadap virus dengue yang pernah masuk ke dalam tubuhnya.

Penyakit demam berdarah dengue mengenai seseorang melalui gigitan


nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang menularkan penyakit adalah nyamuk betina
dewasa. Nyamuk betina memerlukan darah manusia atau binatang untuk hidup dan
berkembang biak. Apabila di sekitar tempat bersarang nyamuk tersebut dijumpai
seseorang yang sedang sakit demam berdarah penyakit demam berdarah dengue
ringan atau berat. Bila daya tahan tubuh baik dan virus tidak ganas, maka derajat
penyakit tidak berat. Sebaliknya apabila daya tahan tubuh rendah seperti pada anak-
anak, penyakit infeksi dengue ini dapat menjadi berat bahkan dapat mematikan.

Seperti halnya virus yang lain (misalnya influenza, campak) sebagian besar
penderita anak sembuh dengan sendirinya, baik diobati maupun tidak diobati oleh
karena penyakit virus bersifat self limiting disease. Jadi, penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus mempunyai keunikan yaitu datang mendadak, penyakit akan
berjalan terus walaupun diobati, dan akhirnya akan sembuh dengan sendirinya
tergantung dari ketahanan tubuh orang yang terkena. Jadi, apa gunanya diobati?
Sebenarnya yang diobati adalah gejala yang timbul sebagai ‘akibat ulah’ virus yang
berakhir timbul gejala demam, syok, maupun perdarahan, oleh karena sampai
sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus dengue, maka harapan lainnya
adalah dibuatnya vaksin dengue, yang sampai saat ini masih dalam taraf penelitian
dan belum beredar.

c. Siapa Saja yang Terkena Demam Berdarah Dengue?

Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang senantiasa ada sepanjang


tahun di negeri kita, oleh karena itu disebut penyakit endemis. Penyakit ini
menunjukkan peningkatan jumlah orang yang terserang setiap 4-5 tahun. Kelompok

4
umur yang sering terkena adalah anak-anak umur 4-10 tahun, walaupun dapat pula
mengenai bayi dibawah umur 1 tahun. Akhir-akhir ini banyak juga mengenai orang
dewasa muda umur 18-25 tahun. Laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena
tanpa terkecuali.

Cara hidup nyamuk terutama nyamuk betina yang menggigit pada pagi dan
siang hari, kiranya menjadi sebab mengapa anak balita mudah terserang demam
berdarah. Nyamuk Aedes yang menyenangi tempat teduh, terlindung matahari, dan
berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi dan siang
hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang nyamuk selain di dalam
rumah, juga banyak dijumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab.
Sasaran berikutnya adalah anak sekolah yang pada pagi dan siang hari berada di
sekolah. Disamping nyamuk Aedes aegypti yang senang hidup di dalam rumah, juga
terdapat nyamuk Aedes albopictus yang dapat menularkan penyakit demam berdarah
dengue. Nyamuk Aedes albopictus hidup di luar rumah, di kebun yang rindang,
sehingga anak usia sekolah dapat juga terkena gigitan oleh nyamuk kebun tersebut di
siang hari tatkala sedang bermain. Faktor daya tahan anak yang belum sempurna
seperti halnya orang dewasa, agaknya juga merupakan faktor mengapa anak lebih
banyak terkena penyakit demam berdarah dengue dibandingkan orang dewasa.

Di perkotaan, nyamuk sangat mudah terbang dari satu rumah ke rumah lainnya
dari rumah ke kantor, atau tempat umum seperti tempat ibadah, dan lain-lain. Oleh
karena itu, orang dewasa pun menjadi sasaran berikutnya setelah anak-anak. Terutama
dewasa muda (18-25 tahun) sesuai dengan kegiatan kelompok ini pada siang hari di
luar rumah. Walaupun demikian, pada umumnya penyakit demam berdarah dengue
dewasa lebih ringan daripada anak.

d. Pertolongan Pertama pada Penderita Demam Berdarah Dengue

Seorang yang menderita penyakit demam berdarah pada awalnya akan


menderita demam tinggi. Dalam keadaan demam ini tubuh banyak kekurangan cairan
oleh karena terjadi penguapan yang lebih banyak daripada biasa. Cairan tubuh makin
berkurang bila anak terus menerus muntah atau tidak mau minum. Maka pertolongan
pertama yang terpenting adalah memberikan minum sebanyak-banyaknya.

Berikanlah minum kirakira 2 liter (8 gelas) dalam satu hari atau 3 sendok
makan setiap 15 menit. Minuman yang diberikan sesuai selera anak misalnya air
putih, air teh manis, sirup, sari buah, susu, oralit, softdrink, dapat juga diberikan
nutricious diet yang banyak beredar saat ini. Dengan memberikan minum banyak
diharapkan cairan dalam tubuh tetap stabil. Untuk memantau bahwa cairan tidak
kurang, perhatikan jumlah kencing anak. Apabila anak banyak buang air kecil,
minimal 6 kali dalam satu hari berarti jumlah cairan yang diminum anak mencukupi.

Demam yang tinggi demikian juga akan mengurangi cairan tubuh dan dapat
menyebabkan kejang pada anak yang mempunyai riwayat kejang bila demam tinggi,

5
oleh karena itu harus segera diberikan obat penurun panas. Untuk menurunkan
demam, berilah obat penurun panas. Untuk jenis obat penurun panas ini harus dipilih
obat yang berasal dari golongan parasetamol atau asetaminophen, jangan diberikan
jenis asetosal atau aspirin oleh karena dapat merangsang lambung sehingga akan
memperberat bila terdapat perdarahan lambung. Kompres dapat membantu bila anak
menderita demam terlalu tinggi sebaiknya diberikan kompres hangat dan bukan
kompres dingin, oleh karena kompres dingin dapat menyebabkan anak menggigil.
Sebagai tambahan untuk anak yang mempunyai riwayat kejang demam disamping
obat penurun panas dapat diberikan obat anti kejang.

Pada awal sakit yaitu demam 1-3 hari, seringkali gejala menyerupai penyakit
lain seperti radang tenggorokan, campak, atau demam tifoid (tifus), oleh sebab itu,
diperlukan kontrol ulang ke dokter apabila demam tetap tinggi 3 hari terus menerus
apalagi anak bertambah lemah dan lesu. Untuk membedakan dengan penyakit lain
seperti tersebut di atas, pada saat ini diperlukan pemeriksaan darah dapat dilakukan.
Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahui apakah darah cenderung menjadi
kental atau lebih. Bila keadaan anak masih baik, artinya tidak ada tanda kegawatan
dan hasil laboratorium darah masih normal, maka anak dapat berobat jalan.
Kegawatan masih dapat terjadi selama anak masih demam, sehingga pemeriksaan
darah seringkali perlu diulang kembali.

e. Kapan Penderita Harus Dibawa ke Rumah Sakit ?

Seorang yang diduga menderita demam berdarah akan mengalami bahaya bila
mendapat syok dan perdarahan hebat. Untuk mencegah hal-hal tersebut, maka
penderita dianjurkan dirawat di rumah sakit. Seseorang harus dirawat apabila
menderita dianjurkan dirawat di rumah sakit. Seseorang harus dirawat apabila
menderita gejala-gejala di bawah ini:

 Demam terlalu tinggi (lebih dari 39C atau lebih)

 Muntah terus menerus

 Tidak dapat atau tidak mau minum sesuai anjuran

 Kejang

 Perdarahan hebat, muntah atau berak darah

 Nyeri perut hebat

 Timbul gejala syok, gelisah atau tidak sadarkan diri, nafas cepat, seluruh
badan teraba dan lembab, bibir dan kuku kebiruan, anak merasa haus, kencing
berkurang atau tidak ada sama sekali

6
 Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan kekentalan darah dan atau
penurunan jumlah trombosit.

Perlu diingatkan, pada saat mengantar penderita untuk dirawat; sesaat setelah
tiba di rumah sakit segera beritahukan kepada perawat bahwa anak ini kemungkinan
menderita demam berdarah. Pemberitahuan ini perlu disampaikan kepada perawat
atau dokter yang menerima pertama kali untuk mendapat pertolongan lebih cepat.
Penderita dalam keadaan kegawatan, memerlukan pertolongan segera dan makin
cepat ditolong makin besar kemungkinan untuk sembuh kembali.

Apabila salah satu anggota keluarga menderita sakit demam berdarah, akan
mudah menular melalui gigitan nyamuk (ingat sifat nyamuk yang dapat menggigit
beberapa orang secara berturut-turut. Jadi, bila ada anggota keluarga lain yang
menderita demam segera berobat untuk memastikan apakah tertular demam berdarah
atau tidak.

B. Penyebab

Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3
dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses).
Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain
Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus
dengue dengan tipe satu dan tiga.

C. Gejala

Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :

a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38o C- 40o C)

b. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan,


konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.

c. Hepatomegali (pembesaran hati).

d. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik
sampai 80 mmHg atau lebih rendah.

e. Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombosit sampai


100.000/mm3.

f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.

g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah,
sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.

h. Pendarahan pada hidung dan gusi.


7
i. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat
pecahnya pembuluh darah.

D. Masa Inkubasi

Demam berdarah umumnya berlangsung sekitar enam atau tujuh hari dengan
puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah
platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.

Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat
mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

 Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

 Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri


pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak
perdarahan di bawah kulit.

 Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama


dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung
(epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.

 Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok /
presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka
kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita
Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter
atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan,


trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom
shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

8
E. Penularan

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus
betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam
berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering
menggigit manusia pada waktu pagi dan siang.

Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di
bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran
kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan.
Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia.

F. Penyebaran

Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953.
Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah
kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke
beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut :

 Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian


sebanyak 1.234 orang.

 Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian


sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan)

 Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang.

 Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang.

 Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang

 Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.

9
 Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.

 Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai
26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.

G. Penanganan

Akhir ini banyak orang yang terkena demam berdarah (DBD). Sampai sekarang
belum ada obat untuk penyakit demam berdarah, dan cara menyembuhkannya juga sedikit
aneh, tapi efektif. coba liat tips berikut berdasarkan pengalamam pribadi :

a.Jika seseorang baru divonis kena penyakit demam berdarah, ada baiknya dikasi
minum pocari sweet untuk meningkatkan tekanan darahnya. karena pada awal terkena
demam berdarah, tekanan darah akan turun dengan drastis. Pocari sweet akan
membantu menaikkan tekanan darah.

b.segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dipasang infus. ingat, jika jarum infus
terpasang sampai 3 /4 hari, ada baiknya mengganti jarum dan memindahkannya ke
posisi lain. karena jika jarum infus terlalu lama terpasang bisa menyebabkan infeksi
pada nadi, dan itu akan membuat si penderita mengalami demam lagi.

c.Penderita Demam Berdarah, pada masa penyembuhan, nilai trombosit akan turun
drastis. nilai normal trombosit adalah 150000 – 170000. untuk menjaga agar nilai
trombosit tidak turun terus menerus, dianjurkan untuk minum angkak, juice jambu
kelutuk.

d.Penderita Demam Berdarah, nafsu makannya akan menurun. tapi diusahakan untuk
tetap makan. itu untuk membantu pemulihan. makanan yang dikasi harus bisa
membuat nafsu makan bertambah. tips: dokter yang menanganin, menyuruh makan
KFC, kwetiao goreng, Nasi campur. bingung? yah tapi itu caranya agar cepat sembuh.

H. Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu


nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

1. Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan


Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah. Sebagai contoh:

 Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.

 Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.

10
 Menutup dengan rapat tempat penampungan air.

 Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan
lain sebagainya.

2. Biologis

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan


jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).

3. Kimiawi

Cara pengendalian ini antara lain dengan:

 Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna

 untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.


Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan (3M Plus), yaitu menutup,
menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara
ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur,
memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang
obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat.

I. Pengobatan

Pengobatan penderita Demam Berdarah adalah dengan cara:

 Penggantian cairan tubuh.

 Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter - 2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula
sirup atau susu).

 Gastroenteritis oral solution/kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu
1 sendok makan setiap 3-5 menit.

J. Penyuluhan Bagi Masyarakat

Seperti diuraikan di atas bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat
membunuh virus dengue ataupun vaksin demam berdarah, maka upaya untuk
pencegahan demam berdarah ditujukan pada pemberantasan nyamuk beserta tempat
perindukannya. Oleh karena itu, dasar pencegahan demam berdarah adalah memberikan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat bagaimana cara memberantasan nyamuk
dewasa dan sarang nyamuk yang dikenal sebagai pembasmian sarang nyamuk atau PSN.

11
Demi keberhasilan pencegahan demam berdarah, PSN harus dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di rumah, di sekolah, rumah sakit, dan
tempat-tempat umum seperti tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Dengan demikian
masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama meningkatkan
kebersihan lingkungan.

Cara Memberantas Jentik

Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup,


dan mengubur, artinya :

 Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras),

 Tutup penyimpanan air rapat-rapat (menutup),

 Kubur kaleng, ban bekas, dll. (mengubur).

Kebiasaan-kebiasaan seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung


setiap hari atau mengganti dan bersihkan vas bunga, seringkali dilupakan. Kebersihan
di luar rumah seperti membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air
hujan secara teratur atau menanam ikan pada kolam yang sulit dikuras, dapat
mengurangi sarang nyamuk.

Pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras dapat diraburkan
bubuk abate yang dapat ditaburkan bubuk abate yang dapat membunuh jentik. Bubuk
abate ini dapat dibeli di apotek.

Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)

 Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air

 Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate

 Bubuk akan menempel di dinding bak/ tempayan/ kolam

 Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan

Cara Memberantas Nyamuk Dewasa

Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan membersihkan tempat-tempat


yang disukai oleh nyamuk untuk beristirahat.

Kurangi Tempat Untuk Nyamuk Beristirahat

 Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia)

 Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah

12
 Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu

 Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00)

 Perhatikan kebersihan sekolah, bila kelas gelap dan lembab, semprot dengan obat
nyamuk terlebih dahulu sebelum pelajaran mulai

 Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita yang


dirawat atau menginggal. Untuk pengasapan diperlukan laporan dari rumah sakit
yang merawat.

Tip’s Cara Menanggulangi Penyakit Demam Berdarah Dengue

 Diagnosis dini

 Awal mirip penyakit lain, maka perlu waspada

 Perlu alat penunjang (laboratorium)

 Perhatikan tanda kegawatan

 Perlu monitor berkala : gejala dan laboratorium

 Pengobatan

 Awal penyakit: masalah demam, berakibat obat anti demam

 Upayakan cukup cairan

 Penggantian cairan (minum & infus)

 Obat lain tergantung komplikasi yang timbul

 Perhatian Khusus

 Demam 3 hari atau lebih tanpa sebab

 Obat turun panas : parasetamol, bukan asetosal

 Minum banyak, jenis sesuai selera

 Jangan memeriksakan darah tanpa persetujuan dokter

 Pemeriksaan darah sebaiknya pada demam hari ke–3 atau lebih

 Tidak perlu panik bila anak masih mau minum banyak

 Bila serumah ada kasus DBD, setiap anak yang menderita demam segera
berobat

13
K. Kebijakan Pemerintah

Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam


berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya
adalah:

a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak
pasien yang menderita DBD.

b. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan


secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta
membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu
sesuai program PKPS-BBM/ program kartu sehat . (SK Menkes No.
143/Menkes/II/2004 tanggal 20 Februari 2004).

c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD.

d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena
DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan
sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik (jumantik).

e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M


(Menguras, Menutup, Mengubur).

f. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri dari
unsur-unsur :

 Ikatan Dokter Anak Indonesia

 Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia

 Asosiasi Rumah Sakit Daerah

g. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing Rp. 500 juta,
di luar bantuan gratis ke rumah sakit.

h. Mengundang konsultan WHO untuk memberikan pandangan, saran dan bantuan


teknis.

i. Menyediakan call center.

j. Melakukan Kajian Sero-Epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus dengue.

L. Tindakan Badan LITBANG Kesehatan

Dalam rangka membantu mengatasi penyakit Demam Berdarah, Badan Litbang


Kesehatan telah melakukan beberapa penelitian, di antaranya :

14
a. Penelitian Seroepidemiologi Infeksi Virus Dengue pada Anak-anak dan Remaja di
Mataram, Tahun1998.

b. Penelitian Evaluasi dan Pembinaan Pokja DBD Khususnya Ibu Dasa Wisma
dalam Pelaksanaan Penanggulangan Penularan Penyakit DBD, Tahun 1999.

c. Penelitian Peningkatan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD)


Berbasis Masyarakat dengan Pendekatan Pendidikan Kesehatan Masyarakat,
Tahun 2000.

d. Penelitian Pengembangan Metode Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di


Daerah Endemis Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Tahun 2001.

e. Penelitian Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue di DKI Jakarta 2003.

f. Penelitian Wabah Demam Berdarah Dengue pada Sepuluh Rumah Sakit di DKI
Jakarta Tahun 2004. (Penelitian ini sedang berlangsung).

Badan Litbangkes berkerja sama dengan Namru 2 telah mengembangkan suatu


sistem surveilen dengan menggunakan teknologi informasi (Computerize) yang disebut
dengan Early Warning Outbreak Recognition System ( EWORS ). EWORS adalah suatu
sistem jaringan informasi yang menggunakan internet yang bertujuan untuk
menyampaikan berita adanya kejadian luar biasa pada suatu daerah di seluruh Indonesia
ke pusat EWORS (Badan Litbangkes. Depkes RI.) secara cepat.

Melalui sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui dengan
cepat, sehingga tindakan penanggulangan penyakit dapat dilakukan sedini mungkin.
Dalam masalah DBD kali ini EWORS telah berperan dalam hal menginformasikan data
kasus DBD dari segi jumlah, gejala/karakteristik penyakit, tempat/lokasi, dan waktu
kejadian dari seluruh rumah sakit DATI II di Indonesia.

15
III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penyebab penyakit DBD di Indonesia adalah Virus Dengue tipe DEN 1, DEN 2, DEN
3, dan DEN 4.

2. Sejak Bulan Januari sampai dengan 5 Maret 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi
di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang
(CFR=1,53% )10. Kasus DHF tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534
orang) dan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)

3. Perlu kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit DHF terutama pada musim
penghujan.

4. Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD adalah Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan (3M Plus) yang melibatkan seluruh masyarakat serta
disesuaikan dengan kondisi setempat.

B. Saran

1. Perlunya digalakkan (Gerakan 3 M plus) tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus
dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.

2. Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS) perlu dilakukan secara


berdaya guna dan berhasil guna.

C. Daftar Pustaka

Mansjoer, Arif M(2000). Kapita selekta kedokteran jilid 3. Jakarta:Media Aesculapius.

http://munadziroh.blogspot.com/2009/06/aedes-aegypti-merupakan-jenis-nyamuk.html

http://organisasi.org/penyakit-demam-berdarah-dengue-dbd-pengertian-penyabab-gejala-dbd

http://www.anneahira.com/penanggulangan-demam-berdarah.htm

http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=53

http://psikologi.unisba.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=132&Itemid=141

16

Anda mungkin juga menyukai