Anda di halaman 1dari 13

1

PENELITIAN DESKRIPTIF (KUALITATIF)

A. Pendahuluan

Penelitian deskriptif (descriptive reasearch), yang biasa disebut juga


penelitian taksonomik (taksonomic research), seperti telah disebutkan
sebelumnya, dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu
fenomena atua kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah
variabel yang berkenaan dengan masalah dan uinit yang diteliti. Jenis
penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jaringan hubungan antar variabel
yang ada tidak maksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan
variabel-varibel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan
sosial. Oleh karena itu, pada suatu penelitian deskriptif, tidak menggunakan
dan tidak melakukan pengujian hipotesis (seperti yang dilakukan dalam
penelitian eksplanasi) ; berarti tidak dimaksudkan unutk membangun dan
mengembangkan perbendaharaan teori. Dalam pengelolahan dan analisis data,
lazimnya menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif (statistik
deskriptif).

B. Pembahasan
1. Pengertian Penelitian Kualitatif
Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif merupakan suatu
prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau
lisan dari orang- orang berprilaku yang dapat diamati dan pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Sementara Kirk dan Miller mendefenisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara
fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam
kawasannya maupun dalam peristilahannya.
2

Menurut Willams peenelitian kualitatif adalah pengumpulan data


pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan
dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.
Sedangkan Denzim dan Lincon berpendapat pula bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Menurut Jane Richie, penelitian
kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan persfektifnya
di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang
manusia yang diteliti.
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motovasi, tindakan dan lainnya, secara holistic dan dengan
deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.1

2. Karakteristik Penelitian Deskriptif


Adapun kareteristik penelitian deskriptif yaitu:
1. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung. Penelitian
kualitatif mengadakan penelitian pad konteks dari suatu
kebutuhan adanya (alami) tanpa dilakukan perubahan dan
intervensi oleh peneliti.
2. Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan
data.kualitatif menghendaki peneliti atau dengan bantuan orang
lain sebagi alat utama pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan

1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja rosdakarya,2013), hlm.
5- 6.
3

agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap


kenyataan- kenyataan yang ada di lapangan.
3. Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian kualitatif
tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta
empiris. Penelitian terjun ke lapangan, mempelajari,
menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari
fenomena yang ada dilapangan.
4. Penelitian bersifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh
(berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam
bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam
bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar
angka atu frekuensi. Peneliti segera nelakukan analisis data
dengan member pemaparan gambaran mengenai situasi yang
diteliti dalam bentuk uraian naratif.
5. Tekanan penelitian berada pada proses. Penelitian kualitatif
lebih banyak mementingkan segi proses dari pada hasil.
Pertanyaan apa (yang dilakukan), mengapa (hal itu dilakukan)
dan bagimana (cara melakukannya) uraian naratif merajut
pemaparan suatu fenomena.
6. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. Penelitian kualitatfi
menghendaki ditetapkannya bats atas dasar fokus. Dalam
pemikiran fokus terliput di dalam perumusan latar belakang
studi dan permasalahan. Fokus juga berarti penentuan keluasan
permasalahan dan batas penelitian.
7. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka. Perencanaan (desain)
dalam penelitian kualitatif tidak bersifat ketat atau kaku,
sehingga sulit untuk diubah. Perencanaan penelitian disusun
bersifat lentur dan terbuka disesuaikan dengan kondisi
sebenarnya yang ada di lapangan studi.
4

8. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama. Pemaparan


sebagai hasil interpretasi dalam penelitian kualitatif
dikehendaki merupakan kesepakatan yang diperundingkan
dengan subjek-subjek yang dijadikan sumber data.
9. Pembentukan teori berasal dari dasar. Penelitian kualitatfi
manakankan pada kepercayaan terhadap apa adanya yang
dilihat, sehingga bersifat netral. Analisis induktif memeberi
makna bukan maksud menjaring data untuk membuktikan
hipotesis yang telah dirumuskan.
10. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode
ini digunakan karena lebih mudah mengadakan penyesuaian
dengan kenyataan yang berdimensi ganda dan lebih mudah
menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti
dan subjek penelitian.
11. Penelitian yang bersifat menyeluruh (holistik). Penelitian
kualitatif mamandang bahwa keseluruhan sebagai suatu
kesatuan lebih penting dari pada satu-satu bagian. Karena itu
berbagai masalah penelitian tidak dipandang saling lepas.
12. Makna sebagai perhatian utama penelitian. Penelitian kualitatif
mengarahkan pusat perhatiannya kepada cara bagimana orang
memberi makna pada kehidupannya.2

Menurut Moleong, ciri-ciri metode kualitatif yaitu:


1. Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah dalam
suatu kebutuhan).
2. Manusia sebagai alat (manusia/ peneliti merupakan alat
pengumpulan data yang utama).

2
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 38-42.
5

3. Analisa data secara induktif (mengacu pada temuan lapangan)


4. Teori dari dasar/ grounded theory (menuju pada arah
penyusunan teori berdasarkan data).
5. Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar
dan bukan angka-angka).
6. Lebih mementingkan proses daripada hasil.
7. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya versi lain
tentang validitas, reliabilitas dan obyektivitas).
8. Adanya batas yang ditentuka ole fokus (perlunya batas
penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam
penelitian).
9. Desain yang bersifat sementara (desain penelitian terus
berkembang sesuai dengan kenyataan lapangan).
10. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama (hasil
penelitian dirundingkan dan disepakati bersama antara peneliti
dengan sumber data).3
3. Prosedur Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber
dan cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen,
di sekolah dengan tenag pendidikan dan kependidikan, di rumah dengan
berbagai reponden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

3
Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media,
2014), hlm. 108-109.
6

sumber primer dan sumber sekumder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data
sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau tehnik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara),
kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan kempatnya.4
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala dalam
objek penelitian. Dalam penelitian, observasi dibutuhkan untuk dapat
memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat
dipahami dalam konteksnya. Observasi yang dilakukan adalah
observasi terhadap sujek, perilaku subjek selama wawancara,
interaksi subjek dengan peneliti hal-hal yang dianggap relevan
sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil
wawancara.
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka
yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Hasil observasi
menjadi data penting karena beberapa hal, antara lain:
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang
konteks dalam hal yang diteliti.
2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersifat terbuak,
berorientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan

4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 308.
7

mempertahankan pilihan untuk mendelati masalah secara


induktif.
3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh
subjek penelitian sendiri kurang sadari.
4. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang
hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh
subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
5. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap
introsfektif terhadap penelitian yang dilakukan. Kesan dan
pesan pengamatan akan menjadi bagian dari data pada
gilirannya dapat dimanfaaatkan untuk memahami fenomena
yang diteliti . 5
Observasi dibedakan menjadi dua, yaitu observasi partisispan,
observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan serta sebagi
anggota serta dalam kehidupan bermasyarakat topik penelitian.
Observasi non-partisipan adalah observasi yang menjadikn peneliti
sebagai penonton atu penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang
menjadi topik penelitian. Dalam observasi jenis ini peneliti melihat
atau mendengarkan pada situasi sosial tertentu tanpa partisipasi aktif
di dalamnya. 6
Suharsimi Arikunto juga berpendapat observasi dapat dilkukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Observasi non- sistematis, observasi yang dilakukan oleh
pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan.

5
Ahmad Nizar Rangkuti, Op. Cit., hlm. 121.
6
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm.
39-40.
8

2. Observasi sistematis, observasi yang dilakukanoleh pengamat


dengan menggunakan pedoman sebagai instrument
pengamatan.7

b. Wawancara

Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau


keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara dalam
penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawncara dengan informan dengan atau tanpa menggunakan
pedoman wawancara. Wawancara harus difokuskan pada kandungan
isi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

1. Jenis Wawancara

Peneliti harus memutuskan besarnya struktur dan


wawancara. Penelitian kualitatif umumnya menggunakan
wawncara tidak berstruktur atau semi berstruktur. Berikut ada tiga
bentuk wawancara, yaitu:

Pertama, wawncara tida terstruktur, tidak berstandard,


informal, atau berfokus dimulai dari pertanyaan umum dalam area
yang luas pada penelitian. Wawancara ini biasanya diikuti oleh
suatu kata kunci, agenda atu daftar topic yang akan dicakup dalam
wawancara.

7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm.200.
9

Kedua, wawancar semi berstruktur. Wawancara ini dimulai


dari isu yang dicakup dalam pedoman wawancara. Pedoman
wawancara bukanlah jadwal seperti dalam penelitian kuantitatif.
Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu.

Ketiga, wawancara berstruktur atau berstandard. Peneliti


kualitatif jarang sekali menggunakan jenis wawancara ini.
Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis membuat data yang
diperoleh tidak kaya.

2. Lama dan Pemilihan Waktu Wawancara

Field dan Morse menyarankan bahwa wawancara harus


selesai dalam satu jam. Sebenrnya waktu wawancara bergantung
pada partisipan. Penaliti harus melakukan kontrak waktu dengan
partisipan, sehingga mereka dapat merencanakan kegiatannya
pada hari itu tanpa terganggu oleh wawancara, umumnya
partisipan memang menginginkan waktunya cukup satu jam. Pada
pertisipan lanjut usia, menderita kelemahan fisik, atau sakit
mungkin perlu istirahat setelah dua puluh atau tiga puluh menit.

3. Jenis Pertanyaan dan Hal Yang Terkait

Menurut Devers dan Frankel beberapa faktor yang


mempengaruhi derajat struktur atau jenis instrumentasi yang
digunakan dalam penelitian kualitatif. Faktor pertama adalah
tujuan penelitian. Bila penelitian lebih bersifat eksplorasi atau
pengujian untuk menemukan dan atu menghaluskan teori dan
10

konsep, yang tepat untuk dipertimbangkan adalah protocol yang


sangat berakhiran terbuka (open ended). Faktor kedua adalah
luasnya pengetahuan sebelumnya yang sudah ada tentang suatu
subyek, misalnya suatu konsep yang telah ada dan digunakan
secara luas di dunia, sejauh man penerapannya di Indonesia.
Ketiga, sumber yang tersedia, terutama waktu subyek dan jumlah
serta kompleksitas kasus.

4. Prosedur Wawancara

Adapun prosedur wawancara meliputi:

1. Identifikasi para partisipan berdasarkan prosedur sampling


yang dipilih sebelumnya.
2. Tentukan jenis wawancara yang akan dilakukan dan informasi
yang bermanfaat apa yang relevan dalam menjawab pertanyaan
penelitian.
3. Tentukan tempat untuk melakukan wawancara, jika mungkin
mungkin mungkin ruangan cukup tenang dan nyaman bagi
pertisipan.
4. Selama wawancara, cocokkan dengan pertanyaan, lengkapi
pada waktu tersebut (jika memungkinkan), hargai partisipan
dan selau bersikap sopan santun.8
5. Dokumen
Dokumen merupakan cacatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbantuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya cacatan harian, sejarah kehidupan, biografi,

8
Ahmad Nizar Rangkuti, Op. Cit., hlm. 129.
11

pereaturan, kebijakan. Studi dokumen merupakan pelengkap dari


penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.9

4. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian kualitatif


Keunggulannya penelitian kualitatif yaitu:
1. Deskripsi dan interpretasi dari informan dapat diteliti secara
mendalam.
2. Mempunyai landasan teori yang sesuai fakta.
3. Penelitian lebih berjalan subyektif.
4. Sangat efektif digunakan dalam mencari tanggapan dan pandangan
karna bertemu langsung.
5. Adanya pemahaman khusus dalam menganalisa.

Adapun kelemahan dari penelitian kualitatif yaitu:


1. Peneliti bertanggung jawab besar terhadap informasi yang
disampaikan oleh informan.
2. Bersifat sirkuler.
3. Perbedaan antara fakta dan kebijakan kurang jelas.
4. Ukuran penelitian kecil.
5. Tidak efektif jika ingin meneliti secara keseluruhan atau besar-
besaran.10

9
Sugiyono, Op.Cit.,hlm. 329.
10
https://www.academia.edu/6795452/Kelebihan_dan_kekurangan_Metode_Penelitian_Kualit
atif_dan_Kuantitatif diakses pada 12 September 2016 pukul 20.30 WIB.
12

C. Penutup
Kesimpulan
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motovasi, tindakan dan lainnya, secara holistic dan dengan deskripsi
dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Keunggulannya penelitian kualitatif yaitu:
1. Deskripsi dan interpretasi dari informan dapat diteliti secara mendalam.
2. Mempunyai landasan teori yang sesuai fakta.
3. Penelitian lebih berjalan subyektif.
4. Sangat efektif digunakan dalam mencari tanggapan dan pandangan karna
bertemu langsung.
5. Adanya pemahaman khusus dalam menganalisa.

Adapun kelemahan dari penelitian kualitatif yaitu:


1. Peneliti bertanggung jawab besar terhadap informasi yang disampaikan
oleh informan.
2. Bersifat sirkuler.
3. Perbedaan antara fakta dan kebijakan kurang jelas.
4. Ukuran penelitian kecil.
5. Tidak efektif jika ingin meneliti secara keseluruhan atau besar-besaran.
13

Daftar Pustaka

Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Citapustaka Media,


2014.

Emzir, Metodologi Penelitian Kialitatif Analisis Data, Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2012.

https://www.academia.edu/6795452/Kelebihan_dan_kekurangan_Metode_Penelitian
Kualitatif_dan_Kuantitatif

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja rosdakarya, 2013.

S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan ,Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2015.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2010.

Anda mungkin juga menyukai