Anda di halaman 1dari 4

Aqil Arrosid – 1506717380

Muhammad Hanif Abdurrahman – 1506745283


Nurul Ilmaniar - 1506745163
Pemanfaatan Logam Bekas Sebagai Bahan Baku 3D Metal Printing

Melihat dari perkembangan zaman ini banyak limbah logam yang dihasilkan oleh
manusia, mulai dari limbah yang dihasilkan dari perumahan maupun limbah yang dihasilkan
oleh industri yang bergerak di bidang manufaktur logam. Limbah logam yang dihasilkan oleh
perumahan akhir-akhir ini banyak di pertanyakan terutama oleh ahli lingkungan karena
limbah logam yang dihasilkan oleh perumahan banyak menghasilkan masalah, terutama
masalah lingkungan karena jika sampah logam yang mengotori lingkungan akan susah untuk
terurai, karena di butuhkan waktu 50 tahun untuk sampah logam bisa terurai di tana h. Dan
hal ini juga cukup mencemas karena diketahui indonesia dapat menghasilkan sampah hingga
187,2 ton dan ¼ bagian dari sampah tersebut merupakan limbah logam yang dihasilkan oleh
perumahan, selain itu di Indonesia juga belum banyak perusahaan maupun dari pemerintah
yang bergerak di bidang pengolahan limbah untuk pengolahan limbah tersebut terutama
limbah logam. Melihat kondisi tersebut, maka muncul ide untuk mengolah limbah logam
tersebut menjadi suatu barang yang bisa dimanfaatkan kembali yaitu sebagai serbuk logam
pada bidang metalurgi serbuk, Metalurgi serbuk merupakan proses pembentukan benda
kerja komersial (baik yang jadi maupun setengah jadi) dari logam dimana logam dihancurkan
dahulu berupa serbuk. Salah satu contoh dari pembuatan produk yang berbahan dasar
metalurgi serbuk adalah kompaksi yaitu serbuk logam tersebut ditekan di dalama cetakan
(mold) dan dipanaskan di bawah temeperatur leleh serbuk sehingga partikel – partikel logam
memadu dan terbentuk benda kerja.

Pada bidang metalurgi serbuk ini terdapat beberapa keuntungan yaitu produk yang
dihasilkan dari metalurgi serbuk dapat berukuran sangat kecil dengan toleransi yang ketat
dan permukaan yang halus dalam jumlah banyak, selain itu dari segi penggunaan bahan,
proses pembuatan produk dengan metalurgi serbuk merupakan proses yang ekonomis
karena tidak ada bahan yang terbuang selama proses produksi dan juga proses metaurgi
serbuk memiliki kontrol kuantitatif yang baik, presisi yang tinggi, tidak diperlukan banyak
penyelesaian akhir. Namun proses metalurgi serbuk ini juga terdapat beberapa kekurangan
yaitu untuk beberapa jenis produk tidak dapat dibuat secara ekonomis. Karena keterbatasan
kapasitas mesin press dan ratio kompressi berbagai jenis serbuk. Yang bisa berakibat
kepadatan benda kerja tidak merata, selain itu bentuk-bentuk produk yang sulit, tidak dapat
dibuat, karena selama proses penekanan/ pemampatan, serbuk logam tidak mampu mengalir
mengisi rongga cetakan dan serbuk metalurgi.

Tetapi pada paper kali ini kami tidak membahas pembuatan produk logam dengan
metalurgi serbuk pada umumnya seperti yang sudah di jelaskan di paragraf sebelumnya, pada
paper kali ini kami membahas cara pengolahan limbah logam yang ada dilingkungan untuk
menjadi serbuk logam yang digunakan pada aplikasi 3D printer dalam membuat suatu produk
berbahan dasar logam.

Proses pembuatan serbuk dari logam bekas dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pada industri dikenal berbagai macam proses seperti solid-state reduction, atomisasi,
elektrolisa dan secara kimiawi. Dalam reduksi solid-state, bijih yang sudah dipilih dihancurkan
biasanya dicampur dengan karbon dan dilewatkan secara kontinu pada furnace. Pada furnace
terjadi reaksi yang mengurangi karbon dan oksigen dari serbuk sehingga terbentuk logam
spons yang kemudian dihancurkan dan terpisah dari semua bahan non-logam yang kemudian
disaring untuk menghasilkan serbuk. Kemudian metode atomisasi, logam cair dipisahkan
menjadi tetesan kecil dan dibekukan secara cepat sebelum tetesan bersentuhan satu sama
lain atau dengan permukaan padat. Teknik ini berlaku untuk semua logam yang dapat
dicairkan dan telah digunakan secara komersial untuk produksi besi, tembaga, baja paduan,
kuningan, perunggu. Selain itu logam dengan titik leleh rendah juga dapat menggunakan
teknik ini seperti aluminium, timah, timbal, seng dan cadmium.

Metode lainnya yaitu elektrolisis dimana banyak logam dapat disimpan dalam
keaadan serbuk dan seperti spons dengan memilih kondisi yang sesuai seperti komposisi
elektrolit, konsentrasi, suhu, dan kerapatan arus. Pengolahan lebih lanjut seperti pencucian,
pengeringan, pengurangan, anil dan penghancuran sering dibutuhkan yang pada akhirnya
menghasilkan serbuk dengan kemurnian dan densitas tinggi. Biasanya logam yang digunakan
dengan metode ini yaitu tembaga. Lalu ada metode yang memakai bahan kimia. Perlakuan
serbuk kimia yang paling umum melibatkan reduksi oksida, presipitasi dari laurtan dan
dekomposisi termal. Serbuk yang dihasilkan dapat memiliki variasi sifat yang beragam namun
memiliki ukuran dan bentuk partikel yang terkontrol dengan ketat.

Contoh sederhananya dalam proses pembuatan serbuk yaitu pada aluminium yang
dapat dijadikan serbuk dengan cara mengilingnya dengan ball mill. Produk-produk pada
masyarakat yang dapat diolah contohnya kaleng soda, aluminium foil, dan produk aluminium
lainnya. Pada proses pembuatan logam serbuk dari kaleng s oda pertama-tama perlu
dibersihkan terlebih dahulu agar terbebas dari pengotor. Selanjutnya amplas untuk
melepaskan catnya dan bersihkan komponen perak pada bagian bawah kaleng hal ini agar
mengurangi kontaminan pada serbuk aluminium. Kemudian potong aluminium menjadi
potongan kecil hingga berukuran seinchi. Selanjutnya giling aluminium yang sudah dipotong
menggunakan mesin pengiling hingga halus. Penggilingan dapat dilakukan menggunakan ball
mill. Pada proses pengilinggan perlu diperhatikan temperaturnya agar tidak merubah wujud
aluminium. Setelah itu saring serbuk dengan penyaring dengan ukuran tertentu sehingga
akan didapatkan serbuk yang benar-benar halus.

Pada tahap selanjutnya serbuk dari logam bekas dijadikan sebagai bahan baku dalam
3D Metal Printing. Teknologi 3D Printing atau Additive Manufacturing (AM) merupakan
proses pembuatan suatu objek yang dimensinya telah ditentukan melalui permodelan
dengan bantuan komputer. Objek dibuat dengan cara menyusun lapisan demi lapisan hingga
terbentuk objek tiga dimensi. Teknologi ini merupakan teknologi manufaktur yang
membutuhkan peralatan yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan teknologi
manufaktur lainnya. AM memiliki keunggulan dibanding teknologi manufaktur lain karena AM
memiliki fleksibilitas desain yang lebih baik, proses yang lebih cepat, dan konsumsi energi
yang lebih rendah. AM menggunakan logam dalam bentuk serbuk atau kawat sebagai bahan
baku pembuatan objek dan memanfaatkan sinar laser atau elektron sebagai sumber energi.

Direct Metal Laser Sintering merupakan salah satu metode 3D Printing yang marak
dikembangkan karena dapat secara langsung menghasilkan produk menggunakan serbuk
logam hanya dalam satu siklus proses. Umumnya produk yang dihasilkan berupa part yang
sudah dalam kondisi net shape. Bentuk part yang rumit dihasilkan secara langsung melalui
proses solidifikasi nonkonvensional melalui pelapisan serbuk logam hingga menghasilkan
bentuk tiga dimensi. Prinsip dasar yang digunakan pada metode ini adalah memadatkan
lapisan tipis serbuk logam, umumnya setebal 20-60 μm, menggunakan sinar laser. Bahan baku
yang digunakan merupakan serbuk logam yang sangat halus dan bulat. Serbuk yang
digunakan harus dalam bentuk bulat sempurna agar dapat terdistribusi dengan baik saat
pelapisan berlangsung. Setiap butir dari serbuk juga harus memiliki ukuran yang sama
sehingga dapat dihasilkan produk berkualitas baik.
Source: Comparison of Mechanical,
Metallurgical Properties of 17-4PH
Stainless Steel between Direct Metal
Laser Sintering (DMLS) and
Traditional Manufacturing Methods -
Scientific Figure on ResearchGate.

Mesin DMLS umumnya memiliki bagian-bagian seperti gambar di atas. Cetakan dari objek
terdapat pada bagian building platform yang terbuat dari pelat baja, dari mesin. Dispenser
unit terdiri atas powder dispenser platform dan powder dispenser piston merupakan tempat
untuk menyimpan logam serbuk. Recoater arm digunakan untuk menyebarkan serbuk logam
hingga dihasilkan lapisan dengan ketebalan seragam. Serbuk logam akan sebarkan pada pelat
baja kemudian sinar laser akan menyinter lapisan pertama. Selanjutnya, building platform
akan bergerak turun sebanyak 20 μm dan lapisan serbuk logam baru disebarkan di atas
lapisan selanjutnya. Laser akan kembali menyinter lapisan kedua hingga proses pembentuka n
selesai. Proses solidifikasi melalui pelapisan ini memungkinkan bentuk-bentuk dan geometri
yang sangat kompleks sekalipun diperoleh menggunakan metode ini.

Jadi pada zaman yang semakin modern ini sudah banyak sekali teknologi yang muncul.
Salah satunya adalah 3D Metal Printing dimana bahan bakunya merupakan serbuk logam.
Selain majunya teknologi pada zaman yang modern ini hal yang menjadi fokus adalah
pengendalian sampah seperti logam bekas yang sebenarnya dapat dimanfaatkan kembali.
Pemanfaatannya dibahas pada paper kali ini dimana logam bekas diolah menjadi serbuk
logam dan bahan baku untuk 3D Metal printing yang berguna dalam proses manufaktur.

Referensi

Thomas Duda, L. Venkat Raghavan, 3D Metal Printing Technology, In IFAC -PapersOnLine,


Volume 49, Issue 29, 2016, Pages 103-110

https://www.mpif.org/IntroPM/making-powder.asp

https://sciencing.com/make-aluminum-powder-8575936.html

https://youtu.be/woMKLLEl05s

Anda mungkin juga menyukai