Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama sekitar 3960 tahun yang lalu, dari 4000 tahun sejak adanya catatan
sejarah, telah diketahui penggunaan buah kelapa sebagai bahan makanan
dan kesehatan. Selama itu, dicatatat bahwa buah kelapa memang sangat
bermanfaat, tanpa epek samping. Pohon kelapa dipandang sebagai sumber daya
berkelanjutan yang berkelanjutan yang memberikan hasil panen yang berpengaruh
terhadap segala aspek kehidupan masyarakat.
Penggunaan minyak kelapa diseliruh dunia, khususnya didaerah tropis
merupakan suatu yang umum dengan segala kemungkinan fungsional dan
nutrisional. Meskipun minyak jenuh, minyak kelapa memiliki struktur parmasetikal
dan prilaku yang berbeda dengan minyak alami lainnya.
Pohon kelapa sering disebut pohon kehidupan karena sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman kelapa
memberikan manfaat bagi manusia. Beberapa jenis produk yang dapat dihasilkan
dari tanaman kelapa ini antara lain santan, gula, air kelapa segar, lidi, janur, arang
aktif, daging kelapa, sabut, minyak kelapa dan industri kerajinan tangan. Bahkan
limbah pengolahan minyak kelapa pun masih dapat digunakan sebagai pakan
ternak.
Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah
kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Kandungan minyak pada
daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30%-35%, atau kandungan minyak
dalam kopra mencapai 63-72%. Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya
merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90%
diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum
dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti
fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (<
5%) dan sedikit protein dan karoten.
Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 – C14),
khususnya asam laurat dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini

1
(medium chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai
beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawaan yang berbahaya di dalam
tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa
murni (VCO, virgin coconut oil).
Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) merupakan minyak kelapa yang
dihasilkan dengan sebuah proses alamiah tanpa menggunakan zat kimia atau bahan
sintetik lainnya yang tidak mempunyai efek samping bagi tubuh. Minyak kelapa
murni mengandung senyawa-senyawa aktif yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
Senyawa-senyawa aktif tersebut antara lain tokoferol, dan beberapa jenis asam
lemak seperti kaproat, kaprilat, kaprat, dan laurat. Tokoferol berkhasiat sebagai
antioksidan sehingga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan menangkal
radikal bebas. Manfaat yang luas dari minyak kelapa murni tidak hanya digunakan
sebagai pengobatan, tetapi juga untuk perawatan dan kecantikan kulit. Minyak
kelapa murni mengandung antioksidan tinggi yang berkhasiat sebagai anti radikal
bebas dan anti penuaan pada kulit.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian minyak kelapa murni (vco)?
1.2.2 Apa saja manfaat minyak kelapa murni (vco)?
1.2.3 Apa kekurangan dan kelebihan minyak kelapa murni (vco)?
1.2.4 Apa kandungan dari minyak kelapa murni (vco)?
1.2.5 Cara pengolahan minyak kelapa murni (vco)?
1.2.6 Bagaimana minyak kelapa murni (vco) dalam penyembuhan luka?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian minyak kelapa murni (vco)
1.3.2 Untuk mengetahui manfaat minyak kelapa murni (vco)
1.3.3 Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan minyak kelapa murni (vco)
1.3.4 Untuk mengetahui kandungan dari minyak kelapa murni (vco)
1.3.5 Untuk mengetahui cara pengolahan minyak kelapa murni (vco)
1.3.6 Untuk mengetahui minyak kelapa murni (vco) dalam penyembuhan luka

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Minyak Kelapa Murni


Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak
kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan
terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia.
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa
tua yang segar atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa
biasa, dan proses pembuatannya pun tidak menggunakan bahan kimia dan
pemanasan tinggi. CODEX Alimentarius mendefinisikan minyak kelapa murni
sebagai minyak dan lemak makan yang dihasilkan tanpa mengubah minyak.
Minyak diperoleh hanya dengan perlakuan mekanis dan pemanasan minimal,
karena tidak melalui pemanasan tinggi maka vitamin E dan enzim-enzim yang
terkandung di dalam daging buah kelapa dapat dipertahankan.
Minyak kelapa murni tersusun atas senyawa organik campuran ester dari
gliserol dan asam lemak yang disebut dengan gliserida serta larut dalam pelarut
minyak atau lemak, berbentuk cair pada suhu 26-350C, tetapi berubah menjadi
lemak beku jika suhunya turun minyak kelapa murni dalam keadaan padat, titik
lelehnya 24-270C.
Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang sangat tinggi (45-
50%), suatu lemak jenuh berantai sedang (jumlah karbon 12) yang biasa disebut
denganMedium Chain Fatty Acid (MCFA), juga mengandung asam laurat yang
mempunyai perangkat antivirus yang hebat. Selain mengandung asam laurat juga
mengandung asam kaprat, yaitu asam lemak yang memiliki sifat antimikroba yang
sangat kuat.
Minyak kelapa murni mengandung Medium Chain Trygliceride (MCT)
yang mudah diserap oleh sel, yang selanjutnya masuk ke dalam mitokondria
sehingga metabolisme tubuh meningkat. Tambahan energi dari metabolisme
tersebut menghasilkan efek stimulasi dalam tubuh terhadap penyakit dan
mempercepat penyembuhan dari sakit. MCT adalah asam lemak berantai C6
(kaproat), C8 (kaprilat), C10 (kaprat), dan C12 (laurat). Minyak kelapa murni juga

3
mengandung tokoferol (0,03%) yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga
menurunkan kebutuhan vitamin E.
Pada pengolahan minyak kelapa biasa atau minyak goreng secara tradisional
dihasilkan minyak kelapa bermutu kurang baik. Hal tersebut ditandai dengan
adanya kadar air dan asam lemak bebas yang cukup tinggi di dalam minyak kelapa.
Bahkan warnanya agak kecokelatan sehingga cepat menjadi tengik. Daya
simpannya pun tidak lama, hanya sekitar dua bulan saja. Oleh karena itu, dilakukan
serangkaian pengujian untuk memperbaiki teknik pengolahan minyak kelapa
tersebut sehingga diperoleh minyak kelapa dengan mutu yang lebih baik dari cara
sebelumnya. Minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar air dan kadar asam
lemak bebas yang rendah, berwarna bening, serta berbau harum. Daya simpannya
pun menjadi lebih lama, bisa lebih dari 12 bulan.

2.2 Manfaat Minyak Kelapa Murni


2.2.1 Manfaat Minyak Kelapa Murni Untuk Kesehatan
Manfaat minyak kelapa murni untuk kesehatan diantaranya ialah
mengurangi resiko astrosklerosis dan penyakit terkait, menurunkan resiko kanker
dan penyakit degeneratif lainnya, membantu mencegah osteoporosis, membantu
mengontrol deabetes, memulihkan kembali kehilangan berat badan, menyediakan
sedikit kalori dibandingkan lemak lain, menyediakan nutrisi penting untuk
kesehatan, memperbaiki sistem pencernaan dan penyerapan nutrisi, membantu kulit
tetap lembut dan halus, membantu mencegah kanker kulit, tidak mengandung
kolestrol, tidak menaikkan kolestrol darah, dan tidak menyebabkan kegemukan.
Melihat banyaknya maanfaat tersebut maka minyak kelapa murni
digunakan dalam industri farmasi, kosmetika, susu formula, maupun sebagai
minyak goreng mutu tinggi. Di filifina, saat ini pemanfaatan minyak kelapa murni
lebih difokuskan pada persedian aromaterapi, minyak pijit, produk herbal dan
produk perawatan kecantikan. Di India, minyak kelapa murni dimanfaatkan untuk
minyak rambut. Sementara di Indonesia, minyak kelapa murni sudah banyak
dimanfaatkan untuk produk sampo, deterjen, minyak telon, minyak gosok, dan
produk-produk liannya.

4
Monolaurin yang merupakan bentuk ubahan dari asam lemak didalam tubuh
manusia merupakan bentuk senyawa monogliserida. Senyawa ini bersifat sebagai
antivirus, antibakteri, dan anti jamur. Monolaurin dapat merusak membran lipida
(lapisan pembungkus virus) diantaranya HIV, herpes simplex virus-1 (HSV-1),
vasicular stomatitis virus (VSV), visna virus, cytomegalovirus (CMV), dan
influenza.

2.2.2 Manfaat Minyak Kelapa Murni Untuk Pengobatan Penyakit


Minyak kelapa murni yang dihasilkan dari hasilkan dari pengolahan kelapa
dapat dijadikan obat penyembuhan berbagai penyakit. Namun, manfaat minyak
kelapa untuk pengobatan ini di indonesia baru mulai terungkap. Berikut ini berbagai
penyakit yang dapat diatasi dengan minyak kelapa murni.
a. HIV-AIDS
b. Kanker
c. Hepatitis/Liver
d. Osteoporosis
e. Diabetes
f. Penyakit jantung
g. Obesitas

2.2.3 Manfaat Minyak Kelapa Murni Untuk Kosmetik


Minyak kelapa sudah lama digunakan untuk kulit agar tetap halus, lembut
dan mulus serta untuk rambut agar berkilau. Artinya minyak kelapa secara
tradisional digunakan sebagai lotio dan hair conditioner. Susunan molekular dari
minyak kelapa murni memberikan tekstur lembut dan halus pada kulit dan rambut.
a. Perawatan kulit
b. Perawatan rambut

2.3 Kekurangan Dan Kelebihan Minyak Kelapa Murni


Minyak kelapa biasa yang diproses secara tradsional umumnya telang
mengalami fermentasi selama lebih dari 12 jam. Oleh karena selama proses
fermentas tidak terkontrol maka minyak yang dihasilkan pun mengandung asam

5
lemak bebas. Bahkan kadar airnya sangat tinggi, sehingga minyak yang dihasilkan
tidak berbau harum dan cepat tengik. Disamping itu juga warna minyak tidak
bening dan daya simpannya pun kurang dari dua bulan.
Berbeda dengan minyak kelapa murni, karena prosesnya terkontrol maka
asam lemak bebas dan kadar airnya rendah. Selain itu warna minyak bening dan
daya simpannya lebih dari satu tahun. Kekurangannya minyak kelapa murni hanya
terletak pada pengolahannya terutama pada tahap mulai terbentuknya blondo.

2.4 Kandungan Minyak Kelapa Murni


Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni mengandung asam lemak
rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah
penimbunan di dalam tubuh. Di samping itu ternyata kandungan antioksidan di
dalam VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini
berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh.
Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam
lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam laurat.
VCO mengandung ± 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kaprilat. Keduanya
merupakan asam lemak rantai sedang yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid
(MCFA). Sedangkan menurut Price (2004) VCO mengandung 92% lemak jenuh,
6% lemak mono tidak jenuh dan 2% lemak poli tidak jenuh.

2.5 Cara Pengolahan Minyak Kelapa Murni


Ada beberapa metode yang digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa
murni (VCO), yaitu :
1. Cara Tradisional
Cara ini sudah lama dipraktikkan oleh ibu-ibu di pedesaan. Umumnya, VCO
yang dihasilkan digunakan untuk minyak goreng. VCO yang dihasilkan dengan
cara tradisional berwarna agak kekuningan dan memiliki daya simpan yang tidak
lama. Kandungan antioksidan dan asam lemak rantai sedang juga sudah banyaj
yang hilang. Cara pembuatannya yaitu sabut buah kelapa dikupas kemudian dibelah
dan daging buahnya dicongkel. Daging buah tersebut dibersihkan dengan air
mengalir kemudian diparut. Hasil parutan kelapa di campur dengan air dengan

6
perbandingan 10:6. Endapkan santan sekitar 1 jam sampai terbentuk krim santan
dan skim santan. Ambil krim santan dan panaskan hingga mendidih pada suhu
sekitar 100-110⁰ C. Matikan api bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama
waktu yang dibutuhkan sekitar 3-4 jam. Minyak yang sudah diperoleh disaring
dengan menggunakan kain dan kertas saring.
2. Cara Pemanasan Bertahap
Cara ini dilakukan untuk menyempurnakan pembuatan VCO cara
tradisonal. Minyak yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan cara tradisional. Minyak yang dihasilkan berwarna bening seperti kristal
dan memiliki daya simpan yang lebih lama berkisar 10-12 tahun. Kandungan asam
lemak tidak banyak yang berubah dan kandungan antioksidannya pun masih
lengkap dalam jumlah yang seimbang. Cara pembuatan dengan metode ini sama
dengan cara pembuatan dengan cara tradisional, yang berbeda terletak pada suhu
pemanasan. Dimana, pada pemanasan bertahap suhu yang digunakan sekitar 60-
75⁰ C. Bila suhu mendekati angka 75⁰ C matikan api dan bila suhu mendekati angka
60⁰C nyalakan lagi api. Demikian seterusnya sampai terbentuk minyak dan blondo.
Kemudian lakukan penyaringan.
3. Cara Enzimatis
Cara ini merupakan cara pembuatan VCO tanpa proses pemanasan. Minyak
yang dihasilkan berwarna bening seperti kristal. Kandungan asam lemak rantai
sedang dan antioksidannya tidak banyak berubah sehingga tidak mudah tengik.
Enzim yang dibutuhkan adalah enzim protease, enzim papain (daun papaya), enzim
bromelin (buah nanas), dan enzim protease dari kepiting sungai. Cara pembuatan
santan sama dengan dua metode di atas. Setelah terbentuk santan diamkan selama
1 jam sampai terbentuk krim dan skim santan. Buang bagian skim santan dengan
menggunakan selang. Parut nanas hingga halus. Jika menggunakan daun papaya
iris tipis-tipis sampai mengeluarkan getah. Jika menggunakan kepiting sungai maka
kepiting tersebut dihaluskan. Campurkan santan dengan enzim bromelin atau enzim
papain atau enzim protease kepiting sungai dengan cara diaduk. Diamkan selama
20 jam hingga terbentuk 3 lapisan yaitu minyak, blondo dan air. Buang air dengan
selang dan ambil minyak dengan sendok besar secara hati-hati agar blondo tidak
ikut. Lalu lakukan penyaringan.

7
4. Cara Pengasaman
Cara ini tidak memerlukan pemanasan sehingga minyak yang dihasilkan
bening, tidak cepat tengik, dan daya simpannya sekitar 10 tahun. Cara pembuatan
santan sama dengan cara diatas. Diamkan santan sampai terbentuk krim dan skim.
Buang bagian skim kemudian tambahkan beberapa ml asam cuka kedalam krim
santan. Ambil kertas lakmus, celupkan kedalam campuran santan-cuka. Cek pH
nya. Jika kurang dari 4,3 maka, tambahkan lagi asam cuka. Jika lebih dari 4,3 maka,
tambahkan lagi air. Jika pH sudah cocok diamkan campuran tersebut selama 10 jam
hingga terbentuk minyak, blondo, dan air. Buang bagian air dan ambil bagian
minyak kemudian lakukan penyaringan.
5. Cara Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan cara pembuatan VCO dengan cara mekanik. Cara
ini membutuhkan biaya yang mahal karena menggunakan alat yang mahal. Cara ini
lebh cocok digunakan dalam skala besar seperti di pabrik. Waktu yang diperlukan
relatif cepat yaitu sekitar 15 menit. Cara pembuatan santan sama dengan yang di
atas. Diamkan santan selama 1 jam. Masukkan krim santan kedalam alat sentrifuse.
Atur pada angka 20.000 rpm dan waktu pada angka 15 menit. Kemudian nyalakan
alat sentrifuse. Diamkan sentrifuse dan diamkan sebentar. Ambil tabung dimana di
dalam tabung terbentuk 3 lapisan. Ambil bagian VCO dengan menggunakan pipet
tetes.
6. Cara Pemancingan
Cara ini ditemukan untuk memperbaiki cara-cara pembuatan VCO
sebelumnya. Untuk mendapatkan VCO yang baik maka, pada cara ini memerlukan
VCO sebagai umpan. Cara pembuatan santan sama dengan cara diatas. Diamkan
santan sampai terbentuk krim dan skim. Buang bagian skim kemudian tambahkan
VCO kedalam bagian krim dengan perbandingan 1:3. Aduk rata sekitar 5-10 menit.
Diamkan selama 10 jam sampai terbentuk VCO, blondo dan air. Buang bagian air
dengan selang. Ambil VCO dengan sendok. Kemudian lakukan penyaringan
dengan cara yang sama seperti yang di atas.

8
2.6 Minyak Kelapa Murni Dalam Penyembuhan Luka
Minyak kelapa murni atau VCO juga berfungsi sebagai antioksidan yang
kuat, karena VCO memiliki kandungan vitamin E dan polifenol. Tinggi rendahnya
kandungan Vitamin E dan polifenol dalam VCO sangat ditentukan oleh kualitas
bahan bakunya (kelapa) dan proses produksi yang digunakan. Secara umum, proses
produksi yang menerapkan penggunaan panas dapat menurunkan kadar Vitamin E
dan polifenol sekitar 25%. Bahkan dapat hilang sama sekali dengan pemanasan
yang berlebihan (Subroto 2006 dalam Sari 2009).
Menurut Sutarmi dan Hartin Rozalin (2005), VCO dapat menjadi minyak
pijat yang berguna mencegah infeksi kulit dan mengobati kulit yang rusak serta
menjadi lotion agar kulit lebih kenyal, lembab awet muda, serta mencegah noda
kehitaman. Selain itu, VCO dapat mempercepat lepasnya lapisan kulit terluar
sehingga kulit lebih halus, warna lebih merah, dan bersinar. Minyak kelapa murni
merupakan pelembab kulit alami karena mampu mencegah kerusakan jaringan dan
memberikan perlindungan terhadap kulit tersebut. Minyak kelapa murni pun
mampu mencegah berkembangnya bercak-bercak dikulit akibat penuaan dan
melindungi kulit dari cahaya matahari. Bahkan minyak kelapa murni dapat
memperbaiki kulit yang rusak atau sakit. Oleh karena itu, penggunaan minyak
kelapa murni akan mampu menampilkan kulit lebih muda (Rindengan &
Novarianto 2004 dalam Hasibuan 2011).

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak
kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan
terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia.
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa
tua yang segar atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa
biasa, dan proses pembuatannya pun tidak menggunakan bahan kimia dan
pemanasan tinggi.
Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam
lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam laurat.
Sehingga minyak kelapa sering disebut dengan minyak laurat. Metode yang
digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa murni (VCO) adalah: Pemancingan,
Tradisional, pemanasan bertahap, enzimatis, sentifugasi dan pengasaman.
Minyak kelapa murni banyak digunakan untuk dunia farmasi dan
kosmetika.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui lebih jelas tentang
pemanfaatan kekayaan alam untuk kesehatan serta dapat menarik wisatawan dalam
bidang keperawatan pariwisata.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah,N.A. 2005. Pengenalan Virgin Coconut Oil.J akarta: Badan Penelitian


dan Pengembangan Pertanian.
Lay, A,dkk.2005. Teknologi Pengolahan Minyak Murni Dengan Metode
Pemanasan Bertahap Dan Pengembangannya. Manado: Bali Penelitian
Tanaman Kelapa Dan Palma Lain.
Rindengan, Barlina dan Novarianto, hengky. 2004. Pembuatan Dan Pemanfaatan
Minyak Kelapa Murni. Jakrta : Penebar Swadaya.
Fitriani, E. 2012. „Tingkat Keberhasilan Terapi Masase Untuk Menyembuhkan
Cedera Lutut‟. Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Fitriyani, N. 2009. „Pengaruh Posisi Lateral Inklin 30 Derajat Terhadap kejadian
Dekubitus Pada Pasien Stroke Di Bangsal Anggrek I Rumah Sakit Dr.
Moewardi Surakarta‟. Skripsi Keperawatan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai