Anda di halaman 1dari 19

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ASPEK HUKUM”

NamaKelompok :

1. KADEK KEVIN (05)


2. IDA BAGUS MADE OKA WIDIANA (16)
3. I WAYAN SATRIA DHARMA PUTRA (23)

FAKULTASEKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI GIANYAR
TAHUN AJARAN
2018/2019
Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya
investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah umumnya. Bagi
masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang
untuk meningkatkan pendapatan. Aspek ekonomi memiliki 2 sisi yaitu sisi negatif dan sisi
positif.Dari segi negatif, aspek ekonomi yaitu penggunaan sumber daya alam yang
berlebihan, pengangguran yang semakin bertambah banyak karena masuknya masyarakat
luar. Dari segi positif, aspek ekonomi yaitu pendapatan yang masuk dari pemerintah.
Aspek sosial adalah mengelola dan mengatur sumber daya alam yang belum ada
campur tangan dari manusia.Aspek sosial memiliki 2 sisi, yaitu sisi negatif dan sisi
positif.Dari sisi negatif yaitu perubahan demografi, budaya dan kesehatan masyarakat juga
perubahan gaya hidup,adat istiadat dan struktur sosial lainnya.Dari sisi positif yaitu adanya
alat transportasi, listrik, air juga tersedianya jembatan bagi masyarakat sekitarnya.
Aspek ekonomi dan sosial ini perlu diperhatikan karena dampak yang terjadi saat
terjadinya kesalahan sangat banyak. Diharapkan aspek ekonomi dan sosial ini lebih banyak
memberikan keuntungan dari kerugian apabila berdirinya sebuah usaha atau proyek.
Aspek sosial dan ekonomi merupakan suatu pengaruh yang akan terjadi dengan
adanya perusahaan,khususnya dibidang perekonomian masyarakat dan bidang sosial
kemasyarakatan.Setiap usaha yang dijalankan akan memberikan dampak positif dan negatif
bagi berbagai pihak. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek
ekonomi yang memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi
pemerintah akan memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.Dalam Aspek ekonomi dan sosial perlu ditelaah apakah
keberadaaan suatu proyek atau usaha akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial
kepada berbagai pihak atau sebaliknya.
Studi kelayakan bisnis merupakan analisa suatu usaha/bisnis apakah layak atau tidak
untuk dijalankan. Agar usaha yang ingin dijalankan tersebut sesuai dengan yang
direncanakan dan layak untuk dijalankan maka diperlukanlah studi kelayakan bisnis ini.
Untuk memulai studi kelayakan bisnis biasanya dimulai dari aspek hukum. Secara
umum dokumen-dokumen yang diteliti dalam aspek hukum adalah bentuk badan usaha, bukti
diri, izin-izin usaha, dan kelengkapan dokumen lainnya. Penilaian atas aspek hukum sangat
penting meningat sebelum usaha tersebut dijalankan, segala prosedur yang berkaitan dengan
izin atau berbagai persyaratan lain harus terlebih dahulu dipenuhi.
Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum atau tidak
memperoleh izin dari pemerintah daerah setempat. Oleh karena itu, sebelum ide bisnis
dilaksanakan, analisis secara mendalam terhadap aspek hukum harus dilakukan agar di
kemudian hari bisnis yang akan dilaksanakan tidak gagal karena terbentur masalah hukum
dan perizinan. Aspek hukum merupakan aspek yang pertama kali harus dikaji karena jika
berdasarkan analisis aspek hukum sebuah ide bisnis tidak layak, maka proses analisis aspek
yang lain tidak perlu dilakukan.

Apek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan
usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda, tergantung pada
kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan
perizinan antara daerah yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu,
pemahaman mengenai ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk setiap daerah
merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.

Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan tujuan


menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar lokasi bisnis diharapkan
akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dampak negatif dari
adanya suatu investasi bisnis.Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan
bisnis bertujuan untuk :
1. Menganalisis legalitas atas usaha yang akan dijalankan
2. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan
3. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan
perizinan
4. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan
pinjaman

9.5.Bentuk Badan Usaha


Kegiatan bisnis tidak dapat dilepas dari bentuk badan usaha dan perizinan
yang diperlukan untuk menjalankan usaha.Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung
pada modal yang dibutuhkan dan jumlah pemilik. Pemilihan badan usaha didasarkan oleh
beberapa pertimbangan sbagai berikut:
a. Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis
b. Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan
c. Bidang industry yang dijalankan
d. Persyaratan perundang-undangan yang berlaku

Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasar


pertimbangan tersebut. Perlu mengetahui defnisi dari badan hukum, berikut bentuk badan
hukum:
a. Perusahaan Perserorangan
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilik antara hak
pribadai dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Swasta
(2002), perusahaan perseroan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh
sesorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan
perusahaan.
b. Firma (Fa)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Manulang
(1975), persekutuan dengan firma adalah persekutan untuk menjalankan perusahaan
dengan memakai nama bersama.
c. Perserikatan Komanditer (CV)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama, dimana sebagian anggota merupakan anggota aktif,
sedangkan anggota yang lain merupakan anggota pasif.
d. Perseroan Terbatas (PT)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama, dimana perusahaan memberikan kesempatan
kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara
membeli saham perusahaan.
e. Yayasan
Pengertian yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang
yayasan, yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang social, keagamaan, dan
kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
f. Koperasi
Koperasi menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 25 tahun 1992,
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai garakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.

Langkah-langkah Mendirikan Badan Usaha :


a. Langkah-langkah Mendirikan Perusahaan Perseroan
1) Persiapan
1. Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan mendirikan
perusahaan
2. Menentukan calon nama perusahaan
3. Menentukan tempat kedudukan perusahaan
4. Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan perseorangan
tersebut
2) Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah mendaftar ke
notaris untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian perusahaan
perseorangan.

b. Langkah-langkah Mendirikan Perserikatan Komanditer (CV)


1) Persiapan
a. Membuat kesepakatan antarpihak yang akan membentuk Perserikatan
Komanditer (CV)
b. Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan membentuk
Perseriaktan Komanditer (CV)
c. Menentukan calon nama yang akan digunkan oleh Perserikatan Komanditer
(CV)
d. Menentukan tempat kedudukan Perserikatan Komanditer (CV)
e. Menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak yang
akan bertindak selaku persero diam.
f. Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari Perserikatan Komanditer
(CV) tersebut
2) Pendaftaran ke notaries
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah
mendaftar ke notaris untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian
Peserikatan Komanditer (CV).
3) Untuk memperkokoh posisi Perserikatan Komanditer (CV), sebaiknya
Perserikatan (CV) yang telah didirikan dengan akta notaris didaftarkan pada
pengadilan negeri setempat.

c. Langkah-langkah Mendirikan Perseroan Terbatas (PT)


1) Pembuatan akta notaris
Akta pendirian Perseran Terbatas (PT) memuat anggaran dan keterangan sebagai
berikut :
1. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri
2. Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,
dan kewarganegaraan anggota Direksi dan Komisaris yang kali pertama
diangkat
3. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah
saham, dan nilai nominasi atau nilai yang diperjanjikan dari saham yang telah
ditempatkan dan disektor pada saat pendirian
2) Anggaran dasar
Anggaran dasar berisi:
a. Nama dan tempat kedudukan perseroan
b. Maksud dan tujuan serta kegiatan perseroan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
c. Jangka waktu berdirinya perseroan
d. Besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang
disetor
e. Jumlah saham, jumlah klasifikasi saham apabila ada jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap
saham
f. Susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan komisaris
g. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS)
h. Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota
direksi dan komisaris
i. Tata cara pengguanaan laba dan pembagian deviden
j. Ketentuan-ketentuan lain menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas
(UUPT)
3) Pengesahan Menteri Kehakiman
Akta notaris yang telah dibuat harus mendapatkan pengesahan Menteri
Kehakiman untuk mendapatkan status sebagai badan hukum.
4) Pendaftaran wajib
Akta Pendirian/ Anggaran Dasar PT disertai SK pengesahan dari
Menteri Kehakiman selanjutnya wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan paling
lambat 30 hari setelah tanggal pengesahan Perseroan Terbatas (PT) atau tanggal
diterimanya pengesahan.
5) Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara (TBN)
Apabila pendaftaran dalam daftar perusahaan telah dilakukan, direksi
mengajukan pemohonan pengumuman perseroan di dalam Tambahan Berita
Negara (TBN) dalam waktu paling lambat 30 hari, terhitung sejak pendaftaran
tersebut.
d. Langkah-langkah Mendirikan Yayasan
1. Penyampaian dokumen-dokumen yang diperlukan, yang meliputi:
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) para badan pendiri, badan Pembina, dan
badan pengurus
3. Nama yayasan
4. Maksud dan tujuan yayasan serta kegiatan usaha yayasan\
5. Jangka waktu berdirinya yayasan
6. Modal awal yayasan
7. Susunan badan pendiri, badan pembina, dan badan yayasan
8. Penandatanganan akta pendirian yayasan
9. Pengurusan surat keterangan domisili Usaha Perseroan Terbatas (PT)
10. Pengurusan NPWP
11. Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Dep. Keh dan HAM
12. Pengumuman dalam Berita Negara Republic Indonesia (BNRI)
e. Langkah-langkah Mendirikan Koperasi
1) Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota masyarakat yang
menjadi pendirinya.
2) Pelaksnaan rapat pendirian yang dihadiri oleh para pendiri ini dituangkan dalam
berita acara rapat pembentukan dan akta pendirian yang memuat anggaran dasar
koperasi.
3) Apabila diperlukan, dan atas permohonan para pendiri, pejabat Departemen
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dalam wilayah domisili para pendiri
dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan
petunjuk-petunjuk seperlunya.
4) Para pendiri koperasi mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian secara
tertulis kepada pejabat.
5) Permohonan pengsahan akta pendirian kepada pejabat, tergantung pada bentuk
koperasi yang didirikan dan luasnya wilayah keanggotaan koperasi yang
bersangkutan.
6) Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan
diberitahukan oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling
lambat 3 bulan setelah diterimanya permintaan.
7) Pengesahan akta pendirian dalam jangka waktu paling lama 3 bulan setelah
diterimanya permintaan pengesahan.
8) Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
(BNRI).
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana memulai suatu usaha yang
meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
Perizinan
Izin lokasi :
a. Sertifikat (akte tanah),
b. Bukti pembayaran PBB yang terakhir,
c. Rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan.
Beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut
izin usaha perdagangan, yaitu:
1. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
Merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk
kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan dan
jasa. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) diberikan kepada para pengusaha, baik
perseorangan, firma, CV, PT, koperasi, maupun BUMN.
Kewajiban pemegang SIUP yaitu melaporkan kepada kepala kantor wilayah
Departemen Perdagangan dan Industri atau kantor Departemen Perdagangan yang
menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan
atau menutup perusahaan disertai dengan pembelian SIUP.
2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
Setiap perusahaan yang ada perlu dan harus mengurus SITU, demi keamanan
dan kelancaran usahanya. SITU dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten atau
Kotamadya sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-Undang Gangguan
mewajibkannya.Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib
menaati syarat-syarat antara lain:
a. Keamanan.
b. Kesehatan.
c. Ketertiban.
d. Syarat-syarat lain (mengutamakan tenaga kerja dari sekitarnya dan
menjaga keindahan lingkungan, serta penghijauan).
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak
(PTKP), dan badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai wajib pajak
pada Kantor Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). Terhadap para wajib pajak yang tidak mendaftarkan dirinya sebagai wajib
pajak dan mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akan dikenakan sanksi
pidana sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor X Tahun 2000, yaitu sebagai
berikut: "Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan
atau denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang
atau yang tidak dibayar."
4. NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar
perusahaan, maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor pendaftaran
perusahaan, yaitu di Kantor Departemen Perdagangan setempat. NRP (Nomor
Register Perusahaan) disebut juga TDP. NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang
mudah dilihat oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama
perusahaan dan dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.
5. AMDAL (Analisis Mengenal Dampak Lingkungan)
AMDAL adalah suatu hasil studi yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah,
dipandang dari beberapa sudut pandang ilmu pengetahuan, yang merupakan dampak
penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup dalam suatu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih
dari satu instansi yang bertanggung jawab.

9.6. Bisnis Apa yang Dilaksanakan


Tahapan dalam studi kelayakan bisnis

1 Penemuan Ide
Tahapan penemuan ide dalam studi kelayakan bisnis harus dimulai dengan
menentukan satu atau beberapa ide bisnis yang prospektif. Jika terdapat lebih dari
satu ide bisnis, maka ide bisnis yang akhirnya akan dieksekusi harus dipilih dengan
mempertimbangkan beberapa hal seperti hal-hal teknis yang harus ditempuh serta
potensi laba yang akan diraih.
2 Tahap Penelitian
Setelah ide bisnis dipilih, tahapan selajutnya dalam membuat studi kelayakan
bisnis adalah melakukan penelitian yang lebih mendalam sesuai dengan metode
ilmiah. Dimulai dari mengumpulkan data dan informasi, mengolah data berdasar
teori yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
dengan alat-alat analisis yang sesuai, menyimpulkan hasil, hingga membuat laporan
dari hasil penelitian tersebut.
3 Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dalam studi kelayakan bisnis merupakan proses
membandingkan sesuatu dengan satu atau beberapa kriteria standar yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, terutama terkait biaya (cost) yang dikeluarkan dengan
manfaat (benefit) yang akan diperoleh.
4 Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak, maka
perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang memiliki skor tertinggi dalam tahap
evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya.
5 Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah terpilih sebuah rencana bisnis, maka tahap selanjutya dalam studi
kelayakan bisnis adalah menyusun rencana kerja terkait proses realisasi dari rencana
pembangunan bisnis tersebut
6 Tahap Pelaksanaan
Setelah semua rencana siap, maka langkah selanjutnya adalah merealisasikan
semua rencana yang telah disusun. Jika proses pembangunan bisnis dapat berjalan
dengan lancar, maka tahap selanjutnya hanyalah tinggal melakukan operasional
bisnis secara rutin.
Hasil studi kelayakan bisnis merupakan sebuah kumpulan dokumentasi
lengkap dalam bentuk tertulis yang mampu memperlihatkan bagaimana sebuah rencana
bisnis memiliki nilai-nilai positif dari berbagai aspek yang diteliti. Jika laporan studi
kelayakan bisnis dapat menunjukkan banyak nilai positif dalam sebuah rencana bisnis,
maka proyek bisnis tersebut dapat disebut sebagai sebuah proyek bisnis yang layak dan
mampu untuk dieksekusi. Jika ternyata hasil dalam laporan studi kelayakan bisnis
menunjukkan jumlah nilai-nilai negatif sama atau justru lebih tinggi dari nilai-nilai
positif, maka proyek bisnis tersebut lebih baik ditunda atau justru dibatalkan.
Memiliki usaha sendiri yang sukses tentunya merupakan hal yang diidamkan
oleh banyak orang. Sayangnya membuat suatu usaha menjadi sukses bukanlah hal yang
mudah. Banyak aspek dalam sebuah bisnis yang perlu direncanakan dengan baik dan
secara terperinci sehingga terbentuk model bisnis yang menjanjikan keuntungan.

9.7. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bisnis


Yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi aatau tempat pelaksanaan bisnis bisnis
ialah sebagai berikut:
1. Perencanaan Wilayah
Lokasi proyek harus disesuaikan dengan rencana wilayah yang telah
ditetapkan oleh pemerintah agar mudah mendapatkan izin-izin yang diperlukan.
Disamping itu, juga perlu memperhatikan situasi dan kondisi lokasi proyek dalam
waktu yang akan datang.
2. Status Tanah
Status kepemilikan tanah proyek harus jelas, jangan sampai menjadi masalah
dikemudian hari.

Dalam kaitannya dengan waktu pelaksanaan bisnis, tinjauan aspek yuridis


terhadap izin pelaksanaan proyek bisnis menjadi penting untuk diteliti. Perizinan tersebut
antara lain:
1. Izin usaha yang dikaitkan dengan bidang usaha yang bersangkutan, misalnya Izin
Usaha Industri, Izin Usaha Perhotelan, Izin Usaha EMKL, Izin Usaha Periklanan,
dan sebagainya.
2. Izin Usaha Perdagangan serta IMB, HO, izin lokasi yang telah disebut di atas.
3. Izin Khusus, misalnya di bidang perhotelan, izin menjual minuman keras, izin di
dirikan diskotik, dan sebagainya.
Cara pelaksanaan bisnis adalah berkaitan dengan cara memperoleh tambahan
modalyang menyangkut penentuan hak dan kewajiban diantara para penanam modal
dalam proyek / perusahaan yang bersangkutan. Tambahan modal dapat diperoleh dari:
1. Tambahan modal dari perorangan / individu

Dari jumlah pemilik modal yang terdapat di dalam suatu bisnis, bisa
dibedakan bentuk bisnisnya. Misalnya jika seseorang merasa mampu menanamkan
modal sendiri seluruhnya di dalam bisnis maka bentuk bisnisnya adalah bisnis
perorangan. Jika dia memerlukan tambahan modal dan diperolehnya dari orang lain
yang memiliki hak dan kewajiban sama maka bisnis menjadi firma.

2. Tambahan modal yang didapat dari lembaga keuangan


Sebagai pemberi pinjaman, suatu Lembaga Keuangan menentukan syarat-syarat
memperoleh pinjaman. Salah satu syarat adalah:
a. Pencegahan
Contoh pencegahan yang disyaratkan oleh lembaga keuangan yang
bersangkutan terhadap calon debitur misalnya, setiap penggantian persero pada
Perseroan Komanditer atau pemegang saham pada pada Perseroan Terbatas,
sebelumnya harus mendapat persetujuan dari lembaga keuangan yang akan
menjadi kreditur.
b. Penanggulangan
Terdapat dua cara penanggulangan, yaitu sebagai berikut:
i. Jaminan
Jaminan memiliki dua fungsi pokok, yaitu sebagai stimulan
kesungguhan sponsor proyek dan dapat mengatasi kesulitan debitur
dalam memenuhi kewajibannya.
Jenis jaminan bisa dibagi menjadi dua, yaitu jaminan atas
benda dan janji tidak bersyarat atau jaminan perorangan. Jaminan atas
benda bisa berupa proyek itu sendiri dan jaminan tambahan.
Sedangkan janji tidak bersyarat diberikan oleh sponsor proyek atau
bisa pula dilakukan oleh pihak ketiga, misalnya bisnis induk dari calon
debitur. Jaminan atas benda, baik berupa proyek maupun jaminan
tambahan biasanya berupa tanah, bangunan, mesin-mesin, dan
peralatan, serta piutang.
ii. Asuransi
Dalam hal kreditur menerima barang-barang jaminan kredit dan
diasuransikan maka kreditur harus mensyaratkan dalam
pengansurasiannya dengan pencantuman klausula bank. Artinya, setiap
ganti rugi yang diberikan penanggung kepada tertanggung harus
diterima kreditur.
Dalam kaitannnya dengan penilaian proyek, ada dua jenis
asuransi yaitu Asuransi Kerugian dan Asuransi Jumlah. Asuransi
kerugian bisa dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu asuransi
kebakaran, asuransi pengangkutan barang, asuransi rangka kapal, dan
lain sebagainya. Sedangkan asuransi jumlah dalam hal ini adalah
Credit life Insurance yang ditinjau dari segi pembayaran ganti rugi
merupakan suatu jenis jaminan.

9.8. Peraturan dan Perundang-Undangan


Aturan- aturan yang sesuai dengan rencana bisnis yang akan dilaksanakan ialah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Dasar Hukum Perseroan Terbatas
Bab 1 : Ketentuan Umum
Secara umum bab ini menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan
Perseroan Terbatas, Organ Perseroan, RUPS, Direksi, Komisaris, Perseroan
Terbuka dan Menteri.

Bab 2 : Pendirian, Anggaran Dasar, Pendaftaran, dan Pengumuman.

Bab ini menjelaskan tentang pendirian perseroan yang antara lain mengatakan
bahwa perseroan memperoleh status badan hukum setelah Akta Pendirian
disahkan menteri. Akta pendirian memuat Anggaran Dasar dan keterangan
lain. Selanjutnya Direksi perseroan wajib mendaftarkan dalam Daftar
Perusahaan paling lambat 30 hari setelah pengesahan.

Bab 3 : Modal dan Saham


Bab ini menjelaskan tentang modal, antara lain bahwa modal dasar perseroan
terdiri atas seluruh nilai nominal saham atas nama dan atau atas unjuk,
minimal sebesar 200 juta rupiah tetapi dapat saja ditentukan lain tergantung
dari PP- nya. Bab ini juga menjelaskan saham, mulai dari nilai nominal dan
mata uang yang dipakai, daftar pemegang saham, klasifikasi saham,
pemindahan hak atas saham sampai pada penggadaian saham.

Bab 4 : Laporan Tahunan dan Penggunaan Laba

Bab ini menjelaskan dua hal, untuk laporan tahunan, setelah 5 bulan setelah
tahun buku perseroan ditutup, direksi menyusun laporan tahunan untuk
diajukan kepada RUPS yang ditandatangani oleh semua anggota direksi dan
komisaris. Untuk penggunaan laba, antara lain diatur mengenai kewajiban
menyisihkan jumlah tertentu dari laba yang diputuskan oleh RUPS serta aturan
mengenai pembagian dividen.

Bab 5 : Rapat Umum Pemegang Saham

Bab ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan RUPS. Penjelasan RUPS
antara lain mengenai siapa dan kapan dilaksanakannya RUPS, siapa pemberi
izin RUPS, pemanggilan/undangan kepada pemegang saham, hak suara, syarat
minimal anggota yang hadir dalam RUPS.

Bab 6 : Direksi dan Komisaris

Bab ini menjelaskan tentang direksi sebagai pengurus perusahaan dan jumlah
minimal anggota direksi. Dan mengenai perihal Komisaris, dijelaskan
kewajiban perusahaan memiliki komisaris, bagaimana pengangkatannya,
jangka waktu menjabat, tugas, kewajiban dan wewenangnya.

Bab 7 : Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan

Bab ini menjelaskan tentang seluk-beluk penggabungan satu atau lebih


perseroan dengan perseroan lain yang telah ada atau meleburkan diri dengan
perseroan lain dan membentuk perseroan baru. Mengenai pengambilalihan
juga dijelaskan mengenai apa, bagaimana, kapan, oleh siapa pengambilalihan
dilakukan.
Bab 8 : Pemeriksaan Terhadap Perseroan

Bab ini menjelaskan tentang tata cara pemeriksaan terhadap perseroan di


mana telah diduga bahwa perusahaan atau direksi atau komisaris telah
melakukan pelanggaran hukum.

Bab 9 : Pembubaran Perseroan dan Likuidasi

Bab ini antara lain menjelaskan tentang pembubaran persero, mulai dari
alasan-alasan pembubaran, proses pembubaran, penundaan pembubaran,
penunjukkan likuidator, proses likuidasi sampai kepada pemberi tahukan
kepada kreditor.

Bab 10 : Ketentuan Peralihan

Bab ini berisi tentang akibat-akibat yang terjadi dengan diberlakukannya


undang-undang ini terhadap undang-undang sebelumnya.

Bab 11 : Ketentuan Lain-lain

Bab 12 : Ketentuan Penutup

2. Undang-undang No. 8 Tahun 1999: Tentang Perlindungan Konsumen


Undang-Undang ini terdiri atas 15 bab dan 65 pasal. Ringkasan isinya adalah sebagai
berikut:
Bab 1 : Ketentuan Umum
(Pasal 1)
Bab 2 : Asas dan Tujuan
(Pasal 2-3)
Bab 3 : Hak dan Kewajiban
Terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama tentang hak dan kewajiban
konsumen (pasal 4-5) dan hak dan kewajiban pelaku usaha (pasal 6-7)
Bab 4 : Perbuatan yang Dilarang bagi Pelaku Usaha
(Pasal 8-17)
Bab 5: Ketentuan Pencantuman Klausula Baku
(Pasal 18)
Bab 6 : Tanggung Jawab Pelaku Usaha
(Pasal 19-28)
Bab 7: Pembinaan Dan Pengawasan
(Pasal 29-30)
Bab 8 : Badan Perlindungan Konsumen Nasional
Berisi tentang peraturan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKS)
(Pasal 31-43)
Bab 9 : Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
Pasal ini berisi tentang pengakuan pemerintah terhadap lembaga perlindungan
konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat
(Pasal 44)
Bab 10 : Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian sengketa antara pelaku usaha dan konsumen
(Pasal 45-48)
Bab 11 : Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Bahwa pemerintah membentuk badan penyelesaian sengketa konsumen di
Daerah Tingkat II untuk penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan
(Pasal 49-58)
Bab 12 : Penyidikan
Pasal ini berisi ketentuan mengenai pejabat pegawai negeri sipil yang
berwenang melakukan penyidikan di bidang perlindungan konsumen.
(Pasal 59)
Bab 13 : Sanksi
Pasal-pasal ini berisi ketentuan mengenai sanksi-sanksi terhadap pelanggaran
undang-undang ini.
(Pasal 60-63)
Bab 14 : Ketentuan Peralihan
(Pasal 64)
Bab 15 : Ketentuan Penutup
(Pasal 65)

3. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999: tentang Pemerintah Daerah

Bab 1 : Ketentuan Umum (Pasal 1)

Bab 2 : Pemerintah Daerah (Pasal 2-3)


Bab 3 : Pembentukan dan Susunan Daerah (Pasal 4-6)

Bab 4 : Kewenangan Daerah (Pasal 7-13)

Bab 5 : Bentuk dan Susunan Pemerintahan (Pasal 14-68)

Bab 6 : Peranturan Daerah dan Kepala Daerah (Pasal 69-74)

Bab 7 : Kepegawaian Daerah (Pasal 75-77)

Bab 8 : Keuangan Daerah (Pasal 78-86)

Bab 9 : Kerjasama dan Penyelesaian Perselisihan (Pasal 87-89)

Bab 10 : Kawasan Perkotaan (Pasal 90-92)

Bab 11 : Desa (Pasal 93-111)

Bab 12 : Pembinaan dan Pengawasan (Pasal 112-114)

Bab 13 : Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (Pasal 115-116)

Bab 14 : Ketentuan Lain-lain (Pasal 117-123)

Bab 15 : Ketentuan Peralihan (Pasal 124-130)

Babs 16 : Ketentuan Penutup (Pasal 131-134)


KESIMPULAN

Untuk memulai suatu usaha pada umumnya dimulai dari Aspek Hukum, walaupun
banyak pula yang melakukannya dari aspek lain. Di dalam melakukan suatu usaha maka
perlu diperhatikan berbagai dokumen yang bisa sesuai dengan badan Hukum yang berlaku,
dokumen yang perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan
hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung
kegiatan usaha tersebut. kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak
sempurnanya hasil penelitian, dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau
tidak sempurna pasti akan menimbulkan masalah dikemudian hari.

Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan tujuan


menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar lokasi bisnis diharapkan
akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dampak negatif dari
adanya suatu investasi bisnis.
DAFTAR PUSTAKA

Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis : Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan, (Jakarta: PT
Bumi Angkasa, 2009), hlm. 325

Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012), Edisis revisi, h.24

Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm.
281-282

Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012), Edisis revisi, h.33

Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012), Edisis revisi, h.33

Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012), Edisis revisi, h.33

Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012), Edisis revisi, h.35

Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003),hlm.
285

http://yantisuzana.blogspot.com/2012/01/materi-skb.html
www.Murtaqicomunity.wordpress.com

http://annisayura.blogspot.com/2017/02/aspek-aspek-hukum-studi-kelayakan-bisnis.html

https://www.academia.edu/19613779/AnalisisAspek_Hukum_pada_Studi_Kelayakan_Bisnis

http://ekanetaputri.blogspot.com/2015/10/study-kelayakan-bisnis-dalam-aspek-hukum.html

http://www.bp-creator.com/aspek-hukum-dalam-studi-kelayakan-bisnis/

https://anggih91.wordpress.com/2015/03/21/aspek-hukum-dan-manajemen-studi-kelayakan-
bisnis/

http://ekanetaputri.blogspot.com/2015/10/study-kelayakan-bisnis-dalam-aspek-hukum.html

Anda mungkin juga menyukai