Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEKNIK TENAGA LISTRIK

GENERATOR DC

Disusun oleh :

Palpin Oki Pratama 03021281722030

Rendy Ashari 03021281722070

Sigit Kurniawan 03021281722080

Kelas B

Indralaya

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk mengubah energi


mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak berbeda dengan motor DC
kecuali pada arah aliran daya. Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya,
generator arus searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebas
dan generator berpenguatan sendiri. Generator DC berpenguatan bebas merupakan generator yang
mana arus medannya di suplai dari sumber DC eksternal.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perbandingan karakeristik berbeban dari generator DC penguatan bebas


dengan generator DC shunt.
2. Mendapatkan pengertian dan penjelasan tentang karakteristik generator DC penguatan bebas
dan generator DC shunt untuk keadaan beban yang berubah-ubah.
3. Dapat menjadi sumbangan dalam memperkaya pengetahuan dan memberikan kesempatan untuk
mempelajarinya lebih lanjut.

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan generator DC?


2. Bagaimana prinsip kerja generator DC?
3. Apa saja karakteristik generator DC?

1 | DC G e n e r a t o r
BAB 2
PEMBAHASAN

I. DEFINISI GENERATOR DC

Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah


energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.
Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan
magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
1. Generator penguat terpisah
2. Generator shunt
3. Generator kompon

Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent
dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter
eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 1
menunjuk-kan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.

2 | DC G e n e r a t o r
Gambar 1. Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan
bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka
motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri
dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

Gambar 2. Struktur Generator DC

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan
dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah
komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

II. PRINSIP KERJA GENERATOR DC

Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :

Dimana :

3 | DC G e n e r a t o r
N = Jumlah Lilitan = Fluksi Magnet e =
Tegangan Imbas, GGL (Gaya Gerak Listrik)

Dengan lain perkataan, apabila suatu


konduktor memotong garis-garis fluksi magnetik
yang berubah-ubah, maka GGL akan
dibangkitkan dalam konduktor itu. Jadi syarat
untuk dapat dibangkitkan GGL adalah :

• harus ada konduktor ( hantaran kawat )


• harus ada medan magnetic
• harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada fluksi yang
berubah yang memotong konduktor itu

Gambar 3. Prinsip kerja Generator DC

Keterangan gambar :

4 | DC G e n e r a t o r
• Pada gambar Generator DC Sederhana dengan sebuah penghantar kutub tersebut, dengan
memutar rotor ( penghantar ) maka pada penghantar akan timbul EMF.
• Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga sisi AB dan
C-D terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.
• Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap sumbu putarnya
yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.
• GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya sesuai dengan
perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik sebesar :

Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan kanan :

• ibu jari : gerak perputaran


• jari telunjuk : medan magnetik kutub utara dan selatan
• jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I

Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak-balik, meskipun tujuan utamanya adalah
pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan pada
kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang yang berubah-ubah
tersebut karenanya harus disearahkan.
Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan

• Saklar
• Komutator
• Dioda

Sistem Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubungsingkatkan ujung-ujung kumparan. Prinsip
kerjanya adalah sebagai berikut :

5 | DC G e n e r a t o r
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul
tegangan yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif saklar di hubungkan,
maka tegangan menjadi nol. Dan bila saklar dibuka lagi akan timbul lagi tegangan. Begitu
seterusnya setiap setengah periode tegangan saklar dihubungkan, maka akan di hasilkan
tegangan searah gelombang penuh.

Sistem Komutator
Komutator berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubungsingkatkan kumparan
jangkar. Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung kumparan jangkar.Bila
kumparan jangkar berputar, maka cincin belah ikut berputar. Karena kumparan berada
dalam medan magnet, akan timbul tegangan bolak balik sinusoidal. Bila kumparan telah
berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah cincin sehingga tegangan menjadi nol.
Karena cincin berputar terus, maka celah akan terbuka lagi dan timbul tegangan lagi. Bila
perioda tegangan sama dengan perioda perputaran cincin, tegangan yang timbul adalah
tegangan arus searah gelombang penuh.

Gambar 4. Efek Komutasi Sistem Dioda


Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
• Bila diberi prasikap maju (forward bias) bisa dialiri arus.
• Bila diberi prasikap balik (reverse bias) dioda tidak akan dialiri arus.

6 | DC G e n e r a t o r
Berdasarkan bentuk gelombang yang dihasilkan, dioda dibagi dalam:
• Half Wave Rectifier (penyearah setengah gelombang)
• Full Wave Rectifier (penyearah satu gelombang penuh)

III. KARAKTERISTIK GENERATOR ARUS SEARAH


Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu :
• dengan magnet permanen
• dengan magnet remanen
Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto dynamo.
Karena banyak kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan. Sedangkan generator
dengan magnet remanen menggunakan medan magnet listrik, mempunyai kelebihan-
kelebihan yaitu :
• Medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur

Pada generator arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :

Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

7 | DC G e n e r a t o r
1. Generator berpenguatan bebas
Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan medannya
dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin. Tegangan
searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf akan
menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan
dibangkitkan pada generator.

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator,
maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah:

Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :


• Tegangan jepit (V)
• Arus eksitasi (penguatan)
• Arus jangkar (Ia)
• Kecepatan putar (n)

8 | DC G e n e r a t o r
2. Generator berpenguatan sendiri a. Generator searah seri

b. Generator Shunt

Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :


• Adanya sisa magnetik pada sistem penguat

9 | DC G e n e r a t o r
• Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan
yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada.

Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya kalau:


• Sisa magnetik tidak ada.
Misal: Pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik adalah pada
generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada generator dipasang
pada sumber arus searah, dan dijalankan sebagai motor shunt dengan polaritas sikatsikat dan
perputarannominal
• Hubungan medan terbalik,
Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga arus medan tidak
memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan-hubungan perlu diubah dan
diberi kembali sisa magnetik, seperti carauntuk memberikan sisa magnetik • Tahanan rangkaian
penguat terlalu besar.
Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga
Rf tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor.

c. Generator Kompon

Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri, yang
dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yangdimiliki merupakan gabungan dari
keduanya. Generator kompon bisadihubungkan sebagai kompon pendek atau dalam kompon
panjang.
Perbedaandari kedua hubungan ini hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri kecil,
sehingga tegangan drop pada kumparan ini ditinjau daritegangan terminal kecil sekali dan
terpengaruh. Biasanya kumparan seri dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan seri ini
membantu kumparan shunt, yakni MMF nya searah.Bila generator ini dihubungkan seperti itu,
maka dikatakan generator itu mempunyai kumparankompon bantu. Mesin yang mempunyai
kumparan seri melawan medan shunt disebut kompon lawan dan ini biasanya digunakan untuk
motor atau generatorgenerator khusus seperti untuk mesin las. Dalam hubungan kompon bantu
yang mempunyai peranan utama ialah kumparan shunt dan kumparan seri dirancang untuk

10 | DC G e n e r a t o r
kompensasi MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan drop di jangkar pada range beban
tertentu. Ini mengakibatkan tegangan generator akan diatur secara otomatis pasa satu range beban
tertentu

i. Kompon Panjang

ii. Kompon Pendek

Pembangkitan Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri

Disini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt dalam keadaan
tanpa beban. Pada saat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu fluks residu yang memang sudah
terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor, akan dibangkitkan tegangan induksi yang kecil
pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi ini mengalirlah arus pada kumparan medan. Arus ini

11 | DC G e n e r a t o r
akan menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses terus
berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil. Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi
yang dibangkitkan menjadi lebih kecil. Berarti makin besar tahanan kumparan medan, makin buruk
generator tersebut.

IV. REAKSI JANGKAR PADA GENERATOR DC


Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban merupakan
fluks utama. Jika generator dibebani, timbullah arus jangkar. Adanya arus jangkar ini menyebabkan
timbulnya fluks pada konduktor tersebut. Dengan mengnggap tidak ada arus medan yang mengalir
dalam kumparan medan, fluks ini seperti digambarkan pada gambar dibawah ini. Perhatian pada
konduktor yang terletak pada daerah ac, ternyata fluks yang ditimbulkan arus jangkar dengan fluks
utamanya saling memperkecil, sehingga fluks yang terjadi disini menjadi berkurang. Perhatikanlah
kemudian konduktor pada daerah bd, ternyata fluks yang ditimbulkan oleh arus jangkar dengan
fluks utamanya saling memperkuat, sehingga fluks yang terjadi disini bertambah. Fluks total saat
generator dalam keadaan berbeban adalah penjumlahan vector kedua fluks. Pengaruh adanya
interaksi ini disebut reaksi jangkar. Interaksi kedua fluks tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini. Karena operasi suatu generator arus searah selalu pada daerah jenuh, pengurangan
suatu fluks pada konduktor dibandingkan dengan pertambahan fluks pada konduktor lain lebih
besar. ditimbulkan arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga fluks yang
terjadi disini menjadi berkurang. Perhatikanlah kemudian konduktor pada daerah bd, ternyata fluks
yang ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkuat, sehingga fluks
yang terjadi disini bertambah. Fluks total saat generator dalam keadaan berbeban adalah
penjumlahan vector kedua fluks. Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi jangkar. Interaksi
kedua fluks tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Karena operasi suatu generator arus
searah selalu pada daerah jenuh, pengurangan suatu fluks pada konduktor dibandingkan dengan
pertambahan fluks pada konduktor.

12 | DC G e n e r a t o r
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Generator ialah suatu mesin yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik.
2. Bagian utama dari Generator yaitu Komutator Stator dan Celah udara. GGL
Induksi terbentuk sesuai rumus dibawah ini:

13 | DC G e n e r a t o r
DAFTAR PUSTAKA
D, Notosudjono. Perancangan Pembangkit Listrik Menggunakan Generator Medan Magnet
Permanen dengan Motor DC Sebagai Prime Mover. PP. 1-10. 2012.
Fitra Padillah, Syahrial dan Siti Saodah. Perancangan dan Realisasi Konvertor DC-DC Tipe
Boost Converter Mokrokontroler ATMEGA 8535. Vol.2. no.1.2337-439X. 2014.
P. I, Jurica. Basic Circuits to Design Switched-Based DC-DC Converter. Vol.53. no.2. pp. 128-
133. 2007.

14 | DC G e n e r a t o r
Contoh Soal
1. Suatu generator arus searah seri, 50 KW, 250 Volt, resistans kumparan jangkar
0,1 ohm, rugi tegangan pada sikat tidak ada. Hitung
a. Arus jangkarnya bila bekerja pada beban penuh
b. Resistans medan seri bila tegangan yang dibangkitkan =300 Volt Penyelesaian:
Pakai gambar 2-14 dengan data berikut,
Poutput = 50 kW; Vt = 250 Volt ; Ra = 0,1 ohm
Dan Eg = 300 Volt
a. Arus jangkarnya:
b. Resistans Medan Seri
Eg = Vt+IaRa+IRs+ si
300 = 250 + 200x0.1 + 200x Rs+0
300 = 270 + 200x Rs
Rs = 0,15 ohm

2. Generator DC seri mempunyai besar hambatan armatur 25 Ω, hambatan kumparan seri


100 Ω, serta rugi inti dan rugi gesek 200 watt dengan tegangan beban 250 V. Hitunglah :
a. GGL armatur
b. PO (daya output)
c. rugitotal
d. PIN (daya input)
e. ηekonomis

Diketahui:
Ra = 25 Ω

15 | DC G e n e r a t o r
Rs = 100 Ω
Vt = 250 V Rugi-rugi = 200
watt

Jawab :
Rtotal = Ra + Rs
= 25 + 100
= 125 Ω
I = Ia = Is = IL = Vt / Rtotal = 250 / 125 = 2 A a.) Ea =
Ia . Ra + Is . Rs + Vt
= I . Ra + I . Rs + Vt
= I (Ra + Rs) + Vt
= 2 (125) + 250
= 500 V

b.) Po = Vt . IL = 250 . 2 = 500 watt

c.) rugitotal = rugiarmatur + rugikumparan seri + rugi-rugi


= (Ia)2 . Ra + (Is)2 . Rs + rugi-rugi
= 22 . 25 + 22 . 100 + 200
= 100 + 400 + 200
= 700 watt
d.) PIN = Po + rugitotal
= 500 + 700 = 1200 watt

e.) ηekonomis = Po / Pin x 100 %

= 500 / 1200 x 100 %

= 41,67 %

3. Suatu generator arus searah 4 kutub mempunyai belitan jangkar yang terdiri dari 648
penghantar (konduktor) total yang dihubungkan dalam 2 garis edar paralel (jalan paralel
arus pada penghantar jangkar). Jika fluks per kutub = 0,321 x 106 maxwell dan
kecepatan perputaran dari jangkar 1800 rpm, hitung tegangan rata-rata yang
dibangkitkan.

16 | DC G e n e r a t o r
Penyelesaian :
Banyaknya penghantar seri per garis edar paralel sama dengan
Banyaknya fluks yang dipotong per putaran
Ф = 4 x 0,321 x 106 = 1,284 x 106 maxwell
Putaran jangkar per detik =
Waktu yang dipergunakan per putaran : t =
Eav / penghantar =
Eg (tegangan total yang dibangkitkan) = 0,386 x 324 = 125 volt
Dari contoh soal diatas hitung takaran (rating) arus pada tiap penghantar pergaris edar
jika daya yang dibangkitkan oleh jangkar adalah 5kW
Penyelesaian :
Daya (P) dalam watt = Tegangan (V) dalam volt x Arus atau I dalam Amp
Arus Jangkar Total
Arus per-penghantar (pergaris edar)

17 | DC G e n e r a t o r

Anda mungkin juga menyukai