Anda di halaman 1dari 18

Tri Hastuti Wibowo

Selasa, 21 April 2015


makalah destilasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu kimia analitik adalah ilmu kima yang mendasari analisis dan pemisahan sampel. Analisis
dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam suatu sampel
(kualitatif) ataupun seberapa banyak komponen tersebut berada dalam suatu sampel (kuantitatif).
Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam suatu sampel dapat dianalisis secara langsung,
sebagian besar memerlukan proses pemisahan terlebih dahulu dari unsur ataupun zat yang
menjadi pengganggu ataupun pengotor dari komponen tersebut.

Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya,
suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa
keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam
keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses
pemisahan perlu dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan
yang dipilih bergantung pada fase komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa
campuran homogen (satu fase) atau campuran heterogen (lebih dari satu fase). Suatu campuran
heterogen dapat mengandung dua atau lebih fase: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair,
cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih
proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

Proses pemisahan sangat penting dalam bidang kimia analitik. Suatu contoh pentingnya proses
pemisahan adalah pada proses pengolahan minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran
berbagai hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih
berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi
komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal.
Proses pemisahan pada pengolahan minyak bumi dilakukan dengan metode destilasi. Proses
destilasi terdiri dari deslasi uap, destilasi vakum serta destilasi bertingkat.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah konsep destilasi secara umum?


2. Bagaimanakah dasar pemisahan dengan metode destilasi sederhana itu?
3. Bagaimanakah proses pemisahan dengan metode destilasi sederhana itu?
4. Bagaimana aplikasi proses pemisahan dengan metode sederhana itu?
5. Bagaimanakah konsep destilasi bertingkat itu?
6. Bagaimanakah proses pemisahan dengan metode destilasi bertingkat itu?
7. Bagaimana aplikasi proses pemisahan dengan metode destilasi bertingkat?
8. Apakah perbedaan proses pemisahan dengan metode destilasi sederhana dan destilasi
bertingkat?
9. Apa syarat-syarat terjadinya destilasi?
10. Apakah larutan ideal dan larutan non ideal serta penyimpangan positif dan negatif?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh dari rumusan makalah tersebut adalh sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep destilasi
2. Untuk mengtahui dasar pemisahan dengan metode destilasi sederhana
3. Untuk mengetahui proses pemisahan dengan metode destilasi sederhana
4. Untuk mengetahui aplikasi proses pemisahan dengan metode sederhana
5. Untuk mengetahui konsep destilasi bertingkat
6. Untuk mengetahui proses pemisahan dengan metode destilasi bertingkat
7. Untuk mengetahui aplikasi proses pemisahan dengan metode destilasi bertingkat
8. Untuk mengetahui perbedaan proses pemisahan dengan metode destilasi sederhana dan destilasi
bertingkat
9. Untuk mengetahui syarat-syarat terjadinya destilasi
10. Untuk mengetahui larutan ideal dan larutan non ideal serta penyimpangan positif dan negatif.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Destilasi

2.1.1 Pengertian Destilasi


Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan tingkat
volatilitas (kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan tekanan tertentu. Destilasi
merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi kimia selama proses berlangsung.

2.1.2 Dasar Pemisahan dengan Destilasi


Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan
tertentu. Prinsip dasar dari destilasi sederhana adalah perbedaan titik didih yang cukup jauh dari
zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat yang memiliki titik didih yang lebih
rendah akan menguap terlebih dahulu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu penguapan
campuran dan diikuti dengan proses pendinginan dan pengembunan. Sebagai contoh ada sebuah
campuran yang di dalamnya terdapat dua zat, yaitu zat A dan zat B. Zat A mempunyai titik didih
sekitar 120° C, sedangkan zat B mempunyai titik didih sebesar 80° C. Zat A dapat dipisahkan
dengan zat B dengan cara mendestilasi campuran tersebut pada suhu sekitar 80° C. Pada suhu
tersebut, zat B akan menguap sedangkan zat A tetap tinggal.

2.1.3 Proses Destilasi


Secara sederhana, proses destilasi dapat dijelaskan melalui gambar berikut:
Rangkaian destilasi sederhana

Suatu campuran yang berupa cairan (15) dimasukkan ke dalam labu (2) yang dipanaskan melalui
penangas (14) dengan heater (13). Suhu pemanasan dapat diatur dengan mengamati termometer
(4). Pada saat dipanaskan, sedikit demi sedikit campuran akan menguap. Uap kemudian naik
melalui pipa (3) dan mengalir menuju pendingin/ kondensor (5). Pendinginan uap adalah dengan
cara mengalirkan air melalui dinding pendingin. Setelah melalui pendingin, uap akan
mengembun membentuk cairan kembali dan melaju ke adaptor (10) dan menetes ke labu destilat
(8).

2.1.4 Penerapan Destilasi


Aplikasi destilasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu skala laboratorium dan skala industri.
Perbedaan utama destilasi skala laboratorium dan industri adalah sistem berkesinambungan.
Pada skala laboratorium, destilasi dilakukan sekali jalan. Dalam artian pada destilasi skala
laboratorium, komposisi campuran dipisahkan menjadi komponen fraksi yang diurutkan
berdasarkan volatilitas, dimana zat yang paling volatil akan dipisahkan terlebih dahulu. Dengan
demikian, zat yang paling tidak volatil akan tersisa pada bagian bawah. Proses ini dapat diulangi
ketika campuran ditambahkan dan memulai proses destilasi dari awal.

Pada destilasi skala industri, senyawa asli (campuran), uap, dan destilat tetap dalam kondisi
konstan. Fraksi yang diinginkan akan dipisahkan dari sistem secara hati-hati, dan ketika bahan
awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa menghentikan proses detilasi.

Destilasi mepunyai peranan yang sangat banyak dalam kehidupan manusia. Destilasi adalah
kunci utama dalam pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi. Minyak bumi dipisahkan menjadi
fraksi-fraksi tertentu didasarkan pada perbedaan titik didih. Alkohol yang terbentuk dari proses
fermentasi juga dimurnikan dengan cara destilasi.

Minyak-minyak atsiri alami yang mudah menguap dapat dipisahkan melalui destilasi. Banyak
sekali minyak atsiri alami yang dapat diperoleh dengan cara destilasi, yakni minyak serai,
minyak jahe, minyak cengkeh, dan sebagainya. Minyak kayu putih juga didapatkan dengan cara
destilasi. Selain itu, destilasi juga dapat memisahkan garam dari air laut.

2.2 Destilasi Bertingkat

2.2.1 Pengertian Destilasi Bertingkat


Destilasi bertingkat atau distilasi fraksionasi. Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan dua
bahan yang mempunyai titik didih yang tidak berbeda jauh. Fungsi distilasi fraksionasi adalah
memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Tujuannya adalah untuk memisahkan senyawa dari sutau campuran yang
komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relative kecil. Destilasi ini digunakan
untuk memisahkan camputan aseton-metanol, karbontetraklorida-toluena, dan lain-lain.
2.2.2 Dasar Pemisahan dengan Destilasi Bertingkat
Prinsip dasar pemisahan destilasi bertingkat adalah perbedaan titik didih di antara fraksi-fraksi
minyak mentah. Jika selisih titik didih tidak berbeda jauh maka penyulingan tidak dapat
diterapkan Hidrokarbon yang memiliki titik didih paling rendah akan terpisah lebih dulu, disusul
dengan hidrokarbon yang memiliki titik didih lebih tinggi.

2.2.3 Proses Destilasi Bertingkat


Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya
berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih
senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk
memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki
perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-
metanol, karbon tetra klorida-toluen, dan lain-lain.

Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom


fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan
dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan
uap campuran senyawa cair yang titik didihnya
hampir sama/tidak begitu berbeda.

Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom


fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama
akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik
didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya
mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika
belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam
labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik
didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat.

Cara melakukan destilasi bertingkat yaitu :


1. Susun/set alat destilasi bertingkat.
2. Masukan zat sampel dan batu didih ke dalam labu dasar bulat, panaskan labu dengan melalui
penangas sampai campuran mendidih.
3. Atur pemanasan sehingga destilat yang keluar mendekati 2 mL (60 tetes) per menit.
4. Pasang pada labu dasar bulat 250 mL kolom fraksinasi Vigreux atau kolom lain yang sesuai.
5. Tutup ujung atas kolom dengan termometer sedemikian rupa sehingga ujung termometer berada
5-10 mm di bawah pipa pengalir pada kolom fraksinasi.
6. Hubungkan pipa pengalir pada kolom dengan pendingin (panjangnya 60-70 cm) dan pasang
seperti untuk melakukan destilasi sederhana. Siapkan 5 labu erlenmeyer yang bersih dan kering
untuk menampung destilat.

2.2.4 Penerapan Destilasi Bertingkat

Proses pengolahan minyak bumi dengan distilasi bertingkat

Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan
dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:
1. Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang rendah,
berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
2. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi,
memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana dan
sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik. Meskipun
kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-komponennya, yakni
berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini disebut distilasi bertingkat. Untuk
mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi
bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi,
dan pencampuran fraksi.

Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20
°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.Aplikasi dari distilasi jenis ini
digunakan pada industri minyak mentah, Alkohol, dan lain-lain (Fauzanariq, 2012)
2.3 Perbedaan Destilasi dan Destilasi Bertingkat
Perbedaan distilasi fraksinasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom
ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya.
Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di
bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.

2.4 Syarat Terjadinya Destilasi


Syarat destilasi bertingkat agar destilasi berjalan dengan sempurna adalah:
- Syarat utama agar terjadinya proses destilasi adalah adanya perbedaan komposisi antara fase
cair dan fase uap.
- Destilasi dilakukan secara pengolahan secara fisika yang primer
- Harus homogen
- Zat yang di campurkan atau bercampur tidak boleh menghasilkan panas, warna, ataupun tanda-
tanda reaksi kimia lainnya, karena destilasi ini merupakan pengolahan/pemisahan secara proses
fisika bukan secara proses kimia
- Destilasi dilakukan dengan paling banyak sebagai pelarutnya
- Zat yang titik didihnya rendah akan memiliki fraksi pada fase uap yang lebih banyak/baik dari
pada fraksi pada fase cair, ataupun sebaliknya.

2.5 Destilasi Pada Campuran Ideal Dan Non Ideal


2.5.1 Campuran Ideal
Campuran ideal adalah sebuah campuran yang menaati hukum Raoult. Sebenarnya tidak ada
campuran yang bisa dibilang ideal. Tapi beberapa campuran larutan kondisinya benar-benar
mendekati keadaan yang idea. Dalam sebuah larutan, beberapa molekul yang berenergi besar
dapat menggunakan energinya untuk mengalahkan daya tarik intermolekuler permukaan cairan
dan melepaskan diri untuk kemudian menjadi uap. Semakin kecil daya intermolekuler, semakin
banyak molekul yang dapat melepaskan diri pada suhu tertentu. Pada suhu tertentu, sebagian dari
molekul-molekul yang ada akan mempunyai energi yang cukup untuk melepaskan diri dari
permukaan larutan.
Pada sebuah campuran ideal dari kedua larutan tersebut, kecenderungan dari dua macam molekul
di dalamnya untuk melepaskan diri tidak berubah. Jadi, apabila proporsi dari tiap jenis molekul
yang melepaskan diri tetap sama maka hanya ada separuh dari tiap jenis molekul yang dapat
melepaskan diri dari campuran larutan pada suatu waktu tertentu. Apabila komposisi tersebut
berubah, kecenderungan molekul untuk melepaskan diri juga akan berubah. Oleh karena itu,
campuran yang disebut larutan ideal biasanya adalah campuran dua jenis zat yang memiliki besar
molekul yang hampir sama dan mempunyai daya tarik Van der Waals yang sama. Namun besar
molekul keduanya tidak persis sama sehingga walaupun campuran ini mendekati campuran ideal,
tetap saja bukan merupakan campuran ideal.

Campuran ideal dari dua larutan akan mempunyai energi entalpi sebesar nol. Jadi, apabila suhu
campuran naik atau turun pada saat keduanya dicampur berarti campuran tersebut bukan
campuran ideal.

2.5.2 Campuran non ideal


Campuran – campuran non ideal ini mengalami penyimpangan/deviasi dari hukum Raoult.
Terdapat dua macam penyimpangan hukum Raoult, yaitu:
a. Penyimpangan positif
Penyimpangan positif hukum Raoult terjadi apabila interaksi dalam masing–masing zat lebih
kuat daripada interaksi dalam campuran zat ( A – A, B – B > A – B). Penyimpangan ini
menghasilkan entalpi campuran (ΔHmix) positif (endotermik) dan mengakibatkan terjadinya
penambahan volume campuran (ΔVmix > 0). Larutan ini menghasilkan titik didih maksimum
pada sistem campuran. Contoh penyimpangan positif terjadi pada campuran etanol dan n–
hekasana (Oxtoby,1997).
b. Penyimpangan negatif
Penyimpangan negatif hukum Raoult terjadi apabila interaksi dalam campuran zat lebih kuat
daripada interaksi dalam masing–masing zat ( A – B > A – A, B – B). Penyimpangan ini
menghasilkan entalpi campuran (ΔHmix) negatif (eksotermik) dan mengakibatkan terjadinya
pengurangan volume campuran (ΔVmix < 0). Larutan menghasilkan titik didih minimum pada
sistem campuran.
Contoh : Sistem benzen – etanol
Berikut ini adalah gambar grafik penyimpangan negatif dari hukum Raoult (Atkins, 1990).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan tingkat
volatilitas (kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan tekanan tertentu.
2. Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan
tertentu.
3. Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan dua bahan yang mempunyai titik didih yang tidak
berbeda jauh.
4. Prinsip dasar pemisahan destilasi bertingkat adalah perbedaan titik didih di antara fraksi-fraksi
minyak mentah.
5. Perbedaan distilasi fraksinasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangan terutama dalam mendapatkan
referensi dan kesulitan dalam mengerti bahasa buku referensi tersebut, sehingga informasi yang
didapat dari buku kurang disampaikan secara maksimal pada makalah ini. Harapannya, pembaca
juga mencari referensi lain untuk menambah wawasan yang lebih banyak disebabkan terbatasnya
materi dalam makalah ini.

LAMPIRAN
Pertanyaan
No Yang bertanya Pertanyaan Jawaban
1 Irma Soleha Pada destilasi skala Jadi, maksud dari konstan disini adalah
(12130230 ) industri, senyawa asli komposisinya. Jika pada skala industri,
(campuran), uap, dan senyawa campuran cairan yang di
destilat tetap dalam destilasi memiliki komposisi misalkan 2
komposisi konstan. liter maka senyawa asli, uap, dan destilat
Maksud dari konstans yang dihasilkan jumlahnya akan sama
disini apa? dengan komposisi senyawa campuran
cairan awal yang belum di destilasi yaitu
2 liter. Sedangkan jika pada skala
laboratorium jumlah senyawa asli, uap,
dan destilat tidak sama komposisinya
dengan senyawa campuran cairan sebelum
di destilasi. Hal ini disebabkan, komposisi
campuran dipisahkan menjadi komponen
fraksi yang diurutkan berdasarkan
volatilitas, dimana zat yang paling volatil
akan dipisahkan terlebih dahulu. Dengan
demikian, zat yang paling tidak volatil
akan tersisa pada bagian bawah, maka
masih ada sisa campuran cairan dan hal
ini pada skala laboratorium komposisinya
tidak konstan.
2 Inda Desnita Faktor apa saja yang Jadi, faktor atau syarat destilasi bertingkat
(12130230 ) mempengaruhi destilasi agar destilasi berjalan dengan sempurna
agar dapat berjalan adalah:
secara sempurna? - Syarat utama agar terjadinya proses
destilasi adalah adanya perbedaan
komposisi antara fase cair dan fase uap.
- Destilasi dilakukan secara pengolahan
secara fisika yang primer
- Harus homogen
- Zat yang di campurkan atau bercampur
tidak boleh menghasilkan panas, warna,
ataupun tanda-tanda reaksi kimia lainnya,
karena destilasi ini merupakan
pengolahan/pemisahan secara proses
fisika bukan secara proses kimia
- Destilasi dilakukan dengan paling banyak
sebagai pelarutnya
- Zat yang titik didihnya rendah akan
memiliki fraksi pada fase uap yang lebih
banyak/baik dari pada fraksi pada fase
cair, ataupun sebaliknya.
3 Lina Mulyana Bagaimana contoh riil
(12130230 ) dari destilasi bertingkat?
Mulai dalam
pengolahannya dan
hasilnya apa?

Ini gambar contoh bagaimana destilasi


bertingkat terjadi, seperti yang sudah di
jelaskan bahwa destilasi bertingkat ini di
lakukan berdasarkan adanya perbedaan
titik didih cairan. Jadi pada suhu 20oC
semua cairan sudah mendidih, namun
yang sudah mencapai titik didih adalah
bahan bakar gas (gas petrolium dalam
keadaan cair). Proses destilasi diawali
dengan tahap pemanasan, sehingga zat
yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap, dan uap tersebut akan
bergerak menuju kodenser (pendingin).
Proses pendinginan terjadi karena kita
mengalirkan air ke dinding (bagian luar
kondenser), sehingga uap yang dihasilkan
akan kembali cair. Proses ini berjalan
terus-menerus dan akhirnya kita dapat
memisahkan semua senyawa-senyawa
yang ada dalam campuran homogen
tersebut. Dalam proses distilasi bertingkat,
minyak mentah tidak dipisahkan menjadi
komponen-komponen murni, melainkan
ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-
kelompok yang mempunyai kisaran titik
didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis
komponen hidrokarbon begitu banyak dan
isomer-isomer hidrokarbon mempunyai
titik didih yang berdekatan. Proses
distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:

 Minyak mentah dipanaskan


dalam boiler menggunakan
uap air bertekanan tinggi
sampai suhu ~600oC. Uap
minyak mentah yang
dihasilkan kemudian
dialirkan ke bagian bawah
menara/tanur distilasi.

 Dalam menara distilasi,


uap minyak mentah
bergerak ke atas melewati
pelat-pelat (tray). Setiap
pelat memiliki banyak
lubang yang dilengkapi
dengan tutup gelembung
(bubble cap) yang
memungkinkan uap lewat.
 Dalam pergerakannya, uap
minyak mentah akan
menjadi dingin. Sebagian
uap akan mencapai
ketinggian di mana uap
tersebut akan terkondensasi
membentuk zat cair. Zat
cair yang diperoleh dalam
suatu kisaran suhu tertentu
ini disebut fraksi.

 Fraksi yang mengandung


senyawa-senyawa dengan
titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian
bawah menara distilasi.
Sedangkan fraksi senyawa-
senyawa dengan titik didih
rendah akan terkondensasi
di bagian atas menara.

4 Ari Budiyanto Misalkan kita tidak - Ya, kita masih bisa menggunakan
(12130230 ) mengetahui campuran pemisahan secara destilasi. Sebab destilasi
pada cairan dari apasaja, ini merupakan pemisahan yang didasarkan
apakah kita bisa pada perbedaan titik didih atau bisa
menggunakan pemisahan dikatakan adanya perbedaan komposisi
berdasarkan destilasi? antara fase cair dan fase uap. Jika
campuran yang “tidak diketahui”
memenuhi syarat-syarat destilasi yang
sudah di jelaskan maka kita dapat
melakukan pemisahan secara destilasi.

Anda mungkin juga menyukai