Anda di halaman 1dari 45

Pengukuran Besaran Fisika

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Kompetensi Inti :
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
4.10 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonis pada ayunan
bandul dan getaran pegas.
C. Indikator Pembelajaran :
Dengan diskusi dan informasi melalui proses pembelajaran yang dilakukan, diharapkan: a)
Bertambahnya pengetahuan siswa melalui pengelolaan proses kognitifnya; b) berkembangnya
sikap/ karakter spritual, dan sosial siswa ; c) berkembangnya keterampilan kerja ilmiah siswa,
dan melalui indikator siswa dapat :
3.10.1 Menjelaskan konsep gaya pemulih gerak harmonis sederhana.
3.10.2 Mengaitkan hubungan periode dan frekuensi pada pegas.
3.10.3 Merumuskan simpangan gerak harmonis sederhana.
3.10.4 Merumuskan kecepatan dan percepatan gerak harmonis sederhana.
3.10.5 Merumuskan fase, sudut fase, dan beda fase dari gerak harmonis sederhana.
3.10.6 Merumuskan energi gerak harmonis sederhana.
BAB II
MATERI PEMBELAJARAN

Gerak Harmonis Sederhana


1. Pengetahuan Faktual
Pengukuran-pengukuran yang teliti sangat diperlukan dalam fisika agar pengamatan gejala
alam dapat dijelaskan dengan akurat. Pada lomba balap sepeda diukur dua besaran sekaligus yaitu
besaran panjang dan besaran waktu.
Pada pengukuran-pengukuran kita berbicara tentang
suatu besaran (kuantitas) yang dapat diukur, dan disebut besaran
fisis. Contoh besaran fisis, antara lain: panjang, massa, waktu,
gaya, simpangan, kecepatan, panjang gelombang, frekuensi, dan
seterusnya. Kemampuan untuk mendefinisikan besaran-besaran
tersebut secara tepat dan mengukurnya secara teliti merupakan
suatu syarat dalam fisika.
2. Pengetahuan Konseptual
Pengukuran adalah suatu proses pembandingan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang dianggap
sebagai patokan (standar) yang disebut satuan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar
suatu satuan dapat digunakan sebagai satuan yang standar. Syarat tersebut antara lain :
a. Nilai satuan harus tetap, artinya nilai satuan tidak tergantung
pada cuaca panas atau dingin, tidak tergantung
tempat, tidak tergantung waktu, dan sebagainya.
b. Mudah diperoleh kembali, artinya siapa pun akan mudah
memperoleh satuan tersebut jika memerlukannya untuk
mengukur sesuatu.
c. Satuan dapat diterima secara internasional, dimanapun juga semua orang dapat
menggunakan sistem satuan ini.
Sistem satuan yang digunakan saat ini di seluruh dunia adalah sistem satuan SI. SI adalah
kependekan dari bahasa Perancis Systeme International d’Unites. Sistem ini diusulkan pada General
Conference on Weights and Measures of the International Academy of Science pada tahun 1960.
Hasil pengukuran akan akurat jika kita mengukur dengan alat ukur yang tepat dan peka. Penggunaan
alat ukur yang tidak tepat dan tidak peka, maka pembacaan nilai pada alat ukur yang tidak tepat akan
memberi hasil pengukuran yang tidak akurat atau mempunyai kesalahan yang besar. Ketepatan hasil
ukur salah satunya ditentukan oleh jenis alat yang digunakan. Penggunaan suatu jenis alat ukur
tertentu ditentukan oleh beberapa faktor,yaitu: ketelitian hasil ukur yang diinginkan, ukuran besaran
yang diukur, dan bentuk benda yang akan diukur.
_ Untuk mengukur besaran panjang sering digunakan mikrometer sekrup, jangka sorong,
mistar, meteran gulung, dan sebagainya.
_ Untuk mengukur besaran massa sering digunakan neraca pegas, neraca sama lengan, neraca
tiga lengan, dan sebagainya.
_ Untuk mengukur besaran waktu sering digunakan stopwatch, dan jam. _ Untuk mengukur
besaran suhu sering digunakan termometer Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.
Ketelitian suatu pengukuran sangat ditentukan oleh ukuran besaran yang akan diukur dan alat
ukur yang digunakan.
 Contoh jika kita akan menimbang sebuah cincin yang beratnya5 gram tidak akan teliti
jika diukur dengan alat ukur yang biasa dipakai untuk menimbang beras, jadi
pengukuran cincin akan lebih teliti jika diukur menggunakan alat ukur perhiasan.
Bentuk benda sangat menentukan jenis alat ukur yang akan digunakan.
 Contohnya untuk mengukur diameter dalam sebuah silinder yang berongga lebih
cocok digunakan jangka sorong daripada sebuah mistar.
3. Pengetahuan Prosedural
Fisika mempelajari gejala alam secara kuantitatif sehingga masalah pengukuran besaran fisis
memiliki arti yang sangat penting. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran fisisdengan
besaran fisis sejenis sebagai standar (satuan) yang telah disepakati lebih dahulu.
Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui nilai ukur suatu besaran fisis dengan hasil
akurat.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memperoleh hasil ukur yang akurat yaitu :
 Dengan melakukan pengukuran yang benar
 Membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan tepat
 Memperhitungkan aspek ketepatan
 Memperhitungkan aspek ketelitian, dan
 Kepekaan alat ukur yang digunakan.
4. Pengetahuan Metakognitif
Semua pengetahuan yang telah dibahas (pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural),
jika dikuasai dengan baik dapat digunakan unntuk memecahkan berbagai masalah yang ditemui,
sangat dipengaruhi oleh kesadaran diri tentang berbagai aspek yang telah diketahui dan dikuasai,
serta konteks dan kondisi dari permasalahan yang ditemui. Berdasarkan aspek tersebut maka akan
terbentuklah pengetahuan, strategi, dan keterampilan akumulatif yang sifatnya jadi pemandu bagi
peserta didik dalam memecahkan masalah yang ditemui, dikenal dengan pengetahuan metakognitif.
Sebagai contoh kalau kita mengukur panjang mejadengan batang meteran yang mempunyai
skala terkecil 1 cm dan menunjukkan panjang meja tersebut 2,50 m, kita menyatakan secara tidak
langsung bahwa panjang meja tersebut mungkin antara 2,495 m dan 2,505 m. Panjang meja berada
dalam batas kira-kira ± 0,005 m = ± 0,5 cm dan panjang yang dinyatakan. Tetapi jika kita
menggunakan meteran berskala milimeter dan kita mengukur dengan hati-hati, kita dapat
memperkirakan panjang meja berada dalam batas ± 0,5 mm sebagai ganti ± 0,5 cm.
Untuk menunjukkan ketelitian ini, kita menggunakan empat angka untuk menyatakan panjang
meja, misalnya 2,503 m. Digit yang diketahui yang dapat dipastikan (selain angka
nol yang dipakai untuk menetapkan letak koma) disebut angka signifikan. Dari contoh di atas maka
panjang meja 2,50 m dikatakan mempunyai tiga angka signifikan; sedangkan panjang meja 2,503 m
dikatakan mempunyai empat angka signifikan.
Contoh lain, misalnya kita menyajikan bilangan 0,00103 sebagai hasil ukur, maka bilangan
0,00103 ini mempunyai tiga angka signifikan (tiga angka nol yang
pertama bukanlah angka signifikan tetapi hanyalah untuk menempatkan koma). Secara notasi
ilmiah, bilangan ini dinyatakan sebagai 1,03 x 10-3.
Kesalahan siswa yang umum, khususnya sejak digunakannya kalkulator, yaitu menampilkan
lebih banyak angka dalam jawaban dari pada yang diperlukan.

Pengukuran Besaran Fisika


1. PENGETAHUAN FAKTUAL : Acuan Pembelajaran
Kita sangat sering dihadapi dengan besaran, satuan dan pengukuran dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya siswa yang mengukur meja dengan meteran, mengukur berat badan
dengan timbangan, mengukur suhu badan saat demam dengan termometer, dan sebagainya.
Ini bukti bahwa pengukuran dalam fisika itu sangat penting.

(1) (2) (3)


Gambar 1. Timbangan, 2. Meteran, 3. Termometer
Jika diperhatikan secara seksama, Besaran dan Pengukuran memiliki ciri fisik sebagai
berikut :
1. andi mengamati berbagai kegiatan pengukuran besaran dalam kehidupan sehari hari, andi
mengukur massa jeruk yang dibelinya.
2. Seorang siswa disuruh mengukur diameter botol minuman oleh gurunya Dilaboratorium
telah disediakan berbagai macam alat pengukuran, ada mistar, timbangan ,mikrometer
sekrup dan jangka sorong.
3. Setiap besaran pasti mempunyai satuan yang sudah ditetapkan secara internasional (SI)
4. Panjang satuannya meter yang dilambangkan dengan (m)
5. Massa satuan nya kilogram yang dilambangkan dengan (Kg)
6. Luas satuan meter persegi yang dilambangkan dengan ( m 2 )

Berikut beberapa besaran pokok dan besaran turunan seperti yang ditunjukan pada tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Besaran pokok dan satuannya dalam SI

Besaran pokok Satuan Lambang


Panjang Meter m
Massa Kilogran Kg
Waktu Sekon s
Arus listrik Ampere A
Suhu Kelvin K
Intensitas cahaya Kandela cd
Jumlah zat Mole mol

Tabel 2. Besaran Turunan dan satuannya dalam SI

Dalam perumusannya satuan besaran turunan diperoleh dari satuan besaran pokok, hal tersebut
bisa dilihat pada kedua tabel.
2. PENGETAHUAN KONSEPTUAL : Konsep-Konsep yang dibahas
dalam pembelajaran
a. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan nilai suatu besaran yang diukur
menggunakan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
b. Pengukuran terbagi atas 2 yakni: pengukuran langsung dan tidak langsung.
c. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.
d. Satuan adalah ukuran suatu besaran yang digunakan sebagai pembanding.
e. Besaran dikelompokan menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
f. Dimensi digunakan untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan,dengan
cara memerhatikan dimensi besaran tersebut.
g. Dimensi digunakan untuk menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang terlihat
berbeda.
Dimensi dari beberapa besaran dapat diturunkan sehingga membentuk dimensi baru
seperti besaran turunan di bawah ini:

Alat- alat ukur yang digunakan dalam sebuah pengukuran yaitu berupa alat ukur
panjang, massa dan lain sebagainya.
1. Alat ukur panjang.
a. Mistar
Mistar atau penggaris pada
umumnya memiliki skala terkecil 1 mm
atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ((http://google.com/read/2016)
ketelitian pengukuran 0,5 mm, yaitu Gambar 2. Mistar
sebesar setengah dari skala terkecil yang
dimiliki oleh mistar.
b. Jangka sorong
Jangka sorong terdiri atas dua
bagian, yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala
utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan
skalanonius. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan
mm. skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka
sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam,
kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm.

(http://images.google.com/read/2016)
Gambar 3. Jangka sorong dan bagian-bagiannya
c. Mikrometer Sekrup
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan
skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Mikrometer sekrup mempunyai
tingkat ketelitian paling tinggi yaitu 0,01 mm.

(http://images.google.com/read/2016)
Gambar 4. Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya.
2. Alat Ukur Massa
Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk mengukur massa
disebut neraca. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan
dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling
belakang memuat angka ratusan.

Gambar 5. Neraca ohaus 3 lengan. (http://images.google.com/read/2016)


3. PENGETAHUAN PROSEDURAL : Keterampilan Menyelidiki Dan Menerapkan
Konsep
a. Prosedur membaca alat ukur dengan tepat.
- Posisikan skala alat ukur di hadapan kita,
- Perhatikan skala yang akan dibaca,
- Arah pandangan hendaknya tepat pada tempat yang diukur. Artinya, arah
pandangan harus tegak lurus dengan skala dan benda yang diukur.
b. Prosedur membaca NST jangka sorong
- Bandingkan skala utama dengan skala nonius (9 skala utama= 10 skala nonius).
- Nyatakan skala dalam skala nonius (9mm=10 skala utama)
- Dijadikan dalam 1 skala nonius ( 1 skala = 9 mm : 10 mm = 0,9 mm)
- Menentukan NST dengan rumusan bilangan bulat > 1 skala nonius – jarak kedua
skala. NST =(1 mm- 0,9 mm= 0,1 mm= 0,01 cm).
- NST =1 skala nonius- perbandingan jarak kedua skala
c. Cara membaca skala pada jangka sorong
Panjang benda = skala utama . 1 mm + skala nonius . 0,1 mm
d. Prosedur membaca NST mikrometer sekrup
- Baca jarak antara 2 skala utama
- Hitung jumlah skala nonius
- NST=1/ jumlah skala nonius x jarak antara 2 skala utama
e. Cara membaca skala Mikrometer sekrup
Nilai skala =skala utama + (skala nonius x NST)
f. Cara menimbang dengan menggunakan neraca tiga lengan
- Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan
depan dan belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol
- Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang
- Letakkan benda yang akan diukur di tempat yang tersedia pada neraca!
- Geser ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat pada
ratusan,puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang!
- Bacalah massa benda dengan menjumlah nilai yang ditunjukkan oleh penunjuk
ratusan, puluhan, satuan, dan sepersepuluhan!
g. Cara membaca skala pada neraca 3 lengan
- Jumlahkan nilai semua lengan yang di dapat.
- Nilai skala= nilai lengan belakang + nilai lengan tengah + nilai lengan depan.
4. PENGETAHUAN METAKOGNITIF : Kreativitas Memecahkan Masalah
Semua Pengetahuan yang telah dibahas ( Pengetahuan Faktual, konseptual, dan prosedural )
jika dikuasai dengan baik dapat digunakan untuk memecahkan masalah untuk materi Pengukuran
Besaran fisika. Dalam memecahkan berbagai maslah yang ditemui, sangat dipengaruhi oleh
kesadaran diri tentang berbagai aspek yang telah diketahui dan dikuasai, serta konteks dan kondisi
dari permasalahan yang ditemui. Berdasarkan aspek-aspek tersebut maka akan akan terbentulah
pengetahuan, strategi dan keterampilan akumulatif yang sifatnya menjadi pemandu bagi peserta
didik dalam memecahkan masalah yang ditemui, dikenal dengan pengetahuan metakognitif.
a) Analisa Dimensional
Misalnya : Sebuah benda yang bergerak diperlambat dengan perlambatan a yang tetap dari
kecepatan v0 dan menempuh jarak S maka akan berlaku hubungan Vo2 = 2 a s.. Buktikan
kebenaran persamaan itu dengan analisa dimensional!
Pembahasan :
Kita pasti masih ingat satuan besaran-besaran tersebut.
• kecepatan awal v0 = m/s → [v0] = [L] [T]-1
• percepatan a = m/s2 → [a] = [L] [T]-2
• jarak tempuh S=m → [S] = [L]
Persamaan:
Vo2 = 2 a s
Dimensinya:
[Vo2] = [a] [S]
-1 2
[[L] [T] ] = [L] [T-2] [M]
[L]2 [T]-2 = [L]2 [T]-2
Dimensi kedua ruas sama berarti persamaannya benar.
(Soal evaluasi pengukuran besaran fisika)
1. Pertanyaan : Alat apakah yang dapat digunakan Andi untuk mengukur massa jeruk?
Jawab : alat yang dapat mengukur massa adalah timbangan. :
2. Pertanyaan : apakah satuan dari massa?
Jawab : satuan massa adalah kg
3. Pertanyaan : bagaimana cara mengukur massa jika menggunakan neraca 3 lengan?

Jawab :
- Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan
depan dan belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol
- Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang
- Letakkan benda yang akan diukur di tempat yang tersedia pada neraca!
- Geser ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat pada
ratusan,puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang!
- penunjuk ratusan, puluhan, satuan, dan sepersepuluhan
4. Pertanyaan : andi menimbang benda mengunakan neraca 3 lengan, lengan depan
menunjukkan angka 5, lengan tengah angka 40 dan lengan belakang menunjukkan angka 200.
Maka berapa massa jeruk andi dalam satuan kg.
Jawab : 2,45 kg
5. Pertanyaan : alat apakah yang cocok digunakan oleh siiswa untuk mengukur diameter
kelereng?
Jawab : alat yang cocok digunakan oleh siswa untuk mengukur diameter kelereng
adalah mikrometer sekrup.

6. Pertanyaan :apakah rumus untuk mencari diameter dari kelereng tersebut?


Jawab : SU+(SN X NST)
Ket: SU :skala utama
SN :skala nonius
NST :nilai satuan terkecil (0,1 mm)
7. Pertanyaan : bagaimana cara mengukur diameter tabung menggunakan mikrometer
sekrup?
Jawab :
 Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
 Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala
nonius utama menunjukkan angka nol.
 Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda/koin dapat masuk ke
dalam rahang.
 Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga tepat
menjepit benda.
 Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi “klik” yang
muncul
 Baca hasil pengukuran
8. Pertanyaan : tebal lempeng sebuah logam adalah 4,78 mm. Seorang siswa ingin
membuktikan pengukuran tersebut. Pada pengukuran skala utamanya adalah 4,5 mm. Maka pada
angka berapa pada sala noniusnya?
Jawab :hasil ukur = SU+(SN X NST)
4,78 mm = 4,5mm+ (SN X 0,1 mm)
4,78 mm – 4,5 mm = (SN X 0,1 mm)
0,28 mm/0,01 mm = SN
SN = 28

Cara Menyampaikan Hasil Pengukuran


1. PENGETAHUAN FAKTUAL : Acuan Pembelajaran
Sangat dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
akurat. Hasil pengukuran tidak ada yang eksak, selalu mengandung kesalahan. Kesalahan-
kesalahan ini tidak mungkin dihilangkan, tetapi kesalahan dalam pengukuran dapat
diminimalkan.
Kesalahan umumnya disebabkan karena ketidaktelitian peneliti. Misalnya mengukur
suatu benda yang dilihat tidak lurus terhadap acuan sehingga terjadinya kesalahan-kesalahan
seperti pada gambar.

(http://images1.google.com/read/2016) (http://images2.google.com/read/2016)
Gambar 6: Melihat ketelitian suatu nilai yang di ukur

(5). Mikrometer Sekrup (6). Kesalahan Paralaks ketelitiannya


Saat melakukan pengukuran ada angka yang terbaca pada skala dan ada pula angka yang
tidak terbaca pada skala. Dalam melaporkan hasil pengukuran digunakan aturan angka
penting. Dalam perhitungan kita sering memperoleh jawaban yang memiliki banyak angka.
Semakin banyak cacah angka penting pada suatu pengukuran, semakin teliti hasil
pengukurannya.
2. PENGETAHUAN KONSEPTUAL : Konsep- konsep yang dibahas dalam pembelajaran
Ketelitian adalah penyesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya
(ukuran sebenarnya benda yang diukur). Perbedaan harga yang diukur dengan harga yang
dianggap benar disebut kesalahan sistmatis.
Ketidakpastian adalah parameter terkait dengan hasil pengukuran, yang mencirikan
dispersi dari nilai-nilai yang cukup dapat dikaitkan dengan objek yang diukur.
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang
terdiri dari angka pasti dan angka taksiran. Angka pasti merupakan angka yang terbaca pada
skala sedangkan angka taksiran merupakan angka yang tidak terbaca pada skala.
Aturan-aturan angka penting :
 Semua angka bukan nol adalah angka penting.
 Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting.
 Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di
belakang koma desimal termasuk angka penting.
 Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah bukan angka
penting.
Untuk mempermudah penulisan dan penentuan angka penting, lebih baik jika digunakan
notasi ilmiah. Dalam menentukan angka penting angka yang lebih besar daripada 5 dibulatkan ke
atas dan angka yang lebih kecil daripada 5 dibulatkan ke bawah. Angka yang tepat sama dengan
5 dibulatkan ke atas apabila angka sebelumnya ganjil dan dibulatkan ke bawah jika genap.
Aturan penjumlahan dan pengurangan yaitu dalam penjumlahan dan pengurangan
hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran.
Aturan perkalian dan pembagian yaitu hasil akhir hanya boleh mengandung angka
penting sebanyak angka penting pada bilangan penting yang angka pentingnya paling sedikit dari
semua bilangan yang terlibat dalam operasi. Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan
penting dengan bilangan eksak hanya boleh memiliki angka penting sebanyak angka penting
pada bilangan pentingnya.
Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan
umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
1. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada
pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan
memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen.

2. Kesalahan sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang
digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat.
a. Kesalahan alat ukur
Alat ukur tidak ada yang sempurna baik pada pembuatannya maupun
penerapannya. Juga kesalahan kalibrasi dan intensitas alat dengan lingkungan.
b. Kesalahan paralaks
Kesalahan ini bersifat perorangan, yaitu pengamat kurang memahami cara
membaca atau mengamati alat ukur.
c. Teknik yang kurang sempurna
Teknologi atau langkah percobaan terlalu sederhana, sehhinnga banyak faktor
yang mempengaruhi percobaan tidak terukur.
3. Kesalahan acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasi-
fluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan
karena adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan
bergetar, bising, dan radiasi.

Salah satu cara untuk meningkatkan ketelitian adalah dengan cara melakukan pengukuran
berkali-kali. Untuk menyatakan hasil ketidakpastian suatu pengukuran dapat menggunakan cara
penulisan x = (xo ± x), dengan x merupakan nilai pendekatan hasil pengukuran terhadap nilai benar,
xo merupakan nilai hasil pengukuran, dan x merupakan ketidakpastiannya (angka taksiran
ketidakpastian).
1) Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali saja.
Perhatikan gambar di bawah.

(http://images.google.com/read/2016)
Gambar 7: Panjang suatu benda yang diukur dengan menggunakan mistar.
Ketidakpastian pada pengukuran tersebut adalah sebagai berikut.
1
x = 𝑋 1 𝑚𝑚 = 0,5 𝑚𝑚 = 0,05 𝑐𝑚
2

Panjang benda : l = xo± ∆𝑥


= (15,6 ± 0,05) cm
2) Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang
Berdasarkan analisis statistik, nilai terbaik untuk menggantikan nilai benar x0
adalah nilai ratarata dari data yang diperoleh ( ̅̅̅
𝑥𝑜 ). Sedangkan untuk nilai
ketidakpastiannya(x) dapat digantikan oleh nilai simpangan baku nilai rata-rata
sampel.Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑁 ∑ 𝑥𝑖
𝑥= =
𝑁 𝑁

1 𝑁 ∑ 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑥𝑖 2 )
∆𝑥 = √
𝑁 𝑁−1
Keterangan:
xO : hasil pengukuran yang mendekati nilai benar
x : ketidakpastian pengukuran
N : banyaknya pengkuran yang dilakukan
3. PENGETAHUAN PROSEDURAL : Keterampilan Menyelidiki dan Menerapkan
Konsep.
Operasi penjumlahan atau pengurangan angka penting dilakukan dengan cara :
1. Menyusun angka-angka penting dalam bentuk penjumlahan susun ke bawah.
2. Menentukan angka taksiran dari setiap bilangan penting dengan memberi tanda strip di
bawah angka
3. Melakukan penjumlahan atau pengurangan
4. Pada hasil penjumlahan atau pengurangan, beri tanda strip di bawah angka menyatakan
angka taksiran
5. Membuat hasil penjumlahan atau pengurangan hanya boleh mengandung satu angka
taksiran
Operasi perkalian atau pembagian angka penting dilakukan dengan cara :
1. Menuliskan bilangan penting dalam bentuk perkalian atau pembagian.
2. Menkonversikan satuan dari bilangan penting yang terlibat dalam operasi.
3. Memperhatiakan banyak angka penting dari bilangan penting yang mengandung angka
pentingnya paling sedikit.
4. Melakukan operasi perkalian atau pembagian.
5. Membuat hasil perkalian atau pembagian dengan hanya boleh mengandung angka
penting sebanyak angka penting pada bilangan penting dengan angka pentingnya paling
sedikit.
Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada pengukuran berulang
adalah dengan mencari ketidakpastian relatif pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian relatif
dapat ditentukan dengan membagi ketidakpastian pengukuran dengan nilai rata-rata pengukuran.
∆𝑥
Ketidakpastian relatif= 𝑥 𝑥100%

4. PENGETAHUAN METAKOGNITIF : Kreatifitas Memecahkan Masalah


Semua pengetahuan yang telah dibahas (pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural), jika dikuasai dengan baik dapat digunakan unntuk memecahkan berbagai
masalah yang ditemui, sangat dipengaruhi oleh kesadaran diri tentang berbagai aspek yang
telah diketahui dan dikuasai, serta konteks dan kondisi dari permasalahan yang ditemui.
Berdasarkan aspek tersebut maka akan terbentuklah pengetahuan, strategi, dan keterampilan
akumulatif yang sifatnya jadi pemandu bagi peserta didik dalam memecahkan masalah yang
ditemui, dikenal dengan pengetahuan metakognitif.
Pada bagian ini akan diberikan latihan untuk memecahkan masalah yang tujuannya
membangun pengetahuan kognitif.
Jika diberikan 50 buah kelereng kepada seorang anak, lalu anak ini melakukan
pengukuran terhadap volume kelereng tersebut. Sehingga ia bisa menentukan rata-rata
volume kelereng yang ia miliki. Terutama anak ini melakukan analisis untuk setiap kelereng,
lalu mengukur volume kelereng dengan rumus 4/3 πr3 . Semua volume ia jumlahkan dan
membaginya sebanyak 50 sehingga ia mendapatkan hasil yang tepat.

Pengukuran Beberapa Jenis Besaran Fisika


Dalam melakukan pengukuran orang selalu berhadapan dengan benda atau objek yang
diukur, alat ukur, dan satuan yang digunakan baik yang baku maupun yang tidak baku. Satuan
yang tak baku merupakan satuan yang nilainya tidaktetap dan tidak standart. Seorang petani
tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya menggunakan satuan
bata,dan tentunya alat ukur yang digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur
sipil mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan satuan meter.
Alat ukur adalah alat yang digunakan dalam pengukuran dan mempunyai satuan yang baku.
Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun yang
sudah menjadi produk teknologi modern. Untuk melengkapkan hasil pengukuran agar lebih
bermakna harus disertai satuan.
gambar 13. Penggaris, Mikrometer sekrup, dan Jangka Sorong
Berikut kita akan membahas mengenai Pengukuran Diameter Klereng dengan menggunakan
alat ukur Mikrometer Sekrup. Terkait informasi factual tentang micrometer sekrup dapat kita
simpulkan :
1. Mirna mengukur diameter kelereng menggunakan mikrometer sekrup
2. Mikrometer sekrup dapat mengukur ketebalan sehelai kertas
3. Bagian ujung mikrometer sekrup menyerupai setengah lingkaran
4. Mikrometer sekrup terdiri dari skala utama dan skala nonius.
5. Skala utama horizontal dan skala nonius vertikal
6. Skala nonius terdiri dari 50 garis.
7. NST mikrometer sekrup 0.01mm
8. Dengan nonius pengukuran menjadi lebih teliti
2. PENGETAHUAN KONSEPTUAL: Konsep-Konsep yang dibahas dalam
pembelajaran
Mikrometer sekrupmerupakan alatukurpanjangyangpalingtelitidisbanding
denganjangkasorongdanmistar,denganketelitian 0,01mmatau 0,001cm.Mikrometer sekrupdapat
digunakanuntuk mengukurketebalan plat alumunium, diameterkawat yang kecil dan benda
yang mempunyaiukuran kecil dan tipis.
Bagian-bagian skala mikrometer
sekrup : Skalautama
Skalaterkecildari skala utamaadalah 0,1 mm.
Skalaputar
Skalaterkecildari skala putar 0,01 mm,dengan batas ukur dari0,01 mm– 0,50 mm.
Sehingga secara Konseptual dapt kita simpulkan :
1. Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketebalan, panjang dan
diameter luar suatu benda.
2. Skala pada alat ukur merupakan garis- garis halus yang berupa angka.
3. Skala utama adalah skala yang menjadi patokan pada pengukuran dalam membaca suatu
besaran.
4. Skala nonius adalah skala pembantu skala utama agar tingkat pengukuran menjadi lebih teliti.
5. 1 skala adalah jarak antara 2 garis terdekat.
3. PENGETAHUAN PROSEDURAL : Keterampilan Menyelidiki Dan Menerapkan
Konsep
1. Cara memegang dan menggunakan mikrometer sekrup
a. Pegang mikrometer sekrup dengan tangan kanan.
b. Tahan bingkai mikrometer dengan telapak tangan dan jari kelingking.
c. Jari tengah menahan selubung pengukur.
d. Jempol dan telunjuk untuk memutar selubung pengukur dan gigi geser.
e. Masukkan benda yang akan di ukur menggunakan tangan kiri.
f. Putar gigi geser untuk mengukur benda
g. Kentikan pemutaran setelah mendengar suara “klik”.
h. Skala siap untuk dibaca.
. 2. Cara membaca NST
a. Baca jarak antara 2 skala utama
b. Hitung jumlah skala nonius
NST=1/ jumlah skala nonius x jarak antara 2 skala utama
3. Cara membaca skala
nilai skala =skala utama + (skala nonius x NST)

gambar 14. Teknik Mengukur diameter klereng menggunakan Mikrometer Sekrup


Berikut gambar. 15 langkah sederhana saat mengukur diameter klereng menggunakan Jangka
sorong

4. PENGETAHUAN METAKOGNITIF : Kreativitas Memecahkan Masala


Berikut ini cara menentukan ketelitian dari sebuah vernier caliper atau Jangka Sorong atau
Sketmat :
1. Jangka Sorong dengan Ketelitian 0,02 mm

Pada gambar diatas terbaca 49 Skala Utama = 50 Skala Nonius Jadi besarnya 1 skala nonius =
1/50 x 49 Skala Utama = 0,98 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah = 1 – 0,98 = 0,02 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi sebanyak jumlah
skala nonius = 1/50 = 0,02 mm
2. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,05 mm

Pada gambar diatas terbaca 39 Skala Utama = 20 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 Skala Utama = 1,95 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah =2 – 1,95 = 0,05 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi sebanyak jumlah
skala nonius = 1/20 = 0,05 mm
3. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,1 mm

Pada gambar diatas terbaca 9 Skala Utama = 10 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/10 x 9 Skala Utama = 0,9 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah =1 – 0,9 = 0,1 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi sebanyak jumlah skala
nonius = 1/10 = 0,1 mm

Pengukuran Massa Jenis Benda Beraturan dan Tak Beraturan


1. Pengetahuan Faktual
Beberapa contoh massa jenis bahan zat padat.
Bahan Massa Jenis (kg.m-3)
Zat Padat
Kayu 0,3 – 0,9 x 103
Es 0,92 x 103
Tulang 1,7 – 2,0 x 103
Gelas 2,4 – 2,8 x 103
Aluminium 2,70 x 103
Seng 7,14 x 103
Besi & Baja 7,8 x 103
Kuningan 8,4 x 103
Tembaga 8,9 x 103
Perak 10,5 x 103
2. Pengetahuan Konseptual
Massa jenis adalah hasil bagi antara massa benda dengan volumenya. Massa jenis untuk benda
yang jenisnya berbeda besarnya berbeda. Massa jenis dapat digunakan untuk menentukan jenis benda
dengan membandingkan massa jenis yang telah diketahui. Perbandingan massa jenis benda yang
berbeda dapat menjelaskan mengapa benda dapat terapung, melayang dan tenggelam jika salah satu
benda dalam wujud cair. Massa jenis dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
ρ=m/v
Keterangan :
ρ = Massa jenis (kg/m3) atau (g/cm3)
m = massa (kg atau gram)
v = volume (m3 atau cm3)
b. Pengukuran langsung dan tak langsung
Pengukuran Langsung
Adalah proses pengukuran dengan memakai alat ukur langsung. Hasil pengukuran langsung
terbaca.Merupakan hal yang lebih dipilih seandainya memungkinkan. Proses pengukuran dapat
cepatdiselesaikan. Alat ukur langsung umumnya memiliki kecermatan yang rendah dan
pemakaiannyadibatasi, adapun hal yang membatasinya adalah sebagai berikut:
 Karena daerah toleransi≤kecermatan alat ukur,-
 Karena kondisi fisik objek ukur yang tidak memungkinkan digunakannya alat ukur langsung-
 Karena tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah toleransi (tidak sesuai dengan
jenistoleransi yang diberikan pada objek ukur misalnya toleransi bentuk dan posisi
sehinggamemerlukan proses pengukuran khusus
Contoh pengukuran langsung adalah pengukuran tebal objek ukur dengan memakai mikrometer,
yangdapat dilihat pada Gambar 1

c. Pengukuran Tidak Langsung


Pengukuran tidak langsung merupakan proses pengukuran yang dilaksanakan dengan
memakai beberapa jenis alat ukur berjenis komparator/pembanding, standar dan bantu. Perbedaan
harga yangditunjukan oleh skala alat ukur dibandingkan dengan ukuran standar (pada alat ukur
standar) dapatdigunakan untuk menentukan dimensi objek ukur. Karena alat ukur pembanding
umumnya memilikikecermatan tinggi, sementara itu alat ukur standar memiliki kualitas (ketelitian)
yang bisa diandalkan,maka proses pengukuran tidak langsung dapat dilaksanakan. Sebaiknya untuk
menghasilkan hargayang cermat serta dapat dipertanggungjawabkan (teliti dan tepat). Proses
pengukuran tak langsung umunya berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
Dengan alat ukur pembanding jenis pupilitas (dial test indicator ) yang dipasangkanpada
dudukan pemindah (transfer stand ; sebagai alat ukur bantu), alat ukur standar berjenis kaliber
Proses pengukuran kekasaran permukaan dapat dikategorikan sebagai pengukuran langsung dengan
alat ukurkhusus yang dirancang untuk menanganinya, demikian pula dengan beberapa jenis alat ukur
bentuk dan posisiseperti pengukuran kebulatan.
3. Pengetahuan Prosedural
Cara mengukur massa jenis benda yang bentuknya teratur dan benda yang tidak teratur.

1. Menentukan massa jenis benda yang teratur


Cara mengukur benda yang bentuknya teratur. Alat yang diperlukan adalah neraca dan
penggaris. Contohnya kita mengukur benda yang bentuknya kubus:
a. Menimbang benda yang berbentuk kubus pada neraca
b. Menghitung volume benda berbentuk kubus dengan cara mengukur sisi kubus tersebut kemudian
hitung dengan rumus volume kubus, sisi x sisi x sisi.
c. Setelah massa dan volume benda sudah kita ketahui, sekarang kita tinggal membagi massa benda
dengan volumenya. Atau massa dibagi volume.
Bagaimana dengan benda yang bentuknya balok maupun tabung? Caranya seperti yang di
atas. Kita hanya memasukan hasil pengukuran menggunakan penggaris kemudian menentukan
volume benda dengan rumus volume balok dan menghitung rumus volume tabung.
2. Menentukan massa jenis benda yang teratur
Untuk mengukur massa jenis benda yang tidak teratur seperti batu kerikil yang tidak teratur
memerlukan alat tambahan selain neraca yaitu 1 gelas ukur. Caranya sebagai berikut :
1. Menimbang massa batu dengan neraca.
2. Menyediakan gelas ukur kemudian tuangkan air sampai pada volume tertentu. Misalnya 100 mL.
Kita catat volume awal air pada kertas yang kita sediakan yakni 100 mL (V1).
3. Memasukkan batu kerikil pada gelas ukur. Kalian amati kenaikan volume air. Lihat kenaikan
volume air menunjukkan angka berapa? Misalnya angka 130 mL. Kita catat dahulu volume akhir air
setelah air tersebut kita masuki dengan batu kerikil (V2).
4. Kita akan mengetahui volume batu dengan cara volume akhir air dikurangi dengan volume awal
air. V2-V1.
5. Setelah massa benda dan volume kerikil kita sudah tahu. Kita masukkan pada persamaan massa
jenis yakni massa benda dibagi dengan volume benda.
5. Pengetahuan Metakognitif
Perhatikan gambar berikut !

Jika massa benda yang dicelupkan ke dalam gelas ukur 100 gram, maka berapakah massa jenis benda
tersebut ?
Pembahasan:
Untuk menghitung volume benda yang bentuknya tidak beraturan diperlukan gelas pengukur. Cara
menggunakannya isi gelas pengukur dengan air, tinggi awal dibuat lebih rendah kira-kira 150 ml.
kemudian benda dimasukkan ke dalam gelas, maka air dalam gelas akan terdesak sehingga naik lebih
tinggi dari semula. kita lihat skala yang ditunjuk 200 ml. Skala akhir dikurangi skala awal itu
menunjukkan volume benda.
Jawaban:
Diketahui:
m = 100 gram
V = 200 ml - 150 ml = 50 ml atau 50 cm3
Ditanyakan: Massa Jenis = ... ?

Soal Evaluasi

A. Untuk kemampuan mengingat (C-1) : mengenali, menuliskan, mengidentifikasi.


1. Mengenali bentuk fisik dari mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup
Perhatikan bentuk fisik dari 3 macam alat ukur panjang berikut ini.

Tuliskanlah nama dan ciri-ciri semua benntuk fisik ke 3 alat ukur tersebut.
Jawaban Evaluasi:
a. Mistar, berbentuk empat persegi panjang diberi skala dan angka
b. Jangka sorong, memiliki 2 rahang (atas dan bawah) dilengkapi tangkai
c. Mikrometer sekrup berbentuk ½ lingkaran diberi tangkai
Cakupan Pengetahuan terkait:pengetahuan faktual
2. Tuliskanlah 7 besaran pokok beserta satuannya dalam SI berbentuk table seperti berikut ini:
No Besaran Pokok Satuan SI

1
2
3
4
5
6
7
Jawaban Evaluasi:
7 Besaran pokok dan satuannya
No Besaran pokok Satuan SI
1 Panjang Meter
2 Massa Kilogram
3 Waktu Sekon
4 Suhu Kelvin
5 Kuat arus Ampere
6 Jumlah molekul Mol
7 Intensitas cahaya candela

B. Untuk kemampuan memahami (C-2)


3. Tuliskanlah 2 perbedaan antara mistar, jangka sorong dan micrometersekrup.
JawabanEvaluasi :
No Aspek Mistar Jangka Mikrometer
perbedaan sorong sekrup
1 Bentuknya Empat persegi Memiliki 2 Frame setengah
panjang rahang dan 1 lingkaran
tangkai dengan tangkai
berskala
2 Nilai skala Hanya Skala utama 1 Skala utama
terkecil (NST) memiliki skala mm 0,5mm
utama : 1mm Nonius Nonius 0,01
bervariasi: mm
0,1mm,
0,02mm, dan
0,05mm
Cakupan Pengetahuan terkait:pengetahuan faktual
4. Jelaskanlah pengertian dari istilah- istilah berikut ini dengan contoh yang relevan. 1)
pengukuran, 2)nst alat ukur, 3)besaran pokok, 4)besaran turunan
Jawaban Evaluasi:
1) Pengukuran adalah membandingkan besaran suatu benda dengan alat ukurnya
sehingga diperoleh nilai besaran yang diukur beserta satuannya. Contohnya, saya
melakukan pengukuran panjang meja dengan rol meter.
2) Nst (nilai skala terkecil)alat ukur adalah jarak antara skala terkecil suatu alat ukur
yang menyatakan tingkat keterbacaan yang paling kecil dimiliki alat ukur yang
menyatakan tingkat ketelitian suatu alat ukur. Contohnya, nst jangka sorong 0,02 mm
artinya tingkat ketelitiannya tersebut 0,02mm.
3) Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan atau didefinisikan
terlebih dahulu. Contohnya, besaran panjang satuannya meter (m), dan besaran
lainnya.
4) Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran
pokok. Contoh gaya (F) satuannya Newton(N)= kg.m.s-2 .
5. Buktikan bahwa besaran usaha (W) memiliki kesetaraan dengan besaran energi kinetik (Ek).
Jawaban Evaluasi:
Diketahui:
W = Gaya X Perpindahan
= [M][L]2[T]-2
Ek =1/2 MV2
Ditanya: W=Ek..?
Jawab:
Ek = MV2
=Massa X (Kecepatan)2
=[M] X [LT-1]2
=[M][L]2[T]-2
Jadi, W= Ek, Dimana dimensinya [M][L]2[T]-2
Cakupan Pengetahuan terkait:pengetahuan konseptual dan prosedural
C. Untuk kemampuan menganalisis (C-4)
6. Jelaskanlah hubungan antara besaran dan satuan dalam pengukuran.
Jawaban Evaluasi:
Besaran : segala sesuatu yang didapat dari pengukuran yang dinyatakandalam bentuk angka
dan satuannya yang telah ditetapkan.
Contoh: 12 Meter, 12 adalah besaran panjang dan Meter adalah satuan
Satuan : sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran.
Contoh : Meter, Kilogram, dsb.
Besaran dan satuan merupakan pembanding dalam pengukuran.
Cakupan Pengetahuan terkait:pengetahuan konseptual
D. Untuk kemampuan mengevaluasi(C-5)
7. Berapa hasil pengukuran yang di dapat dari pengukuran ini?

Apakah benar nilai skalanya 15,6 cm?


Jawaban Evaluasi:
Pada gambar ujung benda terlihat pada tanda 15,6 cm lebih sedikit.kita tahu bahwa
skala terkecil mistar adalah 1 mm. Jadi ketidakpastian pengukuran ini dapat kita tuliskan
sebagai berikut:
x =1/2 x 1mm =0,5 mm =0,05 cm
Sehingga panjang benda
L = xo± x
=(15,6 ± 0,05) cm
Arti dari laporan pengukuran tersebut adalah kita tidak tahu nilai x (panjang benda)
yang sebenarnya. Namun setelah dilakukan pengukuran kita mendapatkan nilai 13,6 cm lebih
sedikit atau antara 15,60 cm sampai 15,70 cm. Secara sistematis ini berarti ada jaminan
100% bahwa panjang benda terdapat pada selang 15,60 sampai 15,70 cm atau (15,60 ≤ 𝒙 ≤
15,70) cm.
Cakupan Pengetahuan terkait:pengetahuan konseptual dan prosedural
E. Untuk kemampuanberkreasi(C-6)
1. Tujuan :Membuat hipotesis terkait nilai pengukuran dari alat ukur.
Soal Evaluasi:
8. Tentukan nilai pengukuran yang kamu lihat dari pengukuran berikut, danlakukanlah sesuai
angka pasti serta angka taksiran yang kamu anggap benar.

Jawaban Evaluasi:
Berdasarkan penglihatan kemungkinan nilai pengukurannya 4,93 mm atau 4,925 mm.
Berdasarkan perhitungan sebenarnya dapat kita ketahui bahwa:
Panjang benda yang ukur = (sku . 0,5 + skn . 0,01) mm.
= (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm = 4,93 mm
Cakupan Pengetahuan terkait:pengetahuan konseptual dan prosedural

SOAL-SOAL KOMPETENSI
Soal Kompetensi 1

1. Apakah perbedaan besaran pokok dan besaran turunan?


Jelaskan!
2. Sebutkan besaran pokok dan besaran turunan yang sering
Anda temui dalam kehidupan sehari-hari!
3. Sebutkan 3 sistem SI dari besaran pokok yang sering Anda
jumpai!

Soal Kompetensi 2

1. Tuliskan kembali pengertian dimensi dan fungsinya dengan


menggunakan bahasa Anda sensiri!
2. Besarnya massa jenis suatu benda yang memiliki m dan luas
𝑚𝑥𝑔
alasnya A, dinyatakan dengan persamaan ρ= . Jika g suatu
𝐴
konstanta, maka tentukan dimensi dan satuannya!

Soal Kompetensi 3

1. Sebutkan beberapa instrumen pengukuran panjang, massa,


waktu dan berikan penjelasan kelebihan dan kekurangannya!
2. Bagaimana cara Anda untuk menghindari kesalahan-kesalahan
yang mungkin terjadi pada suatu pengukuran? Jelaskan!
3. Bagaimana cara Anda agar mmperoleh nilai ketidapastian yang
lebih baik dengan menggunakan instrumen pengukuran yang
sama? Jelaskan!
4. Diketahui hasil pengukuran berulang sebanyak 5 kali terhadap
kuat arus pada suatu rangkaian berturut-turut adalah sebagai
berikut: 5 mA; 6 mA; 5,6 mA; 6,1 mA; dan 5,4 mA. Laporkan
hasil pengukuran tersebut beserta nilai ketidakpastiannya!

SOAL-SOAL YANG DILATIHKAN

A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1. Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok besaran pokok dalam
systemInternasional adalah ….
A. Suhu, volume, massa jenis dan kuat arus
B. Kuat arus, panjang, waktu, dan massa jenis
C. Panjang, luas, waktu dan jumlah zat
D. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu, waktu
E. Intensitas cahaya, kecepatan, percepatan, waktu
2. Perhatikan tabel berikut!
No Besaran Satuan dalam
SI
1 Jumlah Mole
zat
2 Suhu Celcius
3 Waktu Sekon
4 Panjang Km
5 Massa Gram
Pasangan yang benar adalah ……
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 5
3. Dibawah ini yang merupakan satuan besaran pokok adalah …
A. Newton ,Meter, Sekon
B. Meter, Sekon, Watt
C. Kilogram, Kelvin, Meter
D. Newton, Kilogram, Kelvin
E. Kelvin, Joule, Watt
4. Kelompok besaran di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan adalah …
A. Panjang lebar dan luas
B. Kecepatan, percepatan dan gaya
C. Kuat arus, suhu dan usaha
D. Kecepatan, berat dan suhu
E. Intensitas cahaya, banyaknya mol dan volume
5. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika dinyatakan dalam satuan
Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor adalah …
A. 36 ms-1
B. 30 ms-1
C. 24 ms-1
D. 20 ms-1
E. 15 ms-1
6. Besaran pokok panjang dapat diturunkan menjadi …
A. volume dan daya
B. volume dan kuat arus listrik
C. luas dan volume
D. luas dan tegangan
E. tinggi dan kecepatan
7. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm dan diameter luar 2,1
mm. Alat yang tepat untuk mengukur diameter dalam pipa tersebut adalah…
A. Mistar
B. Altimeter
C. Mikrometer
D. Jangka Sorong
E. Amperemeter
8. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu bidang persegi panjang masing-masing 12,73 cm dan 6,5
cm. Menurut aturan penulisan angka penting, luas bidang tersebut adalah …
A. 82,74 cm2
B. 82,745 cm2
C. 82,75 cm2
D. 82,,8 cm2
E. 83 cm2
9. Luas suatu Bujur sangkar adalah 26,5 cm2, maka panjang salah satu sisinya adalah…
A. 5,1478 cm
B. 5,148 cm
C. 5,15 cm
D. 5,2 cm
E. 5,1 cm
10. Seorang siswa mengukur diameter sebuah lingkaran hasilnya adalah 8,50 cm. Keliling
lingkarannya dituliskan menurut aturan angka penting adalah … (π = 3,14).
A. 267 cm
B. 26,7 cm
C. 2,67 cm
D. 0.267 cm
E. 0,0267 cm
11. Perhatikan gambar berikut!
Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran diameter tabung menggunakan jangka sorong.
Berdasarkan gambar tersebut hasil yang benar
adalah …
A. 5,70 cm
B. 5,75 cm
C 5,76 cm
D. 5,86 cm
E. 6,30 cm
12. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong. Skala yang ditunjukkan dari hasil
pengukuran tampak pada gambar. Besarnya hasil pengukuran adalah :

A. 3,19 cm
B. 3,14 cm
C. 3,10 cm
D. 3,04 cm
E. 3,00 cm
13.Gambar berikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer terhadap sebuah diameter bola logam
kecil , maka nilai yang ditunjukkan adalah :

A. 8,12 mm D. 8,62 mm
B. 8,50 mm E. 9,12 mm
C. 8,52 mm
14. Satuan dari beberapa besaran-besarn dibawah ini yang benar adalah…
A. Massa satuannya Newton
B. Berat satuannya Kilogram
C. Massa jenis satuannya Newton/m2
D. Tekanan satuannya Pascal
E. usaha satuannya joule/sekon
15. Beberapa pasangan besaran berikut, memiliki dimensi yang sama, yaitu :
1. Massa dan berat
2. momentum dan impus
3. Gaya dan berat
4.usaha dan daya
Pernyataan yang benar adalah ...
A. 1,2 dan 3
B. 1 , 2 dn 4
C. 1 dan 3
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4
16. Dimensi ML-1T-2 menyatakan dimensi …
A. Gaya
B. Energi
C. Daya
D. Tekanan
E. Momentum
17. Rumus dimensi momentum adalah …
A. MLT-3
B. ML -1T-2
C. MLT-1
D. ML -2T2
E. ML -2T-2
18. Rumus dimensi daya adalah …
A. ML 2T-2
B. ML 3T-2
C. MLT¯²
D. ML²T-3
E. MLT-3
19. Pada pengukuran panjang benda diperoleh hasil pengukuran 0,304 cm. Banyaknya angka penting
hasil pengukuran tersebut adalah...
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
E. 6
20.Hasil pengukuran diameter sebuah kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup,ditunjukkan
oleh gambar dibawah.

A. 4,78 mm
B. 5,28 mm
C. 5,70 mm
D. 8,50 mm
E. 9,28 mm
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1. Tentukan dimensi dari:
a. Tekanan b. Energi Potensial c. Daya
2. Jika diketahui massa benda 867,8 kg dan volume benda 2,4 kg. Tentukan massa jenis benda!
3. Pengukuran menggunakan jangka sorong diperoleh hasil sebagai berikut:

Hitunglah hasil pengukurannya berdasarkan gambar di atas!


4. Hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup pada skala utama menunjukkan angka 4,5 mm dan
skala putar menunjukkan angka 25. Berapakah hasil pengukurannya?
5. Suatu pengukuran berulang massa sebuah benda menghasilkan data sebagai berikut: 12,5 g; 12,3
g; 12,8 g; 12,4 g; 12,9 g; dan 12,6 g. Laporkan hasil pengukuran berulang tersebut lengkap
dengan ketidakpastiannya!

KUNCI JAWABAN SOAL

Kunci Soal A
1. D 2. B 3. C 4. B 5. D
11. B 12. A 13. D 14. D 15. D
6. C 7. D 8. E 9. C 10. B
16. D 17. C 18. D 19. B 20. A
Kunci soal B
1. penyelesaian:
a. Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas.
𝐹
𝑃=
𝐴
[𝑀][𝐿][𝑇]−2
=
[𝐿]2
= [𝑀][𝐿]−1 [𝑇]−2
b. Energi potensial Ep didefinisikan sebagai massa x percepatan grafitasi x ketinggian suatu
tempat.
𝐸𝑝 = [𝑀]𝑥{[𝐿][𝑇]}𝑥[𝐿]
= [𝑀][𝐿]2 [𝑇]−2
c. Daya didefinisikan sebagai usaha per satuan waktu.
𝑊
𝑃=
𝑡
[𝑀][𝐿]2 [𝑇]−2
=
[𝑇]
= [𝑀][𝐿]2 [𝑇]−3
2. Penyelesaian:
Massa jenis=massa/volume
𝑚 867,8 𝑘𝑔
𝜌= → 𝜌= = 361,583 𝑘𝑔𝑚−3
𝑣 2,4 𝑚3
Karena faktor bagi yang angka pentingnya paling sedikit pada angka 2,4 yaitu terdiri atas dua
angka penting maka hasil pembagian harus mempunyai 2 angka penting, yaitu 360. Jadi, massa
jenis benda tersebut adalah 360 kgm-3. Angka nol yang terakhir bukan angka penting.
3. Penyelesaian:
Pada skala utama menunjukkan = 58 mm
Pada skala nonius menunjukkan = 5 x 0,1 = 0,5 mm
Hasil pengukuran = (58 + 0,5) mm = 58,5 mm = 5,85 cm
4. Penyelesaian:
Bagian skala utama menunjukkan = 4,5 mm
Bagian skala nonius menunjukkan = 25 x 0,01
= 0,25 mm
Hasil pengukuran = 4,75 mm atau 0,475 cm
5. Penyelesaian:
Data pengukuran di masukkan dalam tabel.
Berdasarkan tabel diperoleh N = 6; ∑ 𝑥𝑖 = 75,50 ; dan ∑ 𝑥𝑖 2 = 950,31
Selanjutnya dapat ditentukan nilai mendekati benda, ketidakpastian, dan ketidakpastian
relatifnya.

∆𝑥
Ketidakpastian relatif = 𝑥 100%
𝑥
0,09
=12,83 𝑥100%

=0,7%
Menurut aturan yang telah disepakati, ketidakpastian relatif 0,7% berhak atas tiga angka. Jadi,
hasil pengukuran dpat dilaporkan sebagai berikut.
𝑚 = 𝑥0 ± ∆𝑥 = (12,5 ± 0,09)𝑔
LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN : FISIKA SMA KELAS X
PENGUKURAN BESARAN FISIKA

NAMA :
KELAS :

Petunjuk Bacaan

1. Berdoalah sebelum memulai pekerjaan.


2. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3 orang secara heterogen.
3. Bacalah materi pelajaran secara seksama sebelum menjawab
pertanyaan yang diberikan dan melakukan percobaan.
4. Lakukan percobaan sesuai dengan yang telah diinstruksikan.
5. Kerjakan dan jawablah soal-soal dengan tepat sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
6. Hubungi guru pembimbing jika terdapat kesulitan.

KOMPETENSI INTI

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR
3.1. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran berdasarkan besaran fisis,
ketepatan, ketelitian, dan angka penting serta notasi ilmiah.
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis beserta ketelitiannya
dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti
kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan ilmiah.

TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan pengukuran tunggal pada besaran panjang dengan mistar,
dan melaporkan hasilnya.

Baca dan
pahami
DASAR TEORI
Mistar yang sering dikenal sebagai meteran
didefenisikan sebagai alat ukur yang di gunakan
untuk mengukur besarn panjang. Dimana terdapat ((http://google.com/read/2016)
berbagai macam mistar yaitu mistar rol, mistar Gambar 2. Mistar
bentuk pita, mistar lipat, dan penggaris.
Mistar atau penggaris pada umumnya
memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar
mempunyai ketelitian pengukuran 0,5 mm, yaitu
sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki
oleh mistar.
Pembacaan skala pada mistar dilakukan
dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus
dengan skala mistar yang dibaca. Jika kedudukan
mata pengamat tidak tegak lurus dengan skala
mistar yang di baca bisa menyebabkan terjadinya
kesalahan paralaks.
ALAT/BAHAN
1. Buku
2. Pensil
3. Seutas kawat
4. Mistar

LANGKAH KERJA
1. Letakkan buku, seutas kawat, dan pensil yang akan di ukur pada tepi skala mistar.
2. Pastikan bahwa buku, seutas kawat, dan pensil,sejajar dengan mistar dan salah satu ujung buku
tepat berada di angka nol.
3.Baca skala mistar yang dekat dengan akhir ujung buku, seutas kawat, dan pensil.
4. Laporkan hasil pengukuran anda

Tabel Pengukuran
N0 Nama benda Hasil Pengukuran
1. Buku
2. Seutas kawat
3. Pensil

PERTANYAAN
1.Apakah semua benda dapat diukur oleh alat ukur jangka sorong ?
Jawab:________________________________________________________________________
2. Benda mana yang paling sulit untuk di ukur, tuliskan alasan anda !!
Jawab:________________________________________________________________________
3. Apa yang dapat anda simpulkan ?
Jawab:________________________________________________________________________
LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN : FISIKA SMA KELAS X

PENGUKURAN BESARAN FISIKA

NAMA :
KELAS :

PENGUKURAN BESARAN FISIKA


A. Petunjuk Bacaan
1. Berdoalah sebelum memulai pekerjaan.
2. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3 orang secara heterogen.
3. Bacalah materi pelajaran secara seksama sebelum menjawab pertanyaan yang
diberikan dan melakukan percobaan.
4. Lakukan percobaan sesuai dengan yang telah diinstruksikan.
5. Kerjakan dan jawablah soal-soal dengan tepat sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
6. Hubungi guru pembimbing jika terdapat kesulitan.
B. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar
3.1. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran berdasarkan besaran fisis, ketepatan,
ketelitian, dan angka penting serta notasi ilmiah.
4.1. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis beserta ketelitiannya dengan
menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting
untuk suatu penyelidikan ilmiah.
D. Tujuan Percobaan
Melakukan pengukuran tunggal pada besaran panjang dengan , jangka
sorong, serta melaporkan hasilnya.
E. Dasar Teori
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya mencapai seperseratus
milimeter.Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala
panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek
yang terdapat pada rahang geser merupakan skalanonius. Skala utama pada jangka sorong
memiliki skala dalam cm dan mm. skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau
0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam,
kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm.
Adapun beberapa kegunaan jangka sorong:
a. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara di apit.
b. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang dengan cara
di ulur
c. Untuk mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan bagian pengukuran.
Jenis dari jangka sorong itu sendiri ada 2 yaitu jangka sorong digital dan jangka
sorong analog.

(http://images.google.com/read/2016)
F. Alat dan Bahan
1. kelereng
2. Besi
3. Koin
4. jangka sorong
G. Langkah Kerja
1. Menyiapkan jangka sorong dan benda yang akan di ukur.
2. Memperhatikan ketelitian pengukuran jangka sorong
Mengukur diameter kelereng, besi, koin .
3. Menuliskan data hasil pengukuran.
H. Tabel Pengukuran
No Benda yang di ukur Hasil Pengukuran
1. Kelereng
2. Besi
3. Koin
I. Pertanyaan
1.Apakah semua benda dapat diukur oleh alat ukur jangka sorong ?
Jawab:________________________________________________________________
2. Benda mana yang paling sulit untuk di ukur, tuliskan alasan anda !!
Jawab:________________________________________________________________
3. Apa yang dapat anda simpulkan ?
Jawab:________________________________________________________________
LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN : FISIKA SMA KELAS X

PENGUKURAN BESARAN FISIKA

NAMA :
KELAS :

A. Petunjuk Bacaan
1. Berdoalah sebelum memulai pekerjaan.
2. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3 orang secara heterogen.
3. Bacalah materi pelajaran secara seksama sebelum menjawab pertanyaan yang diberikan
dan melakukan percobaan.
4. Lakukan percobaan sesuai dengan yang telah diinstruksikan.
5. Kerjakan dan jawablah soal-soal dengan tepat sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
6. Hubungi guru pembimbing jika terdapat kesulitan.
B. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar
3.1. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran berdasarkan besaran fisis, ketepatan,
ketelitian, dan angka penting serta notasi ilmiah.
4.1. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis beserta ketelitiannya dengan
menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting
untuk suatu penyelidikan ilmiah.
D. Tujuan Percobaan
Melakukan pengukuran tunggal pada besaran panjang dengan mikrometer sekrup, serta
melaporkan hasilnya.
E. Dasar Teori
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya
terbagi dalam 50 bagian. Mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi yaitu 0,01
mm.
Mikrometer mempunyai tiga jenis umum pengelompokan yang di dasarkan pada :
1. Mikrometer Luar, yaitu dipakai untuk mengukur benda seperti kawat, lapisan-lapisan, batang-
batang, dan lain-lain.
2. Mikrometer dalam, dipakai untuk mengukur sebuah garis tengah dari lubang sebuah benda.
3. Mikrometer kedalaman, dipakai untuk mengukur kedalaman dan ketinggian dari sebuah benda.
Adapun beberapa fungsi mikrometer sekrup adalah untuk mengukur panjang,tebal, diameter,
dan kedalan sebuah benda yang mempunyai ukuran cukup kecil seperti lempeng besi atau baja,
diameter kabel atau kawat.

(http://images.google.com/read/2016)
Gambar 4. Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya.
F. Alat dan Bahan
1. buku
2. Pensil
3. gantungan kunci
4. Mikrometer sekrup
G. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di pratikumkan.
2. Menjepit benda dengan cara memutar selubung luar
3. Membaca skala utama
4. Membaca skla nonius
5. Menuliskan hasil bacaan skala utama dan skala nonius.
6. Menjumlahkan bacaan skala utama dan skala nonius, sehingga mendapatkan hasil
pengukuran benda.
H. Hasil Pengukuran
No Benda yang di ukur Hasil Pengukuran
1 Buku
2 Pensil
3 Gantungan kunci
I. Pertanyaan
1.Apakah semua benda dapat diukur oleh alat ukur mikrometerr sekrup
Jawab:________________________________________________________________
2. Benda mana yang paling sulit untuk di ukur, tuliskan alasan anda !!
Jawab:________________________________________________________________
3. Apa yang dapat anda simpulkan ?
Jawab:________________________________________________________________
LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN : FISIKA SMA KELAS X

PENGUKURAN BESARAN FISIKA

NAMA :
KELAS :

A. Petunjuk Bacaan
1. Berdoalah sebelum memulai pekerjaan.
2. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3 orang secara heterogen.
3. Bacalah materi pelajaran secara seksama sebelum menjawab pertanyaan yang
diberikan dan melakukan percobaan.
4. Lakukan percobaan sesuai dengan yang telah diinstruksikan.
5. Kerjakan dan jawablah soal-soal dengan tepat sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
6. Hubungi guru pembimbing jika terdapat kesulitan.
B. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar
3.1. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran berdasarkan besaran fisis, ketepatan,
ketelitian, dan angka penting serta notasi ilmiah.
4.1. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis beserta ketelitiannya dengan
menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting
untuk suatu penyelidikan ilmiah.
D. Tujuan Percobaan

Melakukan pengukuran tunggal pada besaran massa dengan ,neraca


ohause, dan timbangan badan serta melaporkan hasilnya.
E. Dasar Teori
Alat yang di gunakan untuk mengukur massa adalah neraca. Dimana salah satu
neraca yang sering di gunakan adalah neraca ohause. Dimana ketelitiannya 0,01 gram.
Prinsip kerja dari neraca ini adalah sekedar membandingkan massa benda yang akan di
ukur dengan anak timbangan. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk
mengukur massa disebut neraca. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat
angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling
belakang memuat angka ratusan.
Timbangang badan adalah timbangan yang di gunakan untuk mengukur berat badan
seseorang.Dan timbangan badan ini terdiri dari beberapa jenis diantaranya ada timbangan
badan bayi,timbangan diacin timbangan tinggi badan, timbangan neraca, dan lainnya.

Gambar 5. Neraca ohaus 3 lengan.


F. Alat dan Bahan
1. Balok aluminium
2. Silinder ukur kosong
3. Silinder ukur diisi air 50 mL
4. Neraca ohause
5. Timbangan badan
G. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan
2. Menimbang balok aluminium, silinder kosong, silinder ukur 50 mL dengan neraca ohause
dan timbangan badan
3. Mencatat semua hasil pengamatan dalam tabel pengamata
H. Tabel Pengukuran
No Benda yang di ukur Hasil Pengukuran
1. Balok aluminium
2. Silinder ukur kosong
3. Silinder ukur berisi 50 mL
I. Pertanyaan
1. Dengan menimbang masing-masing benda , berapa massa yang di
tunjukkan oleh neraca dan timbangan badan ?
Jawab:____________________________________________________
2. Mana yang lebih akurat, neraca ohause atau timbangan badan, ?
berikan alasan !!
Jawab____________________________________________________
3. Apa yang dapat anda simpulkan ?
Jawab:____________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai