Anda di halaman 1dari 51

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPEMIMPINAN TINGKAT III

Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia


2008
Hak Cipta© Pada: Lembaga Administrasi Negara

Edisi Tahun 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Kepegawaian menegaskan bahwa dalam rangka usaha mencapai
Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110 tujuan nasional, diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang
Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197 berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional. Untuk
Fax. (62 21) 3800188 mewujudkan profesionalisme PNS ini, mutlak diperlukan
peningkatan kompetensi, khususnya kompetensi kepemimpinan
bagi para pejabat dan calon pejabat Struktural Eselon III baik di
lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Sebagai pejabat
struktural yang berada pada posisi paling depan atau ujung tombak,
pejabat struktural eselon III memainkan peran yang sangat penting
Kepemimpinan Dalam Organisasi karena bertanggung jawab dalam mensukseskan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan secara langsung, sehingga buah karyanya dapat
dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Untuk mempercepat upaya peningkatan kompetensi tersebut,


Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan
Jakarta – LAN – 2008
desentralisasi dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
97 hlm: 15 x 21 cm Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat III. Dengan kebijakan ini,
jumlah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III dapat lebih
ISBN: 979-8619-61-7 ditingkatkan sehingga kebutuhan akan pejabat struktural eselon III
yang profesional dapat terpenuhi. Agar penyelenggaraan Diklatpim
Tingkat III menghasilkan alumni dengan kualitas yang sama,
walaupun diselenggarakan dan diproses oleh Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat) yang berbeda, maka LAN menerapkan
kebijakan standarisasi program Diklatpim Tingkat III. Proses
standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat,
iii
iv

mulai dari aspek kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata KATA PENGANTAR
Diklat dan strukturnya, metode dan skenario pembelajaran sampai
pada pengadministrasian penyelenggaranya. Dengan proses
Sejalan dengan upaya mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang
standarisasi ini, maka kualitas penyelenggaraan dan alumni dapat
profesional melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat),
lebih terjamin.
pembinaan Diklat khususnya Diklat Kepemimpinan (Diklatpim)
Tingkat III ke arah Diklat berbasis kompetensi, terus dilakukan
Salah satu unsur penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan
mengalami proses standarisasi adalah modul untuk para peserta
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan
(participants’ book). Disadari sejak modul-modul tersebut
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Salah satu upaya pembinaan
diterbitkan, lingkungan strategis khususnya kebijakan-kebijakan
yang telah ditempuh adalah melalui penerbitan modul Diklat.
nasional pemerintah juga terus berkembang secara dinamis. Di
samping itu, konsep dan teori yang mendasari substansi modul juga
Kehadiran modul Diklatpim Tingkat III ini memiliki nilai strategis
mengalami perkembangan. Kedua hal inilah yang menuntut
karena menjadi acuan dalam proses pembelajaran, sehingga
diperlukannya penyempurnaan secara menyeluruh terhadap modul-
kebijakan pembinaan Diklat yang berupa standarisasi
modul Diklatpim Tingkat III ini.
penyelenggaraan Diklat dapat diwujudkan. Oleh karena itu, modul ini
dapat membantu widyaiswara atau fasilitator Diklat dalam mendisain
Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan modul-modul yang
pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta Diklat; membantu
telah mengalami penyempurnaan ini, dan mengharapkan agar peserta
pengelola dan penyelenggara Diklat dalam penyelenggaraan Diklat;
Diklatpim Tingkat III dapat memanfaatkannya secara optimal,
dan membantu peserta Diklat dalam mengikuti proses pembelajaran.
bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama
Untuk maksud inilah maka dilakukan penyempurnaan terhadap
peserta dan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran
keseluruhan modul Diklat Kepemimpinan Tingkat III yang meliputi
selama Diklat berlangsung. Semoga modul hasil perbaikan ini dapat
substansi dan format.
dipergunakan sebaik-baiknya.
Disadari bahwa perkembangan lingkungan strategis berlangsung
Kepada Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA dan Dra. Hj. Wahyu
lebih cepat khususnya terhadap dinamika peraturan perundangan
Suprapti, MM selaku penulis serta seluruh anggota Tim yang telah
yang diterbitkan dalam rangka perbaikan sistem penyelenggaraan
berpartisipasi, kami ucapkan terima kasih atas kesungguhan dan
pemerintahan negara, maka kualitas modul terutama kesesuaian isi
dedikasinya.
dengan kebijakan yang berkembang perlu terus dipantau dan
Jakarta, Juli 2008 disesuaikan manakala terdapat hal-hal yang sudah tidak relevan lagi.
Sehubungan dengan hal ini, modul ini dapat pula dipandang sebagai
KEPALA bahan minimal Diklat, dalam artian bahwa setelah susbstansinya
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA disesuaikan dengan perkembangan yang ada, maka dapat
REPUBLIK INDONESIA dikembangkan selama relevan dengan hasil belajar yang akan dicapai
dalam modul ini. Oleh karena itu, kami harapkan bahwa dalam
rangka menjaga kualitas modul ini, peranan widyaiswara termasuk
peserta Diklat juga dibutuhkan. Konkritnya, widyaiswara dapat
SUNARNO
v
vi

melakukan penyesuaian dan pengembangan terhadap isi modul, DAFTAR ISI


sedangkan peserta Diklat dapat memperluas bacaan yang relevan
dengan modul ini, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
SAMBUTAN ........................................................................... iii
dinamis, interaktif dan aktual.
KATA PENGANTAR.................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................vii
Selamat memanfaatkan modul Diklat Kepemimpinan Tingkat III ini.
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
Semoga melalui modul ini, kompetensi kepemimpinan bagi peserta
A. Latar Belakang ..................................................... 1
Diklat Kepemimpinan Tingkat III dapat tercapai.
B. Deskripsi Singkat ................................................. 5
C. Hasil Belajar ......................................................... 5
D. Indikator Hasil Belajar ......................................... 5
Jakarta, Juli 2008
E. Materi Pokok ........................................................ 6
F. Manfaat................................................................. 6
DEPUTI BIDANG PEMBINAAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAB II PRINSIP DARI KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
APARATUR .................................................................................... 7
A. Pengertian dan Peranan Pemimpin....................... 7
B. Kepemimpinan Yang Efektif.............................. 17
C. Latihan................................................................ 23
NOORSYAMSA DJUMARA D. Rangkuman......................................................... 23
E. Evaluasi .............................................................. 24

BAB III PENDEKATAN GAYA KEPEMIMPINAN............. 25


A. Pendekatan Teori Sifat (Traits Theory).............. 25
B. Pendekatan Perilaku (Behaviour Theori) ........... 26
C. Pendekatan Situasional....................................... 37
D. Kepemimpinan Visioner..................................... 43
E. Latihan................................................................ 52
F. Rangkuman......................................................... 52
G. Evaluasi .............................................................. 53

BAB IV KECERDASAN EMOSIONAL ................................ 54


A. Pengertian dan Kegunaan Emosi........................ 54
B. Ciri Pemimpin Yang Cerdas Secara Emosi........ 60
C. Teknik Meningkatkan Kecerdasan Emosi.......... 63
D. Spiritual Intelligence (SI) ................................... 66
E. Latihan................................................................ 68
F. Rangkuman......................................................... 69
vii
viii

G. Evaluasi ..............................................................69

BAB V PENUTUP ..................................................................70


A. Simpulan ............................................................70
B. Tindak Lanjut.....................................................70

DAFTAR PUSTAKA...............................................................71
LEMBAR KERJA 1 .................................................................73
LEMBAR KERJA 2 .................................................................84
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber : Internet : www.google. co.id

Apa yang terfikir dalam benak Saudara tentang gambar di atas?


Apakah termasuk pemimpin yang efektif? Pemimpin yang
cerdas secara intelektual ataukah pemimpin yang cerdas secara
emosi dan spiritual? Dalam bahan ajar inilah Saudara akan
dipandu untuk memahami prinsip-prinsip dasar kepemimpinan
yang efektif, menggali potensi-potensi kepemimpinan dengan
instrumen tertentu, memahami gaya kepemimpinan yang efektif,
serta ciri-ciri pemimpin yang cerdas secara emosi, teknik
meningkatkan Emotional Intelligence (EI) serta Spiritual
Intelligence (SI) yang sangat berperan dalam memimpin diri
1
2 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 3

sendiri dan organisasi. Hal-hal tersebut sangat berarti bagi “Mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi
pejabat Eselon III agar dapat lebih berperan secara optimal memainkan peran yang sangat dominan dalam keberhasilan
dalam rangka memberdayakan sumber daya manusia dan organisasi tersebut”. Ini berarti bahwa seorang pemimpin harus
sumber daya lain yang ada dalam organisasi yang dipimpinnya. mampu mengantisipasi dan mengikuti perubahan-perubahan
yang terjadi dalam organisasi (Gary Yukl: Kepemimpinan
Di samping pemahaman tentang Emotional Intelligence (EI), Dalam Organisasi, 1997).
Spiritual Intelligence (SI) sangat penting dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, kehidupan percintaan dan bahkan antara Kata “Kepemimpinan” terjemahan dari bahasa Inggris
kebutuhan pribadi, kebutuhan orang lain serta kebutuhan untuk “Leadership” yang menurut Ensiklopedi Umum dalam tahun
selalu mendekatkan diri pada Tuhan. 1993 penerbit Yayasan Kanisius diartikan sebagai “hubungan
Ada seorang bijak yang pernah mengatakan: yang erat antara seorang dan kelompok manusia, karena ada
kepentingan yang sama”. Hubungan tersebut ditandai oleh
”sebelum anda mampu memimpin orang lain, anda harus tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin dan
mampu memimpin diri anda sendiri” yang dipimpin. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam
kepemimpinan tentu akan melibatkan unsur pemimpin yakni
Saudara sepakat dengan kata mutiara di atas? Bila ya! Saudara orang yang akan mempengaruhi tingkah laku pengikutnya
termasuk golongan orang bijak. Untuk mampu memimpin (influence) dan pengikut-pengikutnya (influence) dalam situasi
dengan efektif ternyata tidak seperti membalikkan telapak tertentu. Oleh karena itu Stephen Covey seorang “guru” di
tangan kita. Oleh karena itu diperlukan bekal pengetahuan, bidang manajemen menyatakan bahwa pemimpin yang berhasil
keterampilan dan sikap perilaku serta pengalaman yang di abad 21 adalah yang mempunyai visi, keberanian serta
memadai. kerendahan hati untuk terus menerus belajar dan mengasah
kecakapan dan emosinya.
Mengapa ada pemimpin yang berhasil memimpin organisasi
dengan baik dan ada yang tidak? Survey yang dilakukan oleh Seorang pemimpin yang cerdas bukanlah suatu jaminan untuk
para ahli menyimpulkan tergantung pada mutu “Kepemimpinan” memimpin suatu unit organisasi yang efektif dan efisien, karena
mereka. Gary Yukl dalam bukunya Kepemimpinan dan seorang pemimpin selain memiliki pengetahuan dan
Organisasi mengatakan: keterampilan untuk memimpin juga dituntut berperilaku sebagai
panutan dan tauladan bagi bawahannya.
4 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 5

Hasil penelitian para ahli dalam bidang psikologi menunjukkan B. Deskripsi Singkat
bahwa orang secara intelektual cerdas seringkali bukanlah orang Modul ini membahas pengertian tentang dasar kepemimpinan
yang paling berhasil dalam bisnis, memimpin maupun dalam yang efektif, gaya kepemimpinan serta pengertian EQ (Emotional
kehidupan pribadi mereka. Namun ada unsur lain yaitu Quotient) atau kecerdasan emosional yang mempengaruhi
kecerdasan Emosional atau Emotional Intelligence (EI). Seorang kepemimpinan.
eksekutif atau professional yang secara teknik unggul dan
memiliki EI tinggi adalah orang yang mampu mengatasi konflik,
kesenjangan yang perlu dijembatani atau diisi, melihat hubungan C. Hasil Belajar
yang tersembunyi yang menjanjikan peluang dan menempuh Setelah membaca modul Kepemimpinan Dalam Organisasi ini
interaksi gelap, misterius yang menurut pertimbangan paling peserta mampu memahami menjelaskan penerapan prinsip-
bias membuahkan emas secara lebih siap, lebih cekatan dan prinsip kepemimpinan dalam organisasi secara efektif dan efisien
lebih cepat dibandingkan orang lain (Robert K. Cooper, Ph.D. dengan memberdayakan kecerdasan emosi dan Spiritual
dan Aman Sawaf, Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan Intelligence (SI) yang ada pada dirinya.
dan Organisasi, Jakarta 1998). Untuk itu maka seorang
pemimpin selain cerdas secara intelektual (IQ) juga cerdas
secara emosional (EI). D. Indikator Hasil Belajar
Indikator-indikator hasil belajar adalah:
Guna memahami siapa dirinya, maka seorang pemimpin perlu 1. Peserta mampu memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip
menggali potensi-potensi yang ada pada dirinya dan berlatih dasar kepemimpinan yang efektif;
untuk menyempurnakannya sehingga mampu berperan sebagai 2. Peserta mampu memahami dan menjelaskan gaya
seorang pemimpin yang berprinsip dan efisien. kepemimpinan dirinya dan menerapkannya secara efektif
dalam organisasi;
Dalam bahan ajar ini saudara akan diajak untuk membahas 3. Peserta mampu memahami dan menjelaskan pengertian,
pengertian tentang dasar-dasar kepemimpinan yang efektif, gaya manfaat dan teknik meningkatkan kecerdasan Emotional
kepemimpinan, Emotional Intelligence (EI) serta Spiritual Intelligence (EI) dan Spriritual Intelligence (SI);
Intelligence (SI). 4. Peserta mampu memahami dan menjelaskan gaya
kepemimpinan yang efektif dan efisien.
6 Kepemimpinan Dalam Organisasi

E. Materi Pokok BAB II


Materi pokok yang dibahas dalam modul ini adalah: PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN
1. Prinsip dasar yang efektif; YANG EFEKTIF
2. Gaya kepemimpinan;
3. Kecerdasan Emosional (EQ); Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu
menjelaskan prinsip dasar kepemimpinan yang efektif
4. Penerapan dan pengembangan kepemimpinan yang efektif.

F. Manfaat A. Pengertian dan Peranan Pemimpin


Kepemimpinan, menyentuh berbagai segi kehidupan manusia
Berbekal hasil belajar pada modul Kepemimpinan Dalam
seperti cara hidup, kesempatan berkarya, bertetangga,
Organisasi ini, peserta diharapkan mampu menerapkan prinsip-
bermasyarakat bahkan bernegara. Oleh karena itu usaha sadar
prinsip kepemimpinan guna peningkatan kinerja instansinya.
untuk semakin mendalami berbagai segi kepemimpinan yang
efektif perlu dilakukan secara terus menerus. Hal ini disebabkan
keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun
sebagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu sangat
bergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam
organisasi yang bersangkutan.
Kepemimpinan yang dibahas dalam bahan ajar ini adalah
kepemimpinan dalam organisasi. Pertanyaannya adalah
mengapa dalam organisasi perlu seorang pemimpin? Siapakah
pemimpin? Apakah Kepemimpinan? Serta apakah tugas dan
peran seorang pemimpin? Berikut ini akan dikutipkan beberapa
pengertian-pengertian tentang pemimpin, yaitu:
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang
dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan
melalui proses komunikasi, ke arah satu atau beberapa tujuan

7
8 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 9

tertentu (TANNENBAUM, Weschler dan Nassarik, 1961 Kepemimpinan, halaman 23). DR. Winardi, SE dalam bukunya
halaman 24); Pengantar Ilmu Manajemen (suatu pendekatan sistem)
2. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang mengatakan bahwa “seorang pemimpin adalah seseorang yang
memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau tanpa
yang ingin dicapai bersama (Shared Goal) (Hemhiel and pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang
Coons, 1957 halaman 7); dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama ke arah
3. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas- pencapaian sasaran-sasaran tertentu. Dari beberapa pengertian di
aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah atas dapat disimpulkan bahwa pemimpin pada dasarnya adalah
pencapaian tujuan (Rauch and Behling, 1984 halaman 46); seseorang yang mampu memberdayakan sumber daya manusia
4. Kepemimpinan adalah suatu seni (art) kesanggupan (ability) dan sumber daya lain dalam organisasi untuk mencapai suatu
atau teknik untuk membuat sekelompok orang-orang tujuan tertentu.
mengikuti atau mentaati segala apa yang dikehendakinya dan
membuat mereka antusias mengikutinya; Dalam era persaingan global ini peranan pemimpin sangat
5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti dominan untuk dapat menjembatani masalah-masalah kronis
(pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang yang dihadapi oleh organisasinya. Peranan pemimpin menurut
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang hasil penelitian Henry Mintzberg dapat digambarkan melalui
diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs and Jacques, diagram sebagai berikut :
1990 halaman 281). Kewenangan dan
Status Formal

Kepemimpinan akan berjalan secara efektif dan efisien apabila Peranan yang  Peranan yang  Peranan Mengambil
dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Lalu siapakah pemimpin interpersonal informal Keputusan
 Figurehead  Monitor  entrepreneur
tersebut ? Menurut Hamhiel dan Coons, pemimpin adalah  Leader  Disseminato  disturbance handler
seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi  Liasion r  resource allocator
 spokesman  negotiator
perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk
alasannya. Menurut Panji Anoraga yang disebut pemimpin
adalah seseorang yang aktif dalam membuat terlaksana, bertugas
sebagai koordinator, mengusahakan dan melaksanakan suatu Selanjutnya peranan manajer tersebut, dijabarkan ke dalam
kerja untuk mencapai tujuan bersama (Panji Anoraga, Psikologi pengertian sebagai berikut :
10 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 11

1. Peranan yang bersifat interpersonal Seorang manajer harus selalu memberikan informasi
Dalam fungsi bersifat interpersonal meliputi 3 (tiga) macam kepada bawahannya tentang setiap hal yang berkaitan
peran seperti : dengan satuan kerjanya. Hal ini penting agar para
a. Figurehead bawahan selalu dapat mengikuti setiap program dan
Sebagai pimpinan satuan organisasi kadang-kadang harus perubahan yang terjadi di lingkungan kerjanya.
tampil dalam berbagai upacara resmi dan undangan, Setiap organisasi apapun memerlukan kerjasama, bantuan,
misalnya hadir dalam upacara perkawinan anggota konsultasi, dan dukungan dari luar. Dalam hubungan
stafnya, menghadiri upacara-upacara pelantikan dan keluar baik yang bersifat kerjasama, konsultasi dan
sebagainya. sebagainya, seorang manajer bertanggung jawab dan
b. Berperan sebagai Leader (penggerak) mempunyai kewenangan sepenuhnya untuk mengadakan
Dalam hal ini seorang manajer harus mampu memberikan hubungan kerja dan sebagainya.
bimbingan sehingga bawahan dapat dibina dan c. Peranan sebagai Juru Bicara
dikembangkan dalam pelaksanaan tugas. Segala informasi yang menyangkut satuan kerja yang
akan disampaikan ke luar tidak bisa disalurkan melalui
c. Berperan sebagai Liaison (penghubung)
orang lain, sebab juru bicara suatu organisasi adalah
Dalam hal ini manajer harus mengembangkan hubungan
manajer itu sendiri.
kerjasama, bukan hanya dengan bawahan melainkan
lingkungan kerja di luar satuannya dalam saling tukar
menukar informasi. 3. Peranan Sebagai Pengambil Keputusan
Sebagai pengambil keputusan setiap manajer dapat berperan
2. Peranan yang bersifat informasional sebagai:
a. Entrepreneur
Menerima dan menyampaikan informasi adalah peranan
 Setiap manajer harus selalu berusaha memperbaiki dan
penting bagi setiap manajer, sebab dalam setiap pengambilan
mengembangkan satuan kerja yang dipimpinnya.
keputusan manajer perlu informasi.
 Setiap manajer harus berusaha untuk menciptakan ide
Ada tiga macam peranan yang bersifat informasional :
dan gagasan baru, baik menyangkut system hubungan
a. Peranan sebagai Pemonitor dalam arti setiap manajer
dan tatakerja (innovation) satuan kerja yang
harus selalu mengikuti dan memperoleh segala macam
dipimpinnya, maupun pengembangan organisasinya
informasi seluruh proses kegiatan di satuan kerjanya.
sendiri.
b. Peranan sebagai Dissiminator
12 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 13

b. Orang yang selalu mampu mengatasi segala macam pemimpin dengan bawahan, dalam mencapai tujuan
kesulitan (disturbances handler). organisasi. Tetapi dalam hal-hal tertentu mungkin akan
Dalam situasi apapun seorang manajer harus mampu terjadi ketidaksesuaian di antara para bawahan, timbul
mengatasi segala hambatan tantangan yang dihadapinya. persoalan. Apabila di antara mereka tidak bisa memecahkan
c. Peran sebagai pengatur segala macam sumber yang ada persoalan, pemimpin perlu turun tangan untuk segera
Setiap manajer bertanggung jawab mengatur segala menyelesaikan. Dalam hal memecahkan persoalan hubungan
macam sumber daya manusia, dana, waktu, dan prasarana, di antara bawahan, pemimpin harus adil, tidak memihak.
sehingga masing-masing sumber dapat dimanfaatkan 2) Memberikan sugesti (Suggesting)
secara efektif dan efisien dalam mendukung pencapaian Sugestinya bisa disebut saran atau anjuran. Dalam rangka
tujuan organisasi. kepemimpinan sugesti merupakan kewibawaan atau
d. Orang yang berperan mewakili dalam setiap hubungan pengaruh yang seharusnya mampu menggerakkan hati orang
kerja dengan satuan kerja di luarnya. lain. Dan sugesti mempunyai peranan yang sangat penting di
dalam memelihara dan membina rasa pengabdian, partisipasi
Pendapat lain yang menarik tentang peranan kepemimpinan, dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para
diungkapkan oleh H.G. Hicks dan C.R. Gullet dalam bawahan.
bukunya yang berjudul Organization: Theory and Behaviors. 3) Mendukung tercapainya tujuan (Supplying Objevtives)
Tercapainya tujuan organisasi tidak otomatis, melainkan
Kedua pakar tersebut berpendapat bahwa peranan pemimpin harus didukung oleh adanya berbagai sumber. Oleh karena
tersebut berhasil perlu berbagai sifat antara lain yaitu: itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mencapai
bersikap adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan serta pendayagunaan sumber
tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai daya manusia secara optimal, maka perlu disiapkan sumber
wakil organisasi, sumber inspirasi, dan yang terakhir mau pendukungnya yang memadai, seperti: mekanisme dan tata
menghargai. kerja, sarana, serta sumber yang lain.
1) Bersikap adil 4) Katalisator (Catalysing)
Dalam kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan di Secara kimiawi arti kata katalis atau katalisator ialah zat yang
antara para anggotanya adalah mutlak. Sebab rasa tidak ikut bereaksi, tetapi mempercepat reaksi (kimia).
kebersamaan pada hakikatnya merupakan pencerminan dari Jadi dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin
kesepakatan antar sesama bawahan, maupun antara dikatakan berperan sebagai katalisator, selalu meningkatkan
14 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 15

segala sumber daya manusia yang ada. Berusaha 7) Sumber inspirasi (Inspiring)
memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat
kerja cepat dan semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai bagi para bawahannya. Oleh karena itu, setiap pemimpin
pelopor dan pembawa perubahan. harus selalu dapat membangkitkan semangat para bawahan,
5) Menciptakan rasa aman (Providing Security) sehingga para bawahan menerima dan memahami tujuan
Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi organisasi secara antusias, dan bekerja secara efektif ke arah
para bawahannya. Dan fungsi ini, hanya dapat dilaksanakan tercapainya tujuan organisasi.
apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara hal-hal 8) Bersikap menghargai (Praising)
yang positif, sikap optimisme dalam menghadapi segala Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan
permasalahan, sehingga dengan demikian dalam dan penghargaan dari orang lain. Demikian pula setiap
melaksanakan tugas-tugasnya bawahan merasa aman, bebas bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya
dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, merasa pengakuan dan penghargaan dari atasannya. Oleh karena itu,
memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan. menjadi kewajiban pemimpin harus mau memberikan
6) Sebagai wakil organisasi (Representing) penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada
Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun bawahannya.
selalu memandang atasan atau pemimpinnya mempunyai
peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih Mengacu pada peran tersebut apa sebenarnya tugas pokok
kepemimpinan yang menganut prinsip “keteladanan atau seorang pemimpin? James A.F. Stoner dan Henry Mitzberg
panutan”. Seorang pemimpin adalah segala-galanya oleh menyamakan antara tugas manajer dan tugas seorang pemimpin.
karenanya, segala perilaku, perbuatan, dan kata-katanya akan Tugas tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
selalu memberikan kesan tertentu terhadap organisasinya. 1) Managers work with another people
Penampilan dan kesan-kesan positif seorang pemimpin akan Pemimpin bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan
memberikan gambaran yang positif pula terhadap organisasi orang lain. Baik dengan atasan, bawahan, teman sejawat,
yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin tidak pelanggan maupun pemimpin lain yang ada dalam unit
lain juga diakui sebagai tokoh yang mewakili dalam segala organisasi tersebut. Demikian juga orang lain yang berada di
hal dari pada organisasi yang dipimpin. luar unit organisasinya.
16 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 17

2) Managers are responsible and accountable 7) Managers makes difficult decisions


Pemimpin bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas- Seorang pemimpin harus mampu memecahkan masalah sulit.
tugas sampai berhasil, melakukan evaluasi, mengatur tugas- Tidak ada organisasi yang mulus dari tantangan-tantangan,
tugas untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. apalagi dalam era perubahan ini misalnya kesulitan dana,
Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan masalah sumber daya manusia dan berbagai masalah yang
anak buahnya. terkait dengan organisasi. Untuk itu diperlukan seorang
3) Managers balance competing goals and set priority pemimpin yang mampu menghadapi masalah-masalah yang
Sumber daya yang ada pada diri pemimpin sangat terbatas sulit.
oleh karena itu pemimpin harus mampu mengatur tugas- Mampukah anda mengemban peran tersebut di atas? Apakah
tugas melalui urutan prioritasnya, oleh karena itu harus potensi kepemimpinan Saudara dapat mendukung peranan seperti
mampu mengelola waktu secara efektif. Mampu yang diuraikan di atas? Untuk mengetahui sejauh manakah
mendelegasikan tugas sesuai dengan kemampuan anak buah potensi diri anda maka dalam pembahasan berikutnya akan
serta mampu menyelesaikan konflik secara efektif. dibahas tentang gaya kepemimpinan. Dalam hal ini Saudara perlu
4) Managers must think analytically and conceptually mengukur potensi anda dengan mengerjakan lembar kerja
Pemimpin harus berpikir analisis dan konseptual, oleh karena Kepemimpinan dalam Organisasi dengan dipandu oleh
itu harus mampu menjabarkan persoalan-persoalan secara widyaiswara.
tepat. Di samping itu harus mampu menempatkan seluruh
pekerjaan ke dalam suatu abstraksi dan mengkait-kaitkan B. Kepemimpinan yang Efektif
pekerjaan itu satu sama lain.
5) Managers are mediators Berikan seseorang seekor ikan, maka anda telah
Konflik-konflik selalu terjadi dalam suatu organisasi, oleh memberinya makan untuk sehari-hari. Ajari dia
memancing ikan, maka anda memberinya makan seumur
karena itu seorang pemimpin harus mampu menjadi
hidup. (Stephen R.Covey dalam bukunya “The Principle
mediator. Centered Leadership”)
6) Managers are politicians and diplomats
Pemimpin harus mampu bertindak persuasi dan mampu Kalimat dalam tanda kotak di atas merupakan pengejawantahan
berkompromi. Sebagai diplomat harus mampu sebagai wakil prinsip-prinsip dasar kepemimpinan yang efektif. Lalu apa
organisasi. sebenarnya yang dimaksud dengan prinsip?
18 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 19

Prinsip dalam pengertian ini adalah suatu paradigma yang terdiri Panduan adalah petunjuk yang diterima dalam hidup merupakan
dari beberapa pokok pikiran yang mendasari suatu sikap dan hasil dari standar, prinsip atau criteria yang mengatur dalam
gerakan pribadi yang dianggap sangat berpengaruh di dalam bertindak. Sikap bijak mencerminkan suatu perspektif yang
mendatangkan kemajuan bagi pembentukan pribadi maupun bijaksana pada kehidupan, keseimbangan serta pemahaman yang
usaha membawa kemajuan suatu organisasi. mendalam. Sikap bijak meliputi kemampuan mempertimbang-
kan, ketajaman menilai dan pemahaman menyeluruh.
Menurut Stephen R.Covey dalam bukunya The Principle
Centered Leadership, 1997 yang dimaksud dengan prinsip adalah Bagaimana ciri-ciri pemimpin yang berprinsip? Stephen R.Covey
merupakan bagian dari kondisi, kesadaran dan suara hati. Prinsip dalam bukunya “Principle Centered Leadership, 1997 halaman
dapat menimbulkan kepercayaan dan merupakan kompas yang 29-37 menguraikan prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
menunjukkan arah, panduan yang tidak berubah. Apabila kita 1) Selalu belajar (terus menerus)
mengetahui cara membaca dan menerapkan prinsip tersebut, kita Belajar bukan artian dalam pendidikan sekolah tetapi juga di
tidak akan tersesat, bingung atau terpedaya oleh suara-suara dan luar sekolah. Sebagai contoh belajar dengan membaca,
nilai-nilai yang bertentangan. menulis, maupun melihat dan mendengar. Bahkan dari
pengalaman yang baik maupun yang buruk dapat dipakai
Prinsip muncul dalam bentuk ide, nilai, norma dan ajaran yang sebagai sumber belajar. Dengan kata lain pemimpin selalu
meninggikan, memuliakan, menggenapi, memberdayakan dan mengikuti pelatihan baru dan mengembangkan keterampilan-
memberi inspirasi kepada manusia. Prinsip juga merupakan keterampilan baru.
pusat/sumber utama sistem penunjang hidup yang ditunjukkan 2) Berorientasi pada pelayanan
oleh empat dimensi dasar yaitu rasa aman, panduan, sikap bijak Seorang pemimpin tidak hanya dilayani tetapi mampu
dan kekuatan. melayani berbagai pihak. Karena prinsip pemimpin yang
berprinsip bukan pada karier tujuan akhirnya tetapi pada
Rasa aman dalam artian dengan prinsip akan memberikan rasa pelayanan. Dalam melaksanakan pelayanan harus mengacu
aman menghadapi perubahan, perbandingan atau kritik. Rasa pada prinsip-prinsip pelayanan prima.
aman menunjukkan rasa berharga, identitas, kematangan emosi, 3) Memancarkan energi positif
harga diri dan kekuatan diri. Setiap orang memiliki suatu energi dan semangat.
Penggunaan energi yang positif dilandasi dengan hati dan
semangat mendukung keberhasilan seseorang. Untuk
20 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 21

mencapai kepemimpinan yang baik diperlukan suatu energi adalah bekerjasama (working together) yang saling
yang positif. Seorang pemimpin harus mampu sanggup menguntungkan kedua belah pihak, atau menurut The New
bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu dan kondisi Brolier Webster International Dictionary yang disebut
yang tidak menentu. Oleh karena itu seorang pemimpin harus dengan sinergi adalah setiap usaha kerjasama dari berbagai
memiliki energi yang positif. instansi yang berlainan yang membawa hasil yang lebih
4) Mempercayai orang lain efektif daripada bekerja sendiri-sendiri. Seorang pemimpin
Mampu memberikan kepercayaan pada orang lain termasuk harus mampu melaksanakan sinergi dengan siapa saja, baik
bawahannya, sehingga bawahan termotivasi untuk bekerja dengan atasan, teman sejawat, maupun bawahannya.
lebih baik. Namun dalam mempercayai orang lainpun perlu 8) Selalu berlatih untuk memperbaharui diri
disertai unsur kewaspadaan. Agar mampu mencapai prestasi yang tinggi. Oleh karena itu
5) Hidup seimbang orientasinya bukan hanya produk saja tetapi juga berorientasi
Mampu membuat keseimbangan antara tugas dan pada proses. Proses ini meliputi unsur-unsur yang berkaitan
berorientasi pada kemanusiaan serta keseimbangan diri dengan (1). pemahaman terhadap materi; (2). perluas
antara pekerjaan dan kemampuan untuk berolah raga, cakrawala materi; (3). mengajarkan materi pada orang lain;
istirahat dan represing. Keseimbangan juga berarti (4). menerapkan prinsip-prinsip, dan (5) pemantauan hasil.
keseimbangan hidup di dunia maupun kehidupan di akhirat.
6) Melihat hidup sebagai petualangan Untuk mencapai kepemimpinan yang berprinsip ternyata tidak
Kata petualangan sering mendapat konotasi negatif. mudah karena terdapat beberapa hambatan-hambatan yang
Petualangan dalam pengertian ini adalah mampu menikmati berupa kebiasaan-kebiasaan buruk, di antaranya: (1). selera dan
hidup dengan segala konsekuensinya, karena hidup adalah nafsu; (2). kesombongan, dan kepura-puraan; (3). aspirasi, dan
suatu petualangan, mereka memiliki rasa aman yang datang ambisi.
dari dalam dirinya sendiri. Rasa aman terletak pada inisiatif,
keterampilan, kreativitas, kemauan, keberanian, dinamika Guna melawan ketiga hal tersebut diperlukan suatu semangat dan
dan kecerdasan. disiplin serta latihan yang terus menerus untuk melawan agar
7) Sinergistik dapat membuahkan kemenangan pribadi. Berlatih sangat penting
Orang-orang berprinsip selalu sinergistik dan merupakan karena akan memperoleh perspektif baru yang dapat
katalis perubahan. Dia selalu memperbaiki kelemahan- dipergunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
kelemahan dirinya dengan kekuatan orang lain. Sinergi
22 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 23

Hukum alam tidak dapat diabaikan di dalam proses pembentukan Oleh karena itu dalam bab-bab selanjutnya akan dibahas kedua
pribadi. Pertumbuhan daya intelektual seseorang seringkali lebih hal tersebut.
cepat dari perkembangan daya emosionalnya. Oleh karenanya
perlu diupayakan agar perkembangannya dapat seimbang
C. Latihan
sehingga di dalam memanfaatkan daya intelektual ada faktor
pengendali. Melatih daya emosional dapat dimulai dari berlatih Sebelum widyaiswara membahas tentang peranan seorang
mendengarkan. Mendengar berarti kesabaran, keterbukaan dan pemimpin, hendaknya Saudara telah mengerjakan lembar
keinginan untuk mengerti. Pelatihan tidak dapat dipaksakan. kerja/untuk mengetahui potensi-potensi anda dalam memimpin
Tahapannya adalah menerima, memberikan alasan, menjanjikan individu-individu dalam suatu organisasi. Dalam pengisian ini
imbalan, mengancam dan memaksa. Untuk dapat melaksanakan Saudara dipandu oleh widyaiswara.
pendekatan pelatihan semacam itu seseorang perlu
mengendalikan diri dan baru memberikan apa yang dikehendaki. D. Rangkuman
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih bermanfaat
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Ini berarti
daripada mengandalkan kekuatan dari luar seperti jabatan atau
bahwa manajemen akan berhasil dengan baik apabila seorang
kekuasaan. Sebab kekuatan atau kekuasaan yang hanya berupa
pemimpin mampu melaksanakan tugas dan peranannya secara
legitimasi, bukan berdasarkan pengakuan antar pribadi hanya
baik. Di samping itu juga menerapkan kepemimpinan berprinsip.
akan menimbulkan ketakutan yang menumpulkan kepekaan,
Kepemimpinan berprinsip adalah suatu gagasan alternatif yang
melemahkan hubungan.
ditawarkan kepada para pemimpin untuk mengatasi problem-
problem manajerial. Dalam hal ini lebih menitikberatkan pada
Untuk dapat mewujudkan sosok pemimpin yang berprinsip tentu
perbaikan perilaku manusia yang berada di belakang kemudi
saja diperlukan pembenahan-pembenahan diri, baik menyangkut
organisasi sebagai tumpuan harapan perbaikan kinerja organisasi.
aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Karena seorang
pemimpin tidak hanya dituntut cerdas secara intelektual namun
Kepemimpinan berprinsip mempunyai ciri-ciri yang berorientasi
juga cerdas secara emosional.
kepada pembangunan dan kebersamaan. Orientasi pembangunan
diterapkan ke dalam pembangunan diri dan kelompok yang
Aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki
diwujudkan dalam bentuk selalu belajar, memperbaiki karakter
oleh pemimpin akan dibahas lebih lanjut, yakni antara lain gaya
dan mengarahkan visi ke depan. Sementara orientasi
kepemimpinan serta aplikasinya serta kecerdasan emosional.
kebersamaan diwujudkan dalam sikap toleransi, sinergi dan
24 Kepemimpinan Dalam Organisasi

pelibatan staf dan karyawan maupun mitra kerja di dalam BAB III
pemecahan masalah-masalah yang ada. PENDEKATAN GAYA KEPEMIMPINAN

Orientasi pembangunan merupakan hal yang amat positif sebagai Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu
landasan perjuangan suatu organisasi. menjelaskan beberapa pendekatan gaya kepemimpinan

E. Evaluasi Pendekatan gaya kepemimpinan oleh para ahli diklasifikasikan


pada pendekatan klasik dan pendekatan modern, termasuk di
1. Kepemimpinan berprinsip adalah suatu gagasan alternatif dalamnya adalah gaya kepemimpinan dalam era perubahan.
yang ditawarkan kepada para manajer untuk mengatasi Pendekatan kepemimpinan tersebut dibahas di dalam uraian
problem-problem manajerial. Dapatkah prinsip-prinsip lebih lanjut:
kepemimpinan berprinsip diterapkan di unit organisasi Anda?
2. Apakah hambatan-hambatan penerapan kepemimpinan yang
A. Pendekatan Teori Sifat (Traits Theory)
berprinsip di unit kerja Saudara?
Pendekatan teori ini lebih menekankan pada atribut-atribut/ciri-
ciri pribadi yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Teori ini
bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat atau watak, kualitas pribadi
yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
Kualitas tersebut menyangkut aspek fisik dan psikis. Beberapa
contoh kualitas pribadi tersebut diantaranya kondisi seseorang
dengan variabel sifat kepribadian seperti inisiatif, ketekunan,
semangat, tanggung jawab, kewibawaan dan sebagainya.
Adapun aspek fisik di antaranya adalah tinggi badan,
penampilan, tingkat energi dan lain sebagainya.
Contoh lain yang berkaitan dengan sifat-sifat pemimpin tersebut
adalah seperti yang diungkapkan oleh Stogdill sebagai berikut:
1. Capacity yang meliputi kecerdasan, kewaspadaan,
kemampuan berbicara, originality dan judgement;

25
26 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 27

2. Achievement seperti gelar kesarjanaan, pengetahuan dan 2. Robert Tannenbaum dan Waren H. Schmidt dalam “Model
keberhasilan dalam olah raga; Leadership Conyinuum”;
3. Responsibility; 3. Blake dan Monton dalam “Managerial Grid”;
4. Participation yang meliputi aktif, kemampuan bergaul, 4. Likert dalam “Likert’s Management System”;
kerjasama dan mudah menyesuaikan diri; 5. Geizel dan Guba dalam “Teori Tiga Faktor” tahun 1957;
5. Status seperti kedudukan sosial, ekonomi, ketenaran. 6. Liphan dan Rankin dalam “Teori Empat Faktor” tahun 1982;
7. W.J. Reddin dalam “The 3-D Theory”.
Tokoh-tokoh aliran ini di antaranya adalah GIBB tahun 1954,
JENKINS tahun 1947, MANN tahun 1959, STOGDILL tahun Dalam bahan Diklatpim Tk. III ini yang akan dibahas adalah
1948. teori W.J. Reddin yang terkenal dengan teori 3 Dimensi “The 3-
D Theory”. Dalam pembahasan teori ini penulis hanya
Teori ini mendapat tentangan dari para ahli manajemen, karena mengambil dari Modul Situasional Manajemen yang telah
keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya didasarkan pada disusun dan dikembangkan oleh Prof. Dr. Buchari Zainun, MPA
sifat-sifat seseorang namun ada variabel-variabel lain yang beserta tim.
menentukan.
Namun sebelum Saudara menelaah teori ini lebih lanjut Saudara
B. Pendekatan Perilaku (Behaviour Theory) diminta untuk mengisi lembar kerja 1 (satu) dengan difasilitasi
Teori ini dikembangkan mulai awal tahun 50-an, akibat ketidak oleh widyaiswara untuk mengidentifikasi kecenderungan
puasan dari teori sifat. Teori ini lebih menitikberatkan pada perilaku Anda. Setelah Saudara mendapatkan kecenderungan
keberhasilan seorang pemimpin dipengaruhi oleh perilaku perilaku Saudara, maka bacalah uraian berikut ini:
seorang pemimpin. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya Kepemimpinan Perilaku Tiga Dimensi (The 3-D Theory).
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan Teori ini dikembangkan oleh W.J. Reddin dalam tulisannya
seseorang atau kelompok dalam usahanya untuk mencapai yang berjudul “What Kind of Manager”.
tujuan yang telah ditetapkan (Wahyo Sumidjo, Dasar-dasar Menurut teori ini dibedakan ada tiga pola dasar yang dipakai
Kepemimpinan dan Manajemen). Tokoh-tokoh aliran teori ini untuk menentukan perilaku kepemimpinan:
adalah: 1. Perilaku yang berorientasi pada tugas (Task Oriented/TO),
1. Halpin dan Winer dalam “The Leader Behavior Description Pemimpin yang demikian memiliki kecenderungan untuk
Questionnare” tahun 1957; melaksanakan tugas secara maksimal. Akibatnya adalah
28 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 29

kurang memperhatikan hubungan kerjasama dengan atasan, e. The Autocrat, seseorang yang mempunyai orientasi tugas
bawahan dan teman sejawat. Di samping itu juga kurang saja, sedang orientasi lainnya rendah.
memperhatikan hasil yang seharusnya dicapai oleh f. The Benevolent Autocrat, seseorang yang mempunyai
organisasi. Perilaku pemimpin demikian ditandai oleh kode: keefektifan dengan orientasi tugas cukup tinggi sedang
To +, Ro-, E- orientasi hubungan yang rendah.
2. Perilaku yang berorientasi pada hubungan kerjasama/hu- g. The Compromiser, seseorang yang kurang efektif tetapi
bungan kemanusiaan (Relationship Oriented/RO), Pemimpin mempunyai orientasi tugas dan orientasi hubungan yang
yang lebih mementingkan pada hubungan kemanusiaan/ memadai.
hubungan kerjasama, baik dengan bawahan, teman sejawat, h. The Executive, seseorang yang mempunyai ketiga orientasi
atau atasan. Perilaku pemimpin yang demikian ditandai oleh: tersebut di atas.
To- Ro+ dan E-
Adapun ciri-ciri lebih lanjut dari masing-masing gaya
3. Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hasil
kepemimpinan tersebut menurut W.J. Reddin adalah sebagai
(Effectiveness Oriented/E). Pemimpin yang mempunyai
berikut:
dorongan yang sangat kuat untuk mencapai hasil yang
1. The Deserter kurang menunjukkan perhatian baik pada tugas
maksimal ditandai oleh kode:
maupun kepada pergaulan. Dia tidak atau kurang efektif,
To-, Ro-, dan E+
bukan saja karena kurang perhatian, melainkan juga karena
Dari ketiga orientasi tersebut Reddin mengklasifikasikan
pengaruh negatifnya terhadap semangat kerja.
menjadi 8 (delapan) gaya kepemimpinan, yaitu:
Dia tidak hanya secara aktif menjauhi tugas pekerjaan tetapi
a. The Deserter, seseorang yang tidak sama sekali atau hanya
juga aktif menghalangi keberhasilan pekerjaan orang lain
sedikit memiliki ketiga orientasi tersebut.
dengan mencampuri atau menahan segala informasi. Tipe
b. The Bureaucrat, seseorang yang hanya mempunyai sifat
Deserter sering terdapat pada organisasi-organisasi besar. Dia
efektif saja dengan orientasi tugas yang rendah.
merasakan dirinya diperlakukan tidak pantas/tidak adil,
c. The Missionary, seseorang yang hanya mempunyai orientasi
sehingga ia memutuskan untuk mengabaikan organisasi, atau
kepada hubungan saja dengan orientasi tugas yang rendah.
jika sempat ia akan merusak organisasi dari dalam. Kadang-
d. The Developer, seseorang yang mempunyai keefektifan
kadang tipe ini bisa menghambat dengan berbagai kelicikan
dengan orientasi hubungan yang tinggi dan orientasi tugas
secara penuh kelihaian, sehingga hanya pengamat dekatlah
yang rendah.
yang bisa mengetahui, apa yang sedang dikerjakan.
30 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 31

Dalam bentuk yang paling agresif dan negatif orang ini hal-hal mendetail serta orientasi utamanya adalah “aturan
mencuri sesuatu dari organisasi. Dalam bentuk yang paling permainan”. Baginya hanya peraturan yang ada dan berlaku
halus, nampaknya seperti menentang perubahan namun jika serta pengalaman dimasa lampau itulah petunjuk yang harus
menyetujuinya kemudian secara diam-diam melakukan dipatuhi dan diikuti.
sabotase, membuat kesulitan di segala bidang yang Golongan Birokrat ini biasanya tumbuh dalam lingkungan
menurunkan hasil kerja, menghasut orang lain yang dinas pemerintahan. Dia seringkali terdapat pada organisasi
menyebabkan akibat buruk pada moral pegawai. Tipe yang prestasinya kadang-kadang sukar diukur/dinilai. Tipe
Deserter yang licik menghasilkan sesuatu hanya sekedar ini sangat efektif dalam hal kepatuhan terhadap peraturan
untuk menutup kecurigaan orang lain terhadap tetapi dari golongan Birokrat ini sukar didorong pada
keberadaannya. Dia tetap tidak melibatkan diri dalam segala peningkatan produksi dan tidak mau mengembangkan
kegiatan, bilamana dia seorang pemimpin dia senang sekali bawahannya. Dia berpendapat bahwa pergaulan yang sehat
mengirimkan setiap masalah kepada panitia untuk dan matang sukar dicapai dan perencanaan jangka panjang
membebaskan dirinya dari tanggung jawab yang itu adalah gagasan kurang baik. Dia sangat terikat pada apa
bagaimanapun kecilnya. yang terjadi di masa lalu dalam organisasinya.
Seseorang dibuat menjadi Deserter oleh kekeliruan yang 3. The Missionary, adalah seseorang yang suka berbaik budi,
besar dari atasannya. Karena pada umumnya orang tidak ramah tamah dan menempatkan pergaulan hidup di atas
akan menyelonong memasuki suatu organisasi dengan segalanya. Golongan ini kurang efektif karena niatnya hanya
membawa tingkat seperti itu. Mereka didorong masuk ke menjadi “orang baik” yang justru merupakan hambatan
dalam tipe ini oleh atasan dan lingkungan dimana dia berada. baginya untuk mengambil risiko. Gaya kepemimpinannya
2. The Bureaucrat. Hampir sama dengan Deserter, dia tidak tidak efektif oleh karena dia tidak pernah menyelesaikan
sungguh-sungguh menaruh minat pada tugas (TO) atau sesuatu permasalahan. Dia senantiasa menghindari bentrokan
pergaulan (RO). Dia sendiri bagaimanapun juga efektif dan memilih kebijaksanaan dengan lebih baik memindahkan
karena amat patuh kepada peraturan. Ia memelihara suasana atau memberikan promosi atau kenaikan upah kepada orang-
kepatuhan tersebut tetapi secara pribadi kurang menghayati orang yang suka membuat kesulitan. Dia mau merubah-rubah
dan melibatkan di dalam permasalahannya. Orang Birokrat pendirian demi memelihara kedamaian. Yang paling buruk
memandang dirinya sebagai seorang yang paling efisien. Dia menurut pendapatnya adalah melakukan sesuatu yang selalu
mentaati peraturan organisasi, menempuh jalan yang telah harus menghasilkan yang terbaik.
digariskan. Ia adalah seseorang yang berpegang teguh kepada
32 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 33

4. The Developer, adalah seseorang yang senantiasa kurang mengacuhkan pergaulan, dan kurang mempercayai
menempatkan kepercayaan kepada orang lain. Dalam orang lain. Banyak yang takut kepadanya dan kurang
beberapa hal merupakan kepenakan golongan Missionary disenangi sehingga orang hanya mau bekerja bila dia
tetapi lebih efektif dengan memberikan motivasi pada orang menggunakan tekanan kekerasan saja.
lain. Dia memandang bahwa tugasnya yang utama adalah Tokoh Autocrat ini beranggapan bahwa manusia pada
mengembangkan bakat orang lain. Di kebanyakan organisasi umumnya sama saja, yaitu kurang senang bekerja dan
golongan ini tidak begitu nampak secara menonjol. Dia menghindarkan pekerjaan jika mungkin. Oleh sebab itu
hanya duduk bekerja merubah seorang “ahli teknik” menjadi kebanyakan orang harus dikontrol, diperintah dan jika perlu
seorang “general manager” (pemimpin) dan tidak diancam dengan hukuman agar dia bekerja seperti yang
seorangpun mengetahuinya sampai dia meninggalkan diinginkannya.
jabatannya. Tipe ini beranggapan pada umumnya orang-orang lebih suka
Tugas pekerjaannya dipandang orang lain sangat diperintah, menghindari tanggung jawab dan secara relatif
menyenangkan karena biasanya luas pergaulan dan kurang bersemangat kerja dan suka mencari “selamat” di atas
bekerjasamanya dengan dia. Keahlian untuk menciptakan segala-galanya.
kondisi “memajukan orang lain” itu kadang-kadang berlaku Golongan Autocrat memandang para pekerja sebagai bagian
tanpa ada yang mengetahuinya. Golongan developer dari mesin. Anak buah tugasnya hanya melaksanakan
mempunyai asumsi yang mengasyikkan mengenai pekerjaan. perintah.
Dia berpendapat bahwa “bekerja” adalah “wajar” dan sewajar 6. The Benevolent Autocrat, mengembangkan sekelumit
seperti kebutuhan manusia untuk “beristirahat” atau kepercayaan pada metode dan prosedur yang sehat tentang
“bermain”. Dia percaya bahwa manusia mau berlatih untuk apa yang harus dikerjakan. Dia berkepentingan dengan dan
“berjalan sendiri”, “mengendalikan diri sendiri” serta efektif dalam memperoleh hasil. Keahliannya yang utama
mencapai tingkat rasa tanggung jawab yang tinggi. Dia adalah memerintah orang lain melakukan apa yang dia
percaya pada apa yang sukar diyakini oleh kebanyakan kehendaki, tanda menciptakan perasaan kecil hati pada orang
manajer, yaitu bahwa intelegensia, imajinasi dan kreativitas itu untuk melakukannya. Dia memiliki perasaan orientasi
tersebar luas pada semua orang dan bukan hanya terdapat dengan golongan Autocrat, walaupun dia lebih halus dan
pada para pemimpin saja. lebih efektif.
5. The Autocrat, merupakan tipe seseorang yang menempatkan Gaya ini sangat terkenal di lingkungan industri dewasa ini.
tugas di atas segala-galanya. Dia kurang efektif karena Dia seringkali mencerminkan kepemimpinan yang baik dan
34 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 35

berusaha meningkatkan keahlian dengan cara belajar dari Jika nampaknya sesuatu akan berjalan, dia akan memberikan
kesalahan-kesalahannya. Golongan Benevolent Autocrat dukungan.
biasanya punya ambisi, mengetahui sangat baik peraturan 8. The Executive, adalah gaya kepemimpinan yang merupakan
serta metode organisasi. Ketika sampai pada puncak jabatan contoh dari “manajer yang sangat efektif”. Ia adalah seorang
dengan produksi yang tinggi, dia tidak tahu lagi bagaimana yang memandang pekerjaannya membuat bawahannya dapat
yang sebaiknya bergaul dengan bawahannya. Dia mengerjakan hal-hal yang paling baik. Dia menggariskan
sepenuhnya mau terlibat, namun tidak demikian halnya standard dan prestasi yang tinggi, tetapi dia tahu bahwa dia
bawahan yang bekerja dengan dia. harus memperlakukan masing-masing orang berlainan.
7. The Compromiser, mengakui manfaat orientasi tugas (TO) Dia efektif, dalam hal kepatuhannya terhadap tugas dan
dan orientasi pergaulan (RO) tetapi tidak mampu untuk pergaulan sangat meyakinkan semua orang dan merupakan
mempersatukan orientasi ini menjadi keputusan yang sehat. suri tauladan bagi semuanya.
Sikap kompromi dan mendua hati merupakan ciri khasnya. Golongan Executive menyadari hal itu dan bekerja untuk
Pengaruh kuat terhadap keputusannya adalah berupa menghasilkan yang efektif yang berjalan lancar, dia
“tekanan-tekanan berat” dari kiri dan kanan. Dia berusaha menciptakan iklim yang memberikan pengaruh segar pada
mengurangi permasalahan yang timbul daripada kelompok untuk bergerak ke arah tujuan bersama. Dia
meningkatkan produksi dalam jangka panjang. Dia berusaha menggugah partisipasi dan dengan itu menumbuhkan rasa
sedapat mungkin membuat orang-orang yang mempengaruhi keterkaitan bawahannya. Ia membangkitkan rasa keterlibatan
kariernya senang kepadanya. Golongan Compromiser dalam merencanakan dan dengan itu dia memperoleh hasil
sebagaimana namanya tidak pernah mengerjakan segala pemikiran yang terbaik dari semuanya. Dia mengetahui
sesuatu dengan tuntas. Dia mendorong tetapi tidak sungguh- bahwa setiap orang yang matang dan dewasa “memerlukan
sungguh. Sementara dia tidak mentoleransikan prestasi yang dua-duanya kebebasan dan keterikatan”. Dia memahami
merosot, namun dia tidak mengharapkan prestasi tinggi. bahwa keperluan individual dan tujuan organisasi suatu tim
Semua ini mengabadikan ketidak efektifannya. Golongan untuk mencapai konsensus bersama. Golongan Executive
Compromiser berkeyakinan bahwa produksi yang optimum menerima ketidaksepakatan dan perbedaan pendapat
itu hanya impian belaka. Dia beranggapan bahwa setiap mengenai salah satu tugas. Dia memandang sikap yang
rencana harus merupakan serangkaian kompromi. Dia hanya demikian sebagai suatu yang diperlukan, normal dan pada
memandang bahwa yang dapat dikerjakan kerjakanlah itu tempatnya. Dia tidak menekan, memalingkan muka atau
saja. Dia mau hidup dan membiarkan pula orang lain hidup. menghindari persengketaan. Dia berpendapat bahwa semua
36 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 37

perbedaan dapat disatukan dan perselisihan dapat LEBIH EFEKTIF


diselesaikan dan bilamana hal ini tercapai, hasilnya BUREAUCRAT DEVELOPER BENEVOLENT EXECUTIVE
 Patuh pada o Menciptakan o Mampu o Berorientasi ke
merupakan kata sepakat yang mengikat. Dia tidak punya peraturan kerjasama memotivasi orang masa depan
lain
seorang “penggemblengan” semangat melainkan tim
 Loyal o Menggunakan o Belajar dari o Membangkitkan
kerjanya memiliki pengalaman dan persatuan yang kuat pengalaman partisipasi
bawahan
dengan semangat yang tinggi. Dia tidak “mengiming-imingi”  Memelihara o Percaya pada o Efektif untuk o Berpandangan
lingkungan orang lain memperoleh hasil jangka panjang
tetapi bawahannya bekerja keras, dia tidak mau melempar dengan
peraturan
kesalahan kepada keputusan bersama (tim), tetapi semua
o Mengembangka o Paham aturan dan o Memotivasi
anggota tim masing-masing akan merasakan dengan n bakat orang metode kerja dengan baik
lain
sendirinya keterlibatan dirinya baik dalam kegagalan maupun o Bekerja efektif

dalam keberhasilan.
Apakah kedelapan gaya kepemimpinan ini ada di dalam  Jika Anda jatuh pada gaya yang baik, maka Anda akan
kehidupan nyata ? Bukti-bukti menunjukkan bahwa memang bangga dan menganggap teori ini baik.
itu ada. Dari kedelapan gaya kepemimpinan tersebut ada  Jika Anda jatuh pada gaya yang kurang baik, maka Anda
yang efektif dan ada yang kurang efektif. Hal tersebut akan protes dengan menganggap teori ini kurang baik.
terpampang dalam bagan sebagai berikut:  Tapi itu manusiawi, jangan berkecil hati, kita ambil segi
baiknya saja.
KURANG EFEKTIF


DESERTER
Tidak ada rasa
MISSIONARY
o Santai
AUTOCRAT
Kaku
COMPROMISER
Angin-anginan
C. Pendekatan Situasional
keterlibatan
Pendekatan teori ini lahir karena teori sifat dan pendekatan
 Semangat rendah o Penolong Diktator Diktator

 Sukar diramalkan o Lemah Keras Kepala Berpandangan pendek perilaku tidak banyak memberikan jawaban dalam gaya
kepemimpinan. Mengapa demikian? Karena keberhasilan seorang
pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal
dari dirinya, namun juga variabel-variabel lain, di antaranya
adalah visi dan misi organisasi, sifat pekerjaan, lingkungan
organisasi serta karakteristik individu yang terlibat dalam
organisasi. Pendekatan ini memberikan arti yang cukup banyak
bagi pemimpin dalam prakteknya, yaitu dengan memasukan
38 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 39

pertimbangan situasi secara keseluruhan dalam rancangan


kegiatan. Model pendekatan situasional menurut Paul Hersey dan Kenneth
Blanchard adalah tergambar sebagai berikut :
Teori ini dirumuskan oleh Hersey dan Blanchard (1992-1997) I-
T
yang merupakan perkembangan terakhir dari kepemimpinan
model konsingensi atau fiedler yang dikembangkan oleh PAUL

(SUPPORT I F)
HERSEY dan KENNETH BLANCHARD yang semula disebut

PER I LAKU
Partisipatif Konsultatif

MENDUKUNG
P3 P –2
Life Cycle Theory. T = Dukungan T = Pengarahan
R = Pengarahan T = Dukungan

Berikut ini disajikan model kepemimpinan situasional.


Penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa perilaku kepemimpinan Delegatif Direktif
P4 P1
cenderung berbeda-beda dari situasi ke situasi lain. Dalam R = Pengarahan T = Pengarahan
R = Tugas R = Tugas
kepemimpinan situasional pemimpin harus mampu melaksanakan
R Perilaku Mengarahkan
diagnosis dengan baik terhadap situasi yang ada, sehingga
T (Direktif)
pemimpin harus mampu:
1) Mengubah-ubah perilaku sesuai dengan situasi dan kondisinya;
Keempat kecenderungan perilaku tersebut merupakan empat
2) Memperlakukan bawahan sesuai dengan tingkat kematangan-
macam perilaku dasar kepemimpinan situasi dengan karakteristik
nya yang berbeda-beda.
sebagai berikut:
1. Tipe Direktif (Telling)
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Tipe ini lebih menitikberatkan pada komunikasi satu arah,
perilaku kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi ke
pemimpin membatasi peranan bawahan, menunjukkan kepada
situasi lain. Pola perilaku berbeda-beda disesuaikan dengan situasi
bawahan apa, kapan, di mana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
dan kondisinya.
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi
tanggung jawab pimpinan dan disampaikan kepada bawahan.
Tipe ini sering disebut juga dengan tipe telling.
2. Tipe Konsultatif (Selling)
Pemberian direktif cukup besar serta menetapkan keputusan-
keputusan. Komunikasi dua arah, pemimpin mau
40 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 41

mendengarkan keluhan-keluhan dari anak buah dalam Hubungan antara pemimpin dan tingkat kematangan karyawan
pengambilan keputusan. Namun keputusan tetap di tangan menurut teori kepemimpinan situasi adalah sebagai berikut:
pimpinan. Empowerme
3. Tipe Partisipatif nt
Peranan bawahan dan pimpinan dalam pengambilan keputusan viewed from
seimbang. Komunikasi dua arah, makin ditingkatkan, Situational
pemimpin lebih memperhatikan bawahannya. Pemimpin Leadership
Theory
berpendapat bahwa bawahan memiliki kecakapan dan
pengetahuan yang cukup untuk menyelesaikan tugas.
4. Tipe Delegatif
Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi
dengan bawahan selanjutnya mendelegasikan pengambilan
keputusan kepada bawahannya. Bawahan diberi hak untuk
menentukan langkah-langkah bagaimana keputusan
dilaksanakan. Bawahan dianggap memiliki kecakapan dan
sangat dipercaya.
Di antara keempat tipe tersebut mana yang paling baik? Tipe
yang paling baik apabila pemimpin dapat menyesuaikan tipe WAHYU/NAKERTRANS

kepemimpinannya dengan situasi yang dihadapinya. Situasi di


sini meliputi waktu, tuntutan pekerjaan, kemampuan bawahan,
pimpinan, teman sekerja, kemampuan dan harapan-harapan
Secara singkat hubungan antara perilaku atasan dengan tingkat
bawahan, tujuan organisasi serta tujuan bawahan. Situasi juga
kematangan bawahan adalah sebagai berikut:
menyangkut tingkat kematangan bawahan. Secara rinci tingkat
1. Apabila bawahan berada dalam kematangan tingkat rendah
kematangan anak buah tersebut digambarkan sebagai berikut:
(R 1) perilaku kepemimpinan yang efektif adalah instruksi
K.1 = tidak mau dan tidak mampu
(telling).
K.2 = mau tetapi tidak mampu
2. Pemimpin harus memusatkan perilaku kepada tugas (task
K.3 = tidak mau tetapi mampu
oriented) dan bukan mempergunakan. Perilaku banyak
K.4 = mau dan mampu
berorientasi kepada hubungan kerja (relationship oriented).
42 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 43

Dengan kata lain pemimpin harus setingkat direktur dan D. Kepemimpinan Visioner
autocratis didalam menetukan peranan bawahan serta Perlukah pemimpin yang visioner dalam era perubahan ini? Apa
menentukan sasaran, standar dan prosedur. Bawahan yang yang dimaksud dengan perubahan? Mengapa terjadi perubahan
tingkat kedewasaannya sedang bergerak dari tingkat rendah dan bagaimana sosok pemimpin visioner?
ke sedang (R.2), perilaku kepemimpinan yang paling efektif 1. Pengertian dan Latar Belakang Terjadinya Perubahan
ialah konsultatif (selling). Perubahan sebagai konsep masa depan sering disebut dengan
3. Pemimpin harus memusatkan perilakunya kepada tugas pembaharuan atau reformasi. Kata reformasi menjadi sebuah
(task oriented) dan bukan mempergunakan perilaku yang kata yang sangat popular di kalangan kita, lalu apa
banyak berorientasi kepada hubungan kerja (relations sebenarnya yang disebut dengan perubahan atau reformasi ?
directive). Dengan kata lain pemimpin harus bersifat Perubahan atau reformasi adalah suatu proses transformasi
autocratic di dalam menentukan peranan bawahan serta yang menuju ke arah terwujudnya keadaan baru, kondisi
menentukan sasaran, standar dan prosedur. Kepemimpinan yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya
yang bertipe partisipasi akan cocok diterapkan kepada para (Wahyo Sumidjo, Modul Kepemimpinan, LAN, 1999).
bawahan yang tingkat kematangannya bergerak dari tingkat Transformasi tersebut tidak hanya menyangkut salah satu
sedang ke tingkat tinggi (R.3). Dalam tingkat kematangan aspek kehidupan secara total. Seperti dalam bidang sosial,
ini, memberikan arahan kepada bawahan, dan mengatur politik, ekonomi pemerintahan dan budaya. Dalam aspek
atau mengorganisasikan pekerjaan sangat diperlukan. pemerintahan termasuk di dalamnya adalah aspek
4. Bawahan yang tingkat kematangannya tinggi (R.4), tipe administrasi, manajemen, organisasi, proses kerja, sumber
kepemimpinan yang efektif ialah delegasi. Pemimpin harus daya manusia dan lain sebagainya.
memberikan delegasi kepada bawahan untuk memberi
keputusan bagaimana tugas-tugas dikerjakan, dan Dalam kondisi yang demikian perubahan adalah kebutuhan
memberikan kesempatan bawahan sedapat mungkin untuk setiap organisasi, baik organisasi birokrasi pemerintahan
mandiri. Bawahan yang matang, mereka akan termotivasi maupun organisasi swasta. Hal ini sejalan dengan visi dan
oleh kebutuhan untuk berprestasi dan memiliki kemampuan misi masing-masing organisasi serta dinamika perubahan
untuk mengerjakan tugas tanpa banyak hubungan. Bawahan perkembangan ilmu dan teknologi. Mengapa menjadi
yang matang merasa percaya diri dan optimis. perubahan tersebut ?
Tipe yang manakah Anda? Silahkan Anda mengisi lembar kerja
3 yang berada di widyaiswara!
44 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 45

Berikut ini dirangkum beberapa latar belakang secara umum Faktor-faktor internal tersebut meliputi:
oleh para pakar tentang latar belakang perubahan sebagai  Ketiadaan kesamaan visi dan value (misi).
berikut:  Tidak adanya kerangka dan alur strategi yang jelas.
a. Terjadinya krisis yang sedang dialami organisasi  Lemahnya keterpaduan antara visi dan system.
diberbagai belahan bumi, baik krisis ekonomi, krisis  Gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan visi.
budaya, krisis sosial, krisis politik termasuk di dalamnya  Lemahnya kompetisi dan integritas.
adalah krisis sosial budaya; 2) Faktor Eksternal
b. Keberhasilan masa depan memaksa kita menentang Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi dalam
berbagai konsep dan praktek yang melandasi organisasi perubahan antara lain sosio kultural, teknologi,
masa depan; perundang-undangan, politik dan lain sebagainya.
c. Rumusan-rumusan dan cara-cara pendekatan yang telah
berhasil di masa lampau pada saat ini sudah dianggap 2. Peran dan Profil Pemimpin Perubahan
tidak efektif; Seorang pemimpin dalam era pembaharuan adalah seseorang
d. Perlunya teori-teori dan praktek manajemen yang baru yang mampu menciptakan suatu lingkungan yang inovatif
menggantikan teori dan praktek yang sudah usang; yang tidak menghambat kreativitas murni dan potensi
e. Diperlukan solusi baru terhadap permasalahan actual kekuatan kerja.
(current issus) melakukan pembenahan atau pembentukan Pemimpin pembaharuan memberikan arah dan pandangan
baru (recreating) pada organisasi maupun badan usaha. keluar demi kebutuhan bawahan. Pemimpin membantu untuk
Di samping gejala-gejala yang bersifat makro tersebut, menciptakan suatu lingkungan kebanggaan, loyalitas, bukan
perubahan juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor ketakutan dan intimidasi.
eksternal. Peran seorang pemimpin pembaharuan menyangkut hal-hal
1) Faktor Internal strategis sebagai berikut:
Stephen R.Covey dalam bukunya “The Principle a. Memperbaiki penampilan sumber daya manusia dan
Centered Leadership” mengatakan bahwa penyakit sumber daya lainnya serta untuk memperbaiki kualitas,
kronis bagi negara-negara yang sedang berkembang meningkatkan hasil, dan secara simultan untuk
menuntut adanya perubahan reformasi “situasi” dalam menimbulkan kebanggaan semangat kerja para bawahan;
pemerintahan. b. Tidak hanya menemukan dan mencatat kegagalan sumber
daya manusia, melainkan untuk menghasilkan sebab-
46 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 47

sebab kegagalan, membantu bawahan untuk melakukan 2). Berani Mencoba dan Bersedia Tanggung Resiko
tugas yang lebih baik; Komitmen ini mempunyai maksud sama dengan memiliki
c. Menciptakan suatu lingkungan kerja yang produktif, tekad yang kuat dan keikhlasan yang paling dalam untuk
menampilkan kepemimpinan yang inovatif, dan melatih berusaha belajar dari keberhasilan dan kegagalan,
para bawahan demi melaksanakan tugas. meskipun terpaksa harus membayar harga pengalaman
dengan mahal dan konsekuensi yang besar.
Adapun komitmen perilaku kepemimpinan visioner menurut Pemimpin dalam konsep ini, memandang betapa penting
James M. Kouzes and Barry Z. Posner dalam bukunya “The keberanian untuk bersedia “tanggung resiko” sebagai
Leader Challenge” diringkas sebagai berikut: akibat dari usaha untuk lebih maju. Bahkan banyak yang
meyakini bahwa menjadi pemimpin adalah hidup dalam
1). Mencari Peluang-peluang yang Menantang
alam kehidupan yang penuh resiko. Ini berarti pemimpin
Pandangan ini berarti seorang pemimpin diharapkan
wajib untuk bersedia mengembangkan tata nilai dan
senantiasa berusaha agar “status quo” atau “kemapanan
budaya kerja penuh dengan kesetiaan bagi semua
yang statis” tidak perlu dipertahankan, sebaiknya segera
anggotanya untuk berani mencoba dan tanggung resiko.
harus dirubah demi penyesuaian dengan gelombang
perubahan yang terjadi.
Nilai-nilai yang terkandung dalam konsep ini:
Demi terwujudnya komitmen tersebut dapat dilaksanakan
 Menciptakan mekanisme guna menampung ide-ide
secara nyata dalam kehidupan organisasi, antara lain
inovatif.
perlu:
 Mulai melakukan percobaan dalam skala kecil.
 Memperlakukan setiap penugasan kerja (assigment)
 Membentuk kelompok kerja inovatif.
sebagai satu “petualangan” yang menggairahkan dan
 Menghargai setiap pekerjaan.
penuh dengan harapan untuk dapat menemukan rahasia
 Menganalisa hasil percobaan-percobaan.
atau misteri baru sukses masa depan.
 Membina mental berani mencoba.
 Secara aktif memiliki kepedulian dan mempertanyakan
arti setiap kondisi “status quo” atau “kemapanan yang 3). Memimpin Masa Depan
statis” dan secara sungguh-sungguh selalu mencari Setiap pemimpin harus menampilkan pribadi yang
strategi maupun cara yang tepat untuk merubah memancarkan suatu visi atau pandangan ke depan tentang
keadaan sehingga dapat merencanakan perubahan atau gambaran wujud masa depan dengan kuat.
peluang baru.
48 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 49

Tugas pemimpin yang utama adalah menciptakan visi 5). Memperkuat Mitra Kerja
yang jelas demi peningkatan kehidupan masa depan Pemimpin berkewajiban membagi atau memberikan
organisasi dan manusia dalam organisasinya. kekuasaan dan informasi yang dimilikinya agar semua
Beberapa praktek nyata yang perlu dilakukan dalam pihak yang terlibat dalam proses pembaharuan
mengembangkan komitmen ini ada beberapa prinsip yang mempunyai kekuatan atau sumber daya gerak
perlu dilaksanakan, yaitu: pembaharuan yang sama.
 Mawas diri (mengenali diri secara benar). Beberapa upaya yang dapat dikembangkan adalah:
 Menetapkan masa depan yang diharapkan.  Mengenal setiap mitra kerja.
 Merencanakan apa yang belum pernah dipikirkan  Menegembangkan kemampuan hubungan antar pribadi
orang lain.  Melayani pihak lain dengan tulus.
 Melatih intuisi dan ketajaman rasa.  Mengembangkan keleluasaan pihak lain untuk
 Selalu berorientasi ke dapan. bertanggung jawab.
 Mengembangkan keterbukaan informasi bagi semua.
4). Membina Kesamaan Visi
 Membina kemitraan dengan memberikan dukungan.
Menggalang kerjasama atau mengupayakan agar orang-
orang bersedia untuk bekerja dalam satu kata dan 6). Menunjukkan Ketauladanan
semangat kebersamaan adalah tugas seorang pemimpin. Pemimpin mempunyai kewajiban untuk membuat orang
Prinsip membina kerjasama adalah meningkatkan lain dapat berbuat dengan memberikan contoh bagi
keterpaduan potensi organisasi melalui penyamaan tujuan pertumbuhan selanjutnya. Menyamakan dasar-dasar
dan membina saling percaya di antara anggota organisasi. filosofi dan nilai-nilai, pemahaman nilai-nilai utama yang
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: diterima oleh individu atau kelompok adalah langkah-
 Menciptakan kebersamaan. langkah yang strategis.
 Menciptakan peluang interaksi. Beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan adalah:
 Menciptakan keterbukaan.  Jangan melewatkan setiap peluang yang ada
 Tidak terpaku kepada kegagalan lama.  Menciptakan lebih banyak peluang untuk penyebaran
 Melibatkan pihak lain dalam setiap proses. visi dan jiwa pembaharuan
 Mengembangkan suasana saling percaya.  Memelihara citra sebagai pemimpin yang konsisten
dalam merealisasikan visinya
50 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 51

 Menjadikan setiap peluang sebagai kesempatan  Ciptakan sistem penghargaan yang kreatif.
belajar.  Usahakan keberhasilan diketahui secara benar.
 Pantau para pembaharu yang berhasil secara benar.
7). Merencanakan Keberhasilan Bertahap
 Membantu penyebarluasan keberhasilan inovasi.
Di samping pemimpin mempunyai rencana besar dalam
mewujudkan visinya, pemimpin berkewajiban pula untuk 9). Mensyukuri Setiap Keberhasilan
membuat rencana secara bertahap sesuai dengan peluang Mensyukuri setiap keberhasilan, adalah kewajiban
dan kemampuan yang mungkin dilakukan dalam setiap pemimpin dalam setiap keberhasilan sebagai keberhasilan
laju perkembangan. bersama. Bahkan perlu diupayakan keberhasilan juga
Jadi pada dasarnya pemimpin harus mampu menciptakan dijadwalkan kesempatan emas untuk mendidik dan
keberhasilan-keberhasilan kecil secara bertahap dan mengajarkan satu nilai-nilai baru kepada banyak pihak.
berkesinambungan dengan membina komitmen yang Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan:
mendalam dari semua pihak terkait.  Rencanakan keberhasilan sebagai ajang belajar
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:  Tunjukkan komitmen dengan tertib secara langsung
 Membuat rencana dengan cermat.  Menghargai dan mencintai keberhasilan meski kecil
 Menciptakan model-model pembaharuan. sekalipun.
 Selesaikan setiap tahapan pembaharuan dengan tuntas.
 Memanfaatkan proses penerimaan inovasi dengan
wajar.
 Berikan kesempatan untuk bebas memilih.

8). Menghargai Setiap Peran Individu


Pemimpin harus mampu menghargai setiap peran yang
telah dimainkan oleh semua pihak dengan ikut andil
dalam menciptakan keberhasilan.
Dalam menghargai setiap peran individu, maka beberapa
hal yang perlu diperhatikan adalah:
 Tetapkan ukuran kinerja.
 Ciptakan mekanisme pengukuran hasil kerja
pembaharuan.
52 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 53

E. Latihan tersebut antara lain Traits Theory, Behavioral Theory,


Kepemimpinan Situasional dan Gaya Kepemimpinan
Untuk memperdalam pengertian Saudara tentang gaya
Visioner.
kepemimpinan dan aplikasinya, maka perlu dilakukan diskusi-
 Gaya kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh atasan, teman
diskusi kelompok dengan panduan sebagai berikut:
sejawat, bawahan, visi dan misi organisasi, sifat pekerjaan,
1. Buatlah kelompok yang maksimal anggotanya adalah 7
teknologi, budaya dan lain sebagainya.
(tujuh) orang dengan anggota kelompok yang memiliki latar
belakang yang berbeda, baik menyangkut umur, jenis
kelamin, pengalaman, pendidikan dan lain sebagainya.
G. Evaluasi
2. Pilihlah seorang ketua kelompok yang mampu berperan Evaluasi dilakukan secara partisipatif dengan mengacu pada
sebagai seorang pemimpin yang demokratis. tujuan pembelajaran khusus.
3. Adapun topik-topik pilihan diskusi adalah sebagai berikut:
o Masih relevankah pendekatan gaya kepemimpinan pen-
dekatan teori sifat dan perilaku di lingkungan birokrasi
kita? Jelaskan argumentasi kelompok Saudara
(Kelompok 1).
o Dalam kelompok Anda diskusikan relevansi gaya
kepemimpinan situasional dengan gaya kepemimpinan
visioner ! (Kelompok 2).
o Bagaimanakah bentuk aplikasi kepemimpinan visioner di
lingkungan instansi pemerintah ? Adakah hambatan dalam
aplikasinya? (Kelompok 3).

F. Rangkuman
 Dalam memimpin unit organisasi seorang pemimpin
menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi. Berbicara tentang gaya kepemimpinan
tidak lepas dari pendekatan teori kepemimpinan. Pendekatan
Modul Diklatpim Tingkat III 55

BAB IV optimis dan lain sebagainya. Apakah kata-kata di atas negatif ?


Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan emosi ?
KECERDASAN EMOSIONAL
Emosi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu
menggerakkan, bergerak ditambah awalan-me untuk memberi
menjelaskan pengertian kecerdasan emosional
arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Sedangkan
A. Pengertian dan Kegunaan Emosi menurut Oxford English Dictionary yang dimaksud dengan
Kata “emosi” sering dikonotasikan negatif, mengapa demikian? emosi adalah “setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan,
Karena dalam kehidupan sehari-hari kata “emosi” sering nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap”.
diartikan dengan suatu keadaan “marah yang tidak terkendali”. Sedangkan menurut Prof DR Sarlito Wirawan Sarwono
Benarkah demikian? Marilah kita lihat contoh berikut ini: mengatakan bahwa yang disebut dengan emosi adalah sisi lain
Pramudita adalah seorang Pejabat Eselon III di suatu unit dari kepribadian yang diwujudkan dalam perasaan/affect yang
organisasi. Dia terkenal sebagai seorang pemimpin yang positif maupun negatif dan ditampilkan dalam berbagai perilaku
bijaksana, logis, analitis, pengayom dan memberi keteladanan seperti senyum, tawa, teriak, tangis, agresi dan lain sebagainya.
yang sangat baik. Pada suatu hari beliau duduk di ruang Menurut Descrates tahun l596-l650 mengatakan bahwa pada
kerjanya. Saat itu jam menunjukkan pukul 15.00 WIB. Beliau dasarnya dalam diri setiap manusia terdapat 6 (enam) emosi
kelihatan kecewa dan sangat tertekan karena menghadapi dasar yaitu :
masalah-masalah yang akhir-akhir ini selalu memojokkan 1. Joy (senang);
dirinya. Namun tiba-tiba beliau tersenyum penuh arti. Staf yang 2. Sorrow( sedih);
melihat perilaku beliau dari luar kaca sangat geli dan heran 3. Love (Cinta);
melihat perilaku yang aneh dari si “Boss”. Tiba-tiba beliau 4. Desire (hasrat);
bangkit berdiri sambil mengepalkan tinjunya diarahkan ke atas 5. Rage (marah);
sambil mengatakan “Show the word that you can do it” dengan 6. Wonder ( kagum).
penuh “optimis”.
Dari cuplikan di atas Saudara dapat mengenali beberapa emosi
antara lain kecewa, tertekan, tersenyum, sangat geli, heran,

54
56 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 57

Beberapa ahli mengelompokkan emosi ke dalam beberapa Di dalam perkembangannya kata emosi mengalami perspektif
golongan yaitu: perubahan yang pada awalnya memiliki makna konvensional,
1. Amarah : Beringas, mengamuk, benci, marah kini menjadi sesuatu yang memiliki makna penting (high
besar, jengkel, kesal hati, terganggu, performance) (Josh Hammod, Presiden Quality Foundation).
rasa pahit, berang, tersinggung, bermu- Beberapa contoh perubahan perspektif tersebut menurut Robert
suhan, tindak kekerasan, kebencian. K. Cooper, Ph.D. dan Ayman Sawaf adalah sebagai berikut:
2. Kesedihan : Pedih, sedih, muram, suram, melan-
kolis, mengasihani diri, kesepian, Konvensional High Performance
ditolak, putus asa. 1. Lambang kelemahan Lambang kekuatan
2. Tidak boleh ada dalam bisnis Penting dalam bisnis
3. Rasa takut : Ngeri, gugup, takut, cemas, khawatir,
3. Harus dihindari Emosi memicu semangat
was-was, waspada, tidak tenang, kecut belajar
4. Membingungkan Memperjelas
dan panik. 5. Harus dipisahkan Harus dipadukan
4. Kenikmatan : Senang, gembira, bahagia, ringan, 6. Menghindari orang yang emosional Mencari orang yang emosional
7. Hanya pikiran yang diperhatikan Emosi harus didengar
puas, senang, terhibur, bangga,
8. Menggunakan kata-kata tanpa emosi Menggunakan kata-kata
kenikmatan indrawi. emosional
9. Mengganggu penilaian yang baik Penting untuk penilaian yang
5. Cinta : Penerimaan, persahabatan, kepercaya- baik
10. Mengalihkan perhatian kita Memotivasi kita
an, kebaikan hati, rasa dekat, hormat,
11. Tanda kerentanan Membuat kita nyata-nyata
kasmaran, mabuk kepayang. hidup
12. Menghalangi atau memperlambat Mendorong atau mempercepat
6. Kaget : Terkejut, terkesiap, takjub, terpana. penalaran penalaran
7. Benci : Jengkel, hina, jijik, muak, mual, benci, 13. Menghalangi mekanisme kontrol Membangun kepercayaan dan
tidak suka, mau muntah keakraban
14. Memperlemah sikap-sikap yang sudah Mengaktifkan nilai-nilai etika
8. Malu : Rasa malu, malu hati, kesal hati, sesak, baku
hina, aib, hancur lebur dan sebagainya. 15. Menghambat aliran data obyektif Menyediakan informasi dan
(Emotional Intelligence, Daniel Coleman, halaman 411-412) umpan balik yang vital
16. Merumitkan perencanaan manajemen Memacu kreativitas dan
motivasi serta inovasi
Dari contoh pengelompokan di atas Saudara mengidentifikasi- 17. Mengurangi otoritas Mendatangkan pengaruh tanpa
kan mana emosi yang positif dan dan emosi negatif. otoritas
18. Memperlambat pelaksanaan pekerjaan Memicu pelaksanaan pekerjaan
58 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 59

*) SUMBER : Executive EQ, Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat
dan organisasi, Robert K. Cooper, Ph.D. dan Ayman Sawaf, (Lawrence E. Shapiro, Phd, mengajarkan Emotional Intelligence
PT. Gramedia, Jakarta, 1997.
pada anak, hal.5). Istilah tersebut mulai popular berkat buku
Lalu apakah peranan emosi? Beberapa peranan emosi menurut
best-seller Daniel Coleman pada tahun 1995 “Emotional
beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Intelligence”.
1. Sebagai “energi pengaktif” untuk nilai-nilai etika, misalnya:
kepercayaan, integritas, empati, keuletan dan kredibilitas
Namun ternyata masih ada yang mempermasalahkan antara EQ
sehingga membangun dan mempertahankan hubungan-
atau EI? Apabila diterjemahkan dengan Emotional Intelligence
hubungan yang menguntungkan. Bahkan Robert C. Solomon,
tentunya disebut dengan EI, namun mengapa disebut EQ?
Profesor filsafat dari Universitas of Texas mengatakan bahwa
Sebagian berpendapat bahwa EQ singkatan dari Emotional
“tanpa bimbingan emosi, penalaran menjadi tak memiliki
Quotient merupakan padanan dari EI. Sedangkan Daniel
prinsip atau kekuatan”.
Goleman (1997) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
2. Emosi juga membangkitkan intuisi dan rasa ingin tahu yang
kecerdasan emosional adalah kemampuan mengelola perasaan
akan membantu mengantisipasi masa depan tidak menentu
sehingga terekpresikan secara tepat dan efektif yang
dan merencanakan tindakan-tindakan.
memungkinkan orang bekerjasama dengan lancar menuju
3. Emosi membantu Intelligence Quotient (IQ) dalam
sasaran bersama. Dari pengertian tersebut di atas dapat
memecahkan masalah-masalah yang sulit seperti dalam
disimpulkan bahwa orang yang cerdas, secara emosi apabila
memecahkan masalah penting, pemikiran-pemikiran yang
yang bersangkutan memiliki kecakapan pribadi dan kecakapan
kreatif dan lain sebagainya.
sosial. Kecakapan pribadi dalam artian kecakapan mengelola
diri sendiri yang meliputi aspek kesadaran diri. Yang dimaksud
Lalu apakah yang dimaksud dengan kecerdasan Emosi?
dengan kesadaran diri dalam artian (1). mengetahui kondisi diri
Kecerdasan emosional atau kecerdasan emosi pertamakali
sendiri termasuk kelebihan dan kelemahannya; (2). kesadaran
merupakan gagasan Peter Salovey dari Harvard University dan
emosinya; (3). penilaian diri sendiri secara teliti serta rasa; (4).
John Mayer dari University of New Hampshire pada tahun 1990.
percaya diri.
Istilah ini untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang
penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas tersebut meliputi
Aspek pengaturan diri meliputi (1). mengelola kondisi impuls
empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengen-
dan sumber daya diri; (2). pengendalian diri; (3). dapat
dalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri,
dipercaya; (4). kewaspadaan serta kemampuan melakukan
disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi,
60 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 61

adaptasi secara maksimal serta kemampuan melaksanakan Lalu bagaimanakah ciri-ciri pemimpin yang cerdas
inovasi-inovasi. Adapun aspek kemampuan memotivasi diri secara emosi?
dimaksudkan untuk memudahkan dalam rangka mencapai Mengacu pada ciri-ciri orang yang cerdas secara emosi seperti
sasaran yang telah ditentukan sehingga akan mendorong yang dikutipkan dari pendapat Daniel Goleman di atas, maka ciri-
prestasi, komitmen pribadi, inisiatif serta optimisme pribadi. ciri pemimpin yang cerdas secara emosi antara lain:
1. Mampu menyadari dirinya sendiri termasuk di dalamnya
Sedangkan kecapakan sosial dalam artian kecakapan mengelola mampu mengidentifikasi diri dan efeknya, menilai diri sendiri
hubungan dengan orang lain secara intens dan berkesinam- secara teliti termasuk kekuatan dan kelemahan dirinya serta
bungan. Kegiatan ini meliputi aspek kemampuan mempengaruhi percaya kepada dirinya sendiri dalam arti memiliki harga diri
orang lain berkomunikasi secara efektif, memimpin organisasi dan kemampuan diri.
dengan baik, katalisator perubahan, kemampuan mengelola 2. Mampu mengendalikan diri
konflik, kemampuan berkolaborasi serta keterampilan dalam Pemimpin tipe ini harus mampu mengelola emosinya secara
membina tim yang efektif. efektif, memiliki kejujuran dan integritas yang tinggi,
bertanggung jawab, mampu melakukan adaptasi dengan baik
serta terbuka terhadap hal-hal yang baru.
B. Ciri Pemimpin Yang Cerdas Secara Emosi
3. Memotivasi diri dengan efektif
Survey yang dilakukan oleh para ahli dalam bidang psikologi Memiliki kebutuhan akan berprestasi yang tinggi (Needs
mengatakan bahwa IQ hanya menyumbang 20%, faktor-faktor Achievement), ingin menjadi yang terbaik, komitmen pada
yang menentukan suatu keberhasilan, sedangkan 80% sisanya sasaran kelompok dan organisasi, berinisiatif dan selalu
berasal dari faktor lain, termasuk apa yang dinamakan kecerdasan memanfaatkan kesempatan serta selalu “optimis”.
emosional (Dr. Daniel Goleman, Emotional Intelligence, 1997). 4. Memiliki kepekaan terhadap orang lain
Demikian pula bagi seorang pemimpin yang tugas utamanya Seorang pemimpin harus mampu (1). memahami orang lain
adalah memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya baik perilaku, perasaan, pandangan serta potensi yang dimiliki
lain secara efektif dan efisien dituntut untuk cerdas secara emosi. oleh anak buahnya serta mampu memberdayakan secara
maksimal; (2). berorientasi pada pelayanan dalam artian
mampu mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi
kebutuhan orang lain; (3). mengembangkan orang lain yakni
sadar akan kebutuhan orang lain dan mengusahakannya; (4).
62 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 63

mampu mengatasi keragaman serta (5). kesadaran politis yakni C. Teknik Meningkatkan Kecerdasan Emosi
mampu membaca arus emosi kelompok dan kekuasaan.
Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Intelligence (EI)
5. Memiliki keterampilan sosial
seperti halnya dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisah-
Seorang pemimpin perlu memiliki kecakapan membina
pisahkan. Bahkan Jeanne Segal, Ph.D. dalam bukunya
hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi yang
Meningkatkan Kecerdasan Emosional mengatakan bahwa IQ
diperlukan adalah mampu memberikan persuasi, komunikasi
dan EI adalah sumber sinergis, tanpa yang lain menjadi tidak
jelas dan meyakinkan, mampu membangkitkan inspirasi
lengkap dan tidak efektif. IQ tanpa EI bisa saja mencetak A pada
kelompok dan orang lain, katalisator perubahan, mampu
ujian, tetapi tidak akan membuat anda dapat maju dalam hidup
mengelola konflik, melakukan kolaborasi dan bersinergi.
(Jeanne Segal, Ph.D, Meningkatkan Kecerdasan Emosional,
Mengapa kecerdasan emosi diperlukan bagi seorang
1997). Kecerdasan emosional sesungguhnya berkaitan dengan
pemimpin?
pikiran rasional, itu sebabnya ketika pusat-pusat emosional
terluka maka seluruh intellegensia kita mengalami korsleting
Beberapa ahli menuliskan bahwa manfaat kecerdasan
(terputus sejenak). Beberapa manfaat EI telah dibahas dalam sub
emosional antara lain:
bab di atas, namun satu hal yang dilupakan adalah EI
o Membantu IQ dalam memecahkan masalah-masalah yang
memperjelas inner world kita. Orang yang cerdas secara emosi
penting, keputusan penting dan memungkinkan melakukan
mengetahui perbedaan antara apa yang penting untuk mereka
kegiatan tersebut secara cepat.
dan yang penting untuk orang lain; mengetahui mana yang harus
o EQ yang diarahkan secara konstruktif akan meningkatkan
dipertahankan dan mana yang perlu dikorbankan, dapat melalui
kinerja intelektual.
ribuan kekecewaan dalam hidupnya. Mengingat pentingnya EI
o Membantu lebih mengenal diri anda sendiri.
dalam menuju kesuksesan, maka dapatkah EI ditingkatkan?
o Menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan
Karena EI lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan daripada
kebutuhan orang lain.
faktor bakat.
o Membantu pemimpin dalam mengemban perannya.
Bagaimana cara meningkatkan EI?
o Dapat melakukan komunikasi secara terbuka dan jujur.
1. Mengenal emosi Anda
o Menjalin team work yang sangat efektif dan sinergis.
Dalam hal ini Saudara akan dipandu oleh widyaiswara dalam
o Meningkatkan kreativitas dan inovasi.
rangka menilai diri sendiri terhadap tingkat EI yang Saudara
miliki (instrumen ada pada widyaiswara). Dengan instrumen
tersebut Saudara akan diajak mengenal emosi anda.
64 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 65

2. Menerima perasaan emosi Anda membangun otot emosional menjadi kebiasaan. Hiduplah
Merasakan tetapi tidak menerima emosi ibarat berdiet setiap hari dengan kesadaraan emosional;
kemudian dilanggar, oleh karena itu menerima perasaan 4. Merasakan semua yang diterima, apakah perasaan tidak
emosi anda secara tepat diperlukan. benar-benar menikmati karena menerima dengan kepala
3. Mengembangkan kesadaran emosi secara aktif (memotivasi dingin dan memfokuskan pada pengalaman fisik. Dengan
diri sendiri) secara terus menerus dengan melakukan kegiatan semua yang diterima itu mendapatkan penyatuan EI dengan
introspeksi diri dan selalu menggali rekaman bawah sadar IQ;
yang berkaitan dengan kecerdasan emosi. 5. Membuka hati kepada orang lain. Mempergunakan
4. Memahami lingkungan dari orang lain. Lingkungan dalam kemampuan untuk merasakan dalam bercinta, di tempat
pengertian ini adalah lingkungan di mana kita berada. kerja, dan dalam keluarga. Membiarkan perasaan selaras
5. Penghayatan. Menghayati pentingnya emosi yang ada pada dengan perasaan orang lain;
dirinya, kelebihan dan kelemahannya. 6. Bertindak atau melakukan hal-hal yang membuat anda
6. Implementasi. Peningkatan kecerdasan emosi tidak seperti merasa berguna dan penting. Membiarkan perasaan
membalikkan tangan kita, namun setahap demi setahap harus mengembara mempengaruhi pilihan anda, dan membiarkan
diimplementasikan dalam kehidupan dirinya. perasaan mengilhami tindakan anda;
7. Mendengarkan dengan empati. Perasaan dibiarkan
Sedangkan Jeanne Segal dalam bukunya Meningkatkan menangkap kata-kata melalui mata hati, perut, telinga dan
Kecerdasan Emosi menitik beratkan pada 10 (sepuluh) langkah bagian tubuh lainnya;
untuk bijaksana secara emosi adalah sebagai berikut : 8. Memberitahukan apa yang anda rasakan yakni perasaan
1. Utamakan perawatan tubuh: istirahat selama tujuh setengah mendalam adalah sumber kekuatan, perasaan yang dikirim
sampai delapan jam. Olah raga, bergerak, meregang selama melalui hati melewati hambatan intelektual;
20 sampai 30 menit setiap hari. Mengkonsumsi makanan 9. Membidik perubahan sebagai peluang untuk tumbuh,
yang seimbang 4 sehat 5 sempurna; memberikan gairah energi untuk terus tumbuh dan
2. Merasakan perasaan pada tubuh, sebab emosi adalah berkembang, gairah memberikan alat untuk menentapkan
pengalaman yang dirasakan yang terjadi di bawah tulang penyembuhan;
hidung dan emosi ada pada otot-otot tubuh; 10. Berhumorlah di mana saja sebab tertawa memberikan
3. Membangun otot emosional setiap hari. Caranya keseimbangan antara kepala dan hati, dan tertawalah yang
memusatkan pengalaman emosional dengan melatih proses mampu mendinginkan kepala dalam waktu relatif singkat.
66 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 67

D. Spiritual Intelligence (SI) Revolusi IQ/EQ dan SQ antara neurosains dan Al-quran
menuliskan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan
1. Pengertian Spiritual Intelligence (SI)
yang berkaitan dengan hal-hal transcendental, hal-hal yang
Pada tahun 1900 temuan tentang Intelligence Quotient (IQ)
mengatasi waktu dan merupakan bagian terpenting dan
pernah menggemparkan dunia. Mereka berpendapat bahwa IQ
terdalam dalam diri manusia. Dalam buku ini juga dijelaskan
merupakan satu-satunya yang menjamin keberhasilan
bahwa Spiritual intelligence berbasis pada otak manusia. Basis
seseorang. Oleh karena itu semakin tinggi IQ seseorang maka
itu adalah (1). Osilasi 40 Hz; (2). Penanda simantik; (3). bawah
semakin tinggi pula tingkat kecerdasan seseorang. Namun
sadar Kognitif dan “God spot”.
hasil penelitian Daniel Goleman tahun 1996 membantah teori
tersebut di atas, ternyata masih ada kecerdasan lain yang juga Sq adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ
menentukan dalam keberhasilan seseorang. Kecerdasan lain dan EQ secara efektif. SQ merupakan kecerdasan tertinggi
tersebut oleh Daniel Goleman disebut dengan Emotional kita. Gagasan Danah Zohar dan Jan Marshall tersebut
Intelligence ((EI) yang dalam perkembangan lebih lanjut para dibuktikan secara ilmiah kembali oleh ahli psikologi syaraf
ahli menyebutnya dengan Emotional Quotient (EQ). Mengenai Michael Persinger tahun 1990-an dan riset terakhir oleh ahli
hal ini telah dibahas dalam sub bab terdahulu. syaraf V.S. Rama Chandran dan tim dari California University
yang menemukan eksistensi “God Spot” dalam otak yang
Perkembangan penelitian lebih lanjut tahun 2000 ada merupakan pusat spiritual (spiritual center). Pada “God Spot”
serangkaian data ilmiah yang menunjukkan pentingnya inilah yang sebenarnya terdapat fitrah manusia yang terdalam,
kecerdasan spiritual (SI). Apakah sebenarnya kecerdasan suara hati yang bersumber pada spiritual center.
spiritual tersebut? Danah Zohar dan Jan Marshall dalam
bukunya “SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Seorang pemimpin perlu memiliki kecerdasan spiritual ini dan
Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memahami mampu mensinergikan kecerdasan intelligence, emosi dan
Kehidupan” mengatakan bahwa yang saya maksud dengan SI kecerdasan spiritual dalam memberdayakan organisasi yang
adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan dipimpinnya. Beberapa contoh perilaku yang mengarah pada
persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk SI, antara lain :
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna  Mengapa saya melakukan hal itu dan berhasil?
yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa  Kenapa saya dilahirkan?
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding  Adakah kehidupan sesudah mati dan lain sebagainya
dengan yang lain. Lebih lanjut Taufik Pasiak dalam bukunya
68 Kepemimpinan Dalam Organisasi Modul Diklatpim Tingkat III 69

Danah Zohar dan Jan Marshall dalam bukunya SI mengatakan


bahwa tanda-tanda SI yang telah berkembang dengan baik Kecerdasan emosi sesungguhnya berkaitan dengan pikiran
mencakup hal-hal sebagai berikut: rasional, sedangkan spiritual intelegence adalah kecerdasan
1. Mampu bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai
aktif). Kemampuan ini sangat diperlukan bagi seorang yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita
pemimpin agar mampu memberdayakan sumberdaya dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya.
manusia dan sumberdaya lain dalam organisasi;
2. Tingkat kesadaran diri yang tinggi, baik berkaitan dengan
G. Evaluasi
kelebihan dan kelemahan dirinya;
Sebutkan beberapa hal yang Saudara ketahui mengenai
3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
perbedaan antara EI dan IQ serta ESQ.
penderitaan. Dengan kata lain mampu merubah tantangan
menjadi peluang;
4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit;
5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai. Visi
merupakan arah yang harus dijadikan arah dalam bertindak
dan berperilaku dalam kehidupannya, baik sebagai mahluk
individu maupun mahluk sosial.

E. Latihan
Setelah widyaiswara membahas tentang Kecerdasan Emosional,
upayakan terlebih dahulu dilakukan diskusi tentang yang
pengertian dan pemahaman kecerdasan emosional antara lain
pemahaman tentang emosi dan spiritual intelligence dan ESQ.

F. Rangkuman
Emosi adalah sisi lain dari kepribadian yang diwujudkan dalam
perasaan/affect yang positif maupun negatif dan ditampilkan
dalam berbagai perilaku.
BAB V DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP
Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ). Jakarta: Aga.
A. Simpulan Bambang Tri Cahyo, M.Pd. (1998). Reformasi Manajemen. Jakarta:
IPWI.
Evaluasi dilakukan secara partisipatif dengan mengacu pada
Daniel Goleman. (1997). Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia.
pertanyaan berikut ini:
Gary Yukl. (1994). Kepemimpinan dalam Organisasi. London:
1. Dapatkah prinsip-prinsip dasar kepemimpinan diterapkan di
Prentice-Hall Inc.
unit kerja Anda? Jelaskan jawaban Anda?
Stephen R. Covey. (1997). The Principle Leadership. Jakarta
2. Gaya kepemimpinan yang bagaimanakah yang sesuai dengan
Jeanne Segal, Ph.D. (1999). Meningkatkan Kecerdasan Emosional.
unit organisasi Anda?
(Pedoman Praktis). Jakarta: Citra Aksara Publishing
3. Jelaskan yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan efektif
Lawrence E. Shapiro, Ph.D. (1997). Mengajarkan Emotional
dan tidak efektif!
Intelligence”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
4. Bagaimanakah penerapan Emotional Intelligence dan
Lembaga Administrasi Negara RI. (1997). Kepemimpinan Organisasi
kecerdasan spiritual di lingkungan pekerjaan Anda?
di Era Kompetisi Global, Bahan Kuliah.
Lembaga Administrasi Negara RI. (..............). Jakarta. Modul:
B. Tindak Lanjut Situasional Management.
Robert Benfani, Ph.D. (1996). Memahami gaya kepemimpinan Anda.
Anda telah melaksanakan serangkaian kegiatan mengisi
Jakarta: LPPM.
instrumen-instrumen untuk menggali potensi-potensi diri.
Robert K. Cooper, Ph.D. dan Ayman Sawaf. (1998). Executive EQ:
Setelah mengetahui hasil diagnosisnya, tentu ada yang merasa
Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan
senang dan kurang senang, cocok dan kurang cocok. Hal ini
Organisasi.
adalah hal yang sangat wajar. Untuk lebih mengenal diri Anda
Wahyo Sumidjo, Drs. (1999). Kepemimpinan Abad 21 (Bahan Diklat
sendiri, silahkan Anda mencoba instrumen-instrumen lain. Guna
Prajabatan). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.
mengembangkan kecerdasan emosi Anda silahkan Anda
memperdalam buku-buku yang ditulis dalam daftar pustaka.

70 71
72 73

Zohar, Danah, dan Jan Marshall. (2001). SQ Memanfaatkan


Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik, Holistik untuk LEMBAR KERJA 1
Memahami Kehidupan. Jakarta: Mizan Pustaka.
DIAGNOSIS GAYA KEPEMIMPINAN ANDA
Petunjuk Pengisian
1. Seorang pemimpin selalu dihadapkan pada permasalahan-
permasalahan yang mengharuskan untuk memilih dalam
pengambilan keputusannya. Walaupun kadang-kadang keputusan
tersebut menyakitkan atau kurang kita senangi. Namun mau tidak
mau kita harus membuat keputusannya. Oleh karena itu pada
lembar kerja ini Anda diminta untuk membuat pilihan salah satu
diantara pernyataan berikut dengan memberikan tanda lingkaran
pada pernyataan A atau B yang menurut Anda paling cocok atau
ada kecenderungan pada diri anda sebagai seorang Pemimpin,
walaupun pernyataan tersebut bertentangan dengan hati nurani
Saudara.
2. Dalam menentukan pilihan tentunya Anda mengacu pada prinsip
pemilihan berikut ini :
a. Apabila ke dua pernyataan tersebut BENAR dan BENAR,
maka anda akan memilih yang terbenar;
b. Apabila BENAR dan Salah tentunya akan memilih yang
BENAR;
c. Apabila SALAH dan SALAH tentunya akan memilih salah
satu yang resikonya paling kecil.
3. Dalam pengisian hendaknya didasarkan pada jabatan Saudara
sekarang.
Latihan
1. A Saya tidak mempedulikan pelanggaran atas peraturan
apabila saya yakin tidak ada orang lain yang mengetahui
pelanggaran itu.
B Jika saya mengumumkan suatu keputusan yang tidak
menyenangkan kepada anak buah, saya akan mengatakan
bahwa keputusan itu dibuat oleh atasan saya.
74 75

2. A Bila pekerjaan karyawan terus menerus tidak 8. A Jika saya mengumumkan suatu keputusan yang tidak
memuaskan, saya akan menunggu sampai ada menyenangkan kepada bawahan, saya menerangkan
kesempatan untuk memindahkannya atau memecatnya. bahwa yang membuat keputusan tersebut adalah
B Jika salah seorang bawahan saya tidak termasuk ke keputusan saya.
dalam suatu kelompok, saya akan berusaha keras agar B Saya mengizinkan bawahan saya untuk turut serta dalam
orang-orang yang ada di dalam kelompok itu berteman membuat keputusan, tetapi keputusan terakhir di tangan
dengan saya. saya.
3. A Jika atasan memberikan instruksi yang tidak 9. A Saya mungkin menyerahkan tugas yang sulit kepada
menyenangkan saya akan berpendapat bahwa hal bawahan yang tidak mempunyai pengalaman, tetapi jika
tersebut atas nama atasan saya, bukan atas nama saya . mengalami kesulitan dalam pekerjaan tersebut, saya akan
B Saya selalu mengambil keputusan-keputusan sendiri, mengambil alih pekerjaan tersebut.
kemudian memberitahukan kepada bawahan mengenai B Jika mutu pekerjaan bawahan rendah saya akan
keputusan tersebut. mengatakan atasan tidak puas, dan mereka harus
4. A Kalau saya ditegur atasan, saya memanggil bawahan dan memperbaiki kembali.
menyampaikan teguran tersebut kepada mereka. 10. A Saya kira bawahan harus menyukai saya seperti sama
B Saya selalu menyertakan pekerjaan yang paling sulit pentingnya dengan menyukai bekerja keras.
kepada pegawai-pegawai saya yang paling B Saya membiarkan bawahan mengerjakan sendiri
berpengalaman. pekerjaannya walaupun mungkin menemukan banyak
5. A Saya acap kali membiarkan suatu diskusi mengarah ke kesalahan.
hal-hal lain. 11. A Saya menaruh perhatian terhadap kehidupan pribadi
B Saya mendorong bawahan untuk mengajukan usul-usul bawahan karena saya merasa mereka mengharapkan hal
tetapi jarang mengambil tindakan berdasarkan usul-usul itu.
tersebut. B Saya kira bawahan tidak perlu selalu harus mengerti
6. A Kadang-kadang saya berpikir bahwa perasaan dan sikap mengapa mereka melakukan sesuatu, selama mereka
saya sama pentingnya dengan pekerjaan. tetap mau melakukannya.
B Saya mengizinkan bawahan saya untuk berperan dalam 12. A Saya yakin mendisiplinkan bawahan tidak akan
membuat keputusan dan selalu berpegang pada memperbaiki mutu maupun jumlah pekerjaan mereka
keputusan mayoritas. dalam jangka waktu lama.
7. A Jika mutu suatu unit organisasi tidak memuaskan, saya B Bila dihadapkan pada persoalan yang sulit, saya mencoba
menjelaskan kepada bawahan bahwa atasan tidak senang mencapai suatu penyelesaian yang setidak-tidaknya
terhadap pekerjaan tersebut dan mereka harus sebagian akan diterima oleh pihak yang berkepentingan.
memperbaiki pekerjaan tersebut. 13. A Saya pikir beberapa bawahan ada yang merasa tidak
B Saya mengambil keputusan sendiri dan kemudian senang dan berusaha mengatasi hal tersebut.
menyampaikannya kepada bawahan. B Saya hanya memperhatikan pekerjaan saya sendiri saja
dan biarlah pimpinan yang mengembangkan ide-ide baru.
14. A Saya setuju penambahan tunjangan bagi pimpinan
maupun karyawan.
76 77

B Saya menaruh perhatian pada peningkatan pengetahuan 22. A Saya yakin bahwa organisasi karyawan akan mencoba
bawahan walaupun hal tersebut tidak diperlukannya. melemahkan kekuasaan pimpinan.
15. A Saya membiarkan pegawai untuk mengerjakan sendiri B Saya yakin bahwa pertemuan-pertemuan yang seringkali
pekerjaan walaupun mereka mungkin melakukan banyak dilakukan dengan orang-orang akan membantu
kesalahan. memajukan orang lain.
B Saya mengambil keputusan sendiri, namun 23. A Saya kira bawahan tidak selalu harus mengerti mengapa
mempertimbangkan usul bawahan jika ingin mereka melakukan sesuatu selama mereka mengerjakan
memperbaiki keputusan tersebut. pekerjaan itu.
16. A Jika bawahan tidak merupakan bagian dari anggota B Saya kira alat pencatat waktu absensi dapat mengurangi
kelompoknya, dia akan keluar dari kelompoknya dan keterlambatan.
mencari anggota kelompok yang lain. 24. A Saya selalu mengambil keputusan sendirian, kemudian
B Jika seorang pegawai tidak dapat menyelesaikan suatu memberitahukan keputusan itu kepada bawahan .
tugas, saya akan membantu menyelesaikan B Saya rasa organisasi karyawan dan pimpinan bekerja
penyelesaiannya. untuk tujuan-tujuan yang sama.
17. A Saya yakin penggunaan disiplin adalah untuk memberi 25. A Saya menyetujui penggunaan rencana rangsangan
contoh kepada pegawai lain. pembayaran secara perorangan.
B Kadang-kadang saya berpikir bahwa pikiran dan B Saya acap kali membiarkan suatu diskusi menyimpang
perasaan dan sikap saya sama pentingnya dengan ke hal-hal lain.
pekerjaan saya. 26. A Saya bangga bahwa saya jarang meminta seseorang
18. A Saya tidak menyukai pembicaraan yang tidak perlu di untuk melakukan pekerjaan yang saya sendiri tidak akan
antara bawahan selama dia bekerja. melakukannya.
B Saya setuju penambahan tunjangan-tunjangan bagi B Saya pikir beberapa bawahan ada yang merasa tidak
pimpinan dan karyawan. senang karena itu saya berusaha mengatasi hal itu.
19. A Saya selalu memperhatikan mereka yang terlambat 27. A Jika suatu pekerjaan penting untuk diselesaikan
absen. secepatnya, saya mungkin akan meyuruh seseorang
B Saya yakin bahwa organisasi karyawan akan mencoba untuk mengerjakan pekerjaan itu walaupun diperlukan
melemahkan kekuasaan pimpinan. tambahan alat pengaman.
20. A Saya kadang-kadang tidak menyetujui keresahan B Penting bagi saya untuk mendapatkan penghargaan atas
karyawan sebagai suatu prinsip. pendapat-pendapat saya yang baik.
B Saya rasa keresahan itu tidak dapat dielakkan, namun 28. A Tujuan saya adalah menyelesaikan pekerjaan tanpa
saya akan berusaha agar keresahan itu dapat diatasi terlalu banyak menimbulkan pertentangan pendapat yang
dengan seksama. perlu.
21. A Penting bagi saya untuk mendapatkan penghargaan atas B Saya mungkin memberikan tugas tanpa perlu
pendapat-pendapat saya yang baik. memperhatikan pengalaman atau kemampuan namun
B Saya mengutarakan pendapat di depan orang banyak tetap menekankan pada keberhasilan/tugas.
hanya bila saya merasa bahwa mereka sependapat
dengan saya.
78 79

29. A Saya mungkin memberi tugas tanpa terlalu B Tujuan saya adalah agar pekerjaan selesai tanpa terlalu
memperhatikan pengalaman atau kemampuan namun banyak menimbulkan pertentangan pendapat yang tidak
senantiasa menekankan keberhasilan penyelesaian tugas . perlu.
B Dengan sabar saya mendengarkan keluhan-keluhan dan 37. A Dengan sabar saya mendengar keluhan-keluhan dan
pengaduan namun sedikit sekali melakukan perbaikan. pengaduan-pengaduan, tetapi jarang melakukan
30. A Jika keluhan tidak bisa dielakkan saya akan berusaha perbaikan.
agar keluhan tersebut ditiadakan. B Kadang-kadang saya enggan untuk mengambil keputusan
B Saya merasa yakin bawahan-bawahan saya akan yang tidak disenangi anak buah.
melakukan pekerjaan dengan baik tanpa tekanan dari 38. A Saya akan mengutarakan pendapat di depan orang
saya. banyak bila saya yakin mereka akan sependapat .
31. A Bila dihadapkan kepada suatu persoalan yang sulit, saya B Apabila diperlukan kebanyakan bawahan saya dapat
coba mencapai suatu penyelesaian yang setidak-tidaknya melakukan pekerjaan dengan baik tanpa bantuan saya .
sebagian akan diterima oleh pihak-pihak yang 39. A Saya menyelesaikan pekerjaan yang menjadi wewenang
bersangkutan. saya, terserah pada pimpinan dalam pengembangan ide-
B Saya yakin bahwa latihan yang didapat dari pengalaman ide barunya.
kerja lebih bermanfaat daripada pendidikan teori. B Jika saya memberi tugas, saya menentukan suatu batas
32. A Saya selalu menyerahkan pekerjaan-pekerjaan yang waktu untuk melaksanakannya.
paling sulit kepada pegawai-pegawai yang paling 40. A Saya mendorong bawahan untuk mengajukan usul-usul
berpengalaman. tetapi jarang mengambil tindakan atas dasar usul-usul
B Saya hanya percaya pada promosi bilamana dilaksanakan tersebut.
sesuai dengan kemampuan. B Saya mencoba membuat para pegawai tidak merasa
33. A Saya rasa persoalan-persoalan diantara pegawai-pegawai tegang apabila saya berbicara dengan mereka.
akan dapat diselesaikan sendiri oleh mereka tanpa 41. A Dalam diskusi saya mengemukakan kenyataan yang saya
campur tangan saya. lihat serta terserah yang lain untuk membuat kesimpulan
B Kalau saya ditegur oleh atasan, saya panggil bawahan mereka sendiri.
dan teguran tersebut saya sampaikan kepada mereka. B Jika atasan memberi suatu instruksi yang tidak
34. A Saya tidak memperdulikan apa yang dikerjakan oleh menyenangkan itu dilakukan atas nama atasan dan
pegawai saya yang dilakukan di luar jam kerja. bukan atas nama saya.
B Saya kira pendisiplinan bawahan tidak akan 42. A Jika ada pekerjaan yang tidak disenangi yang harus
memperbaiki mutu pekerjaan mereka dalam jangka lama. dikerjakan, saya minta sukarelawan sebelum
35. A Saya tidak akan memberikan keterangan kepada menugaskan kepada seseorang.
pimpinan lebih dari yang diminta . B Saya memberi perhatian terhadap kehidupan pribadi
B Saya kadangkala tidak menyetujui keluhan karyawan bawahan karena saya rasa mereka mengharapkan hal itu.
sebagai suatu prinsip. 43, A Saya menaruh perhatian dalam membuat pegawai senang
36. A Kadang-kadang saya enggan untuk mengambil keputusan seperti halnya mendorong mereka untuk melakukan
yang tidak akan disenangi oleh bawahan. pekerjaan.
80 81

B Saya selalu memperhatikan mereka yang selalu terlambat 50. A Saya berpendapat bahwa tujuan karyawan dan pimpinan
dan absen. adalah berlawanan tetapi saya berusaha untuk tidak
44. A Kebanyakan dari bawahan dapat melakukan pekerjaan mengeluarkan pendapat secara terus menerus.
saya tanpa bantuan saya apabila diperlukan. B Saya rasa sama pentingnya bagi bawahan untuk
B Jika suatu pekerjaan begitu penting untuk diselesaikan menyukai saya seperti halnya bagi mereka untuk bekerja
secepatnya, saya mungkin akan menyuruh seseorang keras.
untuk mengerjakan pekerjaan itu walaupun diperlukan 51. A Saya menyadari bahwa tujuan karyawan dan pimpinan
tambahan alat pengaman. adalah berlawanan tetapi saya berusaha untuk tidak
45. A Saya yakin bawahan akan melakukan pekerjaan dengan mengeluarkan pendapat saya secara terus menerus.
baik tanpa tekanan dari saya. B Saya tidak setuju bila bawahan pada saat bekerja
B Saya tidak akan memberikan keterangan kepada membicarakan hal yang tidak perlu.
pimpinan lebih dari yang diminta oleh pimpinan . 52. A Jika saya memberi tugas, saya menentukan suatu batas
46. A Saya yakin pertemuan-pertemuan yang seringkali waktu untuk melaksanakannya.
dilakukan dengan orang lain akan membantu kemajuan B Saya bangga tidak memberikan tugas pada bawahan
orang itu. yang saya sendiri tidak dapat mengerjakannya.
B Saya tertarik untuk membuat pegawai saya senang sama 53. A Saya rasa latihan yang didapat dari pengalaman kerja
seperti didalam mendorong mereka untuk melakukan lebih bermanfaat daripada pendidikan teori.
pekerjaan. B Saya tidak mempedulikan apa yang dikerjakan pegawai
47. A Saya menaruh perhatian pada peningkatan pengetahuan di luar jam kerja.
bawahan mengenai tugas dan organisasi walaupun hal 54. A Saya kira alat pencatat waktu absensi mengurangi
tersebut belum diperlukan untuk saat ini. keterlambatan.
B Saya mengawasi secara ketat pegawai-pegawai yang B Saya mengizinkan bawahan turut serta dalam membuat
bekerja di bawah standart. keputusan, namun selalu berpegang pada keputusan
48. A Saya memperkenankan bawahan untuk turut serta dalam mayoritas.
membuat keputusan dan selalu berpegang kepada 55. A Saya mengambil keputusan saya sendiri, tetapi akan
keputusan mayoritas. mempertimbangkan usul bawahan apabila ingin
B Saya membuat bawahan bekerja keras tetapi berusaha memperbaiki keputusan tersebut.
memastikan bahwa mereka selalu mendapat imbalan B Saya rasa tujuan karyawan dan pimpinan berlawanan
yang wajar dari pimpinan. tetapi saya berusaha untuk tidak mengeluarkan pendapat
49. A Saya berpendapat bahwa semua pegawai yang secara terus menerus.
melakukan pekerjaan yang serupa seharusnya menerima 56. A Saya mengambil keputusan sendiri dan kemudian
upah yang sama. mencoba menawarkan kepada bawahan.
B Jika bawahan bekerja secara terus menerus tidak B Kalau mungkin, saya ingin membentuk tim kerja yang
memuaskan, saya akan menunggu kesempatan untuk terdiri dari orang-orang yang merupakan teman baik satu
memindahkannya. sama lain.
82 83

57. A Saya tidak akan ragu-ragu untuk menerima seorang 64. A Saya mengijinkan bawahan saya untuk turut serta dalam
pegawai cacat apabila saya yakin orang tersebut sanggup membuat keputusan tetapi keputusan terakhir tetap di
belajar mengerjakan pekerjaan tersebut. tangan saya.
B Saya tidak mempedulikan pelanggaran atas peraturan B Saya tidak akan ragu-ragu untuk menerima seorang
apabila saya yakin tidak ada orang lain yang mengetahui pegawai cacat apabila saya yakin orang tersebut akan
pelanggaran itu. sanggup belajar mengerjakan pekerjaannya.
58. A Kalau mungkin saya ingin membentuk tim kerja yang
terdiri dari orang-orang yang merupakan teman baik satu
sama lain.
B Saya mungkin menyerahkan tugas yang sulit kepada
bawahan yang tidak mungkin mempunyai pengalaman,
tetapi jika mereka mendapatkan kesulitan dalam
mengerjakan pekerjaan itu, saya akan membebaskan
orang itu dari tanggung jawabnya.
59. A Saya membuat bawahan kerja keras tetapi berusaha
memastikan bahwa mereka selalu mendapat imbalan
yang adil dari pimpinan yang lebih tinggi.
B Saya kira salah satu kegunaan disiplin adalah untuk
memberikan contoh kepada pegawai lain.
60. A Saya mencoba membuat para pegawai tidak merasa
tegang apabila saya berbicara dengan mereka.
B Saya menyetujui penggunaan rencana pembayaran
rangsangan secara perorangan.
61. A Saya percaya pada promosi hanya bilamana sesuai
dengan kemampuan.
B Saya rasa masalah antar pegawai akan dapat diselesaikan
sendiri oleh mereka tanpa campur tangan saya.
62. A Saya kira organisasi, karyawan dan pimpinan bekerja
untuk tujuan-tujuan yang sama.
B Dalam diskusi saya mengutarakan kenyataan yang saya
lihat dan terserah kepada yang lain untuk membuat
kesimpulan mereka.
63. A Jika seorang pegawai tidak dapat menyelesaikan suatu
tugas, saya membantu untuk menyelesaikannya.
B Saya rasa semua pekerja yang melakukan pekerjaan yang
sama menerima upah yang sama pula.
84 85

LEMBAR KERJA 2
Sangat Tidak
Baik Sedikit
No. Dorongan Suara Hati Baik Ada
Petunjuk Pengisian : 3 2 1 0
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan berilah tanda
15 Saya ingin memiliki kekuatan untuk
silang pada alternatif pilihan yang menurut Anda sesuai dengan menopang kebaikan
kecenderungan diri Anda dengan kriteria sebagai berikut:
16 Saya ingin selalu menjadi orang yang suka
o 3 = sangat baik memberi (sifat)
o 2 = Baik
17 Saya ingin selalu memberi (praktek)
o 1 = sedikit
o 0 = tidak ada 18 Saya ingin selalu membuka hati orang lain,
perintis dan pelopor orang lain
2. Ingat katakan sejujurnya sebelum melakukan perubahan atas diri
Anda. 19 Saya ingin selalu belajar dan berilmu

20 Saya ingin mengendalikan sesuatu (positif)


Sangat Tidak
Baik Sedikit
No. Dorongan Suara Hati Baik Ada 21 Saya ingin selalu melapangkan jalan orang
3 2 1 0 lain
1 Saya ingin menjadi seorang yang pengasih 22 Saya ingin merendah demi keadilan
(bersifat umum)
23 Saya ingin selalu mengangkat demi keadilan
2 Saya ingin selalu bersifat penyayang (bersifat
khusus) 24 Saya ingin selalu menjernihkan

3 Saya ingin memiliki kekuasaan 25 Saya ingin selalu merendahkan orang-orang


yang jahat demi menuju keadilan
4 Saya ingin suci dalam berpikir dan bertindak
26 Saya ingin selalu mendengarkan dan
5 Saya ingin hidup sejahtera memahami orang lain (empati)
6 Saya ingin selalu dipercaya 27 Saya ingin selalu melihat dan memperhatikan
orang lain
7 Saya ingin selalu memelihara dan merawat
28 Saya ingin mengendalikan dan melakukan
8 Saya ingin selalu gagah dan terhormat
kontrol dengan baik
9 Saya ingin menjadi seorang yang perkasa 29 Saya ingin selalu bersikap adil
10 Saya ingin memiliki kebesaran hati dan jiwa 30 Saya ingin selalu bersikap halus kepada
11 Saya ingin selalu mencipta/berkreasi orang lain dan merasakan perasaan orang lain

12 Saya ingin merencanakan (visi) 31 Saya ingin selalu berhati-hati

13 Saya ingin selalu melukis, mendisain dan 32 Saya ingin selalu mengerti orang yang
mewujudkan impian saya penyantun dan lembut hati

14 Saya ingin selalu mengampuni orang lain 33 Saya ingin bersifat agung
86 87

Sangat Tidak Sangat Tidak


Baik Sedikit Baik Sedikit
No. Dorongan Suara Hati Baik Ada No. Dorongan Suara Hati Baik Ada
3 2 1 0 3 2 1 0

34 Saya ingin selalu menjadi pemaaf (watak) 53 Saya ingin memiliki kekuatan dan semangat
yang tinggi
35 Saya ingin selalu berterima kasih kepada
orang lain yang berbuat baik 54 Saya ingin selalu bersikap teguh hati

36 Saya ingin menjadi orang yang bermartabat 55 Saya ingin selalu melindungi
tinggi
56 Saya ingin selalu bersikap terpuji
37 Saya ingin memiliki kebesaran
57 Saya ingin selalu memperhatikan semua
38 Saya ingin selalu menjaga dan memelihara factor dan semua sector

39 Saya ingin memperhatikan dan merasakan 58 Saya ingin selalu memulai terlebih dahulu
pengaduan orang lain dalam berkreasi (berinisiatif)

40 Saya ingin selalu teliti dan cermat dalam 59 Saya ingin mengembalikan sesuatu ke posisi
segala hal semula demi keadilan

41 Saya ingin memiliki pribadi yang luhur 60 Saya ingin selalu menghidupkan semangat
orang lain
42 Saya ingin selalu dermawan
61 Saya ingin mematikan pikiran jahat orang lain
43 Saya ingin selalu mengawasi dan memantau
62 Saya ingin sering memberikan “kehidupan”
44 Saya ingin selalu memperhatikan keinginan kepada orang lain
orang lain
63 Saya ingin selalu bersikap tegar dan mandiri
45 Saya ingin memiliki wawasan yang luas
64 Saya ingin melakukan sesuatu yang baru
46 Saya ingin selalu bersikap bijaksana (sifat) (inovasi)
47 Saya ingin selalu simpatik dan penyiram 65 Saya ingin bersifat mulia
kesejukan
66 Saya ingin menjadi orang no.1 di lingkungan
48 Saya ingin selalu bersifat baik kepada orang saya
lain
67 Saya ingin selalu menyatukan berbagai hal
49 Saya ingin selalu membangkitkan motivasi
orang lain 68 Saya ingin selalu dibutuhkan orang lain

50 Saya ingin menyaksikan sendiri segala 69 Saya ingin memiliki kemampuan memadai
sesuatu
70 Saya ingin selalu membina orang lain agar
51 Saya ingin selalu membela yang benar memiliki kemampuan

52 Saya ingin bisa dipercaya apabila memiliki 71 Saya ingin mendahulukan sesuatu demi
amanat kebenaran
88 89

Sangat Tidak
Baik Sedikit
No. Dorongan Suara Hati Baik Ada
Sangat Tidak
3 2 1 0 Baik Sedikit
No. Dorongan Suara Hati Baik Ada
72 Saya ingin mengakhiri dan menghentikan 3 2 1 0
sesuatu demi keadilan
91 Saya ingin menghukum demi keadilan
73 Saya ingin selalu menjadi orang pertama
92 Saya ingin memberi manfaat kepada orang
(inventer)
lain
74 Saya ingin selalu menjadi orang terakhir
93 Saya ingin selalu berilmu dan mulia
(penutup) yang menentukan
94 Saya ingin selalu menjadi orang yang suka
75 Saya ingin memiliki integritas nyata
membimbing
76 Saya ingin selalu memperhatikan kondisi
95 Saya ingin selalu tampak indah dan
batiniah diri sendiri dan orang lain
menciptakan keindahan
77 Saya ingin mendidik dan memberikan
96 Saya ingin memiliki segala sesuatu secara
perlindungan kepada orang lain
jangka panjang (memelihara)
78 Saya ingin memiliki ketinggian pribadi
97 Saya ingin mewarisi dan mendelegasikan
79 Saya ingin selalu jauh dari keburukan
98 Saya ingin selalu pandai dan cerdas
80 Saya ingin selalu mau menerima kesalahan
99 Saya ingin menjadi penyabar dan tidak
orang lain
tergesa-gesa.
81 Saya ingin selalu memperingatkan orang yang
TOTAL + + + =
salah/keliru demi menjaga kebaikan

82 Saya ingin bersifat pemaaf

83 Saya ingin bersifat pengasih kepada yang


menderita

84 Saya ingin selalu berhasil

85 Saya ingin selalu agung, mulia dan terhormat

86 Saya ingin adil dalam menghukum

87 Saya ingin selalu berkolaborasi dan bersatu

88 Saya ingin kaya lahir dan batin

89 Saya ingin memajukan orang lain

90 Saya ingin selalu mencegah sesuatu yang


buruk

Anda mungkin juga menyukai