Pedoman Manuskrip
Pedoman Manuskrip
I. PENDAHULUAN
Pada pedoman penulisan naskah Artikel ilmiah ini, setiap dosen harus mengikuti
ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini karena editor tidak akan mengedit bagian
substantif dan atau kesalahan format. Editor akan melakukan proses editing hanya dalam
keadaan dan kondisi tertentu jika diperlukan.
Pedoman ini terdiri dari 2 (dua) bagian, ketentuan umum dan ketentuan khusus.
Ketentuan umum memuat tata tulis baku keseluruhan naskah. Sedangkan ketentuan
khusus memuat tata tulis setiap bagian yang terdapat dalam naskah.
II. KETENTUAN UMUM
3 Format file : rtf, doc., docx (tidak diperkenankan dalam bentuk .pdf)
9 Kolom : 1 kolom
E. Hasil
1. Merupakan temuan penelitian yang disajikan tanpa pendapat.
2. Untuk penelitian yang bersifat kualitatif, maka hasil dan pembahasan digabungkan.
3. Untuk penelitian kuantitatif dan kuantitatif-kualitatif (mix method), maka hasil dan
pembahasan dipisah.
4. Memakai spasi before dan after 6pt
5. Data disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan gambar dengan jumlah maksimal 5-7.
6. Untuk penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika, maksimal gambar yang
diperbolehkan tidak lebih dari 10 gambar.
7. Memuat urutan tabel atau gambar sebelum judul, misalnya “Tabel 1. xxx”, “Tabel 2.
xxx”, dst..
8. Apabila terdapat sumber (bukan merupakan hasil karya penulis), cantumkan
sumbernya.
9. Judul tabel atau gambar ditulis menggunakan huruf Times New Roman, 11pt
10. Isi tabel ditulis menggunakan huruf Times New Roman, 10pt, spasi 1
11. Judul tabel ditulis di atas tabel.
12. Penulisan tabel tidak boleh terbagi menjadi 2 (dua) halaman.
49
13. Sumber tabel harus dicantumkan jika berasal dari data sekunder atau data penelitian
orang lain, dan dicantumkan di bawah tabel.
14. Penggunaan tabel dan grafik, dapat dilihat pada contoh:
Tabel 1. Summary of physical parameters.
Length Elevation
No Segments
(km) (meter)
1 A-B 25 30
2 B-C 75.15 10
3 C-D 44.75 50
4 D-E 72.5 10
5 E-F 21.25 10
15. Penggunaan garis tebal pada tabel, hanya digunakan pada judul dan batas bawah tabel
(lihat contoh).
16. Panjang maksimal 2-4 halaman.
F. Pembahasan
1. Pembahasan menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil penelitian dengan teori
dan penelitian terdahulu yang relevan.
2. Panjang tulisan 3-5 halaman.
3. Penggunaan referensi 10-15 sumber.
4. Memakai spasi before dan after 6pt.
G. Kesimpulan
1. Memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian (buah pemikiran peneliti), bukan
merupakan copy paste dari hasil penelitian.
2. Paparan ditulis dengan jelas dan terarah.
3. Menggunakan Bahasa yang efektif, singkat dan jelas.
4. Penulisan kesimpulan tidak boleh menggunakan pointers (berupa poin-poin), tetapi
harus dalam bentuk naratif
5. Panjang tulisan 0,5 halaman.
6. Memakai spasi before dan after 6pt
H. Saran
1. Saran yang dikemukakan dapat berupa tindakan praktis penerapan teori baru atau
mungkin manfaat kelanjutan penelitiannya.
2. Bila dinyatakan keterbatasan penelitian, maka sebaiknya terdapat kesinambungan
50
dengan menyampaikan saran untuk penelitian selanjutnya.
3. Memakai spasi before dan after 6pt
I. Daftar Pustaka
1. Menggunakan gaya Vancouver, yaitu berdasar Author-Number.
2. Times New Roman 11 pt.
3. Minimal 15-25 kepustakaan (60% dari Artikel ilmiah dan 40% berasal dari buku
sumber).
4. Batasan tahun referensi diterbitkan maksimal 5 tahun terakhir, kecuali bagi referensi
yang terbatas.
5. Penggunaan nomor kutipan ditulis superskrip (contoh: …..kalimat1.)
6. Apabila kutipan lebih dari 2 nomor, maka ditulis berurutan (contoh: ….kalimat1,2,5.)
7. Pada penulisan bagian judul referensi, diawali dengan huruf besar saja (Capitalize
Each Word) dan tidak per kata. Contoh: Pedoman pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan (benar), bukan Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
(salah).
8. Bila nama penulis kurang atau sama dengan 6 orang, maka nama penulis ditulis
semua. Apabila >6 penulis, maka penulis selanjutnya ditulis “et al”. Contoh: Riski AG,
Baron TH, Davilla NE, Eugene DH, Kawashi T, Kholdun TH, et al. Pedoman
akreditasi rumah sakit kelas C. Jakarta: FK UNI; 2015.
9. Contoh daftar pustaka gaya Vancouver dapat dilihat di bawah ini pada lampiran 1.
51
SOP Alur Pengusulan Artikel Ilmiah
52
Hubungan Kadar Debu dan Kondisi Lingkungan Rumah terhadap
Kejadian ISPA
Abstrak
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada masyarakat.
ISPA masih menempati urutan teratas dari data 10 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Klapanunggal.
Emisi partikel debu ke udara oleh pabrik semen dalam proses semen ataupun tranportasi merupakan pencemaran
terhadap lingkungan yang perlu diwaspadai, bahan pencemar ini bisa masuk kedalam rumah melalui ventilasi
atau atap rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kondisi lingkungan pemukiman yang
memicu kejadian ISPA dan mengetahui ada tidaknya perbedaan kondisi lingkungan pemukiman pada masyarakat
yang mengalami ISPA di wilayah Puskesmas Kecamatan Klapanunggal .Populasi penelitian ini adalah
masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Klapanunggal. Jenis penelitian dengan disain cross sectional,
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dihitung dalam menggunakan rumus Lemeshow,S. Dimana
ditentukan nilai n sebanyak 95 sampel. Data penelitian ini adalah kuesioner dan observasi. Penelitian ini
dianalisis menggunakan analisis data secara univariat dilakukan. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara kadar debu (PM10) dengan kejadian ISPA pada masyarakat di mana masyarakat yang tinggal
dslam lingkunganpemukiman tidak memenuhi syarat (> 70 % µg/m 3) beresiko 3,383 kali untuk mengalami ISPA
dibanding dengan masyarakat yang tinggal dalam lingkungan pemukiman dengan kadar debu (PM 10) memenuhi
syarat (≤ 70% µg/m3).
Abstract
ARI (Acute Respiratory Infection) is a disease that often occurs in the community. In the area of health centers
located around Klapanunggal cement plant X, ARI still tops the list of the top 10 diseases in the data Puskesmas
Klapanunggal. Emissions of dust particles into the air by cement factories in the process of cement or tranfortasi
is that environmental pollution is exacerbated, the contaminants can enter the home through roof vents or home.
This study aims to identify factors that trigger the condition neighborhoods ARI incidence and determine
whether there is a difference in the community residential environment that is experienced in the area of District
Health Clinics ARI Klapanunggal.The population of this studyis that people who live in the village of
Kembangkuning in District Klapanunggal. Type of research is the cross-sectional design, number of samples in
this study were calculate dusing the formula Lemeshow, S.Where thevalue ofnis determinedby 95samples.The
data of thisstudywere questionnairesandobservation. This stud analyzed data using univariate analysi
sperformed to describethe characteristics of eachi ndependent and dependent variables. The results showed that
the variables significantl yassociated with the incidence of respiratory infectioninthe community’s dust (OR
=3.383, 95% CI) andventilation (OR =2.900, 95% CI). Concluded that there isa significant relationship between
the amount of dust (PM10) with ARIincidence incommunities where people living not eligible (>70% μg/m3) are
at risk for experiencing ARD3,383 times compared with people who live in neighborhoods with higher levels of
dust(PM10) qualified(≤ 70% μg/m3).
3. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup 13. Lubis I, Sumantri A, Lubis ZS. dan Moechlas.
Daerah. Pengertian Pencemaran Udara. Pola Pengobatan dan Faktor Resiko Infeksi
Jakarta; 2006. Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Bayi dan
Balita SKRT 2002. Jakarta; 2002.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2008 tentang 14. Departemen Kesehatan. Direktorat Jendral
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja PPM & PL. Pedoman Pengendalian Penyakit
Perkantoran dan Industri. Jakarta; 2008. Infeksi Saluran Pernafasan Akut,
Jakarta.Kepmenkes RI No 829 tahun 1999.
5. Suma‟mur PK. Higiene Perusahaan dan Tentang kesehatan perumahan tahun 1999.
Kesehatan Kerja, Jakarta: PT. Toko Gunung Jakarta; 2006.
Agung; 1996.
15. Buston. Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2003.