OLEH :
NIM : 17.321.2669
KELAS : A II-A
1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………….15
2
BAB I
PEDAHULUAN
3
atau raga dan jiwa, sifat kodrat manusia adalah makhluk individu dan makhluk
sosial, serta kedudukan kodrat manusia adalah makhluk pribadi berdiri sendiri
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rentangan berdirinya bangsa dan
negara Indonesia, secara resmi Deklarasi Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945
telah terlebih dahulu merumuskan hak-hak asasi manusia dari pada Deklarasi
Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukan bahwa
Pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal 18 Agustus
1945, sedangkan Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948. Hal ini
menunjukan kepada dunia bahwa sebenarnya bangsa Indonesia sebelum
tercapainya pernyataan hak-hak asasi manusia beserta komponennya, telah
mengangkat hak-hak asasi manusia dan melindunginya dalam kehidupan negara,
yang tertuang dalam UUD 1945. Hal ini juga ditekankan oleh The Founding
Fathers bangsa Indonesia dalam sidang BPUPKI. Berdasarkan pada tujuan negara
sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tersebut, maka negara
Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia para warganya,
terutama dalam kaitannya denagn kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun
rahoniah, antara lain berkaitan dengan hak-hak asasi bidang sosial, politik,
ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan agama. Adapun rincian hak-hak asasi
manusia dalam pasal-pasal UUD 1945.
Namun realita yang dapat kita saksikan sekitar kita berbanding terbalik
dengan teori yang kita pahami saat ini. Bahkan bukan hanya itu banyak diantara
kita atau orang-orang disekitar kita masih belum begitu memahami dan mengerti
tentang apa itu HAM dan perannya dalam kehidupan sehari-harinya. Inilah salah
satu yang melandasi dan menjadi penyebab terjadinya pelanggaran kasus HAM di
sekitar kita. Sangat banyak terjadi pelanggaran HAM di sekitar kita, yang
menimpa bukan hanya dewasa tapi juga anak-anak bahkan hingga lansia. Maka
dari itu didalam makalah ini akan dibahas lebih mendetail terkait dengan kasus-
kasus pelanggaran/fenomena HAM, mulai dari penyebab dan solusia yang dapat
diberikan dalam menyikapinya. Dan bagaimana cara pandang seseorang terutama
mahasiswa dalam menyikapi hal tersebut.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia ?
2. Bagaimanakah fenomena Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia ?
3. Bagaimanakah Solusi terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Dilihat dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Hak Asasi
Manusia merupakan suatu anugerah Tuhan Yang Esa yang dimiliki sejak lahir dan
yang wajib harus kita hormati, junjung tinggi, dan dilindungi baik melalui badan
hukum ataupun melalui pemerintahan.
7
bermunculan tentang apa penyebab kematian Munir yang sebenarnya.
Ada yang berpendapat bahwa Munir meninggal karena dibunuh, diberi
racun, serangan jantung dan sebagainya.
2. Pembunuhan Marsinah
8
3. Penculikan Aktivis Demokrasi
9
5. Pembantaian Dili
7. Pembantaiaan Rawagede
10
yang dilakukan tentara Belanda tanggal 9 Desember 1947 silam. Peristiwa
ini merupakan bentuk dari Agresi Militer Belanda I ke Indonesia setelah
Indonesia merdeka. Pada masa itu puluhan warga dibunuh dengan alasan
yang tidak jelas. Pengadilan di Den Haag memutuskan bahwa pemerintah
belanda sepenuhnya bersalah dalam peristiwa ini dan pihak belanda harus
bertanggung jawab dan mengganti segala kerugian kepada keluarga
korban pembantaian rawagede.
11
ini setidaknya satu juta lebih anggota komunis dibunuh dan lainnya tidak
diketahui nasibnya. Soeharto yang kala itu menjabat sebagai presiden
dinilai telah menjadi dalang atas peristiwa pebantaian ini.
12
2. Memberikan sosialisasi terkait dengan hak asasi manusia dengan begitu akan
meningkatkan kesadaran indidvidu terkait hak asasi manusia mulai dari
memahami maknanya, dan hingga mampu mengimplementasikannya, sehingga
nantinya lebih menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dari setiap individu.
3. Peran aktif pemerintah baik dalam membuat kebijakan, sebagai fasilisator
ataupun dalam menentukan sebuah kebijakan, seperti asas demokrasi yaitu dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, dimana disaat membuat sebuah keputusan
agar mementingkan bahkan mengutamakan hak asasi manusia terutama hak-hak
dasar manusia. Dan selalu mengutamakan keadilan dan kesejahteraan dari
masyarakatnya.
4. Peran penegak hukum dalam hal ini bersifat adil, baik dalam menentuka sebuah
hukumana atau keputusan yang tepat atas dasar pertimbangan yang matang, atas
dasar musyawarah mufakat sehingga menghasilkan keputusan yang tepat sesuai
dengan perbuatan yang dilakukan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pernyataan diatas dapat saya simpulkan bahwa:
Hak Asasi Manusia merupakan suatu anugerah Tuhan Yang Esa yang
dimiliki sejak lahir dan yang wajib harus kita hormati, junjung tinggi, dan
dilindungi baik melalui badan hukum ataupun melalui pemerintahan. Penyebab
dari meningkatnya kasus pelanggaran terhadap hak asasi manusia diantaranya
kurangnya pengetahuan terkait hak asasi manusia, kurangnya peran atau perhatian
pemerintah terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan
peranan penegak hukum terkiat dengan kasus yang menyangkut hak asasi
manusia.
Sedangkan solusi yang dapat diberikan yaitu meningkatkan pemahaman
terhadap hak asasi manusia dengan cara mensosialisasikannya secara rutin dan
bertahap, dan memperbaiki peran pemerintah dalam membuat kebijakan terkait
dengan hak asasi manusia, dan peran penegak hukum dalam pembuat keputusan
terkait dengan sanksi atau keringan terhadap para pelanggar hak asasi manusia.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu lebih genjar mempromosikan terkait
dengan hak asasi manusia terutama didalam pendidikan agar ditanamkan sejak
dini terkait hak asasi manusia. Agar para pembuat keputusan atau kebijakan agar
lebih memeperhatikan aspek-aspek yang vital terkait dengan keputusan yang
akan dibuat yang akan menyangkut kepentingan bersama.
14
DAFTAR PUSTAKA
15