Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Skizofrenia
Sasaran : Warga Br. Kawan, Serangan
Hari/Tanggal : Selasa, 15 November 2016
Waktu : Pukul 10.00 Wita – 10.30 Wita
Tempat : Br. Kawan, Serangan

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Selama 30 menit mendapatkan pendidikan kesehatan atau health
education diharapkan warga Br. Kawan mengetahui dan memahami
mengenai penyakit Skizofrenia dan cara untuk menanganinya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang Skizofrenia diharapkan warga
mampu :
a. Menjelaskan mengenai pengertian Skizofrenia.
b. Menjelaskan mengenai penyebab Skizofrenia.
c. Menjelaskan masalah yang muncul pada penyakit Skizofrenia.
d. Menjelaskan penanganan masalah kejiwaan yang muncul.

B. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian Skizofrenia
2. Penyebab Skizofrenia
3. Masalah Keperawatan yang muncul pada penyakit Skizofrenia.
4. Penanganan Masalah Keperawatan yang muncul.
C. KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN
No LANGKAH WAKTU
PENYULUHAN SASARAN
1. Pembukaan 5 menit a. Memberikan a. Membalas salam
salam b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan c. Memberi respon
diri
c. Pengorganisasian
tempat sasaran
d. Menggali
pengalaman yang
dimiliki
menyangkut
materi yang akan
diberikan
e. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
f. Menyepakati cara
belajar
g. Merangsang
untuk menerima
materi
2. Inti 15 menit a. Menjelaskan a. Aktif mendengar
mengenai dan membahas
pengertian materi yang
Skizofrenia. diberikan
b. Menjelaskan b. Menanyakan yang
mengenai belum jelas
penyebab c. Melihat peragaan
Skizofrenia. dan menanyakan
c. Menjelaskan yang tidak jelas
masalah yang
muncul pada
penyakit
Skizofrenia.
d. Menjelaskan
penanganan
masalah kejiwaan
yang muncul.
3. Penutup 5 menit a. Merangkum a. Mengungkapkan
materi yang telah permasalahan
disampaikan b. Menjawab setiap
b. Melakukan pertanyaan
evaluasi dengan c. Mampu
lisan sesuai melakukan
dengan daftar peragaan dengan
pertanyaan benar
c. Memberikan d. Membalas salam
kesempatan untuk
redemonstrasi
d. Memberi salam
penutup
D. MEDIA DAN ALAT PENYULUHAN
1. Leaflet
2. LCD
3. Proyektor

E. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

F. EVALUASI
1. Prosedur
a. Lisan
Mengadakan tanya jawab kepada sasaran tentang materi yang diberikan
b. Observasi
Mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh salah satu sasaran
2. Proses
a. Membuat kesepakatan kepada sasaran 1 hari sebelumnya
b. Kehadiran peserta dikategorikan :
1) Baik : 7 – 10 orang ( 70 – 100% )
2) Cukup : 4 – 6 orang ( 40 – 60%)
3) Kurang : 1 – 3 orang ( 10 – 30 %)
4) Tidak adekuat : sasaran tidak ada yang datang
3. Hasil
a. Jangka Pendek
Sasaran dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
b. Jangka Panjang
1) Sasaran dapat mengidentifikasi masalah kejiwaan yang muncul di
lingkungannya.
2) Sasaran dapat melakukan penanganan masalah kejiwaan yang
muncul di lingkungan.
G. MATERI
1) Pengertian
Schizofrenia merupakan gangguan psikotik yang merusak yang dapat
melibatkan gangguan yang khas dalam berpikir (delusi), persepsi
(halusinasi), pembicaraan, emosi dan perilaku. Keyakinan irasional tentang
dirinya atau isi pikiran yang menunjukkan kecurigaan tanpa sebab yang
jelas, seperti bahwa orang lain bermaksud buruk atau bermaksud
mencelakainya (Raboch, 2007).
Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikosis, yang ciri-cirinya
adalah pengunduran diri dari kehidupan sosial, mengalami gangguan
emosional dan afektif yang kadangkala disertai halusinasi dan delusi serta
tingkah laku yang negatif atau merusak (Simanjuntak, 2012; 30).
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang memengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku
yang aneh dan terganggu (Videbeck, 2008; 348).
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan
utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku. Pikiran yang terganggu, dimana
berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan
perhatian yang keliru, afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai
gangguan aktifitas motorik yang bizarre (Davison, 2006; 444).

2) Etiologi
a) Faktor Genetik
Penelitian yang paling penting memusatkan pada penelitian anak
kembar yang menunjukkan bahwa kembar identik beresiko
mengalami gangguan ini sebesar 50%, sedangkan kembar fraternal
beresiko hanya 15%. Hal ini mengindikasikan bahwa skizofrenia
sedikit diturunkan. (Cancro & Lehman, 2000 dalam Videbeck, 2008).
b) Faktor Neuroanatomi dan Neurokimia
Penelitian menunjukkan bahwa individu penderita skizofrenia
memiliki jaringan otak yang relatif lebih sedikit, hal ini dapat
memperlihatkan suatu kegagalan perkembangan atau kehilangan
jaringan selanjutnya. CT scan menunjukkan pembesaran ventrikel
otak dan atrofi korteks otak. Penelitian positron emission tomography
(PET) menunjukkan bahwa ada penurunan oksigen dan metabolisme
penurunan glukosa pada struktur korteks frontal otak. (Buchanan &
Carpenter, 2000 dalam Vedebeck, 2008).
Penelitian neurokimia secara konsisten memperlihatkan
adanya perubahan sistem neurotransmiter otak pada individu penderita
skizofrenia. Teori neurokimia yang paling terkenal saat ini mencakup
dopamin dan serotonin. Satu teori yang terkenal memperlihatkan
kelebihan dopamin sebagai faktor penyebab. Teori tentang serotonin
memperlihatkan bahwa serotonin memiliki efek modulasi pada
dopamin, yang membantu mengontrol kelebihan dopamin. (Marder,
2000; O’Connor, 1998 dalam Vedebeck, 2008).
c) Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi atau menimbulkan
penyakit ini antara lain kebudayaan, ekonomi, pendidikan, faktor
sosial, penggunaan obat-obatan, stres karena pemerkosaan,
penganiayaan yang berat, dan perceraian (Simanjuntak, 2012; 36).
d) Faktor Biologis
Yang dimaksud dengan faktor biologis adalah faktor faali yang
menjadi penyebab penyakit. Faktor faali ini bisa berupa kerusakan
jaringan otak atau struktur otak yang abnormal. Kerusakan ini
biasannya dibawa sejak lahir (Simanjuntak, 2012; 37).
e) Faktor Psikososial
Menurut teori psikoanalisis, kerusakan yang menentukan penyakit
mental adalah adanya gangguan dalam organisasi “ego”, yang
kemudian memengaruhi cara interpretasi terhadap realitas dan
kemampuan pengendalian dorongan seks. (Simanjuntak, 2012).
3) Masalah Keperawatan
a) Perilaku Kekerasan
 Definisi
Suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain dan
lingkungan yang merupakan respon dari kecemasan dan kebutuhan
yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.(Yoseph,2007)
 Tanda dan gejala :
 Mengeluarkan kata-kata mengancam
 Mengatakan kata-kata kotor
 Mengatakan dendam dan jengkel pada seseorang
 Mengatakan ingin berkelahi
 Selalu menyalahkan dan menuntut seseorang
 Meremehkan seseorang
 Mata melotot/ pandangan melotot
 Tangan mengepal
 Rahang mengatup
 Wajah memerah dan tegang
 Postur tubuh kaku
 Suara keras

b) Perubahan Persepsi Sensoris : Halusinasi


 Definisi
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indera dimana
orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik, atau histerik.
 Tanda dan gejala :
 Mengatakan mendengar sesuatu
 Mengatakan melihat bayangan putih
 Mengatakan dirinya seperti disengat listrik
 Mencium bau-bauan yang tidak sedap, seperti feses
 Mengatakan kepalanya melayang diudara
 Mengatakan mengatakan dirinya merasakan ada sesuatu yang
berbeda pada dirinya
 Terlihat bicara atau tertawa sendiri saat dikaji
 Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
 Berhenti bicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
 Disorientasi
 Konsentrasi rendah
 Pikiran cepat berubah-ubah
 Kekacauan alur pikiran
c) Isolasi Sosial : Menarik Diri
a. Definisi
Keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak.
b. Tanda dan Gejala
 Mengatakan malas bergaul dengan orang lain
 Mengatakan dirinya tidak ingin ditemani oleh siapapun
 Mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain
 Tidak mau berkomunikasi
 Data tentang klien biasanya didapat dari keluarga
 Kurang spontan
 Apatis (acuh terhadap lingkungan).
 Ekspresi wajah kurang berseri
 Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
 Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
 Mengisolasi diri
 Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
 Asupan makanan dan minuman terganggu
 Retensi urine dan feses
 Aktivitas menurun
 Kurang berenergi atau bertenaga
 Rendah diri
 Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin
d) Gangguan Proses Pikir : Waham
 Definisi
Perubahan proses pikir waham merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami kelainan dalam mengoperasionalkan kognitif
dan aktivitas.
 Tanda dan Gejala :
 Mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling hebat
 Mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus
 Terus menerus berbicara tentang kemampuan yang dimilikinya
 Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan

e) Defisit Perawatan Diri


 Definisi
Suatu keadaan dimana seseorang mengalami kerusakan kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan kegiatan hidup sendiri.
 Tanda dan Gejala :
 Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin atau
di RS tidak tersedia alat mandi.
 Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
 Klien mengatakan ingin disuapi makan.
 Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah
BAK maupun BAB.
 Ketidakmampuan mandi atau membersihkan diri ditandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku
panjang dan kotor.
 Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
tidak bercukur (laki-laki) atau tidak berdandan (wanita).
 Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran
dan makan tidak pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB/BAK.
f) Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah
 Definisi
Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negative yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan.
 Tanda dan Gejala :
 Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.
 Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu.
 Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas.
 Mengungkapkan malas melakukan perawatan diri (mandi,
berhias, makan, atau toileting).
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimistis
 Tidak menerima pujian
 Penurunan produktivitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakian tidak rapi
 Berkurang selera makan
 Tidak berani menatap lawan bicara
 Lebih banyak menunduk
 Bicara lambat dengan nada suara lemah
g) Risiko Bunuh Diri
 Definisi
Segala perbuatan seseorang dengan sengaja, yang tahu akan akibatnya
dapat mengakhiri hidupnya dalam waktu yang singkat.
 Tanda dan Gejala :
 Mengungkapkan ingin bunuh diri
 Mengungkapkan keinginan untuk mati
 Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
 Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari
keluarga
 Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang
mematikan
 Mengungkapkan adanya konflik interpersonal
 Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku kekerasan saat
kecil
 Impulsif
 Menunjukkan perilaku yang yang mencurigakan (biasanya
menjadi sangat patuh)
 Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dn
penyalahgunaan alcohol)
 Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit
terminal)
 Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau
kegagalan dalam karier)
 Umur 15-19 tahun atau diatas 45 tahun
 Status perkawinan yang tidak harmonis

4) Penanganan
 Perilaku Kekerasan
 Mengontrol perilaku kekerasan secara fisik (seperti menarik nafas
dalan dan memukul kasur atau bantal)
 Mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
 Mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
 Mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
 Halusinasi
 Mengkaji isi, waktu, frekuensi dan situasi yang muncul
 Mengkaji respon terhadap halusinasi
 Melatih menghardik halusinasi
 Melatih bercakap-cakap saat halusinasi muncul
 Membantu melaksanakan aktivitas terjadwal
 Pendidikan kesehatan mengenai penggunaan obat

 Isolasi Sosial
 Membantu menyadari masalah isolasi sosial
 Melatih berinteraksi dengan orang lain secara bertahap

 Waham
 Mengidentifikasi waham
 Memberikan tindakan keperawatan
 Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

 Defisit Perawatan Diri


 Memberikan latihan cara melakukan mandi/kebersihan diri secara
mandiri
 Melatih melakukan perawatan diri
 Melatih laki-laki dan perempuan untuk berdandan
 Melatih makan secara mandiri
 Mengajarkan melakukan BAB/BAK secara mandiri

 Harga Diri Rendah


 Mendiskusikan kemapuan dan aspek positif yang masih dimiliki
 Membantu agar mampu menilai kempuan yang dapat digunakan
 Membantu agar dapat memilih atau menetapkan kegiatan yang sesuai
dengan kemampuan
 Latih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuannya
 Membantu merencanakan kegiatan yang sudah dilatih

 Resiko Bunuh Diri


 Melindungi dari percobaan bunuh diri
 Melindungi mencoba bunuh diri
 Melindungi dari resiko bunuh diri
 Meningkatkan harga diri
 Meningkatkan kemampuan dalam menyelasaikan masalah
DAFTAR PUSTAKA

Davison, G. C. (2006). Psikologi abnormal edisi ke-9. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Fitria Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP Dan SP).Jakarta :
Selemba Medika

Irwan,M,dkk. (2008). Penatalaksanaan Skizofrenia. Diperoleh tanggal 5 Oktober


2013, dari
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2008/06/penatalaksanaan-
skizofrenia_files-of-drsmedpdp.pdf
Kurniawan,S. (2011). Laporan Pendahuluan Skizofrenia. Diperoleh tanggal 5
Oktober 2013, dari http://vedder-bellamy.blogspot.com/2011/07/laporan-
pendahuluan-skizofrenia.html
Maramis, W.F. (2009). Catatan ilmu kedokteran jiwa edisi 2. Surabaya: Airlangga
University Press

Simanjuntak, J. (2012). Membangun kesehatan mental keluarga dan masa depan


anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Videbeck, S. L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai